Anda di halaman 1dari 5

​Majlis Rihlatii ilaa Sa'aadatii

(18 Djumadil 'Ula 1443 H / 23 Desember 2021)

Syarah Kitab Iqdullul


Susunan Al Habib Muhammad bin Hasan
 bin Alwi al Haddad
(Season II)

Ustadzah Lubna Mauladdawilah

              Di sesi yang ke 2 ini kita akan mempelajari tentang


kelahiran Sayyidah Fathimah Azzahra Ra. Dimanakah
lahirnya, bagaimanakah kelahirannya, tentang masa kecilnya,
dan tentang pertumbuhan beliau Radiyallahu anha. Seorang
pecinta sejati pasti ingin tahu seperti apa sosok yang ia
cintai. Begitupula jika kita cinta kepada Sayyidah Fathimah
Azzahra, maka kita harus tahu dan kenal secara rinci
terhadap beliau. Seorang anak saja yang mengidolakan artis
pujaannya pasti ia tau tentang biografi artis tersebut karena
cinta dan kagum. Maka wahai para pecinta dan pengagum
Sayyidah Fathimah Azzahra Ra siap-siaplah, setelah ini kita
akan dibawa oleh sang penulis diperkenalkan tentang 
kelahiran Sayyidah Fathimah Azzahra Ra dan tentang
pertumbuhan beliau radiyallahuanha untuk menambah rasa
cinta kita, kagum kita, dan hormat kita kepada beliau.
Dengarkanlah fengan hati agar rindu ini semakin masuk
kedalam hati untuk beliau radiyallahuanha. 

              Sayyidah Fathimah Azzahra Ra dilahirkan di kota


Makkah al Mukaromah. Kita semua tahu betapa mulianya
kota Makkah. Tempat Rasulullah Saw lahir, tempat Ka'bah,
tempat ibadah dimana jika kita beribadah di tempat tersebut
pahalnya akan Allah Swt lipat gandakan. Kota Makkah
memiliki nilai agung disisi Allah Swt, dan Sayyidah Fathimah
Azzahra Ra dilahirkan disitu. Bukan sembarang orang dan
bukan sembarang kelahiran. Menandakan bahwa beliau
adalah orang yang mulia dan dilahirkan dikota yang mulia
juga. Maka itulah kota yang penuh keberkahan dari Allah
Swt.

              Sayyidah Fathimah Azzahra Ra dilahirkan 5tahun


sebelum Rasulullah Saw diutus menjadi seorang Rasul. Jadi
Sayyidah Fathimah Azzahra Ra lahir kira-kira usia Rasulullah
Saw saat itu adalah 35tahun. Saat beliau radiyallahuanha
lahir juga bertepatan dengan Rasulullah Saw meletakkan
hajar aswad dengan tangan mulia beliau Saw. Diceritakan
saat itu ada banjir besar. Sehingga kondisi Ka'bah saat itu
rusak parah. Suku-suku yang berada disekitar Ka'bah
memiliki niatan ingin merenovasi Ka'bah dengan uang yang
halal. Mereka semua tahu tentang kemuliaan Ka'bah
tersebut. Singkat cerita Ka'bah pun telah selesai di renovasi,
tinggal peletakkan hajar aswad. Semua suky yang ada disitu
berebut ingin meletakkan hajar aswad. Sampai mereka
semua bertikai, cekcok, bahkan sampai akan ada
pertumpahan darah. Karena mereka merasa bahwa sukunya
lah yang paling berhak. Lali diputuskan bahwa siapa yang
keluar dari pintu itu maka ia akan menjadi hakim atas kita.
Dan MasyaAllaaah, yang datang adalah Rasulullah Saw. Dan
kita semuanya tahu bagaimana wajah Beliau Saw, bersinar
bak rembulan. Maka orang-orang yang menyaksikannya pun
berkata, "Baiklah kita semuanya ridho dengan dia Al Amin."

              Al Amin adalah julukan orang-orang Qurays terhadap


Rasulullah Saw yakni berarti orang yang dapat dipercaya.
Bahkan mereka orang Qurays lebih percaya menitipkan
barang mereka kepada Rasulullah Saw daripada orang lain.
Tapi tatkala Rasulullah Saw mengatakan beliau adalah Nabi
dan Rasul disitulah hidayah belum turun kepada mereka.
Maka ketika itu Rasulullah Saw membentangkan rida'nya
dan mengangkat hajar aswad dengan tangan beliau laku
diletakkan ditengah rida' tersebut. Lalu 4 kepala pembesar
suku Qurays saat itu memegang ujung-ujung rida' Rasulullah
Saw kemudian mengangkatnya bersama-sama, lalu tangan
mulia Rasulullah Saw lah yang meletakkan hajar aswad tadi
kembali kepada tempatnya semula. Subhanallah, betapa
mudahnya akhlak yang di ajarkan Rasulullah Saw
menghadapi suatu hal yang terlihat rumit tetapi beliau
permudah.

            Ketika Rasulullah Saw masih bayi dan dibawa oleh


kakeknya untuk tawaf di Ka'bah, lalu saat sampai di depan
hajar aswad kakeknya mendekatkan Nabi Muhammad Saw
untuk mencium hajar aswad. Tetapi apa yang terjadi? Justru
hajar aswad lah yang keluar kemudian mencium Rasulullah
Saw. Hajar aswad pun sudah tak sabar dan rindu dengan
Rasulullah Saw. Lalu bagaimana dengan kita ummatnya?
Apakah kita tidak rindu bisa mencium tangan mulia beliau
Saw?. Maka ketika kita berjalan sesuai dengan syariaat
Rasulullah Saw, sesuai dengan thoriqoh Rasulullah Saw dan
menjadikan Sayyidah Fathimah Azzahra Ra sebagai tauladan
kita, maka semoga kelak kita bisa mencium tangan mulia
Rasulullah Saw.
 
             Setelah kejadian itu Rasulullah Saw bergegas pulang
ke rumahnya dan mendapati istrinya telah melahirkan
seorang bayi yang cantik jelita yaitu Sayyidah Fathimah
Azzahra Ra. Dan kelahiran wanita yang suci ini seperti
tumbuhan indah yang tumbuh. Tanggal 20 Djumadil akhir.
Yang terjadi ketika itu adalah hari jum'at yang begitu
bergemerlapan, mulia dan indah, lahirlah wajah yang mulia
ini. Yang terpancar dari wajah Sayyidah Fathimah Azzahra
Ra adalah cahaya yang begiu bersinar. Maka Maha suci Allah
Swt  tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Ketika
itu Sayyidah Khodijah Ra sedikit sedih. Karena Sayyidah
Khodijah Ra ingin memberikan Rasulullah Saw anak laki-laki,
mengingat anak Rasulullah Saw yang laki-laki sudah
meninggal semua sejak kecil. Tapi Allah Swt memiliki takdir
yang lebih indah. Ketika Rasulullah Saw datang bayi itu
langsung digendong. Dan ketika digendong wajah nya
seperti wajah Rasulullah Saw bak pinang dibelah 2 dengan
Nabi Saw. Mulai dari wajah, hidung, pipi, alis, rambut,
semuanya mirip dengan Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah
Saw bahagia maka Sayyidah Khodijah Ra pun juga akhirnya
senang. Begitu Sayyidah Khodijah melihat bayinya ia terkejut
dan betapa senangnya karena melihat wajah putrinya sangat
mirip dengan wajah Rasulullah Saw. Dikatakan bahwa anak
beliau Sayyidah Zainab Ra wajahnya mirip dengan Sayyidah
Khodijah Ra. Lalu yang bernama Sayyidah Ummi Kaltsum Ra
dan Sayyidah Roqayyah Ra wajahnya campuran antara wajah
Rasulullah Saw dan Sayyidah Khodijah Ra. Akan tetapi yang
bernama Sayyidah Fathimah Azzahra Ra berbeda,
keseluruhannya mirip dengan Rasulullah Saw. Dan tak
dipungkiri bayi tersebut nantinya memiliki kedudukan yang
tinggi, kedudukan yang mulia disisi Allah Swt dan di hati
Rasulullah Saw."

🤲
Allahua'lam Bishowab 
Barokallahufikum...
Semoga Bermanfaat 

Anda mungkin juga menyukai