Susunan Al Habib Muhammad bin Hasan bin Alwi al Haddad (Season II)
Ustadzah Lubna Mauladdawilah
Di sesi yang ke 2 ini kita akan mempelajari tentang
kelahiran Sayyidah Fathimah Azzahra Ra. Dimanakah lahirnya, bagaimanakah kelahirannya, tentang masa kecilnya, dan tentang pertumbuhan beliau Radiyallahu anha. Seorang pecinta sejati pasti ingin tahu seperti apa sosok yang ia cintai. Begitupula jika kita cinta kepada Sayyidah Fathimah Azzahra, maka kita harus tahu dan kenal secara rinci terhadap beliau. Seorang anak saja yang mengidolakan artis pujaannya pasti ia tau tentang biografi artis tersebut karena cinta dan kagum. Maka wahai para pecinta dan pengagum Sayyidah Fathimah Azzahra Ra siap-siaplah, setelah ini kita akan dibawa oleh sang penulis diperkenalkan tentang kelahiran Sayyidah Fathimah Azzahra Ra dan tentang pertumbuhan beliau radiyallahuanha untuk menambah rasa cinta kita, kagum kita, dan hormat kita kepada beliau. Dengarkanlah fengan hati agar rindu ini semakin masuk kedalam hati untuk beliau radiyallahuanha.
Sayyidah Fathimah Azzahra Ra dilahirkan di kota
Makkah al Mukaromah. Kita semua tahu betapa mulianya kota Makkah. Tempat Rasulullah Saw lahir, tempat Ka'bah, tempat ibadah dimana jika kita beribadah di tempat tersebut pahalnya akan Allah Swt lipat gandakan. Kota Makkah memiliki nilai agung disisi Allah Swt, dan Sayyidah Fathimah Azzahra Ra dilahirkan disitu. Bukan sembarang orang dan bukan sembarang kelahiran. Menandakan bahwa beliau adalah orang yang mulia dan dilahirkan dikota yang mulia juga. Maka itulah kota yang penuh keberkahan dari Allah Swt.
Sayyidah Fathimah Azzahra Ra dilahirkan 5tahun
sebelum Rasulullah Saw diutus menjadi seorang Rasul. Jadi Sayyidah Fathimah Azzahra Ra lahir kira-kira usia Rasulullah Saw saat itu adalah 35tahun. Saat beliau radiyallahuanha lahir juga bertepatan dengan Rasulullah Saw meletakkan hajar aswad dengan tangan mulia beliau Saw. Diceritakan saat itu ada banjir besar. Sehingga kondisi Ka'bah saat itu rusak parah. Suku-suku yang berada disekitar Ka'bah memiliki niatan ingin merenovasi Ka'bah dengan uang yang halal. Mereka semua tahu tentang kemuliaan Ka'bah tersebut. Singkat cerita Ka'bah pun telah selesai di renovasi, tinggal peletakkan hajar aswad. Semua suky yang ada disitu berebut ingin meletakkan hajar aswad. Sampai mereka semua bertikai, cekcok, bahkan sampai akan ada pertumpahan darah. Karena mereka merasa bahwa sukunya lah yang paling berhak. Lali diputuskan bahwa siapa yang keluar dari pintu itu maka ia akan menjadi hakim atas kita. Dan MasyaAllaaah, yang datang adalah Rasulullah Saw. Dan kita semuanya tahu bagaimana wajah Beliau Saw, bersinar bak rembulan. Maka orang-orang yang menyaksikannya pun berkata, "Baiklah kita semuanya ridho dengan dia Al Amin."
Al Amin adalah julukan orang-orang Qurays terhadap
Rasulullah Saw yakni berarti orang yang dapat dipercaya. Bahkan mereka orang Qurays lebih percaya menitipkan barang mereka kepada Rasulullah Saw daripada orang lain. Tapi tatkala Rasulullah Saw mengatakan beliau adalah Nabi dan Rasul disitulah hidayah belum turun kepada mereka. Maka ketika itu Rasulullah Saw membentangkan rida'nya dan mengangkat hajar aswad dengan tangan beliau laku diletakkan ditengah rida' tersebut. Lalu 4 kepala pembesar suku Qurays saat itu memegang ujung-ujung rida' Rasulullah Saw kemudian mengangkatnya bersama-sama, lalu tangan mulia Rasulullah Saw lah yang meletakkan hajar aswad tadi kembali kepada tempatnya semula. Subhanallah, betapa mudahnya akhlak yang di ajarkan Rasulullah Saw menghadapi suatu hal yang terlihat rumit tetapi beliau permudah.
Ketika Rasulullah Saw masih bayi dan dibawa oleh
kakeknya untuk tawaf di Ka'bah, lalu saat sampai di depan hajar aswad kakeknya mendekatkan Nabi Muhammad Saw untuk mencium hajar aswad. Tetapi apa yang terjadi? Justru hajar aswad lah yang keluar kemudian mencium Rasulullah Saw. Hajar aswad pun sudah tak sabar dan rindu dengan Rasulullah Saw. Lalu bagaimana dengan kita ummatnya? Apakah kita tidak rindu bisa mencium tangan mulia beliau Saw?. Maka ketika kita berjalan sesuai dengan syariaat Rasulullah Saw, sesuai dengan thoriqoh Rasulullah Saw dan menjadikan Sayyidah Fathimah Azzahra Ra sebagai tauladan kita, maka semoga kelak kita bisa mencium tangan mulia Rasulullah Saw.
Setelah kejadian itu Rasulullah Saw bergegas pulang ke rumahnya dan mendapati istrinya telah melahirkan seorang bayi yang cantik jelita yaitu Sayyidah Fathimah Azzahra Ra. Dan kelahiran wanita yang suci ini seperti tumbuhan indah yang tumbuh. Tanggal 20 Djumadil akhir. Yang terjadi ketika itu adalah hari jum'at yang begitu bergemerlapan, mulia dan indah, lahirlah wajah yang mulia ini. Yang terpancar dari wajah Sayyidah Fathimah Azzahra Ra adalah cahaya yang begiu bersinar. Maka Maha suci Allah Swt tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Ketika itu Sayyidah Khodijah Ra sedikit sedih. Karena Sayyidah Khodijah Ra ingin memberikan Rasulullah Saw anak laki-laki, mengingat anak Rasulullah Saw yang laki-laki sudah meninggal semua sejak kecil. Tapi Allah Swt memiliki takdir yang lebih indah. Ketika Rasulullah Saw datang bayi itu langsung digendong. Dan ketika digendong wajah nya seperti wajah Rasulullah Saw bak pinang dibelah 2 dengan Nabi Saw. Mulai dari wajah, hidung, pipi, alis, rambut, semuanya mirip dengan Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah Saw bahagia maka Sayyidah Khodijah Ra pun juga akhirnya senang. Begitu Sayyidah Khodijah melihat bayinya ia terkejut dan betapa senangnya karena melihat wajah putrinya sangat mirip dengan wajah Rasulullah Saw. Dikatakan bahwa anak beliau Sayyidah Zainab Ra wajahnya mirip dengan Sayyidah Khodijah Ra. Lalu yang bernama Sayyidah Ummi Kaltsum Ra dan Sayyidah Roqayyah Ra wajahnya campuran antara wajah Rasulullah Saw dan Sayyidah Khodijah Ra. Akan tetapi yang bernama Sayyidah Fathimah Azzahra Ra berbeda, keseluruhannya mirip dengan Rasulullah Saw. Dan tak dipungkiri bayi tersebut nantinya memiliki kedudukan yang tinggi, kedudukan yang mulia disisi Allah Swt dan di hati Rasulullah Saw."