Anda di halaman 1dari 22

B erita Biologi merupakan Jurnal Ilmiah ilmu-ilmu hayati yang dikelola oleh Pusat Penelitian

Biologi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), untuk menerbitkan hasil karya-
penelitian (original research) dan karya-pengembangan, tinjauan kembali (review) dan ulasan
topik khusus dalam bidang biologi. Disediakan pula ruang untuk menguraikan seluk-beluk peralatan
laboratorium yang spesifik dan dipakai secara umum, standard dan secara intemasional. Juga uraian
tentang metode-metode berstandar baku dalam bidang biologi, baik laboratorium, lapangan maupun
pengolahan koleksi biodiversitas. Kesempatan menulis terbuka untuk umum meliputi para peneliti
lembaga riset, pengajar perguruan tinggi maupun pekarya-tesis sarjana semua strata. Makalah harus
dipersiapkan dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan penulisan yang tercantum dalam setiap
nomor.
Diterbitkan 3 kali dalam setahun yakni bulan April, Agustus dan Desember. Setiap volume
terdiri dari 6 nomor.

Surat Keputusan Ketua LIPI


Nomor: 1326/E/2000, Tanggal 9 Juni 2000

Dewan Pengurus
Pemimpin Redaksi
B Paul Naiola

Anggota Redaksi
Andria Agusta, Dwi Astuti, Hari Sutrisno, Iwan Saskiawan
Kusumadewi Sri Yulita, Edi Mirmanto
Redaksi Pelaksana
Marlina Ardiyani
Desain dan Komputerisasi
Muhamad Ruslan, Yosman
Sekretaris Redaksi/Korespondensi Umum
(berlangganan, surat-menyurat dan kearsipan)
Enok, Ruswenti, Budiarjo

Pusat Penelitian Biologi-LIPI


Kompleks Cibinong Science Center (CSC-LIPI)
Jln Raya Jakarta-Bogor Km 46,
Cibinong 16911, Bogor - Indonesia
Telepon (021) 8765066 - 8765067
Faksimili (021) 8765059
e-mail: berita.biologi@mail.lipi.go.id
ksama_p2biologi@yahoo.com
herbogor@indo.net.id

Keteranganfoto cover depart: Cephalothorax semispherical dan bagian tubuh dari Lernaea cyprinacea,
merupakan ektoparasit ikan yang dieksplorasi dan difoto dengan SEM, sesuai
makalah di halaman 807
(Foto: koleksi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dan Universitas Gadjah
Mada - Dikry N Shatrie)
ISSN 0126-1754
Volume 10, Nomor 6, Desember 2011
Terakreditasi A

Nomor 180/AU1/P2MBI/08/2009

Diterbitkan oleh
Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Berita Biologi 10(6) - Desember 2011

Ketentuan-ketentuan untuk Penulisan dalam Jurnal Berita Biologi

1. Makalah berupa karangan ilmiah asli, berupa hasil penelitian (original paper), komunikasi pendek
atau tinjauan ulang (review) dan belum pernah diterbitkan atau tidak sedang dikirim ke media lain.
2. Bahasa: Indonesia baku. Penulisan dalam bahasa Inggris atau lainnya, dipertimbangkan.
3. Makalah yang diajukan tidak boleh yang telah dipublikasi di jurnal manapun ataupun tidak sedang
diajukan ke jurnal lain. Makalah yang sedang dalam proses penilaian dan penyuntingan, tidak
diperkenankan untuk ditarik kembali, sebelum ada keputusan resmi dari Dewan Redaksi.
4. Masalah yang diliput berisikan temuan penting yang mengandung aspek 'kebaruan' dalam bidang
biologi dengan pembahasan yang mendalam terhadap aspek yang diteliti, dalam bidang-bidang:
• Biologi dasar (pure biology), meliputi turunan-turunannya (mikrobiologi, fisiologi, ekologi,
genetika, morfologi, sistematik/ taksonomi dan sebagainya).
• Ilmu serumpun dengan biologi: pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan air tawar dan biologi
kelautan, agrobiologi, limnologi, agrobioklimatologi, kesehatan, kimia, lingkungan, agroforestri.
• Aspek/pendekatan biologi harus tampak jelas.
5. Deskripsi masalah: harus jelas adanya tantangan ilmiah (scientific challenge).
6. Metode pendekatan masalah: standar, sesuai bidang masing-masing.
7. Hasil: hasil temuan harus jelas dan terarah.
8. Tipe makalah
Makalah Lengkap Hasil Penelitian (original paper).
Makalah lengkap berupa hasil penelitian sendiri (original paper). Makalah ini tidak lebih dari 15
halaman termasuk gambar dan tabel. Pencantuman \zmpiranlappendix seperlunya. Redaaksi berhak
mengurangi atau meniadakan lampiran.
Komunikasi pendek (short communication)
Komunikasi pendek merupakan makalah pendek hasil riset yang oleh penelitinya ingin cepat
dipublikasi karena hasil temuan yang menarik, spesifik dan baru, agar lebih cepat diketahui umum.
Berisikan pembahasan yang mendalam terhadap topik yang dibahas. Artikel yang ditulis tidak lebih
dari 10 halaman. Dalam Komunikasi Pendek Hasil dan Pembahasan boleh disatukan.
Tinjauan kembali (Review)
Tinjauan kembali yakni rangkuman tinjauan ilmiah yang sistematis-kritis secara ringkas namun
mendalam terhadap topik riset tertentu. Segala sesuatu yang relevan terhadap topik tinjauan sehingga
memberikan gambaran ""state of the art" meliputi kemajuan dan temuan awal hingga terkini dan
kesenjangan dalam penelitian, perdebatan antarpeneliti dan arah ke mana topik riset akan diarahkan.
Perlihatkan kecerdasanmu dalam membuka peluang riset lanjut oleh diri sendiri atau orang lain
melalui review ini.
9. Format makalah
a. Makalah diketik menggunakan huruf Times New Roman 12 point, spasi ganda (kecuali abstrak
dan abstract 1 spasi) pada kertas A4 berukuran 70 gram.
b. Nomor halaman diletakkan pada sisi kanan bawah
c. Gambar dan foto maksimum berjumlah 4 buah dan harus bermutu tinggi. Gambar manual pada
kertas kalkir dengan tinta cina, berukuran kartu pos. Foto berwarna akan dipertimbangkan, apabila
dibuat dengan computer harus disebutkan nama programnya.
d. Makalah diketik dengan menggunakan program Word Processor.
10. Urutan penulisan dan uraian bagian-bagian makalah
a. Judul
Judul harus ringkas dan padat, maksimum 15 kata, dalam dwibahasa (Indonesia dan Inggris).
Apabila ada subjudul tidak lebih dari 50 kata.
b. Nama lengkap penulis dan alamat koresponden
Nama dan alamat penulis(-penulis) lengkap dengan alamat, nomor telpon, fax dan email. Pada
nama penulis(-penulis), diberi nomor superskrip pada sisi kanan yang berhubungan dengan
alamatnya; nama penulis korespondensi (correspondent author), diberi tanda envelop (El)
superskrip. Lengkapi pula dengan alamat elektronik.
c. Abstrak dan Kata kunci
Ketentuan Penulisan

Abstrak dan kata kunci ditulis dalam dwibahasa (Indonesia dan Inggris), maksimum 200 kata,
spasi tunggal, tanpa referensi.
d. Pendahuluan
Berisi latar belakang, masalah, hipotesis dan tujuan penelitian. Ditulis tanpa subheading.
e. Bahan dan cara kerja
Apabila metoda yang digunakan sudah baku dan merupakan ulangan dari metoda yang sudah ada,
maka hanya ditulis sitiran pustakanya. Apabila dilakukan modifikasi terhadap metoda yang sudah
ada, maka dijelaskan bagian mana yang dimodifikasi.
Apabila terdapat uraian lokasi maksi diberikan 2 macam peta, peta besar negara sebagai inzet dan
peta detil lokasi.
f. Hasil
Bagian ini menyajikan hasil utama dari penelitian. Hasil dipisahkan dari Pembahasan
g. Pembahasan
Pembahasan dibuat terpisah dari hasil tanpa pengulangan penyajian hasil penelitian. Dalam
Pembahasan hindari pengulangan subjudul dari Hasil, kecuali dipandang perlu sekali.
h. Kesimpulan
Kesimpulan harus menjawab pertanyaan dan hipotesis yang diajukan di bagian pendahuluan.
i. Ucapan Terima Kasih
Ditulis singkat dan padat.
j. Daftar pustaka
Cara penulisan sumber pustaka: tuliskan nama jurnal, buku, prosiding atau sumber lainnya secara
lengkap, jangan disingkat. Nama inisial pengarang tidak perlu diberi tanda titik pemisah.
i. Jurnal
Premachandra GS, H Saneko, K Fujita and S Ogata. 1992. Leaf Water Relations, Osmotic
Adjustment, Cell Membrane Stability, Epicuticular Wax Load and Growth as Affected by
Increasing Water Deficits in Sorghum. Journal of Experimental Botany 43, 1559-1576.
ii. Buku
Kramer PJ. 1983. Plant Water Relationship, 76. Academic, New York.
iii. Prosiding atau hasil Simposium/Seminar/Lokakarya dan sebagainya
Hamzah MS dan SA Yusuf. 1995. Pengamatan Beberapa Aspek Biologi Sotong Buluh
(Sepioteuthis lessoniana) di Sekitar Perairan Pantai Wokam Bagian Barat, Kepulauan Am,
Maluku Tenggara. Prosiding Seminar Nasional Biologi XI, Ujung Pandang 20-21 Juli 1993.
M Hasan, A Mattimu, JG Nelwan dan M Litaay (Penyunting), 769-777. Perhimpunan Biologi
Indonesia.
iv. Makalah sebagai bagian dari buku
Leegood RC and DA Walker. 1993. Chloroplast and Protoplast. In: Photosynthesis and
Production in a Changing Environment. DO Hall, JMO Scurlock, HR Bohlar Nordenkampf,
RC Leegood and SP Long (Eds), 268-282. Champman and Hall. London.
11. Lain-lain menyangkut penulisan
a. Gambar.
Lebar gambar maksimal 8,5 cm. Judul gambar menggunakan huruf Times New Roman ukuran
8 point.
b. Grafik
Untuk setiap perhitungan rata-rata, selalu diberikan standar deviasi. Penulis yang
menggunakan program Excell harus memberikan data mentahnya.
c. Foto
Untuk setiap foto, harap diberikan skala bila perlu, dan berikan anak panah untuk menunjukkan
suatu objek.
d. Tabel
Judul tabel harus ringkas dan padat. Judul dan isi tabel diketik menggunakan huruf Times New
Roman ukuran 8 point. Seluruh penjelasan mengenai tabel dan isinya harus diberikan setelah
judul tabel.
e. Gunakan simbol:
Berita Biologi 10(6) - Desember 2011

f. Semua nama biologi pada makluk hidup yang dipakai, pada Judul, Abstrak dan pemunculan
pertama dalam Badan teks, harus menggunakan nama yang valid disertai author/descriptor.
(Burung Maleo - Macrocephalon maleo S. Miiller, 1846; Cendana - Santalum album L.), atau
yang tidak memiliki nama author Escherichia coli. Selanjutnya nama-nama biologi disingkat
(M. maleo, S. album, E. coli).
g. Proofreading
Proofreading akan dikirim lewat e-mail/fax, atau bagi yang berdinas di Bogor dan Komplek
Cibinong Science Center (CSC-LIPI) dan sekitarnya, akan dikirim langsung; dan harus
dikembalikan kepada dewan redaksi paling lambat dalam 3 hari kerja.
h. Reprint/ cetak lepas
Penulis akan menerima satu copy jurnal dan 3 reprint/cetak lepas makalahnya.
12. Seluruh makalah yang masuk ke meja redaksi Berita Biologi akan dinilai oleh dewan editor untuk
kemudian dikirim kepada reviewer/mitra bestari yang tertera pada daftar reviewer BB.
Redaksi berhak menjajagi pihak lain sebagai reviewer undangan.
13. Kirimkan 2 (dua) eksemplar makalah ke Redaksi (lihat alamat pada cover depan-dalam). Satu
eksemplar tanpa nama dan alamat penulis (-penulis)nya. Sertakan juga softcopy file dalam CD untuk
kebutuhan Referee/Mitra bestari. Kirimkan juga filenya melalui alamat elektronik (e-mail) resmi
Berita Biologi: berita.biologi@mail.lipi.go.id dan di-Cc-kan kepada: ksama_p2biologi@yahoo.com,
herbogor@indo.net.id
14. Sertakan alamat Penulis (termasuk elektronik) yang jelas, juga meliputi nomor telepon (termasuk HP)
yang dengan mudah dan cepat dihubungi.

iii
Referee/Mitra Bestari

Anggota Referee / Mitra Bestari

Mikrobiologi Ekologi
Dr Bambang Sunarko (Pusat Penelitian Biologi-LIPI) Dr Didik Widyatmoko (Pusat Konservasi Tumbuhan-LIPI)
Prof Dr Feliatra (Universitas Riau) Dr Dewi Malia Prawiradilaga (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Dr Heddy Julistiono (Pusat Penelitian Biologi-LIPI) Dr Frans Wospakrik (Universitas Papua)
Dr I Nengah Sujaya (Universitas Udayana) Dr Herman Daryono (Pusat Penelitian Hutan-Kemhui)
Dr Joko Sulistyo (Pusat Penelitian Biologi-LIPI) Dr Istomo (Institut Pertanian Bogor)
Dr Joko Widodo (Universitas Gajah Mada) Dr Michael L Riwu Kaho (Universitas Nusa Cendana)
Dr Lisdar I Sudirman (Institut Pertanian Bogor) Dr Sih Kahono (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Dr Ocky Kama Radjasa (Universitas Diponegoro)
Biokimia
Mikologi Prof Dr Adek Zamrud Adnan (Universitas Andalas)
Dr Dono Wahyuno (BB Litbang Tanaman Rempah Dr Deasy Natalia (Institut Teknologi Bandung)
dan Obat-Kemtan) Dr Elfahmi (Institut Teknologi Bandung)
Dr Kartini Kramadibrata (Pusat Penelitian Biologi-LIPI) Dr Herto Dwi Ariesyadi (Institut Teknologi Bandung)
Dr Tri Murningsih (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Genetika
Prof Dr Alex Hartana (Institut Pertanian Bogor) Fisiologi
Dr Warid Ali Qosim (Universitas Padjadjaran) Prof Dr Bambang Sapto Purwoko (Institut Pertanian Bogor)
Dr Yuyu Suryasari Poerba (Pusat Penelitian Biologi-LIPI) Prof (Ris) Dr Gono Semiadi (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Dr Irawati (Pusat Konservasi Tumbuhan-LIPI)
Taksonomi Dr Nuril Hidayati (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Dr Ary P Keim (Pusat Penelitian Biologi-LIPI) Dr Wartika Rosa Farida (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Dr Daisy Wowor (Pusat Penelitian Biologi-LIPI)
Prof (Ris) Dr Johanis P Mogea (Pusat Penelitian Biologi-LIPI) Biostatistik
Dr Rosichon Ubaidillah (Pusat Penelitian Biologi-LIPI) Ir Fahren Bukhari, MSc (Institut Pertanian Bogor)
Biologi Molekuler Biologi Perairan Darat/Limnologi
Prof (Ris) Dr Eni Sudarmonowati (Pusat Penelitian Dr Cynthia Henny (Pusat Penelitian Limnologi-LIPI)
Bioteknologi-LIPI) Dr Fauzan Ali (Pusat Penelitian Limnologi-LIPI)
Dr Endang Gati Lestari (BB Litbang Bioteknologi dan Dr Rudhy Gustiano (Balai Riset Perikanan Budidaya
Sumberdaya Genetik Pertanian-Kemtan) Air Tawar-KKP)
Dr Hendig Winarno (Badan Tenaga Atom Nasional) Biologi Tanah
Prof (Ris) Dr I Made Sudiana (Pusat Penelitian Biologi-LIPI) Dr Rasti Saraswati (BB Sumberdaya Lahan Pertanian-
Dr Nurlina Bermawie (BB Litbang Tanaman Rempah Kemtan)
dan Obat-Kemtan)
Dr Yusnita Said (Universitas Lampung) Biodiversitas dan Iklim
Dr Rizaldi Boer (Institut Pertanian Bogor)
Bioteknologi Dr. Tania June (Institut Pertanian Bogor)
Dr Nyoman Mantik Astawa (Universitas Udayana)
Dr Endang T Margawati (Pusat Penelitian Bioteknologi-LlPI) Biologi Kelautan
Dr Satya Nugroho (Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI) Prof Dr Chair Rani (Universitas Hasanuddin)
Dr Magdalena Litaay (Universitas Hasanuddin)
Veteriner Prof (Ris) Dr Ngurah Nyoman Wiadnyana (Pusat Riset
Prof Dr Fadjar Satrija (FKH-IPB) Perikanan Tangkap-KKP)
Dr Nyoto Santoso (Lembaga Pengkajian dan
Biologi Peternakan
Pengembangan Mangrove)
Prof (Ris) Dr Subandryo (Pusat Penelitian Ternak-Kemtan)

IV
Berita Biologi 10(6) - Desember2011

Berita Biologi menyampaikan terima kasih


kepada para Mitra Bestari/ Penilai (Referee) nomor ini
10(6)-Desember 2011

Dr. Chyntia Henny - Pusat Penelitian Limnologi - LIPI


Prof. Dr. Feliatra - Universitas Riau
Dr. Dewi Malia Prawiradilaga - Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Dr. Nuril Hidayati - Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Dr. Yuyu Suryasari Poerba - Pusat Penelitian Biologi - LIPI

Referee/ Mitra Bestari Undangan

Dr. Achmad Dinoto - Pusat Penelitian Biologi - LIPI


Dr. Darman M. Arsyad, APU - Balai Besar Pengkajian &
Pengembangan Teknologi Pertanian - Kementan
Dr. Diah Iswantini - FMIPA - IPB
Dr. Diah Ratnadewi - FMIPA - IPB
Drs. Haryono, M.Si - Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Dr. Iman Hidayat - Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Dr. Inggrid S. Surono - Fak. Kedokteran Universitas Indonesia
Dr. Lazarus Agus Soekamto - Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Dr. Puspita Lisdiyanti - Puslit Bioteknologi - LIPI
Dr. Syahromah Husni Nasution - Pusat Penelitian Limnologi - LIPI
Berita Biologi 10(6) - Desember 2011

DAFTAR ISI

MAKALAH HASIL RISET (ORIGINAL PAPERS)

KEEFEKTIFAN BAHAN PELINDUNG ALAMI DALAM MEMPERTAHANKAN


INFEKTIVITAS Spodoptera exigua NUCLEOPOLYHEDROVIRUS (SeNPV)
[The Effectiveness of Natural Protectant to Maintain the Spodoptera exigua
Nucleopolyhedrovirus (SeNPV) Infectivity]
Samsudin, Teguh Santoso, Aunu Rauf dan Yayi Munara Kusumah 689

PENGARUH PEMUPUKAN BEREMBANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL


TANAMAN KENTANG {Solatium tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA
[Effect of Balanced Fertilizer on the Growth dnd Yield of Potato
(Solatium tuberosum L.) Granola Variety]
Syafri Edi dan Endrizal 699

KORELASIANTAR-KARAKTER DAN SIDK LINTAS ANTARA


KARAKTER AGRONOMI DENGAN HASIL KEDELAI {Glycine max (L.) Merrill}
[Correlation Among Characters and Path Analyses Between Agronomic Traits
with Grain Yield on Soybean {Glycine max (L.) Merrill}]
Lukman Hakim 709

HIDROLISIS KITES MELALUI FERMENT ASI SEMI PAD AT UNTUK


PRODUKSI N-ASETILGLUKOSAMINA
[Production of N-acetyl-D-glucosamine by Submerged Fermentation from Chitin]
Iwan Saskiawan dan Rini Handayani 721

SIMTOMATOLOGI DAN WAKTU KEMATIAN RAYAP Macrotermes gilvus Hagen


(ISOPTERA: FAMILI TERMITIDAE) SETELAH INFEKSI CENDAWAN
Metarhizium brunneum Petch
[Symptomatology and Lethal Time of Termite Macrotermes gilvus Hagen (Isoptera:
Family Termitidae) after Fungus Infection of Metarhizium brunneum Petch]
Muhammad Sayuthi, Teguh Santoso, Idham Sakti Harahap dan Utomo Kastosuwondo 729

REKAYASA EKSPRESI GEN PEMBUNGAAN Hd3a DIBAWAH KENDALI


PROMOTER ROL C PADA JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)
[Engineering of Expression of Hd3a Flowering Gene driven by rol C
Promoter on Physic nut (Jatropha curcas L.)l
Yohana C Sulistyaningsih, Alex Hartana, Utut Widyastuti, Hamim dan Suharsono 737

ANALISIS TEVGKAT PENCEMARAN AIR DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN


DI TELUK YOUTEFA, JAYAPURA, PROVINSI PAPUA
[Analyze of Water Pollution Level in Youtefa Bay Jayapura, Papua Using
Pollution Indeks Method]
Janviter Manalu, I Wayan Nurjaya, Surjono HS dan Kholil 749

SIFAT PROTEKSI EKSTRAK AIR PANAS TEH {Camellia sinensis (LJ Kuntze}
HIJAU PADA KHAMER Candida tropicalis YANG DEPERLAKUKAN
DENGAN PARACETAMOL
[Protection Property of Hot Water Extract of Green Tea {Camellia sinensis (LJ Kuntze}
on Yeast Candida tropicalis Treated with Paracetamol]
Heddy Julistiono 763

vu
Dqftar isi

INFEKSI Salmonella enteritidis PADA TELUR AYAM DAN MANUSIA SERTA


RESISTENSINYA TERHADAP ANTIMIKROBA
{Salmonella enteritidis infection in chicken eggs and human and
its antimicrobial resistance profiles]
Anni Kusumaningsih dan M Sudarwanto 771

IDENTIFIKASI GEN PENYANDI PIREN DIOKSIGENASE


PADA ISOLAT BAKTERIPENDEGRADASI PIREN
[Identification of the Piren Dioxygenase Encoding Gene
in Bacteria Isolates Degrading Piren]
FA Febria, Jamsari, N Nasir dan N Nurhidayat 781

KAJIAN OZONISASI (O3) TERHADAP KARAKTERISTIK KUBIS BUNGA (Brassica


oleracea var. botrytis) SEGAR SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU DINGIN
[Evaluation of Ozonization (O3) on the Characteristics of Fresh Cauliflower
{Brassica oleraceae var. botrytis) during Cold Storage]
AliAsgar, A TSugiarto, Sumartini dan D Ariani 787

POLA KECENDERUNGAN PENANGKAPAN BURUNG-BURUNG LIAR BERNILAI


EKONOMIS DAN IMPLIKASI KONSERVASINYA: STUDI KASUS DITANAH GROGOT,
KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
[Capture Trend of Economically Wild Birds and its Conservation Implication:
Case Study in Tanah Grogot, Paser District, East Kalimantan Province]
Rachmat Budiwijaya Suba, Aditya Rakhman dan Rustam 797

IDENTIFIKASI Lernaea sp. YANG MENGINFEKSI IKAN ARWANA IRIAN {{Scleropages


jardinii (Saville-Kent, 1892)} DI MERAUKE, JAKARTA, BOGOR DAN DEPOK
[Identification of Lernaea sp. which infected Anvana irian fish {Scleropages jardinii (Saville-
Kent, 1892)} in Merauke, Jakarta, Bogor and Depok]
Dikry N Shatrie, Kurniasih Imamudin, Wisnu Nurcahyo dan Triyanto 807

KERAGAMAN GENETIK HIBRIDA BEBERAPA STRAIN IKAN NILA


(Oreochromis niloticus Bleeker)
[Genetic Variability of Tilapia {Oreochromis niloticus Bleeker) Hybrid]
Rudhy Gustiano, Dinar Soelistyowati, Agung Luthfl Fauzan, dan Otong Zenal Arifin 819

HETEROSIS, HETEROBELTIOSIS DAN TINDAK GEN


KARAKTER AGRONOMIK KEDELAI {Glycine max (L.) Merrill}
[Heterosis, Heterobeltiosis and Gene Action of the Agronomic Characters
in Soybean (Glycine max (L.) Merrill]
Ayda Krisnawati dan MM Adie 827

Vlll
Berita Biologi 10(6) - Desember 2011

KORELASIANTAR-KARAKTER DAN SIDIK LINTAS ANTARA


KARAKTER AGRONOMIDENGAN HASIL KEDELAI {Glycine max (L.) Merrill}1
[Correlation Among Characters and Path Analyses Between Agronomic Traits
with Grain Yield on Soybean {Glycine max (L.) Merrill}]
Lukman Hakim
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Jin Merdeka 147, Bogor 16111
e-mail: puslitbangtan@gmail.com

ABSTRACT
A total of 27 soybean {Glycine max (L.) Merrill} genotypes including check variety (Kawi) were evaluated on dry land at Ngale
Experimental Farm, Ngawi, East Java during early rainy season of 2009/2010. The experiment was conducted in a randomized complete
block design with three replications. Plot size was 4 m x 5 m, plant spacing was 40cmx20cm, each hill contained two plants. A correlation
and path coefficient analyses were used in order to determine the association among characters and quantify the direct and indirect effects of
agronomic traits on seed yield. The study has identified 3 varieties, i.e. Kaba, Wilis and Tanggamus produced the highest yield (>1.6 t/ha)
and had good adaptation on dry land. Two varieties (Grobogan and Argomulyo) having large seed size (>15 g/100 seeds), and four varieties,
i.e. Tidar, Grobogan, Gepak Ijo and SHR-W60 had early maturity (81days). Therefore, these varieties can be used as source of parents on
breeding program. Among the agronomic characters, plant height, number of pods per plant and harvest index were positively and
significantly correlated with grain yield. The direct effect of plant height, number of pods per plant and harvest index to grain yield as
indicated by path coefficient were the highest, while other causal effects to grain yield were small or negative. Based on both analyses,
soybean genotypes with high grain yield should have sufficient plant height, high number of pods per plant and high harvest index.
Therefore, plant height, number of pods per plant and harvest index can be suggested for selection criteria in selecting high yield soybean
genotypes on dry land.

Key words: Soybean, correlation, path analyses, agronomic characters.

ABSTRAK
Sebanyak 27 genotipe kedelai {Glycine max (L.) Merrill} termasuk varietas Kawi sebagai pembanding dievaluasi pada lahan kering tegalan
Kebun Percobaa Ngale, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada awal musim hujan, MH 2009/2010. Penelitian menggunakan rancangan acak
kelompok lengkap, 3 ulangan. Ukuran petak 4mx5m, jarak tanam 40cmx20cm, 2 tanaman per rumpun. Analisis korelasi dan analisis sidik
lintas diterapkan pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan antar-karakter dan mengidentifikasi karakter agronomi yang berpengaruh
langsung dan tidak langsung terhadap hasil biji. Hasil penelitian diperoleh 3 varietas, yaitu Kaba, Wilis dan Tanggamus yang berdaya hasil
tinggi (>1,6 t/ha) dan mempunyai daya adaptasi baik di lahan kering tegalan. Terdapat 2 varietas yaitu Grobogan dan Argomulyo yang
mempunyai ukuran biji besar (>15g/100 biji), dan 4 varietas, yaitu Tidar, Grobogan, Gepak Ijo dan SHR-W60 yang mempunyai umur
masak sangat genjah (81 hari). Varietas yang berbiji besar dan berumur genjah tersebut dapat digunakan sebagai sumber tetua dalam
program pemuliaan. Di antara karakter agronomi yang diamati, tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman dan indeks panen berkorelasi
positif sangat nyata dengan hasil biji. Pengaruh langsung tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman dan indeks panen terhadap hasil biji
yang dinyatakan oleh koefisien sidik lintas mempunyai peran paling besar terhadap tingginya hasil biji kedelai, sedangkan pengaruh
langsung karakter yang lainnya sangat kecil atau negatif. Berdasarkan kedua metode analisis tersebut, genotipe kedelai yang berpotensi hasil
tinggi adalah yang mempunyai tanaman cukup tinggi, berpolong banyak dan mempunyai indeks panen yang tinggi. Oleh karena itu, tinggi
tanaman, jumlah polong per tanaman dan indeks panen dapat disarankan untuk digunakan sebagai kriteria seleksi guna memperoleh
genotipe kedelai berdaya hasil tinggi di lahan kering tegalan.

Kata kunci: Kedelai, {Glycine max (L.) Merrill}, korelasi, sidik lintas, karakter agronomi.

PENDAHULUAN menunjukkan sukar untuk mendapatkan varietas


Program perakitan varietas unggul kedelai kedelai yang beradaptasi luas yang sesuai untuk
{Glycine max (L.) Merrill} saat ini lebih diarahkan berbagai agroekologi tersebut. Oleh karena itu
untuk menghasilkan varietas yang beradaptasi perakitan varietas kedelai yang diarahkan untuk
spesifik agroekosistem seperti lahan sawah irigasi, adaptasi spesifik agroekologi akan lebih efektif dan
sawah tadah hujan, lahan kering masam, lahan kering efisien (Sumarno, 1996).
bukan masam, lahan gambut dan sebagainya. Teknik seleksi yang digunakan saat ini untuk
Dengan beragamnya kondisi lingkungan (tanah dan mendapatkan varietas kedelai yang adaptif spesifik
iklim), hasil pengujian varietas dan galur lokasi adalah dengan metode seleksi tidak langsung,

'Diterima: 4 Mi 2011 - Disetujui: 8 Oktober 2011

709
Hakim - Korelasi Antar-Karakter dan Sidik Lintas antara Karakter Agronomi dengan Hasil Kedelai

yakni melalui pengujian daya hasil dan uji multilo- berkorelasi positif dengan hasil biji, dan merupakan
kasi pada masing-masing agroekosistem tersebut. faktor penting dalam menentukan tingginya hasil
Pada metode ini, bahan-bahan pemuliaan tidak diuji biji.
secara langsung terhadap cekaman lingkungan, dan Hasil penelitian sidik lintas antara komponen
seleksi tidak direncanakan dan dilakukan dari awal hasil dengan hasil biji kedelai yang dilakukan oleh
terhadap cekaman lingkungan dimaksud (Arsyad et Pandey dan Torrie (1973) menunjukkan bahwa
al., 2007). jumlah polong per unit area panen dan jumlah biji
Sumarno dan Zuraida (2006) melaporkan per polong memberikan pengaruh terbesar terhadap
bahwa varietas unggul kedelai yang ada saat ini pada tingginya hasil biji. Pada tanaman kacang merah
umumnya dipilih secara empiris berdasarkan {Phaseolus vulgaris L.), Duarte dan Adam (1972)
keunggulan daya hasil pada pengujian daya hasil dan juga melaporkan bahwa jumlah polong per tanaman.
uji multilokasi. Karakter yang sering dijadikan krite- jumlah biji per polong dan ukuran biji merupakan
ria seleksi awal pada umumnya terbatas pada umur karakter penentu utama tingginya hasil biji. Se-
polong masak, ketahanan rebah, warna dan mutu biji. dangkan Board et al. (1999) melaporkan bahwa
Karakter tersebut walaupun ikut menentukan tingkat jumlah polong per buku subur dan jumlah buku sub-
hasil biji, tetapi bukan merupakan komponen hasil. ur per tanaman berpengaruh secara nyata terhadap
Pada tanaman kedelai, Chamacho (1974) hasil biji kedelai. Jumlah polong per buku subur juga
menyarankan bahwa untuk memilih genotipe kedelai merupakan karakter penting yang menentukan ban-
yang berpotensi hasil tinggi dapat digunakan kriteria yaknya polong per tanaman.
seleksi berdasarkan komponen hasil yang terdiri dari Varietas unggul dan galur harapan kedelai
banyaknya cabang, jumlah buku subur, jumlah po- pada umumnya berasal dari berbagai sumber dan
long per tanaman dan ukuran biji. Namun ia meng- memiliki latar belakang genetik plasma nutfah yang
ingatkan bahwa hubungan antara komponen hasil beragam, sehingga karakter agronomi varietas dan
dengan hasil biji dapat berubah, disebabkan oleh galur harapan tersebut seringkali berbeda satu
kompetisi antar-tanaman pada jarak tanam yang ber- dengan yang lain. Untuk mengetahui peran karakter
beda atau adanya cekaman lingkungan. agronomi yang paling berpengaruh terhadap hasil
Studi korelasi yang dilakukan oleh Jam- biji, perlu dilakukan penelitian hubungan antara
aluddin et al. (2001) menunjukkan adanya hubungan karakter agronomi dengan hasil biji tersebut. Apabila
yang nyata antara umur polong masak, tinggi tana- diketahui terdapat karakter yang mempunyai hub-
man, bobot 100 biji dan bobot berangkasan dengan ungan sangat kuat dan berpengaruh langsung ter-
hasil biji kedelai. Sedangkan Sumarno dan Zuraida hadap hasil biji, maka karakter tersebut dapat
(2006) melaporkan bahwa tinggi tanaman dan digunakan sebagai kriteria seleksi untuk mendapat-
jumlah polong per tanaman berkorelasi positif sangat kan genotipe kedelai berdaya hasil tinggi.
nyata dan berpengaruh langsung terhadap hasil biji Tujuan penelitian ini adalah (1) mendapatkan
kedelai. Karakter yang lainnya menurut mereka varietas atau galur harapan kedelai yang adaptif un-
berkorelasi tidak nyata atau negatif. Hasil penelitian tuk lahan kering Kp Ngale, Kabupaten Ngawi, (2)
yang sama pada tanaman kacang hijau dilaporkan mendapatkan genotipe kedelai yang berumur genjah
oleh Gupta et al. (1982). Mereka menyatakan bahwa (<90 hari) atau mempunyai ukuran bii besar (> 15
tinggi tanaman dan jumlah polong per tanaman g/100 biji) untuk digunakan sebagai sumber tetua

710
Bertta Biologi 10(6) - Desember 2011

dalam program pemuliaan dan (3) mengetahui hub- kering per tanaman. Peubah yang diamati dari popu-
ungan antar karakter agronomi, dan mengidentifikasi lasi tanaman per petak meliputi: umur berbunga,
karakter yang berpengaruh langsung dan berperan umur polong masak dan hasil biji kering per petak.
sebagai penentu tingginya hasil biji kedelai. Data hasil dan komponen hasil varietas dan
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah galur harapan yang diuji, dianalisis menggunakan
terdapat karakter agronomi umum yang sama pada sidik ragam, dan untuk mengetahui hubungan antar
tanaman kedelai yang berperan terhadap tingginya karakter agronomi data dianalisis dengan analisis
hasil kedelai. korelasi (Singh dan Choudhury, 1979). Untuk
mengetahui karakter yang berpengaruh langsung
BAHAN DAN METODA terhadap hasil biji digunakan metode analisis sidik
Penelitian dilakukan di lahan kering tegalan lintas (Li, 1975).
Kebun Percobaan Ngale, Kabupaten Ngawi, Jawa
Timur, pada awal musim hujan MH 2009/2010 HASIL
(bulan Oktober, 2009 sampai Januari, 2010). Jumlah Keragaan Agronomi Tanaman
varietas dan galur harapan kedelai yang diuji Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
sebanyak 27 varietas, termasuk varietas Kawi se- pengaruh varietas/galur terhadap hasil biji dan kom-
bagai pembanding (cek). Rancangan percobaan acak ponen hasil sangat nyata, kecuali pada jumlah
kelompok lengkap, 3 ulangan. Ukuran petak 4mx5m, cabang pengaruhnya tidak nyata. Pengaruh ulangan
jarak tanam 40cmx20 cm, 2 tanaman per rumpun. adalah nyata terhadap hasil biji, tinggi tanaman,
Dosis pemupukan 50 kg urea, 150 kg SP36 dan 150 jumlah polong, bobot bii per tanaman dan indeks
kg KC1 per hektar, diberikan pada saat tanam dengan panen. Sedangkan pada umur berbunga, umur po-
cara disebar merata pada setiap petak percobaan, long masak, jumlah cabang dan bobot 100 biji
kemudian ditutup dengan tanah. Pupuk susulan pengarunya tidak nyata (Tabel 1).
sebanyak 50 kg urea/ha diberikan pada saat tanaman Daya hasil 27 varietas/galur yang diuji
berumur 30 hari dengan cara dilarik disamping berkisar antara 0,71-1,79 t/ha. Hasil tertinggi dicapai
barisan tanaman. Untuk mencegah serangan hama oleh varietas Kaba, Wilis, dan Tanggamus, masing-
daun dan hama polong, tanaman disemprot dengan masing 1,79 t, 1,67 t dan 1,63 t/ha. Hasil ke tiga
insektisida Decis (2 cc/1 air), diberikan pada umur varietas tersebut menunjukkan perbedaan yang nyata
15, 25, 35, 45 dan 55 hari. Untuk mencegah se- dengan varietas Kawi (pembanding). Pada penelitian
rangan penyakit, terutama karat daun (Phakopsora ini, hasil yang dicapai oleh varietas Kawi adalah 1,18
pachyrizhi), tanaman disemprot dengan fungisida t/ha (Tabel 2).
Mancozeb (15 g/10 liter air), diberikan pada umur Bobot biji per tanaman berkisar antara 18,22-
30, 45 dan 60 hari. Peubah yang diamati dari 10 33,27 gram. Varietas Kaba dan Argomulyo
tanaman sampel meliputi tinggi tanaman, jumlah menghasilkan bobot biji per tanaman paling tinggi,
cabang, jumlah polong per tanaman, ukuran biji yaitu 33,27 gram dan 29,71 gram, dan menunjukkan
(g/100 biji), bobot biji per tanaman dan indeks perbedaan yang nyata dengan varietas Kawi (24,83
panen. Indeks panen (HI) dihitung berdasarkan ru- gram/tanaman).
mus HI = sy/(sy+py) (Yadav et al, 1979), dimana sy Bobot 100 biji (ukuran biji) varietas/galur
= hasil biji per tanaman, py = bobot berangkasan yang diuji berkisar antara 6,3-15,9 gram. Varietas

711
Hakim - Korelasi Antar-Karakter dan Sidik Lintas antara Karakter Agronomi dengan Hasil Kedelai

Tabel 1. Analisis sidik ragam hasil dan komponen hasil varietas/galur kedelai di lahau kering tegalan.
Kp Ngale, Kab. Ngawi, MH 2009/2010.
Sumber Kuadrat tengah
kera- Hasil Umur Umur po- Tinggi Jumlah Jumlah po- Bobot 100 Bobot biji/ Indeks
gaman biji/ berbunga long masak tanaman cabang long/ tan. biji (g) tanam (g) panen
petak (hr) (hr) (cm)
(kg)
Ulangan 163,006 410,108" 612,404t11 1929,311 157,110° 2137,018* 151,220B 163,261* 790,11
* * 7*
Varietas 2,43** 3,206** 11,417* 1201,860 43,609 a 983,364** 7,511* 3,604* 15,201
** **
KK (%) 15,81 12,70 13,33 9,70 9,61 20,60 13,10 18,22 12,08

= Nyata pada taraf uji P < 0,05. ** = Sangat nyata pada taraf uji P < 0,01. tn = tidak nyata.

Grobogan dan Argomulyo mempunyai bobot 100 biji dan galur SHR-W60 yang mempunyai umur polong
paling tinggi, yaitu 15,9 gram dan 15,0 gram/100 masak sangat genjah (81 hari), dan menunjukkan
biji. Bobot 100 biji kedua varietas tersebut menun- perbedaan yang sangat nyata dengan varietas Kawi.
jukkan perbedaan yang sangat nyata dengan varietas Umur polong masak varietas Kawi adalah 99 hari
Kawi (pembanding). Pada penelitian ini, bobot 100 (Tabel 3). Terdapat 3 varietas lainnya yang mempu-
biji varietas Kawi hanya 7,0 gram. Terdapat 2 varie- nyai umur polong masak cukup genjah (87-88 hari).
tas kedelai lainnya yaitu MLG-0042 dan Anjasmoro yaitu varietas Argomulyo, Anjasmoro dan galur
yang mempunyai bobot 100 biji lebih tinggi dan ber- MLG-0710.
beda nyata dengan varietas Kawi. Varietas MLG- Tinggi tanaman berkisar antara 42-92 cm.
0042 dan Anjasmoro mempunyai bobot 100 biji mas- Varietas yang mempunyai tanaman paling tinggi
ing-masing 12,0 gram dan 11,3 gram (Tabel 2). adalah Tidar dan Seulawah, yaitu masing-masing 92
Indeks panen 27 varietas/galur yang diuji dan 85 cm. Varietas Sibayak dan galur MLG-0752
berkisar antara 0,129-0,530. Varietas Kaba dan mempunyai tinggi tanaman paling pendek, yaitu 42
Wilis mempunyai indeks panen paling tinggi, yaitu dan 43 cm, sedangkan varietas Kawi (pembanding)
masing-masing 0,530 dan 0,470, sedangkan indeks mempunyai tinggi tanaman sedang, yaitu 68 cm.
panen varietas Kawi (pembanding) hanya 0,230. Varietas Kaba, Wilis dan Tanggamus yang berdaya
Nilai indeks panen varietas Kaba dan Wilis adalah hasil tinggi juga mempunyai tinggi tanaman sedang.
berbeda nyata dengan varietas Kawi (Tabel 2). masing-masing yaitu 69, 63 dan 65 cm (Tabel 3).
Umur berbunga berkisar antara 35-52 hari. Jumlah cabang berkisar antara 3-7 cabang.
Terdapat 9 varietas yang mempunyai umur berbunga Varietas yang mempunyai jumlah cabang paling ban-
lebih genjah dan menunjukkan perbedaan yang nyata yak adalah Seulawah dan MLG-0001, yaitu masing-
dengan varietas Kawi (Tabel 3). Dari 27 genotipe masing 7 dan 6 cabang per tanaman. Varietas Kawi
yang dievaluasi, varietas Grobogan dan galur SHR- (pembanding) mempunyai jumlah cabang yaitu 5
W60 mempunyai umur berbunga paling genjah, yaitu cabang/tanaman (Tabel 3).
35 dan 36 hari. Varietas Kawi sebagai pembanding Jumlah polong per tanaman berkisar antara
mempunyai umur berbunga 42 hari (Tabel 3). 36-88 polong. Varietas yang mempunyai jumlah
Umur polong masak 27 genotipe kedelai polong per tanaman paling banyak adalah varietas
yang dievaluasi berkisar antara 81-106 hari. Ter- Ringgit dan Gepak Ijo, yaitu 88 polong dan 77 po-
dapat 4 varietas yaitu Grobogan, Gepak Ijo, Tidar long/tanaman. Jumlah polong kedua varietas terse-

712
BeritaBiologi 10(6) - Desember 2011

Tabel 2. Hasil biji, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji dan indeks panen. Varietas/galur harapan kedelai di
lahan kering tegalan Kp. Ngale, Kab. Ngawi,MH 2009/2010.

Varietas/galur Hasil biji (t/ha) Bobot biji per Bobot 100 biji (g) Indeks panen

Bromo 1,02 24,70 10,5 0,261


Seulawan 1,30 20,56 8,0 0,288
Wilis 1,67* 27,60 -9,3 0,470*
MLG-0706 0,87 20,71 10,0 0,263
MLG-0710 0,93 21,20 9,3 0,196
MLG-0032 1,06 24,73 9,8 0,203
MLG-0029 1,07 24,77 10,2 0,211
Argomulyo 1,47 29,71* 15,1** 0,380
Grobogan 1,22 24,61 15,9** 0,231
MLG-0001 1,06 25,03 7,8 0,303
Nanti 0,71 18,63 8,0 0,167
Tanggamus 1,63* 27,55 9,0 0,401
Gepak Ijo 1,28 26,11 6,3 0,299
MLG-0731 0,92 21,06 10,4 0,189
MLG-0738 1,72 18,25 8,9 0,221
MLG-0042 1,10 25,23 12,0 0,191
MLG-0030 0,84 19,71 7,0 0,169
Ringgit 1,30 26,61 6,8 0,292
Tidar 1,42 26,61 6,8 0,355
Kaba 1,79* 33,27** 10,4 0,530*
Anjasmoro 0,96 18,22 11,3* 0,273
Sibayak 0,80 19,80 9,0 0,196
MLG-0752 1,18 24,87 8,7 0,220
MLG-001 0,88 19,83 7,0 0,129
Krakatau 1,30 25,77 7,3 0,311
SHR-W60 1,45 29,10 9,7 0,377
Kawi (Pembanding) 1,18 24,83 7,0 0,230
BNT 5% 0,431 4,09 4,06 0,233
1% 0,675 6,81 6,58 0,392
KK (%) 15,81 18,22 13,10 12,08
* = berbeda nyata pada taraf 5%; * * = berbedi apadatar;af 1% dibandingkan dengan varietas pembanding.

but menunjukkan perbedaan yang nyata dengan vari- Umur berbunga berkorelasi negatif nyata dengan
etas Kawi (60 polong/tanaman). Varietas Kaba, indeks panen (r = -0,304*), sedangkan dengan hasil
Wilis dan Tanggamus yang mempunyai daya hasil biji menunjukkan korelasi positif tetapi tidak nyata (r
tinggi masing-masing mempunyai jumlah polong = 0,150).
sebanyak 61, 63 dan 60 polong/tanaman (Tabel 3). Umur polong masak menunjukkan korelasi
Korelasi Antar Karakter dan Sidik Lintas positif nyata dengan tinggi tanaman (r = 0,406*),
Hasil analisis korelasi antar karakter tercan- sedangkan dengan bobot 100 biji dan indeks panen
tum pada Tabel 4. Umur berbunga berkorelasi positif berkorelasi nyata tetapi negatif (r = -0,418* dan -
nyata dengan umur polong masak, tinggi tanaman 0,361*). Korelasi antara umur polong masak dengan
dan jumlah cabang per tanaman, dengan koefisien hasil biji adalah positif tetapi tidak nyata (r = 0,210),
korelasi (r) masing-masing 0,411, 0,305 dan 0,422. sedangkan korelasinya dengan karakter yang lain

713
Hakim - Korelasi Antar-Karakter dan Sidik Lintas antara Karakter Agronomi dengan Hasil Kedelai

Tabel 3. Umur berbunga, umur polong masak, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong/tanaman varietas
dan galur harapan kedelai di lahan kering tegalan, Kp. Ngale, Kab. Ngawi, MH 2009/2010.
Umur berbunga Umur plong masak Tinggi tana- Jumlah cabang/ Jumlah polong/
Varietas/galur
(hr) (hr) man (cm) tan. tan.
Bromo 40 99 51 5 46
Seulawah 52 106 85* 6 54
Wilis 40 94 63 3 63
MLG-0706 38* 92 58 3 56
MLG-0710 50 88** 45 3 47
MLG-0032 38* 94 56 3 50
MLG-0029 47 104 59 4 46
Argomulyo 48 88** 54 3 56
Grobogan 35** 81** 52 3 36
MLG-0001 49 96 69 7 60
Nanti 48 99 69 3 59
Tanggamus 45 96 65 5 60
Gepak Ijo 40 81** 56 3 77*
MLG-0731 40 96 58 3 57
MLG-0738 42 94 60 3 52
MLG-0042 37* 92 66 3 51
MLG-0030 38* 94 61 3 50
Ringgit 37* 99 68 4 88*
Tidar 42 81** 92* 3 61
Kaba 45 93 69 3 67
Anjasmoro 37* 87** 58 3 50
Sibayak 46 94 42 3 44
MLG-0752 37* 94 43 3 46
MLG-001 48 94 59 4 60
Krakatau 40 99 57 4 56
SHR-W60 36** 81** 46 3 50
Kawi (Pembanding) 42 99 68 5 60
BNT 5% 3,73 3,11 9,73 2,10 11,21
1% 5,06 4,75 12,02 2,98 14,32
KK (%) 12,70 13,33 9,70 9,61 20,6
* = berbeda nyata pada taraf 5%; ** = berbeda nyata pada taraf 1% dibandingkan dengan varietas pembanding.

seperti jumlah polong dan bobot biji per tanaman lah positif tetapi tidak nyata, dengan koefisien ko-
adalah tidak nyata (Tabel 4). relasi masing-masing hanya 0,121 dan 0,061.
Tinggi tanaman menunjukkan korelasi positif Jumlah cabang berkorelasi positif nyata
sangat nyata dengan jumlah cabang (r = 0,623*) dan dengan jumlah polong per tanaman (r = 0,390*), dan
hasil biji (r = 0,507*). Tinggi tanaman berkorelasi berkorelasi negatif nyata dengan bobot 100 biji (r = -
positif nyata dengan jumlah polong per tanaman (r = 0,402*) dan indeks panen (r = -0,405*). Jumlah
0,463*) dan berkorelasi negatif nyata dengan bobot cabang menunjukkan korelasi positif dengan hasil
100 biji (r = -0,361*). Korelasi antara tinggi tanaman biji tetapi korelasinya tidak nyata (r = 0,226).
dengan bobot biji per tanaman dan indeks panen ada- Jumlah polong per tanaman menunjukkan korelasi

714
Berita Biologi 10(6) - Desember 2011

Tabel 4. Korelasi fenotipik antar karakter agronomi varietas/galur kedelai pada lahan kering tegalan, Kp Ngale,
Kab. Ngawi, MH 2009/2010.
Karakter Umur Tinggi Jumlah Jumlah Bobot biji/ Bobot 100 Indeks Hasil biji
polong tana-man cabang polong/ tanaman biji panen
masak tanaman
Umur berbun- 0,411* 0,303* 0,422* 0,031 0,073 0,043 -0,304* 0,150
ga
Umur polong 0,406* 0,205 0,042 0,130 -0,418* -0,361* 0,210
masak
Tinggi tana- 0,623** 0,463* 0,121 -0,361* 0,061 0,507**
man
Jumlah 0,390* 0,081 -0,402* -0,405* 0,226
cabang
Jumlah 0,412** -0,302* 0,510** 0,605**
pOlong/tan.
Bobotbiji/tan. 0,322* 0,385* 0,303*

Bobot 100 biji 0,272 0,332*

Indeks panen 0,471*

* Nyata pada taraf 5%, nyata pada taraf 1%.

positif nyata dengan bobot biji per tanaman (r = biji kedelai di lahan kering tegalan.
0,412*) dan berkorelasi positif sangat nyata dengan Pengaruh langsung umur berbunga (Xi) ter-
indeks panen (r = 0,510**) dan hasil biji (r = hadap hasil biji menunjukkan nilai negatif (Xi = -
0,605**). Jumlah polong per tanaman menunjukkan 0,0083), sedangkan pengaruh langsung umur polong
korelasi negatif nyata dengan bobot 100 biji (r =- masak (X2) terhadap hasil biji juga negatif, namun
0,302*). nilainya cukup besar (X2 =-0,404*) dan pengaruhnya
Bobot biji per tanaman berkorelasi positif cukup nyata.
nyata dengan bobot 100 biji, indeks panen dan hasil Pengaruh langsung jumlah cabang per tana-
biji, dengan koefisien korelasi (r) masing-masing man (X4) terhadap hasil biji adalah negatif dan
0,322, 0,385 dan 0,303. Bobot 100 biji menunjukkan nilainya kecil (X4 = -0,253). Begitu juga pengaruh
korelasi positif nyata dengan hasil biji (r = 0,332*), langsung bobot 100 biji (X6) dan bobot biji per tana-
sedangkan dengan indeks panen korelasinya tidak man (X7) terhadap hasil biji nilainya kecil dan ku-
nyata (r = 0,272). Indeks panen berkorelasi positif rang bermakna (X6 = 0,238 dan X7 = 0,146). Hal ini
sangat nyata dengan hasil biji, dengan koefisien ko- mengindikasikan bahwa ketiga karakter tersebut tid-
relasi (r) adalah 0,471. ak menjadi penentu penting terhadap hasil biji.
Hasil analisis sidik lintas menunjukkan bah- Data analisis sidik lintas menunjukkan bahwa
wa pengaruh langsung tinggi tanaman (X3), jumlah koefisien residual nilainya cukup besar, yaitu R =
polong per tanaman (X5) dan indeks panen (Xg) ter- 0,671, dan besarnya ragam hasil biji yang terkait
hadap hasil biji nilainya cukup besar, yaitu masing- dengan karakter agronomi yang diamati adalah (1-
masing X3 = 0,611, X5 = 0,805 dan X8 = 0,514 R2) = 47%. Data ini memberikan petunjuk bahwa
(Tabel 5). Hal ini mengindikasikan bahwa peran peu- diantara karakter agronomi yang diamati yaitu tinggi
bah tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman dan tanaman, jumlah polong per tanaman dan indeks
indeks panen sangat penting dalam menentukan hasil panen memberikan pengaruh langsung yang penting

715
Hakim - Korelasi Antar-Karakter dan Sidik Lintas antara Karakter Agronomi dengan Hasil Kedelai

Tabel 5. Analisis sidik lintas karakter agronomi kedelai yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
hasil biji pada pengujian di lahan kering tegalan, Kp. Ngale, Kab. Ngawi, MH 2009/2010.
Karakter X, x2 x3 x4 x5 x6 X7 x8
Umur berbunga (Xi) -0,083 0,330 -0,116 0,220 0,021 -0,206 0,086 0,053
Umurpanen(X 2 ) -0,301 -0,404 -0,305 0,261 0,027 -0,331 0,035 0,033
Tinggi batang (X3) 0,091 0,406 0,611 0,102 0,463 0,037 0,250 0,061
Jumlah cabang (X4) 0,080 0,122 0,206 -0,253 0,036 -0,188 0,034 0,016
Jumlah polong (X5) 0,063 0,103 0,430 0,218 0,805 -0,302 0,412 0,510
Ukuran biji (X6) -0,071 -0,418 -0,063 -0,143 -0,201 0,238 0,322 0,272
Bobotbiji/tan(X7) 0,035 0,115 0,121 0,063 0,622 0,411 0,146 0,385
Index panen (X8) -0,304 -0,361 0,033 -0,405 0,503 0,067 0,233 0,514
Korelasi (r) 0,150 0,210 0,507 -0,226 0,605 0,332 0,303 0,471
Pengaiuh langsung = data tertera pada lajur diagonal. Pengaruh tidak langsung = data teitera diatas atau dibawah data diagonal.

terhadap hasil biji kedelai, walaupun mungkin ter- Dari hasil penelitian ini juga diperoleh 4 vari-
dapat faktor lain yang tidak terukur ikut etas yaitu Grobogan, Gepak fjo, Tidar dan SHR-W60
mempengaruhi hasil biji tersebut. yang mempunyai umur masak sangat genjah (81
hari). Ke-empat varietas tersebut dapat digunakan
PEMBAHASAN sebagai sumber genetik atau tetua dalam program
Keragaan Agronomi Tanaman persilangan untuk perbaikan umur masak varietas
Dari 27 varietas/galur yang diuji, varietas kedeali. Selain itu juga diperoleh 2 varietas, yaitu
Kaba, Wilis dan Tanggamus menunjukkan daya Grobogan dan Argomulyo yang mempunyai ukuran
adaptasi cukup baik di lahan kering tegalan Kp biji besar (15,0 dan 15,9 gram/100 biji). Ke dua vari-
Ngale, Kabupaten Ngawi. Hasil yang dapat dicapai etas tersebut dapat digunakan sebagai sumber tetua
oleh ketiga varietas tersebut masing-masing 1,79 t, dalam program pemuliaan untuk merakit varietas
1,67 t dan 1,63 t/ha atau 450-610 kg lebih tinggi da- unggul berdaya hasil tinggi dan mempunyai ukuran
ripada varietas Kawi yang biasa ditanam oleh petani biji besar. Arsyad et al. (2007) melaporkan bahwa
setempat (Tabel 3). Keunggulan lainnya dari varietas program perakitan varietas kedelai adaptif lahan ker-
Kaba, Wilis dan Tanaggamus dibandingkan dengan ing pada masa yang akan datang perlu mempertim-
varietas Kawi adalah mempunyai umur lebih genjah bangkan disamping berdaya hasil tinggi, juga mem-
dan mempunyai ukuran lebih besar. Umur masak iliki sifat umur lebih pendek (80-82 hari) dan ukuran
varietas Kaba, Wilis dan Tanggamus adalah 93 hari, biji lebih besar (13-14 g/100 biji). Umur yang lebih
94 hari dan 96 hari, sedangkan umur masak varietas pendek diperlukan pada pertanaman MH II (Maret-
Kawi adalah 99 hari (Tabel 3). Ukuran biji varietas Juni) agar tanaman terhindar dari kekeringan. Se-
Kaba, Wilis dan Tanggamus yaitu 10,4 g, 93,9 g dan dangkan ukuran biji besar diperlukan untuk mening-
9,0 g/100 biji, sedangkan ukuran biji varietas Kawi katkan daya saing terhadap kedelai impor yang
hanya 7,0 g/100 biji (Tabel 2). Oleh karena itu, vari- umumnya berbiji besar.
etas Kaba, Wilis dan Tanggamus dapat disarankan Korelasi Antar Karakter dan Sidik Lintas
untuk dikembangkan di lahan kering tegalan Kabu- Umur berbunga berkorelasi positif nyata
paten Ngawi. dengan umur polong masak, tinggi tanaman dan

716
Berita Biologi 10(6) - Desember 2011

jumlah cabang per tanaman, tetapi berkorelasi ya tinggi cenderung mempunyai jumlah cabang dan
negatif nyata dengan indeks panen. Sedangkan jumlah polong per tanaman lebih banyak, hasilnya
dengan hasil biji menunjukkan korelasi positif tetapi tinggi, namun varietas tersebut mempunyai ukuran
tidak nyata. Hasil penelitian yang sama dilaporkan biji lebih kecil. Studi korelasi pada tanaman kacang
oleh Johnson et al. (1955), mengemukakan bahwa hijau yang dilakukan oleh Singh et al. (1968) menun-
umur berbunga berkorelasi positif nyata dengan jukkan bahwa tinggi tanaman berkorelasi positif
umur masak, tinggi tanaman dan jumlah cabang per nyata dengan jumlah cabang, jumlah polong per
tanaman, sedangkan dengan hasil biji, korelasinya tanaman dan hasil biji, sedangkan dengan bobot 100
negatif tetapi tidak nyata. Pada tanaman kacang hi- biji dan umur masak korelasinya negatif. Sumarno
jau, Rohman dan Hussain (2003) melaporkan umur dan Zuraida (2006) dan Singh et al. (1968)
berbunga berkorelasi positif nyata dengan umur menyarankan bahwa tinggi tanaman dapat digunakan
masak dan tinggi tanaman, dan berkorelasi negatif sebagai kriteria seleksi untuk memperoleh genotipe
nyata dengan bobot 100 biji. Sedangkan korelasinya berdaya hasil tinggi.
dengan hasil biji mereka melaporkan positif tetapi Jumlah cabang berkorelasi positif nyata
tidak nyata. dengan jumlah polong per tanaman dan berkorelasi
Umur polong masak menunjukkan korelasi positif tetapi tidak nyata dengan bobot biji per tana-
positif nyata dengan tinggi tanaman dan berkorelasi man dan hasil biji. Jumlah cabang berkorelasi
negatif nyata dengan bobot 100 biji dan indeks negatif nyata dengan bobot 100 biji (Tabel 4). Hasil
panen. Jamaluddin et al. (2001) melaporkan bahwa penelitian yang sama pada tanaman kacang hijau
umur masak berkorelasi positif nyata dengan tinggi dilaporkan oleh Gupta et al. (1982), menyatakan
tanaman, bobot 100 biji dan hasil biji. Sedangkan bahwa genotipe yang bercabang banyak cenderung
menurut Johnson et al. (1955), umur masak berko- mempunyai jumlah polong yang banyak, tetapi geno-
relasi positif nyata dengan tinggi tanaman, bobot biji tipe tersebut mempunyai ukuran biji lebih kecil dan
per tanaman dan hasil biji. Pada penelitian ini, ko- berdaya hasil sedang. Hasil penelitian Sumarno dan
relasi antara umur masak dengan bobot biji per tana- Zuraida (2006) menguatkan hasil penelitian ini, yak-
man dan hasil biji adalah positif tetapi tidak nyata ni korelasi antara jumlah cabang dengan bobot biji
(Tabel 4). Hasil penelitian yang sama pada tanaman per tanaman dan hasil biji adalah positif tetapi tidak
kacang hijau dilaporkan oleh Upadhaya et al. (1980), nyata. Sedangkan temuan Jamaluddin et al. (2001),
bahwa umur masak berkorelasi positif tetapi tidak jumlah cabang berkorelasi positif nyata dengan hasil
nyata dengan bobot biji per tanaman dan hasil biji. biji.
Sedangkan dengan bobot 100 biji, mereka juga Jumlah polong per tanaman menunjukkan
melaporkan hasil yang sama yaitu korelasinya korelasi positif sangat nyata dengan bobot biji per
negatif. tanaman dan hasil biji. Hasil penelitian yang sama
Tinggi tanaman berkorelasi positif nyata dilaporkan oleh Sumarno dan Zuraida (2006), Pan-
dengan jumlah cabang, jumlah polong per tanaman dey dan Torie (1973), dan oleh Singh et al. (1968)
dan hasil biji, sedangkan dengan bobot 100 biji ko- pada tanaman kacang hijau, dan Duarte dan Adam
relasinya negatif (Tabel 4). Hasil penelitian yang (1972) pada tanaman kacang merah.
sama dilaporkan oleh Sumarno dan Zuraida (2006), Korelasi antara bobot biji per tanaman
menyatakan bahwa varietas kedelai yang tanamann- dengan bobot 100 biji dan hasil biji adalah nyata

717
Hakim - Korelasi Antar-Karakter dan Sidik Lintas antara Karakter Agronomi dengan Hasil Kedelai

positif (Tabel 4). Hasil penelitian yang sama genotipe berdaya hasil tinggi.
dilaporkan oleh Jamaluddin et al. (2001) dan John- Hasil analisis sidik lintas menunjukkan bah-
son et al. (1955). Pada tanaman kacang merah, Du- wa pengaruh langsung tinggi tanaman, jumlah po-
arte dan Adam (1972) melaporkan hasil yang sama long per tanaman dan indeks panen terhadap hasil
bahwa bobot biji per tanaman berkorelasi positif biji sangat nyata (Tabel 5). Hal ini memberikan indi-
nyata dengan bobot 100 biji, namun korelasinya kasi bahwa karakter yang berperan penting terhadap
dengan hasil biji, tidak nyata. Pada kacang hijau tingginya hasil biji kedelai di lahan kering tegalan
Rohman dan Hussain (2003), melaporkan bahwa adalah tinggi tanaman, jumlah polong per tanamar
bobot biji per tanaman berkorelasi positif sangat dan indeks panen. Hasil yang sama dilaporkan oleh
nyata dengan bobot 100 biji dan hasil biji, baik pada Sumarno dan Zuraida (2006), yang menyatakan bah-
sifat fenotipik maupun genotipik. wa karakter yang berperan penting terhadap hasil biji
Korelasi antara bobot biji per tanaman kedelai adalah tinggi tanaman dan banyaknya polong
dengan indeks panen adalah positif sangat nyata per tanaman dibarengi pengaruh langsung negatif
(Tabel 4). Temuan yang sama dilaporkan oleh Yadav dari jumlah buku subur. Hasil yang sama pada tana-
et al. (1979) pada kacang hijau, yang menyatakan man kacang hijau dilaporkan oleh Rohman dan
bahwa untuk memperbaiki indeks panen dapat dil- Hussain (2003), bahwa tinggi tanaman, jumlah po-
akukan dengan meningkatkan bobot biji per tanaman long per tanaman dan umur masak merupakan karak-
melalui peningkatan jumlah polong dan ukuran biji. ter penting yang berpengaruh langsung terhadap
Bobot 100 biji berkorelasi positif nyata hasil biji. Sedangkan pada penelitian ini, pengaruh
dengan hasil biji (Tabel 4), sama dengan laporan langsung umur masak adalah cukup nyata namun
Susanto et al. (2001), Pandey dan Torrie (1973). nilainya negatif. Pada hasil penelitian sidik lintas
Tetapi Sumarno dan Zuraida (2006) melaporkan ko- yang dilakukan oleh Pandey dan Torrie (1973).
relasi antara bobot 100 biji dengan hasil biji adalah jumlah polong per unit area panen dan banyaknya
nyata tetapi negative, dan menyatakan bahwa varie- biji per polong memberikan pengaruh terbesar ter-
tas kedelai yang hasilnya tinggi adalah yang mempu- hadap hasil biji kedelai. Banyaknya polong per tana-
nyai ukuran biji kecil atau sedang. Sedangkan John- man dinilainya kurang tepat sebagai komponen hasil
son et al. (1955) melaporkan hasil yang sama seperti panen, karena karakter tersebut sangat dipengaruhi
pada penelitian ini, yaitu bahwa korelasi antara bobot oleh jarak tanam dan kompetisi antar tanaman dalam
100 biji dengan hasil biji adalah positif nyata baik populasi yang kurang optimal.
pada sifat fenotipik maupun genotipik. Pada penelitian ini, pengaruh langsung bobot
Indeks panen berkorelasi positif sangat nyata 100 biji dan bobot biji per tanaman terhadap hasil
dengan hasil biji (Tabel 4), sama dengan temuan biji nilainya kecil atau kurang bermakna, bahkan
pada kacang hijau oleh Yadav et al. (1979) dan pengaruh langsung umur berbunga, umur masak dan
Tomar et al. (1972), yakni korelasi antara indeks jumlah cabang terhadap hasil biji menunjukkan nilai
panen dengan hasil biji adalah lebih konsisten negatif (Tabel 5). Dengan demikian, karakter seperti
dibandingkan dengan karakter yang lain, karena umur berbunga, jumlah cabang, bobot biji per tana-
pengaruh lingkungan terhadap indeks panen relatif man dan bobot 100 biji nampaknya kurang berperan
sangat kecil; dan menyarankan bahwa panen dapat dan berpengaruh tidak langsung terhadap hasil biji
digunakan sebagai kriteria seleksi untuk memperoleh kedelai. Sedangkan umur masak turut berperan da-

718
Berita Biologi 10(6) - Desember 2011

lam menentukan hasil biji, namun pengaruh langsung Tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman
karakter tersebut adalah negatif. dan indeks panen berkorelasi positif sangat nyata
Hasil analisis sidik lintas memberikan petun- dengan hasil biji, dan berpengaruh langsung terhadap
juk bahwa varietas kedelai yang berdaya hasil tinggi hasil biji kedelai. Ke tiga karakter tersebut mempu-
adalah yang memiliki kharakter tinggi tanaman yang nyai peranan penting dalam menentukan tingginya
cukup, berpolong banyak dan indeks panen yang hasil biji kedelai.
tinggi. Dengan demikian ketiga karakter tersebut Tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman
dapat disarankan untuk digunakan sebagai kriteria dan indeks panen dapat disarankan untuk digunakan
seleksi guna mendapatkan genotipe kedelai berdaya sebagai kriteria seleksi guna mendapatkan genotipe
hasil tinggi di lahan kering tegalan. Seleksi dapat kedelai berdaya hasil tinggi di lahan kering tegalan.
diterapkan pada populasi segregasi generasi awal (F2
-F4). Metode seleksi dapat menggunakan seleksi DAFTAR PUSTAKA
massa-bulk, yakni dengan memilih individu-individu Arsyad DM, MM Adie dan H Kuswantoro. 2007. Perakitan
varietas unggul kedelai spesifik agroekologi. Kedelai.
tanaman yang secara visual memiliki kharakter yang Teknik Produksi dan Pengembangan, 205-228 Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan-Badan
tinggi, berpolong banyak dan mempunyai indeks Penelitian daan Pengembangan Pertanian.
panen yang tinggi dibandingkan dengan varietas Board JE, MS Kang and BG Harville. 1999. Path analyses of
the yield formation process for late-planted soybean.
unggul pembanding. Selanjutnya, tanaman terpilih Agronomy Journal 91(1), 128-135.
Chamacho LH. 1974. Breeding soybean for tropical condition.
berdasarkan seleksi visual tersebut dibulk. Pada gen- Proceeding Workshop on Soybean for Tropical and Sub-
tropical Conditions, 11-22. University of Puerto Rico,
erasi F5 diseleksi dengan metode "pedigree", yakni USA.
dengan memilih individu tanaman yang tinggi, ber- Duarte RA and MW Adam. 1972. A path coefficient analyses
of some yield component interrelations in field beans.
polong banyak dan indeks panen yang tinggi untuk Crop Science 12, 579-583.
Gupta SN, S Lai, L Rai and YS Tomer. 1982. Correlation and
memperoleh genotipe berdaya hasil tinggi. path analyses in mungbean (Vigna radiata (L.) Wilczek).
Haryana Agricultural University Journal of Research 12,
287-291.
Jamaluddin M, Soekoreno, T Saubuichi, N Sakiya and T Tsu-
KESIMPULAN ruuchi. 2001. Purified Seeds "Wilis 2000". Forum on
Varietas Kaba, Wilis dan Tanggamus Soybean Seed Production in East Java, 1-6. JICA-
Directorate of Food Crop Production and Development.
berdaya hasil tinggi dan mempunyai daya adaptasi Johnson HW, HF Robinson and RE Comstock. 1955. Geno-
typic and phenotypic correlations in soybean and their
baik di lahan kering tegalan Kabupaten Ngawi, Jawa implications in selection. Agronomy Journal 47, 477-
483.
Timur. Li CC. 1975. Path Analyses, A Primer. The Boxwood Press,
Varietas Grobogan, Gepak Ijo, Tidar dan Pacific Grove, California.
Pandey JP and JH Torrie. 1973. Path coefficient analyses of
SHR-W60 mempunyai umur masak sangat genjah seed yield components in soybean (Glicine max (L.).
Merr). Crop Science 13(5), 505-507.
(81 hari). Ke-empat varietas tersebut dapat Rohman MM and ASM Hussain. 2003. Genetic variability.
Correlation and path analyses in mungbean. Asian Jour-
digunakan sebagai sumber tetua dalam program per- nal of Plant Sciences 2, 1209-1211.
silangan untuk perbaikan umur masak varietas Singh SP, Singh HB, SN Misra and Singh AB 1968. Genotypic
and phenotypic correlation among some quantitative
kedelai. characters in mungbean. Madras Agricultural Journal 55,
233-237.
Varietas Grobogan dan Argomulyo mempu- Singh RK and BD Choudhury. 1979. Biometrical Method in
Quantitative Genetic Analyses. Kalyani Publisher, Lu-
nyai ukuran biji besar (>15 g/100 biji). Ke dua varie- dhiana, New Delhi.
tas tersebut dapat digunakan sebagai sumber tetua Sumarno. 1996. Soybean variety development in Indonesia. P
207-214. In: H. van Amstel, M Adie and Soegito. Pro-
dalam program pemuliaan untuk merakit varietas ceedings of Workshop on Integrating Seed System for
Annual Food Crops. CGPRTNo. 32. Malang.
unggul kedelai berdaya hasil tinggi dan berbiji besar. Sumarno dan N Zuraida. 2006. Hubungan korelatif dan kausatif

719
Hakim - Korelasi Antar-Karakter dan Sidik Lintas antara Karakter Agronomi dengan Hasil Kedelai

antara komponen hasil dengan hasil biji kedelai. Jurnal Tomar GS, L Singh and S Sharma. 1972. Effect of environ-
Penelitian Tanaman Pangan 25(1), 38-43. ment on characters correlation and heritability in greer
Susanto, M Jamaluddin, T Saubuichi, DM Arsyad and M gram. SABRAO Newsletter 4,49-52.
Adie. 2001. Large seed and high quality promising Upadhaya LP, Sing RB and Agarwal RK. 1980. Charade:
lines selected from Mansuria as canditates of new varie- associations in greengram populations of different ma-
ties. Forum on Soybean Seed Production in East Java,! turity group. Indian Journal of Agricultural Science:
-16. JICA-Directorate of Food Crop Production and 50,473-476.
Development. Yadav AK, TP Yadava and BD Choudhury. 1979. Path coef-

720

Anda mungkin juga menyukai