Anda di halaman 1dari 4

Essay on The Effectiveness of Redenomination Policy in Indonesia

Muhammad Nur Hidayat


NIM. 225020507111021

Dalam rangka meningkatkan capital inflow dan penguatan kredibilitas mata


uang Indonesia di dunia internasional, penerapan kebijakan redominasi
(penyederhanaan) rupiah telah dimunculkan sejak tahun 2010. Sebagian pihak
mendukung implementasi kebijakan ini, namun sebagian lainnya beranggapan
bahwa redominasi dapat memunculkan potensi tidak stabilnya nilai tukar dan
peningkatan inflasi.

Apakah Anda setuju dengan dengan kebijakan redominasi rupiah?


Elaborasikan alasan Anda beserta contoh nyata dari argumen yang dikaitkan
dengan kebijakan moneter (minimal 5 paragraf).

Redenominasi Rupiah adalah penyederhanaan jumlah digit pada denominasi atau


pecahan Rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga dan nilai tukar Rupiah terhadap
harga barang dan/atau jasa (Astrini, D., Juanda, B., & Achsani, N. A. 2016 ). Adanya
inefisiensi perekonomian dalam operasional dan mendukung ekonomi nasional dalam
memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), serta kredibilitas Rupiah yang lemah
di mata internasional, dibuktikan dengan nilai tukar Rupiah terhadap yang lemah,
mendasari adanya kebijakan Redenominasi Rupiah kala itu. Namun penerapan
Redenominasi Rupiah tidak berharap banyak jika dilihat dari kondisi perekonomian
Indonesia yang beresiko menimbulkan masalah yang lebih luas pada tahun 2010.

Penerapan Redenominasi Rupiah akan menuntun pada tingkat inflasi yang lebih
tinggi pada perekonomian Indonesia setelah 2010. Pada tahun 2010 berdasarkan
data BPS 2010, kondisi perekonomian Indonesia mengalami pemulihan yang cepat
akibat krisis. PDB mencapai 6,1 persen dari 4,6 persen di tahun 2009. Namun tidak
dengan tingkat inflasi, tercatat inflasi sebesar 6,96 dari 2,78 pada tahun sebelumnya.
Dengan kondisi perekonomian Indonesia seperti ini, keberhasilan kebijakan
Redenominasi Rupiah akan diragukan. Tingkat inflasi yang tinggi disaat diterapkannya
redenominasi akan mempersulit masyarakat dalam membandingkan nilai riil sebelum
dan sesudah redenominasi, hal ini terjadi karena adanya money illusion dimana
kenaikkan harga akan disamarkan karena perilaku produsen yang menganggap bahwa
ekspektasi masyarakat terhadap inflasi sudah tinggi sehingga produsen akan
meningkatkan harga transaksi suatu barang ketika tingkat inflasi tinggi
(Annazah, N. S., Juanda, B., & Mulatsih, S. 2022)
. Kondisi ini sejalan dengan penelitian Ioana pada
tahun 2005 dimana keberhasilan redenominasi dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang
rendah dengan kecenderungan menurun dan berhasil serta pertumbuhan PDB riil yang
tinggi. Teori ini dibuktikan secara langsung melalui apa yang terjadi di Brazil pada tahun
1986 dan 1989 yang mengalami hiperinflasi di angka 500 persen per tahunnya akibat
kebijakan Redenominasi.

Dari sisi output perekonomian Indonesia akan diperparah dengan perekonomian


yang overheating akibat kebijakan Redenominasi Rupiah, Pada tahun 2010 nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar di tahun 2010 terapresiasi sebesar 0,50 persen atau
sebesar Rp 8958 per Dollar dibandingkan triwulan lalu jika dilakukan Redenominasi
akan semakin mengapresiasi Rupiah. karena ketika pelaksanaan redenominasi
didukung oleh mata uang yang mengalami apresiasi maka tingkat inflasi satu tahun
setelah redenominasi akan menurun (Annazah, N. S., Juanda, B., & Mulatsih, S. 2022) .
Menguatnya Rupiah akan meningkatkan capital inflow dan diprediksi menguntungkan
perekonomian Indonesia. Namun, peningkatan yang berganda inilah yang menuntun
perekonomian Indonesia ke level overheating, logika dasarnya, kenaikan output akan
mempengaruhi kenaikan permintaan agregat dengan asumsi penawaran agregat tetap
maka akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang dan jasa (inflasi) dan adanya
kenaikan / pertumbuhan ekonomi juga akan mempengaruhi permintaan untuk barang-
barang & jasa impor yang dengan asumsi ekspornya tetap maka akan menyebabkan
defisit pada transaksi berjalan (Permono, I. S. 1997). Dengan demikian Redenominasi
Rupiah akan memperparah tingkat inflasi perekonomian Indonesia walaupun target
kredibilitas Rupiah tercapai.

Perlambatan ekonomi dunia dan berbagai resiko serta ketidakpastian global


menjadi tantangan baru Redenominasi Rupiah di tahun 2023. Ketidakpastian global
akan konflik Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel yang beresiko membentuk blok-blok
baru di dunia yang akan berpengaruh besar pada harga komoditas vital seperti minyak.
Hal ini dibuktikan kebijakan Rusia dan Arab Saudi sebagai negara produsen minyak
terbesar di Dunia melakukan pemangkasan produksi dan perketatan pasar akibat
adanya ketegangan di Eropa dan Timur Tengah (Setiawati, S. 2023) kenaikkan BBM
akan terjadi dan Indonesia akan disusul dengan meningkatnya harga-harga barang
lainnya sehingga terjadi peningkatan inflasi apabila konflik terus berkepanjangan.

Berdasarkan argumen dan data diatas dapat disimpulkan, Redenominasi Rupiah


beresiko menimbulkan masalah yang lebih luas jika dilihat dari kondisi perekonomian
Indonesia di tahun 2010. Meningkatnya dan tidak stabilnya inflasi dari tahun 2009 ke
2010, meragukan keberhasilan Redenominasi Rupiah akibat munculnya money illusion
pada setiap penerapan Redenominasi seperti terjadi di Brazil. Dari sisi output,
perekonomian Indonesia beresiko mengalami overheating apabila dilakukannya
Redenominasi, karena kenaikan permintaan agregat dengan asumsi penawaran
agregat tetap maka akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang dan jasa
(inflasi) akibat dari terus terapresiasinya Rupiah. Dampak kebijakan redenominasi di
tahun 2023 tidak jauh berbeda apabila diberlakukan, karena kondisi perekonomian
global yang tidak pasti akibat adanya konflik geopolitik yang mempengaruhi komoditas
minyak yang vital. Dengan demikian saya tidak setuju dengan kebijakan Redenominasi
Rupiah di tahun 2010 akan membawa perekonomian Indonesia lebih baik.

References:
Dharmawan, H. (2021). Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Produk Domestik Bruto Dan
Tingkat Inflasi Terhadap Investasi Portofolio Asing Di Pasar Modal
Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 9(2).
Annazah, N. S., Juanda, B., & Mulatsih, S. (2022). Akutansi dan Manajemen
Nusantara, hlm (Vol. 1, Issue 1). http://id.rateq.com
Istiqomah, I. (2013). Pengaruh Inflasi Dan Investasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah.
Signifikan, 2(1), 194664.
Amir, A. (2013). Redenominasi Rupiah dan Sistem Keuangan. Jurnal Perspektif
Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah, 1(2).
Astrini, D., Juanda, B., & Achsani, N. A. (2016). IMPACT OF REDENOMINATION ON
PRICE, VOLUME, AND VALUE OF TRANSACTION: AN EXPERIMENTAL
ECONOMIC APPRAOCH. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 19(2), 207-
238.Susy Suhendra, E., & Wayhu Handayani, S. (n.d.). Impacts of
Redenomiantion on Economics Indicators.
Rajendra, R., & Fauzan, H. A. (2023, October 15). Kurs Rupiah ke Dolar AS Berisiko
Melemah, Efek Konflik Israel-Hamas. Bisnis.com.
https://market.bisnis.com/read/20231015/93/1704370/kurs-rupiah-ke-dolar-as-
berisiko-melemah-efek-konflik-israel-hamas
Syahputra, R. B. (2013). Redenominasi Dan Hubungannya Dengan Inflasi Dan Nilai
Tukar (Pengalaman Beberapa Negara). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 2(2).
Suseno, D. A. (2016). Determinan Investasi Portofolio Asing Di Indonesia Dan
Pengaruhnya Terhadap PDB. Jurnal STIE Semarang, 8(3), 131770. LAPORAN
PEREKONOMIAN INDONESIA 2010. (n.d.).
Permono, I. S. (1997). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 12 No. 1 Tahun 1997.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol, 12(1).
Guntur, A. (2023). ANALISIS DAMPAK KONFLIK RUSIA–UKRAINA TERHADAP
PEREKONOMIAN INDONESIA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
BOSOWA).
Noor, A. F. (2023, October 11). Pertumbuhan Ekonomi China Melambat, Ini
Dampaknya ke Indonesia. Republika Online.
https://ekonomi.republika.co.id/berita/s2d1px490/pertumbuhan-ekonomi-china-
melambat-ini-dampaknya-ke-indonesia
DetikFinance. (2010, September 28). Masuk 3 Mata Uang dengan Nol Terbanyak,
Rupiah Harus Diredenominasi. Detikfinance. https://finance.detik.com/moneter/d-
1450738/masuk-3-mata-uang-dengan-nol-terbanyak-rupiah-harus-
diredenominasi
Kejar Capaian Pertumbuhan Ekonomi di 2024, Menko Airlangga Tegaskan Pentingnya
Sinergi dan Kontribusi untuk Membangun Optimisme Ekonomi Indonesia. (n.d.).
www.ekon.go.id
Badan Kebijakan Fiskal - Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Kokoh di Tengah
Tantangan Global. (2023, November 8).
https://fiskal.kemenkeu.go.id/baca/2023/11/08/4471-pertumbuhan-ekonomi-
indonesia-yang-kokoh-di-tengah-tantangan-global
Setiawati, S. (2023, January 1). Arab dan Rusia Lanjut Pangkas Produksi, Minyak
Menguat. CNBC Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20231107081616-17-486910/arab-dan-
rusia-lanjut-pangkas-produksi-minyak-menguat
Stabil dan Terkendali, Inflasi Inti Indonesia pada September 2023 Bertengger di
Peringkat 7 Dunia - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia. (n.d.). https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/5410/stabil-dan-
terkendali-inflasi-inti-indonesia-pada-september-2023-bertengger-di-peringkat-7-
dunia

Anda mungkin juga menyukai