Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Kompleks Yadara berada di pedukuhan Tambak Bayan, desa


Caturtunggal, Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Desa
Caturtunggal terletak pada 7º46’48” LS, dan 110º23’45” BT. Secara geografis
Desa Caturtunggal berbatasan dengan Condongcatur Depok di sebelah utara, Desa
Sinduadi Mlati di sebelah barat, Desa Maguwoharjo Depok disebelah timur dan
Desa Banguntapan Bantul dan Kota Yogyakarta di selatan. Wilayah Desa
Caturtunggal memiliki luas 889.7840 hektar, yang terdiri dari Sawah seluas
30.2150 hektar, tegal seluas 136.9658, pekarangan seluas 679.0884 dan lain-lain
seluas 43.4758. Desa caturtunggal memiliki 20 pedukuhan yang salah satunya
yaitu pedukuhan tambakbayan tempat kompleks yadara berada.
Secara umum keadaan tanah di Desa Caturtunggal termasuk kategori
subur.Wilayah Desa Caturtunggal dilintasi oleh 3 (tiga) sungai, yaitu Sungai
Code, Sungai Gajah Wong dan Sungai Tambakboyo ditambah Selokan Mataram.
Persawahan masih cukup banyak terutama di sebelah timur sungai Gajah Wong
sampai dengan Sungai Tambakboyo. Sedangkan diwilayah sebelah barat sungai
Gajah Wong sudah tidak ada lagi areal persawahan. Namun seiring waktu dan
sesuai dengan kebijakan Kabupaten bahwa wilayah Kecamatan Depok umumnya
dan Desa Caturtunggal sebagian besar diperuntukan untuk pemukiman,
perdagangan dan jasa maka banyak pekarangan, tegal dan sawah berubah fungsi
menjadi perumahan dan rumah tinggal dan pertokoan. Peta kompleks yadara ada
pada gambar 1.1

1
Gambar 1.1 Peta Situasi Kompleks Yadara

Sumber : Google Maps

Warga Kompleks Yadara terdiri dari warga asli dan juga warga pendatang
yang merupakan mahasiswa dan biasanyanya mengambil kost di salah satu rumah
di Kompleks Yadara. Warga di desa Caturtunggal menurut data penduduk D.I
Yogyakarta tahun 2019 semester I sebanyak 44.318 jiwa dengan jumlah laki-laki
sebanyak 21.846 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 22.472 jiwa. Warga desa
Caturtunggal terbanyak bekerja sebagai Karyawan swasta yaitu berjumlah 23.760
jiwa di susul oleh wiraswasta sebanyak 15.126 jiwa, buruh 5.177. sedangkan
jumlah mahasiswa di Desa Caturtunggal sebanyak 16.966 jiwa. Sedangkan di
Kompleks Yadara RT 20 RW 06 memliki jumlah penduduk sebanyak 106 jiwa.
Mata pencaharian warga Kompleks Yadara RT 20 RW 06 yaitu dominan bekerja
wiraswasta danbeberapa bekerja di BUMN serta PNS. Sedangkan untuk bukan
angkatan kerja terdapat beberapa pensiunan. Di RW 06 sendiri didominasi oleh
pensiunan namun untuk angkatan kerja warga bekerja di swasta, pegadaian, dan
wirausaha membuka kost-kost an.
Untuk warga asli kompleks Yadara masih memiliki hubungan yang
harmonis dan baik antara satu sama lain, ditunjukan dengan sering mengikuti
pertemuan rutin dan ikut berkontribusi dalam kegiatan yang diadakan di
Kompleks Yadara. Dahulu jika para bapak yang bekerja dan para ibu di rumah

2
maka para ibu bisa menghadiri acar di sore hari. Namun sekarang karena
keduanya bekerja jadi tidak sempat untuk mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan di Kompleks Yadara. Untuk pendatang baru yang bertempat
tinggal di kost tidak pernah mengikuti kegiatan Kompleks karena hanya berada di
kot atau pun pergi kuliah. Namun di RT 25 anak kost masih memberikan sedikit
kontribusi dalam kegiatan di Kompleks Yadara. Warga Kompleks Yadara yang
merupakan pindahan dari luar jarang mengikuti kegiatan yang ada di Kompleks
Yadara. Seperti jika diminta untuk berkontribusi dalam hal dana atau waktu
mereka menolak.

3
BAB II
PROGRAM PEMBANGUNAN PENDOPO

2.1. Sekilas Tentang Program Pembangunan Pendopo


Program pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh RW 06 yaitu
pembangunan pendopo RW 06 Yadara. Tujuan dibangunnya pendopo yaitu
sebagai fasilitas warga. Pendopo digunakan untuk kegiatan warga seperti
peringatan kemerdekaan indonesia atau tujuh belasan, pertemuan ibu-ibu pkk, dan
lain-lain. Pendopo tersebut digunakan oleh RW 06 yang terdiri dari enam RT
yaitu RT 20, RT 21, RT 22, RT 23, RT 24 dan RT 25 maka dari itu pendopo
tersebut merupakan pendopo RW. RW 06 membentuk kepanitiaan untuk
mengurus program pembangunan pendopo yang terdiri dari pengurus RW. Panitia
terdiri dari setiap ketua RT dari RW 06, ketua, wakil ketua, sekertaris dua orang,
bendahara dua orang, dan penasihat tiga orang

2.2. Proses yang Terjadi Pada Program Pembangunan Pendopo


Pembangunan pendopo dilakukan karena melihat kondisi pendopo lama
yang sudah rusak dan sudah tidak bisa dipakai oleh warga. Pembangunan pendopo
diusulkan oleh pengurus yaitu bagian seksi pembangunan dan usulan
pembangunan pendopo dilakukan pada saat rapat rutin pengurus yang dihadiri
RW. Pak RW juga menginformasikan bahwa dari musyawarah perencanaan
pembangunan desa (MUSRENBANG) akan ada bantuan dana untuk
pembangunan. Kemudian pak RW membentuk panitia untuk menjalankan
program pembangunan pendopo dan menyerahkan kegiatan kepada panitia.
Teknis perencanaan hanya dilakukan oleh panitia seperti anggaran yang
dibutuhkan berapa, bagaimana cara mendapatkan dana untuk pembangunan
pendopo, dana didapat dari mana saja dan pemborong yang akan dipekerjakan.
Setelah membuat rincian program pembangunan, panitia membuat
proposal kepada MUSRENBANG. Proposal rencana tersebut dimusyawarahkan
ditingkat pedusunan kemudian dibawa ketingkat desa. Surat pemberitahuan dibuat

4
untuk warga. Pemberitahuan berisi tentang susunan panitia, rencana anggaran dan
gambar rancangan pendopo yang akan dibangun. Surat pemberitahuan ini
disebarkan langsung melalui ibu-ibu pkk dan masing-masing RT dalam rapat rutin
RT maupun secara tidak langsung melalui grup Whatsapp RT. Dana didapat dari
mengajukan bantuan kepada musyawarah perencanaan pembangunan desa
(MUSRENBANG). Selain itu dana didapat dari swadaya masyarakat warga RW
06. Target selesai saat lebaran 2020, agar pendopo bisa digunakan saat halal
bihalal lebaran 2020. Target yang tercantum sesuai proposal yaitu 3-4 bulan jika
dana yang terkumpul lancar.
Pembangunan pendopo dikerjakan oleh pemborong dengan dana dari desa
dan swadaya masyarakat. Warga menyetujui dibangun ulang pendopo karena
warga sendiri yang melihat bahwa memang pendopo sudah tidak aman lagi untuk
dipakai. Pembayaran diserahkan melalui masing-masing RT dan ketua RT akan
menyampaikan uang kepada bendahara panitia. Pendopo yang dibangun
merupakan pembaruan dari pendopo lama yang sudah tidak layak pakai. Pendopo
yang lama diruntuhkan terlebih dahulu kemudian dilakukan pengecoran serta
pembuatan tiang-tiang pondasi dilanjutkan dengan kerangka bangunan. Saat ini
masih dalam tahap pengerjaan pondasi pendopo dan belum sampai tahap
pemberian atap. Pengawasan dilakukan oleh ketua panitia juga mandor dari
pemborong, serta masing-masing ketua RT hanya ikut mengecek sampai mana
pembangunan.
Setiap dua bulan sekali panitia melakukan rapat rutin panitia untuk
membahas pembangunan pendopo. Rapat panitia dilakukan dua kali yaitu rapat
dengan masing-masing ketua RT dan rapat yang hanya melibatkan anggota panitia
inti. Rapat dengan masing-masing ketua RT membahas tentang jumlah dana yang
terkumpul, apakah ada kesulitan dalam penarikan dana dari warga dan perubahan
bentuk pendopo menyesuaikan dana yang ada, sehingga pendopo lebih sederhana
dibandingkan dengan yang direncanakan di proposal. Sedangkan untuk rapat
panitia inti membahas lebih detail lagi mengenai penggunaan dana, dana yang
masih ada berapa, dana sudah terkumpul lagi atau belum, dan dengan dana yang
ada akan melakukan pengerjaan apa berikutnya.

5
BAB III
ANALISIS PARTISIPASI PROGRAM PEMBANGUNAN PENDOPO

Program pembangunan pendopo di Kompleks Yadara Babarsari memiliki


tahapan-tahapan partisipasi serta strategi yang digunakan sebagai berikut.
3.1. Tahapan Partisipasi yang Dilakukan Pada Program Pembangunan
Pendopo
Tahapan partisipasi yang terjadi dalam pembangunan pendopo
Kompleks Yadara Babarsari yaitu terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan hasil dan evaluasi.
3.1.1. Perencanaan
Pendopo lama yang biasa digunakan untuk kumpul warga, kumpul
ibu-ibu pkk atau untuk kegiatan lainnya sudah rusak dan bahaya jika
digunakan. Pada rapat rutin pengurus RW, bagian seksi
pembangunan mengusulkan untuk membangun ulang pendopo
karena warga tidak memiliki tempat untuk kegiatan kumpul. Pak
RW juga menginformasikan bahwa ada dana bantuan untuk
pembangunan dari desa. Dikarenakan pendopo yang sudah tidak bisa
dipakai serta adanya dana bantuan dari desa maka dibuatlah program
pembangunan pendopo. Pak RW kemudian membentuk panitia yang
diketuai ketua seksi pembangunan serta anggota lainnya diambil dari
pengurus RW. Kemudian panitia membuat surat pemberitahuan
kepada warga dan disebar melalui masing-masing ketua RT, ibu-ibu
pkk dan melalui grup whatsapp.
3.1.2. Pelaksanaan
Pembangunan pendopo dikerjakan oleh pemborong yang dipilih oleh
panitia. Warga memberikan swadaya berupa dana sebesar nominal
yang telah ditentukan kepada masing-masing ketua RT. Dana
tersebut akan diberikan kepada bendahara panitia dan akan
digunakan untuk pembangunan. Namun, pada saat bagian

6
mengecoran, untuk menghemat waktu masing-masing ketua RT
mengundang warganya secara tidak formal, mengajak untuk
membantu dalam tahap pengecoran. Warga ikut membantu dalam
pengerjaan mengolah semen menggunakan molen kecil dan
membawa ember yang berisi semen secara estafet ke tempat
pengecoran. Pengawasan pembangunan pendopo dilakukan oleh
ketua panitia, mandor dari pihak pemborong serta sekali sekali ketua
RW dan ketua RT.
3.1.3. Pemanfaatan Hasil
Pemanfaatan hasil dari program pembangunan pendopo belum
terlihat karena pendopo masih dalam tahap pembangunan. Warga
hanya melihat sekilas secara fisik sudah sampai mana tahap
pembangunan dari pendopo.
3.1.4. Evaluasi Program
Setiap dua bulan atau tiga bulan sekali panitia melakukan rapat rutin
untuk mengevaluasi serta melakukan langkah selanjutnya untuk
pembangunan pendopo. Evaluasi ini hanya melibatkan panitia dan
masing-masing ketua RT dan tidak melibatkan warga. Warga tidak
mengetahui teknis penggunaan dana, langkah selanjutnya dari
pembangunan atau penyesuaian bentuk pendopo sesuai anggaran
yang ada. Warga hanya melihat sampai sejauh mana pendopo
dibangun dengan meilhat pembangunannya secara langsung.
Pada tabel 3.1 ditampilkan bagaimana peran one man show dan
partisipasi warga pada tahapan partisipasi mulai dari perencanaan,
pelaksanaan penerimaan hasil dan evaluasi.

Tabel 3.1. Tahapan Partisipasi


Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

One Show
✔ ✔ ✔
Man
Partisipas

i Warga

7
Berdasarkan tabel 3.1 one show man dominan pada tahap
perencanaan pelaksanaan hinggaa evaluasi sedangkan partisipasi muncul
hanya pada saat proses pelaksanaan. Dalam prosesnya one show man dari
awal hingga akhir berperan ditengah muncul partisipasi dan di akhir
partisipasi hilang.

3.2. Strategi Partisipasi yang Dilakukan Pada Program Pembangunan


Pendopo
Strategi partisipasi yang dilakukan pada program pembangunan
pendopo Kompleks Yadara Babarsari yaitu sebagai berikut.
3.2.1. Prasyarat pelaksanaan partisipatif
Strategi yang digunakan yaitu prasyarat pelaksanaan partisipatif
yang ditunjukan dengan dengan warga RW 06 membutuhkan
pendopo sebagai tempat Partisipasif berkumpul dan melakukan
kegiatan.
3.2.2. Mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat atau teknologi tepat guna
Masing-masing ketua RT juga menggunakan strategi
mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat atau teknologi tepat guna ditunjukan dengan masing-
masing ketua RT menyebarkan pemberitahuan bahwa akan dibangun
pendopo tidak hanya secara langsung tetapi juga lewat grup
whatsapp. Selain itu pada saat akan diadakan pengerjaan
pengecoran, ketua RT mengajak warganya untuk ikut membantu
melalui grup whatsapp.
3.2.3.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada program pembangunan pendopo di Kompleks Yadara Babarsari


menggunakan dua strategi yaitu prasyarat pelaksanaan partisipatif dan
mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau
teknologi tepat guna. Strategi prasyarat pelaksanaan partisipatif ditunjukan dengan
warga terutama ibu-ibu pkk yang tidak memiliki tempat lagi untuk berkumpul dan
melakukan kegiatan. Karena kebutuhan warga akan pendopo maka pengurus RW
membentuk panitia dan membuat program pembangunan pendopo. Program
pembangunan pendopo terwujud dengan adanya partisipasi masyarakat dalam
memberikan dana dengan nominal sebesar yang telah ditentukan dan ikut dalam
membantu satu tahap pengerjaan pengecoran karena ajakan dari masing-masing
ketua RT.
Strategi yang digunakan oleh masing-masing ketua RT yaitu
mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau
teknologi tepat guna ditunjukan dengan masing-masing ketua RT menyebarkan
pemberitahuan bahwa akan dibangun pendopo tidak hanya secara langsung tetapi
juga lewat grup whatsapp. Ketua RT menggunakan media sosial untuk
menyebarkan pemberitahuan karena tidak semua warganya bisa hadir dalam rapat
RT dan Ketua RT juga mempersingkat waktu penyebaran informasi, disamping
itu juga warga terutama RT 20 sudah memiliki grup whatsapp. Warga dapat
menerima informasi secara cepat dan bagi warga yang memiliki kesibukan dan
tidak sempat mengikuti rapat RT bisa mendapat informasi juga. Selain itu pada
saat akan diadakan pengerjaan pengecoran, ketua RT mengajak warganya melalui
grup whatsapp. Pak RT tidak perlu mendatangi warga satu persatu untuk
mengajak warga untuk membantu proses pengecoran. Warga juga lebih cepat
mendapat informasi dan dapat memberi konfirmasi bisa ikut atau tidak.
Strategi yang digunakan pada pembangunan pendopo Kompleks Yadara
Babarsari yaitu prasyarat pelaksanaan partisipatif dan mengidentifikasi teknologi

9
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau teknologi tepat guna. Strategi
pelaksanaan partisipatif digunakan karena warga yang membutuhkan pendopo
sebagai tempat berkumpul sehinnga dibuat program pembangunan pendopo.
Strategi mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
atau teknologi tepat guna digunakan karena warga Kompleks Yadara RW 06
tidak semuanya dapat menghadiri rapat RT untuk mendapat informasi program
pembangunan dan lebih cepat jika memberi informasi pada warga melalui grup
whatsapp maka dari itu informasi disebar juga melalui grup whatsapp.
Partisipasi masyarakat muncul karena adanya kebutuhan warga akan
pendopo yang digunakan untuk pertemuan serta kegiatan lainnya, ditunjukan
dengan ibu-ibu pkk yang tidak memiliki tempat untuk kumpul. Selain itu
partisipasi muncul karena warga mendapat pemberitahuan mengenai program
pembangunan pendopo secara cepat dan informasi tersebut diketahui semua
warga, ditunjukan dengan warga yang mengikuti pengerjaan pengecoran karena
ajakan nonformal dari masing-masing ketua RT melalui grup whatsapp.

10
BAB V
KESIMPULAN

Proses pembangunan pendopo yang terjadi pada Kompleks Yadara


Pedukuhan Tambak Bayan, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta menimbulkan partisipasi.

11

Anda mungkin juga menyukai