Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PANCASILA

Nama Husein Fadhilah


Prodi S1 Akuntansi
NPM 230301007

1. Hal-hal penting yang didapatkan setelah menonton video


Pertama, saya menjadi tahu bagaimana proses perkembangan ilmu dan terjadinya
perubahan. Ilmu yang awalnya hanya sebatas dalam konteks filsafat, semakin terpecah dan
melepaskan diri, sehingga hadirlah speasialisasi ilmu tertentu yang bermacam-macam karena
munculnya observasi, eksprerimentasi, dan komparasi yang dipelopori oleh Francis Bacon.
Karena spealisasi ini pula, masa transisi dalam masyarakat juga terus berjalan Dari yang
berbudaya agraris-tradisional menjadi industri modern─dari yang berbudaya etnis-
kedaerahan menjadi berbudaya global-mondial.
Kedua, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi satu konsep yang universalisme,
komunalisme, dan skepsisme dengan keteraturannya dan keterarahannya. Ilmu pengetahuan
dan teknologi ini dikembangkan atas tiga unsur, yaitu gegenstand, metode, dan jawaban yang
diperoleh dari dua unsur sebelumnya dan kemudian disusun secara sistematis.
Ketiga, ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut ternyata dibangun oleh dasar
ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang ketiganya disebut sebagai filosofis keilmuan. Pilar
ontologi membahas keberadaan suatu hal berdasarkan aspek kualitas dan kuantitas. Pilar
epistemologi membahas metode atau kerangka acuan yang digunakan untuk menentukan
keabsahan ilmu. Sementara itu, pilar aksiologi dijadikan sebagai pembatas atas keilmuan
dengan menekankan aspek moral, etis, maupun religius.
Keempat, terdapat prinsip berpikir ilmiah dan masalah nilai dalam IPTEK. Berpikir
ilmiah haruslah bersifat objektif, rasional, logis, metodologis, dan sistematis. Namun,
pemikiran ilmiah yang menghadirkan IPTEK memiliki masalah yang disebabkan oleh
dimensi moral dalam pengembangan dan penerapan IPTEK. Bagaimana caranya? Kita
sebagai masyarakat Indonesia perlu menggunakan Pancasila sebagai dasar nilai dalam
mengembangkan IPTEK, diantaranya: (a) dengan sila pertama, tempatkan manusia dalam
alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya, (b) dengan sila kedua, ketahuilah bahwa
kemanusiaan bukan hanya untuk kelompok/lapisan tertentu, (c) dengan sila ketiga,
kembangkan solidaritas dalam sub-sistem karena itu penting untuk keberlangsungan seluruh
individu, (d) gunakan aspek demokratis dalam penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan,
dan (e) tetap berpegang teguh pada keadilan sosial guna menjaga keseimbangan antara
kepentingan individu dan masyarakat.

2. Ancaman dari teknologi yang dapat merusak integrasi nasional


Ancaman dari teknologi yang dapat merusak integrasi nasional banyak sekali
contohnya yang sudah terjadi dan dapat kita temui dalam setiap scroll di layar handphone
kita. Salah satu aspek yang melatarbelakangi hal ini bisa berupa penyebaran hoaks dan
kebebasan berekspresi dalam media sosial. Contoh-contohnya:
Gambar 1. Penyebaran hoaks Gambar 2. Ancaman kebebasan
ekspresi dalam media sosial

Gambar 1. merupakan contoh bagaimana penyebaran hoaks dapat merusak integrasi


nasional. Headline yang mengarah kepada etnis Tionghoa yang melarang pengibaran bendera
merah putih dapat menggiring amarah publik kepada etnis tersebut dan ini tentunya dapat
menimbulkan pertikaian antar etnis. Begitu pula dengan gambar 2. Influencer atau TikToker
tersebut mulanya diundang dalam sebuah podcast seorang entertainer tanah air dimana
mereka berdua membahas isu mengenai Palestina. Sayangnya, beberapa opini liarnya menuai
kemarahan publik terutama umat Islam, seperti: (1) ia mengatakan bahwa tanah Palestina
memang milik Israel, (2) ia menyebut bahwa kitab setelah Injil adalah lembaran palsu, dan
(3) ia menyebut bahwa Nabi Muhammad sebagai nabi palsu yang mental dan moralnya rusak.
Tentunya, ini akan menyebabkan pertikaian antar agama.
Ancaman lainnya dapat datang dari semakin canggihnya penggunaan teknologi,
misalnya munculnya kejahatan cyber dan penyalahgunaan teknologi militer. Maraknya
kejahatan cyber dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sehingga timbul
pemudaran integrasi nasional dalam diri masyarakat. Lalu, penyalahgunaan teknologi militer
dapat mengancam keutuhan NKRI, misalkan yang sudah terjadi seperti kasus KKB dan
sekutunya yang mendapat pasokan peralatan militer yang entah datang dari mana.

3. Cara mengatasi ancaman teknologi yang merusak integrasi nasional


Untuk kategori penyebaran hoaks:
1. Melakukan edukasi mengenai literasi digital kepada seluruh lapisan
masyarakat. Misalny, membuat iklan layanan masyarakat mengenai
penyaringan berita atau isu, memnguatkan tagar #HindariHoaks,
#KenaliHoaks, #CakapDigital, dan tagar terkait, atau pun melakukan
pengawasan langsung yang efektif melalui tim pengawasan digital di bawah
Kominfo.
2. Mengadakan kerjasama dengan platform digital supaya pemerintah dapat
mengimplementasikan kebijakan terkait penyebaran hoaks dalam platform
tersebut.
3. Melakukan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku-pelaku penyebaran
hoaks.
Untuk kategori kebebasan berekspresi:
1. Melakukan edukasi mengenai kesadaran akan kode etik bersosial media
sehingga kebebasan berekspresi dapat diimbangi dengan tanggung jawab.
2. Membawa jalur hukum bagi pembuat konten yang menimbulkan perpecahan
dan kebencian agar pembuat konten dapat menggunakan media sosial dengan
lebih bijaksana.

Untuk kategori kejahatan cyber:


1. Menguatkan keamanan cyber dengan berinvestasi pada teknologi keamanan
yang canggih, namun harus diimbangi dengan dengan personil keamanan yang
SDM-nya unggul.
2. Memastikan penegakan hukum yang tegas dan efektif terhadap pelaku
krjahatan cyber.

Untuk kategori penyalahgunaan teknologi militer:


1. Melakukan pengawasan yang ketat mengenai kebijakan penggunaan,
pembelian teknologi militer, dan tindakan pencegahan bagi oknum yang akan
menggunakan teknologi tersebut untuk memecah NKRI.
2. Membuka dialog terbuka bagi pihak-pihak atau kelompok-kelompok yang
tidak puas dengan kebijakan pemerintah di daerahnya.

Anda mungkin juga menyukai