KHADIJAH AL-KUBRA
Muqaddimah
Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan alam semesta ini dengan diutusnya
manusia termulia yang dilahirkan di atas permukaan bumi, junjungan dan tuan kita
Muhammad Seorang Nabi yang suci, terpuji, pemilik syafaat teragung, pemilik telaga
yang didatangi, yang menjadi pangkal semua kebaikan, pemilik silsilah mulia dari
nasab ibu, bapak dan kakek, yang menjadi insan pilihan dari alam semesta, menjadi
panutan bagi segenap manusia, yang cahaya kenabiannya berpindah-pindah di dahi
para pendahulunya. Hari kelahirannya, hari kebangkitannya, hari kemenangannya
adalah lentera bagi alam semesta. Terbitnya matahari hidayah dan pengetahuan
disebabkan terbitnya cahaya wajahnya, bagaikan sinar subuh yang menyebar pada
seluruh alam semesta.
Tulisan ini adalah bentuk pemberian Nabi Muhammad, juga bentuk karunia ilahi,
tentang manaqib (biografi) Ummil Mukminin, Sayyidah Khadijah, tentang kelebihan
istri baginda Nabi Muhammad , tentang figur kehidupan terbaik daripada beberapa
figur wanita-wanita lainnya, figur kehidupan yang dipetik dari akhlak Nabi yang
sempurna, panutan seluruh manusia akhir dan awal zaman.
2 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Kami kumpulkan beberapa manaqib tersebut, agar setiap majelis dan perkumpulan
menjadi harum karena namanya, baik yang ada di perkotaan atau pedesaan. Kami
pilihkan manaqib itu dari beberapa hadits-hadits nabi dan ucapan sahabat dan tabi'in
yang terdapat di beberapa kitab sejarah. Kami tambahkan juga keterangan-
keterangan lain yang bisa diterima oleh para imam penghafal hadits yang hebat,
berupa setiap pujian indah (untuk Sayyidah Khadijah), bukan dari hadits palsu atau
yang ditolak ulama. Maka pada saat inilah, kami akan memulai menulis biografi
Sayyidah Khadijah, dengan pertolongan dari Allah.
Kami katakan:
Sayyidah Khadijah adalah tuan putri kami, Khadijah bintu Khuwailid bin Asad bin Abdil
“Uzza bin Qushay al-Asadiyyah. Nasab beliau bertemu dengan Nabi Muhammad pada
kakek yang bernama Qushay, seorang yang telah menyatukan seluruh kabilah
Quraisy kembali lagi ke kota Makkah.
Sedangkan ibunya bernama Fathimah binti Zaidah bin al-Asham dari Bani “Amir bin
Luay bin Ghalib. Betapa mulianya nasab yang suci ini, yang nasab ini juga menjadi
nasab Rasulullah.
Allah telah menjaga Siti Khadijah dari kotoran masa jahiliyah. Allah telah melindungi
harga diri tuan putri yang suci ini dan menjaganya dari segala macam cercaan dan
cobaan, dengan penjagaan-Nya yang sangat ketat. Oleh karena itu beliau dijuluki
dengan Sayyidah Thahirah (tuan putri yang suci). Betapa agung karunia yang indah
ini.
Siti Khadijah dilahirkan sebelum hari kelahiran Nabi Muhammad terpaut 15 tahun.
Beliau tumbuh di rumah yang suci, dari nasab nan bagus, tumbuh di atas perilaku
yang mulia dan akhlag nan indah. Beliau adalah seorang wanita sempurna. Sempurna
paras dan akalnya, kecantikan dan kehormatannya. Wanita yang teguh, wanita yang
pandai dalam setiap urusan. Bagus penataan dan kebijakannya dalam semua
urusannya. Pemilik firasat yang kuat, semangat yang tinggi, pendapat yang tepat,
pengetahuan yang penuh dengan ketelitian dan antisipasi. Allah menjadikannya
seorang yang kaya, dengan nikmat yang luas, dengan banyaknya pembantu dan
pelayan. Allah memberikannya harta berlimpah ruah, sehingga beliau sanggup
menyewa beberapa orang untuk mendagangkan hartanya dengan cara yang halal,
dan mengupahi mereka sesuai dengan kesepakatan, sehingga masyarakat
sekelilingnya bisa mendapatkan manfaatnya secara merata.
Maka tampaklah hal-hal tersimpan dari akhlak yang diridhai tersebut, juga sifat-sifat
indah dan suci, pada mahkota prestasi menonjol yang dicapai dalam komunitas
masyarakat jahiliyah, berupa pangkatnya yang tinggi, reputasi yang menjulang,
Sayyidah Khadijah diibaratkan sebagai permata yang mahal, Suci, nan tenang dan
teguh. Seorang wanita yang akan menjadi pangkal kemuliaan dari anak cucunya yang
mulia, yang menjadi pohon berbuah matang, baik untuk perseorangan atau umum.
Yaa Robbi, tebarkanlah aroma ridha-Mu kepadanya dan karuniakanlah pada kami
beberapa rahasia yang Kau berikan padanya. Yaa Allah, berikanlah shalawat dan
salam pada suaminya Sayyidina Muhammad juga pada keluarga dan sahabat-
sahabatnya.
4 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Dan sesungguhnya Allah telah menghendaki tuan putri nan suci ini untuk bisa meraih
kemuliaan dunia dan keagungan akhirat. Maka sampailah berita tentang Nabi
Muhammad kepadanya. Sejak itu beliau berusaha mencari kepastian tentang berita
tadi dengan penuh pertimbangan dan penuh keyakinan. Tampaklah padanya bahwa
Nabi Muhammad adalah seseorang yang disepakati kemuliaannya, yang terlihat jelas
ketakwaannya, kesuciannya dan amanahnya. Dialah orang yang jujur, yang
dibenarkan oleh Allah, seorang yang mulia, tidak bisa tertandingi atau terkalahkan.
Sayyidah Khadijah meyakini bahwa mengajak kerja sama dengan orang yang bersifat
seperti ini adalah keberuntungan, dan menitipkan barang padanya - insyaAllah - akan
memperoleh laba yang berlipat-lipat. Maka tidak lama setelah itu Sayyidah Khadijah
mengundang Rasulullah dan menawarkan rencana perdagangannya, dengan catatan
menjualkan barang dagangannya dengan imbalan yang lebih banyak daripada
pekerja yang lain.
Maka Nabi Muhammad menerima tawaran tersebut dan berangkat dari tanah Haram
dengan membawa dagangan itu menuju tanah Syam. Dan perjalanan ini adalah
perjalanan kedua ke sana, sebab tidak pernah terdengar keterangan bahwa Nabi
Muhammad bepergian ke negeri Syam kecuali dua kali itu, dalam tahun yang berbeda.
Sebagaimana riwayat yang telah dituturkan oleh perawi hadits yang terpercaya.
Maysarah juga melihat dengan nyata sebagian dari hal-hal tersembunyi pada
Rasulullah, dan mendengar dengan telinganya cerita-cerita mengenai Rasulullah.
Termasuk kalimat pendeta Nastura. Ucapan pendeta ini bukanlah mitos atau legenda.
Saat Nabi Muhammad singgah di sebuah pohon di sana, pendeta itu berkata,
5 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Kemudian dia bertanya lagi, "Apakah di kornea matanya selalu ada warna merah?”.
Maysarah menjawab, ”Betul”. Pendeta itu berkata lagi, "Ini adalah Nabi yang terakhir,
maka berbahagialah bagi orang yang mempercayainya.”
Dan ketika Allah menghendaki kebahagiaan yang kekal, kemuliaan yang tinggi untuk
Sayyidah Khadijah, lebih tinggi daripada segenap wanita bumi. Maka muncullah
tekadnya, untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini
7 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Dan tampak jelas bagi Khadijah, bahwa nabi Muhammad adalah harta simpanan dan
ilmu ajaib yang selama ini dia cari'
Maka Siti Khadijah memilih Rasulullah sebagai pendampingnya, seorang yang bersih,
jujur, yang kelak akan memimpin semua manusia. Seorang yang tampak dari
wajahnya tanda-tanda kecerdasan dan ketampanan. Seseorang yang mengumpulkan
nilai kesempurnaan dan keagungan. Seseorang yang tergambar padanya jiwa
kepemimpinan, tanda-tanda keberhasilan dan suatu saat akan menjadi panutan.
Maka tidak ada langkah yang patut dilakukan kecuali mengundang dan menawarkan
dirinya untuk dinikahi. Sayyidah Khadijah melamar Rasulullah dan berkata, "Wahai
putra paman, sesungguhnya aku menginginkanmu menjadi pendamping hidupku
karena hubungan kerabat kita, karena kemuliaanmu dan tingginya derajatmu.”
Di dalam sebuah riwayat ', Siti Khadijah mengutus Nafisah binti Munyah sebagai
penyelidik. Dia bertanya, "Kenapa kau belum mau menikah?” Rasulullah menjawab,
"Aku belum memiliki apa-apa.”
Nafisah, "Bagaimana jika semua hal itu sudah ditanggung dan kau diinginkan oleh
wanita yang kaya, cantik, serta cakap?
Nafisah, ”"Khadijah.”
Dan Sayyidah Khadijah melihat ketakwaan, sifat zuhud dan sifat malu, semua ada
pada diri Rasulullah dan telah menjadi tabiatnya.
Telah datang sebuah berita pada Sayyidah Khadijah, bahwa sesungguhnya awan dan
pepohonan rindang, keduanya menaungi Rasulullah dengan menjadi bayang-bayang.
Telah sampai pula berita bahwa janji diutusnya seorang rasul oleh Allah, telah tiba
masa pemenuhannya.
8 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Pada saat itu Allah memberikan ilham pada Rasulullah untuk menyetujui harapan
tersebut, maka kecocokan ini merupakan suatu langkah yang berkah. Kemudian
Rasulullah meminta pendapat pada paman-pamannya yang mulia dan mereka pun
mendukung pernikahan ini. Majulah Sayyidina Hamzah dan mengutarakan maksud
tersebut pada paman Sayyidah Khadijah - menurut suatu riwayat pada ayahnya -.
Namun menurut pendapat yang shahih, ayah Siti khadijah yang bernama Khuwailid,
telah wafat sebelum terjadinya perang Fijar.
Maka berkumpullah para pembesar Quraisy yang diketuai oleh Abu Thalib yang saat
itu menjabat sebagai juru bicara kaum Quraisy. Dia berkata: "Segala puji bagi Allah
yang telah menjadikan kami sebagai keturunan Nabi Ibrahim dan cucu Ismail, cucu
Ma'ad, cucu Mudhar. Allah telah menjadikan kita sebagai pengelola Ka'bah dan
perawat tanah haram, yang telah menjadikan untuk kita rumah ini tempat tujuan
ummat seluruh dunia. Menjadikan tanah suci sebagai tempat yang aman, menjadikan
kita sebagai pemimpin manusia.”
“Kemudian keponakan saya ini, yang bernama Muhammad bin Abdillah, bila dia
dibandingkan dengan orang lain, dia pasti akan lebih unggul. Soal materi memang dia
masih kurang, karena harta itu tak ubahnya seperti bayangan yang akan hilang dan
harta adalah sesuatu yang berubah. Dan ponakanku Muhammad ini sudah kalian
ketahui silsilah kerabatnya. Dia telah melamar Khadijah Binti Khuwailid, dia telah
menyerahkan maharnya, baik yang tempo atau pun yang kontan, dengan sejumlah
uang dariku. Dan demi Allah, setelah ini tidak lama lagi, dia akan memiliki kejutan yang
besar dan tingkah yang menghebohkan.”
Kemudian berdirilah Waraqah Bin Naufal dan berkata, "Segala puji bagi Allah yang
telah menjadikan kita seperti yang telah Anda ucapkan, dan memberikan kemuliaan
pada kita seperti yang kau sebut satu persatu. Kita adalah para pemimpin kaum Arab
dan pembesar mereka. Kalian layak untuk menyandang semua kemuliaan ini, tidak
ada satu keluarga pun dari kita yang mengingkari keutamaan kalian, serta tak ada
9 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
seorang pun dari bangsa Arab yang mengingkari keunggulan kalian. Dan kami
memang berkehendak memiliki hubungan pertalian pernikahan bersama kalian. Maka
saksikanlah wahai seluruh kaum Quraisy! Bahwa aku telah resmi menikahkan
Khadijah binti Khuwailid dengan Muhammad bin Abdillah dengan maskawin 500
dirham.” Kemudian Waraqah berhenti berbicara.
Abi Thalib lantas berkata: "Aku ingin agar paman Khadijah ikut berbicara.”
Maka paman Sayyidah Khadijah pun berdiri berbicara: "Saksikanlah wahai kaum
Quraisy, bahwa aku telah menikahkan Muhammad Bin Abdillah dengan Khadijah binti
Khuwailid.”
Tersebut dalam kitab Sirah Ibn Hisyam bahwa Rasulullah memberikan mahar 20 onta
bagus-bagus”. Menurut riwayat lain: 12,5 ugiyah emas.
Semua keterangan ini tidak bertentangan dengan isi khutbah Waraqah bin Naufal
yang telah lewat (bahwa mahar Sayyidah Khadijah adalah s00 dirham), sebab dua
informasi mahar itu bisa dikompromikan dengan taksiran harga, atau ditafsiri bahwa
salah satu dari dua pemberian itu atas nama mahar, sedangkan yang lain hadiah dari
pamannya Abu Thalib untuk Sayyidah Khadijah, atau Rasulullah menambahkan
mahar dari beliau sendiri dan yang lainnya pemberian dari pamannya. Dan semua itu
bisa dinamakan mahar.
Telah menikah Nabi kita Al-Amin, dengan tuan putri kita, ibunda seluruh mukminin.
Tatkala beliau telah sempuma berumur dua puluh lima, dan ibunda kita mencapai
empat puluh usianya.
Dan ketika Rasulullah kembali (dari perjalanannya ke Syam) ke kota Makkah, saat
umur beliau mulai memasuki usia 26 tahun, maka beliau menikah. Dengan Sayyidah
Khadijah yang waktu itu berumur 40 tahun telah lewat dari usianya.
10 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Pada peristiwa itu Rasulullah 4 menyembelih seekor atau dua ekor onta, hal ini
membuat para pecintanya bergembira, dada mereka menjadi lapang, semakin
merebaklah kebahagiaan, rasa suka cita tampak dari wajah mereka, terbalutlah hati
yang semula terluka, orang yang hasud tidak akan bisa memimpin da semakin larut
dalam kesedihannya.
Abu Thalib berkata, "Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menghilangkan segala
susah dan duka dari kita”.
Wahai Khadijah janganlah merasa ogah pada Muhammad, karena dia adalah bintang
terang laksana bintang Pherkad.
Dan Sayyidah Khadijah memiliki putra dari selain Rasulullah yaitu Abdu Manaf dan
Hindun (wanita). Mereka ini dari suami yang bernama “Atig. Menurut sebagian riwayat,
Hindun ini
masuk Islam dan beruntung mendapatkan status sahabat dan mengakui kenabian
Muhammad. Sayyidah Khadijah juga memiliki putra dari Abi Halah yang juga bernama
Hindun (laki -laki). Hindun yang ini adalah sahabat agung, yang mengikuti jalannya
perang Badar dan Uhud. Beliaulah yang meriwayatkan hadist masyhur, tentang sifat-
sifat fisik Nabi Muhammad.
Beliau terbunuh saat terjadi perang Jamal di barisan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib
karramahullah wajhah. Sebagian riwayat mengatakan bahwa Hindun ini meninggal di
11 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Bashrah terkena wabah Tha un. Konon yang meninggal pada peristiwa itu 70.000
orang.
Sebagian orang berkata: "Sesungguhnya yang meninggal karena Tha'un itu adalah
putra Hindun yang kebetulan namanya juga Hindun”. Dan perihal ini menjadi
perbedaan pendapat antar ulama.
Hindun ini adalah orang yang fasih, sastrawan. Dia sanggup menuliskan sifat-sifat
seseorang dengan kata-kata yang indah. Dia telah meriwayatkan sifat-sifat Rasulullah
dengan bahasa yang menawan dan tepat. Dia berkata, "Aku adalah putra dari
manusia termulia, baik dari jalur ayah atau ibu, baik dari saudara atau saudari. Ayahku
adalah Rasulullah, ibuku adalah Sayyidah Khadijah yang diridhai Allah. Saudaraku
adalah Qasim. Dan Saudariku adalah Fathimah.”
Sayyidah Khadijah juga memiliki dua putra dari Abu Halah, selain anak yang telah
disebut di atas. Yang pertama: Thahir, yang kedua: Halah. Yang pertama ini tidak
terkenal. '
Sayyidah Khadijah juga memiliki beberapa peranan penting saat bersama Rasulullah
yang patut disyukuri. Tiada pernah disebut kisah tentang turunnya wahyu atau
kenabian
12 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Rasulullah, kecuali nama Khadijah selalu disebut bersamanya. Dan kami akan
menuturkan kisah pertama kali turunnya wahyu, agar kita lebih mengerti betapa
penting peranan Sayyidah Khadijah dan betapa tinggi kemuliaannya.
Bila Sayyidah Khadijah merasa lama tidak berjumpa dengan Rasulullah, maka
Sayyidah Khadijah rela meninggalkan segala urusannya, beliau rela berangkat
mendatangi tempat dimana sang kekasih berada, sedang hatinya penuh rasa cemas
mengkhawatirkan Rasulullah. Dan manakala Sayyidah Khadijah menjumpai
Rasulullah tengah tenggelam dalam lautan dzikir, tenggelam pada ketauhidan Allah,
tengah menyatu hati dengan fikirannya, Sayyidah Khadijah langsung turun lagi pulang
ke rumah dan tidak mengajak bicara sepatah kata apapun pada Rasulullah, agar tidak
memutus konsentrasi dzikirnya pada Sang Khalig. Beliau lebih memilih menunggu
kedatangan Rasulullah di rumah, berusaha keras menghilangkan keresahan itu,
berupaya menghibur hati sendiri daripada mengganggu konsentrasi Rasulullah.
13 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Konon Sayyidah Khadijah memiliki firasat yang tepat, memiliki pandangan yang tajam,
pikiran yang jernih. Beliau sangat mempercayai bahwa seseorang seperti suaminya,
Sayyidina Muhammad Al-Amin ini, kelak akan membawa ruhani tinggi, jiwa yang
penuh dengan gelora semangat, akan menyandang kemuliaan yang belum pernah
diketahui oleh orang Quraisy secara mutlak. Ditambah lagi dengan cerita yang
didapatkan dari Maysarah budaknya, yang telah lewat penjelasannya. Beliau sangat
mempercayai bahwa suaminya, kelak suatu saat akan memiliki perihal yang sangat
besar, akan menjadi bahan perbincangan para musafir atau orang yang menetap,
akan membuat catatan sejarah baru, akan membuat dunia terguncang terperangah
keheranan, kebingungan dan bangga.
Betapa hebat mata batin Sayyidah Khadijah yang selalu memandang sesuatu dengan
penuh kebenaran dan rasa cinta. Pandangan yang selalu melindungi Rasulullah
dengan kasih sayang, yang meliput seluruh keadaannya. Betapa agung hati Sayyidah
Khadijah yang penuh belas kasih, yang selalu membekali Nabi Muhammad dengan
perhatiannya. Jantungnya selalu berdegup keras, mengungkapkan kegembiraan,
seraya menunggu-nunggu, kapan datangnya hari ditancapkannya bendera
kemenangan, hari dicanangkan undang-undang pemerintahan baru.
Hari demi hari berlalu dengan mengikuti rutinitas seperti biasa, maka belum genap
Rasulullah berumur 40 tahun, tiba-tiba datanglah hari yang telah ditentukan oleh Allah
untuk menyampaikan berita dari langit. Tepat pada saat Rasulullah dalam posisi
beribadah di gua Hira'. Sedang sebelumnya Allah telah memperlihatkan beberapa
tanda-tanda kenabiannya. Saat itu terbukalah semua pintu, datanglah malaikat Jibril,
utusan Allah, sedang Nabi Muhammad dalam keadaan terjaga, bukan dalam tidur.
Utusan itu berkata,: ”Bacalah!? Rasulullah menjawab: "Aku bukan seorang pembaca?
Dan saya bukan termasuk golongan para pembaca.” Utusan itu kemudian memeluk
erat sekali, sehingga membuat Rasulullah sulit bernafas dan tubuhnya melemah.
Utusan itu kemudian mengulangi perintahnya. Rasulullah menolak lagi. Maka utusan
itu memeluk kembali dengan erat, dan tidak melepaskan tubuhnya sampai tubuh itu
hampir jatuh tergeletak. Kemudian saat ketiga kalinya, utusan itu membaca:
14 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Betapa agung berita gembira yang dihantarkan oleh tangan kebaikan, dari haribaan
pemberi kenikmatan, kepada semulia-mulia insan Hal ini dikuatkan juga dalam ayat:
(Tuhan) Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan al-Ouran. Dia menciptakan
manusia. Mengajarnya pandai berbicara. (OS. Ar-Rahman: 1-4)
Dan tidak perlu diragukan bahwa Rasulullah-lah yang dimaksud dalam surat Ar-
Rahman tersebut, yang diajari oleh Dzat yang Maha Rahman Rahim.
Dan ketika rasa takut itu sudah pergi, Rasulullah berkata pada istrinya,: "Sungguh aku
mengkhawatirkan keadaan diriku."
umat ini. Sekarang masamu telah datang. Pembantuku juga sudah menceritakan
tentang hal ini, juga ucapan pendeta Bahira telah mengabarkan tentang kenabianmu.
Dan memerintahkanku untuk menikah denganmu sebelun 20 tahun yang lalu.”
Di dalam sebagian riwayat diterangkan, saat pertama kali wahyu turun, Sayyidah
Khadijah berkata pada Rasulullah, ”Bila datang temanmu dengan membawa wahyu
(Malaikat Jibril) kabari aku”. Dan Ketika Malaikat Jibril datang, Rasulullah
memberitahu. Maka Sayyidah Khadijah berkata,: "Duduklah di sebelah kananku”.
Maka duduklah Rasulullah di sebelah kanan. Sayyidah Khadijah berkata, "Apakah
engkau melihatnya?”
Malaikat Jibril telah mendatangi Rasulullah di rumah Sayyidah Khadijah. Orang yang
pandai akan selalu merenung dan memikirkan segala urusannya.
16 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Malaikat Jibril kemudian menghilang saat dia membuka kerudungnya. Bahkan dia
tidak akan menampakkan diri lagi sampai Sayyidah Khadijah menutup kembali
rambutnya. '
Dan pada saat yang indah tersebut, dunia mendapat keberuntungan dengan
diutusnya Nabi Muhammad. Dari gunung yang pantas diakui, di hari yang telah
ditentukan Allah, bersinarlah matahari dan menerangi alam semesta dengan cahaya
baru. Alam pun menyambutnya dengan suasana pagi penuh bahagia. Sedangkan
pada hari-hari yang telah lewat, alam semesta selalu menyambut kemunculan
matahari pagi dengan cahayanya, tapi semua itu tidak memberikan kebaikan atau
kebahagiaan bagi umat manusia. Betapa sering matahari bersinar, namun gelap di
hati. Betapa banyak suasana cerah, tapi petang di batin.
Tapi dari tempat yang teduh itu dan dari atas gunung yang gersang, yang kokoh,
namun tidak menjulang tinggi. Terjadilah apa yang tidak pernah terjadi di beberapa
kota besar, dengan kemajuannya, dengan kemodernannya, dengan ketinggian
pendidikannya, dengan kemegahan perkantorannya. Dari gunung tersebut muncullah
karunia Allah untuk umat ini dengan diutusnya Nabi Muhammad, yang kelak akan
menghilangkan penderitaan, akan menerangi kegelapan.
Muncullah sinar matahari yang akan membangunkan alam semesta, setelah sekian
lama tenggelam dalam kelalaian, alam akan berusaha mencari-cari tahu tentang kunci
kenabian, yang mampu meluruskan akal yang bengkok, untuk kemudian terkuaklah
keburukan syirik, penyembahan patung, terbukalah kebohongan khurafat jahiliyah.
17 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Dengan sebab diutusnya Nabi Muhammad, muncullah perubahan. Watak liar jahiliyah
sekarang telah berubah menjadi watak disiplin dan bersih. Anugerah yang semula
tersia-siakan sekarang menjadi bersinar dengan sebab petunjuk dari kekasih Allah.
Anugerah itu telah berpindah pada posisi yang lebih tinggi, pada posisi memotivasi
kebaikan dan memperingatkan dari keburukan, pada posisi amar makruf nahi
mungkar. Anugerah itu mengalir ibarat air yang deras atau api yang membara.
Sehingga muncul beberapa perubahan di segala bidang. Merubah penggembala onta
menjadi pemimpin umat, menjadi khalifah yang menguasai dunia, yang mampu
menyelesaikan segala macam masalah, menjadi pahlawan negeri, menjadi penakluk
bangsa, yang bermartabat dan membawahi beberapa pasukan.
Dari komunitas seperti ini, tampaklah kemudian kejujuran, amanah dari para
pedagang. Orang miskin tampak merasa cukup. Pekerja terlihat kegigihan dan
ketulusannya. Orang kaya akan tampak kedermawanan dan uluran bantuannya.
Hakim akan tampak keadilannya dan kebijakannya. Penguasa akan tampak
keikhlasannya dan belas kasihnya. Pimpinan akan tampak rendah hati dan kasih
sayangnya. Pelayan akan tampak kemampuannya dan kehati-hatiannya. Jadi
diutusnya Nabi Muhammad #&, ibarat musim semi bagi alam semesta ini, dan ibarat
tanah yang subur, menguntungkan jiwa kemanusiaan.
18 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
kecuali selalu akan mendapatkan saran dan solusi terbaik untuk mengatasinya.
Sayyidah Khadijah selalu bisa meringankan beban yang ditanggung Rasulullah.
Beliau bisa memberikan ketenangan jiwa, memberikan kasih sayang, menghibur,
meneguhkan kabar gembira untuk masa yang akan datang, memberikan semangat
dengan cita-cita nan indah.
Dan telah tertulis dalam beberapa hadits bahwa Sayyidah Khadijah mendapat
kehormatan shalat berjamaah bersama Rasulullah, diajari praktik wudhu dan shalat
menghadap Masjidil Haram. Sebelumnya Malaikat Jibril telah mengajarkan pada
Rasulullah cara-cara shalat sebelum ditetapkan perintah shalat lima waktu pada
malam munajat dengan Allah (peristiwa isra mi'raj). Sebelum itu Rasulullah shalat
sehari semalam dua kali, pagi dan petang.
Terbetik sebuah riwayat dari Yahya bin Afif, dia berkata: "Aku datang ke kota Makkah
pada masa Jahiliyah, pada musim haji, tepatnya di daerah Mina. Aku singgah di rumah
Abbas bin Abdul Muthalib. Saat itu matahari terbit. Maka keluarlah seorang laki-laki
dari kemah dekat dengan tempatku, kemudian dia menghadap ke Ka'bah, berdiri dan
shalat. Tidak seberapa lama kemudian datang seorang anak kecil berdiri di sebelah
kanannya, tidak seberapa lama lagi datang seorang wanita berdiri di belakang mereka
berdua. Orang yang pertama itu rukuk dan diikuti oleh anak kecil dan wanita itu.
Kemudian orang itu berdiri dan diikuti oleh keduanya, kemudian dia bersujud dan
mereka pun bersujud.
Lalu aku bertanya pada Abbas, Wahai Abbas, adakah suatu yang besar terjadi?
Tahukah kamu, siapa mereka? Saya jawab, Tidak. Abbas berkata, “Orang yang
pertama itu adalah Muhammad, keponakanku. Tahukah kamu, siapa anak kecil itu?
Saya jawab, Tidak. Abbas melanjutkan, “Dia adalah Ali bin Abi Thalib. Tahukah amu,
siapa wanita itu?
Abbas menjelaskan, Dia adalah Khadijah binti Khuwailid, istri dari ponakanku.
Ponakanku itu pernah berkata: Tuhanmu yang benar adalah pencipta langit dan bumi,
Dia telah memerintahkan mereka (bertiga) dengan apa yang kamu lihat. Demi Allah.
Saya tidak pernah tahu di permukaan bumi ini seseorang yang mengikuti agama ini
kecuali tiga orang itu."
Perawi hadits ini yang bernama Afif berkata, “Oh...Seandainya aku beriman waktu itu,
maka aku akan menjadi orang yang keempat.” '
Tersebut juga dalam sebagian riwayat yang shahih dan tidak diperselisihkan ulama,
bahwa Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik wanita di zamannya adalah Maryam, dan
sebaik-baik wanita di zamannya adalah Khadijah”. Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari
dan Muslim. '
Sedangkan yang diperselisihkan adalah manakah di antara empat wanita itu yang
paling utama? Sebagian ulama ada yang berijtihad menentukan, siapakah yang
termulia di antara mereka, dengan memaksakan diri untuk mencari-cari takwil,
berusaha mengompromikan beberapa hadits, tapi sepertinya usaha itu tidak memberi
banyak arti.
Di antara keistimewaan Sayyidah Khadijah dan biografinya yang mulia adalah semua
putra-putri Rasulullah dilahirkan darinya. Kecuali Ibrahim, karena beliau dilahirkan dari
Sayyidah Mariyah Al-Oibtiyyah, seorang budak wanita yang dihadiahkan Mugaugis:,
raja Mesir dan Iskandariyah untuk Rasulullah.
Pertama: Qasim, putra tertua. Dengan nama itu Rasulullah mendapat kunyah (nama
julukan dengan permulaan abu atau ummu) di kalangan masyarakat, dan beliau ini
pertama kali putra yang meninggal dunia. Menurut sebagian pendapat, beliau
dimakamkan di Makkah.
Kedua: Abdullah. Dijuluki Thahir dan Thayyib. Sebab beliau dilahirkan setelah masa
datangnya Islam. Dan meninggal dunia saat masih kecil di Makkah.
Keempat: Ruqayyah.
Kelima: Ummu Kultsum. Sebelumnya dua putri Rasulullah ini dinikah oleh dua putra
Abu Lahab yang telah ditetapkan celaka. Saat diturunkan surat:
22 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Binasalah kedua tangan Abu Lahab, Abu Lahab menjadi marah besar dan berkata
pada mereka berdua, "Kalian tidak boleh berkumpul bersamaku sebelum kalian
ceraikan putri Muhammad, yang telah mencaciku.” Maksud dari perintah ini tidak lain
adalah untuk menyakiti hati Rasulullah. Maka mereka berdua menceraikan kedua putri
Nabi sebelum terjadi hubungan suami istri. Dan tidak pernah ada persentuhan di
antara mereka. Ini adalah kemuliaan dari Allah bagi dua putri Rasulullah.
Kemudian Sayyidah Rugayyah dinikah oleh Sayyidina Utsman bin Affan, kemudian ia
berangkat hijrah bersama suami ke negeri Habasyah demi menyelamatkan keimanan
mereka. Setelah beberapa lama di sana, mereka lalu kembali lagi ke Makkah, untuk
kemudian hijrah ke Madinah Al-Munawwarah. Beliau meninggal dunia saat menjadi
istri Sayyidina Utsman dan disemayamkan di pemakaman Al-Bagi'.
Kemudian Sayyidina Utsman bin Affan menikah lagi dengan putri Rasulullah yang
bernama Ummu Kultsum. Ummu Kulsum juga meninggal dunia saat menjadi istri
Utsman. Makamnya di pemakaman Al-Bagi dan terkenal. Dengan demikian maka
Sayyidina Utsman telah menikahi dua putri Rasulullah. Dari sinilah beliau dijuluki Dzun
Nurain (pemilik dua cahaya). Seandainya Rasulullah memiliki putri lagi yang belum
menikah, pasti akan diberikan kepada Sayyidina Utsman bin Affan juga.
Keenam: Sayyidah Fathimah Al-Gharra'. Terkenal dengan julukan Al-Batul atau Az-
Zahra. Ibu dari Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain yang diridhai Allah. Beliau istri
dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib Al-Murtadha. Sosok yang telah membahagiakan
Sayyidah Fathimah dan yang telah mencintainya dengan setulus hati. Sayyidina Ali
tidak pernah menikah dengan wanita lain sampai akhir hayat Sayyidah Fathimah.
Beliau meninggal tahun u hijriah dalam usia yang ketiga puluh gamariah. Dimakamkan
di pemakaman Al-Bagi menurut riwayat yang paling shahih. Menurut pendapat yang
lain, beliau dimakamkan di rumah beliau sendiri bersebelahan dengan Hyjrah Syarifah
yang sekarang sudah masuk dalam lingkungan Masjid Nabawi, tapi sayangnya
keterangan ini tidak berdasarkan riwayat yang tepat.
23 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Maka dari semua keterangan di atas disimpulkan bahwa seluruh putri Rasulullah
sudah masuk islam dan berhijrah bersama dengan Rasulullah dari tanah Makkah
Mukarramah ke Madinah Munawwarah.
Di antara keistimewaan Sayyidah Khadijah yang diriwayatkan para pakar hadits, dan
tercatat dalam berbagai kitab hadits dan sejarah, bahwa Rasulullah selalu menyebut
namanya, selalu menceritakan pada khalayak ramai keharuman riwayat hidupnya,
mengisahkan baktinya, memuja-mujinya dengan pujian terbaik, membacakan istighfar
untuknya, selalu mendoakannya, sering menceritakan kemuliaannya dan
24 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Bila Sayyidah Aisyah mendengar Rasulullah bercerita tentang beliau, maka datanglah
perasaan cemburu dan berkata,: "Bukankah dia seorang wanita yang telah memerah
gusinya (kiasan dari rontoknya gigi karena faktor usia), sudah tua renta. Dan Allah
telah menggantikannya dengan yang lebih baik, dengan seorang gadis yang masih
muda belia.”
Maka begitu Rasulullah mendengar kata-kata tersebut, beliau marah dan bersabda,:
"Allah tidak pernah memberikan ganti dengan yang lebih baik darinya. Dialah orang
yang pertama kali beriman padaku ketika orang-orang mengingkariku. Dialah orang
yang membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku. Dialah orang yang
memberikan seluruh miliknya ketika orang-orang menghalang-halangiku. Dan darinya
Allah telah memberikanku anak-anak, sementara tidak ada dari kalian yang
memberikannya.”
Dan tersebut dalam beberapa hadits dari Sayyidah Aisyah Ash-Shiddigiyah, beliau
berkata: "Pernah suatu saat Rasulullah bercerita tentang Khadijah dengan serius
sekali. Tiba-tiba aku terbawa perasaan cemburu dan kukatakan kalimat yang tidak
layak diucapkan. Seketika wajah Rasulullah berubah seperti seakan-akan beliau
mendapatkan wahyu. Akupun menjadi bingung dengan ucapanku dan timbul rasa
sesal yang mendalam atas kelancanganku. Lalu aku berdoa: Ya Allah. Kalau Engkau
hilangkan kemarahan dari Rasulullah saat ini, aku tidak akan pernah menyebut
Khadijah dengan kata-kata yang tidak layak lagi selama-lamanya”. Maka saat
Rasulullah melihatku dalam keadaan seperti ini, beliau memaafkanku, dan
menyebutkan kembali kelebihan-kelebihannya yang lain nan cemerlang.” '
Dari keterangan ini bisa dimengerti bahwa kecemburuan Sayyidah Aisyah bukanlah
karena marah atau permusuhan, tapi timbul dari sifat manusiawi layaknya seorang
wanita. Dan Sayyidah Aisyah sendiri yang menceritakan kemuliaan Sayyidah
Khadijah ini. Seandainya tanpa adanya riwayat ini, kita tidak akan tahu siapakah
Khadijah dan bagaimana ceritanya.
25 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Termasuk keistimewaan Siti Khadijah adalah: Allah mengutus malaikat Jibril untuk
mengirimkan salam pada Sayyidah Khadijah. Dia berkata,: "Ya Muhammad, sebentar
lagi Khadijah akan mendatangimu dengan wadah berisi kuah dan makanan. Bila dia
datang, sampaikan salam dari Allah dan dariku”. Dan ketika pesan ini sudah
disampaikan, Sayyidah Khadijah membalas berkata: Allah As-Salam (yang
memberikan keselamatan), dan dari-Nya keselamatan, juga saya ucapkan salam
pada Jibril”. Keterangan ini tersebut dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim.”
Rumah di Surga
Di antara keistimewaan Sayyidah Khadijah, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Al-
Bukhari dan Muslim, bahwa malaikat Jibril memberikan kabar gembira sesungguhnya
Allah telah memberi rumah di surga untuknya. Malaikat Jibril berkata,: "Berikanlah
kabar gembira untuknya bahwa dia memiliki rumah di surga yang terbuat dari mutiara,
tidak ada kebisingan dan tidak ada kelelahan di sana.” '
Rela Menderita
Betapa agung akhlaknya, alangkah mulia sejarah hidupnya, yang merupakan sifat inti
manusia mukmin nan mulia, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah yang agung:
“Sesungguhnya akhlak yang harus dimiliki oleh seorang mukmin adalah kuat
berpegang teguh dalam beragama, kukuh tapi luwes, percaya pada keyakinannya,
semangat dalam menuntut ilmu, berbelas kasih dalam mencintai, berhati lembut saat
mengetahui, bijaksana dalam gelimang harta, menampakkan rasa cukup walaupun
sebenarnya butuh, merasa risih dengan sifat rakus, berpenghasilan dari yang halal,
selalu Istiqamah dalam kebaikan, senantiasa giat dalam memberikan bimbingan,
selalu melarang tindakan syahwat, senantiasa memberikan kasih bagi orang yang
sedang membutuhkan. Sesungguhnya orang mukmin tidak boleh berbuat aniaya
pada yang membenci, tidak berbuat dosa terhadap orang yang dicintainya, tidak
menyia-nyiakan amanah yang telah dititipkan padanya, tidak boleh punya iri dengki,
tidak boleh mencela. Saat dia terombang-ambing dia tetap tegar, dan saat dia
berbahagia dia bersyukur.” ' Seakan-akan semua sifat-sifat mulia ini telah ada pada
diri Sayyidah Khadijah.
27 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Dan ketika lengkap sudah kesempurnaan Sayyidah Khadijah, derajat yang tinggi juga
sudah menetap pada dirinya, dan memanjang sudah cahaya serta tanda-tanda
keajaibannya yang begitu banyak, maka pada saat seperti itu Allah memanggilnya,
pada tanggal 11 Ramadhan, tiga tahun sebelum Rasulullah hijriah ke Madinah,
menurut riwayat yang paling shahih. Sedangkan menurut riwayat yang lain empat atau
tujuh tahun sebelumnya. Saat itu Rasulullah tidak menshalatinya karena memang
belum ada syariat shalat jenazah.
Saat meninggal dunia, usia beliau 65 tahun, dikebumikan di pemakaman Mu'alla yang
terkenal dengan sebutan Al-Hajun. Berita tentang dikebumikan di Mu'alla ini walaupun
diriwayatkan dengan sanad ahaad akan tetapi telah masyhur di kalangan semua
orang.
Untaian Doa
Dan ketika telinga kita mendapatkan kemuliaan sebab mendengarkan cerita Sayyidah
Khadijah, dengan penjelasan keutamaan-keutamaannya, dan pemberitaan beberapa
tapak tilasnya, maka layaklah bagi kami untuk menutup semua ini dengan doa, seraya
menghadap kepada Allah, dengan hati tulus menuju kepada-Nya, kami mengatakan:
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga
selalu terhaturkan pada utusan termulia, junjungan kita Muhammad, juga kepada
seluruh keluarga dan sahabatnya.
28 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Ya Allah... Engkaulah Dzat yang paling pantas disebut, Dzat yang paling berhak
disembah, Dzat yang paling berbelas kasih dari sekian banyak orang yang berkuasa,
Dzat yang paling dermawan dari sekian orang yang dipinta, yang paling luas
pemberiannya dari sekian orang yang suka memberi. Engkaulah raja yang tidak ada
sekutu bagi-Mu, yang Maha Satu tanpa ada yang menyetarai-Mu. Segala sesuatu
pasti akan hancur selain Dzat-Mu. Tidak ada satupun yang bisa taat pada-Mu kecuali
dengan izin dari-Mu. Dan tidak ada satupun orang yang mendurhakai-Mu kecuali
Engkau Mengetahuinya. Engkaulah Dzat yang ditaati lalu Engkau Menghargai.
Engkaulah Dzat yang didurhakai tapi selalu memaafkan. Engkau paling dekat dari
sekian orang yang melihat. Engkau penjaga terdekat. Engkau yang menghalangi hati.
Engkaulah yang memegang kendali semua ciptaan. Engkau yang mencatat semua
jejak langkah, dan yang bisa merubah ketetapan.
Seluruh hati tercurah pada-Mu. Segala rahasia bagimu tampaklah jelas. Barang yang
halal adalah yang Engkau halalkan. Yang haram adalah yang Engkau haramkan.
Agama adalah aturan yang Engkau tetapkan. Perkara yang terjadi adalah yang telah
kau putuskan. Semua ciptaan adalah makhluk-Mu. Seluruh makhluk adalah hamba-
Mu. Dan Engkau adalah Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Kami meminta dengan cahaya wajah-Mu yang menerangi langit dan bumi, dan
dengan segala kebenaran yang Engkau miliki dan dengan kehormatan orang-orang
yang memohon pada-Mu, agar Engkau maafkan, Engkau selamatkan kami dari panas
api neraka, dengan kekuasaan-Mu. Wahai Dzat yang maha pengasih dari semua yang
mengasihi.
Ya Allah... Kami memuji-Mu atas hidayah yang telah Engkau berikan, kami bersyukur
atas nikmat yang telah Kau curahkan, kami meminta bantuan-Mu untuk merawat
segala nikmat yang telah Kau karuniakan. Kami memohon petunjuk agar kami bisa
terus bersyukur atas perlindungan-Mu atas segala macam malapetaka. Kami
berlindung dari kesalahan bicara, terlenanya hati, dari penyimpangan yang dilakukan
oleh penghuni zaman. Kami meminta agar Kau perlembut takdir atas segala
keputusan dan takdir-Mu, perlembutkan pula pertolongan-Mu atas ketetapan-Mu.
Kami meminta ampun atas perkataan yang membuat penyesalan, atau tindakan” yang
29 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya. (OS. Ghafir: 44).
Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal, hanya kepada Engkaulah
kami bertaubat, dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. (OS. Al-Mumtahanah:
4).
Ya Allah... Bukakanlah hati kami untuk selalu berdzikir pada-Mu, berikan untuk kami
rezeki taat beribadah pada-Mu dan taat pada Rasul-Mu Muhammad , untuk bisa
melaksanakan isi kitab suci-Mu, mengikuti sunnah Nabi Muhammad .
Ya Allah... Jadikan kami selamanya orang yang takut pada-Mu, seakan-akan kami
melihat-Mu, sampai bertemu dengan-Mu. Jadikan kami berbahagia dengan takwa-
Mu, jangan jadikan kami celaka dengan mendurhakai-Mu.
Ya Allah... Cukupilah kami dengan yang halal tanpa perlu yang haram, dengan taat
pada-Mu tanpa perlu maksiat, merasa cukup dengan pemberian-Mu tanpa perlu orang
lain.
Ya Allah... Bersihkan hati kami dari sifat munafik, amal-amal kami dari riyak (ingin
dipuji), ucapan kami dari bohong, mata kami dari khianat, karena sesungguhnya
Engkau Maha Tahu pada mata-mata yang khianat dan apa yang disembunyikan
dalam dada.
30 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Ya Allah... Perbaikilah segala urusan kami selama kami masih hidup, segar bugarkan
kami selama nyawa kami masih tersisa.
Berkahilah segala urusan yang Kau percayakan pada kami. Jagalah segala sesuatu
yang Kau kuasakan pada kami. Berilah rahmat-Mu bila Kau matikan kami. Berikan
maaf bila Kau hitung amalan kami. Jangan cabut iman ini setelah Kau berikan
hidayah-Mu.
Ya Allah... Kami meminta rahmat dari sisi-Mu yang bisa menunjukkan pada jalan yang
benar. Kumpulkan kekuatan kami. Kembalikan segala sesuatu yang berserakan.
Lindungi kami dari fitnah. Perbaiki keadaan kami. Jagalah hal-hal yang kami tidak
hadir di sana. Tinggikan kesaksian kami. Cerahkan wajah kami. Sucikan perbuatan
kami. Berikan ilham agar kami menapaki jalan lurus. Jagalah kami dari segala
keburukan.
Ya Allah... Berikan kami iman yang tulus, keyakinan yang tidak ada ingkar setelahnya,
rahmat yang dengannya kami bisa meraih kemuliaan-Mu.
Ya Allah... Raih tangan kami saat kami tehimpit. Bukakan mata hati kami agar bisa
melihat perkara yang hakiki. Berikan taufik untuk melakukan perkara yang membuat-
Mu cinta dan ridha. Jangan sampai kami tergelincir. Jangan koyak kelambu kebaikan-
Mu. Jaga kami dari bentuk-bentuk mati yang jelek. Lindungi kami dari tipu muslihat
para pengkhianat, dari gembiranya musuh. Berikan perlakuan yang halus pada setiap
gerak-gerik kami. Jagalah kami dari segala arah. Yaa Arhamar Rahimin.
Ya Allah... Berikan kami harta yang dengan itu Kau menjaga kami dari fitnah duniawi,
dan Kau jadikan kami menjadi merasa cukup dari penghamba dunia, juga menjadi
sarana menggapai yang lebih baik dari padanya. Karena sesungguhnya tiada daya
dan upaya kecuali dengan Engkau.
31 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Ya Allah... Berpihaklah pada kami, janganlah memusuhi kami. Akhirilah ajal kami
dengan indah. Pastikan amal kebaikan kami terus bertambah. Iringi pagi dan sore
kami dengan keselamatan. Peruntukkan rahmat-Mu pada tempat kembali kami.
Tuangkanlah segala maaf-Mu atas dosa-dosa kami. Karuniakan kami untuk
memperbaiki amal ibadah. Tutupilah kekurangan kami. Jadikan takwa-Mu sebagai
bekal kami. Kesungguhan kami untuk agama-Mu, tawakal kami hanya pada-Mu.
Ya Allah... Kokohkan kami dalam beristigamah. Lindungi kami dari penyesalan kelak
di hari kiamat. Ringankan beban dosa kami. Berikan kehidupan bahagia. Jagalah kami
dan singkirkan kejahatan orang yang jahat. Bebaskan kami, ayah ibu kami dari
belenggu neraka. Yaa Aziz. Yaa Ghaffar. Yaa Karim. Yaa Sattar. Yaa Halim. Yaa
Jabbar. Birahmatika yaa Arhamar Rahimin.
Ya Allah... Sebagaimana telah Kau karuniakan iman dan keyakinan pada Sayyidah
Khadijah untuk beriman kepada Rasulullah &, maka karuniakan pula hal ini pada kami,
duhai Dzat yang telah dahulu kebaikan-Nya. Dan Sebagaimana Kau beri keutamaan
dia dengan mampu mengagungkan kehormatan Rasulullah, menjaga janji dan
kepercayaannya, mendukung kelompok dan dakwahnya, mengikuti jalan
kesunnahannya, serta menguatkan argumen-argumen beliau, maka karuniakan juga
hal ini pada kami. Berikan kami hal tersebut dengan bagian yang besar dan sempurna.
Bimbing kami untuk selalu berpegang teguh pada sunnah dan mengikuti agama beliau
sehingga kami mati bertumpu padanya. Giring kami dalam kelompoknya dan di bawah
benderanya. Jadikan kami termasuk rombongannya. Sampaikan kami pada
telaganya, beri kami minuman dari gelasnya. Beri kami manfaat sebab mencintanya.
Beri kami ampunan, jaga kami dari malapetaka dan bencana serta fitnah, baik yang
tampak atau yang tersembunyi. Ampunani kami, serta semua mukmin dan mukminat,
muslimin dan muslimat, yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
32 Al-Busyra fi Manaqib Khadijah al-Kubra
Semoga Allah selalu melimpahkan shalawat dan salam kepada Baginda kita
Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Wahai penulis kitab Al-Busyra, beruntunglah. Karena kau akan mendapatkan al-
busyra, kabar gembira, dengan mendapatkan ridha dari nenekmu yang termulia
Kau kan selalu tentram bersama orang yang kau cinta semua yang kau damba
tercapai di duniamu dan akhirat sana.