Anda di halaman 1dari 14

Saudah

binti
Zam’ah ra.
Melintasi Kegelapan Syirik
Menuju Cahaya Tauhid
Seorang da’i sejati selalu peduli dengan semua orang yang
ada di sekelilingnya dan khawatir jika mereka ditimpa
siksa Allah, sehingga berusaha keras menarik mereka
menuju keridhaan dan surga Allah.
Ad-Saabiquunal Awwalun
Sakran bin ‘Amr-saudara kandung sahabat terkemuka, Suhail bin
‘Amr, memiliki istri bernama Saudah binti Zam’ah ra.

Sakran dan Saudah menjadi bagian dari orang - orang yang pertama
menyerahkan hati dan dirinya kepada Allah swt.
kesabaran dan kepasrahan kepada Allah dan
sebuah tujuan yang mulia
perpisahan yang memilukan
dan menanti kebahagiaan
jika sabar dan pasrah kepada
Allah, maka Allah akan
memberinya pengganti yang
lebih baik.
melalui Khaulah binti Hakim ra., Rasulullah saw.
menyampaikan pinangan kepada Saudah binti
Zam’ah ra.

mahar yang diberikan sebesar 400 dirham.


Saudah ra. adalah wanita pertama yang dinikahi Nabi saaw.
setelah Khadijah ra. wafat. Ia menjadi satu - satunya istri Nabi
saw. selama tiga tahun, sebelum Rasulullah saw. menikah
dengan ‘Aisyah ra.

Saudah ra. yakin sekali bahwa dirinya tidak mungkin dapat


mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh Khadijah ra.
Namun, ia tetap berusaha sekuat tenaga agar dapat mengisi
rumah tangga yang penuh berkah tersebut dengan
kenyamanan, kesenangan, dan kebahagiaan.
hijrah ke madinah
“Dan orang - orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar)
sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada
mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (orang - orang Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang-
orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka
berikan itu). Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-
orang yang beruntung.”(Al-Hasyr:9)
‘Aisyah ra. berkata, “Jika Rasulullah saw. hendak melakukan perjalanan jauh (safar),
beliau selalu mengundi istri - istrinya. Siapa yang keluar namanya, maka dialah yang
menyertai beliau dalam perjalanan tersebut. Selain itu, beliau juga menggilir istri-istrinya
setiap sehari semalam, kecuali Saudah. Ia memberikan hari gilirannya kepada ‘Aisyah,
istri Nabi saw., untuk menyenangkan Rasulullah saw.” (H.R Bukhari)
Saudah ra. termasuk istri Rasulullah saw. yang sering membalas candaan beliau,
membuat beliau tersenyum, dan pandai menyenangkan hati beliau. Saudah ra. sering
menceritakan hal - hal yang membuat Rasulullah saw. tersenyum.
Saudah ra. selalu mengejar amal kebaikan dan ketaatan. Saudah ra.
adalah contoh konkret dari ayat siapa yang menanam ladang di dunia,
maka akan memetik hasilnya di akhirat.

Seorang wanita dermawan dan murah hati, tidak pernah tergoda oleh
kemewahan dan kesenangan dunia yang pasti sirna.
ketika berpisah..
semoga Allah meridhainya dan memberikan keridhaan
kepadanya, serta menjadikan surga Firdaus sebagai
persinggahan terakhirnya
ALHAMDULILLAH,
SELESAI, TERIMA KASIH ~

Anda mungkin juga menyukai