PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
LOMAN BOLAM
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang dan Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ............ 2
B. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) ..................................................... 7
C. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi ................. 11
iv
BAB I
PENGANTAR
Di dalam kehidupannya manusia membutuhkan pendidikan yang merupakan
usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran
atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 Ayat (1)
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, Ayat (3)
menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang.
v
a. Latar belakang dan pengertian pendidikan kewarganegaraan.
b. Pendidikan kewarganegaraan dalam kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian (MPK).
c. Sejarah pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi.
Perjalanan bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama
penjajahan, kemudian berlanjut ke-era merebut dan mempertahankan kemerekaan,
hingga era pengisian kemerdekaan, berhadapan dengan kondisi dan tuntutan yang
berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda itu ditanggapi
oleh bangsa Indonesia dengan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang dilandasi
oleh jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan, yang kemudian menjadi kekuatan
pendorong proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam wadah
nusantara.
vi
akhirnya akan mempengaruhi pola pikir, sikap, tindakan, serta kondisi mental spiritual
bangsa Indonesia.
vii
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dalam Pasal 3 dijelaskan Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Selanjutnya Pasal 37 ayat 2 menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib
memuat Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa. Cara paling
strategis untuk membangun masyarakat demokratis adalah melalui Pendidikan
Kewarganegaraan yang di dalamnya terkandung makna sosialisasi, diseminasi dan
aktualisasi konsep, sistem, nilai, budaya, serta praktek demokrasi yang berkeadaban.
Pelanggaran atas hak-hak individual, penjarahan atas hak milik orang lain dan
penjarahan tanah adat secara sistematis merupakan kasus yang semakin banyak
dijumpai di negeri ini. Problem mental yang sangat serius mengancam kepentingan
bersama masyarakat, yaitu tanggung jawab atas pemeliharaan fasilitas-fasilitas umum.
viii
Berbagai kasus kekecewaan sosial di negeri ini sering berujung pada perusakan
fasilitas-fasilitas umum, seperti anarkhisme demonstrasi dan aksi masa, pembakaran
milik orang lain dan sebagainya.
Penyeragaman yang selama ini dilakukan rezim otoriter membuat akibat buruk pada
harmonitas masyarakat yang plural, sehingga nilai-nilai lokal – tradisional
termarginalisasi secara sistematis. Pada saat kontrol negara mulai melemah maka
keberagaman sosial yamg dahulu yang dimarginalisasikan akhirnya menguat secara
chauvinistic, sehingga mengancam harmoni dalam pluralistik di negeri ini. Intoleransi
semakin menggejala dalam konteks interaksi antar agama, antar daerah, antar etnis,
antar partai politik dan lain-lain sehingga sering terjadi pertikaian. Kencenderungan
untuk memaksakan kehendak suatu kelompok sosial juga semakin sering terjadi dalam
transisi masyarakat menuju demokratisasi.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat korupsi yang paling buruk di muka
bumi. Akses masyarakat terhadap informasi dan transparansi penyelenggaraan
pemerintahan banyak terhambat yang akhirnya memberikan peluang praktek Korupsi
ix
Kolusi dan Nepotisme (KKN). Penegakkan hukum terhadap penjarah uang negara dan
rakyat juga sering terabaikan. Pelayanan publik seperti KTP, SIM, STNK, dan
sebagainya juga sering kali masih bersifat kolusif dan tidak transparan. Kesadaran
kontrol masayarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dari KKN
juga belum terlalu tinggi.
Reformasi menuju warga negara yang baik (good citizen) bagi Indonesia
bukanlah hal yang mudah karena luasnya wilayah, beragamnya suku, tingkat
pendidikan, kesenjangan ekonomi, serta jumlah penduduk yang sangat besar. Secara
teoritis dan dan praktis, lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam usaha
mengubah masyarakat menuju good citizen. Hal ini disebabkan karena prosesnya yang
sistematis, kurikulum yang terencana, tahapan proses yang jelas, serta pendidik yang
terlatih. Istilah pembentukan good citizen melalui pendidikan inilah yang kemudian
dikenal sebagai Pendidikan Kewarganegaraan.
x
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang terus
berubah.
Dalam istilah civic education, Pro. Dr. Achmad Sanusi, SH. MPA. Yang dikutip
C.S.T. Kansil mengatakan bahwa civic telah memilih orientasinya pada fungsi
pendidikan dalam arti “Usaha-usah dan proses pembinaan warga negara”. Studi civic
yang smula berorientsi pada ilmu politik, kemudian bergeser dan berkembang menjadi
program pendidikan. Tujuan pendidikan kewarganegaraan dalah untuk membentuk
watak dan karakteistik warga negara yang baik yaitu warga negara yang tahu, mau
dan mampu berbuat baik. Warga negara yang baik adalah warga negara yang
mengetahui dan menyadari serta melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara (Winata Putra, 1978).
xi
harus dicakup dalam suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang
berlaku secara nasional.
Kelompok Mata
No. Deskripsi
Kuliah
Berkehidupan
Bermasyarakat
xii
5. (MBB).
xiii
1. Visi kelompok MPK di Perguruan Tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman
dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna menghantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
2. Misi kelompok MPK di Perguruan Tinggi membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai dasar keagamaan
dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam
menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab.
3. Standar kompetensi kelompok MPK yang wajib dikuasai mahasiswa meliputi
pengetahuan tentang nilai-nilai agama, budaya dan kewarganegaraan, serta mampu
menerapkan nilai-nilai tersebut Dalam Kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian
yang mantap; berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis;
berpandangan luas; dan bersikap demokratis yang berkeadaban
5. Substansi Kajian :
a) Filsafat Pancasila
b) Identitas Nasional
e) Demokrasi Indonesia
g) Geopolitik Indonesia
h) Geostrategi Indonesia
xiv
Mengenai substansi kajian ini, sekarang sudah ada perubahan dan penyesuaian lagi.
Materi Pancasila yang semula ada yang hanya dimasukkan atau bagian dari materi
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, sekarang edaran Dirjen Dikti
mewajibkan Pancasila diberikan dalam mata kuliah tersendiri. Kondisi masyarakat
kita dewasa ini dinilai sudah melupakan nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai moral
Pancasila yang merupakan nilai luhur bangsa kita ada kecendrungan memudar
tergusur oleh pengaruh globalisasi.
a. Pembukaan UUD 1945 alenia II dan IV, sebagai cita-cita dan tujuan nasional bangsa
Indonesia.
b. Batang Tubuh UUD 1945 Pasal 30 ayat (1 dan 5), Pasal 31 ayat (1 sampai 5)
xv
d. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
xvi
Republik Indonesia No.232/U/2000. Namun sebelum itu tidak berarti di perguruan
tinggi tidak ada Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi Pendidikan Kewarganegaraan
diberi label Pendidikan Kewiraan dan nama-nama lainnya sesuai dengan perubahan dan
perkembangan yang dibutuhkan oleh situasi dan kondisi bangsa.
Tahun 1952 :
Masalah pertahanan dimasukkan didalam kurikulum oleh Universitas Gadjah Mada
(Dosen Mayjen TB Simatupang).
Tahun 1954 :
Diperkenalkan pendidikan pendahuluan pertahanan rakyat (PPPR) dan wajib latih,
menyusul diundangkannya Undang-undang No. 29 Tahun 1954 tentang pertahanan
Negara Republik Indonesia.
Tahun 1961 :
Dikeluarkan surat keputusan No. NI / 0307 / 1961, tentang latihan kemiliteran di
perguruan tinggi menyusul dikumandangkannya Trikora oleh Menteri Keamanan
Nasional.
Tahun 1963 :
Dikeluarkan surat keputusan bersama (SKB) tentang bentuk pendidikan pertahanan
xvii
Tahun 1973 :
Dikeluarkan keputusan bersama No. 0228/U/1973 dan Kep/B/43/XII /1973 tentang
Pendidikan Kewiraan sebagai pengganti WALAWA dan Pendidikan Perwira
Cadangan. Pendidikan Kewiraan bersifat wajib intra kurikuler dan tanggung jawab
kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Tahun 1974 :
Pendidikan Kewiraan mulai dilaksanakan di tiga perguruan tinggi sebagai proyek
perintis yang selanjutnya diperluas secara bertahap di lima perguruan tinggi,
kemudian di delapan perguruan tinggi dan seterusnya.
Tahun 1977 :
Seluruh Perguruan Tinggi Negeri (40 PTN) telah melaksanakan Pendidikan
Kewiraan, kemudian berangsur-angsur diikuti oleh PTS dan Perguruan Tinggi
Kedinasan.
Tahun 1978 :
Pendidikan Kewiwaraan dilaksanakan tergabung dalam Mata Kuliah Dasar
Umum (MKDU).
Tahun 1980 :
Pelaksanaan Sistem Kredit Semester (SKS), Pendidikan Kewarganegaraan diberi
bobot 2 sks.
Tahun 2000 :
Menyusul gerakan reformasi tahun 1988, dikeluarkan surat keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 tentang pedoman
penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa.
Dalam pasal 10 ayat 1 keputusan Menteri Pendidikan Nasional tersebut menyatakan:
Kelompok MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap
program studi / kelompok program studi terdiri atas Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan demikian berarti
nama mata kuliah Pendidikan Kewiraan yang digunakan sebelumnya diganti dengan
nama Pendidikan Kewarganegaraan dengan substansi kajian yang tidak jauh
berbeda. Dasar subtabsi kajian Pendidikan Kewarganegaraan dari tahun 2000 sampai
xviii
sekarang terus mengalami perubahan / penyesuaian sebagai tanggapan kurikulum
terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat, bangsa, dan negara.
TUGAS :
xix
BAB II
Warga negara merupakan salah satu unsur pokok suatu negara, status
kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dengan
negara. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negaranya,
sebaliknya negara memiliki kewajiban memberikan perlindungan terhadap warga
negaranya.
2. Menjelaskan konsep hak dan kewajiban sebagai sifat hakikat manusia dan sifat
hakikat manusia yang lainnya.
4. Menjelaskan hak dan kewajiban warga negara Indonesia yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar 1945 serta pengaturannya dalam undang-undang.
Agar tujuan diatas dapat tewujud maka dalam bagian ini akan disajikan 4 sub
materi seperti berikut :
xx
c. Konsep hak dan kewajiban dalam sifat hakikat manusia
d. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia
Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu
wilayah negara (menetap). Biasanya penduduk adalah mereka yang lahir secara turun
menurun dan besar di dalam suatu negara (dapat memiliki KTP).
Bukan Penduduk adalah mereka yang berada dalam wilayah suatu negara hanya untuk
sementara waktu, seperti para turis mancanegara, tamu-tamu negara atau instansi
tertentu dalam suatu negara.
Warga Negara adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota
dari suatu negara.
Bukan Warga Negara (orang asing) adalah mereka yang berada pada suatu negara
tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan namun tunduk
pada pemerintah dimana mereka berada, seperti Duta Besar, Konsuler, Kontraktor
Asing dan sejenisnya.dan bukan warga negara memiliki hak dan kewajiban yang
berbeda
xxi
dibentuk Undang-Undang Kewarganegaraan yang baru yaitu Undang-Undang No. 12
Tahun 2006 sebagai realisasi Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 26.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000) adalah
penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang memiliki kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga negara dari
negara itu. Bagi negara Indonesia, pengertian tentang warga negara Indonesia, yang
diatur oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 menyatakan : yang menjadi warga
negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara.
1. Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan merupakan negara tempat
kelahiran.
2. Asas Ius Soli (Law of The Soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang
ini.
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
4. Asas Kewarganegaraan Terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.
Undang-undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda
(Bipatride) ataupun tanpa Kewarganegaraan (Apatrde). Kewarganegaraan ganda yang
diberikan pada anak dalam undang-undang ini merupakan suatu pengecualian.
Selain itu asas tersebut diatas penyusunan Undang-Undang No. 12 Tahun 2006
didasarkan pada asas khusus yaitu :
xxii
2. Asas Perlindungan Maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah
wajib memberikan perlindungan yang penuh pada setiap warga negara Indonesia
dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan adalah asas yang menentukan
bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan.
4. Asas Kebenaran Substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya
bersifat administratif, tetapi juga disertai subtansi dan syarat-syarat permohonan
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5. Asas Non Diskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama,
golongan, jenis kelamin dan gender.
6. Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia adalah asas yang
dalam segala hal ikhwal berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan Hak Asasi Manusia pada umumnya dan Hak Warga
Negara pada khususnya.
7. Asas Keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yang menetukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan KewarganegaraanRI diumumkan dalam berita Negara Republik
Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang KewarganegaraanRI antara lain
memuat :
1. Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara Indonesia. Yang dimaksud dengan Bangsa Indonesia asli adalah orang
Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak
pernah menerima kewarganegaraan lain atas atas kehendak sendiri.
2. Warga Negara Indonesia adalah :
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan / atau
berdasarkan perjanjian PemerintahRI dengan negara lain sebelum undang-undang
ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia
xxiii
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga
Negara Indonesia
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang Ayah Warga Negara
Indonesia dan Ibu Warga Negara Asing
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang Ayah Warga Negara
Asing dan Ibu Warga Negara Indonesia
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang Ibu Warga Negara
Indonesia tetapi Ayahnya tidak memunyai kewarganegaraan atau hukum negara
asal Ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah dan Ayahnya Warga Negara Indonesia
g. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang Ibu Warga Negara
Indonesia
h. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang Ibu Warga Negara
Asing yang diakui oleh seorang Ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya
dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun dan / atau
belum kawin
i. Anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
tidak jelas status kewarganegaraan Ayah dan Ibunya
j. Anak yang baru lahir yang di ketemukan di wilayah RI selama Ayah dan Ibunya
tidak diketahui
k. Anak yang lahir di wilayah NegaraRI apabila Ayah dan Ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
l. Anak yang lahir di luar wilayah RI dari seorang Ayah dan Ibu Warga Negara
Indonesia yang karena ketentuan dari Negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
m. Anak dari seorang Ayah atau Ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian Ayah atau Ibunya sebelum mengucapkan
sumpah atau janji setia.
3. Syarat-syarat memperoleh kewarganegaraan RI melalui pewarganegaraan :
a. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara
RI paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak
berturut-turut
xxiv
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD RI
Tahun 1945
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih
f. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI tidak menjadi berkewarganegaraan
ganda
g. Mempunyai pekerjaan dan / atau berpenghasilan tetap
h. Membayar uang pewarganegaraan ke kas Negara
4. Tata cara memperoleh kewarganegaraan RI :
a. Mengajukan permohonan pewarganegaraan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia di atas kertas bermaterai cukup kepada Presiden melalui Menteri
b. Menteri meneruskan permohonan tersebut disertai dengan pertimbangan kepada
Presiden dalam waktu paling lambat 3 bulan terhitung sejak tanggal permohonan
diterima
c. Presiden mengabulkan atau menolak permohonan kewarganegaraan
d. Pengabulan permohonan kewarganegaraan ditetapkan dengan keputusan Presiden
e. Keputusan Presiden tentang pengabulan kewarganegaraan ditetapkan paling
lambat 3 bulan terhitung sejak permohonan diterima oleh Menteri dan
diberitahukan kepada pemohon paling lambat 14 hari terhitung sejak keputusan
Presiden diputuskan
f. Penolakan permohonan kewarganegaraan harus disertai alasan dan diberitahukan
oleh Menteri kepada yang bersangkutan paling lambat 3 bulan terhitung sejak
tanggal permohonan diterima oleh Menteri
g. Keputusan Presiden mengenai pengabulan terhadap permohonan
pewarganegaraan berlaku efektif terhitung sejak tanggal pemohonan
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
h. Paling lambat 3 bulan terhitung sejak keputusan Presiden dikirim kepada
pemohon, pejabat memanggil kepada pemohon untuk mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia
i. Lafal sumpah sebagai berikut :
Demi Allah / Demi Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah melepaskan seluruh
kesetiaan saya kepada kepada kekuasaan asing, mengakuai, tunduk, dan setia
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang
xxv
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan akan membelanya dengan
sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang dibebankan negara
kepada saya sebagai warga negara Indonesia dengan tulus dan ikhlas.
B. Karakter Bangsa
KARAKTER
xxvi
1) Hormat dan 1) Persamaan 1) Menempatkan 1) Mengutamakan 1) Sikap dan
bekerja sama derajat hak persatuan, kepentingan suasaana
antar pemeluk dan kesatuan, masyarakat dan kekeluargaan
agama dan kewajiban kepentingan,dan negara dan kegotong
penganut keselamatan royongan
2) Saling 2) Tidak
kepercayaan bangsa diatas 2) Sikap adil
mencintai memaksakan
2) Saling kepentingan 3) Menjaga
kehendak kepada
menghormati 3) Tenggang pribadi atau keharmonisan
orang lain
kebebasan rasa golongan antara hak dan
menjalankan 2) Rela berkorban 3) Mengutamakan kewajiban
ibadah sesuai 4) Tidak semena- untuk 4) Hormat
musyawarah
dengan agama mena kepentingan terhadap hak-
untuk mufakat
dan terhadap bangsa dan hak orang lain
kepercayaan orang lain negara 4) Beritikad baik dan 5) Suka menolong
itu. 3) Bangga menjadi bertanggung orang lain
5) Gemar
3) Tidak bangsa jawab dalam 6) Jauh dari sikap
melakukan
memaksakan Indonesia yang melaksanakan pemerasan
kegiatan
agama dan bertanah air keputusan 7) Tidak boros
kemanusiaan
kepercayaan Indonesia serta bersama 8) Tidak bergaya
6) Menjunjung
kepada orang menjunjung hidup mewah
tinggi nilai- 5) Menggunakan
lain tinggi bahasa 9) Suka bekerja
nilai akal sehat dan
4) Hubungan Indonesia keras
kemanusiaan nurani luhur
antar manusia 4) Memajukan 10) Menghargai
7) Berani dalam
dan dengan persatuan dan karya orang lain
membela bermusyawarah
manusia kesatuan yang
kebenaran
ber-Bhineka 6)Mengambil
dan keadilan
Tunggal Ika keputusan yang
8) Merasakan
secara moral
dirinya
dapat
sebagai
dipertanggung-
bagian dari
jawabkan kepada
seluruh umat
Tuhan YME serta
manusia serta
nilai-nilai
mengembang
kebenaran dan
kan sikap
keadilan
hormat
menghormati
xxvii
Karakter bangsa merupakan karakter yang harus ada untuk membangun
hehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar negara. Dari karakter
bangsa ini harus dapat diturunkan untuk dapat membangun karakter individu yang
diterapkan di berbagai macam komunitas masyarakat, diantaranya adalah masyarakat
akademik
Muatan karakter yang berasal dari olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan
karsa yang diturunkan dari setiap sila Pancasila, kemudian dipilih satu jenis karakter
dari keempat olah tersebut. Adapun berbagai macam jenis karakter dan karakter yang
dipilih adalah sebagai berikut :
xxviii
Dari jenis-jenis karakter yang terdapat dalam ranah olah hati, olah pikir, olah
raga, olah rasa dan karsa, masing-masing diambil satu karakter sebagai nilai-nilai dasar
karakter yang diberlakukan di lingkungan Pendidikan Tinggi, yaitu Jujur, Cerdas,
Tangguh, dan Peduli. Secara harfiah nilai-nilai dasar karakter tersebut, dimuat dalam
tabel berikut ini.
xxix
Strategi implementasi pendidikan karakter di lingkungan perguruan tinggi dapat
terbagi atas tiga sektor yaitu: kelembagaan, kegiatan kurikuler, dan kegiatan non
kurikuler. Sektor kelembagaan mecakup Pusat pengembangan Psikologi dan Karakter
Kemahasiswaan dan beasiswa. Sektor kurikuler, dengan memasukkan nilai-nilai dasar
karakter (jujur, cerdas, tangguh, peduli) kedalam setiap mata kuliah, gerakan anti
menyontek, anti plagiat. Sektor Non Kurikuler, memasukkan nilai-nilai dasar karakter
kedalam seluruh kegiatan ekstra kurikuler dan ko-kurikuler.
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi
dari manusia mahluk sosial dan mahuk individu. Kewajiban dan hak merupakan
pasangan yang tidak dapat dipisahkan, yang satu ada hanya karena ada yang lainnya.
Tidak ada hak tanpa kewajiban atau sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak, dengan
kata lain hak itu ada karena adanya kewajiban atau sebaliknya kewajiban itu ada karena
adanya hak. Jika seseorang mempunyai hak untuk menuntut sesuatu, maka tentu ada
pihak lain yang berkewajiban untuk memenuhi hak tersebut.
xxx
Dalam realitas kehidupan sehari-hari pada umumnya orang mengasosiasikan
hak dengan sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban dipandang sebagai
suatu beban. Anggapan ini sebenarnya keliru jika kita kembali pada pengertian hak dan
kewajiban sebagai sifat hakekat manusia bahwa kewajiban dan hak itu adalah pasangan
yang tidak dapat dipisahkan, kalau hak itu menyenangkan maka kewajiban juga harus
kita rasakan menyenangkan. Sebenarnya kewajiban bukanlah suatu beban melainkan
suatu keniscayaan, artinya selama seseorang menyebut dirinya manusia dan mau
dipandang sebagai manusia, maka wajib itu menjadi keniscayaan baginya. Jika
mengelak dari kewajiban maka berarti mengingkari kemanusiaannya sebagai mahluk
sosial. Makin menyatu seseorang dengan kewajiban maka nilai dan mertabat
kemanusiaannya semakin tinggi dimata masyarakat. Dengan kata lain melaksanakan
kewajiban itu adalah suatu keluhuran, alangkah baiknya seorang guru yang
melaksanakan kewajaban sebaik-baiknya tanpa pamrih, atau seorang pejabat yang
melakukan kewajiban dengan sebaik-baiknya.
Pemenuhan hak dan kewajiban bertalian erat dengan soal keadilan, keadilan
bisa terwujud bila ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kemampuan
menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidaklah lahir dengan sendirinya tetapi
tumbuh melalui suatu proses usaha. Usaha menumbuhkembangkan rasa wajib sehingga
dihayati sebagai suatu keniscayaan dapat ditempuh melalui pendidikan disiplin, benih-
benih kedisiplinan seharusnya sudah mulai ditumbuhkan sejak dini melalui latihan
kebiasaan.
b. Kata Hati
Kata hati atau berbagai istilah lain seperti hati nurani, lubuk hati, suara hati,
pelita hati, adalah kemampuan pada diri manusia yang memberikan penerangan tentang
baik buruknya perbuatan sebagai manusia. Orang yang tidak memiliki pertimbangan
dan kemampuan untuk mengambil keputusan tentang yang baik / benar dan yang buruk
/ salah atau kemampuan dalam mengambil keputusan hanya dari sudut pandang tertentu
misalnya hanya berdasarkan kepentingan dirinya dikatakan memiliki kata hati yang
tumpul.
xxxi
mengubah kata hati yang tumpul menjadi kata hati yang tajam disebut pendidikan kata
hati yang ditempuh dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosi.
c. Tanggung Jawab
d. Rasa Kebebasan
Kebebasan diartikan tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai dengan
tuntutan kodrat manusia. Dalam pengertian diatas terdapat dua hal yang saling
bertentangan yaitu rasa bebas (tidak terikat sesuatu) dan harus sesuai dengan tuntutan
kodrat manusia (ikatan). Dengan demikian kebebasan dalam arti yang sebenarnya
berlangsung dalam keterikatan, artinya bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan
dengan tuntutan kodrat manusia. Pernyataan diatas menunjukkan bahwa merdeka tidak
berarti berbuat tanpa ikatan. Perbuatan bebas membabi-buta tanpa memperhatikan
petunjuk kata hati, sebenarnya hanya merupakan kebebasan semu, sebab kelihatannya
bebas tetapi justru tidak bebas karena perbuatan itu segera disusul oleh sanksi-sanksi
yang mengundang kegelisahan. Upaya pendidikan adalah mengusahakan agar peserta
didik dibiasakan menginternalisasi nilai-nilai, aturan-aturan kedalam dirinya sehingga
dirasakan sebagai miliknya. Dengan demikian aturan-aturan itu tidak lagi dirasakan
sebagai sesuatu yang merintangi gerak hidupnya.
xxxii
Kemampuan menyadari diri merupakan anugrah yang luar biasa dimana
manusia bisa melihat dan menilai dirinya sendiri. Kaum rasionalis menunjuk kunci
perbedaan manusia dengan hewan ada pada kemampuan menyadari diri yang dimiliki
oleh manusia itu. Berkat adanya kemampuan ini maka manusia menyadari bahwa
dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Hal ini dapat menyebabkan manusia
dapat membedakan dirinya dengan AKU-AKU yang lain disekitarnya dan kemampuan
ini bisa dijadikan landasan untuk membina toleransi baik sesama manusia maupun
dengan lingkungannya.
Lebih dari itu manusia dapat membuat jarak dengan lingkungan baik yang
berupa pribadi maupun non-pribadi yang berupa benda. Kemampuan membuat jarak
dengan lingkungan ini berarah ganda yaitu arah keluar dan arah kedalam. Dengan arah
keluar, AKU memandang dan menjadikan lingkungan sebagai objek dan
memanipulasinya untuk memenuhi kebutuhan AKU. Puncak aktivitas yang mengarah
keluar ini dapat dipandang sebagai gejala egoisme. Dengan arah kedalam, AKU
memberi status pada lingkungan sebagai subjek yang berhadapan dengan AKU sebagai
objek yang isinya adalah pengabdian, pengorbanan, tenggang rasa, dsb. Dalam proses
pendidikan kecenderungan dua arah tersebut perlu dikembangkan secara seimbang
demi tercapainya keseimbanganantara mahluk individu dan mahluk sosial.
Yang lebih istimewa lagi dari kemampuan menyadari diri ini adalah manusia
dapat membuat jarak dengan AKU-nya sendiri, ia keluar dari dirinya dengan berperan
sebagai subjek kemudian memandang dirinya sebagai objek, untuk melihat kelebihan
dan kekurangan pada dirinya. Implikasi faedahgogisnya adalah keharusan pendidikan
untuk menumbuhkembangkan peserta didik agar mampu mendidik diri sendiri.
Hak dan kewajiban warga negara Indonesia yang dimuat dalam UUD Tahun
1945 adalah :
xxxiii
Pasal 27 : (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan tidak
ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara
Pasal 28 : Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan fikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.
xxxiv
4. Kewajiban dan tanggung jawab warga negara dalam menyampaikan pendapat di
muka umum.
a. Menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain.
b. Menghormati aturan-aturan moral yang dihormati umum.
c. Menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum.
e. Menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
5. Bentuk penyampaian pendapat di muka umum :
a. Unjuk rasa atau demonstrasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau lebih untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan dsb, secara
demonstratif di muka umum.
b. Pawai, yaitu cara penyampaian pendapat dengan arak-arakan di jalan umum.
c. Rapat umum, yaitu pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan
pendapat dengan tema tertentu.
d. Mimbar bebas, yaitu kegiatan penyampaian pendapat di muka umum yang
dilakukan secara bebas dan terbuka tanpa tema tertentu.
6. Tata cara penyampaian pendapat di muka umum adalah :
a. Dilaksanakan di tempat terbuka untuk umum kecuali di lingkungan istana
Kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah sakit, pelabuhan udara
atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan objek-objek vital
nasional serta pada hari besar nasional.
b. Peserta penyampaian pendapat di muka umum dilarang membawa benda-
benda dapat membahayakan keselamatan umum.
c. Penyampaian pendapat di muka umum wajib memberi tahu secara tertulis
kepada Polri selambat-lambatnya 3 x 24 jam sebelum kegiatan dimulai.
d. Pemberitahuan secara tertulis yang dimaksud tidak berlaku bagi kegiatan
ilmiah di dalam kampus dan kegiatan keagamaan.
e. Surat pemberitahuan harus memuat :
(a) Maksud dan tujuan.
(b) Tempat, lokasi dan rute.
(c) Waktu dan lama.
(d) Bentuk.
(e) Penanggung jawab.
(f) Nama dan alamat organisasi, kelompok atau perorangan.
xxxv
(g) Alat peraga yang diperlukan.
Bab XA Pasal 28 A - 28 J :
Terkait dengan keseimbangan antara hak dan kewajiban yang sudah kita
bicarakan pada konsep Hak dan Kewajiban pada sub bagian terdahulu, hal ini terlihat
pada Pasal 28J yang berbunyi :
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Pasal 29 :
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut seta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
xxxvi
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian NegaraRI
sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
(3) TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, sebagai alat
negara yang bertugas mempertahankan, melindungi, dan memlihara keutuhan
dan kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat serta menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan TNI, Kepolisian NegaraRI dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan
diatur dengan Undang-Undang.
Undang-Undang yang dimaksud adalah Undang-Undang nomor 3 tahun 2002
tentang Pertahanan Negara yang memuat antara lain :
xxxvii
a. Pendidikan Kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar Kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI
d. Pengabdian sesuai dengan profesi
Pasal 31 :
xxxviii
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak
Latihan :
Untuk mengukur taraf pemahaman saudara terhadap bab ini, kerjakan tugas
berikut ini secara berkelompok, Kelas dibagi menjadi 5 kelompok, hasil kerja
kelompok tampilkan dalam diskusi kelas untuk memperoleh masukan dari kelompok
lain.
1. Jelaskan apa yang dimaksud penduduk dan bukan penduduk, warga negara dan
bukan warga negara.
2. Apa yang dimaksud dengan asas Ius Songuinis dan Ius Soli dalam kewarganegaraan.
3. Jelaskan syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan RI.
4. Jelaskan karakter yang terdalam sila-sila Pancasila (pilih dua karakter untuk setiap
sila)
5. Sebutkan empat macam olah dalam karakter bangsa yang bersumber dari sila
Pancasila
6. Sebutkan empat karakter dasar yang dipilih untuk dilaksanakan di pendidikan tinggi
serta jelaskan bagaimana pelaksanaannya
7. Jelaskan 5 sifat hakikat manusia yang digunakan dalam pembinaan warga negara.
8. Berikab minimal 4 contoh pelanggaran yang sering terjadi terhadap Undang -
Undang nomor 9 tahun 1998.
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sistem Pertahanan Rayat Semesta.
10. Jelaskan penyelengaraan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara.
xxxix
BAB III
IDEOLOGI PANCASILA
xl
A. Pengertian Ideologi Pancasila
Secara etimologis kata ideologi berasal dari bahasa Yunani “idea” yang berarti
gagasan atau cita-cita dan “logos” yang berarti ilmu sebagai hasil pemikiran.
Berdasarkan pengertian dua kata tersebut, maka dapat dipahami bahwa ideologi adalah
suatu gagasan atau cita-cita yang berdasarkan hasil pemikiran. Dengan demikian
ideologi dapat diartikan sebagai keseluruhan gagasan, cita-cita, keyakinan, dan nilai-
nilai dasar yang dijunjung tinggi sebagai pedoman bagaimana manusia harus berpikir,
bersikap dan bertindak.
Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara adalah digali, ditemukan dari
kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat Indonesia, serta bersumber dari
pandangan hidup bangsa. Dengan demikian maka ideologi Pancasila adalah milik
semua rakyat dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu rakyat Indonesialah yang
berkewajiban untuk mewujudkan ideologi Pancasila dalam berkehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila merupakan ideologi terbuka,
ideologi yang dapat beradaptasi terhadap proses kehidupan baru dan mampu bersaing
dengan bangsa-bangsa lain, namun tetap konsisten mempertahankan identitas dalam
ikatan persatuan Indonesia.
BPUPKI yang dibentuk 29 April 1945, baru dilantik pada tanggal 28 Mei 1945
dan keesokan harinya langsung mengadakan sidang pertamanya. BPUPKI mengadakan
2 kali masa sidang yaitu pertama tanggal 29 Mei s.d. 1 Juni 1945, dan kedua 10 s.d. 17
Juli 1945. Masa sidang pertama ini adalah membicarakan dasar Indonesia Merdeka, dan
muncul rumusan dasar negara dari Mr. Muhamad Yamin (29 Mei 1945), Prof. Dr.
Soepomo (31 Mei 1945), dan Ir. Soekarno (1 Juni 1945) dan Ir. Soekarno menyebutkan
rumusan tersebut diberi nama Pancasila.
3. Persatuan Indonesia
Pada tanggal 14 Juli 1945 (masa sidang kedua 10 s.d.17 Juli 1945) BPUPKI menerima
Piagam Jakarta sebagai pembukaan dari Rancangan Undang-undang Dasar yang
dipersiapkan untuk negara Indonesia merdeka.
c. Mempunyai wewenang untuk meletakkan Dasar Negara (pokok kaidah negara yang
fundamental) (Udin S. Winataputra, 2002).
xlii
C. Pancasila sebagai Pandang Hidup Bangsa Indonesia
a. Pengakuan dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan Yang Maha
Esa
c. Mengakui dan memberikan kebebasan pada orang lain untuk memeluk agama dan
mengamalkan ajaran agamanya
xliii
a. Kesadaran dan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan hati
nurani
e. Memunculkan sikap tenggang rasa dan tepo slira dalam hubungan sosial
Pada masa Orde Baru, upaya untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam
masyarakat cukup inten, hal ini bisa dilihat melalui program yang sangat populer yang
bernama Podoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang disingkat P-4.
Program ini diharapkan menjadi penuntun bagi manusia Indonesia untuk bersikap dan
berperilaku sesuai dengan Pancasila. Kemudian masing-masing sila Pancasila
dibuatkan butir-butir wujud pengamalannya, yang berjumlah 45 butir. Setiap butir P-4
xliv
itu merupakan penuntun yang perlu dilaksanakan dan diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila yang dikembangkan pada
masa Orde Baru melalui butir-butir pedoman penghayatan dan pengamalan ini menurut
hemat kami cukup baik untuk menjadi pedoman, tapi sayangnya pada masa Orde Baru,
butir-butir pedoman ini hanya dibicarakan, didiskusikan, dalam ruang penataran saja,
orang hanya hapal Pancasila dengan butir-butir pedomannya, sementara itu
kenyataannya sama sekali tidak diamalkan dalam kehidupan sehari bahkan perilakunya
sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu begitu tiba masa
reformasi, upaya yang populer dengan sebutan P-4 itu ditentang habis-habisan,
termasuk badan pelaksananaya yang bernama BP-7 dibubarkan seolah olah menjadi
barang terlarang di Indonesia.
xlv
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membedakan-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran dan keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama
4. Musyawaraah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah
xlvi
6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan
permusyawaratan
Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
xlvii
Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Moral kemanusiaan yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku bangsa
Indonesia adalah :
a. Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Saling menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan kepercayaan yang
berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Moral kemanusiaan yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku bangsa
Indonesia adalaah :
Moral Persatuan Indonesia yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku
bangsa Indonesia adalah :
Moral kerakyatan yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku bangsa
Indonesia adalah :
Moral keadilan sosial yang harus dihayati dan harus menjadi perilaku bangsa
Indonesia adalah :
xlix
Demikian beberapa kutipan tentang nilai-nilai Pancasila yang pada dasarnya ada
kesamaan. Pedoman nilai ini seharusnya kita jadikan tuntunan dalam berperilaku,
rumusan pedoman nilai ini harus diamalkan dalam kehidupan oleh setiap warga
Indonesia, kalau kita ingin hidup aman, damai, adil, makmur, dan sejahtera di bumi
Indonesia ini. Dengan mengamalkan nilai-nilai ini kita yakin akan dapat berhasil
membangun negara ini menjadi negara yang maju bersing dengan negara-negara maju
lainnya dan tujuan negara yang diamanatkan pembukaan UUD 1945 bisa kita capai.
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari disebut juga dengan pengamalan
Pancasila secara subyektif yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan
kebudayaan. Selain itu juga meliputi lingkungan hidup pribadi, , hidup keluarga, dan
hidup kemasyarakataan.
Untuk menambah wawasan anda berikut ini dikutipkan tata urutan peraturan
perundang-undangan menurut Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2011 adalah
seperti berikut :
l
a. Undang-Undang Dasar 1945 ; merupakan hukum dasar dalam peraturan perundang-
undangan.
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia
c. Undang-Undang ; Peraturan perundang-undanganan yang dibentuk oleh DPR
dengan persetujuan bersama Presiden
d. Peraturan Pengganti Undang-Undang (PERPU) ; Peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal yang memaksa
e. Peraturan Pemerintah ; Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Presiden untuk menjalankan undang-undang sebagai mana mestinya
f. Peraturan Presiden ; Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden,
materinya adalah yang diperintahkan oleh undang-undang atau untuk melaksanakan
peraturan pemerintah
g. Peraturan Daerah ; Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD
dengan persetujuan bersama Kepala Daerah
Latihan
li
2. Uraikan secara singkat proses terbentuknya Pancasila sebagai Dasar Negara !
3. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai Pandangan Hidup dan Dasar Negara ?
4. Berikan contoh perilaku yang bertentangan dan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila !
(5 yang bertentangan dan 5 yang sesuai, berdasarkan masing-masing sila-sila
Pancasila)
lii
BAB IV
IDENTITAS NASIONAL
1. Memahami identitas nasional, bagaimana identitas itu terbentuk, dan apa pentingnya
identitas nasional.
2. Dapat menjelaskan unsur-unsur pembentuk identitas nasional
3. Memahami realitas masyarakat yang majemuk dan dapat menempatkan diri di
tengah-tengah masyarakat dengan baik.
4. Memahami kedudukan Pancasila sebagai ideologi yang merupakan bagian identitas
nasional
Identitas Nasional terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Identitas
diartikan sebagai ciri, tanda, atau jatidiri; sedangkan nasional dalam kontek
pembahasan ini berarti kebangsaan. Dengan demikian Identitas Nasional dapat
diartikan sebagai jati diri nasional atau kepribadian nasional.Jatidiri nasional suatu
bangsa tentu saja berbeda dengan jati diri bangsa lain, hal ini disebabkan oleh
liii
perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi. Jatidiri nasional
bangsa Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah yang
sama. Berawal dari pengalaman masing-masing daerah dalam menghadapi kaum
penjajah, timbullah perasaan senasib untuk menghadapi para penjajah. Perasaan senasib
ini kemudian mendorong tumbuhnya kesadaran bahwa kita memang banyak memiliki
perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak dapat menutup kenyataan bahwa kita memiliki
kesamaan sejarah dalam melawan kaum penjajah. Pengalaman sejarah yang sama ini
kemudian menumbuhkan kesadaran kebangsaan yang akhirnya melahirkan identitas
nasional.
Lahirnya identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan
faktor obyektif, yaitu faktor yang berkaitan dengan geografis-ekologis dan demografis;
dan faktor subyektif, yaitu faktor-faktor historis, politik, sosial, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa itu. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai
daerah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antar wilayah dunia di Asia Tenggara ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial, dan kultural bangsa Indonesia.
Robert de Ventos yang dikutip Manuel Castells (Asykuri ibn Chamim dkk,
2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional sebagai hasil interaksi
historis antara empat faktor penting yaitu :
liv
dan hukum, sistem pemerintahan, serta nilai etika dan moral yang secara normatif
diterapkan di dalam pergaulan nasional maupun internasional.
1. Wilayah geografi
Wilayah geografi Indonesia secara historis adalah wilayah yang semula menjadi
wilayah kekuasaan dua kerajaan besar yaitu Sriwijaya dan Majapahit, yang meliputi
seluruh wilayah nusantara, sebagian wilayah Thailand, Malaysia, Singapura hingga
wilayah Filipina terutama dibawah pemerintahan Raja Sriwijaya : Balaputradewa, dan
dibawah pemerintahan Raja Majapahit : Hayamwuruk. Ketika Bangsa Indonesia
menyatakan diri menjadi Bangsa yang merdeka, bersatu, dan berdaulat, secara politik
para pendiri bangsa menetapkan bahwa wilayah geografi yang menjadi identitas
nasional Republik Indonesia adalah seluruh wilayah nusantara yang meliputi seluruh
wilayah bekas jajahan Belanda.
2. Suku Bangsa
Suku bangsa sebagai unsur pembentuk identitas nasional dapat dibagi kedalam
dua kelompok yaitu suku bangsa Askriptif dan kelompok migran. Suku bangsa
Askriptif adalah suku bangsa yang sudah ada di wilayah geografi nusantara, sedangkan
kelompok migran yang telah menyatakan diri menjadi warga negara dan setia terhadap
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dan dasar negara, meliputi
kelompok migran asal Asia seperti Tionghoa, Arab, dan India. Kelompok migran asal
Eropa seperti Belanda, Jerman, dan Italia. Kelompok migran asal Amerika seperti
Kanada dan Amerika Serikat. Kelompok migran asal Afrika seperti Mesir dan Nigeria.
lv
Oleh karena itu bangsa Indonesia terbentuk dari RAS dan suku bangsa yang majemuk,
sebagian besar termasuk suku bangsa Askriptif. Di Indonesia terdapat lebih kurang 300
suku bangsa dengan bahasa dan dialek yang berbeda.
3. Agama
4. Kebudayaan
5. Bahasa Indonesia
lvi
Bahasa Indonesia yang sekarang digunakan sebagai bahasa pemersatu Bangsa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Dalam interaksi antar suku bangsa yang
mendiami kepulauan nusantara, bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung jauh
sebelum kemerdekaan. Dalam fungsinya sebagai bahasa penghubung itulah bahasa
Melayu kemudian ditetapkan oleh para pemuda dari Sabang sampai Marauke sebagai
bahasa persatuan yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta.
lvii
untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Setelah BPUPKI dibubarkan, para
tokoh pergerakan nasional yang menjadi anggota BPUPKI mengusulkan pembentukan
badan baru bernama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) kepada
pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945 dengan anggota yang
mewakili seluruh wilayah Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah
tanpa syarat kepada sekutu, keesokan harinya 15 Agustus 1945 para tokoh pemuda
meminta Ir. Soekarno menyatakan kemerdekaan Indonesia, tetapi Ir. Soekarno menolak
sebelum membicarakannya terlebih dahulu dengan PPKI. Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta diboyong ke Rengasdengklok dan didesak untuk segera melaksanakan proklamasi
kemerdekaan. Pada malam harinya kedua tokoh tersebut dijemput oleh Ahmad
Soebardjo kembali ke Jakarta untuk menyelenggarakan rapat PPKI di rumah Laksana
Muda Maeda di jalan Imam Bonjol 1 Jakarta. Menjelang rapat PPKI, Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta menemui Mayjen Nisyimura untuk meminta pendapat mengenai
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Nisyimura tidak bisa memberikan
keputusan apapun karena Jepang dalam kondisi bangsa yang kalah perang. Hal ini
mendorong bangsa Indonesia untuk mengambil keputusan menyatakan diri sebagai
bangsa merdeka, berdaulat dan mengatur diri menurut kekuatan sendiri tanpa campur
tangan pemerintah kolonial Jepang. Malam itu teks proklamasi dirumuskan oleh Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo, selanjutnya diserahkan kepada
Sayuti Melik untuk diketik. Setelah disetujui oleh anggota PPKI dan para pemuda yang
hadir di jalan Imam Bonjol I Jakarta, atas saran Soekarni teks proklamasi
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Pada saat itu juga diputuskan bahwa teks proklamasi akan dibacakan di kediaman Ir.
Soekarno jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, pada pukul 10 WIB. Keesokan harinya
17 Agustus 1945 pukul 10 WIB teks proklamasi dikumdangkan melalui siaran radio
milik pemerintahan jajahan Jepang ke seluruh dunia. Proklamasi kemerdekaan tahun
1945 serta perang kemerdekaan yag berlangsung antara tahun 1945-1949 merupakan
wujud yang paling nyata dari meluapnya kesadaran kebangsaan di kalangan rakyat
Indonesia.
lviii
Untuk memberdayakan Pancasila menjadi identitas nasional dalam konteks
kehidupan kebangsaan Indonesia, Supriatnoko (2008) mengemukakan upaya-upaya
pokok yang terus-menerus dilakukan adalah :
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila harus mampu diwujudkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai nilai praksis yang mencerminkan nilai-
nilai dasar tersebut.
Pengaruh sistem ideologi liberal sebagai misi utama globalisasi harus mampu
ditempatkan dalam proporsinya sebagai nilai praksis milik ideologi asing, sehingga
kualitas kesadaran dan komitmen dari bangsa Indonesia untuk memegang teguh
nilai-nilai dasar ideologi Pancasila harus tetap terjaga dan direalisasikan dalam
kehidupan berbangsa yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan
pertahanan keamanan.
lix
Upaya memperkuat Pancasila sebagai identitas nasional memerlukan langkah-
langkah pembinaan seperti berikut :
lx
4. Lambang Negara (Garuda Pancasila)
Latihan :
lxi
BAB V
DEMOKRASI INDONESIA
Bab ini memuat dua bagian yaitu : pertama, membicarakan tentang Konsep dan
Prinsip Demokrasi, kedua, membicarakan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia. Setelah
mempelajari bagian ini, diharapkan mahasiswa mampu :
lxii
melaksanakan pemerintahan itu, dan bagaimana agar pemerintahan itu diperuntukkan
bagi rakyat, dalam pelaksanaan semua itu mengundang perdebatan panjang.
Demokrasi tidak akan efektif dan lestari tanpa substansi yang berwujud ideologi
yang mewarnai pengorganisasian berbagai elemen politik seperti partai politik,
lembaga-lembaga pemerintahan maupun organisasi-organisasi kemasyarakatan.
Kelestarian demokrasi memerlukan partisipasi rakyat yang bersepakat mengenai makna
dan paham bekerjasama serta kegunaan demokrasi bagi kehidupan mereka. Demokrasi
yang kuat bersumber kepada kehendak rakyat dan bertujuan untuk mencapai
kemaslahatan bersama. Dewasa ini istilah demokrasi sudah lebih luas mencakup
demokrasi ekonomi, kebudayaan, dan bahkan demokrasi menjadi sikap hidup yang
mencakup segala bidang kehidupan.
lxiii
Penerapan demokrasi di berbagai negara bisa jadi berbeda-beda hal ini tidak
terlepas dari sejarah, kondisi sosial kultural, ideologi, tujuan nasional, dan aspek-
aspeklain yang tidak sama di setiap negara.Sebagai suatu kondisi ideal demokrasi
tentu dicita-citakan oleh banyak kalangan, tetapi upaya menuju demokrasi yang ideal
merupakan sebuah proses yang tidak mudah. Dibawah pemerintahan yang otoriter tidak
ada demokrasi karena hak rakyat untuk berpartisipasi dalam kegiatan poilitik,
kebudayaan, atau ekonomi dibatasi. Karena itu dukungan rakyat terhadap demokratisasi
akan sangat menentukan keberhasilan proses tersebut. Demokratisasi biasanya diawali
dengan meluasnya kebebasan, media massa diberi kelonggaran, masyarakat luas
melakukan partisipasi sosial melalui organisasi serta berkembangnya penghargaan
terhadap keragaman.
lxiv
4. Pencakupan orang dewasa; Semua atau paling tidak sebagian besar orang dewasa
yang menjadi penduduk tetap, seharusnya memiliki hak kewarganegraan penuh
yang ditunjukkan oleh kriteria di atas.
Dalam pengertian yang mendasar, demokrasi berarti pemerintahan oleh rakyat
yang berarti partisipasi rakyat sangat penting. Tetapi partisipasi tersebut tidak akan
dapat dilaksankan dengan baik jika tidak terdapat kebebasan dan kesetaraan di antara
warga negara. Selain itu harus ada hukum yang mengatur segenap aspek kehidupan dan
juga harus ada wahana yang menjadi tempat menyalurkan aspirasi warga negara. Setiap
warga negara seharusnya terlibat dalam pembuatan keputusan politik, baik secara
langsung maupun melalui wakil-wakil pilihan mereka.
Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa setiap negara yang
menerapkan demokrasi memiliki kecenderungan yang sama dalam hal prinsip-prinsip
yang dianut. Beberapa prinsip demokrasi yang dianut secara universal, mencakup :
Masalah persamaan, menjadi kepentingan utama dalam teori dan praktek politik.
Pada umumnya tingkat persamaan yang dituju antara lain persamaan politik,
persamaan dimuka hukum, persamaan kesempatan, persamaan ekonomi, persamaan
sosial atau persamaan hak.
lxv
ekonomi, kesetaraan di depan hukum dan pemerintahan, ekspresi kebudayaan dan
hak pribadi.
4. Suremasi hukum.
lxvi
mungkin dapat berkembang sesuai dengan ciri khas masyarakat Indonesia yang
pluralistik.
c. S. Sumarsono dkk.,(2005)
lxvii
4) Pelaksanaan demokrasi Indonesia dengan baik mensyaratkan pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai falsafah Pancasila.
PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
lxviii
musyawarah mufakat.
6. Mengutamakan persatuan nasional dan
kekeluargaan.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita
nasional.
Paham yang dianut dalam sistem kenegaraan Republik Indonesia adalah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Penyelenggara kekuasan adalah rakyat dan membaginya
dalam lembaga-lembaga pemegang kekuasaan, yaitu :
lxix
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang anggotanya dipilih dari setiap provinsi
melalui pemilihan umum BAB VIIA Pasal 22C ayat (1)
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilihan umum, BAB
VIIB Pasal 22E ayat (5)
Komisi Yudisial (KY), berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung,
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
BAB IX Pasal 24B ayat (1)
Mahkamah Konstsitusi (MK), berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilu. BAB IX Pasal 24C ayat (1)
a. Periode 1945 – 1949, dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi pancasila
namun dalam penerapan berlaku demokrasi liberal.
b. Periode 1949 – 1950, dengan konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), berlaku
demokrasi liberal.
c. Periode 1950 – 1959, dengan UUDS 1950, berlaku demorasi liberal dengan
multipartai. Selama pemberlakuan demokrasi liberal, kehidupan politik dan
pemerintahan tidak stabil, Dewan Konstituante gagal menetapkan Undang-Undang
Dasar baru,suhu politik yang memanas membahayakan keselamatan bangsa dan
negara, yang akhirnya menyebabkan Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
Presiden kembali ke UUD 1945 yaitu pada tanggal 5 Juli 1959
d. Periode 1959 – 1965, dengan UUD 1945, seharusnya berlaku demokrasi pancasila,
namun yang diterapkan demokrasi terpimpin.
Demokrasi terpimpin dilaksanakan atas kesadaran dan keyakinan tidak cocoknya
praktik demokrasi Parlementer (Demokrasi Liberal) yang mengakibatkan rakyat
terpecah. Secara konsep demokrasi terpimpin memiliki keunggulan yang bisa dilihat
lxx
dari amanat Presiden dihadapan Dewan Konstituante 22 April 1959 tentang pokok-
pokok demokrasi terpimpin :
2) Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar
hidup bangsa Indonesia, yaitu kekeluargaan dan gotong royong
5) Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam Demokrasi Terpimpin.
Akan tetapi dalam praktiknya konsep itu tidak terealisasi sepenuhnya dan sering
menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
e. Periode 1966 – 1998, dengan UUD 1945, seharusnya berlaku demokrasi pancasila,
akan tetapi pelaksanaannya cenderung otoriter. Berbagai penyimpangan dari
Pancasila dan UUD 1945 yang terjadi antara lain :
1) Penyelenggaraan Pemilu yang tidak adil dan tidak jujur
f. Periode 1998 – sekarang, dengan UUD 1945, berlaku demokrasi pancasila cenderung
ada perubahan menuju demokratisasi :
1) Pemilihan Umum lebih demokratis
lxxi
2) Partai politik lebih mandiri
LATIHAN
lxxii
BAB VI
Dalam sebuah negara, rakyat harus tunduk dan patuh pada kekuasaan negara
dan, sebaliknya kekuasaan pemerintahan negara harus dibatasi agar penyelenggaraan
kekuasaan tidak bertindak sewenang-wenang, sehingga hak-hak warga negara akan
terlindungi. Gagasan inilah yang kita kenal dengan istilah konstitusi atau undang-
undang.
Bab V ini akan membahas tentang Negara dan Konstitusi, pengetahuan ini sangat
penting untuk dipelajari oleh mahasiswa baik ia sebagai warga negara terlebih lagi
mereka dipersiapkan untuk menjadi calon pemimpin generasi mendatang.
Setelah mempelajari materi yang berjudul Negara dan Konstitusi ini diharapkan
mahasiswa :
lxxiii
A. Pengertian Negara dan Konstitusi
1. Pengertian Negara.
Kata negara yang digunakan di Indonesia berasal dari bahasa sansekerta Nagari
atau Nagara yang berarti wilayah, kota, atau penguasa. Dari pengertian dasar tersebut,
berikut ini dikutipkan pengertian negara menurut beberapa pakar kenegaraan yaitu :
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia
yang bersama-sama mendiami atau wilayah tertentu dan mengakui adanya satu
pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia tersebut (Supriatnoko, 2008). Negara adalah suatu bentuk pergaulan
hidup tertentu yang harus memenuhi tiga syarat pokok : rakyat tertentu, daerah
tertentu, dan pemerintahan yang berdaulat (M. Nasrun, 1978). Negara adalah suatu
organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada dibawah suatu pemerintahan
yang sama (Djokosutono, 1982).
Dari ketiga pengertian diatas paling tidak ada tiga pokok pengertian yang
terkandung di dalamnya yaitu :
ketiga, kelompok manusia itu mengakui adanya pemerintahan yang berdaulat untuk
mengurus tata-tertib dan keselamatannya.
1) Wilayah, yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal
bagi rakyatnya yang meliputi darat, laut, dan udara.
2) Rakyat, yaitu penduduk yang bertempat tinggal di wilayah suatu negara, tunduk pada
kekuasaan negara, dan mendukung negara bersangkutan.
3) Pemerintah, yaitu suatu organisasi yang bertindak atas nama negara dan
menyelenggarakan kekuasaan negara. Pemerintah berwenang untuk merumuskan
lxxiv
dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di
dalam wilayahnya.
a. Bersifat Konstitutif, yang berarti bahwa di dalam negara tersebut terdapat wilayah,
rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat.
b. Bersifat Deklaratif, yang ditandai oleh adanya tujuan negara, undang-undang dasar,
dan pengakuan dari negara lain atau masuk dalam perhimpunan bangsa-bangsa di
dunia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan berdasarkan UUD 1945 yang
mengatur tentang kewajiban negara terhadap warganya, hak dan kewajiban warga
negara terhadap negaranya dalam suatu sistem kenegaraan. Kewajiban negara terhadap
warganya pada dasarnya adalah memberikan kesejahteraan hidup dan keamanan lahir
batin sesuai dengan sistem demokrasi yang dianutnya.
lxxv
Ketiga : Keadaan bernegara yang kita cita-citakan belum tercapai hanya dengan
adanya pemerintahan, wilayah, dan bangsa, melainkan harus kita isi untuk
menuju keadaan merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.
Fungsi Negara :
lxxvi
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Kelembagaan Negara Republik Indonesia
lxxvii
2) Mengawasi atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu.
lxxviii
3) Memutus pembubaran Partai Politik
2. Pengertian Konstitusi.
Konstitusi bagi suatu negara adalah keseluruhan sistem aturan yang menetapkan
dan mengatur tata kehidupan kenegaraan melalui sistem pemerintahan negara dan tata
hubungan secara timbal balik antara pemerintahan negara dan orang-seorang yang
berada dibawah pemerintahannya (Supriatnoko : 2008).
lxxix
Pada hakikatnya konstitusi itu mengandung pokok-pokok sebagai berikut :
Material, : bahwa isi konstitusi menyangkut hal-hal yang bersifat dasar atau
pokok bagi rakyat dan negara.
Kaku (rigid) : jika konstitusi itu tidak mudah mengikuti perkembangan jaman,
memuat hal-hal yang pokok dan pembuat konstitusi menetapkan
prosedur perubahan yang tidak mudah.
Perlu diketahui bahwa yang menentukan perlu atau tidaknya suatu konstitusi
diubah adalah kekuatan politik yang berkuasa pada suatu orde. Betapa kakunya suatu
konstitusi akan tetapi bila kekuatan politik yang berkuasa pada orde itu menghendaki
perubahan, maka konstitusi akan diubah. Sebaliknya, walaupun konstitusi fleksibel
tetapi jika kekuatan politik yang berkuasa tidak menghendaki adanya perubahan,
konstitusi tetap tidak akan berubah.
lxxx
a. Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antar badan legislatif, eksekutf,
dan yudikatif.
b. Hak Asasi Manusia
c. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar
d. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-Undang
Dasar
Meskipun Undang-Undang Dasar bukanlah merupakan salah satu syarat untuk
berdirinya suatu negara serta penyelenggaraan negara yang baik, dalam perkembangan
zaman modern dewasa ini Undang-Undang Dasar mutlak diperlukan. Sebab dengan
Undang-Undang Dasar baik penguasa negara maupun masyarakatnya dapat mengetahui
aturan atau ketentuan yang pokok / mendasar mengenai ketatanegaraannya. Undang-
Undang Dasar sebagai hukum tertinggi harus ditaati baik oleh rakyat maupun oleh alat-
alat perlengkapan negara. Untuk menjamin agar ketentuan Undang-Undang Dasar
benar-benar diselenggarakan menurut jiwa dan kata-kata sesuai dengan naskah, maka
setiap negara membentuk lembaga / badan yang berwenang terhadap Undang-Undang
Dasar atau konstitusi. Di Indonesia lembaga yang berwenang adalah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
lxxxi
Mekanisme demokrasi Pancasila tercantum dalam penjelasan Undang-Undang
Dasar 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam sistem pemerintahan negara sebagai
berikut :
lxxxii
Tahun 1945. Sikap politik pemerintah yang diperkukuh dengan dasar hukum Ketetapan
MPR Nomor IV/MPR/1983 terntang referendum yang berisi kehendak untuk tidak
melakukan perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam
perkembangan selanjutnya, tuntutan perubahan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 menjadi kebutuhan bersama bangsa Indonesia. Kemudian
tuntutan itu diwujudkan secara komprehensif, bertahap, dan sistematis dalam emapat
kali perubahan pada empat kali sidang MPR sejak tahun 1999 sampai dengan 2002.
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, telah sesuai
dengan Pasal 3 dan Pasal 37 yang menyatakan MPR berwenang mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar dan untuk mengubah Undang-Undang Dasar
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR harus hadir. Putusan diambil dengan
pertsetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
lxxxiii
umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara hukum dicita-
citakan oleh Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945
4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan
modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, sistem saling
mengawasi dan saling mengimbangi yang lebih ketat an transparan, dan
pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru untuk mengakomodasi
perkembangan kebutuhan bangsa dan tantangan zaman
5. menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban
negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa,
menegakkan etika, moral an solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan dalam perjuangan
mewujudkan negara sejahtera.
6. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara bagi
eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan
wilayah negara dan pemilihan umum.
7. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai
sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta kepentingan bangsa dan
negara Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecendrungannya untuk
kurun waktu yang akan datang.
Latihan :
lxxxiv
BAB VII
GEOPOLITIK
lxxxvi
B. Implementasi Geopolitik oleh tiga Tokoh Utama Frederich Ratzel, Rudolf
Kjellen, dan Karl Haushofer
1. Prederich Ratzel
Ratzel seorang ahli geografi kemudian mendalami biologi untuk memperluas
cakrawala pengetahuannya. Dalam bukunya Anthropo Geography dan Potische
Geography, dia menyatakan bahwa pertumbuhan negara mirip pertumbuhan organisme
yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang mencukupi agar dapat tumbuh
dengan subur. (Lemhannas, 1996). Pokok-pokok ajaran Ratzel yang disebut Teori
Ruang, menyebutkan bahwa :
a. Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan organisme (mahluk hidup), yang
memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup agar dapat tumbuh dengan subur
melalui proses lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup, menyusut, dan
mati.
b. Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuatan. Makin luas potensi ruang tersebut makin besar kemungkinan kelompok
politik itu tumbuh.
c. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari
hukum alam. Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup terus dan
langgeng.
d. Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhannya akan sumber daya
alam. Apabila wilayah atau ruang hidup tidak mendukung, bangsa tersebut akan
mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam di luar wilayahnya, hal ini berarti
melegitimasi hukum ekspansi. Perkembangan atau dinamika budaya dalam bentuk
kegiatan ekonomi, perdagangan, perindustrian/produksi harus diimbangi dengan
pemekaran wilayah. Batas- batas suatu negara pada hakikatnya bersifat sementara,
ruang hidup dapat diperluas baik secara damai maupun dengan jalan kekerasan atau
peperangan.
2. Rudolf Kjellen.
Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme biologis, dia dengan
tegas mengatakan bahwa negara adalah suatu organisme dan tunduk pada hukum
biologi. Pokok ajaran Kjellen adalah seperti berikut :
a. Negara merupakan suatu biologis, suatu organisme hidup yang memiliki
intelektualitas, negara dimungkinkan untuk mendapatkan ruang yang cukup luas
agar kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat berkembang secara bebas.
lxxxvii
b. Negara merupakan sistem politik yang meliputi geopolitik, ekonomi politik, demo
politik, dan krato politik.
c. Negara harus mampu berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan
teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasionalnya : ke dalam untuk mencapai
persatuan dan kesatuan yang harmonis, sedangkan keluar untuk mendapatkan batas-
batas negara yang lebih baik. Kekuasaan imperium kontinental dapat mengontrol
kekuataan maritim.
3. Karl Haushofer
Pokok-pokok teori Haushofer pada dasarnya menganut ajar Kjellen yang
bersifat ekspansionis dan rasial, bahkan dicurigai teori yang menuju kepada
peperangan. Haushofer dalam disertasinya mengutip Herakleitos menyatakan bahwa
Perang adalahbapak dari segala hal atau dengan kata lain Perang merupakan hal yang
diperlukan untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara. Pandangan Karl Haushofer
berkembang di Jerman ketika negara berada dibawah kekuasaan Adolf Hitler dan juga
di Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi semangat militerisme dan pasisme.
Inti ajaran Haushofer adalah sebagai berikut:
a. Lebensraum (ruang hidup)
Hak suatu bangsa atas ruang hidup untuk dapat menjamin kesejahteraan dan
keamanannya, tuntutan atas hak itu didasarkan pada teori negara adalah suatu
organisme yang tunduk pada hukum biologi. Hanya negara besar yang dianggap
tumbuh sedangkan negara kecil sudah ditakdirkan akan mati terserap oleh negara
besar.
b. Autarki (cita-cita untuk dapat memenuhi kebutuhan sendiri)
Setiap kesatuan politik harus menghasilkan apa yang diperlukannya, cita-cita ini
cukup rasional bila tidak diembel-embeli dengan ajaran organisme yang menyatakan
bahwa suatu negara berhak mendapatkan sumber alam dari negara tetangga yang
kecil bila membutuhkannya.
c. Pan-region (Perserikatan Wilayah)
Aspirasi teritorial yang ekspansionis itu diperluas dengan mengusulkan
pengelompokan politik dunia kedalam tiga atau empat Pan-region yang masing-
masing akan dikepalai oleh salah satu negara besar yang ada diwilayah itu, dan
autarki dapat dilaksanakan di wilayah tersebut. Usul perserikatan wilayah adalah
sebagai berikut :
lxxxviii
1) Pan-Amerika, Wilayahnya adalah benua Amerika dasn pemimpinnya adaalah
Amerika Serikat (USA)
2) Pan-Asia, terdiri dari bagian timur benua Asia, Autralia, dan kepulauan yang ada
diantaranya. Pemimpinnya adalah Jepang dia memberi nama wilayah ini
“Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”
3) Pan-Euro-Afrika yang akan dipimpin atau dikuasai Jerman
4) Pan- Uni Soviet, menguasai wilayah Rusia dan India.
d. Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan
imperium maritim untuk menguasai pengawasan di laut.
e. Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan perhatian pada strategi
perbatasan, geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam
perjuangan mendapatkan ruang hidup.
C. Wawasan Nusantara
1.Pengertian
Kata wawasan mengandung arti pandangan, tinjauan, penglihatan, atau
tanggapan inderawi, sedangkan istilah nusantara dipergunakan untuk menggambarkan
kesatuan wilayah perairan dan gugus pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara
Samudra Pasifik dengan Samudra Indonesia serta diantara benua Asia dengan benua
Australia.
Untuk membina dan menyelenggarakan kehidupan nasional, bangsa Indonesia
merumuskan suatu landasan visional yang dapat membangkitkan kesadaran untuk
menjamin persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang menjadi cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya. Landasan visional ini dikenal dengan
istilah WawasanKebangsaan atau Wawasan Nasional dan diberi nama Wawasan
Nusantara.
Sebagai geopolitik Indonesia, berikut ini dikutipkan pengertian Wawasan
Nusantara:
a. Rumusan berdasarkan Tap. MPR No. II tahun 1993 dan tahun 1998 tentang GBHN.
Wawasan Nusantara yang merupakan Wawasan Nasional yang bersumber pada
Pancasila dan UUD 1945, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
lxxxix
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
b. Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkunganhya berdasarkan ide
nasionalnya, yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi
bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bermartabat, serta menjiwai tata
hidup dan tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan nasional.
(Lemhannas, Kewiraan Untuk Mahasiswa, 1996)
c. Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional. (Pokja Wawasan Nusantara Lemhannas,
1999).
Ketiga rumusan Wawasan Nusantara di atas pada dasarnya memiliki kesamaan,
pokok pengertian yang bisa diambil dari ketiga rumusan itu adalah :
a) Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia.
b) Cara pandang itu berkenaan dengan diri dan lingkungan bangsa dan negara
Indonesia
c) Yang dijadikan dasar memandang adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
d) Cara pandang yang kita sebut Wawasan Nusantara itu berfungsi sebagai landasan
dan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
e) Sebagai cara pandang bangsa, maka ia akan menjiwai setiap kebijaksanan negara
serta perilaku warganya
2. Landasan Filosofi
Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia dikembangkan berdasarkan
landasan filosofi sebagai berikut:
a. Falsafah Pancasila
Wawasan Nusantara dikembangkan berdasarkan falsafah Pancasila yang
mengandung nilai-nilai keimanan dan ketakwaan, keadilan dan keberadaban,
persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mupakat, serta kesejahteraan
untuk mencapai suasana damai dan tenteram dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dari generasi ke generasi.
b. Apek kewilayahan Nusantara
Kondisi objektif geografi Indonesia terdiri atas 17.508 pulau yang tersebar dan
terbentang di khatulistiwa, serta terletak pada posisi silang yang strategis, pada
xc
batas-batas astronomis: Utara 06-08 LU; Selatan 11-15 LS; Barat 94-45 BB; Timur
141-05 BT. Jarak Utara-Selatan 1.888 km, Barat-Timur 5.110 km, memiliki
karakteristik tersendiri berbeda dengan negara lain. Secara keseluruhan, geografi
Indonesia menyandang keunggulan dan kelemahan, sehingga setiap pengambilan
kebijaksanaan politik negara harus mempertimbangkan kondisi dan konstelasi
geografi Indonesia.
c. Aspek Sosial Budaya
Wawasan Nusantara dikembangkan berdasarkan kondisi objektif bangsa Indonesia
yang beraneka ragam budaya, adat istiadat, agama, bahasa, dan sistem
kemasyarakatannya. Bersumber dari keanekaragaman yang dimiliki bangsa
Indonesia, dibutuhkan kesamaan persepsi guna mewujudkan persatuan dan kesatuan
bangsa. Faktor-faktor nigatif yang dapat menimbulkan dis-integrasi bangsa, harus
dihindari oleh seluruh rakyat secara bersama-sama.
d. Aspek Kesejarahan
Bangsa Indonesia lahir melalui perjalanan sejarah yang sangat panjang sejak
kedatangan bangsa-bangsa Eropa : Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda yang
mula-mula sebagai pedagang kemudian menjadi penjajah. Perlawanan bangsa
terhadap penjajah dilakukan oleh setiap wilayah dari Aceh sampai Irian Jaya.
Iskandar Muda di Aceh (1636), Sisingamangaraja dari daerah Batak (1900), Imam
Bonjol daerah Minangkabau(1822-1837), Mahmud Badarudin di Palembang (1817),
Sultan Tirtayasa di Banten (1650), Sultan Agung di Mataram Jawa Tengah (1613),
Untung Surapati dari daerah Jawa Timur (1670), Jalantik di Bali (1850), Anak
Agung Made di Lombok (1895), Pangeran Antasari di Kalimantaan (1860),
Hasanudin di Makasar (1660), Patumurah di Ambon (1817), dan masih banyak lagi
yang lain. Sedangkan semangat kebangsaan untuk menjadi bangsa merdeka ditandai
dengan lahirnya organisasi Budi Utomo 20 Mei 1908, kemudian Sumpah pemuda 28
Oktober 1928. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan buah dari perjuangan yang
dilandasi semangat kebangsaan tersebut. Oleh karena itu semangat kebangsaan yang
telah dibangun susah payah oleh generasi terdahulu, seharusnya dapat tetap
dipelihara dan dipertahankan oleh generasi saat ini.
3. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara.
a. Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan landasan visional bagi rakyat Indonesia dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional. Wawasan Nusantara diciptakan oleh
xci
bangsa Indonesia dan dijalankan oleh seluruh rakyat dalam upaya mencapai dan
mewujudkan cita-cita nasional.
b. Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, dan tidakan bagi
penyelenggara negara maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara bertujuan menanamkan sikap dan mewujudkan nasionalisme
yang tinggi pada setiap rakyat Indonesia sehingga mampu mewujudkan persatuan
dan kesatuan yang harmonis dalam segenap aspek kehidupan nasional menuju cita-
cita dan tujuan nasional (tujuan ke-dalam). Wawasan Nusanatara juga bertujuan
turut serta menciptakan ketertiban dan perdamaian dunia (tujuan ke-luar)
4. Unsur Dasar Wawasan Nusantara.
Wawasan Nusantara memiliki tiga unsur dasar, yaitu wadah (contour), isi
(conten), dan tata laku (conduct). Wadah dan isi membentuk konsepsi dasar Wawasan
Nusantara, sedangkan tata laku merupakan konsepsi pelaksanaannya.
a. Wadah, mencakup tiga unsur yaitu :
1) Batas ruang lingkup yang berwujud :
(a) Nusantara, batas-batas negara ditentukan oleh laut yang didalamnya terdapat
pulau-pulau serta gugusan pulau-pulau yang satu sama lainnya disatukan
oleh air baik berupa selat maupun laut. Disamping bentuk wujud diatas,
nusantara memiliki geografi yang khas terletak di posisi silang dunia yang
turut mempengaruhi tata kehidupan dan sifat kehidupan nasional.
(b) Manunggal dan Utuh Menyeluruh, menunjukkan sifat dan ciri pokok, yaitu
sebagai persatuan dan kesatuan dalam wilayah, bangsa, ideologi, politik,
ekonomi, sosial, kebudayaan, pertahanan keamanan, dan psikologi.
2) Tata Susunan Pokok Organisasi
Tata susunan pokok organisasi Wawasan Nusantara bersumber pada landasan
konstitusional UUD 1945 yang meliputi : bentuk dan kedaulatan negara,
kekuasaan pemerintah negara, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan.
3) Tata Kelengkapan Organisasi
Tata kelengkapan organisasi yang diperlukan adalah: Aparatur Negara;
Kesadaran politik masyarakat dan kesadaran bernegara; Pers yang bebas,
xcii
bertanggung jawab, jujur, efektif dan edukatif, penyalur suara, serta pengontrol;
Partisipasi Masyarakat. (Lemhannas, 1996)
b. Isi
Isi Wawasan Nusantara mencakup :
1) Cita-cita dan tujuan, yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alenia 2 dan
4.
2) Sifat : manunggal yaitu keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam
segenap aspek kehidupan baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Utuh
menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia.
3) Cara Kerja : Cara kerja Wawasan Nusantara berpedoman pada Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia.
c. Tata Laku
Tata laku Wawasan Nusantara dapat dirinci dalam dua unsur, yaitu tata laku batiniah
dan tata laku lahiriah.
1) Tata laku batiniah tumbuh dan terbentuk dalam proses pertumbuhan hidupnya
yang dipengaruhi oleh keyakinan/agama, pendidikan dan tuntunan budi pekerti
yang bersumber dari nilai-nilai moral Pancasila.
2) Tata laku lahiriah dituangkan dalam suatu pola tata laksana yang dapat dirinci
menjadi : Tata Perencanaan; Tata Pelaksanaan; dan Tata Pengawasan
GAMBAR : 1
PETA WILAYAH RI 17 AGUSTUS 1945 S.D. 13 DESEMBER 1957
Penerapan pengukuran laut menurut ordonansi 1939 sudah barang tentu sangat
merugikan bangsa Indonesia dan bertentangan dengan gagasan Wawasan Nusantara
yang bertolak dari konsepsi negara kepulauan (archipelagic state concept). Penerapan
ordonansi tahun 1939 akan mempersulit praktik penyelenggaraan pemerintahan dan
tugas-tugas kenegaraan lainnya serta sangat rawan pembinaan keamanan dan persatuan
bangsa.
Atas dasar pertimbangan di atas maka pada tanggal 13 Desember 1957
Pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman mengenai wilayah perairan negara
Republik Indonesia yang dikenal dengan Deklarasi Djuanda yang menyatakan :
1) Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara kepulauan mempunya sifat
dan corak tersendiri.
2) Bahwa menurut sejarah sejak dulu kala kepulauan Indonesia merupakan satu
kesatuan.
3) Bahwa batas laut teritorial yang termaktub dalam Territoriale Zee en Maritieme
Kringen Ordonnantie 1939 memecah keutuhan teritorial Indonesia karena membagi
wilayah daratan Indonesia dalam bagian-bagian terpisah dengan teritorialnya
sendiri-sendiri.
xciv
4) Cara penarikan batas laut wilayah adalah garis lurus yang menghubungkan titik-titik
ujung terluar dari pulau-pulau terluar, kemudian 12 mil ke arah luar dari garis lurus
tersebut merupakan lebar laut wilayah.
Disamping itu pemerintah Indonesia menyatakan bahwa lalu lintas damai di
perairan pedalaman bagi kapal asing dijamin, dan pendirian Indonesia akan
dikemukakan dalam Konferensi Internasional mengenai Hukum Laut Internasional.
Dalam konferensi hukum laut internasional yang diselenggarakan di Jenewa pada tahun
1958, pendirian Indonesia diperdebatkan, namun keunikan negara Indonesia sebagai
negara kepulauan belum dapat dipahami oleh negara-negara maritim yang berpengaruh
meskipun kenyataannya integritas teritorial Indonesia sangat terganggu oleh adanya
kapal perang Belanda yang lalu lalang diperairan nusantara. Penyebab lain yang
menyulitkan dalam meyakinkan kebenaran pendirian Indonesia adalah pada saat itu
yang dikenal baru rezim archipelago, sedangkan rezim archipelagic state belum
dikenal.
Untuk memperkuat kedudukan hukumnya, Deklarasi Djuanda dipertegas
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor: 4 Tahun
1960 tanggal 18 Pebruari 1960 (Lembaran Negara No. 22 Tahun 1960) tentang perairan
Indonesia, dan diikuti dengan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1962 tentang lalu
lintas damai kendaraan laut asing. Perpu No. 4 tahun 1960 menyatakan bahwa lebar
laut wilayah adalah 12 mil diukur dari garis pangkal lurus yang menghubungkan titik-
titik terluar pulau-pulau terluar Indonesia. Cara pengukuran ini minjadikan Indonesia
dalam satu kesatuan wilayah nusantara yang utuh seperti terlihat pada gambar peta
wilayah Indonesia dibawah ini.
GAMBAR : 2
PETA WILAYAH RI 13 DESEMBER 1957
xcv
Pada tanggal 17 Pebruari 1969, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Deklarasi
tentang Landas Kontinental yang isinya adalah sebagai berikut :
(1) Segala sumber-sumber mineral dan sumber-sumber kekayaan alam lainnya,
termasuk organisme-organisme hidup yang merupakan jenis sedentair yang
terdapat pada dasar laut dan tanah di bawahnya di landas kontinental, tetapi di luar
daerah perairan Indonesia sebagaiman diatur dalam Undang-Undang No. 4 tahun
1960, hingga suatu batas kedalaman yang memungkinkan penggalian dan
pengusahaannya, merupakan hak milik Indonesia dan berada dibawah
yurisdiksinya yang eksklusif.
(2) Dalam hal landas kontinental Indonesia, termasuk depresi-depresi (bagian yang
dalam) yang terdapat dalam landas kontinental atau kepulauan Indonesia
berbatasan dengan suatu negara lain, maka Pemerintah Republik Indonesia
bersedia untuk melalui perundingan dengan negara yang bersangkutan menetapkan
suatu garis batas sesuai dengan prinsip-prinsip hukum dan keadilan.
(3) Menjelang tercapainya persetujuan seperti dimaksud diatas, Pemerintah Republik
Indonesia akan mengeluarkan izin untuk mengadakan eksplorasi serta memberikan
izin untuk produksi minyak dan gas bumi dan untuk eksploitasi sumber-sumber
mineral ataupun kekayaan alam lainnya, hanya untuk daerah sebelah Indonesia dari
garis tengah (median line) yang ditarik antara pantai daripada pulau-pulau
Indonesia yang terluar atau dalam wilayah kedua negara terletak berbatasan pada
pulau yang sama, pada daerah sebelah Indonesia dari suatu garis yang titik-titiknya
terletak sama jauhnya dari titik-titik terdekat pada garis pangkal laut teritorial
masing-masing negara.
(4) Ketentuan-ketentuan tersebut diatas tidak akan mempengaruhi sifat serta status dari
pada perairan di atas landas kontinental Indonesia sebagai laut lepas, demikian pula
ruang udara diatasnya. (M. Budiarto, S.H., 1980)
Pengumumaan pemerintah tentang Landas Kontinental tahun 1969 dikukuhkan dengan
Undang-Undang No. 1 tahun 1973.
Pada tanggal 21 Maret 1980, Pemerintah Indonesia mengumumkan Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia yang lebarnya 200 mil diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia. Didalam Zona Ekonomi Eksklusif tersebut, Indonesia mempunyai
dan melaksanakan :
xcvi
a. Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pengelolaan, dan
pelestarian sumber daya hayati dan non-hayati dan hak berdaulat lainnya atas
eksplorasi dan eksploitasi sumber tenaga dari air, arus, dan angin.
b. Hak yurisdiksi yang berhubungan dengan : pembuatan dan penggunaan pulau buatan,
instalasi, dan bangunan lainnya; penelitian ilmiah mengenai laut; pelestarian
lingkungan laut, serta hal lain berdasarkan hukum Internasional.
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 5
tahun1983 tertanggal 18 Nopember 1983.
Pada tahun 1982 konvensi hukum laut memberikan perluasan yurisdiksi negara-
negara pantai di laut bebas, asas Zona Ekonomi Eksklusif diterima, pokok-pokok asas
negara kepulauan diakui dan dicantumkan dalam United Nation Convention on the Law
of the Sea (UNCLOS 1982). Hasil konvensi tersebut disahkan pada bulan Agustus 1983
dalam seminar Konvensi Hukum Laut Internasional di New York. Dengan demikian
rumusan negara RI sebagai satu kesatuan wilayah laut yang di dalamnya terhampar
pulau-pulau besar dan kecil dengan jumlah 17.508 pulau menjadi sah.
GAMBAR : 3
PETA WILAYAH RI UNCLOS 1982 DAN UU RI No. 6 TAHUN 1999 S.D.
SEKARANG
GAMBAR : 4
BATAS DIRGANTARA INDONESIA
xcvii
Karakteristik Geografi Indonesia
1. Negara terbesar di Asia Tenggara
2. Negara Kepulauan (17.508 pulau)
3. Luas daratan =2.027.087 Km2
4. Luas laut = 3.166.163 Km2
5. Luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) = 1.577.300 Mil Persegi
6. Jarak terjauh Utara – Selatan = 1.888 Km
7. Jarak terjauh Barat – Timur = 5.110 Km.
8. Terletak di Khatulistiwa, iklim Tropis
9. Wilayah merupakan satu kesatuan dengan sebutan Tanah Air Indonesia
Latihan :
Untuk mengukur pemahaman saudara terhadap materi BAB VII ini, jawablah
pertanyaan berikut ini secara berkelompok (anggota kelompok 4/5 orang).
1. Tuliskan pengertian Geopolitik menurut bangsa Indonesia !
2. Jelaskan perbedaan Ajaran Geopolitik menurut tiga tokoh (Frederich Ratzel, Rudolf
Kjellen, dan Karl Haushofer) dengan Geopolitik menurut cara pandang bangsa
Indonesia !
3. Tuliskan pokok-pokok pengertian Wawasan Nusantara !
4. Apa tujuan dan fungsi Wawasan Nusantara !
5. Jelaskan unsur dasar Wawasan Nusantara !
6. Apa tujuan bangsa Indonesia mengeluarkan Deklarasi Juanda (13 Desember 1957)
dan Deklarasi Landas Kontinental (17 Pebruari 1969) ?
7. Jelaskan perbedaan wilayah Indonesia antara TZMKO 1939 dengan Deklarasi
Juanda 13 Desember 1957 !
8. Bagaimana konsep wilayah menurut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ?
9. Dengan telah ditetapkannya ZEE dalam UNCLOS 1982, jelaskan pendapat saudara
apa yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia ?
xcviii
BAB VIII
GEOSTRATEGI INDONESIA
A. Pengertian Geostrategi.
Geostrategi merupakan gabungan dari kata Geografi dan Strategi. Geografi
merujuk kepada ruang hidup nasional, wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan negara
Indonesia. Strategi diartikan sebagai seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan
kekuatan nasional (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. (Sumarsono dkk,
2005). Dalam bahasan ini pengertian strategi yang kita bicarakan terkait dengan strategi
nasional. Strategi Nasional adalah seni dan ilmu mengembangkan dan menggunakan
kekuatan-kekuatan nasional (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan militer)
dalam masa damai maupun masa perang untuk mendukung pencapaian tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional. (Sabarti Akhadiah dkk, 1986). Pengertian diatas
menunjukkan bahwa strategi nasional tidak terlepas dari politik nasional, atau dengan
kata lain strategi nasional adalah pelaksanaan dari politik nasional.
Berdasarkan uraian diatas, maka Geostrategi kita artikan pelaksanaan
dalammenentukan tujuan-tujuan dan sarana serta cara penggunaan sarana tersebut
guna mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan kondisi geografis negara.
Geostrategi Indonesia dirumuskan sebagai kondisi, metode, dan doktrin
mengembangkan potensi kekuatan nasional dalam melaksanakan pembangunan
nasional untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional yang diamanatkan dalam
pembukaan UUD 1945. Geostrategi Indonesia selanjutnya dirumuskan dalam wujud
konsepsi Ketahanan Nasional Republik Indonesia.
B. Ketahanan Nasional
1. Pengertian Ketahanan Nasional
Untuk mewujudkan kondisi kehidupan nasional, rumusan baku tentang
Ketahanaan Nasional harus ditetapkan agar semua warga negara Indonesia mengerti
serta memahami bagaimana membina kondisi kehidupan dan secara terus menerus
mengembangkan keuletan dan ketangguhan diri pribadi, keluarga, daerah, dan nasional.
Rumusan yang disusun oleh Lembaga Ketahanan Nasional adalah seperti
berikut: Ketahanan Nasional adalah Kondisi dinamis suatu bangsa meliputi seluruh
aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang
xcix
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan, baik yang datang
dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mengejar tujuan nasionalnya. (Lemhannas, 1989).
GAMBAR : 5
SKEMA PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL
Ada beberapa pokok pengertian yang terdapat dalam rumusan diatas yaitu :
a. Kondisi dinamis adalah keadaan yang selalu berubah atau bergerak. Ketahanan
nasional merupakan keadaan yang selalu berubah atau bergerak sehingga ia harus
dibina terus menerus sepanjang masa.
b. Seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Aspek kehiduan nasional terdiri
dari aspek Alamiahdan aspek Sosial. Di dalam aspel alamiah terdapat tiga gatra (tri
gatra) yaitu Geografi, Kekayaan Alam, dan Keadaan Penduduk, sedangkan di dalam
aspek sosial terdapat lima gatra (panca gatra) yaitu Ideologi, Politik, Ekonomi,
Sosial Budaya, serta Pertahanan dan Keamaanan. Baik aspek alamiah (tri gatra)
maupun aspek sosial (panca gatra) harus dilihat menyeluruh secara terpadu atau
terintegrasi.
c. Keuletan dan Ketangguhan bangsa. Keuletan adalah usaha yang terus menerus secara
giat dengan kemauan yang keras dalam menggunakan kemampuan dan kecakapan,
c
serta tidak mudah menyerah atau tidak mudah putus asa untuk mencapai cita-cita.
Ketangguhan adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang dapat bertahan, kuat
menanggulangi beban.
d. Tantangan, Ancaman, Hambatan, dan Gangguan. (TAHG).
Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan menggugah
kemampuan.
Ancaman adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan merubah dan
merombak kebijaksanaan yang dilaksanakan secara konsepsional.
Hambatanadalah suatu hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional yang berasal dari dalam.
Gangguan adalah suatu hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara tidak
konsepsional berasal dari luar.
Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional adalah Konsepsi pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang dan serasi dalam
kehidupan nasional yang melingkupi seluruh aspek kehidupan secara utuh menyeluruh
berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara.
Dalam konsepsi diatas penyelenggaraan Ketahanan Nasional dilakukan dengan
menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan Kesejahteraan dan pendekatan
Keamanan. Yang dimaksud dengan pendekatan kesejahteraan adalah : Kemampuan
bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan (mengolah dan memanfaatkan)
nilai-nilai nasional untuk kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Sedangkan
pendekatan Keamanan adalah : Kemampuan bangsa untuk melindungi nilai-nilai
nasional terhadap TAHG dari dalam maupun dari luar negeri.
Dari uraian diatas maka dapat kita ambil dua hakikat pokok dari Ketahanan
Nasional Indonesia yaitu :
a. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
b. Hakikat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara selaras, serasi, dan seimbang
dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
ci
2. Asas Ketahanan Nasional Republik Indonesia.
a.Asas Kesejahteraan dan Keamaan ; Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan
tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan
esensial. Kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan
nasional, tanpa kesejahteraan dan keamanan sistem kehidupan nasional tidak akan
dapat berlangsung. Tingkat kesejahteraan dan keamanaan yang dicapai dalam
kehidupan nasional merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional.
b.Asas Komprehensif Integral ; Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek
kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang
seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan
bangsa secara utuh, menyeluruh, dan terpadu.
c.Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar;Mawas kedalam ditujukan untuk
menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional berdasarkan nilai-nilai
kemandirian, tetapi tetap membuka diri terhadap perkembangan dunia. Mawas ke
luar ditujukan untuk mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negeri dan memerima kenyataan adanya interaksi dan
pengaruh perkembangan dunia. Pengembangan kekuatan nasional diharapkan
memberi dampak keluar dalam bentuk daya tangkal. Interaksi dengan pihak luar
diutamakan dalam bentuk kerja sama yang saling menguntungkan.
d.Asas Kekeluargaan ; Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan,
kebersamaan, kesamaan, gotong-royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Asas kekeluargaan mengakui
adanya perbedaan yang dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar
tidak berkembang menjadi konplik.
3. Sifat Ketahanan Nasional Republik Indonesia :
a. Mandiri ; Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
dengan tumpuan pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian
menjadi prasyarat dalam menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam
perkembangan global.
b.Dinamis ; Ketahanan Nasional selalu bergerak atau berubah, dapat meningkat atau
menurun tergantung situasi dan kondisi bangsa serta lingkungan strategisnya.
Karena itu upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan
cii
kemasa depan dan dinamikanya diarahkan pada pencapaian kondisi kehidupan
nasional yang lebih baik.
c.Wibawa ; Keberhasilan pembinaan Ketahaanan Nasional Indonesia akan
meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat Ketahanan
Nasionaal, makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang
dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
d.Konsultasi dan Kerjasama ; Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak bersikap
konfrontatif dan antagonistik, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta saling
menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
cix
kemampuan ekonomi suatu negara, dengan teknologi canggih potensi sumber daya
alam lebih dapat didayagunakan.
g) Birokrasi dan Sikap Masyarakat ; sistem birokrasi yang baik, efisien, efektif, tidak
berbelit-belit, akan mendukung kegiatan serta kehidupan ekonomi nasional.
Partisipasi masyarakat yang dilandasi kesadaran yang tinggi serta kemampuan yang
cukup akan meningkatkan pembangunan ekonomi menuju ketahanaan ekonomi
nasional.
h) Infrastruktur ; Sarana dan prasarana yang memadai akan melancarkan arus barang
dan jasa, kegiataan ekonomi akan terhambat bahkan bisa macet tanpa adanya sarana
prasarana yang mendukung, Angkutan melalui darat, laut, dan udara yang dikelola
secara terpadu dan didukung oleh jaringan komunikasi yang luas merupakan syarat
perkembangan ekonomi.
i) Diversifikasi Pemasaran ; Peningkatan produksi tidak banyak artinya kalau tidak bisa
dipasarkan oleh karena itu harus diikuti oleh mencari pasar baru bagi produk yang
dihasilkan, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri.
4) Ketahaanan di bidang Sosial Budaya.
Istilah sosial budaya menunjuk kepada dua segi utama kehidupan bersama
manusia yaitu segi kemasyarakatan(sosial) dan segi kebudayaan(budaya).Pengertian
sosial pada hakikatnya adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang
mengandung nilai-nilai kebersamaan. Kerja sama atau kebersamaan itu akan berjalan
lancar dalam keadaan tertib sosial berdasarkan pengaturan dan mekanisme tertentu
yang merupakan produk budaya dan sekaligus merupakan wadah bagi pertumbuhan
dan perkembangan kebudayaan. Proses sosial berlangsung dalam sistem sosial tertentu
dan sistem sosial itu sendiri merupakan salah satu wujud kebudayaan, sehingga terjadi
integrasi antara ciri-ciri sosial dan ciri-ciri budaya. Masyarakat tidak mungkin ada
tanpa kebudayaan, dan kebudayaan hanya ada dalam masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang sosial budaya adalah :
kehidupan beragama, tradisi, pendidikan, kepemimpinan nasional, tujuan nasional,
kepribadian nasional, dan kondisi sosial ekonami.
5) Ketahanan di bidang Pertahanan Keamanan.
Pertahanan keamanan adalah daya upaya suatu bangsa dengan segala potensinya
untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya
kelangsungan hidup, perkembangan kehidupan bangsa dan negara serta terpenuhinya
hak dan kewajiban warga negara dalam rangka mencapai tujuan nasional.
cx
Faktor yang mempengaruhi ketahanan Pertahanan Keamanan antara lainadalah : a.
Doktrin Hankam, b. Wawasan Nasional, c. Sistem pertahanan keamanan, d. Geografi,
kesadaran masyarakat membela negara, e. Pendidikan Bela Negara, f. Ilmu
pengetahuan dan teknologi, kondisi ekonomi, dan lain sebagainya.
Latihan :
Untuk menguji pemahamaan saudara terhadap materi BAB VII ini, jawablah
pertanyaan berikut :
1. Tuliskan pengertian Geostrategi dan jelaskan hubungannya dengan Geopolitik.
2. Tuliskan pengertian Ketahanan Nasional dan jelaskan pokok-pokok pengertiannya.
3. Sebagai mahasiswa yang ulet dan tangguh, apa yang harus saudara lakukan
4. Berikan masing-masing satu contoh dari Tantangan, Ancaman, Hambatan, dan
Gangguan.
5. Jelaskan aspek kehidupan nasional bangsa Indonesia
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendekatan Kesejahteraan dan pendekatan
Keamanan dalam penyelenggaraan Ketahanan Nasional.
7. Tuliskan jenis dan sifat kekayaan alam serta jelaskan apa guna pemahaman kedua hal
tersebut bagi kehidupan bangsa.
8. Berikan contoh penyelenggaraan pendekatan Kesejahteraan dan pendekatan
Keamanan terhadap gatra geografi dan gatra kekayaan alam.
cxi
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T. Kansil, Prof. Drs. SH. Dan Cristine S.T. Kansil, SH.,M.H. (2003). Pendidikan
Kewaarganegaraan di Perguruan Tinggi, PT. Pradnya Paramita : Jakarta
Kartono dkk., (2013). Modul Pendalaman Materi Bidang Studi, Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG) : Konsorsium Sertifikasi Guru
Lembaga Ketahanan Nasional, (1996). Kewiraan Untuk Mahasiswa, Kerja sama Dirjen
Dikti dengan P.T. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Loman Bolam dkk., (2010). Pengantar Ilmu Pendidikan, Program Hibah Kompetisi
(PHK) S1 PGSD-A Universitas Sriwijaya : Palembang
cxii
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, (2008). Materi Sosialisasi
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Sekretariat
Jenderal MPR RI : Jakarta.
Tim Nasional Penataran P-4 Siswa SLTP dan SLTA, (1996). Bahan Penataran P-4
Bagi Siswa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta
Udin S. Winataputra dkk., (2002). Modul : Materi dan Pembelajaran PKNSD, Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka : Jakarta
cxiii