Anda di halaman 1dari 25

KONFIGURASI ELEKTRODA METODE GEOLISTRIK

(Laporan Praktikum Metode Geolistrik)

Oleh

Indira Audita Azra Utami Putri


2255051005

LABORATORIUM MITIGASI BENCANA GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
Judul Praktikum : Kofigurasi Elektroda Metode Geolistrik

Tanggal Praktikum : 19 September 2023

Tempat Praktikum : Laboratorium Geofisika Geothermal

Nama : Indira Audita Azra Utami Putri

NPM : 2255051005

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : IV (Empat)

Bandar Lampung, 26 September 2023


Mengetahui
Asisten,

Lopia Santri
NPM. 2015051037

ii
Kofigurasi Elektroda Metode Geolistrik

Oleh
Indira Audita Azra Utami Putri

ABSTRAK

Praktikum Geolistrik kali ini dilaksanakan pada tanggal 19 September 2023 secara
langsung. Laporan praktikum kali ini berjudul konfigurasi elektroda metode
geolistrik yang bertujuan untuk kita mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda,
menghitung nilai k sesuai seperti faktor geometri masing-masing konfigurasi
elektroda, dan juga unntuk mengetahui sensitivitas sesuai dengan konfigurasi
elektroda masing-masing. Konfigurasi elektorda yang digunakan untuk eksplorasi
geolistrik sendiri memilik banyak jenis yaitu, Konfigurasi Elektroda Schlumberger
, Konfigurasi Elektroda Wenner, Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger,
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole, Konfigurasi Elektroda Pole-Pole,
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole, Konfigurasi Elektroda Square, konfogurasi
yang saat ini sering digunakan adalah, Wenner, wenner-Schlumberger,dan dipole-
dipole. Masalah sinyal di sarankan untuk memakai wenner karena kuat sinyal yang
dimiliki, lalu selanjutnya ialah Wenner Schlumberger lalu disusul oleh Dipole -
dipole sebagai sinyal yang palih rendah namun untuk hasil gambar 2D Wenner -
Schlumberger dan Dipole-dipole lebih di unggulkan dibandingkan wenner, Dari
hasilanalisa sensitivitas berdasarkan faktor geometri didapatkan bahwa konfigurasi
schlumberger memiliki sensitifitas vertikal yang baik sehingga digunakan
dalameksplorasi air tanah, sedangkan konfigurasi wenner memiliki sensitifitas
yang baiksecara horizontal sehingga digunakan dalam eksporasi bijih besi.

iii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN……………………………..….……………...…….ii

ABSTRAK……………………………………………….…..…………...……...iii

DAFTAR ISI………………………………………………...…….…...………...iv

DAFTAR GAMBAR………………………………………...……………….......v

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………….…....…...……..……...1
B. Tujuan Praktikum……………………...…….………………….…………1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan…………...……………...…………………………….......4


B. Diagram Alir……………………………………....…….……...…………4

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan…………………………………………....………..........5
B. Pembahasan……………………………...………………….…………......5

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Alir……….………….…….………………….……….……4

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geolistrik adalah satu metode geofisika yang menganalisa bumi dari sifat
kelistrikannya, karena azas kelistrikan berlaku pada lapisan batuan bawah tanah
dalam arti bahwa hukum fisika tentang listrik dapat diterapkan pada listrik yang
terdapat dalam lapisan batuan. Sebuah batu akan memberikan respon yang berbeda
ketika arus diinjeksi ke bawah permukaan, Sifat ini dipelajari dengan
melakukan pengukuran di atas dan di bawah (logging ) permukaan bumi yang
meliputi pengukuran medan potensial dan arus, baik yang terjadi baik
secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Metoda
geolistrik ini terdiri dari metoda tahanan jenis ( Resistivity), potensial diri
(Self Potential ) dan polarisasi terinduksi (Induced Polarization). Terdapat
beberapa konfigurasi elektroda yang biasanya digunakan yaitu konfigurasi
elektroda Wennner, Schlumberger dan Dipole-dipole, Konfigurasi elektroda
Wenner dan Schlumberger digunakan dalam pelaksanaan di lapangan yang tidak
terlalu sulit (cukup datar dan luas) dan penetrasi arus yang tidak terlalu dalam.
Pada bentangan yang tidak merata serta penetrasi arus yang dalam, maka
digunakanlah konfigurasi elektroda Dipole-dipole. Konfigurasi elektroda Dipole
dipole sangat jarang digunakan karena pengaturannya yang lebih sulit
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum metode geolistrik kali ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda
2. Dapat mrnghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda
3. Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda
II. TEORI DASAR

Konfigurasi schlumberger merupakan konfigurasi yang tersusun atas duaelektroda


arus dan dua elektroda potensial.Elektroda arus diletakkan di bagianluar dan
elektoda potensial diletakkan di bagian dalam, dan dengan jarak antar
elektroda sebesar a. Pada konfigurasi ini nilai elektroda potensial MN<
nilai elektroda arus AB. Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda
arus kearah luar.Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan
digunakanuntuk pengambilan data sounding. Jarak antara elektroda AM
dan NB sama(AM=NB), sedangkan untuk jarak MN tetap.Konfigurasi
schlumberger mendasarkan pengukuran kepada kontinuitaspengukuran dalam satu
penampang dan hasilnya suatu penampang semu(pseudosection) (Jusmi
dan Basri, 2020)

Konfigurasi Wenner adalah sebuah konfigurasi yang dikembangkan oleh Wenner


di Amerika merupakan suatu konfigurasi yang cocok untuk teknik mapping
bertujuan untuk pemetaan geologi secara lateral. Keuntungan dari konfigurasi ini
adalah sensitif terhadap resistivitas bawah permukaan. Secara horizontal sehingga
cocok untuk pemetaan struktur geologi secara lateral dan kekuatan sinyal lebih kuat
dari konfigurasi lainnya. Kelemahannya adalah kurang cocok untuk mendeteksi
struktur geoelogi secara vertikal karena mempunyai sensitivitas yang kecil terhadap
perubahan resisitivitas secara vertikal. Pada konfgurasi Wenner jarak spasi antar
elektroda selalu sama dengan kata lain jarak 𝑃1 𝑃2 pada konfigurasiWenner selalu
sepertiga jarak 𝐶2 𝐶1. Konfigurasi Wenner hasil pengukuran resisitivitas semu
digunakan untuk input permodelan lapisan bawah permukaan dengan menghitung
resistivitas sesungguhnya (true resistivity) dari lapisan tersebut (Malujung, 2022
Konfigurasi schlumberger adalah konfigurasi yang unik karena konfigurasi ini
menggunakan sumbu vertical dari titik ukurannya sebagai pengaturan jarak antar
elektrodanya. Konfigurasi schlumberger ini menggunakan 4 elektroda dengan
susunan elektroda yang sama dengan konfigurasi wenner alpha. Parameter yang
diukur di lapangan adalah jarak antara stasiun dengan elektroda (AB/2 dan MN/2),
arus (I), dan beda potensial (V). Konfigurasi schlumberger memiliki kemampuan
dalam pembacaan adanya lapisan batuan yang memiliki sifat tidak homogen pada
permukaan. Pembacaan ini dilakukan dengan membandingkan nilai resistivitas
semu pada saat jarak elektroda potensial diubah . Selain itu, kekuatan sinyal yang
diberikan dalam konfigurasi ini memiliki sensitifitas yang cukup tinggi
(Shofwati dkk, 2023)

Faktor geometri adalah fungsi kedudukan elektroda arus dan elektroda potensial.
Oleh karena itu setiap susunan konfigurasi elektroda mempunyai factor geometri
yang berbeda beda. Berdasarkan resistivitas maka dapat diinterpretasi litologi
formasi dan struktur geologi serta modal geometri lapisan batuan bawah
permukaan. Nilai resistivitas suatu material dimanfaatkan metode geolistrik dalam
upaya menyelidiki struktur bawah permukaan (Firdaus dkk, 2023).

Konfigurasi Dipole-Dipole yaitu konfigurasi dimana sepasang elektroda antara arus


dan potensial terpisah, jarak spasi antar elektroda C1-C2 dan P1-P2 adalah a,
sedangkan untuk jarak C1 dan P1 adalah na, atau lebih singkat dinyatakan jarak
antar dipole harus lebih besar.Keunggulan dari konfigurasi ini sangat baik untuk
penetrasi kedalaman, dan CST. Untuk kesensitifan yang tinggi untuk arah
horizontal dan sedang untuk arah vertikal, untuk memperoleh adata maksimal maka
harus lebih banyak elektroda namun ini juga menyebabkan sinyal yang ditangkap
rendah, sehingga konfigurasi ini sangat baik untuk survey mapping horizontal
(Adhe dan Waterman, 2022).
3
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pada kali ini adalah
1. Modul penuntun praktikum metode geolistrik.
2. Alat tulis.
3. Resistivitymeter Naniuran NRD 300HF.
4. Resistivitymeter ARES.
B. Diagram Alir
Adapun diagram alir pada praktikum metode geolistrik adalah sebagai berikut.

Mulai

Mempelajari mengenai konfigurasi elektroda dan


juga jenis-jenisnya

Dapat mengetahui jenis-jenis


dari konfigurasi elektroda

Menurunkan rumus dari faktor geometri masing-


masing konfigurasi elektroda

Mengetahui bagaiman,
rumus konfigurasi elektroda
terjadi

Apa itu sensitivitas terhadap masing-masing


konfigurasi elektroda

Setiap konfigurasi
mempunyasi sesitivitas yang
berbeda

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Pada praktikum geolistrik kali ini tidak ditemukan data hasil pengamatan.

B. Pembahasan
elah dilaksanakan praktikum Geolistrik pada tanggal 19 September 2023 secara
offline di Laboratorium Geofisika Geothermal di Gedung Teknik Geofisika
Universitas Lampung. Sebelum melakukan pratikum kami di haruskan untuk
mengerjakan pretest yang bertujuan untuk mengukur pemahaman kami mengenai
bab yang akan dibahas. Setelah melakukan pretest, asdos mulai menjelaskan
mengenai bab konfigurasi elektroda yang digunakan dalam metode geolistrik,
seperti perbedaan masing-masing konfigurasi elektroda, konfigurasi yang paling
sering digunakan dan keefektifannya, serta faktor-faktor geometri dari masing-
masing konfigurasi elektroda.

Sebuah susunan garis linier yang terdiri dari arus listrik dan tegangan biasanya
disebut konfigurasi elektroda. Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi
elektroda yang umum dipakai adalah, 1) Konfigurasi Elektroda Schlumberger,
merupakan salah satu dari beberapa konfigurasi elektroda yang digunakan untuk
mengukur resistivitas batuan di bawah permukaan dalam metode geolistrik.
Konfigurasi Schlumberger menggunakan elektroda yang diberi jarak berbeda
antara satu elektroda dengan elektroda lainnya, dan nilai resistivitas dari konfigurasi
ini yaitu ⅓ – ⅕. Prinsip dari Schlumberger ini adalah memanjangkan jarak elektroda
A dan B dan tidak menggerakkan elektroda M dan N. 2) Konfigurasi Elektroda
Wenner, merupakan salah satu konfigurasi yang paling sederhana dan yang paling
5

umum digunakan dalam eksplorasi geolistrik dengan susunan jarak spasi yang sama
Panjang (r1 = r4 = a dan r2 = r3 = 2a). Pada konfigurasi Wenner perbandingan jarak
anatara elektroda arus adalah tiga kali jarak antar elektroda. Elektroda potensial
harus tetap memiliki perbandingan yang sama seperti di awal saat mengubah jarak
elektroda arus. 3) Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger, merupakan
metode dengan sistem aturan spasinya yang konstan dengan catatan faktor penggali
‘n’ adalah perbandingan jarak anatara elektroda C1-PI atau C2-P2 dengan spasi
antara P1-P2. Jika jarak antar elektroda P1 dan P2 adalah a maka jarak antar
elektroda arus CI dan C2 adalah 2na + a. Proses penentuan resistivitas dilakukan
menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus. 4)
Konfigurasi Elektroda Dipole-dipole, konfigurasi ini memiliki prinsip yang
menggunakan 4 buah elektroda yaitu pasangan elektroda arus yang disebut Current
Dipole AB dan pasangan elektroda potensial yang disebut Potential Dipole MN.
Pada konfigurasi Dipole-dipole ini juga, elektroda arus dan elektroda potensial nya
bisa terletak tidak simetris dan tidak segaris. 5) Konfigurasi Elektroda Pole-Pole,
konfigurasi ini melibatkan empat elektroda yang membentuk sebuah pola persegi
panjang. Susunan elektroda dari konfigurasi Pole-Pole ini yaiti C1 = P1 = na/2
sedangkan C2 = C2 = dan mempunyai faktor geomteri K = 2π. Dengan
menggunakan pasangan elektroda detektor (potensial) yang relatif dekat
dibandingkan dengan jarak elektroda arus, konfigurasi ini bertujuan untuk mencatat
gradien potensial atau intensitas medan listrik. Bagian tengah susunan terdiri dari
elektroda detektor. 6) Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole, merupakan salah satu
konfigurasi yang dapat digunakan saat ingin melakukan pendugaan atau investigasi
geologi bawah permukaan yang tidak cukup dalam (<500m dibawah permukaan
tanah). Prinsip-prinsip elektroda pole-pole dan elektroda dipole-dipole
digabungkan dalam konfigurasi ini untuk memberikan informasi yang lebih rinci
tentang struktur bawah permukaan. 7) Konfigurasi Elektroda Square, konfigurasi
dengan bentuk kotak di mana jarak spasi antara C1-C2, C1-P1, dan P1-P2 adalah a
dan jarak antara C2-P1 dan C1-P2 adalah. Konfigurasi ini sangat sensitif terhadap
medan anisotropis di bawah permukaan, seperti dipatau strike. Konfigurasi ini juga
menggunakan pola persegi panjang. Elektroda sumber terletak pada dua sudut yang
6

berlawanan dari persegi panjang, dan elektroda pengukuran terletak pada dua sudut
yang berlawanan yang membentuk sisi lain dari persegi Panjang.

Setiap konfigurasi elektroda yang digunakan dalam eksplorasi geolistrik pasti


memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. 1) Konfigurasi
schlumberger memiliki kelemahan bahwa pembacaan tegangan pada elektroda MN
lebih kecil, terutama ketika jarak AB agak jauh. Akibatnya, Anda harus
menggunakan alat ukur yang memiliki karakteristik tegangan tinggi dengan
mengatur tegangan minimal empat atau dua digit di belakang koma, atau Anda
harus menggunakan peralatan arus yang memiliki tegangan listrik DC yang sangat
tinggi. Konfigurasi Schlumberger memiliki keunggulan dalam mendeteksi sifat
tidak homogen lapisan batuan pada permukaan dan membandingkan nilai
resistivitas saat jarak elektroda MN/2 berubah. 2) Kelebihan dari konfigurasi
Wenner adalah cukup mudah digunakan dan dipahami serta dapat memberikan
hasil yang akurat jika diimplementasikan dengan baik. Kelemahan konfigurasi ini
yaitu tidak dapat mengidentifikasi homogenitas batuan di dekat permukaan yang
dapat memengaruhi hasil perhitungan. Selain itu, karena kabel harus diganti dengan
yang lebih panjang setiap pindah, biaya menggunakan konfigurasi ini dapat
dikatakan lebih mahal daripada konfigurasi lain. 3) Konfigurasi Wenner-
Schlumberger dapat memberikan hasil pengukuran resistivitas yang lebih akurat
dengan mengubah jarak antara elektroda. Ini dapat berguna untuk aplikasi yang
membutuhkan akurasi tinggi, tetapi kelemahannya adalah memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mengumpulkan data yang akurat, terutama dalam kondisi geologi
yang kompleks. 4) Kelebihan konfigurasi Dipole-Dipole adalah biaya yang tidak
mahal jika dibandingkan dengan wenner dan schlumberger. Selain itu, konfigurasi
ini dapat digunakan untuk mapping, yaitu pengukuran yang memfokuskan hasil
dengan lateral. Kekurangannya adalah konfigurasi ini memiliki kualitas sinyal yang
buruk jika dibandingkan dengan Wenner dan Schlumberger. 5) Kelebihan
konfigurasi Pole-Dipole adalah penetrasi yang lebih dalam hingga 65%
dibandingkan konfigurasi Dipole-Dipole. Namun, karena konfigurasi elektroda
yang tidak simetris, konfigurasi pole-dipole kurang akurat dalam menentukan
posisi objek atau benda. 6) Keunggulan konfigurasi pole-dipole sangat cocok untuk
7

menemukan struktur geologi yang kompleks di bawah permukaan. dengan


menggunakan pengukuran dari berbagai sudut dan jarak. Namun, kelemahan
konfigurasi ini adalah pengumpulan data pole-dipole melibatkan banyak titik
pengukuran yang berbeda, yang membuat analisis data menjadi lebih sulit.
Pengolahan dan interpretasi data membutuhkan keterampilan yang lebih tinggi. 7)
Kelebihan konfigurasi Square adalah dapat digunakan untuk mengukur resistivitas
di berbagai kedalaman, tergantung pada jarak antara elektroda pengukuran dan
elektroda referensi. Namun, kelemahannya adalah bahwa hasil pengukuran Square
dapat menjadi tidak akurat karena dipengaruhi oleh variasi konduktivitas tanah atau
batuan yang terjadi secara alami di lokasi pengukuran, seperti kontaminasi,
kelembaban tanah, dan mineralogi.
Sebuah susunan garis linier yang terdiri dari arus listrik dan tegangan biasanya
disebut konfigurasi elektroda. Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi
elektroda yang umum dipakai adalah, 1) Konfigurasi Elektroda Schlumberger,
merupakan salah satu dari beberapa konfigurasi elektroda yang digunakan untuk
mengukur resistivitas batuan di bawah permukaan dalam metode geolistrik.
Konfigurasi Schlumberger menggunakan elektroda yang diberi jarak berbeda
antara satu elektroda dengan elektroda lainnya, dan nilai resistivitas dari konfigurasi
ini yaitu ⅓ – ⅕. Prinsip dari Schlumberger ini adalah memanjangkan jarak elektroda
A dan B dan tidak menggerakkan elektroda M dan N. 2) Konfigurasi Elektroda
Wenner, merupakan salah satu konfigurasi yang paling sederhana dan yang paling
umum digunakan dalam eksplorasi geolistrik dengan susunan jarak spasi yang sama
Panjang (r1 = r4 = a dan r2 = r3 = 2a). Pada konfigurasi Wenner perbandingan jarak
anatara elektroda arus adalah tiga kali jarak antar elektroda. Elektroda potensial
harus tetap memiliki perbandingan yang sama seperti di awal saat mengubah jarak
elektroda arus. 3) Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger, merupakan
metode dengan sistem aturan spasinya yang konstan dengan catatan faktor penggali
‘n’ adalah perbandingan jarak anatara elektroda C1-PI atau C2-P2 dengan spasi
antara P1-P2. Jika jarak antar elektroda P1 dan P2 adalah a maka jarak antar
elektroda arus CI dan C2 adalah 2na + a. Proses penentuan resistivitas dilakukan
menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus. 4)
Konfigurasi Elektroda Dipole-dipole, konfigurasi ini memiliki prinsip yang
8

menggunakan 4 buah elektroda yaitu pasangan elektroda arus yang disebut Current
Dipole AB dan pasangan elektroda potensial yang disebut Potential Dipole MN.
Pada konfigurasi Dipole-dipole ini juga, elektroda arus dan elektroda potensial nya
bisa terletak tidak simetris dan tidak segaris. 5) Konfigurasi Elektroda Pole-Pole,
konfigurasi ini melibatkan empat elektroda yang membentuk sebuah pola persegi
panjang. Susunan elektroda dari konfigurasi Pole-Pole ini yaiti C1 = P1 = na/2
sedangkan C2 = C2 = dan mempunyai faktor geomteri K = 2π. Dengan
menggunakan pasangan elektroda detektor (potensial) yang relatif dekat
dibandingkan dengan jarak elektroda arus, konfigurasi ini bertujuan untuk mencatat
gradien potensial atau intensitas medan listrik. Bagian tengah susunan terdiri dari
elektroda detektor. 6) Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole, merupakan salah satu
konfigurasi yang dapat digunakan saat ingin melakukan pendugaan atau investigasi
geologi bawah permukaan yang tidak cukup dalam (<500m dibawah permukaan
tanah). Prinsip-prinsip elektroda pole-pole dan elektroda dipole-dipole
digabungkan dalam konfigurasi ini untuk memberikan informasi yang lebih rinci
tentang struktur bawah permukaan. 7) Konfigurasi Elektroda Square, konfigurasi
dengan bentuk kotak di mana jarak spasi antara C1-C2, C1-P1, dan P1-P2 adalah a
dan jarak antara C2-P1 dan C1-P2 adalah. Konfigurasi ini sangat sensitif terhadap
medan anisotropis di bawah permukaan, seperti dipatau strike. Konfigurasi ini juga
menggunakan pola persegi panjang. Elektroda sumber terletak pada dua sudut yang
berlawanan dari persegi panjang, dan elektroda pengukuran terletak pada dua sudut
yang berlawanan yang membentuk sisi lain dari persegi panjang.
Penggunaan metode – metode geofisika dapat saja diintegrasikan untuk suatu
kasus atau obyek penelitian tertentu, dalam rangka memperoleh hasil
interpretasi yang lebih baik. Akan tetapi, target penelitian yang akan dituju
memungkinkan penggunaan metode geofisika diefisienkan, sebagai contoh,
untuk tujuan pencarian sumber – sumber mineral tertentu dapat digunakan
metode geomagnet dan GPR (Ground Penetrating Radar) dengan sumber
gelombang elektromagnet. Pada target penelitian lain, misalnya untuk
mengetahui struktur dan jenis tanah dan batuan dan daya dukung, dapat
memanfaatkan metode geolistrik dan seismik.

Penelitian ini difokuskan pada pemanfaatan metode geofisika yang sifatnya tidak
merusak (non-destructive) sifat fisik tanah atau batuan. Metode geofisika yang akan
dimanfaatkan pada penelitian ini adalah metode geolistrik resistivitas,
Penginjeksian arus listrik di permukaan tanah melalui sepasang elektroda arus, yang
kemudian dilanjutkan dengan pembacaan beda potensial listrik melalui sepasang
elektroda potensial merupakan ciri dasar dari metode ini. Sifat kelistrikan material
bumi, kemudian dapat diungkap melalui metode ini. Kelebihan dari metode ini
adalah efisiensi pada akuisisi data dan tanpa pengeboran yang cenderung akan
merusak sifat asli tanah dan batuan. Akusisi data dilakukan pada tiga tempat yang
berbeda untuk dianalisis jenis tanah dan batuan dari penampang resistivitas yang
diperoleh. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sepasang elektroda arus
dan potensial yang kemudian memungkinkan pembacaan parameter kelistrikan
tanah dan batuan dapat diperoleh.Dasar perhitungan dilakukan melalui hukum
hukum Ohm (1), menghubungkan antara arus listrik yang mengalir pada sebuah
material konduktif dengan tegangan listrik yang dihasilkan. Hubungan secara
matematis dari hukum tersebut.
Faktor k pada persamaan (4) berhubungan dengan bentuk geometri material dan
konfigurasi elektroda arus dan potensial yang digunakan dalam penelitian
menggunakan metode geolistrik tahanan jenis. Salah satu konfigurasi yang sering
digunakan dalam metode geolistrik adalah gabungan antara metode Wenner dan
Schlumberger. Konfigurasi ini sensitif terhadap perubahan lateral material bumi.
Faktor geometri (k) mengalami reformulasi dengan konfigurasi ini menjadi 𝑘 =
𝜋𝑛(𝑛 + 1)𝑎 Simbol “a” pada persamaan adalah jarak antara elektroda potensial,
sedangkan n adalah jumlah pasangan elektroda arus listrik. Dengan demikian
persamaan dikembangkan menjadi persamaan setelah disubtitusi nilai k pada

persamaan Hasil penampang resistivitas pada lokasi I


menunjukkan geometri bidang gelincir, dengan kemiringan (slope) toporgafi
bervariasi. Pada daerah tersebut dijumpai beberapa titik longsoran. Selanjutnya
pada lokasi II diperoleh penampang resistivitas yang diperoleh dapat diperlihatkan
pada Gambar 2. Dalam rangka memudahkan pembacaan nilai resistivitas,
pembacaan dibagi ke dalam 3 bagian yakni: bagian dengan nilai resistivitas rendah
< 6,13 Ωm, nilai resistivitas sedang dalam rentang (6,13 Ωm – 59,4 Ωm) dan nilai
resistivitas tinggi ( > 59,4 Ωm). Pada lapisan dengan nilai resistivitas rendah diduga
terdiri atas batulempung yang kedap air. Selanjutnya, pada lapisan dengan nilai
resistivitas sedang diduga terdiri dari lapisan batupasir yang bersifat lolos air.
Kemudian pada lapisan dengan nilai resistivitas tinggi diduga sebagai batuan keras
seperti batugamping dan basalt.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan berdasarkan praktikum pada bab ini ialah

1. Jenis-jenis konfigurasi elektroda yang digunakan pada eksplorasi golistrik


tahanan jenis yaitu: Konfigurasi elektroda Schlumberger, konfigurasi elektroda
Wenner, konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger, konfigurasi elektroda
Dipole-dipole, konfigurasi elektroda Pole-pole, konfigurasi elektroda Pole-
dipole, dan konfigurasi elektroda Square.
2. Menghitung nilai konstanta geometri (k) untuk konfigurasi elektroda yang di
inginkan menggunakan persamaan atau rumus faktor geometri yang sudah ada
3. koefisien yang menggambarkan perubahan besar resistivitas dimana perubahan
ini mempengaruhi potensial yang terukur. Selain itu, koefisien sensitivitas
dipengaruhi oleh faktor geometri elektroda,
DAFTAR PUSTAKA

Jusmi, F., & Basri, S. 2020. Identifikasi Kedalaman Air Tanah dan Intrusi Air Laut
dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Desa Benteng
Kecamatan Malangke. Applied Physics of Cokroaminoto Palopo, 1(1), 12-
21.

Shofwati, S., Adhi, M. A., & Shidiq, R. S. (2023). Penentuan Lokasi Titik Bor Air
Tanah berdasarkan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi
Schlumberger di Perumahan Pandawa Residence, Mijen, Kota Semarang.
UPEJ Unnes Physics Education Journal, 12(1), 75-85.

Malujung, A., Arman, Y., & Muhardi, M. 2022. Identification of the Exintence of
Aquifers Using the Method 2D Resistivity Geoelectrical Wenner
Configuration Radak Baru in Village. PRISMA FISIKA, 10(3), 419-424.

Firdaus, A. R. H., Wahyudi, M. E., Alwiyah, A. U., & Anggraeni, F. K. A. (2023).


ANALISIS RESISTIVITAS AIR LAUT MENGGUNAKAN
KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DALAM SKALA
LABORATORIUM. Jurnal Sains Riset, 13(2).

Adhe, A., & Waterman, S. B. (2022). Perbandingan Hasil Deteksi Air Tanah
Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger, Wenner, Wenner-
Schlumberger, Dipole-Dipole Dan Pole-Pole. ReTII, 132-139.
LAMPIRAN
1. Pretest

Anda mungkin juga menyukai