Anda di halaman 1dari 16

KARAKTERISTIK WANITA SHOLEHAH

Empat wanita calon penghuni surga dan

empat wanita calon penghuni neraka

Sayang,

Simaklah sabda Rasulullah Saw. berikut ini. Semoga engkau bisa meneladani karakteristik
wanita calon penghuni surga. Rasulullah Saw. bersabda, Ada empat macam wanita yang masuk
surga dan empat macam wanita yang lain masuk neraka. Di antara empat wanita yang masuk
surga adalah:

1. Istri yang memelihara kesucian (kehormatan diri), menaati perintah Allah dan suami,
banyak anak, penyabar, mudah menerima pemberian sedikit bersama suaminya,
mempunyai rasa malu.

2. Istri yang apabila suami tidak ada di tempat (sedang pergi), ia memelihara diri dan harta
suaminya.

3. Istri yang mengekang lisannya ketika suami sedang di rumah.

4. Istri yang ditinggal suami dan ia mempunyai banyak anak tetapi ia menahan diri untuk
kepentingan anak-anaknya, memelihara mereka, berlaku baik pada mereka, dan tidak
menikah lagi karena khawatir jika menyiakan anak-anaknya.

Sedangkan empat wanita lain yang ditetapkan masuk neraka adalah:

1. Istri yang berlisan buruk pada suami, kalau suaminya sedang pergi ia tidak menjaga
kehormatan dirinya, kalau suaminya berada dirumah lisannya terus mencerca dengan
kata-kata yang buruk.

2. Isteri yang membebani suami dengan beban yang tidak sanggup dipikulnya.

3. Isteri yang tidak menutup diri dari lelaki lain bahkan ia keluar rumah dengan dandanan
yang berlebihan.

Isteri yang tidak mempunyai aktivitas lain kecuali makan, minum, tidur dan tidak mempunyai
kecintaan untuk melaksanakan sholat, tidak menaati Allah dan RasulNya, dan tidak berusaha
menaati suaminya. Isteri yang bersikap seperti itu adalah istri yang terlaknat, termasuk ahli
neraka, kecuali jika segera bertaubat.

Sejenak Bersama Wanita Ahli Surga

Khadijah Binti Khuwailid Ra.

Siapakah muslim dan muslimah yang tidak pernah mendengar namanya? Ia adalah wanita yang
ditakdirkan oleh Allah Swt. untuk menjadi pendamping hidup manusia terbaik di alam semesta,
Muhammad Saw. Ia bernama lengkap Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdil Uzza bin
Qushay Al-Qurasyiyah Al-Asadiyah radhiyallahuanha. Namanya telah mengukir sejarah umat
Islam sebagai wanita yang kali pertama mengimani suaminya, Muhammad pemuda Mekah yang
mendapat gelar al-Amin dari kaumnya di usia yang masih muda. Ia adalah sebaik-baik wanita
dari umatnya. Rasulullah Saw bersabda, Sebaik-baik wanita pada zamannya adalah Maryam
putri Imran dan sebaik-baik wanita dari umatnya adalah Khadijah. (HR Bukhari dan Muslim).
Namanya telah terukir di dalam qalbu Muhammad Saw. Tidak ada wanita satupun yang bisa
mengganti kedudukannya di sisi Rasulullah Saw. Bahkan dialah satu-satunya wanita yang
membuat cemburu besar `Aisyah r.a., satu-satunya istrinya Rasulullah Saw. yang mempunyai
status perawan dan masih muda saat dinikahi Rasulullah Saw.

Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits, dari `Aisyah r.a.: Hampir setiap kali keluar rumah,
Rasulullah Saw. selalu menyebut dan memuji Khadijah. Suatu hari, beliau menyebut namanya
sehingga menimbulkan kecemburuanku. Aku berkata, Wahai Rasul, bukankan Khadijah
hanyalah seorang perempuan tua, dan Allah Swt. telah memberikan gantinya dengan yang lebih
baik bagimu?

Mendengar hal itu, Rasulullah Saw. marah hingga rambut di ubun-ubunnya bergerak. Kemudian,
beliau bersabda, Tidak, demi Allah. Allah tidak menggantikan untukku seorang pun yang lebih
baik daripada dirinya. Ia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku, mempercayaiku
ketika orang-orang mendustakanku, membantuku dengan hartanya ketika orang-orang tidak mau
memberikan hartanya kepadaku, dan Allah Swt. menganugerahiku dengan anak-anaknya ketika
istri-istriku yang lain tidak dapat memberikan anak kepadaku. (Setelah mendengarkan
penjelasan beliau) Aku pun berjanji dalam hati, bahwa aku tidak akan menyebut Khadijah lagi
dengan sesuatu yang buruk. (HR Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Sangat besar rasa cinta RasulullahSaw. kepada Khadijah Ra. hingga `Aisyah mengatakan
dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, Tidak pernah aku merasa cemburu kepada seorang
pun dari istri-istri Rasulullah seperti kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal aku tidak
pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah seringkali menyebut-nyebutnya. Jika ia memotong seekor
kambing, ia potong-potong dagingnya, dan mengirimkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah.

Sayang,

Apa yang menjadikan Khadijah Ra begitu membekas dalam hati Rasulullah Saw meskipun ia
sudah meninggal? Setidaknya dari siroh Rasulullah Saw. kita bisa memetik beberapa poin yang
menjadikan Khadijah r.a. sangat dicintai dan disayang Rasulullah Saw.

1. Percaya penuh kepada suami

Khadijah r.a. tahu bahwa akan ada nabi akhir jaman yang akan muncul kelak. Setelah
diceritakan oleh Siti Maisaroh akan peristiwa yang dialaminya saat bersama Muhamad Saw.
dalam berdagang, diantaranya peristiwa berjalannya awan melindungi Muhammad, dan
kejujuran yang ada pada diri Rasulullah Saw., maka Khadijah r.a. semakin terkesima dengan
pribadi Rasulullah Saw. Khadijah r.a. akhirnya dengan mantap meminangnya. Kecintaan
Khadijah r.a. terhadap suami ditunjukkan dengan memberikan kepercayaan penuh kepadanya.
Sesaat setelah menerima wahyu yang pertama di gua Hira`, Rasulullah Saw. segera pulang
dengan sangat gelisah dan menggigil ketakutan saat di rumah. Khadijah r.a. sangat khawatir
terhadap kondisi yang luar biasa itu. Sesaat setelah itu, Nabi Saw. menceritakan semua kejadian
yang telah dialaminya selama meditasi di gua. Khadijah r.a. sangat gembira mendengar berita
itu. Ia memberikan ucapan selamat kepada suaminya, Muhamad, karena telah diangkat sebagai
utusan tertinggi oleh Allah Swt. Ia berkata Bergembiralah, karena Tuhan tidak akan
meninggalkanmu. Khadijah berusaha memupuk ketenangan hati suaminya dan berkata, Wahai
kakanda, demi Allah, Tuhan tidak akan mengecewakanmu karena sesungguhnya engkau adalah
orang yang selalu memupuk dan menjaga kekeluargaan serta sanggup memikul tanggung jawab.
Engkau dikenal sebagai penolong kaum yang lemah, sebagai tuan yang menyenangkan tamu,
ringan tangan dalam member pertolongan, senantiasa berbicara benar, dan setia terhadap
amanah.

Khadijah r.a. kemudian mengimani suaminya sebagai utusan Allah Swt. yang terakhir yang
membawa risalah kenabian. Ia wanita pertama yang masuk Islam. Kepercayaan Khadijah yang
diberikan secara penuh telah membangkitkan semangat Rasulullah Saw. dalam mengemban
tugas baru membawa risalah ilahiyah. Rasulullah Saw. secara khusus mengabadikan
kepercayaan Khadijah r.a. terhadap dirinya dalam sebuah hadits, Demi Allah! Dia (Khadijah)
beriman kepadaku di saat orang-orang mengingkariku. Dia membenarkanku di saat semua orang
mendustakanku. Dan dia membantuku dengan menginfakkan segenap hartanya ketika semua
orang menahan hartanya dariku dan Allah telah mengurniakan beberapa orang keturunan dari
rahimnya yang tidak aku peroleh dari isteri-isteriku yang lain. [HR Ahmad, Al-Istiab karya
Ibnu Abdil Baar].

Sungguh istri yang sholehah yang sentiasa taat terhadap suami. Sungguh istri yang menyejukkan
hati yang senantiasa memberikan kepercayaan penuh kepada suami. Istri sholehah, istri yang
ridho dan diridhoi suaminya. Tiada balasan yang layak untuknya kecuali surga Allah yang
luasnya seluas langit dan bumi.

2. Selalu ada ketika suami membutuhkan

Seorang istri yang sholehah akan terus senantiasa bersama suami baik dalam kondisi senang
maupun susah. Khadijah r.a. patut dijadikan tauladan sebagi istri yang sangat setia kepada
suaminya. Masa-masa awal kenabian adalah masa yang sangat sulit dilalui oleh Rasulullah Saw.
Kaum Quraisy senantiasa memberikan penetrasi atau tekanan yang sangat besar kepada
Muhammad Saw. dalam berdakwah. Hal ini sangat wajar karena Rasulullah Saw. hendak
mengubah sebuah sistem yang telah mengakar sejak nenek moyang. Rasulullah Saw. hendak
mengubah jaman dari Jahiliah menuju nur ilahiah.

Di masa yang sulit itu Khadijah selalu menemani Rasulullah Saw. Khadijah dengan sabar
menjalani masa pemboikotan oleh kaum Quraisy terhadap keluarga Rasulullah Saw. Ia tidak
pernah sedikitpun mengeluh atas musibah yang diberikan oleh Allah Swt. terhadap keluarganya.
Ia justru dengan semangat memotivasi suaminya ketika mengalamai banyak pertentangan dari
kaum Quraisy terhadap nilai Islam yang dibawanya.

3. Penuh cinta dan kasih sayang terhadap suami

Sungguh merupakan kebutuhan yang sangat mutlak bagi para suami dalam berumah tangga
untuk mendapatkan cinta, kasih sayang dan perhatian dari sang istri tidak terkecuali Rasulullah
Saw. Unsur-unsur inilah yang bisa memotivasi dan memberikan spirit kepada Rasulullah Saw.

Kecintaan Khadijah terhadap Rasulullah Saw. nampak sesaat setelah pernikahannya. Cinta itu
diwujudkan dengan menyerahkan segalanya tidak hanya dirinya, tetapi semua harta benda
Khadijah r.a., seorang wanita bangsawan dan hartawan serta memiliki akhlak yang sangat
terpuji. Setelah selesai acara pernikahan, Khadijah r.a. membuka isi hati kepada Muhammad
Saw, Duhai Al-Amin (laki-laki yang dipercaya), bergembiralah! Semua harta kekayaan ini baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang terdiri dari bangunan-bangunan, rumah-rumah,
barang-barang dagangan, hamba-hamba sahaya adalah menjadi milikmu. Engkau bebas
membelanjakan ke jalan mana yang engkau ridhai. Allah Swt. mengabadikan hal ini dalam Al-
Quran, Dan Dia (Allah) mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu dia memberikan
kekayaan. [Qs. Adh-Dhuha: 8]

Cinta identik dengan pengorbanan. Begitulah kecintaan Khadijah r.a. terhadap Rasulullah Saw.
Segala sesuatu yang dimilikinya diserahkan secara totalitas ke Rasulullah Saw. Sejak awal
pernikahan, seorang Khadijah r.a. telah membuktikan cintanya kepada Muhammad Saw. muda.
Cinta tersebut semakin lama justru semakin subur dan berkualitas. Hingga akhir hayatnya,
seluruh kehidupannya didedikasikan untuk suaminya, Muhammad Saw. Cinta inilah yang sangat
membekas pada diri Rasulullah Saw. sampai terbawa dalam kehidupannya meskipun beliau
sudah beristri lagi. Nampak sekali bagaimana kecemburuan `Aisyah r.a. terhadap Khadijah r.a.
yang selalu disebut-sebut oleh Rasulullah Saw. meskipun ia sudah meninggal. `Aisyah r.a.
berkata, Wahai Rasul, bukankan Khadijah hanyalah seorang perempuan tua, dan Allah Swt.
telah memberikan gantinya dengan yang lebih baik bagimu?

Mendengar hal itu, Rasulullah Saw. marah hingga rambut di ubun-ubunnya bergerak. Kemudian,
beliau bersabda, Tidak, demi Allah. Allah tidak menggantikan untukku seorang pun yang lebih
baik daripada dirinya. Ia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku, mempercayaiku
ketika orang-orang mendustakanku, membantuku dengan hartanya ketika orang-orang tidak mau
memberikan hartanya kepadaku, dan Allah Swt. menganugerahiku dengan anak-anaknya ketika
istri-istriku yang lain tidak dapat memberikan anak kepadaku. (Setelah mendengarkan
penjelasan beliau) Aku pun berjanji dalam hati, bahwa aku tidak akan menyebut Khadijah lagi
dengan sesuatu yang buruk. (HR Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Cinta yang tulus dari Khadijah r.a. tersebut telah menghasilkan kasih sayang yang dalam
terhadap suaminya, Rasulullah Saw. Sesaat setelah ditemui oleh malaikat Jibril alaihissalam
(a.s.), Rasulullah Saw. pulang dalam kondisi yang gemetar dan menggigil. Kondisi tersebut
membawa Khadijah r.a. untuk bersikap tenang dan memberikan ketenangan kepada suami
tercintanya. Setelah kondisi tenang, Muhammad Saw. menceritakan secara lengkap kejadian
yang baru saja di alaminya. Khadijah r.a. sadar bahwa sejak saat itu, Muhammad Saw. telah
diangkat oleh Allah Swt. menjadi rasul penutup para nabi dan rasul. Nampak kekhawatiran
tersebut muncul pada diri Khadijah r.a. Tantangan berat siap menghadang Rasulullah Saw. dalam
menyampaikan syariat Ilahiah. Kasih sayangnya mampu melahirkan spontanitas perasaan ke
suaminya, Muhammad Saw.

4. Rela berkorban demi membela Islam

Khadijah r.a. telah mengajarkan kepada setiap wanita muslimah untuk memberikan yang terbaik
kepada suaminya. Ia telah mengorbankan segalanya untuk kepentingan dakwah suaminya,
Rasulullah Saw. Ia telah menyiapkan rumah yang sangat untuk baginda Muhammad Saw.
sebelum beliau diangkat menjadi nabi dan rasul akhir zaman. Ia menyiapkan segala kebutuhan
yang diperlukan oleh Rasulullah Saw. selama beliau merenung di gua hira. Ia mengorbankan
seluruh harta dan jiwanya untuk mendukung dakwah yang dilakukan oleh suaminya. Hartanya
digunakan untuk Islam. Jiwanya dikorbankan untuk Islam. Dalam kondisi senang maupun susah,
ia senantiasa mendampingi Rasulullah Saw. dengan sabar.

Sangat layak apabila dia mendapat keistimewaan khusus dari Allah Swt., keistimeawaan yang
tidak dimiliki oleh wanita lain di dunia ini. Ia mendapat ucapan salam dari Allah Swt. dan diberi
janji kebahagiaan akhirat berupa syurga.Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia
berkata : Wahai Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah
dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari
Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara
yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan. [HR. Bukhari dalam "Fadhaail
Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata: Keshahihannya telah disepakati.]

5. Mendidik anak dengan baik

Khadijah r.a. di mata Rasulullah Saw. adalah sosok wanita yang penuh cinta, kasih sayang, dan
mempunyai jiwa keibuan. Ia memiliki tempat yang khusus pada diri Rasulullah Saw. Ia memiliki
keistimewaan yang luar biasa dan sangat membekas pada diri Rasulullah Saw. Salah satu
keutamaannya adalah melalui dirinya Rasulullah Saw. dikarunai anak oleh Allah Swt. Beliau
Saw. bersabda, Allah tidak memberi ganti kepadaku wanita yang lebih baik dari Khadijah. Ia
beriman kepadaku saat orang-orang kafir kepadaku. Ia membenarkanku saat orang-orang
mendustakanku. Ia membantuku dengan hartanya saat orang-orang tak memberikannya
kepadaku. Dan darinya, Allah mengkaruniakan anak-anak kepadaku saat Dia tak
mengkaruniakannya dari wanita-wanita lain.[1]

Menurut para ulama ahli sejarah, selama Rasulullah Saw selama berumah tangga dengan
Khadijah r.a., beliau dikarunia 6 orang anak, dua putra dan empat putri. Dua anak laki-laki
adalah Al-Qasim dan Abdullah, sedangkan dua empat anak perempuan yaitu Zainab, Ruqayyah,
Ummu Kulsum, dan Fatimah. Kedua putra Rasulullah Saw. meninggal pada waktu usia yang
masih kecil.

Khadijah r.a. sangat cinta dan sayang kepada putra-putrinya. Ia mendidik anaknya dengan bijak,
lembut, dan penuh rasa ikhlas. Ia mengajarkan kemuliaan budi pekerti tidak hanya secara lisan,
namun juga nampak pada setiap tindakan. Ia mengajarkan kesederhanaan meskipun sebenarnya
berlimpah kekayaan. Ia mengajarkan dengan dilandasi nilai-nilai ilahiyah. Tak ayal, putri-
putrinya pada khususnya menjadi wanita-wanita yang sholehah.

6. Bertutur lembut dengan suami dan menenangkan

Rasa cinta dan setia Khadijah r.a. kepada suaminya, Rasulullah Saw, tidak diragukan lagi.
Bahkan ia patut menjadi wanita teladan umat Islam sampai saat ini dalam hal bakti kepada
suami. Salah satu kasih sayang itu nampak pada kata-kata lembut yang senantiasa keluar dari
lisan wanita terbaik dari umatnya.

Istriku sayang, Perhatikanlah tutur kata Khadijah r.a. ketika terjadi peristiwa turun wahyu
pertama yang membuat Rasulullah lari ketakutan. khadijah berkata, Jangan khawatir,
berbahagialah, sesungguhnya Allah tidak mungkin akan menghinakanmu dengan kejadian itu.
Selama ini, engkau selalu menyambung silaturahmi, jujur dalam berbicara, meringankan beban
orang lain yang kesusahan, membantu orang lemah, menghormati tamu, dan mendukung setiap
hal yang mengandung kebenaran.

Subhanallah, kata-kata yang keluar dari lisannya justru tidak menambah kepanikan yang sedang
dialami oleh Rasulullah Saw. tatkala baru saja mendapatkan wahyu pertama di gua hira`.
Sungguh, salah satu karakteristik istri yang sholehah adalah istri yang senantiasa
membahagiakan suami dengan tutur kata lembut dan selalu menenangkan ketika suami sedang
mengalamai ketegangan.
7. Tawakal dan sabar

Khadijah adalah wanita terbaik yang dimiliki umat Islam. Ia adalah ummul mukminin.
Kesabaran dalam mendedikasikan secara total kepada suami dalam menegakkan Islam patut
menjadi tauladan. Meskipun ia wanita bangsawan dan bercukupan, namun ia tetap rendah hati
dan selalu taat secara total kepada suami. Ketaatan dan kesabarannya bisa dilihat bagaimana ia
menjalani masa pemboikotan bersama suami. Pemboikotan keluarga bani hasyim oleh kaum
quraish karena sikap Rasulullah Saw. yang terus menyampaikan syariat Allah. Pasca masa
pemboikotan ini, Ummul mukiminin sering sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia.
Kesabaran dalam senang dan sedih bersama suaminya, Rasulullah Saw. selalu menghiasi
aktifitasnya.

Istriku sayang,

Semoga engkau bisa memetik pelajaran berharga dari ummul mukminin, wanita terbaik umat
Islam, Khadijah r.a., amin ya robbal alamin.

Kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan

Istriku,

Tahukah engkau bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan? Diriwayatkan bahwa
pada suatu hari, seorang sahabiyah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang mengapa
kebanyakan penghuni neraka adalah kaum perempuan. Rasulullah Saw. menjawab, Karena
mereka sering melemparkan kutukan dan mengingkari pemberian suami.

Sayang,

Waspadalah dengan kufur nikmat dan ingkar terhadap pemberian suami. Allah telah memberikan
anugerah dan karunia yang besar kepadamu melalui suamimu. Namun terkadang karena sifatmu
yang perasa, mudah emosi, dan mudah terpengaruh, perihal yang sepele atau permasalahan kecil
akan menjadi bumerang bagimu untuk tidak ingat terhadap nikmat-nikmat yang telah diberikan
melalui suami. Adalah cirri khas seorang perempuan, ia berubah secara drastis dan mendadak
dalam waktu yang singkat. Ia berbicara dengan kutukan ke sana kemari. Ia tiba-tiba memutuskan
silaturahmi kepada kerabat. Sifat-sifat inilah yang akan mengantarkan engkau ke jurang api
neraka.

Rasulullah Saw. telah mengingatkan: dari Asma` binti Yazid Al-Anshariyyah r.a.: ketika aku
sedang duduk bersama orang-orang sebayaku, Rasulullah Saw. lewat dan mengucapkan salam
kepada kami. Kemudian, beliau bersabda, Waspadalah kalian, jangan mengingkari orang-orang
yang telah memberikan kenikmatan. Di antara mereka, akulah yang paling berani untuk
bertanya kepada beliau, Aku bertanya, Ya Rasulallah, apakah yang dimaksud dengan
pengingkaran terhadap orang-orang yang telah memberikan kenikmatan? Beliau menjawab,
Bisa jadi seseorang dari kalian menjanda, lalu Allah menganugerahinya suami dan memberinya
anak, tetapi ia sangat marah dan mengingkari nikmat. Ia bekata,`Aku tidak mendapatkan satu
kebaikanmu pun darimu.` (HR Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad dan Ahmad).

Sayang,
Sungguh hina balasan para istri yang kufur terhadap nikmat yang diberikan suami, yaitu Allah
tidak akan pernah melihat istri yang tidak berterima kasih atas kebaikan suami. Rasulullah Saw.
bersabda Allah tidak akan melihat seorang istri yang tidak mau berterima kasih atas kebaikan
suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya .[HR. An-Nasaiy dalam Al-Kubro (9135 &
9136), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (2349), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2771), dan lainnya.

Sayangku,

Bersabarlah dan berusaha terus untuk mencari keridhaan Allah Swt. dan kerelaan hati suami.
Berdoalah agar senantiasa dijauhkan Allah Swt. dari kufur nikmat. Seorang istri yang mendapat
keridhaan suami, maka layak baginya surga yang dijanjikan. Ini karena surga kaum istri terletak
pada kerelaan hati suami di samping kepatuhan dan ketundukannya kepada syariat Allah.

Sejenak Bersama Wanita Ahli Surga

(1) Fatimah Ra.

Duhai istriku,

Fatimah Az-Zahra r.a. adalah salah seorang wanita yang patut menjadi teladan bagimu. Ia
pemimpin perempuan umat ini. Ia adalah penghulu wanita di surga. Dia lahir di Mekah, 20
Jumadil Akhir, sekitar 5 tahun sebelum Rasulullah Saw. diangkat sebagai rasul. Sejak kecil ia
sudah merasakan hidup di bawah berbagai penderitaan dan kelaparan dimana saat itu Rasulullah
Saw. dan keluarga besarnya, bani Hasyim, diisolasi dan diboikot oleh kaum quraisy. Menginjak
remaja, beliau ditinggal oleh Ibunda tercinta, Khadijah binti Khuwailid Ra, yang wafat. Sejak
itu, dia putus dari rasa cinta dan kasih sayang seorang Ibu. Ia mulai melayani ayahnnya dalam
hal urusan rumah tangga mencuci, membersihkan rumah, memasak, dan lain-lain. Penderitaan
yang begitu besar bagi seorang Fatimah telah membuat ayahanda, Muhammad Saw, memiliki
rasa cinta dan sayang yang amat kepadanya. Bukti kecintaan tersebut diabadikan dalam sebuah
hadits dalam perkataan beliau kepada sayyidina Ali Ra, Wahai Ali, sesungguhnya Fatimah
adalah bagian dari aku. Dia adalah cahaya mataku dan buah hatiku. Barang siapa
menyusahkan dia, ia menyusahkan aku, dan siapa yang menyenangkan dia, ia menyenangkan
aku. [HR. ]

Sayangku,

Meskipun menjadi putri Nabi akhir zaman, Muhammad Saw., ia bukanlah tipe wanita yang
manja dan dimanja. Setelah menikah dengan sayyidina Ali Ra, kehidupannya masih serba
kekurangan. Simaklah hadits Rasulullah Saw berikut ini. Semoga engkau mampu mengambil
ibrah dan hikmah dari kehidupan penghulu wanita di surga, Fatimah Az-Zahrah.

Tersebut dalam riwayat dari Abu Hurairah Ra berkata, suatu hari Rasulullah Saw. menjenguk
putrinya, Fatimah Ra. Sesampai di rumahnya, Rasulullah melihat putrinya sedang menggiling
tepung sambil menangis. Rasulullah bertanya, Mengapa engkau menangis, Fatimah. Mudah-
mudahan Allah tidak membuat matamu menangis lagi. Fatimah menjawab, Bapak, aku
menangis hanya karena batu penggiling ini, dan lagi aku hanya menangisi kesibukanku di rumah
yang datang silih berganti.

Rasulullah kemudian mengambil tempat duduk disisinya. Fatimah berkata, Bapak, demi
kemulyaanmu, mintakanlah kepada Ali supaya membelikan seorang budak untuk membantu
pekerjaan-pekerjaanku membuat tepung dan menyelesaikan pekerjaan rumah.

Setelah selesai mendengar perkataan putrinya, Rasulullah Saw. bangkit dari duduknya dan
berjalan menuju tempat penggilingan. Beliau memungut segenggam biji-bijian gandum
kemudian dimasukkan ke penggilingan. Dan membaca Bismillaahir Rahmaanir Rahiimi.
Maka berputarlah alat penggilingan itu atas ijin Allah Swt. Beliau terus memasukkan biji-bijian
sementara alat penggiling itu terus berputar dengan sendirinya seraya memuji Allah Swt. dengan
bahasa yang tidak di pahami manusia. Hal itu terus berajalan hingga biji-bijian itu habis.

Rasululah Saw. bersabda kepada alat penggilingan itu, Berhentilah dengan ijin Allah. Seketika
alat itu berhenti. Beliau berkata seraya mengutip ayat Al Quran: Hai orang orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, Yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak pernah
mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkanNya, dan mereka selalu mengerjakan segala apa
yang diperintah. [Qs At-Tahrim: 6]

Merasa takut jika kelak akan masuk neraka, batu itu tiba-tiba berbicara dengan ijin Allah Swt. Ia
berbicara menggunakan bahasa Arab yang fasih. Selanjutnya batu itu berkata, Wahai
Rasulullah, demi dzat yang mengutusmu dengan hak menjadi Nabi dan rasul, seandainya engkau
perintahkan aku untuk menggiling biji-bijian yang ada di seluruh jagat timur dan barat, niscaya
aku akan giling seluruhnya. Dan aku mendengar pula bahwa Nabi Saw. bersabda, Hai batu,
bergembiralah sesungguhnya kamu termasuk batu yang kelak di gunakan untuk membangun
gedung Fatimah di surga. Seketika itu batu penggiling sangat bahagia dan akhirnya kemudian
berhenti.

Nabi Saw. bersabda kepada putrinya, Fatimah Ra, Kalau Allah berkehendak, wahai Fatimah,
niscaya batu penggiling itu akan bergerak dengan sendirinya untukmu. Tetapi Allah berkehendak
mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan menghapus keburukan-keburukan serta
mengangkat derajatmu. Wahai Fatimah, seorang istri yang membuatkan tepung untuk suami dan
anak-anaknya (tiada balasan lain) kecuali Allah mencatat baginya memperoleh kebaikan dari
setiap butir biji yang tergiling dan menghapus keburukan serta meninggikan derajatnya. Wahai
Fatimah, seorang istri yang berkeringat di sisi alat penggilingan karena membuatkan bahan
makanan untuk suami (tiada balasan lain) kecuali Allah akan memisahkan atas dirinya dan
neraka sejauh tujuh hasta. Wahai Fatimah, seorang istri yang memberikan minyak rambut anak-
anak dan menyisir rambutnya, dan mencuci baju mereka (tiada balasan lain) kecuali Allah akan
mencatat baginya memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang memberikan makan kepada
seribu orang yang sedang kelaparan dan seperti pahalanya orang yang memberikan pakaian
kepada seribu orang yang sedang telanjang. Wahai Fatimah, seorang istri yang memenuhi
kebutuhan tetangganya kecuali Allah kelak mencegahnya (tidak memberi kesempatan baginya)
untuk minum air dari telaga Kautsar kelak di hari kiamat. Wahai Fatimah, tetapi yang lebih
utama dari semua itu adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Sekiranya suamimu tidak
meridhaimu, tentu aku tidak akan mendoakan dirimu.

Bukankah engkau mengerti, wahai Fatimah, bahwa keridhaan suami itu menjadikan sebagian
dari keridhaan Allah, dan kebencian suami merupakan bagian dari kebencian Allah. Wahai
Fatimah, apabila ada seorang istri sedang mengandung, maka para malaikat memohonkan
ampunan untuknya. Setiap hari dirinya dicatat memperoleh seribu kebajikan dan dihapus seribu
keburukannya. Apabila telah mencapai rasa sakit (menjelang melahirkan), maka Allah mencatat
baginya memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Apabila
telah melahirkan, dirinya terbebas dari segala dosa seperti keadaan di hari setelah dilahirkan oleh
ibunya.

Wahai Fatimah, apabila seorang istri melayani suami dengan niat yang benar, (tiada balasan
lain) kecuali dirinya terbebas dari dosa-dosa seperti kondisi pada hari dirinya dilahirkan ibunya.
Ia keluar dari dunia (yakni meninggal) kecuali tanpa membawa dosa. Ia menjumpai kuburnya
sebagai pertamanan surga. Allah memberinya pahala seperti pahala seribu orang yang naik haji
dan umrah, dengan seribu malaikat memohonkan ampun padanya sampai hari kiamat.

Apabila seorang istri yang melayani suaminya sepanjang hari dan malam di sertai hati yang
baik, niat yang ikhlas dan niat yang benar, (tiada balasan lain) kecuali Allah akan mengampuni
semua dosa-dosanya. Pada hari kiamat kelak dirinya akan di beri pakaian berwarna hijau, dan
dicatatkan untuknya pada setiap rambut yang ada di tubuhya dengan seribu kebajikan, dan Allah
memberi pahala untuknya sebanyak orang yang pergi haji dan umrah.

Wahai Fatimah apabila seorang istri yang tersenyum manis di muka suaminya (tiada balasan
lain) kecuali Allah akan memperhatikannya dengan penuh rahmat. Wahai Fatimah, apabila ada
seorang istri yang menyediakan tidur bersama suaminya dengan sepenuh hati, (tiada balasan
lain) kecuali ada seruan yang ditujukan kepadanya dari balik langit, Wahai perempuan,
menghadaplah dengan membawa amalmu. Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosamu
yang lalu dan yang akan datang.

Wahai Fatimah, apabila ada seorang istri yang meminyaki rambut suami dan juga jenggotnya,
memangkas kumisnya, dan memotong kukunya kecuali Allah kelak memberi minum padanya
dari Rahiqim Makhtum (tuak yang tersegel)[1] dan dari sungai yang terdapat di surga. Bahkan
Allah akan meringankan beban sakaratul maut, kelak dirinya akan menjumpai kuburnya bagai
taman surga. Allah mencatatnya terbebas dari neraka dan mudah melewati titian shiraatal
mustaqiim.

Duhai istriku,

Renungkan kembali nasehat Rasulullah Saw. kepada putri tercintanya, Fatimah Az-Zahra, dalam
hadits di atas. Kepayahan dan kesibukanmu sebagai ibu rumah tangga, keringatmu yang menetes
dalam pengabdian kepada keluarga, perjuanganmu dalam melahirkan, merawat, dan mendidik
anak, keikhlasanmu dalam melayani suami tercinta, semua itu mendatangkan aliran pahala yang
tidak terkira dari Allah Swt. Semua yang telah engkau lakukan akan meningkatkan kualitasmu di
sisi Allah Swt. Semua itu akan membuat penduduk langit dan bumi hormat kepadamu. Ingatlah
terus nasehat Rasulullah Saw ini duhai istriku. Semoga engkau dicatat oleh malaikat Hasanah
sebagai istri yang sholehah, amin.

b. Bagaimana Fatimah Az-Zahra menjaga amanah

Sayangku,

Fatimah Az-Zahra Ra. Adalah figur teladan bagimu. Beliau adalah pemimpin wanita ahli surga.
Salah satu sifat yang patut engkau teladani darinya adalah kekuatan dan kesabaran dalam
menjaga amanah. Simaklah hadits berikut ini istriku. Diriwayatkan oleh Bukhori, dari `Aisyah
Ra.: Kami semua, istri Rasulullah Saw., selalu setia berada di sisinya. Suatu hari Fatimah, putri
Rasulullah Saw., datang menghadapnya. Demi Allah cara berjalannya tidak berbeda dengan cara
berjalan Rasulullah Saw. Ketika melihatnya, Rasulullah Saw. segera menyambutkan seraya
berkata, Selamat datang, wahai putriku! Beliau lalu mempersilakannya duduk di sampan
kanan atau kirinya. Lalu, beliau membisikkan sesuatu kepadanya. Tiba-tiba Fatimah menangis
tersedu-sedu. Kemudian, beliau membisikkan lagi sesuatu kepadanya. Tiba-tiba ia tertawa.
Melihat hal itu, aku bergumang tentang dirinya, Rasulullah Saw. telah mengistimewakan
dirimu atas istri-istrinya dengan suatu rahasia, lalu apa yang menyebabkanmu menangis?

Ketika Rasulullah Saw. pergi, aku bertanya kepada Fatimah, Apa yang telah dibisikkan
Rasulullah Saw. kepadamu? Fatimah menjawab, Aku tidak akan membuka rahasia Rasulullah
Saw.

Setelah Rasulullah Saw. wafat, aku berkata, Aku bersumpah demi kebenaran yang kamu
janjikan kepadaku. Apa yang telah Rasulullah Saw. bisikkan kepadamu?

Fatimah menjawab, Adapun sekarang, tidak apa-apa. Ketika berbisik kepadaku, pada bisikan
pertama, beliau memberitahukan kepadaku, `Jibril biasanya membacakan Al-Quran sekali dalam
setahun, tetapi ia sekarang membacakannya dua kali. Aku yakin bahwa, hal itu pertanda, ajalku
telah dekat. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah Swt. dan bersabarlah. Sesungguhnya,
sebaik-baik pendahulu adalah aku bagimu.` Aku pun menangis seperti yang kamu lihat.
Kemudian, ketika melihatku bersedih, beliau berbisik lagi kepadaku, `Wahai Fatimah, tidakkah
kamu senang bahwa dirimu adalah pemuka perempuan alam semesta atau pemuka perempuan
umat ini?` Aku pun tertawa seperti yang kamu ketahui. [HR Al-Bukhari Muslim]. Dalam
riwayat Muslim disebutkan bahwa Fatimah berkata, Rasulullah Saw. berbisik kepadaku. Beliau
memberitahukan kepadaku bahwa akulah dari keluarganya yang pertama menyusulnya sehingga
aku tertawa. (100 pesan nabi untuk wanita sholehah)

Istriku,

Apa ibrah yang bisa dipetik dari hadits di atas sayang? Setidaknya ada dua ilmu yang bisa
engkau peroleh, yaitu pentingnya menjaga rahasia (amanah), dan lebih memprioritaskan
kebahagiaan akhirat ketimbang kesenangan dunia yang fana.

1. Menjaga rahasia (amanah)

Pehatikanlah baik-baik jawaban Fatimah Az-Zahra terhadap pertanyaan `Aisyah Ra, Apa yang
telah dibisikkan Rasulullah Saw. kepadamu? Fatimah menjawab, Aku tidak akan membuka
rahasia Rasulullah Saw. Fatimah Ra adalah wanita sholehah dan yang paling mulia. Beliau
memberikan pengajaran kepadamu untuk menjaga rahasia (amanah).

Sayang, engkau pasti sudah memahami bahwa secara fitrah wanita diciptakan lebih banyak
berbicara dibandingkan pria. Menurut sebuah Institut Psikiatri di London, otak seorang wanita
dapat menghasilkan 6000-8000 kata setiap hari, sedangkan pria hanya 2000-4000 kata per hari.
Di dalam buku yang berjudul Why men don`t listen and women cannot read map karya
Barbara dan allan pease disebutkan bahwa wanita lebih suka mengombrol dan berbicara lebih
banyak dibandingkan dengan pria. Otak pria tersekat-sekat secara tegas dan mempunyai
kemampuan untuk memilah dan menyimpan informasi dengan baik dan rapi. Sedangkan otak
wanita tidak bekerja demikian. Berbagai permasalahan terus berputar-putar di kepala mereka.
Oleh karena itu, cara yang dilakukan oleh wanita untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada
dipikirannya adalah dengan membicarakan, mengobrol kepada orang lain. Jadi ketika wanita
berbicara di akhir hari, tujuannya adalah untuk menemukan dan memahami masalah, bukan
untuk menyimpulkan atau mencari solusi dari sebuah permasalahan.

Sayangku, Rasulull

uskan wanita masuk neraka, diantaranya syirik, meninggalkan sholat, tabarruj


(mempertontonkan kecantikan), namimah (adu domba), banyak bicara dan nusyuz (durhaka
kepada suami).

ah Saw menyampaikan dalam sebuah hadits, Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat
kebanyakan penghuninya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam Neraka
maka aku menyaksikan kebanyakan penghuninya adalah wanita. [Hadis Riwayat Al- Bukhari
dan Muslim]. Di dalam sebuah hadits lain disebutkan, Sesungguhnya penduduk surge yang
paling sedikit adalah wanita. [HR. Muslim dan Ahmad]. Di dalam buku Nisaa Ahlun Naar,
karya Dr. Musthafa Murad disebutkan bahwa sebab-sebab yang menjerum

Wanita yang baik dan layak dinikahi adalah wanita yang mampu menjaga lisan dan tutur kata.
Orang arab mengatakan, Bagi laki-laki yang ingin menikah, hendaklah ia tidak memilih tipe
wanita annanah,[2] hannanah,[3] dan mannanah.[4]

Sayangku, sungguh wanita yang bisa menjaga lisannya, menjaga rahasia dan amanah adalah
termasuk wanita yang mulia, wanita ahli surga. Ia mampu menjaga muruah[5] keluarga. Ia
menjaga lisan agar permasalahan yang terjadi di keluarga dan rahasia-rahasia yang ada di
dalamnya tidak sampai diketahui orang lain. Ia menjaga tutur kata kepada suami dengan
menggunakan kata-kata yang jauh dari menyakitkan dan membuatnya cemburu.
2. Memprioritaskan kebahagiaan akhirat dibandingkan kesenangan dunia.

Ketika dibisiki yang kedua oleh Rasulullah Saw. sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas,
Fatimah Az-Zahra tertawa setelah sebelumnya menangis. Ia dijanjikan oleh Rasulullah Saw.
sebagai pemuka perempuan alam semesta atau pemuka perempuan umat ini. Selain itu, ia
sebagai keluarga Rasulullah Saw. yang akan kali pertama menyusulnya.

Sungguh Fatimah Az-Zahra adalah wanita yang lebih mementingkan kehidupan di akhirat
dibandingkan kehidupan dunia yang sementara. Meskipun sebagai putri seorang manusia terbaik
alam semesta, ia tidak pernah hidup bergelimang harta dunia. Ia tidak pernah dimanja oleh
Rasulullah Saw. dalam hal dunia. Bahkan selama berkeluarga dengan Ali Ra. pun, ia banyak
mengalami penderitaan dan kesedihan dalam segi harta dunia. Ia lebih suka memilih
kebahagiaan akhirat yang bersifat abadi. Sungguh beruntung wanita yang mau bersabar untuk
menggapai kebahagiaan akhirat tanpa bersedih dikarenakan kekurangan dunia.

Pribadi Fatimah Az-Zahra ini hampir bertolak belakang dengan mayoritas wanita di dunia.
Sudah menjadi kodratnya, wanita mencintai kesenangan dunia. Dari Imran bin Husai, ia berkata,
Nabi Saw. bersabda, Sesungguhnya penduduk surge yang paling sedikit adalah wanita. (HR.
Muslim dan Ahmad). Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits tersebut dengan
pernyatannya, Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang
mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan
berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu
dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal.
Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat
dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-
diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan
terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat. (Jahannam Ahwaluha wa
Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369).

[1] Yang dimaksud Rahiq adalah Al-khamru asysyafiyatu aththayyibatun, yakni arak yang
jernih lagi sangat bagus. Sedangkan makan Makhtum adalah Al-mamnu`min an tamassahu
yadun ilaa an yafukkal abraaru khatmahu, yakni tercegah dari penjamahan tangan hingga
orang-orang yang baik melepas segalanya. Jelas bahwa barang yang disegel jauh lebih baik
ketimbang barang yang mengalir.

[2] Annanah adalah wanita yang banyak menggerutu dan berkeluh kesah, setiap saat dan setiap
waktu, dengan atau tanpa sebab.

[3] Hannanah adalah wanita yang banyak menuntut kepada suaminya. Ia tidak ridha apabila
diberi sedikit. Ia suka membandingkan suaminya dengan lelaki lain.

[4] Mannanah adalah wanita yang suka mengungkit-ungkit apa yang dilakukannya terhadap
suaminya. Misalnya dengan mengatakan Aku telah melakukan ini dan itu karena kamu.

[5] Menghindari hal-hal yang rendah dan hina baik perkataan, perbuatan, maupun akhlak.

Bidadari Surgapun Cemburu

Kabar bahagia datang untukmu dari sang Maha Kasih Allah subhanahu wata`ala (Swt), pemilik
segalanya yang ada di alam semesta dan seisinya. Dia hendak memberi kabar padamu sebagai
seorang istri sholehah. Simak dan ambillah pelajaran dari firman Allah Swt. dan sabda
Rasulullah sallahu `alaihi wassalam (Saw) berikut ini. Semoga dirimu mampu mengambil ilmu
dan hikmah. Jadikanlah sebagai motivasi dalam menapaki ruang hidupmu untuk terus
memperbaiki kualitas ketaatan kepada Allah, Rasulullah, dan suamimu.
Allah Swt. berfirman di dalam Al-Quran,

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di tempat yang aman, (yaitu) di dalam
taman-taman dan mata air-mata air. Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal,
(duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah. Dan kami jodohkan mereka dengan bidadari bermata
jeli. [Qs. Ad-Dukhan: 51-54]

Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang
tersimpan. [Qs. Al-Waqiah: 22 23]

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka
bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka
memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka): `Makan dan minumlah
dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan`, mereka bertelekan di atas
dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik
bermata jeli. [Qs. At-Thur: 17-20]

Duhai istriku,

Lafadz bihurin `in (bidadari bermata jeli) dalam ayat-ayat di atas diartikan sebagai wanita
yang mempunyai bola mata yang sangat indah, cemerlang, dan mempesona, yang sanggup
menggetarkan hati siapapun yang memandangnya. Rasulullah Saw. telah menjelaskan dengan
gamblang bidadari surga ketika beliau berdialog dengan Ummu Salamah[1] radhiyallahu anha
(Ra), istri baginda Nabi Saw.

Diriwayatkan oleh Imam Attabraniy dalam sebuah hadits dari Ummu Salamah ra, bahwa ia
(Ummu Salamah Ra) berkata : Ya Rasulallah, jelaskanlah padaku tentang firman Allah yang
bermata jeli.

Rasulullah Saw. menjawab: Bidadari yang kulitnya bersih, matanya jeli dan lebar, rambutnya
berkilau bak sayap burung nazar.

Ummu Salamah Ra berkata lagi: Jelaskanlah padaku ya Rasulallah tentang firmanNya: laksana
mutiara yang tersimpan (QS. Al-Waqiah: 23).

Rasulullah SAW menjawab: kebeningannya bak kebeningan mutiara yang tersimpan dalam
cangkangnya di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh oleh tangan manusia.

Ummu Salamah Ra kembali bertanya: Jelaskanlah kepadaku tentang firman Allah: di dalam
syurga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik (QS. Ar-Rahman: 70)

Beliau menjawab: Akhlaknya baik dan parasnya cantik jelita.

Kembali Ummu Salamah Ra bertanya: Jelaskan padaku tentang firman Allah: Seakan-akan
mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik (QS. Ash-Shaffat: 49)

Beliau menjawab: Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada pada bagian dalam telur
dan terlindungi oleh kulit bagian luarnya.

Ummu Salamah Ra bertanya lagi: Ya Rasulallah, jelaskan padaku tentang firman Allah: penuh
cinta lagi sebaya umurnya (QS. Al-Waqiah : 37)
Beliau menjawab: Mereka-mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia dalam usia
lanjut dalam keadaan rabun dan beruban, lalu Allah menjadikan mereka wanita-wanita muda
(gadis) yang umurnya sebaya (tidak pernah tua ditelan usia).

Ummu Salamah Ra bertanya lagi: Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia
ataukah bidadari yang bermata jeli.
Beliau menjawab: Wanita-wanita dunia lebih utama (lebih baik) dari bidadari, seperti
kelebihan yang nampak dari apa yang tidak terlihat.

Ummu Salamah Ra bertanya: Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari di surga
ya Rasulallah?

Beliau menjawab: Karena shalat mereka, puasa mereka dilakukan semata-mata untuk Allah
Swt. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, pakaian mereka dari kain sutera yang sangat
halus, kulit mereka putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kemuning emas,
sanggulnya terbuat dari mutiara dan sisirnya terbuat dari emas murni. Mereka (wanita-wanita
dunia) berkata: (di surga) Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat
sama sekali, kami senantiasa mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami rido dan tidak
pernah bersungut (dengki/iri/ghibah) sama sekali, berbahagialah orang yang memiliki kami dan
kami memilikinya.

Ummu Salamah Ra meneruskan pertanyaannya: Salah seorang wanita diantara kami ada yang
telah menikah dua, tiga atau empat laki-laki dan ia meninggal dunia. Dia masuk surga kemudian
mereka (Laki-laki yang pernah menjadi suaminya) juga masuk surga, siapakah diantara laki-laki
itu yang akan menjadi suaminya di surga?

Beliau menjawab: Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, dan dia pun memilih
siapa di antara mereka yang paling baik akhlaknya, lalu dia berdoa Ya Rabb, sesungguhnya
lelaki inilah yang paling baik akhlaknya kepadaku tatkala aku hidup bersamanya di dunia, maka
nikahkanlah aku dengannya. Wahai Ummu Salamah akhlak yang baik itu akan pergi membawa
dua kebaikan, kebaikan di dunia dan diakhirat. (HR. Atthabrany)

Istriku yang sholehah,

Perhatikanlah sabda Rasulullah Saw. dalam hadits panjang di atas. Kelak di surga, wanita
sholehah[2] mempunyai kualitas yang lebih dahsyat dan utama dibanding para bidadari.
Bidadari yang memiliki keharuman, kecantikan fisik, dan akhlak yang sempurna terkalahkan
oleh mu karena pengabdiannya kepada Allah Swt. Karena sholatmu yang khusyu` untuk ilahi
rabbi semata. Karena puasamu yang sabar mengharap ridha Allah saja.

Tahukah engkau duhai istriku, ibadah sholat adalah ibadah yang paling utama dibandingkan
dengan ibadah lainnya? Tahukah engkau, sholat merupakan kunci segala ibadah? Tahukah
engkau, sholat adalah kewajiban pertama setelah berislam? Tahukah engkau sholat merupakan
penghapus dosa-dosa kecil yang setiap pasti dilakukan oleh setiap manusia? Tahukah engkau
sholat adalah ibadah yang berat dilakukan karena harus dilakukan secara rutin lima waktu dalam
sehari.

Abdullah ibnu Masud Ra berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah, Ya Rasulullah, amal
perbuatan apa yang paling afdol? Beliau menjawab, Shalat tepat pada waktunya. Aku
bertanya lagi, Lalu apa lagi? Beliau menjawab, Berbakti kepada kedua orang tua. Aku
bertanya lagi, Kemudian apa lagi, ya Rasulullah? Beliau menjawab, Berjihad di jalan Allah.
(HR. Bukhari).

Amal perbuatan seseorang yang pertama kali akan dihisab (diperiksa), di hari kiamat nanti
adalah shalat, maka barangsiapa diterima shalatnya, maka akan diterima seluruh amalnya, dan
jika shalatnya ditolak akan tertolak seluruh amalnya. (HR. Thabrani, Mundzir dan At Tirmidzi).

Dari Abi Hurairoh Ra, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: Bagaimana pendapatmu (para
sahabat) seandainya ada sungai di depan pintu salah satu dari kamu, lalu orang itu mandi di
sungai itu setiap hari lima kali, apakah tersisa suatu kotoran darinya? Para sahabat
menjawab : Tidak ada sedikitpun kotoran tersisa. Nabi bersabda : Seperti itulah
perumpamaan sholat lima waktu, Allah Swt melebur beberapa dosa hamba dengan (melakukan)
sholat lima waktu. (HR. Bukhari dan Muslim).

Istriku sayang,

Ada satu ibadah lagi yang sungguh berat diamalkan oleh setiap mukminah selain sholat lima
waktu yang rutin, yaitu shaum wajib (puasa di bulan ramadhan). Puasa termasuk kategori
ibadah berat karena harus mengekang nafsu mulai dari nafsu makan, minum, hawa nafsu, dan
lain-lain. Ibadah ini unik dan beda dengan ibadah lainnya karena hanya Allah Swt dan diri orang
yang berpuasa yang mengetahui bahwa dirinya sedang berpuasa. Allah Swt. berfirman dalam
hadits qudsi, Dari Abu Hurairah Ra dari Nabi Saw Allah berfirman: Seluruh amal anak Adam
baginya selain puasa, sesungguhnya puasa itu bagiKu dan Aku membalasnya. Sungguh bau
busuknya mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari pada bau kasturi. [Hadits
ditakhrij oleh Bukhari]

Duhai sayang,

Mendirikan sholat dan berpuasa di bulan ramadhan adalah bentuk nyata kecintaan kita sebagai
hamba kepada Allah Swt. bertekuk lutut di dalam keharibaanNya adalah wujud manifestasi
keikhlasan wanita sholehah dalam memenuhi ketaatan kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.
Sungguh banyak para wanita dan istri yang melalaikan kewajiban ini dengan alasan sakit,
kesibukan mengurusi rumah tangga, sedang masa berhalangan (haidh) ataupun berbagai alasan
lainnya. Istriku tetaplah berpegang teguh pada tali agama Allah Swt. beristiqomahlah dalam
belajar dan mengamalkan syariat Allah Swt dengan ikhlas dan khusyu` karena ini wasilah adinda
untuk menuju surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi.

[1] Nama lengkap beliau adalah Hindun bintu Abi Umayyah bin Al-Mughirah bin Abdillah bin
Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah Al-Qurasyiyyah Al-Makhzumiyyah radhiyallahu
anha. Dia lebih dikenal dengan kunyahnya, Ummu Salamah.

[2] Gelar terbaik yang diberikan kepada Allah Swt kepada wanita yang senantiasa taat kepada
Allah, Rasulullah Saw, dan suaminya. Sholehah secara bahasa berarti layak dan pantas. Istri
yang sholehah adalah adalah istri yang mempunyai kepribadian yang baik secara agama hingga
pantas menjadi seorang istri.

Sumber : http://wanita01.wordpress.com/category/karakteristik-wanita-sholehah/

WANITA PERTAMA YANG MASUK SURGA


Suatu hari putri rasulullah SAW, Fatimah Az Zahrah bertanya pada rasulullah SAW : siapakah
wanita pertama yang masuk surga setelah Ummahatul muminin (istri-istri Nabi Muhammad
SAW) ? Rasulullah SAW bersabda : ialah Mutiah.

Kemudian fatimah Az Zahrah mencari wanita yang bernama Mutiah tersebut. Setelah berhari-
hari fatimah menemukan kediaman dari wanita tersebut. Kemudian atas izin dari suaminya Ali
bin abi thalib fatimah mengajak hasan kerumah wanita ersebut dipagi hari. Sesampainya
dirumah fatiamah mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

Fatimah :Assalmualaikum ya ahlil bait


Mutiah :Waalaikum salam, siapakah diluar?

Fatimah : fatimah binti Muhammad SAW.


Mutiah : Alhamdulillah, hari ini putraku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.
Maka segeralah mutiah membuka pintu rumahnya, dan ketika itu pula mutiah melihat fatimah
bersama hasan putanya. Dan seketika itu pula fatimah kaget karena mutiah menutup pintu
rumahnya kembali.

Fatimah : ada apa gerangan wahai mutiah? kenapa engkau menutup kembali pintu
rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan aku mengunjungi dan bersilatrahim ke rumahmu?
Mutiah : wahai putri rasulullah, bukannya aku tidak menijinkan engkau masuk
kerumahku. Karena keberadaan engkau bersama putramu yang menurut ajaran rasulullah tidak
memperbolehkan seorang istri memperbolehkan seorang laki-laki masuk kedalam rumas selagi
suami keluar tanpa seizin suaminya. Kembalilah besok sore, saya mintakan ijin dulu kepada
suamiku.

Tersentaklah hati fatimah mendengar perkataan wanita mulia ini, bahwa argumen mutiah sesuai
dengan apa yang disabdakan ayahnya (Muhammad SAW). Dan berencana kemabli lagi besok
sore.
Pada hari berikutnya berencana berangkat, namun husein adik hasan merengek minta ikut. Dan
kejadian dihari pertama terulang kembali. Karena yang dimintakan izin hanya hasan saja
sedangkan husein belum mendapatkan izin dari suaminya.
Pada hari yang ketiga, kembali Fatimah bersama kedua anaknya datang ke rumah Mutiah pada
sore hari. Namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dia terkagum.
Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai
dengan bau yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona.
Dalam kondisi seperti itu, Mutiah mengatakan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi
akan pulang kerja dan dia sedang bersiap-siap menyambutnya. Subhanallah, kita merindukan
istri yang demikian. Yaitu ketika suami pulang kerja dia berusaha menyambutnya dengan
kondisi sudah mandi, sudah berdandan, sudah memakai pakaian yang bagus, dan siap
menyambut kedatangan suami di halaman rumah dengan senyuman terindah penuh kasih dan
sayang. Ya Allah, jadikanlah istri-istri kami seperti Mutiah.
Akhirnya Fatimah pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah. Dan pada
hari yang keempat, Fatimah datang kembali ke rumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa
suaminya sudah berada di rumah atau sudah pulang dari kerja. Dan Alhamdulillah memang pada
saat Fatimah datang, suami Mutiah baru saja sampai di rumah pulang dari kerja.
Fatimah dan kedua anaknya Hasan dan Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya
ke rumahnya. Fatimah melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibanding
dengan yang dihadapinya sejak hari pertama. Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih
untuk suaminya, sambil menuntun suaminya ke kamar mandi. Mutiah terlihat mulai melepaskan
baju suaminya, dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi. Dan yang dilakukan oleh
Mutiah adalah memandikan suaminya. Subhanallah... Tsumma Subhanallah.
Selesai memandikan suaminya, Fatimah menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke
tempat makan. Dan suaminya sudah disiapkan makanan dan minuman yang dimasaknya
seharian. Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan, Mutiah masuk ke dalam rumah dan
keluar dengan membawa cambuk sepanjang 2 meter dan diberikan kepada suaminya dengan
mengatakan.
"Wahai suamiku, seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepanmu.
Sekiranya engkau tidak menyukai dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat, maka
cambuklah diriku."
Tanpa bertanya apa-apa, Fatimah sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah
SAW. tentang wanita pertama penghuni surga setelah para istri Nabi yaitu Mutiah.
Fatimah pulang menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban bagaimana istri
yang sholihah. Seperti yang ada pada diri Mutiah, yang mendapatkan kehormatan sebagai wanita
yang paling dahulu memasuki surga Allah SWT.

Wallahu a'lam bish shawab

Sumber : http://dzarrien.blogspot.com/2013/11/wanita-pertama-yang-masuk-surga.html

Anda mungkin juga menyukai