Sebuah Biografi
HABIB AHMAD BIN UMAR AL-ATHAS
(Cucu Habib Ahmad Sapuro Pekalongan)
Penyusun: Sisma Fitra
Penyunting: Abdurrouf, B.Sc – Maulana Faiq, B.Sc.
Layout : Ahmad Sirril Wafa
MED.art (Graphic Design)
Aidid - Tarim – Hadhramaut - Yaman
27 September 2020 – 10 Shafar 1442 H
[2]
PENDAHULUAN
Bismillahirrahmanirrahim
قد مات قوم وما مات مكارمهم عاش قوم وهم في الناس أموات
Terkadang seseorang itu hidup, namun hakikatnya ia sudah mati di
tengah-tengah manusia
Segala puji bagi Allah SWT yang maha Esa dan Satu, yang maha
Kekal dan tidak akan hancur lagi fana. Selawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad, kekasih Tuhan
langit dan bumi. Begitu juga kepada keluarga dan sahabat-
sahabatnya.
[5]
faidahnya. Kemudian menyampaikanya kepada generasi selanjutnya
agar mereka ambil faidah-faidah tersebut. Sehingga dengan
demikian, berlipatlah pahala sang guru seiring banyaknya yang
mengambil faidah dari ilmu tersebut.
[6]
Kami mengucapkan segala terima kasih kepada semua yang
telah membantu dalam penyusunan buku ini, yaitu Sayidiy al-Habib
Umar bin Abdurrahman al Athos, Sayyid Hamzah bin Abdullah
Baharun, Maulana Faiq, Ahmad Sirril Wafa, Abdurrouf, Sayyid Ali
Murtadho Vad’aq, Hanif Chusnan, dan kawan-kawan lainya yang
telah mengambil saham dan mendukung atas ditulisnya buku ini.
M. Sisma Fitra N.
[7]
SAMBUTAN AL HABIB UMAR
Bismillahirrahmanirrahim,
[8]
Kami ucapkan terimakasih kami kepada orang yang telah
berbelasungkawa atas meninggalnya al-Marhum, paman kami,
orang tua bagi kami, dan pembesar kami. Yang mempunyai
kemuliaan, ahli ilmu lagi mengamalkanya. Yang mempunyai
ikatan dengan keluarga dan pendahulunya. Yang telah
berkhidmah dalam karangan-karangan para pendahulu dan
warisan-warisan mereka. Yang telah berjuang dalam
menyebarkanya sehingga tersampaikan kepada semua orang.
Yang sangat berhasrat untuk menyambung silaturrahmi dan
mengunjungi mereka. Yang mempunyai akhlak mulia. Yang
luhur dan sejarah hidupnya agung. Yang mempunyai sifat indah,
pewaris salafus sholeh, Tidak lain beliau adalah, Habibunaa wa
Sayyidunaa; al-‘Amm Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Abdullah
bin Thalib bin Ali bin Hasan bin Ali bin Hasan bin Abdullah bin
Husein bin al-Quthb al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Athas.
Semoga Allah merahmati beliau menempatkan beliau di Surga
daarul qaraar, dan menjadikannya bersama datuk-datuknya
yang mulia, di dalam tempat yang penuh kesungguhan. Di
hadapan yang Maha Merajai dan Berkehendak.
[9]
Athas, kemudian kepada segenap orangtua-orangtua kami dan
saudara-saudara kami keluarga Thalib bin Ali dan keluarga Ali
bin Hasan, keluarga Masyhad dan seluruh keluarga al-Athas dan
juga keluarga al-Kaff. Juga bagi siapa saja yang mempunyai
ikatan dengan mereka baik dalam hubungan darah, sebab
pernikahan atau yang mencintainya. Baik yang berada di al-
Ahsaa, Dammam, Jeddah, Mekkah, Emirat, Pekalongan, Jakarta,
dan dari kota manapun yang telah berbelasungkawa atas
meninggalnya beliau. Allah telah tetapkan kepadanya suatu
ketetapan dan apa-apa yang ada disisi Allah adalah baik.
[10]
Beliau juga sempat hadir dalam acara uwadh (open
house) setelah hari raya di kediaman almarhum saudaranya, al-
Habib Syekh bin Umar. Beliau berkumpul dengan kerabat,
tetangga, dan penduduk kota Hijrein. Mereka semua senang
akan kehadiran beliau, Habib Ahmad pun senang dengan
kehadiran mereka semua. Beliau juga hadir didalam peringatan
maulid yang biasa dilakukan di masjid Jami’ Hijrein, beliau
membacakan doa disana.
[12]
Pemakaman untuk beliau dijadwalkan pada hari
setelahnya, Jumat pagi pukul 06.30 waktu setempat. Beliau
dimandikan di rumahnya (Hijrein) di akhir malam. Setelah
dikafani, jenazah dibawa ke masjid Jami’ sebelum Fajar dan
dishalatkan beriringan dengan sholat shubuh. Lalu setelah
dibacakan khataman Alquran jenazah dibawa menuju
pemakaman.
[13]
Ini semua adalah perjalanan bagi yang hidup di dunia,
sehingga orang-orang yang sabar tidak mengucapkan kecuali,
Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun.
Abdullah bin Syekh bin Umar bin Ahmad al Athas dan anak-
anaknya;
[14]
DAFTAR ISI
Pengantar Penyusun 3
Sambutan Habib Umar bin Abdurrahman al Athos 8
Daftar Isi 15
Asal-usul keluarga al Athos 16
Salaf Al-Habib Ahmad bin Umar al Athos 19
Biografi Al-Habib Ahmad bin Umar Al-Athas 28
Akhlak dan Perangai Habib Ahmad bin Umar al Athos 41
Karangan Habib Ahmad bin Umar al Athos 56
Kalimat Dr. Mushtofa bin Smith 62
Kalimat Sayyid Hamzah bin Abdullah Baharuun 65
Kalimat Sayyid Yusuf al-Athas 70
Kalimat Muhammad Khoirul Jadid 78
Tentang Penulis 84
[15]
Asal-Usul Keluarga Al-Athas
1
Biasanya saudara yang lahir terlebih dahulu akan berada diposisi lebih populer dari
saudaranya yang lebih muda. Karena saudara yang lebih muda akan cenderung menjaga
adab, dan berada dibelakang kakandanya.
Sehingga Syaikh Agil bin Salim dalam ceritanya enggan untuk terlahir mendahului Syaikh
Abubakar bin Salim. Karena tabiat Syaikh Agil bin Salim lebih menyukai hidup dalam
bersahaja dan tidak menyukai kepopuleran.
[16]
Syekh Agil bin Salim menjadi sosok yang tidak begitu dikenal orang
(mastur).
Habib Ali bin Hasan al-Athas juga mengatakan dalam kitabnya al-
Qirthaas, “Dan disebut al-Athas (orang yang bersin) karena suatu
karomah yang dimiliki ketika berada diperut ibundanya. Beliau
bersin kemudian mengucapkan hamdalah, sampai terdengar suara
itu sedangkan beliau masih berada dalam perut Ibundanya”
2
Banyak dari sangkaan bahwa marga al Athas tersemat kepada Sayyiduna Umar bin
Abdurrahman al-Athas bahwa karena beliau adalah yang dimaksud orang yang bersin ketika
diperut Ibundanya.
Namun demikian, yang bersin ketika berada didalam perut ibundanya bukanlah
Sayyiduna Umar bin Abdurrahman, melainkan kakek kandung beliau Syekh Agil bin Salim.
[17]
Abdullah bin Abdurrahman. Sedangkan anak keturunan Sayyiduna
Agil bin Salim disebut marga Agil bin Salim ( (ال عقيل بن سالم.
[18]
SALAF AL-HABIB AHMAD BIN UMAR AL-ATHAS
[19]
1. Al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Athas
Beliau tumbuh
dengan pertumbuhan
yang baik dengan
kesungguhan dan ijtihad
dalam ketaatan kepada
Allah baik pagi ataupun
malam hari. Beliau
3
Mauridut Tholib: 37, al Habib Ahmad bin Umar
[22]
beliau berusia tiga tahun. Sehingga beliau dirawat oleh kakeknya al-
Habib Abdullah bin Husein dan al-Habib Husein bin Umar al-Athas.
[23]
Jika kita membicarakan tentang para guru-gurunya, maka
kebanyakan dari guru-gurunya adalah bak sang permata-permata
seperti al-Alamah as-Sayyid Ahmad bin Zein al-Habsyi, al-Alamah as-
Sayyid Umar bin Abdurrahman al-Baar al-Awal dan al-Alamah as-
Sayyid Abdullah bin Abibakar Khird di Tarim.
Al-Habib Ali bin Hasan al-Athas adalah orang yang sangat kuat
dengan keilmuanya, mempunyai kepekaan yang tinggi dalam
mengenali syair. Beliau adalah ibarat kiblat baru di kota Masyhad,
yang mana Masyhad dahulu dikenal dengan daerah yang banyak
kriminal. Namun Habib Ali bin Hasan merubahnya mejadi kota yang
tenang, penuh keamanan, dan kesalehan. Demikian yang dimiliki
Habib Ali bin Hasan adalah kepercayaan dirinya kepada Allah SWT
dan kepasrahan ketundukan kepadaNya. Hingga Allah memberinya
taufiq dan kemudahan untuk merubah tanah itu menjadi tanah yang
penuh ketenangan.
[25]
Beliau sangat tekun dalam menghadiri shalat jamaah. Saking
rajinnya beliau berjamaah, sampai tidak masuk akal jika ada yang
berkata beliau telah shalat sendirian. Bahkan seandainya ada yang
berkata beliau terlambat dan tidak menjumpai takbiratul ihram
Imam, hal tersebut sangat sulit dipercaya.
Beliau dikenal
dengan pribadi yang
tidak menyukai
kepopuleran. Beliau lari
dari gemerlap dunia.
Hal tersebut karena
[26]
Pekalongan. Bersungguh-sungguh dalam menyebar dakwah di kota
tersebut, menegakkan kebaikan dan meluruskan kemunkaran.
[27]
BIOGRAFI
AL-HABIB AHMAD BIN UMAR AL-ATHAS
Beliau adalah al-Habib Ahmad bin
Umar bin Ahmad bin Abdullah bin
Thalib bin Ali bin Hasan bin Ali bin Hasan
bin Abdullah bin Husein bin Umar bin
Abdurrahman bin Agil bin Salim bin
Abdullah bin Abdurrahman bin
Abdullah bin Abdurrahman as-Segaff
bin Muhammad Mauladawilah bin Ali
Foto al-Habib Ahmad bin Umar al-Athas
bin Alawi bin al-Faqiih Muqaddam
Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahibu Mirbath bin Ali Khali’
Qosam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad
al Muhajir bin Isa bin Muhammad an Naqiib bin Ali al Uraidhi bin
Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Bagir bin Ali Zainal Abidin bin al
Husein putra Fatimah az-Zahraa binti Rasulullah SAW.
[28]
dan Khatib di masjid Jami’
Hijrein, beliau meninggal
pada tahun 1390 H.
[30]
nahwu dihadapan para masyayikh Rubath, seperti al-Habib Hasan
bin Abdullah as-Syathiriy, al-Habib Abubakar bin Abdullah As-
Syathiriy, dan as-Sayyid Ahmad bin as-Syaikh Ahmad bin as-Syaikh
Abubakar bin Salim dan as-Syaikh Awadh Baafadhal, dll.
Di usia beliau yang ke tiga belas tahun , beliau sudah tekun dalam
membaca dan menelaah. Hingga ketekunan itu terlihat dengan
banyaknya tulisan beliau disetiap majelis ilmu yang beliau hadiri.
Buku tulis serta pena menjadi hal yang wajib menemani beliau
disetiap beliau duduk di majelis.
[31]
Ketika kedatangan al-Quthb al-
Habib Abdul Qadir bin Ahmad
Assegaf di kota Dammam dalam
kunjunganya keliling Saudi Arabia
sekitar tahun 1396 H, Habib Abdul
Qadir mengadakan majelis minggu-
an. Pada saat itu di Dammam
terdapat banyak Saadah Alawiyyin
dan pencari ilmu. Diantaranya
adalah al-Habib Abdurrahman bin
Foto Al-Quthb al-Habib Abdulqodir bin Ahmad as-
Segaff (1331 – 1431 H)
Mushtafa al-Muhdhar, al-Habib
Sholeh bin Abdurrabuh al-Junaidi, al-Habib Muhammad bin
Abdurrahman Baharun (Ayahanda Habib Abdullah Baharun), al-
Habib Husein bin Ahmad Baagil, al-Habib Husein bin Thohir al-
Haddad, al-Habib Ahmad bin Muhammad bin Thalib al-Athas, al-
Habib Abdullah bin Ahmad bin Hadun al-Athas, al-Habib Ahmad bin
Abdillah bin Haduun al-Athas, al-Habib Abdullah bin Ali bin Hadun
al-Athas, al-Habib Husein Shafi as-Segaff, Habib Muhammad bin Agil
as-Segaff, al Habib Muhammad Athas al-Habsyi, al-Habib Husein bin
Salim al Muhdhor, al-Habib Husein bin Umar al-Muhdhar, al-Habib
Alawiy bin Isa al-Haddad, al-Habib Idrus bin Hasan al-Idrus, al-Habib
Muhammad bin Salim al-Hamid, as-Syaikh Said bin Muhammad al-
[32]
Faqiih al-Amudiy, as-Syekh Umar Salimin Bamas’ud, as-Syekh
Abubakar Basaudaan, dan lain sebagainya. Masih banyak lagi para
penghidup cahaya keilmuan yang semoga Allah merahmati mereka
semuanya. Amin.
Majelis ketika itu diadakan pada hari Jumat, setelah maghrib dan
setelah shalat Jumat. Adapun majelis yang diadakan setelah shalat
Jumat bertempat di kediaman Sayyid Isa bin Alawiy al-Haddad,
sampai beliau pindah ke rumah kakeknya. Kemudian berpindah ke
kediaman as-Sayyid al-Kariim Idrus bin Hasan al-Idrus dan majelis
ketika itu dihadiri oleh hadirin dalam jumlah yang besar. Lebih dari
yang kami sebutkan tadi, bahwa majelis juga dihadiri oleh Saadah
dari keluarga as-Segaff, keluarga al-Habsyi, keluarga al-Idrus,
keluarga al-Kaff, dan lain sebagainya.
[33]
Bulan Rabiul Awal di Dammam seperti hari raya, pada saat itu di
hari Jumat awal bulan akan menjadi perayaan yang besar-besaran.
Memperingati akan lahirnya baginda Nabi Muhammad SAW di
rumah Sayyid Idrus bin Hasan al-Idrus. Dan malam ke-12 menjadi
malam perayaan Maulid Nabi di rumah Munshib as-Sayyid Abdullah
bin Ali Hadun al-Athas, malam ke-13 bertempat di rumah Sayyid
Husein bin Salim al-Muhdhar, dan hari lainya mempunyai jadwal
khusus yang diadakan di kota tersebut.
4
Naskah yang ditulis menggunakan tulisan tangan.
[34]
Beliau juga gemar dalam kirim-mengirim pesan kepada keluarga,
dan yang dicintainya di Jawa, Hadhramaut dan Saudi. Semuanya itu
demi untuk mencari doa, dan mengetahui kabar satu sama lain.
Telah terkumpul kumpulan surat pesan hingga tiga jilid, dan setiap
jilid ukuranya tidak kurang dari 400 halaman. Didalamnya terdapat
kabar sanak kerabat, kumpulan tentang berita duka, kelahiran,
pernikahan, dan kabar tentang perjalanan. Beliau tinggal di
Dammam sekitar tiga puluh tahun, dan bekerja di sana di berbagai
perusahaan.
[35]
gemar hadir di majelis Ihda Asyariah5 di kediaman Habib Muhsin bin
Ali al-Muhdhar, lalu pada Jumat akhir di setiap bulan beliau hadir di
Qubbah al-Habib Ahmad bin Muhsin al-Haddar. Beliau mempunyai
hubungan baik dengan al-Habib al-Waliy as-Shafiy Hasan bin Ahmad
al-Jufri dan anak-anaknya, yang mana mereka ini adalah orang yang
berjasa atas didirikannya berbagai peringatan keagamaan di
Mukalla. Hubungan yang baik itu juga beliau jalin dengan Habib
Hasan bin Shaleh al-Jufri dan anak-anaknya.
5
Majelis yang diadakan setiap tanggal 11 dari bulan hijriah.
[36]
Ali bin Hasan al-Athas dan banyak membagikanya disana. Beliau
menyiapkan semua itu dari Mukalla. Beliau menghadirkan kitab dari
Saudi untuk dibawa ke Masyhad. Kemudian beliau mengumpulkan
qasidah-qasidah yang berkaitan dengan ziarah, baik yang digubah
oleh Habib Ali bin Hasan ataupun yang digubah untuk Habib Ali bin
Hasan.
Foto Habib Ahmad bin Umar bersama tamu yang berkunjung kerumah beliau
tertentu beliau
di Tarim
kembali ke al-Ahsaa
untuk menengok istri dan anak-cucunya. Akan tetapi beliau sering
mengatakan, Tarim lebih beliau sukai karena ketenangan yang ada
didalamnya. Beliau memilih tinggal sendiri di Tarim, dan ditemani
beberapa penuntut ilmu dan pecintanya yang gemar mengunjungi
beliau di Tarim. Bersama mereka ini beliau duduk setiap sore dan
setelah maghrib bersama sembari membaca kitab-kitab yang
disusun beliau. Sesekali beliau juga kedatangan tamu, baik kerabat
beliau yang ada di Tarim, para ulama dan dai Tarim, ataupun orang
yang mempunyai hubungan dengan beliau dan kakek beliau Habib
Ahmad bin Abdullah bin Tholib al Athos.
[38]
itu karena usaha beliau dalam menjalin hubungan dengan orang
yang dulu pernah berhubungan dengan salaf beliau.
Beliau
dikebumikan hari
Jumat 6 Syawal
1441 H di Kota
Hijrein. Pemakaman
ini adalah yang
Foto Pemakaman al-Habib Ahmad bin Umar al-Athas di Hijrein beliau impikan dan
sering ceritakan.
[39]
Beliau pernah bercerita tentang keutamaan tanah Hijrein, seolah
menjadi isyarat bahwa beliau juga ingin dimakamkan disana.
Hingga Allah takdirkan kota itu hadiah untuk beliau, dan dekat
pula dengan pusara para salaf beliau di kota itu. Segala puji bagi
Allah yang telah memberikan nikmat dan petunjuk. Andaikan tidak
karena petunjukNya, tidak ada lagi petunjuk lain yang terlimpah
kepada kita.
[40]
AKHLAK DAN PERANGAI HABIB AHMAD BIN UMAR
Di bawah ini adalah beberapa akhlak dan budi pekerti
indah yang beliau tunjukkan di depan kami. Kami
menyebutkannya di sini demi untuk memetik suatu pelajaran
dan hikmah untuk kita teladani.
[41]
“Apa ayat pertama yang Allah turunkan kepada Rasulullah?”
[42]
2. Sosok yang Gemar Hadir ke Majelis
[43]
Ahmad bin Umar berdiri tepat di belakang beliau. Habib
Abubakar yang melihat Habib Ahmad bin Umar menanyakan
kabar dan berbincang sebentar dengan Habib. Sampai ketika
keduanya berpisah karena waktu iqamah telah tiba, Habib
Abubakar mengoleskan minyak wangi ke tangan Habib Ahmad.
Kami juga dioleskan minyak tersebut. Setelah Habib Abubakar
menuju mihrab imam, Habib Ahmad menoleh kepada kami dan
berkata lirih, “Seperti inilah berkah duduk bersama dengan
orang-orang pilihan Allah (akhyar)”.
[44]
beliau akan pergi bersamanya. Jika beliau tidak ada, dan kami
bisa menemani maka beliau akan bersama kami. Namun jika
tidak ada semua, beliau tidak ragu untuk datang ke majelis
tersebut sendirian di usia senjanya.
[45]
Tidak hanya di
Zanbal, ketika
menghadiri Hadhroh
Imam Al-Haddad kami
juga biasa melihat
wajah yang familiar
menyambut Habib.
Beliau peka dengan
keinginan orang
Foto Habib Ahmad bin Umar yang disalami orang banyak dan tersebut, sehingga
sosok amat dicintai oleh mereka
langsung Habib
memberinya uang.
[46]
buru. Hanya saja Habib tidak pernah terburu-buru. Di majelis
selanjutnya juga demikian, seperti halnya yang kami saksikan
saat hadir di Rauhah Ribath Tarim. Setelah turun dari sepeda
motor, beliau berdiri sebentar di samping Rubath dan beliau
kenakan imamahnya.
[47]
dengan kaki beliau sehingga beliau tidak bisa bersila. Duduk
dengan lama juga akan membuat Habib sakit ketika hedak
berdiri Melihat hal demikian kami mendekati beliau
menawarkan tangan dan memegang tangan beliau untuk
membantu berdiri. Tapi yang terjadi justru Habib mengepalkan
tanganya meninju dengan keras tangan kami yang menjulur
sekalipun tidak mengenai. Demikian bukti beliau enggan untuk
mendapat penghormatan.
[48]
ﭽ ﭑ ﭒ ﭓ ﭔ ﭕ ﭖﭗ ﭘ ﭙ ﭚ ﭛﭜ ﭝ ﭞ
٦٤ :هود ﭟ ﭠ ﭡ ﭢ ﭣﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪ ﭫ ﭼ
"Dia (Allah) berfirman, ‘Wahai Nuh! Sesungguhnya dia
bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatanya sungguh
tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku
sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku
menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang
bodoh)”. QS Hud:46
[49]
pendahulunya yang beliau telaah, ketik ulang hingga sebar
kembali. Terutama karangan Habib Ali bin Hasan al-Athos.
Naskah dari beliau inilah yang saat ini tersebar di tangan kita
semua.
[50]
pernah dijalin kedua orang tua kita dianjurkan kepada kita
untuk kembali menjalinya. Beliau mencontohkan dengan doa
yang dilantukan dengan memasukkan orang yang kita cintai,
dan orang yang orangtua kita cintai.
[51]
mobil sewaan. Kami sepakat pukul 16.00 bergerak dari Tarim,
karena acara di Seiwun akan dimulai tepat setelah Maghrib.
Demikianlah
Habib Ahmad
bin Umar yang
selalu tepat
Foto Habib Ahmad bin Umar sedang mengetik karangan barunya
jika mempu-
nyai janji atau ikatan dengan orang lain. Tidak akan meleset, ter-
lambat sedikit atau membuat kecewa orang lain.
[52]
Sedangkan dalam disiplin waktu yang beliau terapkan
pada dirinya sendiri, akan kita temukan beliau adalah sosok
yang menjaga waktunya dengan baik dan selalu efektif. Ketika
kita mengunjungi beliau dirumahnya, tidak akan kita temukan
beliau dengan hal yang tidak bermanfaat. Pastilah kita
menjumpai beliau dengan suatu hal yang bermanfaat, baik
membaca, menulis kara-ngan barunya, membuat pe-ralatan
rumah yang beliau gunakan dan lain seba-gainya.
Jika kita berada jauh dari Habib, kita akan tahu perangai
itu dengan kegemaran beliau kirim-mengirim pesan. Beliau
mengetiknya sendiri. Jika dahulu kegemaran beliau ini
menggunakan media surat, sekarang beliau kirim-mengirim
pesan menggunakan media sosial yang ada. Beliau pernah
[53]
bercerita kepada kami bahwa beliau dahulu selalu saling
memeberi kabar dengan keluarganya, baik yang berada di
Pekalongan, Jakarta, Saudi ataupun Hadhramaut. Kabar
pernikahan, kelahiran, atau wafatnya sanak keluarga tidak ada
satupun yang tidak dimengerti satu sama lain. Bahkan sesekali
beliau hanya mengirimkan kabar keseharian atau apapun yang
dilakukan. Hal ini tidak hanya beliau lakukan kepada
keluarganya saja, teman, sahabat, tetangga dan yang beliau
cintai juga akan merasakan dan menyaksikan perangai yang
sama.
[54]
berjamaah di masjid, atau teman dalam hal apa saja. Jika
biasanya engkau menjumpainya dan tiba-tiba tidak ada,
tanyakan kabarnya. Barangkali sebenarnya sesuatu terjadi
padanya dan membutuhkan bantuan.
[55]
DAFTAR KARANGAN AL HABIB AHMAD BIN
UMAR AL-ATHAS
1. KITAB-KITAB YANG HABIB AHMAD BIN UMAR KAJI, KETIK
ULANG DAN SEBARKAN:
1 اإلشارة الذكية إلى بعض ألفاظ الوصية الحبيب علي بن حسن العطاس
2 خالصة المغنم وبغية المتم في اسم الله األعظم الحبيب علي بن حسن العطاس
8 تعليقات على بعض مقامات الحريري الحبيب علي بن حسن العطاس
][56
12 القرطاس في ترجمة الحبيب عمر بن عبد الحبيب علي بن حسن العطاس
الرحمن العطاس
13 القرطاس بشرح راتب الحبيب عمر بن عبد الحبيب علي بن حسن العطاس
الرحمن العطاس
16 مزاح التسنيم وأفواج النسيم في حكم لقمان الحبيب علي بن حسن العطاس
الحكيم
18 قالئد الحسان في وفرائد اللسان (ديوان شعر) الحبيب علي بن حسن العطاس
19 جواهر األنفاس وذخائر األنفاس في مناقب الشيخ العالمة عبد الله بن أحمد
اإلمام علي بن حسن العطاس باسودان
][57
22 ديوان الجد علوي بن عبد الله بن طالب العطاس الحبيب علوي بن عبد الله بن
طالب العطاس
23 ديوان الحبيب جعفر بن محمد العطاس الحبيب جعفر بن محمد العطاس
26 مجموع سفينة الوالد علي بن احمد الحبيب علي بن أحمد العطاس
28 غذاء األرواح في األذكار المساء والصباح الحبيب عمر بن أحمد العطاس
29 سوق األرباح بشرح غذاء األرواح الحبيب عمر بن أحمد العطاس
32 كيمياء السعادة لمن أراد الحسنى والزيادة الحبيب عمر بن أحمد العطاس
34 فائدة عظيمة لسلوك سبيل السالمة الحبيب عمر بن أحمد العطاس
][58
36 الفوائد والعبر الحبيب عمر بن أحمد العطاس
40 عظيم القدر وسامي الفخر في التحلي بالصبر الحبيب عمر بن أحمد العطاس
41 جني الثمر فيما ورد في األذكار من أخبار وآثار الحبيب عمر بن أحمد العطاس
42 سبيل المنار في جلب التخلص من المضار الحبيب عمر بن أحمد العطاس
43 الروض النضير كالمستدرك على البنان المشير الشيخ عمر بن محمد با كثير
تاريخ وحياة العالم التحرير الشيخ محمد بن
أحمد باكثير
47 مورد الصاف من أتفاس الحبيب أبو بكر السقاف الحبيب أبو بكر بن محمد السقاف
48 البنان المشير إلى علماء وفضالء آل أبي كثير محمد بن محمد بن أحمد با كثير
][59
50 اإلقتباس من القرطاس من سيرة سيدنا اإلمام الحبيب عمر بن عبد الرحمن
العلم النبراس الحبيب عمر بن عبد الرحمن العطاس
العطاس
][60
11 رحلة زيارة المشهد لعام 9341ه
18 مكاتبة الحبيب علي بن حسن ألخيه الحبيب أحمد بن جسن العطاس
20 مورد الطالب في مناقب الحبيب أحمد بن عبد الله بن طالب العطاس
][61
Kalam Tentang Al Habib Ahmad Bin Umar Al Athos,
Yang Penuh Haru
Oleh: Dr. Assayyid Mushtofa bin Hamid bin Smith
[62]
Al-Habib Ahmad bin Umar adalah merupakan cerminan
nyata dari ketekunan dalam berkhidmah kepada kitab-kitab
para solihin, terlebih kitab-kitab al Habib Ali bin Hasan al-Athos.
[63]
Mungkin aku tidak banyak duduk dengan Sayyid ini, akan
tetapi aku melihat darinya ia memenuhi dan terus memenuhiku
sekalipun ini hanya sedikit dari yang melimpah yang beliau
miliki, Semoga beliau senantiasa Allah kasihi dan mengikat kita
semua dengan rahmat serta mengumpulkan kita denganya di
surga yang penuh keabadian
[64]
KALAM TENTANG HABIB AHMAD BIN UMAR:
6
Naskah yang ditulis dengan tangan
[65]
Beliau juga bercerita tentang kakek saya al-Habib
Muhammad bin Abdurrahman, serta majelis-majelis yang beliau
hadiri bersama kakek kami. Sehingga bertambahlah ikatan saya
dengan beliau, sebagai bentuk menunaikan dari sabda Nabi
SAW:
َ َّ ُ َّ َ َ ْ َ ِّ ْ َ َ
ُِّ ُّالرج ُل ُُّودُّأ ِب
يه»ُّرواهُّمسلم «أب ُّرُّال ِبرُّأنُّي ِصل
[66]
Selain saya, ada juga Sayyid Muhammad Yusuf al-Athas,
Sayyid Ahmad Muthohar al-Jufri dan al-Muhib Sisma Fitra yang
sering mengunjungi beliau. Hingga beliau mengatakan kepada
kami, “Anakku ada empat; Sayyid Hamzah Baharun, Yusuf al
Athos, Ahmad al Jufri, dan Muhammad Fitra”.
[67]
(karena wabah yang sedang terjadi). Namun beliau tetap
berangkat, seolah beliau tidak tahu bahwa segala pintu
perbatasan ditutup. Allah ingin beliau dikebumikan disamping
Ayahandanya di Hijrein. Bagaimana tidak, sungguh telah
dikatakan:
ٍ
متعب لك في عواقبه الرضا ٍ ولرب
أمر
لو كان خلد في الحياة… لما انقضى عمر النبي المرسل المختار
[69]
KALAM TENTANG HABIB AHMAD BIN UMAR:
Dalam kehidu-
pan pasti ada
pertemuan dan
perpisahan. Ke-
nanganku ber-
sama Habib Ah-
Foto Habib Ahmad bin Umar dan Sayyid Yusuf al-Athos mad tidak akan
pernah kulupakan. Beliau merupakan seorang ayah bagiku di
Tarim, memberi nasihat dan faedah setiap kali bertemu. Beliau
ayah. Beliaulah juga guruku. Dan beliau adalah orang yang
paling dekat dengan nasabku yang pernah aku jumpai di Tarim,
yang bertemu di Sayidil Habib Ali bin Hasan Al-Attas Sohibul
Masyhad.
[70]
Sayyid Ahmad Al-Jufri dan Muhammad Sisma. Ya Allah, semoga
Kau curahi rahmat kepada ruh ayah kami.
[71]
faedah, walaupun satu”. Dunia itu adalah tempat belajar, bukan
hanya di sekolah saja. Apa yang kita lihat di luar tempat belajar
adalah madrasah juga yang mengajari kita. Kata beliau, alam
semesta itu adalah madrasah tempat kita belajar. Sebab itu pula
juga istilah menuntut ilmu adalah dari buaian hingga liang lahat.
Kehidupan ini adalah tempat kita belajar.
[72]
Begitulah. Habib Ahmad memberitahu agar setiap hari
aku ke rumah beliau harus ada faedah setiap hari. Jika kamu
ingin mengamalkan, pastikan setiap hari mendapatkan satu
faedah. Caranya, beli satu buku kecil yang muat di kantong
untuk mencatatat faedah.
[73]
5. Beliau menasihti supaya nanti kalau sudah mempunyai
anak, pastikan kita meluangkan waktu dengan anak-anak.
Sebab anak harus mendapatkan perlindungan dan bimbingan
dari seorang ayah. Itu adalah tanggu jawab seorang ayah.
[74]
8. Nasihat beliau yang sederhana tapi padat, “Setiap hari
harus membaca Al-Quran. Sekiranya tidak mengganggu orang
lain, bacalah dengan nyaring, supaya dapat mengasah lidah
bertutur Bahasa Arab”. Beliau juga menasihati untuk teruskan
membaca kitab-kitab lain.
[75]
jika orang berjanji untuk menyetak buku beliau, kemudian
setiap kali bertemu dia minta maaf. Tak usah diingatkan kalau
dia tak dapat menyetak. Sebab itu akan mengigatkan Habib
akan janji yang dia pungkiri.
[76]
Setakat inilah yang sempat
saya senaraikan sebagian nasihat
beliau yang ingin saya kongsikan kali
ini. Insya Allah akan saya buat seri 2
seperti ini di waktu lain. Insya Allah.
[77]
KALAM TENTANG HABIB AHMAD BIN UMAR:
[79]
tersebar dimana-mana. Dan sebagian lainnya saya melihat di
lemari kitab yang berada di kediaman beliau.
3) Zuhud
[80]
4) Tawadlu’
[81]
murajaah, menulis ulang dan mencetak karya-karya Habib Ali
bin Hasan al-Atthas yang berjumlah 18 kitab, lalu karya-karya
ayahanda beliau Habib Umar bin Ahmad yang berjumlah 14
kitab, juga mengumpulkan biografi kakek beliau Habib Ahmad
bin Abdullah bin Thalib serta paman beliau Habib Ali bin Ahmad
bin Abdullah bin Thalib, dan kitab-kitab lain yang masih banyak
lagi.
[82]
Puncaknya saat kami mengadakan acara haul kakek beliau,
Habib Ahmad bin Abdullah al-Atthas Sapuro Pekalongan pada
bulan Sya’ban 1441 H di asrama, kami tidak lupa meminta
fatihah dan doa dari beliau terlebih dahulu. Sungguh kami akan
merindukan sosok Habib Ahmad yang penuh kharismatik dan
keistimewaan.
[83]
TENTANG PENULIS
Kontak Saya:
[84]
[85]