(1). Inisiasi pengobatan pada sebagian besar pasien dgn kombinasi dua
obat. Bila memungkinkan dalam bentuk SPC, untuk meningkatkan
kepatuhan pasien.
(2) Kombinasi dua obat yang sering digunakan adalah RAS blocker (Renin-
angiotensin system blocker), yakni ACEi atau ARB, dengan CCB atau diuretik.
(3) Kombinasi beta bloker dengan diuretik ataupun obat golongan lain
dianjurkan bila ada indikasi spesifik, misalnya angina, pasca IMA, gagal
jantung dan untuk kontrol denyut jantung.
(7) Penambahan obat golongan lain pada kasus tertentu bila TD belum
terkendali dengan kombinasi obat golongan di atas.
• SDM Dokter:
– DM important health problem
– Bisa mendiagnosis DM?
– Bisa menterapi DM?
• Ketersediaan obat
• Tipe/style pasien
• Akses penderita ke pusat layanan
• Keterbatasan sarana/prasarana
Peran Dokter Umum :
• Tu j u a n j a n g ka p e n d e k : m e n g h i l a n g ka n ke l u h a n D M ,
memperbaiki kualitas hidup & mengurangi komplikasi akut.
• Tu j u a n j a n g ka p a n j a n g : m e n c e ga h d a n m e n g h a m b at
progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
Protein
Kebutuhan protein 10 – 20% total asupan energi
3. Latihan Jasmani
• Dilakukan secara teratur
• 3-5 kali/minggu, @30-45 menit
• Bersifat aerobik dgn intensitas sedang (50-70% denyut jantung
maksimal) spt: jalan cepat, sepeda santai, jogging, dan berenang.
• 4. Terapi Farmakologis
1. Obat Oral Anti Diabetik (OAD)
• Berdasarkan cara kerjanya, OAD dibagi menjadi 5 golongan:
• 1.1. Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue)
• A. Sulfonilurea
1. Meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
2. Efek samping utama adalah hipoglikemia dan
peningkatan berat badan.
3. H a t i - h a t i p a d a p a s i e n d e n g a n r i s i ko t i n g g i
hipoglikemia (orang tua, gangguan faal hati, dan
ginjal).
B. Glinid
A. Metformin
1. Pilihan pertama (back bone) pada DMT2
2. Efe k u t a m a m e n g u ra n g i p ro d u k s i g l u ko s a h a t i
(glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilan glukosa di
jaringan perifer.
3. Efek samping gangguan saluran pencernaan/dispepsia.
4. Pada gangguan fungsi ginjal (eLFG 30 – 60 ml/mnt/1,73
m2 turunkan dosis
5. Tidak boleh diberikan pada: eLFG < 30 ml/mnt/1,73 m2
dan pasien cenderung hipoksemia (misal: penyakit
serebrovaskular, sepsis, syok, PPOK, CHF cf III-IV)
B. Tiazolidindion (TZD).
1. Menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan
j u m l a h p r o t e i n p e n g a n g k u t g l u ko s a , s e h i n g g a
meningkatkan ambilan glukosa di jaringan perifer.
2. M e n i n g k a t k a n r e t e n s i c a i r a n t u b u h s e h i n g g a
dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung
(NYHA FC III-IV) karena dapat memperberat
edema/retensi cairan.
3. Hati-hati pada gangguan faal hati, dan bila diberikan perlu
pemantauan faal hati secara berkala.
4. Obat yang masuk dalam golongan ini adalah Pioglitazone.
1.3. Penghambat Absorpsi Glukosa di saluran pencernaan:
a. Insulin
b. GLP-1 RA mahal
§ INSULIN
§ Sasaran pertama terapi mengendalikan glukosa darah
basal (puasa).
MONOTHERAPY SYMPTOMS
DUAL THERAPY
Metformin (combinatiodifferentn NO YES
of 2 drugs with
SU/GN
If not at mechanism)
DUAL INSULIN
AG-I goal in 3 SU/GN TRIPLE THERAPY THERAP
months, ±
(combination of 3 drugs with
Metformin or other first line drug
GLP-1 RA
PERKENI Guidelines 21
Monitoring
Pada praktek sehari-hari, hasil pengobatan DMT2 harus dipantau
secara terencana dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan
jasmani, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat
dilakukan adalah:
a. GDP
b. GD2JPP
b. Pemeriksaan HbA1C
• Merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek
perubahan terapi 8-12 minggu sebelumnya.