Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2655-1586

Perancangan Pasar Tradisional Lamnyong di Banda Aceh


dengan Pendekatan Arsitektur Tropis
Rana Dhaifah Chairi1 Zahriah,.2 Sofyan.3
1
Mahasiswa Jurusan Arsitektur dan Perencanaan/Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
2
Dosen Jurusan Arsitektur dan Perncanaa/Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Email: ranadhaifah@yahoo.com

Abstract
Traditional markets are places where small-scale traders depend on fulfilling their daily needs. But the
traditional market conditions that are not feasible make people in this modern era reluctant to choose shopping in
traditional markets and are more interested in modern retailers. This of course can affect the business of traders and
have an impact on rising poverty in Banda Aceh. The design of the Lamnyong Traditional Market with emphasis on
suitability of functions, provides a more feasible space for buying and selling activities by referring to design standards
and trying to eliminate negative images amidst the changing modern lifestyle of urban society. In addition, the
application of the principles of tropical architecture in buildings aims to solve problems related to buildings in order to
provide convenience to market users.
Keywords: traditional market, decent, function, tropical architecture

Abstrak
Pasar tradisional merupakan ruang bagi pedagang menengah kecil menggantungkan nasibnya dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Namun kondisi pasar tradisional yang tidak layak membuat masyarakat di era modern ini enggan
memilih berbelanja di pasar tradisional dan lebih tertarik terhadap ritel-ritel modern. Hal ini tentu saja dapat
mempengaruhi usaha para pedagang dan berdampak pada naiknya angka kemiskinan di Banda Aceh. Perancangan
Pasar Tradisional Lamyong dengan mengutamakan kesesuaian fungsi, memberikan ruang aktifitas jual beli yang lebih
layak dengan mengacu pada standar-standar perancangan serta berusaha menghilangkan citra negatif pasar di tengah
perubahan gaya hidup masyarakat urban yang semakin modern. Selain itu penerapan prinsip-prinsip arsitektur tropis
dalam bangunan bertujuan memecahkan permasalahan-permasalahan menyangkut bangunan agar memberi kenyamanan
pengguna pasar.

Kata kunci: pasar tradisional, layak, fungsi, arsitektur tropis

1. Pendahuluan Salah satu pasar tradisional yang perkembangannya


Pasar tradisional merupakan sarana penyedia melambat bahkan hampir mati adalah Pasar Tradisional
kebutuhan sehari-hari serta sebagai ruang penyaluran Lamnyong. Pasar Tradisional Lamnyong termasuk pasar
berbagai komoditas hasil tani, produk peternakan, hingga wilayah dengan kemampuan pelayanannya mencakup
produk kerajinan dan jasa. Pasar tradisional juga kecamatan syiah kuala pada tahun 1980. Namun setelah
berperan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan terjadinya bencana tsunami tahun 2004 hingga saat ini
meningkatkan pendapatan pedagang menengah ke kondisi Pasar tradisional lamnyong sifatnya beralih
bawah. Oleh karena itu pasar tradisional berpeluang menjadi pasar sementara dan hanya di isi oleh beberapa
besar untuk dikembangkan keberadaanya. Namun pedagang. Kondisi ini sangat disayangkan karena jika
seiring perkembangan zaman pertumbuhan pasar melihat data persebaran penduduk menurut BPS kota
tradisional terus mengalami penurunan, hal ini Banda Aceh kawasan lamnyong yang berada di
didasarkan oleh survey dari AC Nielsen pada tahun 2013 kecamatan Syiah Kuala memiliki jumlah penduduk
yaitu pasar rakyat tumbuh melambat -8,1% sementara tertinggi kedua di Banda Aceh yaitu mencapai 35.817 di
pasar modern tumbuh 31,4%. Sebagian besar penyebab tahun 2015. Data tingginya jumlah penduduk tersebut
tidak berkembangnya pasar tradisional di Indonesia menunjukkan tinggi pula kebutuhan akan bahan pangan
adalah penurunan jumlah pengunjung dan banyaknya yang dapat difasilitasi dengan keberadaan pasar
pedagang yang bangkrut. Hal ini juga yang terjadi tradisional. Selain itu lokasi Pasar Tradisional
dengan pasar tradisional di Banda Aceh dimana Lamnyong yang berada di sekitar pemukiman dan
mengakibatkan rendahnya pertumbahan ekonomi kota bangunan komersial serta dapat dijangkau oleh
Banda Aceh yaitu senilai 3,04% pada tahun 2017 angka transportasi umum sangat berpotensi untuk di kunjungi
tersebut berada dibawah rata-rata petumbuhan provinsi oleh pengunjung. Untuk mempertahankan keberadaan
dan nasional yaitu senilai 4,19% dan 5,1%. [1] untuk itu pasar tradisional Tradisional Lamnyong tersebut
pemerintah kota Banda Aceh berencana melakukan diperlukan realisasi dengan perencanaan dan
pemebenahan Pasar Tradisional mulai dari infrastruktur perancangan yang terencana dan sejalan dengan harapan
hingga manajement pengelolaan. setiap pihak.

91
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 91-95
ISSN: 2655-1586

1.1 Pengertian pasar tradisional Upaya yang dapat dilakukan seperti penggunaan
Pada dasarnya pasar dapat didefinisikan sebagai material dengan daya serap panas yang rendah,
tempat terjadinya tawar-menawar antara pihak peminat penggunaan warna pelapis dinding atau cat dengan
terhadap penyedia atau pemilik barang dan jasa. warna yang cerah sehingga mengurangi perpindahan
Sedangkan Pasar Tradisional bermakna ruang transaksi panas ke dalam ruangan, memperbanyak ventilasi
hasil bumi dan kebutuhan pokok dengan pelaku udara, menghindari arah bukan menghadap timur
utamanya adalah pedagang menegah kecil. Fungsi pasar dan barat, dll.
sebagai wadah distribusi menampung produk-produk b. Aliran udara melalui bangunan
yang dihasilkan petani, peternak, nelayan hingga industri Kebutuhan akan udara tersebut dapat diperoleh
rumahan. Selain itu pasar memiliki fungsi pembentuk dengan pengaplikasian sistem ventilasi silang,
harga dimana harga dipustuskan setelah proses tawar selain itu dapat juga dengan penggunaan langit -
menawar dan harga yang disepakati telah langit yang tinggi sehingga memberi ruang untuk
dipertimbangkan keuntungannya bagi penjual maupun perputaran udara di dalam bangunan.
pembeli. Adapun fungsi lain pasar adalah sebagai sarana
promosi yaitu di pasar penjual berpeluang untuk
menampilkan barang maupun jasa yang dijual sehingga
pembeli dapat memperhitungkan keunggulan dari apa
yang ditawarkan penjual.
Fasilitas dalam pembangunan pasar tradisional
sesuai standar yang diisyaratkan Menteri Perdagangan
antara lain bangunan area penjualan berupa toko/kios/los
dengan standar ukuran tertentu, blok memiliki akses ke
segala arah, kecukupan pencahayaan, penghawaan dan
keleluasaan sirkulasi, kantor pengelola, penyediaan
tempat pembuangan sampah sementara/sarana
pengelolaan sampah, toilet umum, pos keamanan, tempat Gambar 1 Analisis aliran udara
pengelolaan limbah, hydrant / alat pemadam kebakaran. Sumber: 19design.wordpress.com
pos ukur ulang. [2]
c. Radiasi Panas
Standar fasilitas pasar tradisional berdasarkan komoditas
Prinsip mengurangi radiasi panas dengan konsep
dagangannya area
arsitektur tropis dilakukan dengan menggunakan
a. Area penjualan ikan
filter atau peneduh (Sun-Shading). Kebutuhan
Area penjualan ikan sebaiknya memiliki tempat
menjaga temperatur didalam bangunan tetap stabil
penyimpan dingin untuk ikan segar dan
dikarenkan temperatur yang nyaman untuk manusia
penyimpanan kering untuk ikan kering; ventilasi
tidak lebih dari 40 derajat celcius.
udara lebar dan mengelilingi area penjulan; material
d. Pencahayaan Alami
dinding, meja dan lantai dapat dicuci; sirkulasi
Penggunaan pencahayaan alami bertujuan untuk
barang luas dan diperhitungkan.
mengurangi penggunaan listrik terutama pada pagi
b. Area penjualan aneka buahn dan sayuran.
hari. Cahaya matahari yang dimanfaatkan adalah
Area ini memiliki tempat penyimpanan sejuk namun
cahaya langit sehingga penempatan bukaan juga
tidak dingin/basah, dan tempat penyimpanan
perlu memperhatikan arah matahari agar terhindar
kentang di tempat gelap. Selain itu perlu
dari cahaya metahari yang panas dan menyilaukan.
diperhatikan kotak maupun rak perletakan buah dan
Pemanfaatan cahaya matahari juga dapat
sayur bersih dan tidak menyebabkan kontaminasi
menggunakan sky-light terutama pada bagian tengah
dengan karat dsb.
bangunan dan koridor. [5]
c. Area penjualan daging
Area penjualan daging difasilitasi dengan meja yang
datar bermaterialkan keramik atau material yang 2. Implementasi Arsitektur Tropis pada
mudah dibersihkan, memiliki tempat penyimpanan Rancangan
dingin, serta area sirkulasi barang yang dapat dilalui 2.1 Kenyamanan Termal
kereta dorong atau rel berjalan [3] Ruang didesain berkonsep hall sehingga ruang
lebih lebar, ruang yang lebar memiliki daya simpan
1.2 Arsitektur Tropis panas yang lebih kecil dari ruang yang sempit karena
Arsitektur tropis merupakan arsitektur yang udara yang mengalir lebih cepat. Penggunaan warna
mencoba beradaptasi dengan iklim dengan prinsip-prisip pada rancangan didominasi dengan warna kayu
yang terinspirasi dari persoalan lingkungan. Arsitektur sebagai representasi warna natural dimana
tropis adalah suatu rancangan bangunan yang dirancang membuat bangunan menyatu dengan alam. Selain
untuk memecahkan permasalahan-permasalahan di itu dalam konsep tropis warna-warna alami akan
daerah beriklim tropis. [4] Prinsip-prinsip Arsitektur memberi kesan hangat sehingga diharapkan mampu
Tropis Prinsip-prinsip Arsitektur Tropis.
mengimbangi keadaan iklim di Banda Aceh.
a. Kenyamanan Termal
Sedangkan pada bagian interior didominasi warna

92
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 91-95
ISSN: 2655-1586

putih pada dinding, ini dimaksudkan karena warna Bangunan diselubungi fasad miring sebagai
putih memiliki daya serap panas lebih rendah. pelindung terhadap sinar matahari sekaligus pembentuk
ruang dan pembatas terhadap ruang luar. Fasad didesain
2.2 Aliran udara melalui bangunan dengan kemiringan bertujuan menghasilkan
pembayangan terhadap ruang sinar matahari lebih lebar
sehingga pada siang hari dapat menaungi sampai lantai
dasar bangunan.

2.4 Pencahayaan alami

Gambar 2 Implementasi tema

Bangunan didesain semi terbuka sehingga udara


dapat masuk dari ke empat sisi bangunan. Penggunaan
fasad miring dengan karawang untuk memberi
pembayangan sebagai penyelesaian terhadap panas
Gambar 5 Implementasi tema
matahari pagi dan sore. Selain itu adanya ruang di bawah
atap memungkinkan perputaran udara di dalam
Pencahayaan pada bangunan memanfaatkan cahaya
bangunan sehingga udara dapat bergantian dan
langit yang masuk dari bukaan pada keempat sisi
menurunkan panas di dalam bangunan. bangunan. Selain itu cahaya matahari juga didapat dari
penggunaan skylight pada bagian atap. Cahaya yang
2.3 Radiasi matahari diterima bangunan dari skylight akan diterukskan hingga
ke lantai dasar bangunan melalui void di tengah ruangan.

3. Implementasi Konsep pada rancangan


3.1 Penzoningan

Gambar 3 Implementasi tema

Untuk menghindari radiasi matahari pada bangunan


didesain menggunakan atap miring. Hal ini dikarenakan
atap miring membuat bangunan lebih tinggi dengan
adanya ruang bawah atap sehingga udara terlebih dahulu
memuai dan menurunkan kadar panasnya sebelum
sampai ke ruangan. Adapun material lantai
menggunakan warna cenderung gelap agar tidak
menimbulkan pantulan sinar matahari yang menyilaukan
mata.

Gambar 6 Zona Aktifitas

Massa bangunan dibagi menurut aktifitasnya ini


bertujuan untuk memberi keteraturan baik bagi pengguna
maupun terhadap lingkungan. Zona kering ditempatkan
pada area depan dikarenakan jenis dagangan berupa
barang berat sehingga membutuhkan akses cepat. Zona
Gambar 4 Implementasi tema basah diletakkan di belakang tapak dikarenakan
kebutuhan akan sistem utilitasnya lebih kompleks
sehingga akan lebih mudah pengendaliaannya pada area
93
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 91-95
ISSN: 2655-1586

tersebut. Zona reparasi berada di sisi tapak karena terhadap sistem kegiatan jual beli yang diterapkan pada
membutuhkan bongkar muat setiap saat sehingga Pasar Tradisional Lamnyong dimana masih bersifat
sirkulasinya dipisahkan.mSelain itu zona kuliner tradisional seperti adanya tawar menawar dan komoditas
(warung), dan zona peribadatan juga berada di sisi tapak dagangan merupakan hasil dari sumber daya alam serta
karena aktifitasnya bersifat pelengkap terhadap zona- buah tangan masyarakat sekitar. Konsep ini juga sejalan
zona pada pasar basah dan pasar kering yang merupakan dengan PERMENDAGRI yaitu “Bentuk bangunan pasar
aktifitas utama. tradisional selaras dengan karakteristik budaya daerah”.
[6]
3.2 Sirkulasi

3.4 Selubung bangunan

Gambar 9 Selubung bangunan

Gambar 7 Sirkulasi Fasad bermaterialkan Wood Plastic Composite


(WPC) yang merupakan campuran serat kayu dan plastic
Sirkulasi pada tapak didesain secara linear dan
sehingga dapat digunakan untuk eksterior bangunan
mengarahkan pengunjung langsung kepada area
karena tahan terhadap kelembaban dan air. Selain itu
penjualan yang dituju. Sirkulasi dibedakan menjadi
fasad dikombinasikan dengan karawang dari plat besi.
sirkulasi kendaraan, sirkulasi manusia, dan sirkulasi
Karawang terinspirasi oleh sisik ikan baik bentuk
servis. Sirkulasi utama ke dalam dan ke luar tapak
maupun warna dimana ikan merupakan salah satu
dibedakan agar tidak terjadi penyilangan akses dan lebih
komoditas dagangan yang ditawarkan di Pasar
teratur. Adapun sirkulasi samping dapat di akses untuk
Tradisional Lamyong.
keluar dan masuk pengujung dari Jalan Prada Utama.
Selain itu tedapat sirkulasi servis diperuntukan bagi
mobil pengankut sampah yang beroperasi dua kali sehari 4. Hasil Desain
ke dalam tapak. Pada ruang luar sirkulasi terbentuk
dengan penataan massa bangunan, ruang parkir hingga
vegetasi dan elemen-elemen lanskap lainnya.

3.3 Bentuk bangunan

Gambar 10 Site Plan

Gambar 8 Tampak Selatan

Perancangan Pasar Tradisional Lamnyong


mengadaptasi nilai-nilai arsitektur pada rumah aceh
sebagai penggambaran keberadaan Pasar Tradisional
Lamnyong yang berlokasi di Banda Aceh. Selain itu
konsep arsitektur rumah aceh juga sebagai simbol
94
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 91-95
ISSN: 2655-1586

5. Kesimpulan
Perancangan Pasar Tradisonal Lamnyong memiliki
dasar dari lokasi pasar yang strategis dan juga adat dan
budaya aceh sendiri seperti acara maulid dan juga
meugang dimana masyarakat biasanya berbelanja dalam
jumlah besar. Perancangan ini menerapkan arsitektur
Tropis dengan mengimplementasikan budaya aceh dari
bentuk pasar itu sendiri. Ditambah lagi efek dari
mendesain ulang pasar lamnyong , selain mempermudah
akses jual beli di dalam pasar tersebut, hal ini juga
merevitalisasi pasar tersebut dan mengembalikan fungsi
pasar menjadi sarana utama jual beli di daerah
Gambar 11 Layout Lamnyong.

Daftar Pustaka
[1] Berwirausaha.(2019,21 Februari). “Bangkitkan
Pasar untuk Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi”.
Diperoleh 29 Mei 2019 dari http://rri.co.id/banda-
aceh/post/berita/639126/ekonomi/bangkitkan_pasar
_untuk_mendongkrak_pertumbuhan_ekonomi.html
[2] Menteri Perdagangan Indonesia.2017. “Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Nomor
37/M-DAG/PER/5/2017 tentang Pedoman
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana
Perdagangan”. Jakarta.
(a) [3] Wildan Alghiffari. 2018. “Redesain Pasar
Tradsional Siwa Dengan Pendekatan Arsitektur
Modern Di Kabupaten Wajo”. Skripsi. Makasar:
Universitas Islam Negeri Alauddin.
[4] Lippsmeier. 1980. “Bangunan Tropis”. Dalam
Zurnalis (Ed). 2017. Arsitektur Tropis Sebagai
Pendekatan Redesain Perpustakaan Dan Kearsipan
Kabupaten Indragiri Hilir, 4, 3.
[5] Ahmad Nidlom. 2016. “Bangunan Arsitektur Yang
Ramah Lingkungan Menurut Konsep Arsitektur
Tropis”. Skripsi. Universitas Pembangunan Negara
Veteran.
(b)
[6] Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Gambar12 Perspektif Kawasan Indonesia Nomor 20 tahun 2012 tentang
(a) Perspektif depan, (b) perspektif belakang pengelolaan dan pemberdayaan pasar tradisional
pasal 8

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 13 Perspektif interior


(a) Perspektif Pasar Semi Basah (b) Perspektif Zona Pasar
Kering (c) Perspektif Zona Pasar Kering (d) Pespektif
Zona Pasar Basah
95
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 91-95
ISSN: 2655-1586
gjhvjh

96
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 91-95

Anda mungkin juga menyukai