PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
UNS PRESS
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
Hak Cipta @ Mulyanto. 2020
Penulis
Dr. Mulyanto, S.H., M.Hum
Editor
Gayatri Dyah Suprobowati, S.H, M.H.
Ilustrasi Sampul
UNS PRESS
ISBN 978-602-397-433-7
PRAKATA
Tiada sepatah dua patah kata yang pada sat ini patut kita
ucapkan kecuali hanya mengucapkan Alhamdulillah, segala puji
syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpah-
kan hidayaht-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan buku ajar ini. Material buku ini diambilkan dari
pengalaman mengajar Pendidikan Pancasila selama ini yang
dilengkapi dengan hasil diskusi dengan para mahasiswa
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Buku Ajar Pendidikan Pancasila: Kajian nilai dan aktualisasi
kontemporer ini didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 84/e/kpt/2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Mata Kuliah Wajib Pada Kurikulum Pendidikan Tinggi
tertanggal 19 Oktober 2020, menetapkan bahwa Mat Kuliah Wajib
pada Kurikulum Pendidikan Tinggi salah satunya adalah
Pendidikan Pancasila.
Pada esensinya, dalam pendidikan Pancasila bertujuan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan kepada para mahasiswa
mengenai ideologi bangsa Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai
sosial bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut telah ada dan tumbuh
berkembang dari dan dalam perut ibu Pertiwi, di bumi Nusantara
sehingga dapat diabsorbsi dan di ekstraksi menjadi nilai-nilai
kesepakatan dasar dalam kehidupan bernegara. Agar kompatibel
dengan kondisi kekinian yang terjadi di negara Indonesia, maka
pembahasana buku ini, selain membahas substansi Pancasila
juga membahas Pancasila dalam perspektif aktualisasi kontemporer
Materi muatan buku ajar ini secara mainstream sebagai berikut:
Pengantar Pendidikan Pancasila; Pancasila dalam kajian sejarah
bangsa Indonesia; Pancasila sebagai dasar Negara; Pancasila
sebagai ideologi nasional; Pancasila sebagai sistem
iv
filsafat; Pancasila sebagai sistem etika; Pancasila dan Korupsi
serta Pancasila dan Agama. Pemilihan tema korupsi maupun
Pancasila dan Agama yang dikaji dalam perspektif Pancasila
menunjukan buku ini relevan dengan fenomena aktual
kontemporer.
Segmentasi buku ini dapat dimanfaatkan mahasiswa strata satu
(S1) maupun mahasiswa Diploma di Universitas Sebelas Maret
(UNS) Surakarta yang wajib menempuh pendidiakn Pancasila
sebesar 2 SKS. Selain itu, bagi mahasiswa Universitas lain juga
relevan membaca buku ajar Pendidikan Pancasila ini. Buku ini
bermnafaat dalam menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Pendidikan Pancasila di kampus sebagai referensi acuan
pembelajaran.
Buku ini dapat tersusun karena dukungan dari berbagai
pihak yang telah membantu baik secara materiil maupun
immateriiil dan tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Oleh
karena itu, penulis hanya mampu menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-sebasarnya. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan bahan ini masih belum sempurna, sebagaiamana
pepatah, “tak ada gading yang tak retak” untuk itu terbuka kritik
dan saran dari para pembaca yang budiman. Akhirnya, semoga
buku ajar Pendidikan Pancasila ini bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.
Penulis
v
DAFTAR ISI
PRAKATA .................................................................................. v
DAFTAR ISI .................................................................................. vi
BAB I. PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA ......... 1
A. Pengertian Pancasila ........................................... 1
B. Urgensi pendidikan Pancasila ........................... 4
C. Tujuan dan capaian pembelajaran pendidikan
Pancasila ............................................................... 8
D. Landasan Hukum Pendidikan Pancasila .......... 9
BAB II PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA ....................................... 15
A. Nilai-nilai pancasila zaman kerajaan ................ 15
B. Masa penjajahan Belanda ................................... 24
C. Kebangkitan nasional .......................................... 26
D. Masa Penjajahan Jepang ..................................... 28
E. Kemerdekaan Indonesia ..................................... 35
BAB III PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA .......... 45
A. Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar
Negara .................................................................... 45
B. Pancasila dalam Konteks Tata Negara
Indonesia .............................................................. 48
C. Hubungan Pancasila dan Konstitusi (UUD
1945) ...................................................................... 49
D. Konstitusi (UUD 1945) Di Indonesia ................ 52
BAB IV PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL 69
A. Pengertian Ideologi ............................................. 69
B. Perlunya Ideologi bagi Suatu Negara ............... 74
vi
C. Pembentukan Pancasila ....................................... 76
D. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa ................... 81
BAB V PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ....... 89
A. Pengertian Filsafat ............................................... 89
B. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai
Suatu Sistem ......................................................... 93
C. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu
Sistem Filsafat ...................................................... 96
D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental
Bangsa Indonesia .................................................. 99
BAB VI PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA ............ 103
A. Pengertian Etika .................................................. 103
B. Hubungan antara Nilai, Norma dan Moral ...... 107
C. Hakikat Etika Politik ............................................ 112
D. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika
Politik di Indonesia .............................................. 115
E. Pengimplementasian Etika Pancasila Di
Bidang Politik ........................................................ 117
BAB VII PANCASILA DAN KORUPSI ................................. 123
A. Pengertian dan Masalah Korupsi ...................... 123
B. Korupsi di Indonesia .......................................... 124
C. Korupsi Dalam Pandangan Pancasila ............... 127
D. Dasar Hukum Penerapan Tindak Pidana
Korupsi ............................................................... 133
E. Unsur Unsur Tindak Pidana Korupsi ............. 137
F. Modus Operandi dan Pengelompokan 7 Jenis
Tindak Pidana Korupsi ....................................... 141
BAB VIII PANCASILA DAN AGAMA .................................. 149
A. Pengertian Nilai-nilai Agama dalam Pancasila 149
vii
B. Nilai Pancasila yang Dituangkan dalam UUD
yang Mengatur Tentang Agama ........................ 153
C. Pancasila Sebagai Pondasi Pendidikan Agama 159
D. Pancasila Sebagai Sumber Solidaritas Umat
Beragama .............................................................. 160
E. Korupsi Peran Pancasila dalam Mengatasi
Radikalisme ........................................................... 164
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 172
GLOSARIUM ................................................................................. 179
INDEKS .................................................................................. 183
LAMPIRAN : KepDirjen tentang Pendidikan Pancasila .......... 189
TENTANG PENULIS .................................................................... 203
viii
v
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
BAB I PENGANTAR
PENDIDIKAN PANCASILA
Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan pengertian Pancasila
2. Mampu mendeskripsikan secara analitis urgensi
pendidikan Pancasila
3. Mengetahui tujuan dan capaian pembelajaran pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi
4. Mampu menjelaskan secara hierarkis landasan pem-
belajaran Pendidikan Pancasila disertai landasan yuridisnya
A. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan ideologi negara yang bersumber pada
nilai-nilai yang hidup dan tumbuh berkembang di tengah-tengah
masyarakat Nusantara. Pancasila merupakan nilai-nilai yang
digali dari perut ibu bumi pertiwi. Implikasinya, Pancasila
mengandung nilai-nilai dasar filsafat (philosophische grondslag),
merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau jati diri bangsa (innerself of
nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa Indonesia yang
sesungguhnya. Dengan demikian keberadaan Pancasila mutlak
adanya sebagai suatu nilai dasar filsafat bansda Indonesia.
Kosekuensinya, Pancasila wajib dijadikan sumber nilai-nilai dan
patokan perilaku dalam sistem kehidupan masyarakat Indonesia.
1
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
DAFTAR PUSTAKA
172
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
173
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
174
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
175
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
176
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
177
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
178
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
GLOSARIUM
Absolut : mutlak
Absurd : tidak masuk akal
aksiologi : cabang filsafat yang mempelajari
arti nilai, manfaat, pikiran dan atau
ilmu/teori
arogan : sombong
atheisme : sebuah pandangan filosofi yang
tidak memercayai keberadaan
Tuhan dan dewa-dewi ataupun
penolakan terhadap teisme
award : penghargaan
berfilsafat : berpikir sedalam-dalamnya (mere-
nung) terhadap sesuatu secara
metodik, sistematik, menyeluruh
dan universal untuk mencari
hakikat sesuatu
BPUPKI : Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
carier of values : pengemban nilai-nilai
chauvinistic : ajaran atau paham mengenai cinta
tanah air dan bangsa (patriotisme)
yang berlebihan
common denominator : titik persetujuan
constitution : Undang-Undang Dasar
constitutional amendment : perubahan Konstitusi
constitutional interpretation : penafsiran Konstitusi
constitutional organ : organ Konstitusi
constitutionality morality : moralitas konstitusional
179
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
180
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
181
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
preambule : pembukaan
primordial : perasaan kesukuan yang berlebihan
reasonable : masuk akal
reception : penerimaan
recognition : pengakuan
rodi : sistem kerja paksa
rules : aturan
sens clair : asas yang menghendaki jika suatu
ketentuan hukum berdasar gramatikal
sudah jelas, tidak boleh ditafsirkan me-
nyimpang dari arti kata dan kalimat
ketentuan tersbut
sistem : suatu kesatuan bagian-bagian yaitu
saling berhubungan, saling bekerja
sama untuk suatu tujuan tertentu dan
secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh
syila : alas atau dasar
terorisme : serangan-serangan terkoordinasi yang
bertujuan membangkitkan perasaan
teror terhadap sekelompok masyarakat
universal : umum
VOC : Vereenigde Oost-Indische Compagnie
adalah gabungan perusahaan dagang
Belanda untuk perdagangan di Hindia
Timur. Dari nama compagnie ini pula
diperkirakan muncul penyebutan kata
kompeni.
volksgeist : jiwa bangsa way of
life : cara hidup
weltanschaung : pandangan hidup
yudikatif : kekuasaan mengadili
182
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
INDEKS
183
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
112, 113, 161, 179, 180, 110, 112, 115, 116, 117,
181, 182 118, 119, 120, 121, 124,
Filsafat, 52, 89, 91, 92, 96, 103, 125, 127, 128, 129, 130,
105, 108, 174, 175, 176 131, 132, 133, 149, 150,
151, 152, 153, 154, 155,
founding fathers, 180
156, 157, 158, 159, 160,
general agreement, 56, 180
161, 162, 163, 164, 167,
Gratifikasi, 145, 146, 147, 148 169, 170, 171, 172, 173,
Grondwet, 49, 56, 180 174, 175, 176, 177, 178,
hakikat, 79, 82, 90, 91, 92, 93, 179, 182
94, 96, 97, 98, 99, 101, inkonstitusional, 62, 180
104, 115, 179, 180 innerself of nation, 1, 181
Hamidan, 39 Jakarta-charter, 47, 181
hierarki, 180 Jepang, 26, 28, 29, 30, 31, 32,
hifdzun nafs, 169, 180 33, 34, 35, 36, 39, 40, 42
I Gde Puja, 39 Jimly Asshiddiqie, 54, 56, 61,
Ideologi, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 62, 63, 174
78, 81, 82, 83, 85, 86, Judicial Review, 61, 181
117, 163, 180 Kaelan, 2, 6, 7, 69, 71, 73, 78,
Imam Bonjol, 26 97, 174
India, 2, 19, 27, 77 Keadilan, 4, 16, 23, 28, 36, 38,
Indonesia, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 43, 87, 95, 100, 101,
9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 102, 110, 113, 117, 121,
17, 20, 22, 24, 25, 26, 131, 153, 170
27, 28, 29, 30, 31, 32, Kelindan, 181
33, 35, 36, 37, 38, 39, Kerajaan, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
40, 41, 42, 43, 45, 46, 21, 22, 23, 29, 64
47, 48, 49, 50, 51, 52,
Ki Bagus Hadikusumo, 39
58, 61, 62, 63, 64, 65,
Ki Hajar Dewantoro, 27
66, 67, 70, 76, 77, 79,
80, 81, 82, 83, 84, 85, KNIP, 42, 61, 64
86, 87, 91,94, 95, 96, 98,
99, 100, 101, 102, 104,
184
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
konflik, 46, 75, 84, 85, 101, Moh Mahfud MD, 6, 55, 63,
152, 155, 161, 163, 164, 175
181 Moh. Hatta, 27, 37, 39
konstitusi, 7, 49, 50, 67, 78, Mohammad Roem, 64
132, 172, 181
Mojopahit, 2
Konstitusi RIS, 65, 67
mores, 111, 181
konstitusional, 7, 59, 62, 81,
MPR, 38, 46, 47, 50, 60, 83,
153, 180, 181
134, 173
korelasi, 181
Muh. Amir, 39
Korupsi, 123, 124, 125, 127,
Negara, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11,
128, 129, 130, 132, 133,
16, 17, 18, 19, 21, 25,
134, 135, 137, 141, 145,
26, 36, 38, 42, 45, 46,
146, 173
47, 48, 49, 50, 52, 53,
Kuncoro Purbopranoto, 27 54, 55, 56, 57, 59, 60,
Kutai, 6, 16, 17 61, 62, 64, 65, 66, 67,
Latuharhary, 39 74, 77, 83, 85, 86, 100,
legislatif, 48, 49, 53, 61, 113, 111, 113, 116, 117, 119,
181 120, 128, 129, 130, 131,
135, 139, 145, 146, 147,
liberalisme, 71, 72, 114, 181
148, 153, 154, 156, 157,
Lombok, 26 162, 163, 169, 174, 175,
madat, 3, 5, 181 176, 177, 178
madon, 3, 5, 181 nilai, 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
main, 3, 5, 181 13, 16, 17, 18, 19, 20,
Majapahit, 3, 6, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 28, 46, 48, 49,
21 51, 74, 75, 76, 78, 79,
80, 81, 82, 83, 84, 85,
maling, 3, 5, 181
86, 96, 98, 99, 100, 101,
Maluku, 26 102, 104, 106, 107, 108,
man made, 59, 181 109, 110, 111, 112, 115,
mehrmalig, 59, 181 116, 118, 119, 120, 121,
185
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
152, 154, 156, 157, 158, Piagam Jakarta, 38, 42, 43, 47,
159, 160, 161, 163, 167, 153, 181
169, 175, 178, 179, 180, politik, 17, 19, 23, 26, 27, 35,
181 39, 40, 47, 48, 53, 54,
Nilai, 6, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 62, 70, 71, 72, 84, 90,
20, 21, 22, 23, 28, 76, 98, 105, 108, 112, 113,
79, 80, 82, 84, 86, 98, 114, 116, 117, 118, 119,
99, 100, 101, 102, 107, 120, 121, 122, 128, 132,
108, 109, 110, 111, 115, 154, 158, 159, 164, 181,
119, 129, 130, 149, 153, 182
154, 157, 167, 175, 178 Politik, 30, 35, 53, 112, 113,
Norma, 73, 107, 110, 111 115, 117, 118, 119, 120,
Nusantara, 1, 5, 11, 13, 131, 121, 158, 172, 175, 176,
149 178
ontologi, 91, 97, 181 PPKI, 3, 6, 15, 35, 38, 39, 40,
42, 43, 47, 48, 63, 80,
Organis, 93
177, 182
original intent, 57, 181
preambule, 182
Palembang, 16, 17, 26, 29
primordial, 6, 182
panca, 2, 15, 117, 181
Proklamasi, 41, 42, 50, 66
Pangeran Diponegoro, 26
Purboyo, 39
Panji Suroso, 36, 39
Radjiman, 39, 46
Pattimura, 26
Ratulangi, 39
Permusyawaratan, 16, 63, 87,
reasonable, 57, 182
116, 131, 152, 174
reception, 62, 182
Perwakilan, 16, 64, 66, 87,
101, 116, 131, 152, 173, recognition, 62, 182
178 rodi, 26, 182
PETA, 32, 34 rules, 53, 182
philosophische grondslag, 1, 4, Rusia, 26, 30
182 Sarekat Dagang Islam, 27, 28
Phythagoras, 90 sens clair, 182
186
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
Singasari, 16, 22, 23 Undang-undang, 47, 50, 55,
Sisdiknas, 10, 11 153, 163, 173
sistem, 1, 5, 7, 8, 10, 13, 18, 25, universal, 90, 99, 100, 132,
26, 53, 54, 58, 61, 70, 167, 179, 182
71, 72, 73, 74, 75, 76, UUD 1945, 3, 9, 10, 15, 38, 42,
79, 81, 93, 95, 96, 97, 49, 50, 51, 52, 58, 63,
98, 99, 108, 110, 113, 65, 66, 67, 80, 83, 96,
115, 117, 121, 127, 131, 153, 154, 159, 160, 173,
138, 140, 156, 158, 164, 174, 176, 181, 189
182 UUDS, 65, 66, 67, 189
Soekarno, 3, 4, 5, 27, 30, 36, Values, 189
37, 38, 39, 40, 41, 42,
Verfassungsanderung, 62, 189
46, 47, 48, 61, 63, 159,
Verfassungswandlung, 62, 189
177
VOC, 24, 25, 182, 189
Soepomo, 36, 37, 46, 64
volksgeist, 1, 182, 189
Sriwijaya, 6, 17, 18, 19
Wahid Hasyim, 37, 39, 189
Sun Yat Sen, 27
Wahidin Sudirohusodo, 27,
Supomo, 39
189
Suryohamijoyo, 39
way of life, 1, 6, 183, 189
Sutarjo, 37, 39
weltanschaung, 183, 189
Sutasoma, 2, 21, 151
Wisdom, 189
Suwardi Suryaningrat, 27
Wongsonegoro, 27, 189
Syahrir, 28, 31, 61
Yamin, 2, 4, 17, 27, 36, 37, 46,
T. Moh. Hasan, 39 48, 176, 189
terorisme, 156, 165, 166, 167, Yap Cwan Bing, 39, 189
169, 182 yudikatif, 48, 49, 53, 183, 189
Tracy, 70, 71, 72
187
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
188
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
LAMPIRAN
189
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
190
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
191
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
192
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
193
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
194
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
195
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
196
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
197
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
198
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
199
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
200
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
201
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
202
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
TENTANG PENULIS
203
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
204
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
Buku Ajar Pendidikan Pancasila: Kajian nilai dan aktualisasi kontemporer ini memotret
fenomena aktual kebangsaan dari dua perspektif. Pertama, Pancasila dikaji dari kacamata
objek materiial artinya mengkaji substansi-substansi yang ada dalam Pancasila dan kedua,
mengkaji fenomena aktual kontemporer dalam perspektif Pancasila. Dengan demikian,
pengajaran dalam buku ini tidak melulu mengkaji Pancasila terkstual semata, melainkan juga
menganalisis fenomena aktual komtemporer.
Pancasila merupakan ideologi negara yang bersumber pada nilai-nilai yang hidup dan
tumbuh berkembang di tengah-tengah masyarakat Nusantara. Pancasila merupakan nilai-nilai
yang digali dari perut ibu bumi pertiwi. Implikasinya, Pancasila mengandung nilai-nilai dasar
filsafat (philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau jati diri bangsa
(innerself of nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa Indonesia yang
sesungguhnya. Dengan demikian keberadaan Pancasila mutlak adanya sebagai suatu nilai
dasar filsafat bansda Indonesia. Kosekuensinya, Pancasila wajib dijadikan sumber nilai-nilai
dan patokan perilaku dalam sistem kehidupan masyarakat Indonesia.
Pidato Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 yang begitu heroik:
“.........Bahwa kita harus mencari persetujuan paham. Kita bersama-sama mencari persatuan
philosofische gronslag, mencari satu ”Weltanschaung” yang kita semuanya setuju. Saya
katakan lagi setuju! Yang saudara Yamin setujui, yang Ki Bagoes setujui, yang Ki Hadjar
setujui, yang saudara Sanoesi setujui, yang saudara Abikoesno setujui, yang saudara Lim Koen
Hian setujui, pendeknya kita semua mencari satu modus. Kelima prinsip yang menjadi titik
persetujuan (common denominator) segenap elemen bangsa meliputi: Pertama: Kebangsaan
Indonesia, Kedua: Internasionalisme, atau Perikemanusiaan, Ketiga: Mufakat atau Demokrasi,
Keempat: Kesejahteraan Sosial, Kelima: Ketuhanan yang Berkebudayaan. Kelima unsur
(Panca sila) itulah yang memang berakar kuat dalam jiwa bangsa Indonesia. Angka lima
memiliki nilai “keramat” dalam antropologi masyarakat Indonesia. “Rukun islam lima
jumlahnya. Jari Kita lima setangan. Kita mempunyai Panca Indra. Apalagi yang lima
bilangannya? (Seorang yang hadir: Pandawa Lima). Pandawa pun lima bilangannya”. Dalam
tradisi Jawa ada lima larangan sebagai kode etika, yang disebut dengan istilah “Mo-Limo”
Pantangan “Mo-limo” itu terdiri maling (mencuri termasuk korupsi), madat (mengisap candu),
main (berjudi), minum (mabuk-mabukkan) dan madon (main perempuan). Selain itu, bintang -
yang amat penting kedudukannya sebagai pemandu pelaut dari masyarakat bahari- juga
bersusut lima.
Pancasila adalah warisan dari jenius Nusantara. Pancasila itu sebagai fitrah atau asal
kejadian bangsa Indonesia. Karena sifat fitrahnya itu, maka Pancasila memiliki kedudukan
penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga ia disebut juga sebagai jiwa
bangsa. Jiwa adalah penentu hidup/mati, sehingga sebuah bangsa tanpa jiwa tidak bisa hidup.
Pancasila disebut juga sebagai pandangan atau cara hidup bangsa karena dengan Pancasila-lah
kita menempuh cara hidup. Pancasila juga disebut sebagai ideologi Negara dalam arti
kesepakatan tentang tata cara mencapai tujuan bersama dan cara-cara penyelesaian problem
yang disepakati bersama di atas berbagai sub ideologi (ikatan primordial) yang berbeda
Segmentasi buku ini dapat dimanfaatkan mahasiswa strata satu (S1) maupun mahasiswa
Diploma di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang wajib menempuh pendidiakn
Pancasila sebesar 2 SKS. Selain itu, bagi mahasiswa Universitas lain juga relevan membaca
buku ajar Pendidikan Pancasila ini. Buku ini bermnafaat dalam menunjang Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) Pendidikan Pancasila di kampus sebagai referensi acuan pembelajaran yang
lebih efektif
ISBN 978-602-397-433-7
9 786 023 97 43 3 7