Anda di halaman 1dari 8

MAQTAL ARBAIN

by ustd miftah rahmat

Mohon Izin kepada Guru kita, Habaib, asatidz , para Kyai ,ibu dan bapak semua . Allah ta'ala telah
karuniakan kepada kita karunia teramat berharga untuk bisa hadir pada hari Arbain ini di Pusara Al Imam
Al Hussein Alaihi sholatu Wassalam. Telah berlalu beratus-ratus hari bahkan beribu hari, kita ingin
berada di tempat ini. Telah berlalu ziarah-ziarah kita dari kejauhan. Ziarah yang kita sampaikan dengan
penuh Kerinduan dari tempat yang jauh. Dan Imam Alaihi sholatu Wasallam sekarang perkenankan kita
untuk berada dekat dengan beliau. Telah kita hadiri majelis- majelis as-Syura di tanah air kita sendiri,
telah kita sampaikan ungkap Bela sungkawa dan takziah kita khusus pada Imam zaman ajjalAllah ta'ala
fs.

Marilah kita hadirkan sepenggal Dari ziarah kita di tanah air itu ke sini, dari majelis-majelis di rumah
kita, dari majelis-majelis yang kita hadirkan, baik dalam keleluasaan maupun dalam kecemasan dalam
was-was dan lain sebagainya. Kita hadirkan sepenggal majelis itu untuk Imam Husein Alaihis shalatu
Wassalam.

Bismillahirrahmanirrahim Allahumma sholli ala Muhammad wa ala ali Muhammad

Di atas pohon kurma di perkebunan Bani quroidoh, pada tahun pertama Hijriyah. Seorang budak
berbadan tinggi besar sedang berada diatas pohon kurma. Namanya Uzbah, bukan penduduk asli Yatsrib.

ia berasal jauh dari isfahan. ia menempuh perjalanan jauh secara jasmaniah dan rohaniah. ia tinggalkan
keluarganya yang kaya dan berkedudukan tinggi ia tinggalkan posisinya sebagai pemelihara api suci
dalam agama majusi. ia berjalan ribuan mil untuk mencari pembawa kebenaran. Akhirnya Seorang
pendeta Nasrani mengabarkan kepadanya akan kedatangan nabi pembawa kasih di kota Yatsrib, di kota
itulah dia sekarang. ia jatuhkan dirinya sebagai budak hanya untuk menunggu kedatangan kekasih Tuhan.
tiba-tiba ia mendengar majikannya berbicara kepada teman-temannya; telah sampai di Quba Muhammad
telah sampai di Quba Muhammad.

Muhammad, itulah nama nabi yang ia tunggu. Muhammad itulah manusia yang ia rindukan selama ini.
itulah ujung perjalanannya. tubuh Ruzbah bergetar , hampir-hampir ia jatuhkan dirinya dari atas pohon
kurma. Sore hari usai kerja ia siapkan 1 kantung Kurma, 2 mil jaraknya antara Yatsrib dan kubah.
Langkah-langkahnya yang besar menempuh 2 mil itu dengan cepat, makin dekat ke kubah, makin
berguncang dadak nya, Muhammad Muhammad ,berulang-ulang ia ucapkan.

Dan ketika tiba di hadapannya dengan suara yang bergetar, orang tinggi besar ini hampir-hampir
menghempaskan dirinya untuk berkata ;aku mendengar orang Saleh ditemani oleh orang-orang asing
ini ada beberapa butir kurma aku serahkan kepadamu sebagai sedekah. Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam membagikannya kepada para sahabatnya ia tidak makan 1 butir pun. Dalam hatinya ruzbah
membatin ini tanda yang pertama.

Keesokan harinya Ia datang lagi dengan sekantung kurma lagi, ia bergegas menemui nabi yang sedang
memasuki kota Madinah ; ini hadiah untukmu.

Nabi Shallallahu Alaihi mengucapkan terima kasih kepadanya ia bagikan kepada para sahabatnya dan ia
ikut makan sebagiannya, ini tanda yang kedua. Isi Ruzbah dalam hatinya.

Dan ketika Nabi saw, berdiri untuk menshalatkan jenazah, Ruzbah lari ke belakangnya. Seakan-akan
nabi tahu apa yang dicari Ruzbah. Nabi lepaskan serban yang menutupi punggungnya dan ruzbah melihat
tanda kenabian diantara kedua bahunya. Ruzbah meloncat, menciumi bahu itu, dan terus-menerus
menangis. ia lepaskan kerinduannya kepada Rasulullah dengan membasahi tubuhnya yang mulia dengan
air matanya.

berceritalah ia tentang langkah kakinya yang panjang, tentang perjalanan pencariannya, tentang
kerinduannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa alihi. Dihadapan Rasulullah SAW Ruzbah
mengucapkan dua kalimat syahadat. Nabi memeluknya dan nabi memberinya nama baru; Salman.

Salman bukan orang asing pertama yang menciumi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa alihi untuk
mengungkapkan kecintaannya. Kecintaan yang akan memberinya kekuatan untuk menempuh perjalanan
panjang mencari kebenaran.

Kali ini kita berada di kebun kutbah dan Syaibah. kedua-duanya anak Rabi’ah , seorang budak asing
berasal dari mosul Irak melihat seorang lelaki dengan budaknya dilempari batu, keduanya berlindung
pada kebun tuan nya. Nafasnya tengah-tengah. Budaknya dengan setia menahan hujan batu itu dengan
tubuh dan kedua tangannya. Pada akhirnya hujan batu itu berhenti, mereka beristirahat tidak jauh dari
tempatnya berdiri bersama Tuan-tuannya. Budak itu disentakkan dengan doa yang sangat indah dalam
iringan isakan tangisan.

Ya Allah aku adukan kepadamu kelemahan dan kekuatanku, kerendahan ku di mata orang banyak.
Wahai Ia yang paling pengasih dari semua yang mengasihi, wahai pelindung orang-orang yang
tertindas. Engkaulah Tuhanku, Kemanakah engkau akan menyerahkan aku kepada saudara jauh yang
menghinakan aku atau kepada musuh yang menguasai urusan ku. aku tidak peduli asalkan engkau tidak
murka kepadaku. ampunanMu Duhai Tuhanku lebih luas bagiku. Aku berlindung demi cahaya wajahmu
yang menyinari kegelapan, dan memperbaiki urusan dunia dan hari kemudian, dari turunnya murkaMu
dan terbukanya marahmu, kecam lah aku Wahai Tuhanku sesukamu tidak ada daya dan kekuatan kecuali
karnaMu.

Doa itu menyentuh hati kedua tuan dan budaknya. Ambil setandan anggur dan berikan kepadanya!!?.
suruh Iya memakannya!!?...; perintah tuannya.

Adas, nama budak itu, beragama Nasrani, ia serahkan makanan itu kepada lelaki yang berdoa. setelah
mengucapkan terima kasih, ia mengambil sebutir anggur dan mengucapkan ;Bismillah.

Adas terkejut, Aku tidak pernah mendengar kalimat itu diucapkan oleh penduduk negeri ini. Melihat adas
terkejut, laki-laki itu bertanya; dari negeri manakah kamu? Adas menjawab aku berasal dari nainawa, di
tepi sungai dajlah di Irak, berhadapan dengan musuh. Lelaki itu melanjutkan, itu Negeri saudaraku yang
Saleh Yunus bin Matta..

Apa yang kau ketahui tentang Yunus?; laki-laki tersenyum, ia membacakan kisah Yunus, seperti yang
disebutkan dalam surat as-saffat. ia berkata ; Yunus itu nabi dan aku juga Nabi. Tersungkurlah Adas, ia
ciumi kepada Baginda Nabi shallallahu alaihi wa alih, kedua tangannya dan kedua kakinya. ia Ucapkan
dua kalimat syahadat.

nabi memeluknya erat, di bibirnya tersungging senyuman yang suci.

Ya Rasulallah, Inilah Kami sekarang ini yang sangat ingin berharap kebahagiaan seperti Salman, yang
ingin memperoleh keberkahan seperti Adas, telah kami tinggalkan keluarga kami, telah kami langkahkan
kaki kaki kami, telah lama Kerinduan kami, telah lama pencarian kami. Ya Rasulallah, masihkah
mungkin kami mencium khatamun nubuwwah?!.. Ya Rasulallah apa yang hendak Kami persembahkan
kepada mu?!. ya Rasulullah…..

Kemudian kami lihat sejarah, Adas berikan tandan anggur kepadamu engkau perkenankan ia mencium
kepalamu setelah ia melihat engkau dihujani batu dan disakiti. Ya Rasulallah lalu kami melihat sejarah,
hujan batu itu ternyata bagian tidak terpisahkan dari dirimu dan keluarga. Ahlul-baitmu bagian tak
terpisahkan dari dirimu, mereka juga ya Rasulullah tidak henti dianiaya dan disakiti. Ya Rasulullah
bahkan untuk mengenang Deritaku setiap saat saja kami tidak mampu, ampuni kami yang hanya
mengenang pada saat-saat seperti ini, yang hanya menangisi keluarga pada saat-saat seperti ini.

Hari ini ya Rasulullah, kami beranikan berziarah kepada Mu di Arbain, di dekat Pusara kekasihmu ya
Rasulullah… menyampaikan duka cita dan cinta kami.

40 hari berlalu sudah, sejak peristiwa tak tertahankan raga itu. Maafkan kami Ya Rasulallah, bila tak
mampu mempertahankan air mata Duka, tidak mampu mempertahankan tangisan kami, tidak seperti apa
sajjad Zainul Abidin ali. Sejak kepergian Al Husein, as-sajjad tidak henti berduka dan menangis …
Baka Aliyubnu abi tholib isrina sanah ma wudi’a baina yadaihi to’amun illa baka.. .

Ali Ibnul Husein Menangis Untuk ayahnya 20 Tahun Lamanya, tidaklah makanan dihidangkan di
hadapannya kecuali ia akan menangis melihatnya, tidaklah minuman ditawarkan kepadanya kecuali akan
menangis karenanya. 20 tahun lamanya.

Ya Rasulallah bukanlah yang pertama,

Ketika Amirul Mukminin Alaihissalam bersama para sahabatnya sampai di Karbala, ia berhenti, butiran-
butiran air suci menggenang di pelupuk matanya, ia mengitari padang pasir yang gersang itu berulang kali
ya turun dan berhenti wajahnya penuh duka. dan tidak henti henti ia berkata “di sini nanti kuda-kuda itu
ditambatkan, di sini nanti tubuh-tubuh itu berjatuhan, di sini api akan membakar tenda
peristirahatan,” lalu ia mengambil Segenggam tanah dan berkata ;“bahagialah engkau tanah, di atas mu
kelak, darah suci tertumpah. lalu Ali mengusapkan tanah Karbala ke wajahnya, dan Ali Amirul
Mukminin bukanlah yang pertama.

Bukankah dahulu engkau Ya Rasulallah berjalan bersama para sahabatmu mengitari Madinah, lalu kau
lihat seorang anak kecil sedang bermain, kau panggil Iya, Kau sapa anak kecil itu, kau angkat ia ke
pangkuanmu, kau cium Ia tepat diantara kedua matanya.

Ah….bahagianya anak kecil itu, engkau limpahkan kepadanya kasih dan sayangmu.

Seorang sahabat bertanya kepadamu , ;Ya Rasulallah Mengapa kau istimewakan dia Mengapa kau
istimewakan anak kecil itu ?

Ya Rasulallah engkau berkata lembut :”Aku pernah melihatnya bermain dengan Husein ku sayang”,
lalu ia bersihkan debu yang melekat ke telapak kaki al-husein. Ia Usapkan debu itu ke wajahnya.
Tidak lama Jibril datang kepadaku mengabarkan anak ini nanti akan menjadi penolong Sayangku
Husein di Karbala, aku mencintainya karena kecintaannya kepada Huseinku sayang.

Ya Rasulallah izinkan kami untuk berkata:” kami juga para pecinta huseinmu, kami akan ucapkan bekas
pijakan Huseinmu di atas kepala kami, pada wajah kami, pada kedua tangan kami, ketika sujud
merendahkan diri dihadapan Kebesaran Tuhan akan meletakkan dahi kami di atas tanah Huseinmu
Sayang. Jika kelak berpulang ke haribaan, tanah Karbala Akan diusapkan di pipi kami menyertai kami
di pembaringan. Ya Rasulullah kami pun mencintai huseinmu sayang, Ya Rasulullah, izinkan kami
menyampaikan salam pada Abdillahil Husein as.

Izinkan Kami Sampaikan salam untukmu:


Assalaamu alaika yaa rosulallaaah.... Isfak lanaa indallah

Assalaamu alaika yaa rosulallaaah.... Isfak lanaa indallah

Assalaamu alaika yaa rosulallaaah.... Isfak lanaa indallah

Ya Rasulullah kami bukan Salman Juga bukan Adasmu, tapi kami punya tekat dan cinta seperti mereka.
Ya Rasulullah Kami mencintai Husein mu sayang, dan kami bukanlah yang pertama. Kami bukanlah
yang pertama menangisinya. Bagaimana kami tidak menangis untuk huseinmu ketika al-Hasan a.s
terbaring tanpa daya dan Racun sudah menjalar diseluruh tubuhnya. Husen mau duduk di sampingnya, ia
menangis. Huseinmu menangis Ya Rasulallah. Melihat huseinmu menangis,

al-hasan bertanya lembut; “Mengapa engkau menangis saudaraku?”

al-Husein berkata:” Bagaimana mungkin aku tidak menangis padahal saudaraku di racun dan disakiti.”

al-Hasan menjawab:” walaupun aku mereka racun, Tapi kini, apapun yang kuinginkan aku dapatkan,
keluargaku berkumpul bersama ku, bila aku kehausan, mereka memberikan aku minuman, tapi Ya aba
Abdillah, La Yauma Kayaumika aba Abdillah. Tiada Hari hari seperti harimu ya aba Abdillah.”
Berkumpul di sekitarmu nanti 30.000 orang yang mengaku Ummat kakekmu, mereka bersyukur untuk
membunuhmu dan menumpahkan darah mu, air pun ditahan darimu, Tiada hari seperti harimu ya Aba
Abdillah, tidak akan pernah ada hari seperti hari aba Abdillah.”

Zainab saudari tersayang mempersembahkan kedua putranya untuk gugur dimedan tempur. Ketika
keduanya syahid al-Husein Menggendongnya menggendongnya membawanya ke depan tenda,
meletakkan kedua jasad itu perlahan, semua perempuan menjerit, mereka menangis, tapi zaynab tidak
terlihat ada di tengah-tengah mereka. Ketika seseorang

Bertanya kepadanya; “maulati junjunganku Mengapa tak kau jemput jasad putramu?

Zainab berkata: ”aku tidak ingin Husein melihat ku berduka. Aku tidak ingin Husein melihatku
menangis, ya aba Abdillah Tiada hari ini seperti hari ini.

Ya Rasulallah memang tak kan pernah ada hari seperti hari Huseinmu Sayang, betapa tidak ya
Rasulullah, ketika dahulu detik-detik terakhir dada terasa berat, matamu menutup lambat, aku tidak ingin
mengingat saat-saat penuh duka itu . Dahulu ketika sudah dekat waktu perjumpaan dengan Tuhan mu,
dadaku berat dan mata menutup lambat, kemudian didatangkan di hadapanmu al-hasan dan al-husain,
kedua putra yang sangat kau sayangi, dan matamu terbuka lebar, senyum kebahagiaan tersungging di
wajahmu yang suci, wajah Al Hasan dan Husein Kau saksikan terakhir kali, tapi Tiada hari seperti hari al-
husein, pada saat terakhirnya Menutup Mata yang ia saksikan muka si Durjana, dadanya pun terasa berat
karena dia duduk di atas tubuh yang suci untuk bersiap melepas kepalanya.

Ya Rasulallah ya nabi ya Rahmah,,,, Setelah Husein berjuang setelah ia gugur bersimbah darah, anak-
anak Bani Hasyim tertawan, perempuannya Terbelenggu, bila para syuhada yang gugur di Karbala
beroleh salam dan doa dari sayyidus Syuhada, tubuh mereka yang tersungkur di bawah alhusein ke tenda
peristirahatan, tapi Siapa yang mengangkat jasad suci Al Hussein setelah ruh sucinya terbang ke langit
tinggi.

Ya Rasulullah Bagaimana mungkin kami harus menjawab kalau kelak engkau bertanya, setiap kali ada
orang yang meninggal di antara kami, kami antarkan mereka dengan penuh pengkhidmatan dan kami
mandikan, kami Kavani , kami shalatkan dan antarkan mereka ke pekuburan. Bagaimana dahulu
Huseinmu Sayang.

Ya Rasulallah, Ahlul Bait mutiara memasuki kota kufah, di sana sudah menyambut ibnu Ziyad,
penduduk kufah mencemooh mereka padahal Karna undangan merekalah alHusein membelah Sahara
menemui Mereka, melihat as-sajjad datang,

ibnu ziad berdiri menantang: ”Siapakah kamu ?!

Kemudian menjawab:” ana aliyubnul Husein , Akulah Ali Putra al-husein. Bukankah Ali Putra Al-
Husein sudah terbunuh?!”

Assajjad menjawab:” itu saudaraku!”

Ya Rasulullah ya nabi Ya Rahmah, keluargamu dipermalukan dijadikan bahan hujatan, dan cemoohan,
sebagian diantara mereka tetap berdiri menjaga Izzah keluargamu yang suci, kelak sepulang sebagian
mereka ke Madinah Sayyidah Rubab istri Huseinmu sayang sering terlihat berdiri di bawah terik matahari
madinah, berlama-lama ia menangis terisak-isak, seseorang datang kepadanya dan berkata:” maulati
junjunganku kemarilah jangan berlama-lama di bawah panas matahari, duduklah di bawah pohon kurma
ini”!”.

Rubab menolak, tangisannya makin menjadi, ia berkata : ”Bagaimana mungkin aku duduk tenang di
bawah pohon kurma sedang tubuh Sayyidussuhada’ terpanggang di atas panas pasir Karbala, dibakar
terik Sinar sang surya 3 hari lamanya, tanpa Kapan, tanpa pelindung, Bagaimana mungkin akan
berlindung di bawah pohon kurma.”

Ya Rasulallah ya nabi Allah, Itulah yang terjadi setelah Asyura, 3 hari keluargamu yang suci
dipermalukan di istana di kufah, dan datanglah sebuah titah, “antar kan mereka ke istana Bani Umayyah,
berita duka cita bagi keluarga al-husein yang tersisa, tapi juga berita gembira bagi mereka, bertanya
tidak,?! dalam perjalanan menuju Syam mereka singgah di Karbala, sekali lagi berhadapan dengan
padang penuh derita, dengan kenangan yang menyimpan jutaan luka, tapi kini mereka punya kesempatan
untuk mengebumikan jasad Husenmu sayang Setelah 3 hari dibiarkan tanpa Kafan, Ali Bin Husein
menggendong tubuh mulia itu, “ya Imam ya sajjad, begitu berat derita yang kau pikul, pantaslah kau
menangis 20 tahun lamanya , Assajjad Menggali tanah dengan tangan Beliau sendiri, keluarga yang
tersisa tak kuasa menahan luka, mereka menangis mengalunkan Munajat Cinta, doa Kerinduan doa
kehilangan, tapi didalam Pusara, assajjad terpekur begitu lama, apa yang menahan nya begitu lama?!.

Ya Rasulallah ya nabi Arrahmah,,,... kelak para imam dari keluargamu mengajarkan pada kami,
bagaimana caranya mengantarkan jenazah ke kuburan, begitu penuh dengan penghormatan, takzim
khidmat, dan memuliakan, bila ada jenazah dibaringkan di liang lahat, hadapkan wajahnya ke arah kiblat,
Buka Sedikit kain kafannya, sentuhkan pipinya yang satu ke tanah, dan cium pipinya yang lain, kemudian
balurkan tanah di atasnya dengan penuh kelembutan,

Ya Rasulallah ya nabi ya Rahma.... pantas saja berlama-lama, di bawah sana, di Pusara sayyidussuhada’ ,
bagaimana ia harus memberikan penghormatan yang terakhir, wajah yang mana yang harus dihadapkan
ke Baitullah, pipi yang mana yang harus ia sentuhkan ke atas tanah, kepala yang mana yang harus dengan
lembut ia baringkan, kepala mana yang harus dia cium penuh keharuan,...

ya Rasulullah kepada terhunus, di atas tombak yang terpanjang, salam bagimu ya aba Abdillah,..

seorang tentara memeriksa assajjad, seakan ingin memaksanya untuk cepat-cepat naik ke atas, khalifah
tidak bisa menunggu pikirnya, tapi tiba-tiba ia tertegun, ia tidak sanggup berkata sepatah kata pun, di
bawah sadar, di dalam Lahat yang mendekap tubuh Suci sayyidus Syuhada, ada assajjad bergelimang
tangis dan doa, Ia berikan penghormatan yang terakhir, pelan-pelan dengan penuh penghidmatan.

Aliibnil Husein as Sajjad, menciumi lingkar leher al-husein, leher itu ya nabi Allah yang sering kau cium,
leher itu ya rasulullah yang sangat engkau kenal, Assajjad menciumi leher bersimbah darah itu, sedikit
demi sedikit, sekecup demi sekecup, melingkar dari satu titik bertemu dengan titik yang lainnya.
pantaslah dia berlama-lama di bawah sana.

ya Rasulullah begitulah assajjad dan ahlul-baitnya yang tersisa menyampaikan salam perpisahan dengan
jasad Suci sayyidus Syuhada. maka merekapun membelah malam, menjelajah Sahara Tak Berbintang,
kaki mereka lembab, dan menghitam, tubuh mereka kurus dan kesakitan, punggung mereka melengkung
karena Belenggu dan lanjutan, setelah ratusan kilometer sampai beberapa tempat peristirahatan, tibalah
mereka di Syam,

Ya Rasulallah ya nabi ya Rahma ...pastilah engkau ingat , Dahulu ketika engkau melalui gang-gang yang
sempit dan kecil di Mekah, seorang kafir kerap melempari kepalamu dengan sampah. Dari atas rumah ia
taburkan debu-debu tanah, engkau tidak marah kepadanya Ya Rasulallah, engkau pulang ke rumah ,
Disana sudah menunggu Ummu abiha, dengan sentuhan penuh keibuan, ia bersihkan debu debu itu, ia
usah kotoran di wajahmu, yang bersihkan luka di punggungmu, Ya Rasulallah bagaimanamana mungkin
kami tidak menangis untuk al-husein Dan ahlul-baitmu?! ketika mereka melangkah memasuki jalanan
kota damaskus, tertawan dan teraniaya, dari atas rumah penduduk melempari mereka dengan sampah,
debu dan tanah ditaburkan di atas mereka, sebagian melempari mereka dengan kayu dan batu,cemoohan
tak berhenti diteriakkan, seorang menaburkan bubuk api di atas kepala Assajjad ,dan tangan Assajjad
yang terbelenggu tidak mampu menepisnya.

Ya Rasulallah api itu membakar janggut assajjad yang mulia, naik ke atas, dan membakar sebagian dari
serban nya, pada akhirnya api itu sampai di kepalanya, tidak ada yang memadamkan nya ya Rasulullah,
tidak ada Ummu abiha di sana,

Ya Rosulullah.... Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad

kami tidak punya kegigihan seperti Salman, kami tidak punya ketulusan seperti Adas, kami tidak punya
kemampuan untuk melangkahkan kaki kami, kami hanya punya kecintaan pada Husenmu sayang, kami
hanya punya cinta pada Huseinmu sayang,

ya Allah inilah doa kami, terangi jiwa kami dengan cahaya muhammady, lembutkan hati kami dengan
sinar fatimi, Tanamkan dalam dada kami keberanian Haidari, anugerahkan pada kami kesabaran Hasani,
Dan karuniakan pada kami kesempatan untuk mengakhiri hidup kami dengan Teladan Husaini.....

Anda mungkin juga menyukai