Oleh
NPM : 2255051005
Fakultas : Teknik
Kelompok : IV (Empat)
Lopia Santri
NPM. 2015051037
ii
Kofigurasi Elektroda Metode Geolistrik
Oleh
Indira Audita Azra Utami Putri
ABSTRAK
Praktikum Geolistrik kali ini dilaksanakan pada tanggal 19 September 2023 secara
langsung. Laporan praktikum kali ini berjudul konfigurasi elektroda metode
geolistrik yang bertujuan untuk kita mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda,
menghitung nilai k sesuai seperti faktor geometri masing-masing konfigurasi
elektroda, dan juga unntuk mengetahui sensitivitas sesuai dengan konfigurasi
elektroda masing-masing. Konfigurasi elektorda yang digunakan untuk eksplorasi
geolistrik sendiri memilik banyak jenis yaitu, Konfigurasi Elektroda Schlumberger
, Konfigurasi Elektroda Wenner, Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger,
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole, Konfigurasi Elektroda Pole-Pole,
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole, Konfigurasi Elektroda Square, konfogurasi
yang saat ini sering digunakan adalah, Wenner, wenner-Schlumberger,dan dipole-
dipole. Masalah sinyal di sarankan untuk memakai wenner karena kuat sinyal yang
dimiliki, lalu selanjutnya ialah Wenner Schlumberger lalu disusul oleh Dipole -
dipole sebagai sinyal yang palih rendah namun untuk hasil gambar 2D Wenner -
Schlumberger dan Dipole-dipole lebih di unggulkan dibandingkan wenner, Dari
hasilanalisa sensitivitas berdasarkan faktor geometri didapatkan bahwa konfigurasi
schlumberger memiliki sensitifitas vertikal yang baik sehingga digunakan
dalameksplorasi air tanah, sedangkan konfigurasi wenner memiliki sensitifitas
yang baiksecara horizontal sehingga digunakan dalam eksporasi bijih besi.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN……………………………..….……………...…….ii
ABSTRAK……………………………………………….…..…………...……...iii
DAFTAR ISI………………………………………………...…….…...………...iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………...……………….......v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………….…....…...……..……...1
B. Tujuan Praktikum……………………...…….………………….…………1
A. Data Pengamatan…………………………………………....………..........5
B. Pembahasan……………………………...………………….…………......5
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geolistrik adalah satu metode geofisika yang menganalisa bumi dari sifat
kelistrikannya, karena azas kelistrikan berlaku pada lapisan batuan bawah tanah
dalam arti bahwa hukum fisika tentang listrik dapat diterapkan pada listrik yang
terdapat dalam lapisan batuan. Sebuah batu akan memberikan respon yang berbeda
ketika arus diinjeksi ke bawah permukaan, Sifat ini dipelajari dengan
melakukan pengukuran di atas dan di bawah (logging ) permukaan bumi yang
meliputi pengukuran medan potensial dan arus, baik yang terjadi baik
secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Metoda
geolistrik ini terdiri dari metoda tahanan jenis ( Resistivity), potensial diri
(Self Potential ) dan polarisasi terinduksi (Induced Polarization). Terdapat
beberapa konfigurasi elektroda yang biasanya digunakan yaitu konfigurasi
elektroda Wennner, Schlumberger dan Dipole-dipole, Konfigurasi elektroda
Wenner dan Schlumberger digunakan dalam pelaksanaan di lapangan yang tidak
terlalu sulit (cukup datar dan luas) dan penetrasi arus yang tidak terlalu dalam.
Pada bentangan yang tidak merata serta penetrasi arus yang dalam, maka
digunakanlah konfigurasi elektroda Dipole-dipole. Konfigurasi elektroda Dipole
dipole sangat jarang digunakan karena pengaturannya yang lebih sulit
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum metode geolistrik kali ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda
2. Dapat mrnghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda
3. Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda
II. TEORI DASAR
Faktor geometri adalah fungsi kedudukan elektroda arus dan elektroda potensial.
Oleh karena itu setiap susunan konfigurasi elektroda mempunyai factor geometri
yang berbeda beda. Berdasarkan resistivitas maka dapat diinterpretasi litologi
formasi dan struktur geologi serta modal geometri lapisan batuan bawah
permukaan. Nilai resistivitas suatu material dimanfaatkan metode geolistrik dalam
upaya menyelidiki struktur bawah permukaan (Firdaus dkk, 2023).
Mulai
Mengetahui bagaiman,
rumus konfigurasi elektroda
terjadi
Setiap konfigurasi
mempunyasi sesitivitas yang
berbeda
Selesai
A. Data Pengamatan
Pada praktikum geolistrik kali ini tidak ditemukan data hasil pengamatan.
B. Pembahasan
elah dilaksanakan praktikum Geolistrik pada tanggal 19 September 2023 secara
offline di Laboratorium Geofisika Geothermal di Gedung Teknik Geofisika
Universitas Lampung. Sebelum melakukan pratikum kami di haruskan untuk
mengerjakan pretest yang bertujuan untuk mengukur pemahaman kami mengenai
bab yang akan dibahas. Setelah melakukan pretest, asdos mulai menjelaskan
mengenai bab konfigurasi elektroda yang digunakan dalam metode geolistrik,
seperti perbedaan masing-masing konfigurasi elektroda, konfigurasi yang paling
sering digunakan dan keefektifannya, serta faktor-faktor geometri dari masing-
masing konfigurasi elektroda.
Sebuah susunan garis linier yang terdiri dari arus listrik dan tegangan biasanya
disebut konfigurasi elektroda. Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi
elektroda yang umum dipakai adalah, 1) Konfigurasi Elektroda Schlumberger,
merupakan salah satu dari beberapa konfigurasi elektroda yang digunakan untuk
mengukur resistivitas batuan di bawah permukaan dalam metode geolistrik.
Konfigurasi Schlumberger menggunakan elektroda yang diberi jarak berbeda
antara satu elektroda dengan elektroda lainnya, dan nilai resistivitas dari konfigurasi
ini yaitu ⅓ – ⅕. Prinsip dari Schlumberger ini adalah memanjangkan jarak elektroda
A dan B dan tidak menggerakkan elektroda M dan N. 2) Konfigurasi Elektroda
Wenner, merupakan salah satu konfigurasi yang paling sederhana dan yang paling
5
umum digunakan dalam eksplorasi geolistrik dengan susunan jarak spasi yang sama
Panjang (r1 = r4 = a dan r2 = r3 = 2a). Pada konfigurasi Wenner perbandingan jarak
anatara elektroda arus adalah tiga kali jarak antar elektroda. Elektroda potensial
harus tetap memiliki perbandingan yang sama seperti di awal saat mengubah jarak
elektroda arus. 3) Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger, merupakan
metode dengan sistem aturan spasinya yang konstan dengan catatan faktor penggali
‘n’ adalah perbandingan jarak anatara elektroda C1-PI atau C2-P2 dengan spasi
antara P1-P2. Jika jarak antar elektroda P1 dan P2 adalah a maka jarak antar
elektroda arus CI dan C2 adalah 2na + a. Proses penentuan resistivitas dilakukan
menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus. 4)
Konfigurasi Elektroda Dipole-dipole, konfigurasi ini memiliki prinsip yang
menggunakan 4 buah elektroda yaitu pasangan elektroda arus yang disebut Current
Dipole AB dan pasangan elektroda potensial yang disebut Potential Dipole MN.
Pada konfigurasi Dipole-dipole ini juga, elektroda arus dan elektroda potensial nya
bisa terletak tidak simetris dan tidak segaris. 5) Konfigurasi Elektroda Pole-Pole,
konfigurasi ini melibatkan empat elektroda yang membentuk sebuah pola persegi
panjang. Susunan elektroda dari konfigurasi Pole-Pole ini yaiti C1 = P1 = na/2
sedangkan C2 = C2 = dan mempunyai faktor geomteri K = 2π. Dengan
menggunakan pasangan elektroda detektor (potensial) yang relatif dekat
dibandingkan dengan jarak elektroda arus, konfigurasi ini bertujuan untuk mencatat
gradien potensial atau intensitas medan listrik. Bagian tengah susunan terdiri dari
elektroda detektor. 6) Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole, merupakan salah satu
konfigurasi yang dapat digunakan saat ingin melakukan pendugaan atau investigasi
geologi bawah permukaan yang tidak cukup dalam (<500m dibawah permukaan
tanah). Prinsip-prinsip elektroda pole-pole dan elektroda dipole-dipole
digabungkan dalam konfigurasi ini untuk memberikan informasi yang lebih rinci
tentang struktur bawah permukaan. 7) Konfigurasi Elektroda Square, konfigurasi
dengan bentuk kotak di mana jarak spasi antara C1-C2, C1-P1, dan P1-P2 adalah a
dan jarak antara C2-P1 dan C1-P2 adalah. Konfigurasi ini sangat sensitif terhadap
medan anisotropis di bawah permukaan, seperti dipatau strike. Konfigurasi ini juga
menggunakan pola persegi panjang. Elektroda sumber terletak pada dua sudut yang
6
berlawanan dari persegi panjang, dan elektroda pengukuran terletak pada dua sudut
yang berlawanan yang membentuk sisi lain dari persegi Panjang.
menggunakan 4 buah elektroda yaitu pasangan elektroda arus yang disebut Current
Dipole AB dan pasangan elektroda potensial yang disebut Potential Dipole MN.
Pada konfigurasi Dipole-dipole ini juga, elektroda arus dan elektroda potensial nya
bisa terletak tidak simetris dan tidak segaris. 5) Konfigurasi Elektroda Pole-Pole,
konfigurasi ini melibatkan empat elektroda yang membentuk sebuah pola persegi
panjang. Susunan elektroda dari konfigurasi Pole-Pole ini yaiti C1 = P1 = na/2
sedangkan C2 = C2 = dan mempunyai faktor geomteri K = 2π. Dengan
menggunakan pasangan elektroda detektor (potensial) yang relatif dekat
dibandingkan dengan jarak elektroda arus, konfigurasi ini bertujuan untuk mencatat
gradien potensial atau intensitas medan listrik. Bagian tengah susunan terdiri dari
elektroda detektor. 6) Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole, merupakan salah satu
konfigurasi yang dapat digunakan saat ingin melakukan pendugaan atau investigasi
geologi bawah permukaan yang tidak cukup dalam (<500m dibawah permukaan
tanah). Prinsip-prinsip elektroda pole-pole dan elektroda dipole-dipole
digabungkan dalam konfigurasi ini untuk memberikan informasi yang lebih rinci
tentang struktur bawah permukaan. 7) Konfigurasi Elektroda Square, konfigurasi
dengan bentuk kotak di mana jarak spasi antara C1-C2, C1-P1, dan P1-P2 adalah a
dan jarak antara C2-P1 dan C1-P2 adalah. Konfigurasi ini sangat sensitif terhadap
medan anisotropis di bawah permukaan, seperti dipatau strike. Konfigurasi ini juga
menggunakan pola persegi panjang. Elektroda sumber terletak pada dua sudut yang
berlawanan dari persegi panjang, dan elektroda pengukuran terletak pada dua sudut
yang berlawanan yang membentuk sisi lain dari persegi panjang.
Penggunaan metode – metode geofisika dapat saja diintegrasikan untuk suatu
kasus atau obyek penelitian tertentu, dalam rangka memperoleh hasil
interpretasi yang lebih baik. Akan tetapi, target penelitian yang akan dituju
memungkinkan penggunaan metode geofisika diefisienkan, sebagai contoh,
untuk tujuan pencarian sumber – sumber mineral tertentu dapat digunakan
metode geomagnet dan GPR (Ground Penetrating Radar) dengan sumber
gelombang elektromagnet. Pada target penelitian lain, misalnya untuk
mengetahui struktur dan jenis tanah dan batuan dan daya dukung, dapat
memanfaatkan metode geolistrik dan seismik.
Penelitian ini difokuskan pada pemanfaatan metode geofisika yang sifatnya tidak
merusak (non-destructive) sifat fisik tanah atau batuan. Metode geofisika yang akan
dimanfaatkan pada penelitian ini adalah metode geolistrik resistivitas,
Penginjeksian arus listrik di permukaan tanah melalui sepasang elektroda arus, yang
kemudian dilanjutkan dengan pembacaan beda potensial listrik melalui sepasang
elektroda potensial merupakan ciri dasar dari metode ini. Sifat kelistrikan material
bumi, kemudian dapat diungkap melalui metode ini. Kelebihan dari metode ini
adalah efisiensi pada akuisisi data dan tanpa pengeboran yang cenderung akan
merusak sifat asli tanah dan batuan. Akusisi data dilakukan pada tiga tempat yang
berbeda untuk dianalisis jenis tanah dan batuan dari penampang resistivitas yang
diperoleh. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sepasang elektroda arus
dan potensial yang kemudian memungkinkan pembacaan parameter kelistrikan
tanah dan batuan dapat diperoleh.Dasar perhitungan dilakukan melalui hukum
hukum Ohm (1), menghubungkan antara arus listrik yang mengalir pada sebuah
material konduktif dengan tegangan listrik yang dihasilkan. Hubungan secara
matematis dari hukum tersebut.
Faktor k pada persamaan (4) berhubungan dengan bentuk geometri material dan
konfigurasi elektroda arus dan potensial yang digunakan dalam penelitian
menggunakan metode geolistrik tahanan jenis. Salah satu konfigurasi yang sering
digunakan dalam metode geolistrik adalah gabungan antara metode Wenner dan
Schlumberger. Konfigurasi ini sensitif terhadap perubahan lateral material bumi.
Faktor geometri (k) mengalami reformulasi dengan konfigurasi ini menjadi 𝑘 =
𝜋𝑛(𝑛 + 1)𝑎 Simbol “a” pada persamaan adalah jarak antara elektroda potensial,
sedangkan n adalah jumlah pasangan elektroda arus listrik. Dengan demikian
persamaan dikembangkan menjadi persamaan setelah disubtitusi nilai k pada
Adapun kesimpulan yang didapatkan berdasarkan praktikum pada bab ini ialah
Jusmi, F., & Basri, S. 2020. Identifikasi Kedalaman Air Tanah dan Intrusi Air Laut
dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Desa Benteng
Kecamatan Malangke. Applied Physics of Cokroaminoto Palopo, 1(1), 12-
21.
Shofwati, S., Adhi, M. A., & Shidiq, R. S. (2023). Penentuan Lokasi Titik Bor Air
Tanah berdasarkan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi
Schlumberger di Perumahan Pandawa Residence, Mijen, Kota Semarang.
UPEJ Unnes Physics Education Journal, 12(1), 75-85.
Malujung, A., Arman, Y., & Muhardi, M. 2022. Identification of the Exintence of
Aquifers Using the Method 2D Resistivity Geoelectrical Wenner
Configuration Radak Baru in Village. PRISMA FISIKA, 10(3), 419-424.
Adhe, A., & Waterman, S. B. (2022). Perbandingan Hasil Deteksi Air Tanah
Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger, Wenner, Wenner-
Schlumberger, Dipole-Dipole Dan Pole-Pole. ReTII, 132-139.
LAMPIRAN
1. Pretest