Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMESTER

PRANATA DAN ETIKA KEPROFESIAN

MAKALAH KETIDAKBERATURAN PEDAGANG KAKI LIMA


TERHADAP SIRKULASI KAWASAN PASAR LEMABANG

PHILIPPO FADLY
1811001

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG
2021

I
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................II
DAFTAR GAMBAR.........................................................................IV
DAFTAR TABEL...............................................................................V
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................1
1.1 Pendahuluan..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................5
2.1 Kondisi dan Lokasi Tapak Pasar Lemabang.........................5
2.2 Pembahasan...........................................................................7
BAB 3 PEMBAHASAN.....................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................9
3.2 Saran....................................................................................9

II
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Macam Sirkulasi Secara Horizontal.......................................................1


Gambar 2 Pasar Tradisional....................................................................................2
Gambar 3 Pasar Moderen........................................................................................2
Gambar 4 Lokasi Pasar Lemabang.........................................................................5
Gambar 5 Kemacetan Jl. Yos Sudarso Pada Siang Hari.........................................6
Gambar 6 Ruko Pasar Lemabang, Pedestarian, PKL Liar......................................6

III
DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Pembahasan 7

IV
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Pendahuluan
Sirkulasi, dapat dalam arsitektur secara umum dapat diartikan sebagai,
pergerakan terutama pergerakan manusia secara horizontal pada tapak,
seperti berjalan, dan berlari. Secara khusus, sirkulasi sendiri dapat diartikan
semua pargerakan yang terdapat dalam satu area.

Gambar 1 Macam Sirkulasi Secara Horizontal


Sumber : http://repository.unika.ac.id/20536/6/14.A1.0126%20ADITYA

Sirkulasi juga menjadi tolak ukur dari sukses atau tidaknya suatu
perencanaan, dan perancangan dalam arsitektur. Semakin suatu area dapat
mewadahi sirkulasi secara maksimal, maka semakin sukses seorang
perancang dalam melakukan desain. Semakin nyaman perencangaan dan
perancangan sirkulasi dalam satu kawasan, maka semakin pelaku didalamnya
lebih produktif, dan betah untuk fokus dengan tujuannya di area tersebut.
Kawasan pasar, dapat diartikan sebagai sebagai area tempat jual beli
barang dengan jumlah penjual lebih dari satu. Baik yang disebut sebagai
pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat
perdagangan maupun sebutan lainnya. Menurut kajian ilmu ekonomi, pasar
merupakan suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli)
dan penawaran (penjual) dari suatu barang atau jasa tertentu. Proses interaksi

1
tersebut dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah
yang diperdagangkan.

Gambar 2 Pasar Tradisional


Sumber : https://www.kompas.com/skola/image/2020/01/27/120000769/pasar-
pengertian-fungsi-ciri-ciri-dan-jenisnya?page=1

Gambar 3 Pasar Moderen


Sumber : https://pingpoint.co.id/berita/belanja-dari-rumah-aja-pasar-modern-
hadirkan-layanan-pesan-antar/

Pasar secara desain penataan terbagi menjadi dua, yaitu pasar


tradisional, dan pasar moderen. Perbedaan dari kedua pasar ini dapat dilihat
dari desainnya, dan karakteristik transaksi didalamnya. Adapaun perbedaan
pasar tradisional dan modern adalah sebagai berikut:
1. Pasar tradisional memiliki arti kegiatan penjual dan pembeli melakukan
jual-beli dengan tawar menawar. Biasanya kegiatan ini dilakukan di pasar,
dan penjual melakukan tawar menawar dengan harga yang ia jual supaya
laku dijual dan menarik perharian pembeli, dari segi desain, pasar
tradisional juga kurang tertata secara arsitektural.

2
2. Begitu juga dengan pasar modern yang memiliki arti kegiatan pembeli dan
penjual yang melakukan jual-beli tapi tidak tawar-menawar. Dalam hal ini
contohnya di ramayana, carrefour, supermarket, disitu sang penjual tidak
perlu menawarkan apa-apa, penjual hanya membiarkan pembeli memilih
barang sendiri tanpa harus bantuan sang penjual. Tentu pasar moderen
yang terdapat pada kawasan pusat perbelanjaan memiliki perencanaan
terhadap desain yang ada didalamnya.
Sesuai dengan kajian penjelasan di atas, dalam hal ini, yang perlu
ditelusuri secara mendalam adalah desain arsitektural dalam pasar
tradisional, khususnya dalam hal perencanaan, dan perancangan sirkulasi.
Di kota Palembang sendiri, banyak terdapat kawasan pasar - pasar
tradisional, katakanlah: pasar 16 Ilir, Pasar kentut, Pasar Lemabang, pasar
Kuto, Pasar Sekanak, dan sebagainya, dan pada artikel ini akan ditelusuri
lebih mendalam terkait ketidakberaturan sirkulasi pada salah satu pasar di
palembang, yaitu. Pasar Lemabang.
Sejarawan Palembang Kemas H Andi Syarifuddin menerangkan asal
muasal kata Lemabang. Ternyata dari kisah sultan yang hendak dimakamkan
pada masa itu. "Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo wafat pada
malam Sabtu, tanggal 3 Muharram 1171 Hijriah bersamaan 17 September
1757 Masehi dalam usia 68 tahun." Andi, menjelaskan bahwa tempat
pemakaman sultan pada saat itu memiliki tanah yang tinggi dan miring.
"Lemabang berasal dari kata-kata Lemah Abang yang berarti tanah
merah, sebab disaat sultan hendak membangun komplek pemakamannya
sendiri dalam tahun 1728 di daerah lemah luhur (tanah tinggi), kondisi
tanahnya miring atau tidak rata, lantas ditimbun oleh sang sultan dengan
tanah merah," jelasnya.
Dalam penataannya, pasar Lemabang masih sangat rancu dalam
mengendalikan banyaknya PKL liar yang berjualan tidak pada area
semestinya di pasar lemabang, sehingga menghambat sirkulasi manusia, dan
kendaraan, yang ada di dalamnya.

3
1.2Rumusan Masalah
1. Mengetahui permasalahan ketidakberaturan pedagang kaki lima di pasar
Lemabang.
2. Mengetahui solusi dalam menghadapi permasalahan ketidakberaturan
pedagang kaki lima di pasar Lemabang.
3. Mengetahui penyebab permasalahan ketidakberaturan pedagang kaki lima
di pasar Lemabang.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1Kondisi dan Lokasi Tapak Pasar Lemabang


Pasar Lemabang merupakan pasar yang berlokasi pada Jl. Rama Kasih
Raya, Duku, Kec. Ilir Tim. II, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30163.

Gambar 4 Lokasi Pasar Lemabang


Sumber : https://www.google.co.id/maps/@-6.2008406,106.7987143,16z?hl=id

Pasar Lemabang sendiri dikelilingi oleh perumahan penduduk, dan


ruko-ruko komersial yang menyebabkan area seputaran pasar Lemabang ini
menjadi padat, dan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian
masyarakat di sekitarnya. Sebagian besar dari pengunjung pasar Lemabang
adalah penduduk dari Pusri, Veteran, dan Lemabang itu sendiri.
Pasar Lemabang yang terletak disamping jalan Yos Sudarso,
menyebabkan pasar Lemabang menjadi terminal yang menghubungkan
PUSRI, dan Bom Baru. Hal tersebut menyebabkan pasar Lemabang banyak
dilalui oleh mobil, motor, dan banyak kendaraan pabrik, yang menyebabkan
area tersebut pada siang hari sering mengalami kemacetan.

5
Gambar 5 Kemacetan Jl. Yos Sudarso Pada Siang Hari
Sumber : https://www.google.co.id/maps/@-6.2008406,106.7987143,16z?hl=id

Adapun secara pembagian fungsi, dan penataan dari pasar Lemabang


sendiri terdiri dari bangunan utama berupa ruko 2 lantai dengan
pengelompokoan fungsi aktifitas di lantai 1 berupa pedagang sayur, buah,
daging, dan ikan, sedangkan pada lantai 2, diisi oleh fungsi aktifitas
pendagang baju. Pasar Lemabang sendiri diisi oleh area parkir yang terbilang
luas. Namun disayangkan, area parkir pasar Lemabang yang terbilang luas,
terkadang dimanfaatkan oleh pedagang-pedagang kaki lima untuk menggelar
lapak dagang secara liar, diluar dari area yang telah disediakan oleh dinas
pemerintah kota Palembang. Hal ini berdampak pada kurangnya lahan parkir,
dan ada pula pedagang kaki lima yang bahkan memenuhi badan trotoar jalan,
yang menyebabkan bahaya bagi penjual, maupun pembeli yang beraktifitas
disana, karena berbatasan langsung dengan jalan.

Gambar 6 Ruko Pasar Lemabang, Pedestarian, PKL Liar


Sumber : http://www.hargasumsel.com/profil-pasar/detail/pasar-lemabang

6
2.2Pembahasan
Pada bagian ini akan ditunjukkan ketidakberaturan yang disebabkan
pelaku pedagang kaki lima di pasar Lemabang, yang berdampak pada
pelanggaran.
Tabel 2. 1 Pembahasan
No Titik Lokasi Gambar Keterangan
1. Adanya
penempatan area
lapak pedagang
kaki lima yang
memasuki area
parkir dari pasar
Lemabang.
2. Adanya
penempatan area
lapak pedagang
kaki lima yang
memasuki area
parkir yang
bersebrangan
jalan dari pasar
Lemabang.
3. Pedagang kaki
lima yang menjual
sayur-sayuran
didepan area ruko
yang seharusnya
dijadikan area
sirkulasi
pengunjung pasar
Lemabang.

7
4. Parkir liar sebagai
bentuk
konsekuensi dari
kekurangan lahan
parkir yang
disebabkan oleh
kelakuan
pedagang liar.

5. Pedagang liar di
sekitar pinggiran
jalan Ratu Sianun
sebelah kiri dari
ruko pasar
Lemabang.

8
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Setelah melihat pembahsan sebelumnya, permasalahan pedagang kaki
liar disana menyebabkan permasalahan berantai berupa ketidakberaturan
dalam pola sirkulasi manusia, maupun kendaraan disana. Hal ini berdampak
pada ketidaknyamanan, dan bahaya pencopetan terhadap pengunjung disana.
Secara estetika, tentunya hal ini mengganggu muka kota, dikarenakan
penempatan lapak secara liar memberikan kesan bahwa tidak adanya
perencanaan yang matang terhadap fungsi pasar didalamnya.
3.2 Saran
Saran dalam menanggapi kasus ini sama seperti yang pernah
diwacanakan oleh dinas tata kota palembang, dikutip dari berbagai situs
berita dunia maya, yang menyebutkan akan diadakan penataan ulang
terhadap pasar Lemabang, dimana penataan yang dilakukan bukan saja
dalam hal arsitektur, namun juga dalam hal ketertiban disana, yang akan
lebih tegas menindaklanjuti para pedagang kaki lima yang masih melanggar
aturan yang telah dibuat oleh pemerintah demi kenyamanan bersama di pasar
Lemabang.

Anda mungkin juga menyukai