I.
SEJARAH
Masjid At-Taqwa dibangun pada tahun 1945. Sedangkan DKM Masjid At-Taqwa sudah
terbentuk sejak tahun pertama masjid tersebut dibangun. Pada awalnya masjid tersebut belum
sebesar dan sebagus sekarang. Namun berkat bantuan dari pemerintah dan juga masyarakat,
perlahan-lahan masjid tersebut dapat diperbesar dan diperindah.
II.
PENGURUS
Pengurus DKM Masjid At-Taqwa dipilih oleh masyarakat sekitar. Masa jabatan setiap
kepengurusan adalah 3 tahun. Setelah menjabat selama tiga tahun, anggota kepengurusan
akan mengudurkan diri secara terhormat. Namun di banyak kasus, anggota kepengurusan
yang sama dapat dipilih berturut-turut hingga 15 tahun jika dipercaya oleh masyarakat.
Berikut adalah bagan kepengurusan DKM Masjid At-Taqwa saat ini :
III.
PROGRAM KERJA
Mengumumkan berita-berita penting bagi masyarakat, seperti berita kematian dan musibah.
Menerima dan menyalurkan santunan zakat, infak dan shadaqah kepada kaum yang
membutuhkan.
II. KEGIATAN
Adapun kegiatan rutin DKM Masjid At-Taqwa adalah sebagai berikut :
Shalat Jumat berjamaah beserta ceramah yang diisi oleh Ustadz maupun Kyai dari lingkungan
sekitar maupun dari luar.
Peringatan hari-hari besar agama Islam setiap tahunnya, seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid
Nabi, dan lain sebagainya.
IV. KEBUTUHAN
Menurut Bapak Karnata, saat ini DKM Masjid At-Taqwa sangat membutuhkan orang-orang
baru untuk kaderisasi. Kepengurusan saat ini sudah berjalan selama 7 tahun dan Bapak
Karnata merupakan Ketua DKM yang ke-6. Meskipun tidak keberatan jika dipilih kembali,
beliau berharap ada generasi muda yang tertarik dan mampu memberikan perubahan yang
baik bagi DKM Masjid At-Taqwa.
V. MASALAH KEPENGURUSAN
Meskipun tidak ada permasalahan besar dalam kepengurusan menyangkut pelaksanaan tugas,
Bapak Karnata mengakui terkadang ada perbedaan pendapat dari anggota kepengurusan
DKM menyangkut bentuk pengadaan acara keagamaan. Namun, hal tersebut selalu dapat
diselesaikan dengan musyawarah.
Meminta bantuan materil dan non materil dari pemerintah desa, kabupaten dan pusat.
Tugas tugas Kesekretariatan harus sesuai dengan juklak dan juknis dengan menerapkan
prisip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam rangka mengelola dan mencatat data serta
pelayanan Prima Kepada masyarakat. Kewilayahan dalam melaksanakan kebijakan dan tugas
tugas Kepala Desa di wilayah kerjanya dilaksanakan oleh Kepala Dusun.
a. Tingkat Kabupaten :
Pembinaan dilaksanakan dengan Penataan dan Latihan dalam Pembekalan mengenai Undang
Undang Nomor 22 Tahun 1999. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1999, Peraturan
Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat. Penataran dan
Latihan merupakan kebutuhan Pokok Perangkat Pemerintah Desa dalam melaksanakan Tugas
dan fungsinya.
b. Tingkat Kecamatan :
Pelaksanaan dalam rapat minggon, rapat dinas dan Rapat Koordinasi untuk
lebih memahami tugas, fungsi bagi Perangkat Desa, Menitik beratkan disiplin
kerja yang baik cara berpakaian meupun disiplin waktu untuk memberikan
contoh kepada masyarakat.
c. Tingkat Desa :
Dilaksanakan tiap hari Senin mengenai tugas tugas dalam kebersamaan dan disiplin kerja.
d. Pembinaan RW dan RT :
Pembinaan dilaksanakan dalam pertemuan dan rapat untuk lebih memfungsikan keberadaan
RT dan RW dalam membantu tugas Pemerintah Desa terutama pengelolaan data Pencatatan
mengembangkan kegotong royongan baik pembangunan Fisik, Ketertiban dan Keamanan
maupun Keagamaan.
Pembinaan dilaksanakan pertemuan dengan pengurus LKMD, PKK dan Generasi Muda
Tokoh Adat. Keberadaan lembaga Organisasi kemasyarakatan yang merupakan mitra
Pemerintah Desa dalam perencanaan, pelaksanaan bersama masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan di Desa.
2. Dilaksanakan dengan pelatihan dan penataran bagi para pengurus baik tingkat
Kabupaten maupun di Tingkat Kecamatan dan Desa.
f. Pembinaan Keagamaan :
Pembinaan dilaksanakan bersama dengan MUI Desa dalam acara kegiatan Pertemuan
Pengajian di tingkat Desa, RW secara rutin dan dalam memperingati hari bersejarah Islam
untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
g. Pembinaan Umum :
Dilaksanakan dalam acara Pengajian dan Pertemuan Umum ke tiap tiap RW dan RT .
Pelaksanaan Pembangunan Fisik dari dana Alokasi Dana Perimbangan Desa yang di
alokasikan untuk Pembangunan Kantor Desa, dan Pelaksanaan Pembangunan Fisik Sarana
Olah Raga adalah Pengerasan Lapang Bola Volly Kampung Gelewer Rt. 02 Rw 04 Desa
sarinagen.
a. Dalam Kegiatan membayar Pajak dimana target PBB sebesar Rp, 25.218.787.tahun 2011.
b. Rencana Kegiatan keperdulian dalam hal membayar zakat, Impaq dan shodakoh
tahun 2011 adanya peningkatan dari tahun sebelumnya .
4. Rencana kegiatan tersebut merupakan bantuan dan peran sertanya dari seluruh
Komponen yang ada di Desa Sarinagen dalam upaya melaksanakan Otonomi Desa.
1. Kebijakan/Keputusan
Mengacu kepada Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
penyempurnaan dari Undang Undang Nomor 22 tahun 1999 Peraturan Pemerintah dan
PERDA Kabupaten Bandung Barat di Tindaklanjuti dengan Peraturan Desa (PERDES)
sebagai Pedoman tugas Pemerintah Desa untuk membantu Keputusan dan Kewajiban yang
sifatnya untuk mengatur dan mengurus Rumah Tangga Desa.
Politik
TATA PEMERINTAHAN DESA SUKAMULYA
SEJARAH
II.
KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan meliputi sholat ashar berjamaah, membaca Al-Quran bagi anakanak dengan usia lebih tua dan membaca iqro bagi anak-anak dengan usia yang lebih muda.
Keterbatasan tenaga pengajar di MDT Al-Ikhwan membuat kegiatan talim pada MDT ini
hanya di sediakan untuk anak-anak dengan usia lebih tua. Peserta tercatat pada MDT AlIkhwan yakni 22 orang, namun yang aktif mengaji hanya 12 orang dengan kisaran pendidikan
dari kelas 4 sampai 6 SD.
Penuturan dari pendiri MDA Al-Ikhwan, bapak Cecep, bahwa MDA Al-Ikhwan kekurangan
tenaga pengajar, sehingga hanya bapak Cecep yang dapat bertugas sebagai pengajar.
Kesibukan Bapak Cecep seperti menjadi kepala sekolah di dua Sekolah Dasar (SD) berbeda,
pengurus koperasi, ditambah kegiatan mengajar di MDT Al-Ikhwan dari pukul 3 hingga 5
sore, membuat bapak Cecep mengaku kelelahan dan membutuhkan tenaga pengajar
tambahan bagi MDT AL-Ikhwan ini
HARAPAN
Pada tanggal 15 Januari 2014 akan ditetapkan Peraturan Gubernur yang mewajibkan anakanak SD untuk mendapatkan Diniyah Tamaliyah Awaliyah (DTA), yang dalam hal ini
melalui MDT Al-Ikhwan. Di satu sisi bapak Cecep merasa senang dengan ditetapkannya
peraturan gubernur ini, namun di sisi lain bapak Cecep merasa kewalahan karena kekurangan
tenaga pengajar dan harus mengajar sendiri. DTA sendiri merupakan penunjang dari
pembelajaran yang dilakukan di SD, karena bersifat memperdalam kegiatan belajar yang
dilakukan di SD. Harapan dari Bapak Cecep untuk kedepannya adalah untuk guru-guru
Agama yang kekurangan jam mengajar, kelak dapat mengajar mengaji di MDT yang
membutuhkan tenaga pengajar.
Pagi hari merupakan saat yang pas untuk berolahraga. Mengingat udara pagi Desa
Sukamulya yang segar, ibu-ibu PKK Desa Sukamulya memilih untuk mengisi kegiatan di
pagi hari dengan berolahraga. Olahraga rutin yang mereka laksanakan ialah senam dan voli.
Setiap Minggu pukul 08.00 WIB, ibu-ibu PKK yang dikepalai oleh Ibu Ihat, berkumpul di
kanopi Kantor Desa untuk melaksanakan senam bersama. Kegiatan senam tersebut tidak
hanya diikuti oleh para anggota PKK, tapi juga oleh anak-anak dari anggota PKK itu sendiri.
Senam sudah menajadi rutinitas bagi ibu-ibu PKK karena memang masuk ke dalam program
kerja mereka, yaitu program kerja pertama dalam bidang kesehatan. Sebab senam memang
bermanfaat untuk kesehatan warga.Gerakan senam dibagi menjadi tiga bagian sebagaimana
senam pada umumnya, yaitu pemanasan, inti, dan pendinginan. Gerakan enerjik tersebut
diperoleh dari Senam Bersama Indonesia (SBI) yang sudah menjadi kesepakatan bersama
untuk dilaksanakan oleh setiap desa di Kecamatan Ujung Jaya.
Berikut ialah video suasana senam bersama ibu-ibu PKK : Gerakan Senam Bersama PKK