PHILIPPO FADLY
1811001
I
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................II
DAFTAR GAMBAR.........................................................................IV
DAFTAR TABEL...............................................................................V
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................1
1.1 Pendahuluan..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................5
2.1 Kondisi dan Lokasi Tapak Pasar Lemabang.........................5
2.2 Pembahasan...........................................................................7
BAB 3 PEMBAHASAN.....................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................9
3.2 Saran....................................................................................9
II
DAFTAR GAMBAR
III
DAFTAR TABEL
IV
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Pendahuluan
Sirkulasi, dapat dalam arsitektur secara umum dapat diartikan sebagai,
pergerakan terutama pergerakan manusia secara horizontal pada tapak,
seperti berjalan, dan berlari. Secara khusus, sirkulasi sendiri dapat diartikan
semua pargerakan yang terdapat dalam satu area.
Sirkulasi juga menjadi tolak ukur dari sukses atau tidaknya suatu
perencanaan, dan perancangan dalam arsitektur. Semakin suatu area dapat
mewadahi sirkulasi secara maksimal, maka semakin sukses seorang
perancang dalam melakukan desain. Semakin nyaman perencangaan dan
perancangan sirkulasi dalam satu kawasan, maka semakin pelaku didalamnya
lebih produktif, dan betah untuk fokus dengan tujuannya di area tersebut.
Kawasan pasar, dapat diartikan sebagai sebagai area tempat jual beli
barang dengan jumlah penjual lebih dari satu. Baik yang disebut sebagai
pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat
perdagangan maupun sebutan lainnya. Menurut kajian ilmu ekonomi, pasar
merupakan suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli)
dan penawaran (penjual) dari suatu barang atau jasa tertentu. Proses interaksi
1
tersebut dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah
yang diperdagangkan.
2
2. Begitu juga dengan pasar modern yang memiliki arti kegiatan pembeli dan
penjual yang melakukan jual-beli tapi tidak tawar-menawar. Dalam hal ini
contohnya di ramayana, carrefour, supermarket, disitu sang penjual tidak
perlu menawarkan apa-apa, penjual hanya membiarkan pembeli memilih
barang sendiri tanpa harus bantuan sang penjual. Tentu pasar moderen
yang terdapat pada kawasan pusat perbelanjaan memiliki perencanaan
terhadap desain yang ada didalamnya.
Sesuai dengan kajian penjelasan di atas, dalam hal ini, yang perlu
ditelusuri secara mendalam adalah desain arsitektural dalam pasar
tradisional, khususnya dalam hal perencanaan, dan perancangan sirkulasi.
Di kota Palembang sendiri, banyak terdapat kawasan pasar - pasar
tradisional, katakanlah: pasar 16 Ilir, Pasar kentut, Pasar Lemabang, pasar
Kuto, Pasar Sekanak, dan sebagainya, dan pada artikel ini akan ditelusuri
lebih mendalam terkait ketidakberaturan sirkulasi pada salah satu pasar di
palembang, yaitu. Pasar Lemabang.
Sejarawan Palembang Kemas H Andi Syarifuddin menerangkan asal
muasal kata Lemabang. Ternyata dari kisah sultan yang hendak dimakamkan
pada masa itu. "Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo wafat pada
malam Sabtu, tanggal 3 Muharram 1171 Hijriah bersamaan 17 September
1757 Masehi dalam usia 68 tahun." Andi, menjelaskan bahwa tempat
pemakaman sultan pada saat itu memiliki tanah yang tinggi dan miring.
"Lemabang berasal dari kata-kata Lemah Abang yang berarti tanah
merah, sebab disaat sultan hendak membangun komplek pemakamannya
sendiri dalam tahun 1728 di daerah lemah luhur (tanah tinggi), kondisi
tanahnya miring atau tidak rata, lantas ditimbun oleh sang sultan dengan
tanah merah," jelasnya.
Dalam penataannya, pasar Lemabang masih sangat rancu dalam
mengendalikan banyaknya PKL liar yang berjualan tidak pada area
semestinya di pasar lemabang, sehingga menghambat sirkulasi manusia, dan
kendaraan, yang ada di dalamnya.
3
1.2Rumusan Masalah
1. Mengetahui permasalahan ketidakberaturan pedagang kaki lima di pasar
Lemabang.
2. Mengetahui solusi dalam menghadapi permasalahan ketidakberaturan
pedagang kaki lima di pasar Lemabang.
3. Mengetahui penyebab permasalahan ketidakberaturan pedagang kaki lima
di pasar Lemabang.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
Gambar 5 Kemacetan Jl. Yos Sudarso Pada Siang Hari
Sumber : https://www.google.co.id/maps/@-6.2008406,106.7987143,16z?hl=id
6
2.2Pembahasan
Pada bagian ini akan ditunjukkan ketidakberaturan yang disebabkan
pelaku pedagang kaki lima di pasar Lemabang, yang berdampak pada
pelanggaran.
Tabel 2. 1 Pembahasan
No Titik Lokasi Gambar Keterangan
1. Adanya
penempatan area
lapak pedagang
kaki lima yang
memasuki area
parkir dari pasar
Lemabang.
2. Adanya
penempatan area
lapak pedagang
kaki lima yang
memasuki area
parkir yang
bersebrangan
jalan dari pasar
Lemabang.
3. Pedagang kaki
lima yang menjual
sayur-sayuran
didepan area ruko
yang seharusnya
dijadikan area
sirkulasi
pengunjung pasar
Lemabang.
7
4. Parkir liar sebagai
bentuk
konsekuensi dari
kekurangan lahan
parkir yang
disebabkan oleh
kelakuan
pedagang liar.
5. Pedagang liar di
sekitar pinggiran
jalan Ratu Sianun
sebelah kiri dari
ruko pasar
Lemabang.
8
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Setelah melihat pembahsan sebelumnya, permasalahan pedagang kaki
liar disana menyebabkan permasalahan berantai berupa ketidakberaturan
dalam pola sirkulasi manusia, maupun kendaraan disana. Hal ini berdampak
pada ketidaknyamanan, dan bahaya pencopetan terhadap pengunjung disana.
Secara estetika, tentunya hal ini mengganggu muka kota, dikarenakan
penempatan lapak secara liar memberikan kesan bahwa tidak adanya
perencanaan yang matang terhadap fungsi pasar didalamnya.
3.2 Saran
Saran dalam menanggapi kasus ini sama seperti yang pernah
diwacanakan oleh dinas tata kota palembang, dikutip dari berbagai situs
berita dunia maya, yang menyebutkan akan diadakan penataan ulang
terhadap pasar Lemabang, dimana penataan yang dilakukan bukan saja
dalam hal arsitektur, namun juga dalam hal ketertiban disana, yang akan
lebih tegas menindaklanjuti para pedagang kaki lima yang masih melanggar
aturan yang telah dibuat oleh pemerintah demi kenyamanan bersama di pasar
Lemabang.