Double-Skin Skin Perforated Façade Terhadap Aliran Udara
Double-Skin Skin Perforated Façade Terhadap Aliran Udara
Deni Maulana2
2
Program Studi Arsitektur Bangunan Gedung, Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak, Indonesia
dedepolnep@gmail.com
Dede Irwan 3
3
Program Studi Arsitektur Bangunan Gedung, Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak, Indonesia
denim.polnep@gmail.com
Abstract: Kalimantan Barat is the humid tropical climate zone result in people feeling uncomfortable conditions.
Various efforts are made by humans to achieve comfortable conditions. The development of electronic and
mechanical equipment technology aimed at creating deep space thermal conditions is already available on the
market. The equipment uses electrical energy on average. High levels of electricity demand that are not
comparable to existing resources result in frequent power outages due to available power shortages. In these
conditions, in the formulation of the manganese that still allows it will be better if using natural systems to be an
alternative in obtaining thermal comfort. Airflow is one of the sectors that can affect thermal comfort. The
purpose of this research is to optimize the technology of double-skin perforated façade with the typical
ornamental motif of dayak tribe as one of the representatives of traditional ornaments around the equator on its
influence on air flow in the deep space
Keyword: double-skin perforated façade, airflow
Abstrak: Kondisi iklim di Kalimantan Barat yang merupakan bagian dari zona iklim tropi lembab mengakibatkan
masyarakat merasakan kondisi yang tidak nyaman. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia untuk mencapai
kondisi yang nyaman. Perkembangan teknologi peralatan elektronika dan mekanis yang ditujukan untuk
menciptakan kondisi termal ruang dalam telah tersedia di pasaran. Peralatan tersebut rata-rata menggunakan
energi listrik. Tingginya tingkat permintaan daya listrik yang tidak sebanding dengan sumber daya yang ada
mengakibatkan sering terjadi pemadaman listrik karena kekurangan daya yang tersedia. Dalam kondisi seperti
ini, pada peruangan peruangan yang masih memungkinkan akan lebih baik jika menggunakan sistem alami
untuk menjadi alternatif dalam mendapatkan kenyamanan termal. Aliran udara merupakan salah satu sektor
yang dapat berpengaruh pada kenyamanan termal. Tujuan penelitian ini adalah melakukan optimasi teknologi
double-skin perforated façade dengan motif ornamen khas Suku Dayak sebagai salah satu perwakilan ornamen
tradisional di sekitar garis khatulistiwa terhadap pengaruhnya atas aliran udara di ruang dalam.
Kata Kunci: double-skin perforated façade, aliran udara
EMARA – Indonesian Journal of Architecture
Vol 1 No 1 – Agustus 2015 ISSN 2460-7878, e-ISSN 2477-5975 2
perhitungan jumlah hari ganjil (3, 5, 7 dan Ragam Hias Kalimantan Barat. Pontianak:
seterusnya). Dewan Kerajinan Nasional Daerah Tingkat I
Pada tahapan pemodelan 3 dimensi, lingkungan fisik Kalimantan Barat.
dan objek yang akan diuji dibuat menggunakan J. M. Blanco, A. B. (2019). Assesment of the influence
software Sketchup 3D kemudian dilakukan simulasi of facade location and orieantation in indoor
berdasarkan model 3 dimensi tersebut menggunakan environment of double skin building envelope
software Xflow dan Rhinoceros dan plugin with perforated metal sheets. Building and
ClimateStudio berdasarkan parameter yang Environment, 1-17.
ditentukan berikut. Koenigsberger, O. H. (2013). Manual of Tropical
Parameter pertama berkaitan dengan bentuk motif Housing and Building Climatic Design. India:
ornamen khas Suku Dayak yang telah dipilih Techastra Solutions Pvt. Ltd.
sebelumnya. Motif tersebut dipilih berdasarkan Lechner, N. (2007). Heating, Cooling, Lighting:
bentukan yang memiliki lebih banyak bukaan atau Metode Desain untuk Arsitektur. Jakarta: PT
dapat diberi pelubangan sehingga membantu aliran RajaGrafindo Persada.
udara dan pencahayaan alami serta secara visual Nissa Aulina Ardiani, M. D. (2017). Glass And
merupakan bentuk yang universal. Perforated Metal Double Skin Façade
Parameter kedua berkaitan dengan persentase luas Performance In Hot Humid Climate .
lubang terhadap luasan bidang keseluruhan yaitu DIMENSI − Journal of Architecture and Built
dengan selisih luas sebesar 10% mulai dari Environment, Vol. 44, No. 2, 143-148.
persentase luasan lubang 30%, 40%, 50% dan 60% S.E. Kwan, R. S. (2020). The Impact of ventilation
seperti yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. rate on the fungal and bacterial ecology of
Parameter ketiga berkaitan dengan sudut kemiringan home indoor air. Building and Environment
terhadap sudut bidang secara horizontal dan vertikal. Volume 177.
Berdasarkan tinjauan teori sudut kemiringan vertikal Satwiko, P. (2009). Fisika Bangunan. Yogyakarta:
yang digunakan memiliki selisih sudut 15° yaitu mulai Penerbit Andi.
dari sudut 15°, 30°, 45°, 60°, dan 75° sedangkan Thanyalak Srisamranrungruang, K. H. (2020).
sudut horizontal yang digunakan memiliki selisih Balancing of natural ventilation, daylight,
sudut 45° berdasarkan pembagian umum arah mata thermal effect for a building with double-skin
angin dalam 8 arah mata angin dan perolehan data perforated facade (DSPF). Energy &
arah datangnya angin yaitu mulai dari sudut 45°, 90° Buildings, 1-14.
dan 135°. Zakia Afroz, G. H. (2020). Evaluation of real-life
3. HASIL DAN PEMBAHASAN demand-controlled ventilation from the
perception of indoor air quality with problem
implications. Energy and Building.
4. KESIMPULAN
5. DAFTAR PUSTAKA