Anda di halaman 1dari 3

Encik-encik, Puan-puan dan Tuan-tuan jemputan majelis yang kami muliakan :

Yang kecil tidak disebut nama


Yang besar tidak dihimbau gelar
Yang raja dengan daulatnya
Yang datuk dengan tuahnya
Yang penghulu dengan hulunya
Yang alim berkitabullah
Yang cerdik penyambung lidah
Yang berani pelapis dada
Yang tua pembawa petuah
Yang muda dengan takahnya
Yang jauh kami jemput dengan surat
Yang dekat kami jemput dengan tepak

Kini yang dijemput sudahlah tiba


Yang dipesan sudah datang
Yang dihimbau sudah bersahut
Yang gayung sudah bersambut
Yang dari bukit datang menurun
Yang dari lurah datang mendaki
Yang dari laut datang berlayar
Yang dari hulu datang berdayung
Yang dari hilir datang bergalah
Yang lumpuh datang berdukung
Yang buta datang bertuntun
Yang renta datang bertongkat

Karena itulah Encik-encik, Puan-puan, dan Tuan-tuan kami jemput, kami silahkan meringankan langkah berhimpun pepat di majelis
ini :

Yang duduk bersanding lutut


Yang tegak bersanding bahu
Atas nama yang punya helat
Atas nama yang punya hajat
Atas nama kaum kerabat

Yang jauh atau yang dekat


Yang dilaut atau yang didarat

Kedatangan Encik-encik, Puan-puan dan Tuan-tuan

Kami sambut dengan muka jernih


Kami terima dengan hati suci
Kami nanti dengan dada lapang
Kami tunggu dengan kasih saying

Kami sambut dengan adat


Kami nanti dengan lembaga
Kami junjung atas kepala

Untuk itu atas nama keluarga Tuan____________________ beserta isteri, Puan ______________dan keluarga
Tuan_______________________ beserta isteri, Puan___________________, saya menyampaikan tahniah beserta ucapan
setinggi-tinggi terimakasih, atas kerelaan hati Enci-encik, Puan-puan dan Tuan-tuan untuk hadir memenuhi jemputan kami
berhimpun pepat kita disini. Semoga Allah swt membalas budi baik Encik-encik, Puan-puan dan Tuan-tuan yang budiman…

Namun dalam pada itu jika kami menyambut kedatangan Encik-encik, Puan-puan dan Tuan-tuan :

Entah terdapat salah dengan silih


Entah salah adab dengan cakap
Entah salah letak dengan tegak

Dimana :

Yang patut tidak dipatutkan


Yang tua tidak dituakan
Yang alim ulama tidak dimuliakan
Yang beradat lupa diadatkan
Yang dahulu terkemudiankan

Mohonlah kami diberi ampun


Mohonlah kami diberi maaf

Kalau hutang kan kami pikul


Kalau beban kan kami tanggung
Kalau salah kan kami timbang
Kalau janggal kan kami bilas

Supaya salah tak berkepanjangan


Supaya sesat tidak melarat
Supaya aib tidak menimpa
Supaya malu tidak tersimbah
Supaya hilang syak wasangka
Supaya menjauh tuduh dan tomah
Supaya helat tidak menyalah

Telah dibidalkan oleh orang tua-tua :

Tak ada tebu yang tak beruas


Tak ada kayu yang tak berbongkol
Tak ada sungai yang tak bersampah
Tak ada gading yang tak retak
Tak ada manusia yang tak mengandung khilaf

Encik-encik, Puan-puan dan Tuan-tuan beserta jemputan yang kami muliakan,


Kabar sudah bendang ke langit
Berita sudah merebak ke bumi
Iyang-iyang sudah mengiyang
Isik-isik sudah berbunyi
Pesan bersambung sudah tiba
Hajat dikandung sudahlah nyata

Seperti kata orang tua-tua :

Sudah lama langsatnya condong


Baru kini batangnya rebah
Sudah lama niat dikandung
Barulah kini disampaikan Allah

Sebagaimana yang tertera dalam jemputan kami bahwa pada malam ini, hari_________,
tanggal,_________bulan_________,tahun______, kita bersama-sama akan menyaksikan acara adat Tepuk tepung tawar dan
cecah inai

sherly oktaviani binti________________


dengan
Muhammad taufiq bin________________

Malam larut pasanglah tanglung


Supaya mudah orang terjaga
Garam di laut asam di gunung
Bertemu juga dalam belanga

Kalau berkayuh membawa galah


Cepatlah sampan tiba di pantai
Kalaulah sudah kehendak Allah
Niat terkabul hajat pun sampai
Syair Tepuk Tepung Tawar

Ijab kabul berjalan lancar


Mempelai masuk ke dalam kamar
Setelah selesai memakai mahar
Majlis berlanjut bertepung tawar

Para tetamu tunggu sebentar


Pengantin hendak pakai bertukar
Tepung tawar hajat digelar
Berisi pantun petunjuk ajar

Baju pengantin raja sehari


Senyum terukir berseri-seri
Duduk bertepuk seorang diri
Tidak bersanding suami istri

Duduk bertahta panggung petarakna


Pelamin dihias aneka warna
Sebagai raja sejuta pesona
Gagah bergaya segak bijaksana

Tepung tawar ditepuk duduk


Para pembesar tua menepuk
Bersih hati selalu menunduk
Segala hajat segala angguk

Orang pertama dijemput datang


Mengambil penepuk dalam dulang
Senyum kembang pertanda senang
Do'a pengantin berdada lapang

Penepuk kedua maju ke depan


Memberi salam sungguh bersopan
Segala beras terbang berhamburan
Hajat pengantin hidup nyaman

Pembesar ketiga mengatup tangan


Sebagai ganti salam-salaman
Inai dicecah telapak tangan
Pengantin bahagia sepanjang zaman

Orang keempat tegak berdiri


Tepung berguna sebagai penyeri
Bahagia pengantin selalu berseri
Aman bergaul sehari-hari

Maju pula giliran kelima


Gagah seperti wajah panglima
Bunga rampai wangi aroma
Susah senang selalu bersama

Pengantin lelaki bertepuk sudah


Pengantin wanita maju melangkah
Pakai sunting begitu indah
Tergagap ucap hendak bermadah

Setelah semua majlis selesai


Do'a dipimpin ulama pandai
Bersenyum simpul kedua mempelai
Meski belum hasrat terungkai

Jamuan makan untuk tetamu


Segala hidang hendak dijamu
Makanan tradisi tak pernah jemu
Jarang berjumpa jarang bertemu

Selesai majlis bertepung tawar


Semua orang tersenyum lebar
Pengantin duduk berdebar-debar
Perkara adat mesti bersabar

Anda mungkin juga menyukai