Abstract
Traditional markets are places where small-scale traders depend on fulfilling their daily needs. But the
traditional market conditions that are not feasible make people in this modern era reluctant to choose shopping in
traditional markets and are more interested in modern retailers. This of course can affect the business of traders and
have an impact on rising poverty in Banda Aceh. The design of the Lamnyong Traditional Market with emphasis on
suitability of functions, provides a more feasible space for buying and selling activities by referring to design standards
and trying to eliminate negative images amidst the changing modern lifestyle of urban society. In addition, the
application of the principles of tropical architecture in buildings aims to solve problems related to buildings in order to
provide convenience to market users.
Keywords: traditional market, decent, function, tropical architecture
Abstrak
Pasar tradisional merupakan ruang bagi pedagang menengah kecil menggantungkan nasibnya dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Namun kondisi pasar tradisional yang tidak layak membuat masyarakat di era modern ini enggan
memilih berbelanja di pasar tradisional dan lebih tertarik terhadap ritel-ritel modern. Hal ini tentu saja dapat
mempengaruhi usaha para pedagang dan berdampak pada naiknya angka kemiskinan di Banda Aceh. Perancangan
Pasar Tradisional Lamyong dengan mengutamakan kesesuaian fungsi, memberikan ruang aktifitas jual beli yang lebih
layak dengan mengacu pada standar-standar perancangan serta berusaha menghilangkan citra negatif pasar di tengah
perubahan gaya hidup masyarakat urban yang semakin modern. Selain itu penerapan prinsip-prinsip arsitektur tropis
dalam bangunan bertujuan memecahkan permasalahan-permasalahan menyangkut bangunan agar memberi kenyamanan
pengguna pasar.
91
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 91-95
ISSN: 2655-1586
1.1 Pengertian pasar tradisional Upaya yang dapat dilakukan seperti penggunaan
Pada dasarnya pasar dapat didefinisikan sebagai material dengan daya serap panas yang rendah,
tempat terjadinya tawar-menawar antara pihak peminat penggunaan warna pelapis dinding atau cat dengan
terhadap penyedia atau pemilik barang dan jasa. warna yang cerah sehingga mengurangi perpindahan
Sedangkan Pasar Tradisional bermakna ruang transaksi panas ke dalam ruangan, memperbanyak ventilasi
hasil bumi dan kebutuhan pokok dengan pelaku udara, menghindari arah bukan menghadap timur
utamanya adalah pedagang menegah kecil. Fungsi pasar dan barat, dll.
sebagai wadah distribusi menampung produk-produk b. Aliran udara melalui bangunan
yang dihasilkan petani, peternak, nelayan hingga industri Kebutuhan akan udara tersebut dapat diperoleh
rumahan. Selain itu pasar memiliki fungsi pembentuk dengan pengaplikasian sistem ventilasi silang,
harga dimana harga dipustuskan setelah proses tawar selain itu dapat juga dengan penggunaan langit -
menawar dan harga yang disepakati telah langit yang tinggi sehingga memberi ruang untuk
dipertimbangkan keuntungannya bagi penjual maupun perputaran udara di dalam bangunan.
pembeli. Adapun fungsi lain pasar adalah sebagai sarana
promosi yaitu di pasar penjual berpeluang untuk
menampilkan barang maupun jasa yang dijual sehingga
pembeli dapat memperhitungkan keunggulan dari apa
yang ditawarkan penjual.
Fasilitas dalam pembangunan pasar tradisional
sesuai standar yang diisyaratkan Menteri Perdagangan
antara lain bangunan area penjualan berupa toko/kios/los
dengan standar ukuran tertentu, blok memiliki akses ke
segala arah, kecukupan pencahayaan, penghawaan dan
keleluasaan sirkulasi, kantor pengelola, penyediaan
tempat pembuangan sampah sementara/sarana
pengelolaan sampah, toilet umum, pos keamanan, tempat Gambar 1 Analisis aliran udara
pengelolaan limbah, hydrant / alat pemadam kebakaran. Sumber: 19design.wordpress.com
pos ukur ulang. [2]
c. Radiasi Panas
Standar fasilitas pasar tradisional berdasarkan komoditas
Prinsip mengurangi radiasi panas dengan konsep
dagangannya area
arsitektur tropis dilakukan dengan menggunakan
a. Area penjualan ikan
filter atau peneduh (Sun-Shading). Kebutuhan
Area penjualan ikan sebaiknya memiliki tempat
menjaga temperatur didalam bangunan tetap stabil
penyimpan dingin untuk ikan segar dan
dikarenkan temperatur yang nyaman untuk manusia
penyimpanan kering untuk ikan kering; ventilasi
tidak lebih dari 40 derajat celcius.
udara lebar dan mengelilingi area penjulan; material
d. Pencahayaan Alami
dinding, meja dan lantai dapat dicuci; sirkulasi
Penggunaan pencahayaan alami bertujuan untuk
barang luas dan diperhitungkan.
mengurangi penggunaan listrik terutama pada pagi
b. Area penjualan aneka buahn dan sayuran.
hari. Cahaya matahari yang dimanfaatkan adalah
Area ini memiliki tempat penyimpanan sejuk namun
cahaya langit sehingga penempatan bukaan juga
tidak dingin/basah, dan tempat penyimpanan
perlu memperhatikan arah matahari agar terhindar
kentang di tempat gelap. Selain itu perlu
dari cahaya metahari yang panas dan menyilaukan.
diperhatikan kotak maupun rak perletakan buah dan
Pemanfaatan cahaya matahari juga dapat
sayur bersih dan tidak menyebabkan kontaminasi
menggunakan sky-light terutama pada bagian tengah
dengan karat dsb.
bangunan dan koridor. [5]
c. Area penjualan daging
Area penjualan daging difasilitasi dengan meja yang
datar bermaterialkan keramik atau material yang 2. Implementasi Arsitektur Tropis pada
mudah dibersihkan, memiliki tempat penyimpanan Rancangan
dingin, serta area sirkulasi barang yang dapat dilalui 2.1 Kenyamanan Termal
kereta dorong atau rel berjalan [3] Ruang didesain berkonsep hall sehingga ruang
lebih lebar, ruang yang lebar memiliki daya simpan
1.2 Arsitektur Tropis panas yang lebih kecil dari ruang yang sempit karena
Arsitektur tropis merupakan arsitektur yang udara yang mengalir lebih cepat. Penggunaan warna
mencoba beradaptasi dengan iklim dengan prinsip-prisip pada rancangan didominasi dengan warna kayu
yang terinspirasi dari persoalan lingkungan. Arsitektur sebagai representasi warna natural dimana
tropis adalah suatu rancangan bangunan yang dirancang membuat bangunan menyatu dengan alam. Selain
untuk memecahkan permasalahan-permasalahan di itu dalam konsep tropis warna-warna alami akan
daerah beriklim tropis. [4] Prinsip-prinsip Arsitektur memberi kesan hangat sehingga diharapkan mampu
Tropis Prinsip-prinsip Arsitektur Tropis.
mengimbangi keadaan iklim di Banda Aceh.
a. Kenyamanan Termal
Sedangkan pada bagian interior didominasi warna
92
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 91-95
ISSN: 2655-1586
putih pada dinding, ini dimaksudkan karena warna Bangunan diselubungi fasad miring sebagai
putih memiliki daya serap panas lebih rendah. pelindung terhadap sinar matahari sekaligus pembentuk
ruang dan pembatas terhadap ruang luar. Fasad didesain
2.2 Aliran udara melalui bangunan dengan kemiringan bertujuan menghasilkan
pembayangan terhadap ruang sinar matahari lebih lebar
sehingga pada siang hari dapat menaungi sampai lantai
dasar bangunan.
tersebut. Zona reparasi berada di sisi tapak karena terhadap sistem kegiatan jual beli yang diterapkan pada
membutuhkan bongkar muat setiap saat sehingga Pasar Tradisional Lamnyong dimana masih bersifat
sirkulasinya dipisahkan.mSelain itu zona kuliner tradisional seperti adanya tawar menawar dan komoditas
(warung), dan zona peribadatan juga berada di sisi tapak dagangan merupakan hasil dari sumber daya alam serta
karena aktifitasnya bersifat pelengkap terhadap zona- buah tangan masyarakat sekitar. Konsep ini juga sejalan
zona pada pasar basah dan pasar kering yang merupakan dengan PERMENDAGRI yaitu “Bentuk bangunan pasar
aktifitas utama. tradisional selaras dengan karakteristik budaya daerah”.
[6]
3.2 Sirkulasi
5. Kesimpulan
Perancangan Pasar Tradisonal Lamnyong memiliki
dasar dari lokasi pasar yang strategis dan juga adat dan
budaya aceh sendiri seperti acara maulid dan juga
meugang dimana masyarakat biasanya berbelanja dalam
jumlah besar. Perancangan ini menerapkan arsitektur
Tropis dengan mengimplementasikan budaya aceh dari
bentuk pasar itu sendiri. Ditambah lagi efek dari
mendesain ulang pasar lamnyong , selain mempermudah
akses jual beli di dalam pasar tersebut, hal ini juga
merevitalisasi pasar tersebut dan mengembalikan fungsi
pasar menjadi sarana utama jual beli di daerah
Gambar 11 Layout Lamnyong.
Daftar Pustaka
[1] Berwirausaha.(2019,21 Februari). “Bangkitkan
Pasar untuk Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi”.
Diperoleh 29 Mei 2019 dari http://rri.co.id/banda-
aceh/post/berita/639126/ekonomi/bangkitkan_pasar
_untuk_mendongkrak_pertumbuhan_ekonomi.html
[2] Menteri Perdagangan Indonesia.2017. “Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia. Nomor
37/M-DAG/PER/5/2017 tentang Pedoman
Pembangunan dan Pengelolaan Sarana
Perdagangan”. Jakarta.
(a) [3] Wildan Alghiffari. 2018. “Redesain Pasar
Tradsional Siwa Dengan Pendekatan Arsitektur
Modern Di Kabupaten Wajo”. Skripsi. Makasar:
Universitas Islam Negeri Alauddin.
[4] Lippsmeier. 1980. “Bangunan Tropis”. Dalam
Zurnalis (Ed). 2017. Arsitektur Tropis Sebagai
Pendekatan Redesain Perpustakaan Dan Kearsipan
Kabupaten Indragiri Hilir, 4, 3.
[5] Ahmad Nidlom. 2016. “Bangunan Arsitektur Yang
Ramah Lingkungan Menurut Konsep Arsitektur
Tropis”. Skripsi. Universitas Pembangunan Negara
Veteran.
(b)
[6] Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Gambar12 Perspektif Kawasan Indonesia Nomor 20 tahun 2012 tentang
(a) Perspektif depan, (b) perspektif belakang pengelolaan dan pemberdayaan pasar tradisional
pasal 8
(a) (b)
(c) (d)
96
JURNAL ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
VOLUME 3, No.3, Agustus 2019, hal 91-95