PENDAHULUAN
1
Gambar 1.1 Peta Situasi Kompleks Yadara
Warga Kompleks Yadara terdiri dari warga asli dan juga warga pendatang
yang merupakan mahasiswa dan biasanyanya mengambil kost di salah satu rumah
di Kompleks Yadara. Warga di desa Caturtunggal menurut data penduduk D.I
Yogyakarta tahun 2019 semester I sebanyak 44.318 jiwa dengan jumlah laki-laki
sebanyak 21.846 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 22.472 jiwa. Warga desa
Caturtunggal terbanyak bekerja sebagai Karyawan swasta yaitu berjumlah 23.760
jiwa di susul oleh wiraswasta sebanyak 15.126 jiwa, buruh 5.177. sedangkan
jumlah mahasiswa di Desa Caturtunggal sebanyak 16.966 jiwa. Sedangkan di
Kompleks Yadara RT 20 RW 06 memliki jumlah penduduk sebanyak 106 jiwa.
Mata pencaharian warga Kompleks Yadara RT 20 RW 06 yaitu dominan bekerja
wiraswasta danbeberapa bekerja di BUMN serta PNS. Sedangkan untuk bukan
angkatan kerja terdapat beberapa pensiunan. Di RW 06 sendiri didominasi oleh
pensiunan namun untuk angkatan kerja warga bekerja di swasta, pegadaian, dan
wirausaha membuka kost-kost an.
Untuk warga asli kompleks Yadara masih memiliki hubungan yang
harmonis dan baik antara satu sama lain, ditunjukan dengan sering mengikuti
pertemuan rutin dan ikut berkontribusi dalam kegiatan yang diadakan di
Kompleks Yadara. Dahulu jika para bapak yang bekerja dan para ibu di rumah
2
maka para ibu bisa menghadiri acar di sore hari. Namun sekarang karena
keduanya bekerja jadi tidak sempat untuk mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan di Kompleks Yadara. Untuk pendatang baru yang bertempat
tinggal di kost tidak pernah mengikuti kegiatan Kompleks karena hanya berada di
kot atau pun pergi kuliah. Namun di RT 25 anak kost masih memberikan sedikit
kontribusi dalam kegiatan di Kompleks Yadara. Warga Kompleks Yadara yang
merupakan pindahan dari luar jarang mengikuti kegiatan yang ada di Kompleks
Yadara. Seperti jika diminta untuk berkontribusi dalam hal dana atau waktu
mereka menolak.
3
BAB II
PROGRAM PEMBANGUNAN PENDOPO
4
untuk warga. Pemberitahuan berisi tentang susunan panitia, rencana anggaran dan
gambar rancangan pendopo yang akan dibangun. Surat pemberitahuan ini
disebarkan langsung melalui ibu-ibu pkk dan masing-masing RT dalam rapat rutin
RT maupun secara tidak langsung melalui grup Whatsapp RT. Dana didapat dari
mengajukan bantuan kepada musyawarah perencanaan pembangunan desa
(MUSRENBANG). Selain itu dana didapat dari swadaya masyarakat warga RW
06. Target selesai saat lebaran 2020, agar pendopo bisa digunakan saat halal
bihalal lebaran 2020. Target yang tercantum sesuai proposal yaitu 3-4 bulan jika
dana yang terkumpul lancar.
Pembangunan pendopo dikerjakan oleh pemborong dengan dana dari desa
dan swadaya masyarakat. Warga menyetujui dibangun ulang pendopo karena
warga sendiri yang melihat bahwa memang pendopo sudah tidak aman lagi untuk
dipakai. Pembayaran diserahkan melalui masing-masing RT dan ketua RT akan
menyampaikan uang kepada bendahara panitia. Pendopo yang dibangun
merupakan pembaruan dari pendopo lama yang sudah tidak layak pakai. Pendopo
yang lama diruntuhkan terlebih dahulu kemudian dilakukan pengecoran serta
pembuatan tiang-tiang pondasi dilanjutkan dengan kerangka bangunan. Saat ini
masih dalam tahap pengerjaan pondasi pendopo dan belum sampai tahap
pemberian atap. Pengawasan dilakukan oleh ketua panitia juga mandor dari
pemborong, serta masing-masing ketua RT hanya ikut mengecek sampai mana
pembangunan.
Setiap dua bulan sekali panitia melakukan rapat rutin panitia untuk
membahas pembangunan pendopo. Rapat panitia dilakukan dua kali yaitu rapat
dengan masing-masing ketua RT dan rapat yang hanya melibatkan anggota panitia
inti. Rapat dengan masing-masing ketua RT membahas tentang jumlah dana yang
terkumpul, apakah ada kesulitan dalam penarikan dana dari warga dan perubahan
bentuk pendopo menyesuaikan dana yang ada, sehingga pendopo lebih sederhana
dibandingkan dengan yang direncanakan di proposal. Sedangkan untuk rapat
panitia inti membahas lebih detail lagi mengenai penggunaan dana, dana yang
masih ada berapa, dana sudah terkumpul lagi atau belum, dan dengan dana yang
ada akan melakukan pengerjaan apa berikutnya.
5
BAB III
ANALISIS PARTISIPASI PROGRAM PEMBANGUNAN PENDOPO
6
mengecoran, untuk menghemat waktu masing-masing ketua RT
mengundang warganya secara tidak formal, mengajak untuk
membantu dalam tahap pengecoran. Warga ikut membantu dalam
pengerjaan mengolah semen menggunakan molen kecil dan
membawa ember yang berisi semen secara estafet ke tempat
pengecoran. Pengawasan pembangunan pendopo dilakukan oleh
ketua panitia, mandor dari pihak pemborong serta sekali sekali ketua
RW dan ketua RT.
3.1.3. Pemanfaatan Hasil
Pemanfaatan hasil dari program pembangunan pendopo belum
terlihat karena pendopo masih dalam tahap pembangunan. Warga
hanya melihat sekilas secara fisik sudah sampai mana tahap
pembangunan dari pendopo.
3.1.4. Evaluasi Program
Setiap dua bulan atau tiga bulan sekali panitia melakukan rapat rutin
untuk mengevaluasi serta melakukan langkah selanjutnya untuk
pembangunan pendopo. Evaluasi ini hanya melibatkan panitia dan
masing-masing ketua RT dan tidak melibatkan warga. Warga tidak
mengetahui teknis penggunaan dana, langkah selanjutnya dari
pembangunan atau penyesuaian bentuk pendopo sesuai anggaran
yang ada. Warga hanya melihat sampai sejauh mana pendopo
dibangun dengan meilhat pembangunannya secara langsung.
Pada tabel 3.1 ditampilkan bagaimana peran one man show dan
partisipasi warga pada tahapan partisipasi mulai dari perencanaan,
pelaksanaan penerimaan hasil dan evaluasi.
One Show
✔ ✔ ✔
Man
Partisipas
✔
i Warga
7
Berdasarkan tabel 3.1 one show man dominan pada tahap
perencanaan pelaksanaan hinggaa evaluasi sedangkan partisipasi muncul
hanya pada saat proses pelaksanaan. Dalam prosesnya one show man dari
awal hingga akhir berperan ditengah muncul partisipasi dan di akhir
partisipasi hilang.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
9
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau teknologi tepat guna. Strategi
pelaksanaan partisipatif digunakan karena warga yang membutuhkan pendopo
sebagai tempat berkumpul sehinnga dibuat program pembangunan pendopo.
Strategi mengidentifikasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
atau teknologi tepat guna digunakan karena warga Kompleks Yadara RW 06
tidak semuanya dapat menghadiri rapat RT untuk mendapat informasi program
pembangunan dan lebih cepat jika memberi informasi pada warga melalui grup
whatsapp maka dari itu informasi disebar juga melalui grup whatsapp.
Partisipasi masyarakat muncul karena adanya kebutuhan warga akan
pendopo yang digunakan untuk pertemuan serta kegiatan lainnya, ditunjukan
dengan ibu-ibu pkk yang tidak memiliki tempat untuk kumpul. Selain itu
partisipasi muncul karena warga mendapat pemberitahuan mengenai program
pembangunan pendopo secara cepat dan informasi tersebut diketahui semua
warga, ditunjukan dengan warga yang mengikuti pengerjaan pengecoran karena
ajakan nonformal dari masing-masing ketua RT melalui grup whatsapp.
10
BAB V
KESIMPULAN
11