Anda di halaman 1dari 46

PENDIDIKAN PANCASILA

Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer


Dr. Mulyanto, S.H., M.Hum
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran
hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Mulyanto

PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

UNS PRESS
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
Hak Cipta @ Mulyanto. 2020

Penulis
Dr. Mulyanto, S.H., M.Hum
Editor
Gayatri Dyah Suprobowati, S.H, M.H.

Ilustrasi Sampul
UNS PRESS

Penerbit dan Percetakan


Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press)
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57126
Telp. (0271) 646994 Psw. 341 Fax. 0271 7890628
Website : www.unspress.uns.ac.id
Email : unspress@uns.ac.id

Cetakan 1, Edisi I, Desember 2020


Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
All Right Reserved

ISBN 978-602-397-433-7
PRAKATA

Tiada sepatah dua patah kata yang pada sat ini patut kita
ucapkan kecuali hanya mengucapkan Alhamdulillah, segala puji
syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpah-
kan hidayaht-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan buku ajar ini. Material buku ini diambilkan dari
pengalaman mengajar Pendidikan Pancasila selama ini yang
dilengkapi dengan hasil diskusi dengan para mahasiswa
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Buku Ajar Pendidikan Pancasila: Kajian nilai dan aktualisasi
kontemporer ini didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 84/e/kpt/2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Mata Kuliah Wajib Pada Kurikulum Pendidikan Tinggi
tertanggal 19 Oktober 2020, menetapkan bahwa Mat Kuliah Wajib
pada Kurikulum Pendidikan Tinggi salah satunya adalah
Pendidikan Pancasila.
Pada esensinya, dalam pendidikan Pancasila bertujuan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan kepada para mahasiswa
mengenai ideologi bangsa Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai
sosial bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut telah ada dan tumbuh
berkembang dari dan dalam perut ibu Pertiwi, di bumi Nusantara
sehingga dapat diabsorbsi dan di ekstraksi menjadi nilai-nilai
kesepakatan dasar dalam kehidupan bernegara. Agar kompatibel
dengan kondisi kekinian yang terjadi di negara Indonesia, maka
pembahasana buku ini, selain membahas substansi Pancasila
juga membahas Pancasila dalam perspektif aktualisasi kontemporer
Materi muatan buku ajar ini secara mainstream sebagai berikut:
Pengantar Pendidikan Pancasila; Pancasila dalam kajian sejarah
bangsa Indonesia; Pancasila sebagai dasar Negara; Pancasila
sebagai ideologi nasional; Pancasila sebagai sistem

iv
filsafat; Pancasila sebagai sistem etika; Pancasila dan Korupsi
serta Pancasila dan Agama. Pemilihan tema korupsi maupun
Pancasila dan Agama yang dikaji dalam perspektif Pancasila
menunjukan buku ini relevan dengan fenomena aktual
kontemporer.
Segmentasi buku ini dapat dimanfaatkan mahasiswa strata satu
(S1) maupun mahasiswa Diploma di Universitas Sebelas Maret
(UNS) Surakarta yang wajib menempuh pendidiakn Pancasila
sebesar 2 SKS. Selain itu, bagi mahasiswa Universitas lain juga
relevan membaca buku ajar Pendidikan Pancasila ini. Buku ini
bermnafaat dalam menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Pendidikan Pancasila di kampus sebagai referensi acuan
pembelajaran.
Buku ini dapat tersusun karena dukungan dari berbagai
pihak yang telah membantu baik secara materiil maupun
immateriiil dan tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Oleh
karena itu, penulis hanya mampu menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-sebasarnya. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan bahan ini masih belum sempurna, sebagaiamana
pepatah, “tak ada gading yang tak retak” untuk itu terbuka kritik
dan saran dari para pembaca yang budiman. Akhirnya, semoga
buku ajar Pendidikan Pancasila ini bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.

Surakarta, Desember 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................. v
DAFTAR ISI .................................................................................. vi
BAB I. PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA ......... 1
A. Pengertian Pancasila ........................................... 1
B. Urgensi pendidikan Pancasila ........................... 4
C. Tujuan dan capaian pembelajaran pendidikan
Pancasila ............................................................... 8
D. Landasan Hukum Pendidikan Pancasila .......... 9
BAB II PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA ....................................... 15
A. Nilai-nilai pancasila zaman kerajaan ................ 15
B. Masa penjajahan Belanda ................................... 24
C. Kebangkitan nasional .......................................... 26
D. Masa Penjajahan Jepang ..................................... 28
E. Kemerdekaan Indonesia ..................................... 35
BAB III PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA .......... 45
A. Sumber Yuridis Pancasila sebagai Dasar
Negara .................................................................... 45
B. Pancasila dalam Konteks Tata Negara
Indonesia .............................................................. 48
C. Hubungan Pancasila dan Konstitusi (UUD
1945) ...................................................................... 49
D. Konstitusi (UUD 1945) Di Indonesia ................ 52
BAB IV PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL 69
A. Pengertian Ideologi ............................................. 69
B. Perlunya Ideologi bagi Suatu Negara ............... 74

vi
C. Pembentukan Pancasila ....................................... 76
D. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa ................... 81
BAB V PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ....... 89
A. Pengertian Filsafat ............................................... 89
B. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai
Suatu Sistem ......................................................... 93
C. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu
Sistem Filsafat ...................................................... 96
D. Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental
Bangsa Indonesia .................................................. 99
BAB VI PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA ............ 103
A. Pengertian Etika .................................................. 103
B. Hubungan antara Nilai, Norma dan Moral ...... 107
C. Hakikat Etika Politik ............................................ 112
D. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika
Politik di Indonesia .............................................. 115
E. Pengimplementasian Etika Pancasila Di
Bidang Politik ........................................................ 117
BAB VII PANCASILA DAN KORUPSI ................................. 123
A. Pengertian dan Masalah Korupsi ...................... 123
B. Korupsi di Indonesia .......................................... 124
C. Korupsi Dalam Pandangan Pancasila ............... 127
D. Dasar Hukum Penerapan Tindak Pidana
Korupsi ............................................................... 133
E. Unsur Unsur Tindak Pidana Korupsi ............. 137
F. Modus Operandi dan Pengelompokan 7 Jenis
Tindak Pidana Korupsi ....................................... 141
BAB VIII PANCASILA DAN AGAMA .................................. 149
A. Pengertian Nilai-nilai Agama dalam Pancasila 149

vii
B. Nilai Pancasila yang Dituangkan dalam UUD
yang Mengatur Tentang Agama ........................ 153
C. Pancasila Sebagai Pondasi Pendidikan Agama 159
D. Pancasila Sebagai Sumber Solidaritas Umat
Beragama .............................................................. 160
E. Korupsi Peran Pancasila dalam Mengatasi
Radikalisme ........................................................... 164
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 172
GLOSARIUM ................................................................................. 179
INDEKS .................................................................................. 183
LAMPIRAN : KepDirjen tentang Pendidikan Pancasila .......... 189
TENTANG PENULIS .................................................................... 203

viii
v
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

BAB I PENGANTAR
PENDIDIKAN PANCASILA

Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan pengertian Pancasila
2. Mampu mendeskripsikan secara analitis urgensi
pendidikan Pancasila
3. Mengetahui tujuan dan capaian pembelajaran pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi
4. Mampu menjelaskan secara hierarkis landasan pem-
belajaran Pendidikan Pancasila disertai landasan yuridisnya

A. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan ideologi negara yang bersumber pada
nilai-nilai yang hidup dan tumbuh berkembang di tengah-tengah
masyarakat Nusantara. Pancasila merupakan nilai-nilai yang
digali dari perut ibu bumi pertiwi. Implikasinya, Pancasila
mengandung nilai-nilai dasar filsafat (philosophische grondslag),
merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau jati diri bangsa (innerself of
nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa Indonesia yang
sesungguhnya. Dengan demikian keberadaan Pancasila mutlak
adanya sebagai suatu nilai dasar filsafat bansda Indonesia.
Kosekuensinya, Pancasila wajib dijadikan sumber nilai-nilai dan
patokan perilaku dalam sistem kehidupan masyarakat Indonesia.

1
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

DAFTAR PUSTAKA

A.S. Hornby, Oxford Anvanced Learner’s Dictionary of Current


English, Twenty-fifth Impression, Oxford University Pres,
Great Britain, 1987.
Abdul Bari Azed, Perkembangan Peraturan Perundang-undangan
dalam Reformasi Kekuasaan Kehakiman, makalah yang
disampaikan dalam seminar “Perkembangan Reformasi
Kekuasaan Kehakiman” Kilas Balik 6 Tahun Komisi
Hukum Nasional Republik Indonesia (KHN-RI), yang
diselenggarakan oleh KHN RI, Yogyakarta, 7 September
2006, hlm. 2.
Adnan Buyung Nasution, Akar Permasalahan Bangsa Akibat Tidak
Jelasnya Konsep Kenegaraan (Staatsidee), makalah
disampaikan dalam Konvensi Kampus III dan Temu
Tahunan Ke-9 Forum Rektor Indonesia dengan Tema
“Refleksi Kritis atas Nasib Bangsa Pasca Amandemen
UUD” yang diselenggarakan oleh Forum Rektor Indonesia
(FRI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balai Senat
UGM, Yogyakarta, tanggal 11-12 Juli 2006, hlm. 9.
B. N. Marbun, Kamus Politik, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2002.
C.F. Strong, Konstitusi-konstitusi Politik Modern: Studi Perbandingan
tentang Sejarah dan Bentuk-Bentuk Konstitusi Dunia (Edisi
terjemahan oleh SPA Teamwork), Penerbit Nuansa dan
Penerbit Nusa Media, Bandung, 2004.
Dahlan Thaib, “Menegakkan Prinsip-prinsip Supremasi Hukum:
Analisis dan Tinjauan dari Aspek Ketatanegaraan” dalam
Dahlan Thaib dan Mila Karmila Adi (editor), Hukum dan
Kekuasaan, Penerbit Fakultas Hukum Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, 1998.

172
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

Dardji Darmodihardjo, Santiaji Pancasila Usaha Nasiponal,


Surabaya, 1991.
............., Orientasi Singkat Pancasila, PT. Gita Karya, Jakarta, 1978.
Denny Indrayana, Catatan perkuliahan Teori dan Hukum Konstitusi,
yang disampaikan di Magister Hukum Kenegaraan
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 8 Juli 2006.
.............., Pendapat Hukum atas Pengujian Konstitusionalitas Undang-
Undang Komisi Yudisial dan Undang-Undang Kekuasaan
Kehakiman Perkara No. 005/PUU-IV/2006, hlm. 3,
tertanggal 6 Juni 2006.
............., Refleksi Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945: Problematika
Konstitusi dan Korupsi, makalah disampaikan dalam
Konvensi Kampus III dan Temu Tahunan Ke-9 Forum
Rektor Indonesia dengan Tema “Refleksi Kritis atas Nasib
Bangsa Pasca Amandemen UUD” yang diselenggarakan
oleh Forum Rektor Indonesia (FRI) dan Universitas Gadjah
Mada (UGM) di Balai Senat UGM, Yogyakarta, tanggal 11-
12 Juli 2006.
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia, Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum
Pendidikan Pancasila, Dirjen Belmawa Kemenristekdikti,
Jakarta, 2016.
Enny Nurbaningsih, Regulasi Tata Urut yang Tak Kunjung Tuntas,
makalah Diskusi Interaktif Penyerapan Aspirasi dalam
rangka Inventarisasi Materi Rancangan Undang-undang
tentang Perubahan atas UU No. 22 Tahun 2003 (tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD) dan
UU No. 10 Tahun 2004 (tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan) kerjasama Dewan Perwakilan
Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) dengan Magister
Hukum Universitas Gadjah Mada (MH-UGM), di Hotel
Novotel, Yogyakarta, 4 Desember 2006.

173
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

Harun Alrasid, Pengisian Jabatan Presiden, Pustaka Utama Grafiti,


Jakarta, 1999. Dari disertasi berjudul “Masalah Pengisian
Jabatan Presiden: Sejak Sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia 1945 sampai Sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat 1993”.
Ismaun, Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia,
C.V. Carya Remaja, Bandung, 1981.
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Konstitusi
Press, Jakarta, 2005.
.............., Membumikan Pancsila dan UUD 1945 Pasca Reformasi,
makalah disampaikan dalam Konvensi Kampus III dan
Temu Tahunan Ke-9 Forum Rektor Indonesia dengan
Tema “Refleksi Kritis atas Nasib Bangsa Pasca
Amandemen UUD” yang diselenggarakan oleh Forum
Rektor Indonesia (FRI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM)
di Balai Senat UGM, Yogyakarta, tanggal 11-12 Juli
2006.
.............., Model-model Pengujian Konstitusional di Berbagai Negara,
cet. II, Konstitusi Press, Jakarta, 2005.
............, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dan Undang-Undang Republik Indonsia Nomor 24 Tahun 2003
tentang Mahkamah Konstitusi, (Pengantar), cet. III,
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta, 2005.
Joeniarto, Sumber-Sumber Hukum Tata Negara di Indonesia, Liberty,
Yogyakarta, 1981.
John M. Echols and Hassan Shadily, An English-Indonesian
Dictionary, cet. XXIII, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1996.
K.C.W. Wheare F.B.A, Modern Constitution, Oxford University
Press, London, 1975.
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2004.

174
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

............, Filsafat Pancasila, Penerbit Paradigma, Yogyakarta, 1996.


............, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogkakarta, 2014.
M. Solly Lubis, Asas-asas Hukum Tata Negara, Alumni, Bandung,
1978.
M. Syamsudin, et all, Pendidikan Pancasila: Menempatkan Pancasila
dalam konteks Keislaman dan Keindonesiaan, Total Media,
Yogyakarta, 2011
Magnis-Suseno, Franz. “Nilai-nilai Pancasila sebagai Orientasi
Pembudayaan Kehidupan Berkonstitusi” dalam
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Menegakkan
Konstitusionalitas Indonesia, Kerjasama Mahkamah
Konstitusi RI dengan Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, 2—3 Mei 2013
Moh Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata
Negara Indonesia, cet. V Pusat Studi Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 1983.
Moh Mahfud MD, “Ceramah Kunci Mahkamah Konstitusi” dalam
Prosiding Kongres Pancasila IV, Strategi Pelembagaan Nilai-
nilai Pancasila dalam Menegakkan Konstitusionalitas Indonesia.
Yogyakarta 31 mei-01 Juni 2012, Pusat Studi Pancasila
(PSP) UGM, Yogyakarta, 2012,
............., Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia: Studi tentang Interaksi
Politik dan Kehidupan Ketatanegaraan, PT Rineka Cipta,
Jakarta, 2003. Dari tesis berjudul “Tampilnya Negara Kuat
Orde Baru, Studi tentang Interaksi Politik dan Kehidupan
Ketatanegaraan”.
............., Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konsitusi, Pustaka
LP3ES, Jakarta, 2006.
............, Amandemen Konstitusi Menuju Reformasi Tata Negara, UII
Pres, Yogyakarta, 1999.

175
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

............., Amandemen UUD 1945 dalam Perspektif Demokrasi dan


“Civil Society”,, CIVILITY, Vol.1, No.2, Novem,ber 2001-
Januari 2002.
............., Politik Hukum di Indonesia, Pustaka LP3ES Indonesia,
Jakarta, 1998. Dari disertasi berjudul, Perkembangan Politik
Hukum” Studi tentang Pengaruh Konfigurasi Politik terhadap
Produk Hukum di Indonesia, UGM, Yogyakarta, 1993.
............, “Pancasila Hasil Karya dan Milik Bersama”, Makalah pada
Kongres Pancasila di UGM tanggal 30 Mei 2009
Mohammad Fajrul Falaakh, Masalah Konsistensi kepada, “Haluan
Negara” Pascaamandemen UUD 1945, makalah disampaikan
dalam Konvensi Kampus III dan Temu Tahunan Ke-9
Forum Rektor Indonesia dengan Tema “Refleksi Kritis atas
Nasib Bangsa Pasca Amandemen UUD” yang
diselenggarakan oleh Forum Rektor Indonesia (FRI) dan
Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balai Senat UGM,
Yogyakarta, tanggal 11-12 Juli 2006.
Mohammad Hatta, Pengertia Pancasila, Idayu Press, Jakarta, 1977.
Muhammad Tahir Azhari, Negara Hukum, Bulan Bintang, Jakarta,
1992.
Muhammad Yamin, Naskah Persiapan UUD 1945, Indonesia , Vol II
dan III, Siguntang Jakarta, 1971.
Mulyanto, Mengkritisi Gagasan Kembali ke UUD 1945. Artikel
Gagasan yang dimuat Solopos tanggal 17 Juli 2006. Notonagoro,
Pancasila dasar Filsafat Negara Republik Indonesia,
Pidato pada penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa
kepada Presiden Rl lr.Soekamo, di UGM, Yogyakarta. 1951.
............., Pancasila Secara ilmiah Populer, Bumi Aksara, Jakarta, 1994
Saafroedin Bahar, Ananda B. Kusuma, dan Nannie Hudawati
(peny.), Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), Panitia Persiapan

176
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945 --22 Agustus 1945,


Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta. 1995,
Sastrapratedja, 2001, Pancasila sebagai Visi dan Referensi Kritik
Sosial, Yogyakarta, Penerbit Universitas Sanata Dharma
Satya Arinanto, Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 makalah
disampaikan dalam Konvensi Kampus III dan Temu
Tahunan Ke-9 Forum Rektor Indonesia dengan Tema
“Refleksi Kritis atas Nasib Bangsa Pasca Amandemen
UUD” yang diselenggarakan oleh Forum Rektor Indonesia
(FRI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balai Senat
UGM, Yogyakarta, tanggal 11-12 Juli 2006, hlm. 7.
Soehino, Hukum Perundang-undangan: Perkembangan Pengaturan
Mengenai Proses Pembentukan Perundang-undangan baik
Tingkat Pusat maupun Daerah, Semester III, Magister
Hukum Kenegaraan, Sekolah Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 2007.
............., Hukum Tata Negara: Sejarah Ketatanegaraan Indonesia, Liberty,
Yogyakarta, 1992.
Soekarno, Pantja-Sila sebagai Dasar Negara, Jilid 3 & 4. Kementrian
Penerangan RI: Jakarta, Pidato. 1958.
Soepardo, Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1992.
Sri Soemantri, Desain Konstitusi yang Ideal bagi Bangsa Indonesia,
makalah disampaikan dalam Konvensi Kampus III dan
Temu Tahunan Ke-9 Forum Rektor Indonesia dengan Tema
“Refleksi Kritis atas Nasib Bangsa Pasca Amandemen
UUD” yang diselenggarakan oleh Forum Rektor Indonesia
(FRI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balai Senat
UGM, Yogyakarta, tanggal 11-12 Juli 2006.
Sri Soemantri, Materi Umum Teori dan Hukum Konstitusi, Silabi
perkuliahan Teori dan Hukum Konstitusi, pada Magister
Hukum Kenegaraan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
2006.

177
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, cet. II,


Liberty, Yogyakarta, 2006.
.............., Perkembangan Reformasi Kekuasaan Kehakiman, makalah
yang disampaikan dalam seminar “Perkembangan
Reformasi Kekuasaan Kehakiman” Kilas Balik 6 Tahun
Komisi Hukum Nasional Republik Indonesia (KHN-RI),
yang diselenggarakan oleh KHN RI, Yogyakarta, 7
September 2006.
Sudjito, Reintepretasi dan Sosialisasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Perspektif Hukum. Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM,
Yogyakarta, 2012,
Sugeng Istanto, Bahan Kuliah Politik Hukum, Program Pascasarjana,
Magister Hukum Bisnis dan Kenegaraan Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 2006.
Syahril. Syairbani, 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Taufiqurrohman Syahuri, Hukum Konstitusi: Proses dan Prosedur
Perubahan UUD di Indonesia 1945-2002, Penerbit Ghalia
Indonsia, Bogor, 2004, hlm. 49. Buku ini bermula dari
Disertasi penulis pada Program Doktor Ilmu Hukum
Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
Jakarta tahun 2003, dengan judul, “Proses Perubahan
Konstitusi (Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan Perbandingannnya dengan
Negara Lain)”.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, cet. IV, Balai Pustaka, Jakarta, 1993.
Yudi Latif, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan
Aktualitas, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011.
Yusril Ihza Mahendra, Dinamika Tata Negara: Kompliasi Aktual
Masalah Konstitusi Dewan Perwakilan dan Sistem Kepartaian,
Gema Insani Press, Jakarta, 1996.

178
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

GLOSARIUM

Absolut : mutlak
Absurd : tidak masuk akal
aksiologi : cabang filsafat yang mempelajari
arti nilai, manfaat, pikiran dan atau
ilmu/teori
arogan : sombong
atheisme : sebuah pandangan filosofi yang
tidak memercayai keberadaan
Tuhan dan dewa-dewi ataupun
penolakan terhadap teisme
award : penghargaan
berfilsafat : berpikir sedalam-dalamnya (mere-
nung) terhadap sesuatu secara
metodik, sistematik, menyeluruh
dan universal untuk mencari
hakikat sesuatu
BPUPKI : Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
carier of values : pengemban nilai-nilai
chauvinistic : ajaran atau paham mengenai cinta
tanah air dan bangsa (patriotisme)
yang berlebihan
common denominator : titik persetujuan
constitution : Undang-Undang Dasar
constitutional amendment : perubahan Konstitusi
constitutional interpretation : penafsiran Konstitusi
constitutional organ : organ Konstitusi
constitutionality morality : moralitas konstitusional

179
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

convention : Konstitusi tak tertulis


coup d’etat : kudeta
demokrasi : pemerintahan dari, oleh dan untuk
rakyat
einmalig : hanya dilakukan satu kali
eksekutif : kekuasaan menjalankan pemerintahan
eksistensi : keberadaan
elite : petinggi
epistemologi : cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas
ilmu pengetahuan
estetika : hakikat keindahan-kejelekan
etika : ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral
fatsoen : Etika, nilai-nilai dalam berpolitik
fenomena : sesuatu kejadian yang dapat diamati,
dikaji
filsafat : cinta kebijaksanaan
founding fathers : pendiri negara
general agreement : kesepakatan bersama
Grondwet : Undang-Undang Dasar
hakikat : inti sari
hierarki : tingkatan, susunan
hifdzun nafs : melindungi jiwa
Ideologi : pengetahuan tentang gagasan-
gagasan, pengetahuan tentang ide-ide,
science of ideas atau ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar
inkonstitusional : tidak sesuai Konstitusi
innerself of nation : jati diri bangsa

180
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

Jakarta-charter : Piagam Jakarta


Judicial Review : Pengujian Undang-Undang terhadap
Undang Undang Dasar (UUD 1945)
Kelindan : berhubungan erat
konflik : pertentangan, pertikaian
konstitusi : undang-undang dasar
konstitusional : sah, sesuai dengan konstitusi
korelasi : hubungan
liberalisme : sebuah ideologi, pandangan filsafat,
dan tradisi politik yang didasarkan
pada pemahaman bahwa kebebasan
dan persamaan hak adalah nilai politik
yang utama
legislatif : kekuasaan membuat peraturan
perundang-undangan
madat : mengisap candu
madon : main perempuan
main : berjudi
maling : mencuri
man made : buatan manusia
mehrmalig : dapat dilakukan beberapa kali
minum : mabuk-mabukkan
mores : kesusilaan, tabiat, kelakuan
nilai : sesuatu yang berharga, berguna, indah,
memperkaya batin dan menyadarkan
manusia akan harkat martabat
norma : aturan atau pedoman tingkah laku
ontologi : bidang filsafat yang menyelidiki makna
yang ada (eksistensi dan keberadaan)
original intent : niat pembuat
panca : lima
philosophische grondslag : dasar filsafat
politik : mengelola kekuasaan
PPKI : Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia

181
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

preambule : pembukaan
primordial : perasaan kesukuan yang berlebihan
reasonable : masuk akal
reception : penerimaan
recognition : pengakuan
rodi : sistem kerja paksa
rules : aturan
sens clair : asas yang menghendaki jika suatu
ketentuan hukum berdasar gramatikal
sudah jelas, tidak boleh ditafsirkan me-
nyimpang dari arti kata dan kalimat
ketentuan tersbut
sistem : suatu kesatuan bagian-bagian yaitu
saling berhubungan, saling bekerja
sama untuk suatu tujuan tertentu dan
secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh
syila : alas atau dasar
terorisme : serangan-serangan terkoordinasi yang
bertujuan membangkitkan perasaan
teror terhadap sekelompok masyarakat
universal : umum
VOC : Vereenigde Oost-Indische Compagnie
adalah gabungan perusahaan dagang
Belanda untuk perdagangan di Hindia
Timur. Dari nama compagnie ini pula
diperkirakan muncul penyebutan kata
kompeni.
volksgeist : jiwa bangsa way of
life : cara hidup
weltanschaung : pandangan hidup
yudikatif : kekuasaan mengadili

182
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

INDEKS

Abdul Abbas, 39, 189 Daendels, 25


Abdul Kadir, 39 Darji Darmodiharjo, 2
absurd, 57 demokrasi, 36, 76, 87, 101,
Aceh, 26, 34 116, 120, 180
Agama, 19, 21, 77, 149, 150, Douwes Dekker, 27
153, 155, 157, 158, 159, einmalig, 46, 59, 180

160 eksekutif, 48, 49, 53, 113, 180


Agung Made, 26 eksistensi, 97, 180, 181
aksiologi, 98, 179 elite, 132, 180
Alinea, 83 Empu Prapanca, 2, 21
Andi Pangerang, 39 Empu Tantular, 2, 21
archipelago, 5 epistemologi, 98, 180
Asas, 81, 135, 136, 137, 175 Esa, 3, 9, 11, 16, 28, 37, 42, 43,
atheisme, 162, 179 52, 87, 93, 94, 95, 100,
award, 142, 179 101, 110, 116, 118, 129,
Baharudin, 26 130, 150, 151, 152, 153,
154, 155, 156, 157, 158,
Bali, 26, 125
159, 161, 162, 163, 168
Belanda, 24, 25, 26, 28, 29, 30,
estetika, 98, 108, 180
33, 46, 49, 64, 65, 182
Etika, 91, 103, 104, 105, 106,
BPUPKI, 3, 4, 5, 35, 36, 37, 38,
107, 112, 113, 115, 117,
42, 47, 48, 80, 176, 179
118, 180
Budi Utomo, 27
fatsoen, 180
Ciptomangunkusumo, 27
filsafat, 1, 6, 13, 15, 37, 46, 48,
Cokroaminoto, 27 74, 82, 89, 90, 91, 93,
constitution, 59, 179 95, 96, 97, 98, 99, 103,
convention, 50, 62, 180 104, 105, 108, 110, 111,
coup d’etat, 62, 180

183
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
112, 113, 161, 179, 180, 110, 112, 115, 116, 117,
181, 182 118, 119, 120, 121, 124,
Filsafat, 52, 89, 91, 92, 96, 103, 125, 127, 128, 129, 130,
105, 108, 174, 175, 176 131, 132, 133, 149, 150,
151, 152, 153, 154, 155,
founding fathers, 180
156, 157, 158, 159, 160,
general agreement, 56, 180
161, 162, 163, 164, 167,
Gratifikasi, 145, 146, 147, 148 169, 170, 171, 172, 173,
Grondwet, 49, 56, 180 174, 175, 176, 177, 178,
hakikat, 79, 82, 90, 91, 92, 93, 179, 182
94, 96, 97, 98, 99, 101, inkonstitusional, 62, 180
104, 115, 179, 180 innerself of nation, 1, 181
Hamidan, 39 Jakarta-charter, 47, 181
hierarki, 180 Jepang, 26, 28, 29, 30, 31, 32,
hifdzun nafs, 169, 180 33, 34, 35, 36, 39, 40, 42
I Gde Puja, 39 Jimly Asshiddiqie, 54, 56, 61,
Ideologi, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 62, 63, 174
78, 81, 82, 83, 85, 86, Judicial Review, 61, 181
117, 163, 180 Kaelan, 2, 6, 7, 69, 71, 73, 78,
Imam Bonjol, 26 97, 174
India, 2, 19, 27, 77 Keadilan, 4, 16, 23, 28, 36, 38,
Indonesia, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 43, 87, 95, 100, 101,
9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 102, 110, 113, 117, 121,
17, 20, 22, 24, 25, 26, 131, 153, 170
27, 28, 29, 30, 31, 32, Kelindan, 181
33, 35, 36, 37, 38, 39, Kerajaan, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
40, 41, 42, 43, 45, 46, 21, 22, 23, 29, 64
47, 48, 49, 50, 51, 52,
Ki Bagus Hadikusumo, 39
58, 61, 62, 63, 64, 65,
Ki Hajar Dewantoro, 27
66, 67, 70, 76, 77, 79,
80, 81, 82, 83, 84, 85, KNIP, 42, 61, 64
86, 87, 91,94, 95, 96, 98,
99, 100, 101, 102, 104,

184
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
konflik, 46, 75, 84, 85, 101, Moh Mahfud MD, 6, 55, 63,
152, 155, 161, 163, 164, 175
181 Moh. Hatta, 27, 37, 39
konstitusi, 7, 49, 50, 67, 78, Mohammad Roem, 64
132, 172, 181
Mojopahit, 2
Konstitusi RIS, 65, 67
mores, 111, 181
konstitusional, 7, 59, 62, 81,
MPR, 38, 46, 47, 50, 60, 83,
153, 180, 181
134, 173
korelasi, 181
Muh. Amir, 39
Korupsi, 123, 124, 125, 127,
Negara, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11,
128, 129, 130, 132, 133,
16, 17, 18, 19, 21, 25,
134, 135, 137, 141, 145,
26, 36, 38, 42, 45, 46,
146, 173
47, 48, 49, 50, 52, 53,
Kuncoro Purbopranoto, 27 54, 55, 56, 57, 59, 60,
Kutai, 6, 16, 17 61, 62, 64, 65, 66, 67,
Latuharhary, 39 74, 77, 83, 85, 86, 100,
legislatif, 48, 49, 53, 61, 113, 111, 113, 116, 117, 119,
181 120, 128, 129, 130, 131,
135, 139, 145, 146, 147,
liberalisme, 71, 72, 114, 181
148, 153, 154, 156, 157,
Lombok, 26 162, 163, 169, 174, 175,
madat, 3, 5, 181 176, 177, 178
madon, 3, 5, 181 nilai, 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
main, 3, 5, 181 13, 16, 17, 18, 19, 20,
Majapahit, 3, 6, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 28, 46, 48, 49,
21 51, 74, 75, 76, 78, 79,
80, 81, 82, 83, 84, 85,
maling, 3, 5, 181
86, 96, 98, 99, 100, 101,
Maluku, 26 102, 104, 106, 107, 108,
man made, 59, 181 109, 110, 111, 112, 115,
mehrmalig, 59, 181 116, 118, 119, 120, 121,

Minangkabau, 26 127, 128, 129, 132, 140,


142, 147, 149, 150, 151,
minum, 3, 5, 181

185
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
152, 154, 156, 157, 158, Piagam Jakarta, 38, 42, 43, 47,
159, 160, 161, 163, 167, 153, 181
169, 175, 178, 179, 180, politik, 17, 19, 23, 26, 27, 35,
181 39, 40, 47, 48, 53, 54,
Nilai, 6, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 62, 70, 71, 72, 84, 90,

20, 21, 22, 23, 28, 76, 98, 105, 108, 112, 113,
79, 80, 82, 84, 86, 98, 114, 116, 117, 118, 119,
99, 100, 101, 102, 107, 120, 121, 122, 128, 132,
108, 109, 110, 111, 115, 154, 158, 159, 164, 181,
119, 129, 130, 149, 153, 182
154, 157, 167, 175, 178 Politik, 30, 35, 53, 112, 113,
Norma, 73, 107, 110, 111 115, 117, 118, 119, 120,
Nusantara, 1, 5, 11, 13, 131, 121, 158, 172, 175, 176,
149 178

ontologi, 91, 97, 181 PPKI, 3, 6, 15, 35, 38, 39, 40,
42, 43, 47, 48, 63, 80,
Organis, 93
177, 182
original intent, 57, 181
preambule, 182
Palembang, 16, 17, 26, 29
primordial, 6, 182
panca, 2, 15, 117, 181
Proklamasi, 41, 42, 50, 66
Pangeran Diponegoro, 26
Purboyo, 39
Panji Suroso, 36, 39
Radjiman, 39, 46
Pattimura, 26
Ratulangi, 39
Permusyawaratan, 16, 63, 87,
reasonable, 57, 182
116, 131, 152, 174
reception, 62, 182
Perwakilan, 16, 64, 66, 87,
101, 116, 131, 152, 173, recognition, 62, 182
178 rodi, 26, 182
PETA, 32, 34 rules, 53, 182
philosophische grondslag, 1, 4, Rusia, 26, 30
182 Sarekat Dagang Islam, 27, 28
Phythagoras, 90 sens clair, 182

186
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
Singasari, 16, 22, 23 Undang-undang, 47, 50, 55,
Sisdiknas, 10, 11 153, 163, 173
sistem, 1, 5, 7, 8, 10, 13, 18, 25, universal, 90, 99, 100, 132,
26, 53, 54, 58, 61, 70, 167, 179, 182
71, 72, 73, 74, 75, 76, UUD 1945, 3, 9, 10, 15, 38, 42,
79, 81, 93, 95, 96, 97, 49, 50, 51, 52, 58, 63,
98, 99, 108, 110, 113, 65, 66, 67, 80, 83, 96,
115, 117, 121, 127, 131, 153, 154, 159, 160, 173,
138, 140, 156, 158, 164, 174, 176, 181, 189
182 UUDS, 65, 66, 67, 189
Soekarno, 3, 4, 5, 27, 30, 36, Values, 189
37, 38, 39, 40, 41, 42,
Verfassungsanderung, 62, 189
46, 47, 48, 61, 63, 159,
Verfassungswandlung, 62, 189
177
VOC, 24, 25, 182, 189
Soepomo, 36, 37, 46, 64
volksgeist, 1, 182, 189
Sriwijaya, 6, 17, 18, 19
Wahid Hasyim, 37, 39, 189
Sun Yat Sen, 27
Wahidin Sudirohusodo, 27,
Supomo, 39
189
Suryohamijoyo, 39
way of life, 1, 6, 183, 189
Sutarjo, 37, 39
weltanschaung, 183, 189
Sutasoma, 2, 21, 151
Wisdom, 189
Suwardi Suryaningrat, 27
Wongsonegoro, 27, 189
Syahrir, 28, 31, 61
Yamin, 2, 4, 17, 27, 36, 37, 46,
T. Moh. Hasan, 39 48, 176, 189
terorisme, 156, 165, 166, 167, Yap Cwan Bing, 39, 189
169, 182 yudikatif, 48, 49, 53, 183, 189
Tracy, 70, 71, 72

187
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

188
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

LAMPIRAN

189
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

190
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

191
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

192
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

193
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

194
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

195
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

196
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

197
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

198
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

199
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

200
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

201
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

202
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

TENTANG PENULIS

Dr. Mulyanto, SH. M.Hum. Lahir di


Klaten, 10 Desember 1983. Menempuh
pendidikan S1 di Fakultas Hukum UNS
(2002-2006), lalu S2 Magister Hukum
Kenegaraan FH UGM (2006-2007) dan S3
Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas
Hukum Universitas Gadjah Mada (FH
UGM) Yogyakarta (2013-2018). Tercatat
sejak Januari 2008 menjadi Dosen FH UNS
dengan Mengajar mata kuliah mata kuliah
Sosiologi Hukum, Metode Penelitian Hukum, Hukum Adat dalam
Sitem Nasional, Pendidikan Pancasila. Pada Program Studi S2
Ilmu Hukum diberi amanah Mengajar Sosiologi Hukum, sedangkan
dalam Program Studi S2 Kenotariatan FH UNS mengajar Hukum
Waris Adat. Aktif menulis di berbagai jurnal Ilmu Hukum dan
telah memenangkan berbagai hibah kompetisi penelitian yang
didanai oleh Dikti maupun LPPM UNS. Dalam Riset Group
Penelitian dipercayai sebagai Sekretaris Riset Group Hukum dan
Budaya FH UNS dan saat ini menjabat sebagai Ketua Bagian
Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret (FH UNS) periode 2019-2023.

203
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer

204
PENDIDIKAN PANCASILA
Kajian Nilai dan Aktualisasi Kontemporer
Buku Ajar Pendidikan Pancasila: Kajian nilai dan aktualisasi kontemporer ini memotret
fenomena aktual kebangsaan dari dua perspektif. Pertama, Pancasila dikaji dari kacamata
objek materiial artinya mengkaji substansi-substansi yang ada dalam Pancasila dan kedua,
mengkaji fenomena aktual kontemporer dalam perspektif Pancasila. Dengan demikian,
pengajaran dalam buku ini tidak melulu mengkaji Pancasila terkstual semata, melainkan juga
menganalisis fenomena aktual komtemporer.
Pancasila merupakan ideologi negara yang bersumber pada nilai-nilai yang hidup dan
tumbuh berkembang di tengah-tengah masyarakat Nusantara. Pancasila merupakan nilai-nilai
yang digali dari perut ibu bumi pertiwi. Implikasinya, Pancasila mengandung nilai-nilai dasar
filsafat (philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa (volksgeist) atau jati diri bangsa
(innerself of nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa Indonesia yang
sesungguhnya. Dengan demikian keberadaan Pancasila mutlak adanya sebagai suatu nilai
dasar filsafat bansda Indonesia. Kosekuensinya, Pancasila wajib dijadikan sumber nilai-nilai
dan patokan perilaku dalam sistem kehidupan masyarakat Indonesia.
Pidato Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 yang begitu heroik:
“.........Bahwa kita harus mencari persetujuan paham. Kita bersama-sama mencari persatuan
philosofische gronslag, mencari satu ”Weltanschaung” yang kita semuanya setuju. Saya
katakan lagi setuju! Yang saudara Yamin setujui, yang Ki Bagoes setujui, yang Ki Hadjar
setujui, yang saudara Sanoesi setujui, yang saudara Abikoesno setujui, yang saudara Lim Koen
Hian setujui, pendeknya kita semua mencari satu modus. Kelima prinsip yang menjadi titik
persetujuan (common denominator) segenap elemen bangsa meliputi: Pertama: Kebangsaan
Indonesia, Kedua: Internasionalisme, atau Perikemanusiaan, Ketiga: Mufakat atau Demokrasi,
Keempat: Kesejahteraan Sosial, Kelima: Ketuhanan yang Berkebudayaan. Kelima unsur
(Panca sila) itulah yang memang berakar kuat dalam jiwa bangsa Indonesia. Angka lima
memiliki nilai “keramat” dalam antropologi masyarakat Indonesia. “Rukun islam lima
jumlahnya. Jari Kita lima setangan. Kita mempunyai Panca Indra. Apalagi yang lima
bilangannya? (Seorang yang hadir: Pandawa Lima). Pandawa pun lima bilangannya”. Dalam
tradisi Jawa ada lima larangan sebagai kode etika, yang disebut dengan istilah “Mo-Limo”
Pantangan “Mo-limo” itu terdiri maling (mencuri termasuk korupsi), madat (mengisap candu),
main (berjudi), minum (mabuk-mabukkan) dan madon (main perempuan). Selain itu, bintang -
yang amat penting kedudukannya sebagai pemandu pelaut dari masyarakat bahari- juga
bersusut lima.
Pancasila adalah warisan dari jenius Nusantara. Pancasila itu sebagai fitrah atau asal
kejadian bangsa Indonesia. Karena sifat fitrahnya itu, maka Pancasila memiliki kedudukan
penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga ia disebut juga sebagai jiwa
bangsa. Jiwa adalah penentu hidup/mati, sehingga sebuah bangsa tanpa jiwa tidak bisa hidup.
Pancasila disebut juga sebagai pandangan atau cara hidup bangsa karena dengan Pancasila-lah
kita menempuh cara hidup. Pancasila juga disebut sebagai ideologi Negara dalam arti
kesepakatan tentang tata cara mencapai tujuan bersama dan cara-cara penyelesaian problem
yang disepakati bersama di atas berbagai sub ideologi (ikatan primordial) yang berbeda
Segmentasi buku ini dapat dimanfaatkan mahasiswa strata satu (S1) maupun mahasiswa
Diploma di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang wajib menempuh pendidiakn
Pancasila sebesar 2 SKS. Selain itu, bagi mahasiswa Universitas lain juga relevan membaca
buku ajar Pendidikan Pancasila ini. Buku ini bermnafaat dalam menunjang Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) Pendidikan Pancasila di kampus sebagai referensi acuan pembelajaran yang
lebih efektif

ISBN 978-602-397-433-7

9 786 023 97 43 3 7

Anda mungkin juga menyukai