Anda di halaman 1dari 89

PENGARUH PERBEDAAN JENIS LIQUID TERHADAP

KESERAGAMAN DAN KESTABILAN SUHU PADA


MICROBATH 7102

TESIS

WASLINA RANGKUTI
217026010

PROGRAM STUDI MAGISTER FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENGARUH PERBEDAAN JENIS LIQUID TERHADAP
KESERAGAMAN DAN KESTABILAN SUHU PADA
MICROBATH 7102

TESIS

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar


Magister Sains

WASLINA RANGKUTI
217026010

PROGRAM STUDI MAGISTER FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PERNYATAAN ORISINALITAS

PENGARUH PERBEDAAN JENIS LIQUID TERHADAP


KESERAGAMAN DAN KESTABILAN SUHU PADA
MICROBATH 7102

TESIS

Saya menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipandan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2023

Waslina Rangkuti
NIM 217026010
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Waslina Rangkuti
NIM : 217026010
Program Studi : Magister Fisika
Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive
Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul:

Pengaruh Perbedaan Jenis Liquid Terhadap Keseragaman dan Kestabilan Suhu Pada
Microbath 7102

Beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini,
Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat
mengelola dalam bentuk database, merawat dan mempublikasikan Tesis saya tanpa
meminta izin dari saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis dan
sebagai pemegang dan atau sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, Juni 2023

Waslina Rangkuti
Telah diuji dan diyatakan lulus pada
Tanggal : Juni 2023

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Dr. Kerista Tarigan, M.Eng., Sc
Anggota : 1. Dr. Syahrul Humaidi, M.Sc
2. Prof. Dr. Marhaposan Situmorang
3. Prof. Dr. Erna Frida, M.Si

ii
PENGARUH PERBEDAAN JENIS LIQUID TERHADAP
KESERAGAMAN DAN KESTABILAN SUHU PADA
MICROBATH 7102

ABSTRAK

Microbath Merk Fluke Tipe 7102 berfungsi untuk mengkalibrasi termometer


menggunakan media jenis liquid. Media liquid dalam Microbath selama proses
kalibrasi terdapat nilai keseragaman dan kestabilan suhu. Nilai keseragaman dan
kestabilan suhu merupakan komponen yang berkontribusi terhadap nilai
ketidakpastian pengukuran (U95). Semakin kecil nilai U95 semakin baik hasil
kalibrasinya, sehingga hal tersebut menjadi latar belakang dalam penelitian ini untuk
menganalisis keseragaman dan kestabilan suhu dari liquid berbeda yaitu liquid jenis
Air, Metanol dan Etilen Glikol. Metode pengujian keseragaman dilakukan
menggunakan pengukuran 5 titik, dimana titik referensi berada ditengah dan empat
termometer lain sebagai pembanding. Metode pengujian stabilitas menggunakan
pengukuran satu titik referensi. Nilai keseragaman dan stabilitas dihubungakan untuk
menentukan nilai ketidakpastian pengukuran menggunakan metode GUM (Guide to
the expression of Uncertainty in Measurement). Hasil analisis diperoleh bahwa
Metanol lebih homogen daripada Etilen Glikol dan Air, dengan nilai 0,0855 ºC
<0,0942 ºC < 0,1030 ºC. Air lebih stabil dari Metanol dan Etilen glikol, dengan nilai
stabilitas berturut – turut 0,0021 ºC < 0,0027 ºC < 0,0028 ºC. Waktu untuk mencapai
stabil Metanol lebih baik dari Air dan Etilen Glikol. Metanol dapat stabil ± 35 menit,
Air stabil sekitar ± 38 menit dan Etilen Glikol stabil ± 48 menit. Hubungan
keseragaman suhu dengan U95 dan kestabilan suhu dengan U95 adalah linear terhadap
nilai ketidakpastian pengukuran (U95). Nilai U95 Metanol 0,11 ºC, Etilen glikol 0,12
ºC dan Air adalah 0,13ºC.

Kata kunci : Microbath 7102, Keseragaman Suhu, Kestabilan Suhu, Ketidakpastian


Pengukuran (U95),

iii
THE EFFECT OF DIFFERENT LIQUID ON TEMPERATURE
UNIFORMITY AND STABILITY IN MICROBATH 7102

ABSTRACT

Microbath Fluke Type 7102 functions in the process of calibrating


thermometers that use liquid media. Liquid media in Microbath during the
calibration process there is a value of temperature uniformity and stability. The
uniformity and temperature stability values in Microbath are components that
contribute to the measurement uncertainty (U95). A smaller U95 value indicates better
calibration results. This factor motivated a study to analyze the uniformity and
temperature stability of three different liquids i.e., water, methanol, and ethylene
glycol. The uniformity testing method involved measuring 5 points, with the reference
point in the middle and four other thermometers as comparators, while the stability
testing method used a single reference point measurement. The values of uniformity
and stability were linked to determine the measurement uncertainty using the Guide
to the Expression of Uncertainty in Measurement (GUM) method. The analysis
results revealed that methanol is more homogeneous than ethylene glycol and water,
with values of 0.0855 ºC < 0.0942 ºC < 0.1030 ºC, respectively. Water is more stable
than methanol and ethylene glycol, with stability values of 0.0021 ºC < 0.0027 ºC <
0.0028 ºC, respectively. Methanol achieved stability in approximately ± 35 minutes,
while water reached stability in around ± 38 minutes, and ethylene glycol stabilized
in ± 48 minutes. The relationship between uniformity and temperature stability is
linear with respect to the measurement uncertainty (U95). The U95 values for
methanol, ethylene glycol, and water were 0.11 ºC, 0.12 ºC, and 0.13 ºC,
respectively.

Keywords: Microbath 7102, Uniformity, Stability, Measurenment of Uncertainty


(U95), Microbath 7102

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

“Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad), dan tidak (pula) membencimu,


dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan. Dan
sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga
engkau menjadi puas. Bukankah Dia mendapati dirimu sebagai seorang yatim, lalu
Dia melindungi(mu). Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu
Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang
kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.”
(Q.S. Adh-Dhuha: 3-8)

v
PRAKATA

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan anugerah dan karunia-Nya, sehingga tesis dapat diselesaikan dengan
baik.

Tesis dengan judul: Pengaruh Perbedaan Jenis Liquid Terhadap


Keseragaman dan Kestabilan Suhu Pada Microbath 7102

Keberhasilan dari penelitian dan penulisan tesis ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan
telah memberikan dukungan secara moril maupun materil. Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Syahrul Humaidi, M.Sc, selaku ketua Program Studi Magister dan Doktor
Fisika Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing II saya yang
telah bersedia membimbing, meluangkan waktu, pikiran dan ilmunya serta
memberi motivasi kepada penulis selama proses penulisan hingga tesis ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

4. Dr. Kerista Tarigan, M.Eng. Sc selaku Dosen Pembimbing I yang telah telah
bersedia membimbing, meluangkan waktu, pikiran dan ilmunya serta memberi
motivasi kepada penulis selama proses penulisan hingga tesis ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

5. Prof. Dr. Marhaposan Situmorang dan Prof. Dr. Erna Frida, M.Si, selaku dosen
penguji saya yang telah memberikan banyak sara dan masukan sehingga
penelitian ini jauh lebih baik.

6. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa, motivasi, semangat,
perhatian dan nasehat yang tiada henti kepada saya.

vi
7. Ketiga kakak ku Eliza Ulfa Rangkuti, Maulida Sari Rangkuti, dan Laila Nadrah
Rangkuti yang telah memberikan banyak bantuan moril maupun materil.
8. Bapak Hendro Nugroho, selaku Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi
Wilayah I Medan yang telah memberikan izin tugas belajar kepada saya.

9. Bapak Simon Sinaga dan Bapak Lido Fanter Sitindaon selaku Koordintor
Observasi dan Sub Koordinator Instrumentasi dan Kalibrasi, yang telah
meringankan beberapa tugas kantor dalam proses tugas belajar saya.

10. Seluruh Staff Instrumentasi dan Kalibrasi BBMKG wilayah I yang telah secara
suportif dalam mendukung beberapa staff lain dalam masa tugas belajar.

Medan, Juni 2023

Waslina Rangkuti

vii
DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN TESIS .......................................................................................................i
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
ABSTRACT ................................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
PRAKATA ................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah ........................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 5


2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 5
2.2 Jenis Liquid Media Kalibrasi......................................................................... 6
2.2.1 Air ...................................................................................................... 6
2.2.2 Etilen Glikol ....................................................................................... 7
2.2.3 Metanol .............................................................................................. 8
2.3 Sifat Fisik dan Termal Zat Cair (Liquid) ........................................................ 8
2.3.1 Panas Spesifik (Spesific Heat) ............................................................. 8
2.3.2 Konduktivitas Termal .......................................................................... 9
2.3.3 Viskositas ..........................................................................................10
2.3.4 Ekspansi termal ..................................................................................11
2.3.5 Massa Jenis (Densitas) .......................................................................12
2.4 Ketidakpastian Pengukuran ..........................................................................12
2.5 Media kalibrasi ............................................................................................14
2.4 Kalibrasi ......................................................................................................15
2.6 Keseragaman (Homogenitas) .......................................................................17
2.7 Stabilitas ......................................................................................................17

viii
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................................. 19
3.1 Tempat dan Waktu .......................................................................................19
3.2 Bahan dan Alat ............................................................................................19
3.3 Metode Penelitian ........................................................................................19
3.3.1 Metode Uji Keseragaman (Homogenitas) Suhu ..................................19
3.3.2 Metode Uji Stabilitas Suhu .................................................................20
3.3.3 Medote Pengukuran Ketidakpastian ...................................................21

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengujian Keseragaman dan Kestabilan Suhu pada Beberapa Larutan .29
4.1.1 Data Keseragaman Suhu ......................................................................30
4.1.2 Data Kestabilan Suhu ..........................................................................33
4.2 Analisa Hubungan Keseragaman dan Kestabilan Suhu terhadap Nilai
Ketidakpastian Pengukuran ..........................................................................35
4.3 Pembahasan...................................................................................................41

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 44


5.1 Kesimpulan..................................................................................................44
5.2 Saran ............................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 46


LAMPIRAN .................................................................................................................. 48

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar
Gambar 2. 1 Hirarki Standar Ketertelusuran Pengukuran ......................................16
Gambar 2. 2 Sumber Ketidakpastian Pengukuran ...........................................14
Gambar 2. 3 Microbath Merk Fluke Tipe 7102 SN. B5B319 ................................15
Gambar 3. 1 Uji keseragaman Microbath..............................................................20
Gambar 3. 2 Pengujian Stabilitas Microbath .........................................................20
Gambar 4. 1 Uji Inhomogenitas dan Stabilitas Suhu .............................................29
Gambar 4. 2 Grafik Inhomogenitas Suhu Air ........................................................31
Gambar 4. 3 Grafik Inhomogenitas Suhu pada Etilen Glikol .................................32
Gambar 4. 4 Grafik Inhomogenitas Suhu pada Metanol ........................................33

x
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel
Tabel 2. 1 Densitas Beberapa Zat Umum ..........................................................12
Tabel 3. 1 Komponen Ketidakpastian Termometer ...........................................28
Tabel 4. 1 Inhomogenitas Suhu pada Air...........................................................30
Tabel 4. 2 Inhomogenitas Suhu pada Etilen Glikol ............................................31
Tabel 4. 3 Inhomogenitas Suhu pada Metanol ...................................................32
Tabel 4. 4 Stabilitas Suhu pada Air ...................................................................33
Tabel 4. 5 Stabilitas Suhu pada Etilen Glikol ....................................................34
Tabel 4. 6 Stabilitas Suhu pada Metanol ...........................................................35
Tabel 4. 7 Ketidakpastian Pengukuran (U95) dari liquid Air ..............................36
Tabel 4. 8 Signifikansi Kontributor Ketidakpastian pada Liquid Air .................37
Tabel 4. 9 Ketidakpastian Pengukuran (U95) dari liquid Etilen Glikol ...............38
Tabel 4. 10 Signifikansi Kontributor Ketidakpastian pada Liquid Etilen Glikol ..39
Tabel 4. 11 Ketidakpastian Pengukuran (U95) dari liquid Metanol.......................40
Tabel 4. 12 Signifikansi Kontributor Ketidakpastian pada Liquid Etilen Metanol41
Tabel 4. 13 Nilai Inhomogenitas, Stabilitas, Ketidakpastiann Pengukuran dan
Waktu Stabil ....................................................................................42

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lampiran
Lampiran 1 Pengolahan Data Inhomogenitas Suhu Air (Set point 0 ~ 50°C) .......48
Lampiran 2 Pengolahan Data Inhomogenitas Suhu Etilen Glikol (Set point 0 ~
50°C) ...............................................................................................54
Lampiran 3 Pengolahan Data Inhomogenitas Suhu Metanol (0 ~ 50 °C)..............60
Lampiran 4 Pengolahan Data Stabilitas Suhu Air ................................................66
Lampiran 5 Pengolahan Data Stabilitas Suhu Etilen Glikol .................................67
Lampiran 6 Pengolahan Data Stabilitas Suhu Metanol ........................................68
Lampiran 7 Sertifikat Kalibrasi Treferensi (Thermometer Digital Merk Fluke Hart
Scientific 5626 SN. 3978) ................................................................70
Lampiran 8 Sertifikat Kalibrasi T1 = T2 (Thermometer Digital Merk Fluke Hart
Scientific 5615 SN. 935274).............................................................71
Lampiran 9 Sertifikat Kalibrasi T3 = T4 (Thermometer Digital Merk Fluke Hart
Scientific 5627A SN. 943933) ..........................................................72

xii
DAFTAR SINGKATAN

WMO = World Meteorological Organization


BMKG = Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
KAN = Komitete Akreditasi Nasional
ISO/IEC = International Organisation for Standardization / International
Electrotechnical Commission
U95 = 95% Uncertainty Confidence
VIM = Vocabulary of International Metrology
BMC = Best Measurement Capability
GUM = Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement
UUT = Unit Under Test
JCGM = Joint Committee for Guides in Metrology
ESDM = Experimental Standart Deviation of the Mean
PRT = Platinum Resistance Thermometer
CMC = Calibration and Measurement Capability

xiii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termometer salah satu sensor utama untuk pengukuran suhu dalam parameter
pengamatan cuaca. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
memiliki ribuan sensor suhu dari jenis analog hingga digital yang digunakan untuk
pengukuran meteorologi maritim, sinoptik hingga pengamatan udara atas. UU No. 31
Tahun 2009 menyatakan bahwa peralatan pengamatan cuaca di lingkungan BMKG
wajib terkalibrasi secara rutin satu tahun sekali untuk mendapatkan data yang akurat
dan valid. Hal tersebut mengacu pada standar World Meteorological Organization
(WMO) dalam WMO No.18 Tahun 2021 (WMO, 2021). Untuk mendukung kegiatan
tersebut BMKG memiliki lima laboratorium kalibrasi yang terakreditasi KAN untuk
penerapan ISO/ IEC 17025: 2017 di Indonesia, salah satunya laboratorium kalibrasi
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan.

Laboratorium kalibrasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika


Wilayah I Medan mengkalibrasi termometer salah satunya dengan Microbath Merk
Fluke Tipe 7102 yang menggunakan media liquid (zat cair). Y.P Singh (2009)
menyatakan bahwa dalam metrologi, penangas suhu cair adalah yang paling berguna
dan merupakan sumber terbaik untuk kesetimbangan suhu dalam kalibrasi
thermometer resolusi tinggi dan sesnsor presisi lainnya. Meskipun zat cair
merupakan penangas suhu yang paling baik dibanding media gas maupun padatan,
namun selama proses kalibrasi zat cair tersebut tetap dipengaruhi oleh stabilitas dan
keseragaman suhu rendaman penangas selama pengukuran.

Stabilitas rendaman bervariasi pada suhu yang berbeda di seluruh rentang


pengukurannya. Stabilitas dan keseragaman adalah komponen yang bergantung pada
beberapa parameter seperti kisaran suhu, viskositas cairan yang digunakan,
konduktivitas termal, jenis pengontrol suhu, jumlah volume cairan. Rendaman
penangas suhu harus memiliki suhu yang homogen diseluruh zona pengujian tempat
perbandingan dilakukan. Ketika dua atau lebih sensor suhu ditempatkan didalam
2

ruang pada tingkat pencelupan yang sama, suhu yang terukur harus sama selama
pengukuran (YP, et al, 1991)

Keseragaman sebagian besar tergantung pada proses pengadukan, seberapa


baik bersirkulasi dalam arah seragam membentuk kondisi isothermal. Rendaman
dapat memiliki stabilitas yang baik tetapi keseragamannya buruk. Parameter ini
sangat penting untuk ketidakpastian karena diperlukan untuk termometer
dibandingkan pada kondisi kesetimbangan dalam rendaman cairan (Brown, 2005)

Kestabilan dan keseragaman merupakan sumber termal memainkan peran


penting dalam estimasi ketidakpastian dalam pengukuran. Sebagaimana J.V.Nicholas
(1994) menyatakan dua karakteristik metrologi yang paling penting dari rendaman
kalibrasi adalah stabilitas waktu dan homogenitas, yang kedua nya berkontribusi
pada ketidakpastian tipe B. Rendaman kalibrasi yang digunakan dengan berbagai
jenis media yang digunakan dalam rendaman yang sama, stabilitas dan homogenitas
media tersebut harus dievaluasi secara terpisah untuk menentukan ketidakpastian
akibat ketidakhomegnan rendaman klibrasi yang tepat (Drnovšek dkk, 1997)

Liza Indrayani dan Margi Sasono (2017) telah melakukan penelitian terhadap
suatu Enclosure yang mengevaluasi ketidakpastian homogenitas dan stabilitas
suhunya menggunakan media air. Ketidakpastian homogenitas suhu pada rentang
(8.38 − 9.09)°C sebesar 0.97°C. Sementara itu, pada rentang suhu (49.02 −49.68)°C
diperoleh ketidakpastian homogenitas suhu sebesar 0.33°C. Kalibrasi pada suhu rata-
rata 8.23°C dengan ketidakpastian homogenitas suhu sebesar 0.97°C diperoleh
ketidakpastian kalibrasi termometer digital sebesar 2.00°C. Sementara itu, pada suhu
rata-rata 49.86°C dengan ketidakpastian homogenitas suhu sebesar 0.33°C diperoleh
ketidakpastian kalibrasi termometer digital sebesar 0.85 °C.

Dalam kegiatan laboratorium nilai keseragaman dan kestabilan tersebut


diperbaharui setiap tahunnya untuk menghitung nilai ketidakpastian pengukuran
(U95). Nilai ketidakpastian pengukuran untuk termometer berdasarakan standar
WMO sebaiknya < 0.2 °C (WMO, 2021). Berdasarkan hal tersebut dikembangkan
penelitian untuk jenis liquid yang berbeda yaitu Air, Metanol dn Etilen Glikol karena
memiliki sifat fisis yang berbeda pula (Fluke Coorperation, 2019). Tujuannya untuk
3

memperoleh nilai stabilitas dan homogenitas terkecil. Semakin kecil nilai


keseragaman dan kestabilan suhu maka akan semakin kecil nilai ketidakpastian
pengukurannya. Semakin kecil nilai ketidakpastian pengukurannya maka semakin
dekat nilai benarnya, sehingga semakin akurat pula hasil kalibrasi suatu termometer.
Pentingnya kontribusi ketidakpastian minimum tersebut, sehingga mendorong
penelitian dalam penentuan penggunaan jenis liquid yang optimal sebagai media
kalibrasi Bath.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Bagaimana pengaruh perbedaan jenis liquid terhadap keseragaman suhu pada
Microbath 7102?
2. Bagaimana pengaruh perbedaan jenis liquid terhadap stabilitas suhu dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan masing – masing liquid untuk Microbath
7102 stabil \?
3. Bagaimana hubungan keseragaman dan kestabilan suhu pada Microbath 7102
terhadap ketidakpastian pengukuran (U95) pada masing – masing liquid ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:


1. Menentukan pengaruh perbedaan jenis liquid terhadap keseragaman suhu
pada Microbath 7102.
2. Menentukan pengaruh perbedaan jenis liquid terhadap stabilitas suhu dan
waktu yang dibutuhkan Microbath mencapai stabil.
3. Menganalisis hubungan keseragaman dan kestabilan suhu pada Microbath
7102 terhadap ketidakpastian pengukuran (U95) pada masing – masing liquid.

1.4 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi beberapa hal, yaitu:

1. Jenis liquid yang digunakan adalah Air, Etilen Glikol dan Metanol pada
Microbath Merk Fluke Tipe 7102 SN. B5B319
2. Sensor yang diguanakan untuk uji keseragaman (homogenitas)
4

- Trefrensi : Thermometer Digital Merk Fluke Hart Scientific 5626 SN.


3978, Resolusi 0.0001°C (Tertelusur: LK-095-IDN Lokasi Jakarta)
- T1 = T2 : Thermometer Digital Merk Fluke Hart Scientific 5615 SN.
935274, Resolusi 0.001°C (Tertelusur: LK-095-IDN Lokasi Medan)
- T3 = T4 : Thermometer Digital Merk Fluke Hart Scientific 5627A SN.
943933, Resolusi 0.001°C (Tertelusur: LK-095-IDN Lokasi Medan)
3. Sensor yang digunakan untuk uji stabilitas adalah Thermometer Digital Merk
Fluke Hart Scientific 5626 SN. 3978, Resolusi 0.0001°C (Tertelusur: LK-
095-IDN Lokasi Jakarta)
4. Set point untuk uji inhomogenitas dan stabilitas suhu adalah 0 °C – 50°C,
dilakukan mulai dari 0°C naik kelipatan 10 hingga ke 50°C.
5. Metode uji keseragaman (homogenitas) menggunakan 5 (lima) titik.
6. Suhu dan kelembapan ruangan saat uji homogenitas, uji stabilitas maupun
pengukuran ketidakpastian terkondisi pada 20 °C – 25 °C dan 40 %RH -70
%RH.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan akurasi (tingkat ketelitian) hasil kalibrasi termometer.


2. Memberi acuan laboratorium kalibrasi dalam penentuan jenis liquid media
kalibrasi yang optimal.
3. Mendukung layanan laboratorium kalibrasi Balai Besar Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Wilayah I yang telah terakreditasi KAN dengan
nomor akreditasi LK – 095 IDN dalam menjamin mutu dan kualitas hasil
kalibrasi.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dijadikan


sebagai referensi, diantaranya:

1. “Characterization of Silicon Oil Calibration Bath Through Stability and


Uniformity Tests Using Standard Platinum Resistance Thermometer and
Precision Multimeter” Vilma, et al (2019). International Journal of Engineering
Research and Technology. Penelitian ini tentang karakterisasi rendaman
kalibrasi cair menggunakan Minyak Silikon dari suhu 90°C - 250°C. Hasil
menunjukkan bahwa stabilitas dan keseragaman bak kalibrasi lebih stabil pada
suhu rendah dan stabilitas cendrung meningkat saat suhu mencapai 200°C.
2. “Uji Homogenitas dan Stabilitas Suhu Mini Liquid Bath untuk Kalibrasi
Termometer Digital Makanan” oleh Liza Indrayani dan Margi Sasono (2017)
dalam Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya). Penelitian
ini tentang pengujian homogenitas dan stabilitas suhu pada Liquid Bath.
3. “A Study of Inhomogeneities of Thermocouples and Its Contribution to (2012).
The Calibration Uncertainty Calculus” M.A.P Castanho, C.R.Baldo.
International Measurentment Confederation (XX IMEKO Wolrd Congress).
Penelitian ini tentang pengukuran ketidakhomogenan 26 termokople dan
kontribusinya terhadap ketidakpastian kalibrasi termokopel pada Bath.
4. “Reference liquids for the calibration of dielectric sensors and measurement
instruments” oleh Udo Kaatze (2013) dalam Jurnal Measurement Science and
Technology (Meas, Sci Technol 18). Penelitian ini tentang empat cairan
referensi diantaranya Air, Metanol, Sikloheksana dan Dimetil Sulfoksida sebagai
cairann referensi untuk kalibrasi sensor dielektrik berdasarakan data permetivitas
dielektriknya.
6

2.2 Jenis Liquid Media Kalibrasi

Fluke Coorperation dalam 7102 Micro-Bath User’s Guide (2019)


merekomendasikan beberapa cairan yang dapat bekerja dalam rendaman 7102.
Memilih cairan membutuhkan pertimbangan karakteristik dari fluida diantaranya
seperti kisaran suhu, viskositas, panas jenis, konduktivitas termal, ekspansi termal,
listrik resistivitas, masa pakai fluida, keamanan, dan biaya. Fluida yang umum
digunakan seperti Air, Mineral Oil atau Parafin, Silicon Oil, Metanol, Etilen Glikol.
Penelitian ini berfokus pada tiga jenis fluida yaitu Air, Metanol dan Etilen Glikol.

2.2.1 Air
Air adalah suatu senyawa kimia berbentuk cairan yang tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa. Air mempunyai titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, titik
didih 100°C dan kerapatan 1,0 g/cm3 pada suhu 4°C. Wujud air dapat berupa cairan,
gas (uap air) dan padatan (es). Air yang berwujud cairan merupakan elektrolit lemah,
karena di dalamnya terkandung ion-ion dengan reaksi kesetimbangan sebagai
berikut:

2H20 ⇄ H30+ + OH- (2.1)


Ikatan hidrogen dalam molekul air terjadi karena adanya sifat polar dalam air,
sehingga tempat kedudukan atom hidrogen yang positif akan menarik tempat
kedudukan oksigen yang negatif dari molekul air lainnya. Ikatan hidrogen terjadi
dalam beberapa senyawa hidrogen, dimana atom hidrogen menjembatani dua atom
yang cenderung menarik elektron lebih besar (keelektronegatifan). Ikatan hidrogen
ini sifatnya lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen. Namun demikian,
ikatan hidrogen antara dua molekul air yang berdekatan dan sifat terpolarisasi
molekul air inilah yang berperan terhadap sifat-sifat kimia dan fisik air yang unik itu
terjadi (WHITFIELD, 2001).

Sifat fisis dari air diantaranya (Ulman, 2003):

a. Berat molekul : 18,016 g/mol


b. Titik didih (1 atm) : 100oC
c. Titik beku (1 atm) : 0oC
d. Viskositas (20oC) : 0,894 cP
e. Densitas (20oC) : 1 g/cm3
7

f. Panas spesifik (20oC) : 0,561 kkal/kg


g. Panas penguapan (1 atm) : 40,63 kJ/mol
h. Konduktivitas termal : 0,60 W/m/K

2.2.2 Etilen Glikol


Etilen glikol atau 1,2 etanediol sebagai nama IUPAC memiliki rumus
molekul HOCH2CH2OH. Etilen etilen glikol atau disingkat EG atau etanediol adalah
nama dagang yang digunakan di Indonesia. Etilen glikol merupakan etilen glikol
dengan senyawa diol yang sederhana. Senyawa diol adalah senyawa yang memiliki
gugus hidroksil (OH), senyawa ini ditemukan pertama kali oleh Wurtz pada tahun
1859. Secara luas produksi etilen glikol dengan proses hidrolisis dari bahan baku
etilen oksida dan air diperkirakan mencapai 7 × 106 ton/tahun.

Sifat kimia monoetilen etilen glikol merupakan cairan yang jernih, tidak
berwarna tidak berbau dengan rasa manis, dapat menyerap air dan dapat dicampur
dengan beberapa pelarut polar seperti air, alkohol, etilen glikol eter dan aseton. Etilen
glikol bereaksi dengan etilen oksida membentuk di-, tri-, tetra-, dan polietilen etilen
glikol.

Sifat fisis etilen etilen glikol diantaranya:

a. Berat molekul : 62,07 g/mol


b. Titik didih (1 atm) : 197,60oC
c. Titik beku (1 atm) : - 13oC
d. Viskositas (20oC) : 20,9 cP
e. Densitas (20oC) : 1,1135 g/cm3
f. Panas spesifik (20oC) : 0,561 kkal/kg
g. Panas penguapan (1 atm) : 52,24 kJ/mol
h. Panas pembakaran (20oC) : -19,07 MJ/kg

Beberapa kegunaan produk etilen glikol, diantaranya adalah dapat digunakan


sebagai anti beku pada radiator kendaraan bermotor, digunakan untuk resin alkid dan
resin polyester untuk cat, untuk membantu pada proses penggilingan semen, sebagai
bahan untuk mengurangi lapisan es yang ada di kaca depan dan sayap pada pesawat
(Ullman, 2003).
8

2.2.3 Metanol
Metanol (methyl alcohol) dengan rumus molekul CH3OH adalah zat kimia
yang tidak berwarna, berbentuk cair pada suhu kamar, mudah menguap dan sedikit
berbau ringan. Metanol merupakan zat kimia yang toksin (beracun) dan
menyebabkan efek berbahaya bila dihirup atau tertelan. Secara sintesis metanol
dibuat dari hidrogen dan karbon dioksida.

Sifat fisik metanol diantaranya (Othmer, 2008):

a. Berat molekul : 32,04 g/mol


b. Titik didih (1 atm) : 64,7oC
c. Titik beku (1 atm) : - 97,8oC
d. Viskositas (30oC) : 0,5142 cP
e. Densitas (1 atm) : 0,782 g/mL
f. Panas spesifik (25 -30oC) : 0,605 – 0,609 kal/kg
g. Panas penguapan (64oC) : 8430 kal/mol (35,29 kJ/mol)

2.3 Sifat Fisik dan Termal Zat Cair (Liquid)

2.3.1 Panas Spesifik (Spesific Heat)


Kalor dapat diperkirakan sebagai energi yang dipindahkan karena perbedaan
suhu. Energi sebagai kalor mengalir dari benda yang lebih panas (suhu lebih tinggi)
ke benda yang lebih dingin (suhu lebih rendah). Pada tingkat molekul, bahwa
molekul molekul dari bagian yang lebih panas kehilangan energi kinetiknya dan
berpindah ke bagian yang lebih dingin ketika kedua bagian tersebut bersentuhan.
Akibatnya, energi kinetik translasi rata-rata dari molekul-molekul benda yang lebih
panas menurun atau dikatakan suhunya turun. Pada benda yang lebih dingin suhunya
meningkat. Energi telah berpindah, atau kalor mengalir, diantara kedua benda
tersebut sampai tercapai suhu yang sama (Petrucci, 2015).
Setiap senyawa mempunyai perbedaan jumlah panas yang digunakan untuk
menaikkan temperatur dalam jumlah massa tertentu, yang diformulasikan sebagai
berikut (Halliday, et al, 2007):
𝛥𝑄 (2.2)
𝐶=
𝛥𝑇
9

dimana
C = kapasitas panas (J/˚C) (1 J = 0,2389 kal)
 ΔQ = jumlah energi panas (J)
 ΔT = perubahan temperatur(˚C)
Kapasitas panas tersebut tidak bermakna sama sekali kecuali jumlah panas
yang diserap oleh suatu badan sama dengan jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur sebesar satu derajat. Untuk lebih berarti, kapasitas panas
tersebut dikorelasikan dengan massa yaitu kapasitas panas per satuan massa, yang
disebut panas jenis (specific heat capacity), yaitu jumlah panas untuk menaikkan
temperatur satu derajat dari suatu bahan sebanyak satu satuan massa yang
formulasinya untuk tekanan tetap adalah sebagai berikut (Halliday, et al, 2007):

𝛥𝑄/𝛥𝑇 (2.3)
𝑐𝑝 =
𝑚
dimana

 𝑐𝑝 = panas jenis (J/kg˚C)


 ΔQ/ΔT = kapasitas panas (J/˚C)

m = massa (kg)

2.3.2 Konduktivitas Termal


Perpindahan panas dapat di definisikan sebagai berpindahnya energi dari satu
daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari perbedaan suhu dari temperatur fluida
yang lebih tinggi ke fluida lain yang memiliki temperatur lebih rendah. Perpindahan
panas pada umumnya dibedakan menjadi tiga cara perpindahan yaitu konduksi,
radiasi, dan konveksi (Yunus, 2009)

Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu
tinggi kedaerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair atau
gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung (Ambarita, 2012).

Radiasi adalah proses panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di lama ruang, bahkan bila
terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut. (Holman, 2002).
10

Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari


konduksi panas, penyimpanan dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting
sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat dan cairan
atau gas. Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang
suhunya di atas suhu fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama,
panas akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke partikel-partikel fluida
yang berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu
dan energi dalam partikel-partikel fluida ini. Kemudian partikel-partikel fluida
tersebut akan bergerak ke daerah yang bersuhu rendah didalam fluida di mana
mereka akan bercampur dengan, dan memindahkan sebagian energinya pada
partikel-partikel fluida lainnya. Dalam hal ini alirannya adalah aliran fluida maupun
energi (Ambarita, 2012).

Konduktivitas termal suatu benda merupakan kemampuan yang dimiliki suatu


benda dalam memindahkan kalor melalui benda tersebut. Benda yang mempunyai
konduktivitas termal (k) yang tinggi maka merupakan penghantar kalor yang baik,
begitu sebaliknya. Persamaan konduktivitas termal sebagai berikut (Incroperara,
2012):

ⅆ𝑇 (2.4)
𝑞 = −𝑘. 𝐴
ⅆ𝑥
dimana
q = laju transfer panas (W)
𝑘 = konduktivitas termal dalam bahan (W/m°C)
A = luas penampang (m2)
 dT/dx = gradien suhu (°C/m)

2.3.3 Viskositas
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida,
maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin sulit
suatu benda bergerak dalam fluida tersebut. Viskositas zat cair dapat ditentukan
secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas (η). Satuan SI
11

untuk koefisien viskositas yaitu Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s) (Ariyanti dan Agus,
2010).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas fluida salah satunya
adalah suhu. Suhu berhubungan erat dengan viskositas dimana semakin tinggi suhu
maka semakin kecil nilai viskositas dan sebaliknya. Persamaan vikositas sebagai
berikut (Lumbantoruan dan Yulianti, 2016):

2𝑟 2 𝑔(𝜌𝑏− 𝜌𝑓 ) (2.5)
𝑉𝑇 =
𝑔𝑛
dimana:
 𝑉𝑇 = gaya gesekan stokes (m/s)
 η = koefisien viskositas fluida (Pa s)
 r = jari-jari bola (m)
 𝑔 = percepatan gravitasi (m/s2)
 𝜌𝑏 = massa jenis bola (Kg/m3)
 𝜌𝑓 = massa jenis fluida (Kg/m3)

2.3.4 Ekspansi termal


Menurut Tippler dan Mosca (2008), ketika suatu zat menyerap panas atau
kalor maka sifat fisis zat tersebut juga turut berubah. Sebagai contoh, perubahan
temperatur suatu zat (baik zat padat, cair, maupun gas) umumnya diikuti oleh
ekspansi atau kontraksi zat tersebut.
Pemuaian atau ekspansi termal merupakan perubahan ukuran suatu zat akibat
adanya perubahan temperatur. Selain itu, dikatakan pula jika pemuaian dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti: volume awal zat, perubahan temperatur, dan koefisien
muai zat. Pemuaian fluida (zat cair dan zat gas) berbeda dengan pemuaian zat padat.
Jika pada pemuaian zat padat terdapat tiga parameter pemuaian yakni, pemuaian
panjang, luas, dan volume, maka pada pemuaian fluida hanya terdapat satu parameter
pemuaian yakni pemuaian volume. Hal ini dapat dimengerti karena fluida baik zat
cair maupun zat gas selalu menempati wadah dari bahan padat dengan volume
tertentu. Apabila wadah yang berisi zat cair dipanaskan maka wadah tersebut
mengalami perubahan temperatur sehingga zat cair dalam wadah akan ikut
12

mengalami perubahan temperatur. Persamaan ekspansi termal volume (untuk


perubahan dimensi volume) dapat dituliskan sebagai (Atmoko, 2008):

ΔV = β V ΔT (2.6)
di mana:
 ΔV = perubahan volume bahan (m3)
 β = koefisien ekspansi termal volume dari bahan (1/oC)
 V = volume bahan awal (m3)
 ΔT = perubahan suhu (°C)

2.3.5 Massa Jenis (Densitas)


Rapat jenis adalah sifat fisika dari suatu bahan yang menunjukkan seberapa
padat bahan tersebut. Rapat jenis didefinisikan sebagai massa per unit volume dari
suatu bahan. Semakin tinggi rapat jenis suatu bahan, semakin padat bahan tersebut.
Persamaan rapat jenis dapat dituliskan sebagai (Hugh, et al, 2002):

ρ = m/V (2.7)

dimana:
 ρ = rapat jenis (kg/m³)
 m = massa bahan (kg)
 V = volume bahan (m³)
Berikut nilai densitas beberapa zat umum pada Tabel 2.1 (Hugh, et al, 2002):
Tabel 2. 1 Densitas Beberapa Zat Umum
MASSA DENSITAS MASSA DENSITAS (kg/m3)
(kg/m3)
Udara (1 atm 20 °C) 1,20 Air 1,00 x 103
Etahnol 0,81 x 103 Air Laut 1,03 x 103
Benzena 0,90 x 103 Darah 1,06 x 103
Es 0,92 x 103 Gliserin 1,26 x 103

2.4 Ketidakpastian Pengukuran

Hasil kalibrasi diperoleh nilai kebenaran konvensional dari suatu alat ukur
dan nilai ketidakpastiannya. Ketidakpastian adalah suatu rentang yang didalamnya
terdapat nilai-nilai yang mungkin merupakan nilai besaran ukur yang dicari. Suatu
13

pengukuran tidak dapat menentukan nilai dengan tepat, yang dapat dilakukan hanya
membuat perkiraan (Cox and Harris, 2006).
Ketidakpastian merupakan parameter hasil pengukuran yang memberikan
karakter sebaran nilai - nilai yang secara layak dapat diberikan pada besaran ukur.
Proses pengukuran selalu mengandung keraguan (ketidakpastian) dan untuk
mengetahui besarnya nilai keraguan hasil pengukuran perlu dikuantifikasi.
Ketidakpastian dapat dinyatakan sebagai kuantifikasi dari keraguan terhadap hasil
pengukurannya, hasil kuantifikasi ini dinyatakan dalam suatu rentang ukur dimana
nilai benar dari besaran ukur tersebut diyakini berada didalamnya dengan tingkat
kepercayaan tertentu (VIM, 1993); (JCGM: 100, 2008).
Best Measurement Capability (BMC) didefinisikan sebagai ketidakpastian
terkecil yang dapat dicapai oleh laboratorium dalam lingkup akreditasinya, dalam
melakukan kalibrasi rutin standar pengukuran yang mendekati ideal yang digunakan
untuk mendefinisikan, merealisasikan, memelihara atau mereproduksi suatu satuan
dari besaran ukur tersebut atau satu atau lebih nilai-nilainya, atau peralatan ukur yang
mendekati ideal yang digunakan untuk mengukur besaran ukur tersebut. BMC
dipengaruhi oleh beberapa komponen yang bergantung pada sejumlah faktor yang
diperlukan oleh laboratorium untuk menunjukkan kompetensi laboratorium kalibrasi,
yang antara lain meliputi pendidikan, pelatihan dan pengetahuan teknis personel,
kondisi lingkungan laboratorium kalibrasi, pemeliharaan peralatan, termasuk interval
kalibrasi dan verifikasi. (KAN, 2003).
Dalam praktek terdapat berbagai macam kemungkinan sumber ketidakpastian
pengukuran, antara lain mencakup (KAN, 2003):
 Definisi besaran ukur yang tidak lengkap;
 Pengambilan sampel yang tidak mewakili keseluruhan besaran ukur yang
didefinisikan;
 Pengetahuan yang tidak memadai tentang pengaruh kondisi lingkungan terhadap
proses pengukuran atau pengukuran kondisi lingkungan yang tidak sempurna;
 Bias personil dalam membaca peralatan analog;
 Resolusi atau diskriminasi peralatan;
 Nilai yang diberikan pada standar pengukuran atau bahan acuan;
14

 Nilai konstanta dan parameter lain yang diperoleh dari sumber luar dan
digunakan dalam algoritma reduksi data;
 Pendekatan dan asumsi yang tercakup dapam metode dan prosedur pengukuran;

Gambar 2. 1 Sumber Ketidakpastian Pengukuran


(Sumber: SNSU PK.S-01,2020)

Kontributor ketidakpastian yang signifikan adalah sumber ketidakpastian


dalam pengukuran yang meningkatkan ketidakpastian Calibration and Measurement
Capability (CMC) sebesar 5% atau lebih. American Association for Laboratory
Accreditation (2018) dalam Guidance on Uncertainty Budgets for Force
Measurement and Calibration menyebutkan untuk menghitung siginifikansi
ketidakpastian menggunakan persamaan berikut

𝑢 2 (𝑥 𝑖 ) (2.8)
𝑆(%) =
∑𝑛𝑖=1 𝑢2 (𝑥𝑖 )

dimana:
 S (%) = Kontributor ketidakpastian siginifikan
 𝑢 2 (𝑥 𝑖 ) = Ketidakpastian komponen
𝑛
 ∑𝑖=1 𝑢2 (𝑥𝑖 ) = Jumlah ketidakpastian komponen

2.5 Media kalibrasi

Proses pelaksanaan kalibrasi termometer memerlukan media. Ada beragam


media untuk mengkalibrasi termometer. Dua diantaranya adalah media liquid dan
15

media non liquid. Media non liquid merupakan suatu media kalibrasi suhu pada
keadaan kering atau pada lubang yang berudara. Media liquid adalah media kalibrasi
suhu pada keadaan basah atau menggunakan media yang berisi air.

Microbath Fluke Tipe 7102 SN. B5B319

Microbath merupakan media kalibrasi liquid yang umumnya digunakan untuk


mengakalibrasi termometer gelas, termometer infrared maupun termometer PT 100.
Microbath berifat portable yang bisa dibawa kemana saja. Microbath mampu
beroperasi -5°C s/d 125 °C, dengan akurasi tampilan telah ditingkatkan menjadi
±0,25 °C. Secara sederhana prinsip atau cara kerja Microbath adalah mengubah
energi listrik menjadi energi panas. Energi panas tersebut disalurkan ke air pada bak,
yang kemudian akan digunakan untuk memanaskan larutan utama.

Gambar 2. 2 Microbath Merk Fluke Tipe 7102 SN. B5B319


(Sumber: 7102 Micro-Bath User’s Guide, 2019)

2.4 Kalibrasi
Dalam metrologi, khususnya alat pengukuran, kalibrasi sangat dibutuhkan.
Dalam penelitiannya Tyas, F, dkk (2018) menyebutkan secara umum bahwa kalibrasi
merupakan kegiatan untuk membandingkan sebuah alat ukur dengan alat ukur lain
yang telah tertelusur atau terstandar. Fungsi kalibrasi adalah untuk membandingkan
satu alat ukur yang sudah terterlusur atau memiliki hubungan dengan alat ukur
berstandar Internasional dengan alat ukur yang belum tertelusur.
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International
Metrology (VIM), kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai
16

yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Tujuan kalibrasi yaitu
mencapai ketertelusuran pengukuran, dan hasil pengukuran dapat dikaitkan atau
ditelusuri sampai ke standar yang lebih tinggi atau teliti (standar primer nasional dan
internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus, menentukan
deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrumen
ukur dan menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan Standar Nasional maupun
Internasional. Dari hasil kalibrasi diperoleh nilai kebenaran konvensional dari suatu
alat ukur dan ketidakpastiannya (Morris, 2001)

Gambar 2. 3 Hirarki Standar Ketertelusuran Pengukuran


(Sumber : ISO/IEC 17025 , 1999)

Manfaat kalibrasi (ILAC G 24, 2007) yaitu:


 untuk mengkonfirmasi besarnya pergeseran dari nilai standar atau alat ukur yang
dapat menimbulkan keraguan terhadap hasil yang diperoleh dengan berjalannya
waktu
 untuk mengkonfirmasi ketidakpastian yang dapat dicapai oleh standar atau alat
ukur
 untuk meningkatkan kepercayaan terhadap taksiran penyimpangan antara nilai
acuan dan nilai standar atau nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur, serta
ketidakpastian pengukuran dari penyimpangan tersebut pada saat alat ukur atau
standar tersebut digunakan
17

2.6 Keseragaman (Homogenitas)

Keseragaman dari media merupakan perbedaan suhu karena lokasi titik ukur
didalam media kalibrasi yang terukur dengan beberapa termometer yang ditempatkan
pada beberapa titik ukur ataupun dengan sebuah termometer yang pada posisi yang
berbeda. Diestimasi setengah dari perbedaan suhu terbesar dengan sebarannya
rectangular (SNSU PKS-01, 2020).
Di dalam dokumen Thai Laboratory Acreditation Scheme (2008) menyatakan
bahwa inhomogenitas suhu merupakan selisih maksimum antara termometer pada
titik referensi (titik tengah volume) dengan termometer lain pada keadaan stabil.
Persamaan inhomogenitas sebagai berikut (TLAS, 2008):

𝑇hom = 𝑚𝑎𝑥 |𝑇𝑟𝑒𝑓 − 𝑇𝑖 | (2.9)


dimana :
 T𝑟𝑒𝑓 : suhu yang ditunjukkan oleh termometer referensi
 𝑇𝑖 : suhu yang ditunjukkan oleh termometer lain sebagai pembanding suhu
termometer referensi.
Diketahui bahwa inhomogenitas suhu merupakan sumber ketidakpastian baku
tipe B dengan distribusi rectangular sehingga ketidakpastiannya merupakan 1√3 dari
nilai inhomogenitas suhunya. Sehingga dapat dirumuskan persamaan ketidakpastian
homogenitas suhu pada bathsebagai berikut (TLAS, 2008):

𝑇ℎ𝑜𝑚. (2.10)
u (Thom.) = √3

dimana :
 U (Thom.) : ketidakpastian inhomogenitas suhu

2.7 Stabilitas

Stabilitas media merupakan fluktuasi suhu media kalibrasi yang digunakan


terhadap waktu yang terukur, diestimasi setengah dari perubahan suhu terukur
setidaknya setengah jam setelah tercapai keadaan stabil dan memiliki sebaran
rectangular (SNSU PK.S-01, 2020).
Stabilitas suhu merupakan setengah dari selisih maksimum pada setiap
sensor. Sehingga dapat dirumuskan dalam persamaan berikut (TLAS, 2008):
18

|Tmax−Tmin| (2.11)
𝑇𝑠𝑡𝑎𝑏.= 2

dimana :
 𝑇𝑠𝑡𝑎𝑏 : stabilitas suhu pada periode tertentu
 𝑇𝑚𝑎𝑥 : adalah suhu maksimum dan minimum yang ditunjukkan oleh termometer
selama periode tersebut.
Stabilitas suhu merupakan sumber ketidakpastian baku tipe B dengan
distribusi rectangular sehingga ketidakpastiannya merupakan 1√3 dari nilai
stabilitas suhunya. Sehingga dapat dirumuskan persamaan ketidakpastian berikut
(TLAS, 2008):

𝑇𝑠𝑡𝑎𝑏 (2.12)
u (Tstab.) = √3

dimana :
 u (Tstab.): ketidakpastian stabilitas suhu
19

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan Laboratorium Kalibrasi Balai Besar Meteorologi


Klimatologi dan Geofisika Wilayah I (BBMKG Wilaya I) Medan yang telah
terksreditasi KAN pada ISO/IEC 17025: 2017 dengan nomor akreditasi LK-095-IDN
pada bulan Februari hingga Maret 2023.

3.2 Bahan dan Alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan sebagai berikut:


- Microbath Merk Fluke Tipe 7102 SN. B5B319
- Sensor :
- Trefrensi : Thermometer Digital Merk Fluke Hart Scientific 5626 SN.
3978, Resolusi 0.0001°C (Tertelusur: LK-095-IDN Lokasi Jakarta)
- T1 = T2 : Thermometer Digital Merk Fluke Hart Scientific 5615 SN.
935274, Resolusi 0.001°C (Tertelusur: LK-095-IDN Lokasi Medan)
- T3 = T4 : Thermometer Digital Merk Fluke Hart Scientific 5627A SN.
943933, Resolusi 0.001°C (Tertelusur: LK-095-IDN Lokasi Medan)
- Ruangan terkondisi dengan Termohigrometer terkalibrasi
- Air, Etilen Glikol dan Metanol

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Metode Uji Keseragaman (Homogenitas) Suhu


1. Masukkan termometer referensi dan termometer pembanding kedalam
Microbath yang akan dihitung homogenitasnya sesuai Gambar 3.1
20

a b
a. Tampak Depan b. Tampak Atas

Gambar 3. 1 Uji keseragaman Microbath

keterangan:
 posisi T1, T2, T3, T4 (alat pembanding), berjarak ± 3 cm dari Tref
 posisi Tref (alat referensi), berada di tengah Microbath
2. Atur temperatur Microbath pada set point (0 0C, 10 0C, 20 0C, 300C, 400C,
50 0C).
3. Tunggu hingga temperatur media kalibrasi stabil. Media kalibrasi dikatakan
stabil apabila perubahan maksimum yang ditunjukkan pada display media
kalibrasi ±0.0010C.
4. Baca dan catat nilai suhu yang ditunjukkan pada termometer referensi dan
termometer pembanding, lakukan pengulangan pembacaan sebanyak 10 kali
pada saat media kalibrasi stabil.

3.3.2 Metode Uji Stabilitas Suhu


1. Masukkan termometer referensi kedalam Microbath yang akan dihitung
stabilitas sesuai dengan Gambar 3.2

Gambar 3. 2 Pengujian Stabilitas Microbath


2. Atur temperatur Microbath pada set point (0 0C, 10 0C, 20 0C, 300C, 400C,
50 0C).
21

3. Tunggu hingga temperatur media kalibrasi stabil. Media kalibrasi dikatakan


stabil apabila perubahan maksimum yang ditunjukkan pada display media
kalibrasi ±0.0010C.
4. Catat waktu mulai dan waktu stabil pada setia set point.
5. Baca dan catat nilai suhu yang ditunjukkan pada termometer referensi,
lakukan pengulangan pembacaan sebanyak 10 kali, pada saat media
kalibrasi stabil.

3.3.3 Medote Pengukuran Ketidakpastian


Metode yang digunakan dalam perhitungan ketidakpastian pengukuran suhu
didasarkan pada Guide to Expression of Uncertainty in Measurement (GUM) yang
terdiri atas beberapa tahapan (JCGM 100, 2008):
A. Persyaratan Kalibrasi
1. Termometer standar harus tertelusur ke Standar Nasional ataupun
Internasional.
2. Dalam satu proses pengambilan data harus dilakukan oleh satu orang petugas
dan tidak boleh diganti.
3. Media kalibrasi yang stabil dan mempunyai pengaturan suhu, dengan
keseragaman yang telah diukur.
4. Ruang kalibrasi harus dijaga kondisinya pada suhu 20 ~ 25 ºC dan
kelembapan 40 ~ 70%RH.
B. Peralatan Yang Digunakan
1. Peralatan Standar
2. Termometer digital standar yang terkalibrasi.
3. Peralatan Bantu seperti media kalibrasi dan termohirometer yang
terkalibrasi umutk pengukuran kondisi lingkungan

C. Pelaksanaan Kalibrasi
1. Masukkan sensor termometer standar dan sensor termometer yang akan
dikalibrasi kedalam media kalibrasi dengan posisi berdampingan dan sejajar.
2. Pastikan kondisi ruang kalibrasi pada suhu 20 ~ 25 0C dan kelembapan udara
40 ~ 70 %RH.
3. Hidupkan media kalibrasi.
4. Atur temperatur media kalibrasi
22

5. Tunggu hingga temperatur media kalibrasi stabil. Media kalibrasi dikatakan


stabil apabila perubahan maksimum yang ditunjukkan pada display alat
standar kalibrasi ± 0,010C.
6. Baca dan catat nilai suhu yang ditunjukkan pada alat standar dan alat yang
dikalibrasi (UUT). Lakukan pengulangan pembacaan sebanyak empat kali
dengan interval waktu lima detik, pada saat media kalibrasi stabil.
7. Baca dan catat kondisi lingkungan.

D. Perhitungan Nilai Ketidakpastian Pengukuran


1. Menghitung nilai koreksi
Hitung nilai sensor temperatur standar yang terkoreksi, t(std,terkoreksi):
𝑡(𝑠𝑡ⅆ,𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖) = 𝑡(𝑠𝑡ⅆ,𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛) + 𝑘𝑆𝑒𝑟𝑡 (3.1)

Hitung nilai koreksi antara sensor temperatur yang dikalibrasi terhadap


temperatur standar, ti(koreksi) :
𝑡𝑖(𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖) = 𝑡𝑖(𝑠𝑡𝑑,𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖) − 𝑡𝑖 (𝑎𝑙𝑎𝑡) (3.2)
𝑡𝑖 (𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖) = ((𝑡𝑖 (𝑠𝑡ⅆ,𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛) + 𝑘𝑆𝑒𝑟𝑡 ) − 𝑡𝑖 (𝑎𝑙𝑎𝑡) ) (3.3)

Hitung rata – rata nilai yang ditunjukan oleh nilai koreksi antara sensor
temperatur yang dikalibrasi terhadap sensor temperatur standar, ti(koreksi):
𝑡𝑖(𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖)
𝑡𝑖(𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖) = ∑ (3.4)
𝑛
dimana:
 𝑡𝑖 (𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖) = nilai temperatur koreksi pada pembacaan ke -i

 𝑡𝑖(𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖) = nilai temperatur koreksi rata – rata

 𝑘𝑆𝑒𝑟𝑡 = nilai koreksi titik ukur yang terdapat pada sertifikat


standar

2. Model pengukuran dan analisis ketidakpastian


Model matematis untuk kalibrasi suhu pada Microbath sebagai berikut:
𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖𝑖 = 𝑡𝑖(𝑠𝑡ⅆ,𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖) − 𝑡𝑖 (𝑎𝑙𝑎𝑡) + 𝛥𝑡 …… (3.5)

dimana:
 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖𝑖 = nilai koreksi pada pembacaan ke-i
 𝑡𝑖(𝑠𝑡ⅆ,𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖) = nilai rata rata standar terkoreksi
23

 𝑡𝑖 (𝑎𝑙𝑎𝑡) = nilai rata rata- rata alat penunjukan alat

 𝛥𝑡 = faktor– faktor yang berkontribusi pada perhitungan


ketidakpastiann

Nilai 𝛥𝑡 dari dapat dituliskan dalam persamaan 3.6 berikut


𝛥𝑡 = 𝛿𝑠𝑒𝑟𝑡_𝑠𝑡𝑑 + 𝛿𝑑𝑟𝑖𝑓𝑡_𝑠𝑡𝑑 + 𝛿𝑟𝑒𝑝 + 𝛿𝑟𝑒𝑠_𝑠𝑡𝑑 + 𝛿𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖_𝑠𝑡𝑑 (3.6)
+ 𝛿𝑟𝑒𝑠_𝑎𝑙𝑎𝑡 + 𝛿𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖_𝑎𝑙𝑎𝑡 + 𝛿𝑠𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠_𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎
+ 𝛿𝑖𝑛ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠_𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎
dimana:
 𝛿𝑠𝑒𝑟𝑡_𝑠𝑡ⅆ = koreksi suhu karena pembacaan standar

 𝛿ⅆ𝑟𝑖𝑓𝑡_𝑠𝑡ⅆ = koreksi suhu karena drift standar

 𝛿𝑟𝑒𝑝 = koreksi suhu karena pengukuran berulang standar

 𝛿𝑟𝑒𝑠_𝑠𝑡ⅆ = koreksi suhu karena resolusi standar

 𝛿ⅆ𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖_𝑠𝑡ⅆ = koreksi suhu karena deviasi standar

 𝛿𝑟𝑒𝑠_𝑎𝑙𝑎𝑡 = koreksi suhu karena resolusi standar

 𝛿ⅆ𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖_𝑎𝑙𝑎𝑡 = koreksi suhu karena resolusi alatr

 𝛿𝑠𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠_𝑚𝑒ⅆ𝑖𝑎 = koreksi suhu karena stabilitas dari media

 𝛿𝑖𝑛ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛𝑖𝑡𝑎𝑠_𝑚𝑒ⅆ𝑖𝑎 = koreksi suhu karena inhomogenitas dari media

3. Hitung ketidakpastian pengulangan (repeatibility)


Bila pengukuran diulangi beberapa kali, nilai rata-rata dan simpangan baku-
nya dapat dihitung. Simpangan baku menggambarkan sebaran nilai yang
dapat digunakan untuk mewakili seluruh populasi nilai terukur. Simpangan
baku adalah suatu taksiran sebaran populasi dimana n nilai tersebut diambil,
yaitu:
∑𝑛 (𝑥𝑖 − 𝑥)
𝑠(𝑋𝑖 ) = √ 𝑖=1 (3.7)
𝑛−1

Taksiran sebaran dari rata-rata populasi dapat dihitung dari simpangan baku
rata-rata eksperimental (ESDM):
𝑠(𝑋𝑖 )
𝑠(𝑋) = (3.8)
√𝑛
Ketidakpastian baku tipe A, u(xi) dari suatu besaran yang ditentukan dari n
pengamatan berulang yang saling bebas adalah nilai ESDM:

𝑢(𝑥𝑖 ) = 𝑠(𝑥) (3.9)


24

dimana :
 n = jumlah pengukuran
 urep = ketidakpastian pengukuran ripitabilitas
 ESDM = standar deviasi
 u(xi) = ketidakpastian pengukuran untuk tipe A
 𝑠(𝑥) = simpangan baku
4. Hitung ketidakpastian baku sertifikat standar (u2)
Pada setiap alat standar yang memiliki sertifikat terdapat nilai ketidakpastian
dan faktor cakupan yang mempengaruhi pengukuran.

𝑈95𝑠𝑒𝑟𝑡
𝑢2 = (3.10)
𝑘

dimana :
 U95 = ketidakpastian yang diperluas termometer standar dan indikator dari
sertifikat

 k = faktor cakupan pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat bebas


tak terhingga yang terdapat di sertifikat alat standar
5. Hitung ketidakpastian baku drift sensor suhu standar (u3)
Nilai drift dapat diperoleh dari nilai koreksi terbesar pada sertifikat alat
standar pada tahun sebelumnya, dikurangi dengan nilai koreksi terbesar pada
sertifikat alat standar yang sama pada tahun sekarang.

𝑈ⅆ𝑟𝑖𝑓𝑡 = |𝑈1 − 𝑈2 | (3.11)


𝑈ⅆ𝑟𝑖𝑓𝑡 (3.12)
𝑢3 =
√3

dimana :
 U1 = nilai koreksi terbesar pada tahun sebelumnya
 U2 = nilai koreksi terbesar pada tahun sekarang
 Udrift = nilai drift

6. Hitung deviasi peralatan standar (u4)


(𝑡𝑚𝑎𝑥 − 𝑡𝑚𝑖𝑛 )/2
𝜐4 = (3.13)
√3
Berdasarkan estimasi, maka nilai derajat kebebasan adalah:
25

1 100 2
𝜐𝑟𝑒𝑝 = [ ] (3.14)
2 𝑅

dimana :
 υrep = derajat kebebasan
 tmax = nilai temperatur standar maksimum
 tmin = nilai temperatur standar minimum
 R = tingkat ketidakhandalan pada pengukuran berulang (unreliability)

7. Hitung deviasi peralatan yang akan dikalibrasi (u5)


Perhitungan ketidakpastian deviasi alat termometer digital adalah sebagai
berikut:
(𝑡𝑚𝑎𝑥 − 𝑡𝑚𝑖𝑛 )/2
𝜐5𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙 = (3.15)
√3
Berdasarkan estimasi, maka nilai derajat kebebasan adalah:
1 100 2
𝜐𝑟𝑒𝑝 = [ ] (3.16)
2 𝑅

dimana :
 υrep = derajat kebebasan
 tmax = nilai temperatur standar maksimum
 tmin = nilai temperatur standar minimum
 R = tingkat ketidakhandalan pada pengukuran berulang (unreliability)

8. Hitung ketidakpastian resolusi alat standar (u6)


Ketidakpastian resolusi alat standar ialah kemampuan dari alat standar
menampilkan nilai besaran yang diukur, yang dirumuskan sebagai berikut:
𝐿
𝑢6 = (3.17)
√3

dimana :
 L = nilai pembacaan terkecil alat yang dikalibrasi. Resolusi alat yang
dikalibrasi digital adalah 1/2 dari pembacaan terkecil, sedangkan untuk
peralatan analog tergantung dari kemampuan baca petugas kalibrasi dalam
membaca skala terkecil.
9. Hitung ketidakpastian resolusi alat yang akan dikalibrasi (𝑢7 )
26

Ketidakpastian resolusi alat yang akan dikalibrasi ialah kemampuan dari alat
dalam menampilkan nilai besaran yang diukur. Perhitungan ketidakpastian
resolusi alat termometer digital adalah sebagai berikut:

𝐿
𝜐7𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙 = (3.18)
√3

dimana :
 L = nilai pembacaan terkecil alat yang dikalibrasi. Resolusi alat yang
dikalibrasi digital adalah 1/2 dari pembacaan terkecil, sedangkan untuk
peralatan analog tergantung dari kemampuan baca petugas kalibrasi dalam
membaca skala terkecil.
10. Hitung ketidakpastian inhomogenitas media yang digunakan (u8)
Inhomogenitas media adalah hasil perhitungan sesuai dengan intruksi kerja
alat. Perhitungan ketidakpastian inhomogenitas media alat termometer digital
adalah sebagai berikut:

𝒖𝒊𝒏 𝒉𝒐𝒎 𝒐𝒈𝒆𝒏𝒊𝒕𝒂𝒔


𝑢8 ⅆ𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙 = (3.19)
√𝟑

dimana:
 Uinhomogenitas = inhomogenitas media
11. Koefisien sensitifitas (c𝑖)
Koefisien sensitifitas merupakan salah satu aspek dalam evaluasi
ketidakpastian pengukuran yang menimbulkan kesulitan. Koefisien
sensitifitas mengkonversikan semua komponen ketidakpastian ke dalam
satuan yang sama dengan satuan besaran ukur. Hal ini merupakan kondisi
yang harus dipenuhi untuk menggabungkan ketidakpastian baku yang
mempunyai satuan berbeda. Evaluasi koefisien sensitifitas dapat dilakukan
berdasarkan turunan parsial dari fungsi yang mewakili model matematis
pengukuran, yaitu:

𝜕𝑓
𝑐𝑖 = (3.20)
𝜕𝑥𝑖
27

Koefisien sensitifitas kadang-kadang dapat ditentukan secara eksperimental,


yaitu dengan memvariasikan besaran input tertentu dan menjaga besaran
input lainnya dalam nilai yang konstan.

12. Hitung ketidakpastian baku gabungan (Uc)


Ketidakpastian baku gabungan dari suatu pengukuran, dinotasikan dengan
uc(y), diambil untuk mewakili taksiran simpangan baku (estimated standard
deviation) dari hasil pengukuran, yang diperoleh dengan menggabungkan
ketidakpastian baku dari setiap taksiran masukan berdasarkan pendekatan
deret Taylor orde satu dari model pengukuran. Metode penggabungan
ketidakpastian baku ini sering disebut dengan hukum propagasi
ketidakpastian. Jika diduga terdapat korelasi positif namun koefisien korelasi
tidak dapat dihitung dengan mudah, cukup beralasan untuk mengasumsikan
koefisien korelasi sama dengan +1. Jika semua taksiran masukan berkorelasi
dengan koefisien korelasi +1, ketidakpastian baku gabungan dari taksiran
keluaran dapat dinyatakan dengan :

2
𝑢𝑐 (𝑦) = √𝑧[∑𝑁
𝑖=1 𝑐𝑖 𝑢𝑖 (𝑥𝑖 )]
(3.21)

𝑈𝑐 ⅆ𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙 (𝒚) = √𝒖𝟏 𝟐 + 𝒖𝟐 𝟐 + 𝒖𝟑 𝟐 + 𝒖𝟒 𝟐 + 𝒖𝟓 𝟐 + 𝒖𝟔 𝟐 + 𝒖𝟕 𝟐 + 𝒖𝟖 𝟐 (3.22)

13. Hitung Derajat Bebas Efektif


Perlunya perhitungan derajat kebebasan efektif terkait dengan komponen
ketidakpastian adalah untuk memperoleh pemelihan nilai faktor pengali yang
tepat untuk distribusi Student’s t dan juga memberikan indikasi kehandalan
penaksiran ketidakpastian. Derajat kebebasan efektif yang tinggi mewakili
jumlah pengukuran yang besar, sebaran yang sempit, dan keyakinan yang
tinggi terhadap nilai tersebut, sebaliknya, derajat kebebasan efektif yang
rendah terkait dengan sebaran yang lebar atau keyakinan yang lebih rendah
terhadap nilai tersebut. Setiap komponen ketidakpastian mempunyai derajat
kebebasan yang tepat, ν, yang diberikan untuknya. Untuk nilai rata-rata dari n
pengukuran, derajat kebebasannya adalah :

𝜐 =𝑛−1 (3.23)
28

Jika semua komponen ketidakpastian telah digabungkan, derajat kebebasan


dari ketidakpastian baku gabungan perlu untuk diestimasi, yaitu derajat
kebebasan efektif dari ketidakpastian baku gabungan yang dapat dihitung
dengan rumus Welch – Satterthwaite :

𝒖𝒄 𝟒
𝜐𝑒𝑓𝑓 = 𝒖𝒊 𝟒 (𝒚) (3.24)
∑𝒏
𝟏 𝝊𝒊

𝒖𝒄 𝟒 (3.25)
𝜐𝑒𝑓𝑓 = 𝒖 𝟒 𝒖 𝟒 𝒖 𝟒 𝒖 𝟒 𝒖 𝟒 𝒖 𝟒 𝒖 𝟒 𝒖 𝟒
𝟏 + 𝟐 + 𝟑 + 𝟒 + 𝟓 + 𝟔 + 𝟕 + 𝟖
𝝊𝟏 𝝊𝟐 𝝊𝟑 𝝊𝟒 𝝊𝟓 𝝊𝟔 𝝊𝟕 𝝊𝟖

dimana :
 𝜐𝑒𝑓𝑓 =derajat kebebasan efektif dari ketidakpastian baku gabungan
 𝜐𝑖 = derajat kebebasan dari komponen ketidakpastian ke-i
 𝑢𝑖 = hasil perkalian ciu(xi)

14. Hitung ketidakpastian yang diperluas ( U )

𝑈 = 𝑘 × 𝑢𝑐 (𝑦) (3.26)
dimana :
 k = dari tabel t student pada tingkat kepercayaan 95 % dengan derajat
bebas υeff

Tabel 3. 1 Komponen Ketidakpastian Termometer


Komponen Unit/Satuan Distribusi Simbol k vi ci
Repeat °C. Normal Urepeat √4 3 1
Sertifikat °C. Normal* Usert 2 60 1
Drift °C. Rectangular Udrift √3 50 1
Resolusi Std °C. Rectangular Uresolusi_std √3 50 1
Deviasi Std °C. Rectangular Udeviasi_std √3 50 1
Deviasi UUT °C. Rectangular Udeviasi_uut √3 50 1
Resolusi UUT °C. Rectangular Uresolusi_uut √3 50 1
Stabilitas °C. Rectangular Ustabilitas √3 50 1
Inhomogenitas °C. Rectangular Uinhomogenitas √3 50 1
*Jika pada sertifikat disebutkan “nilai ketidakpastian alat pada tingkat kepercayaan 95% dengan
faktor cakupan k = 2”.
29

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Keseragaman dan Kestabilan Suhu pada Beberapa Larutan

Uji keseragaman suhu pada Microbath dilakukan dengan lima titik


pengukuran dimana titik bagian tengah sebagai referensi. Uji stabilitas suhu
diperoleh dengan pengukuran satu titik referensi. Kedua metode tersebut di rujuk
dalam metode KAN Pd-02.04 dalam Pedoman Kalibrasi Enklosur Suhu (2019).
Keseragaman dan stabilitas suhu ini dilakukan dalam ruangan terkondisi suhu 20°C –
25°C dan 50 – 70 %RH dan dilakukan pada media Microbath 7102 dengan dimensi
31cm x 18 cm x 24 cm. Pengujian ini dilakukan pada beberapa jenis liquid yaitu Air,
Etilen Glikol dan Metanol. Proses pengujian keseragaman dan stabilitas suhu
ditunjukkan dalam Gambar 4.1 berikut

b d
c

Gambar 4. 1 Uji Inhomogenitas dan Stabilitas Suhu


Pada Gambar 4.1 digunakan beberapa sensor diantaranya:
a. Thermometer Digital Merk Fluke Hart Scientific 5627A SN. 943933, Resolusi
0.001 °C (Tertelusur: LK-095-IDN Lokasi Medan), Sebagai T3 dan T4.
b. Microbath Merk Fluke Tipe 7102 SN. B5B319, Resolusi 0,01 °C (Tertelusur:
LK-095-IDN Lokasi Medan).
c. Thermometer Digital Merk Fluke Hart Scientific 5615 SN. 935274, Resolusi
0.001 °C (Tertelusur: LK-095-IDN Lokasi Medan), Sebagai T1 dan T2.
d. Thermometer Digital Merk Fluke Hart Scientific 5626 SN. 3978, Resolusi 0.0001
°C (Tertelusur: LK-095-IDN Lokasi Jakarta), sebagai Treferensi.
30

4.1.1 Data Keseragaman Suhu


Keseragaman atau inhomogenitas didefenisikan sebagai penyimpangan
maksimum pada sudut atau titik pengukuran secara encasement yang dibandingkan
dengan titik referensi. Hasil pengujian inhomogenitas suhu didiperoleh dari
pencatatan 10 (sepuluh) data yang sudah stabil, selanjutnya data tersebut diolah
sesuai metode pengolahan KAN, (2019) dan GUM (2008), dimana setiap sensor baik
sensor referensi dan sensor pembanding ditambah terlebih dahulu terhadap koreksi
masing masing sensor dari sertifikat kalibrasi sebelumnya sehingga
ketertelusurannya tetap terjaga. Data pengujian inhomogenitas suhu beberapa liquid
diperoleh sebagai berikut:
4.1.1.a Keseragaman Suhu Air
Hasil pengujian keseragaman suhu pada liquid Air setelah diolah pada
Lampiran 1 dengan menerapkan Persamaan (2.9) yaitu 𝑇hom = 𝑚𝑎𝑥|𝑇𝑟𝑒𝑓 − 𝑇𝑖|,
maka diperoleh data keseragaman suhu Air pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4. 1 Keseragaman Suhu pada Air

Set point (°C) T1 (°C) T2 (°C) T3 (°C) T4 (°C)


0 0,037 0,034 0,004 0,001
10 0,016 0,015 0,048 0,049
20 0,036 0,033 0,018 0,021
30 0,044 0,047 0,018 0,024
40 0,031 0,029 0,011 0,011
50 0,042 0,051 0,103 0,099
Keseragaman (°C) 0,103

Berdasarkan data pada Tabel 4.1, bahwa nilai keseragaman suhu Air sebesar
0,103°C. Nilai tersebut diambil dari nilai maksimum absolut setiap titik dari setiap
set point. Berdasarkan hal tersebut, pengukuran dititik T3 pada set point 50°C
merupakan nilai yang lebih besar ketidakhomogennanya. Pada set point 50°C
umumnya nilai keseragaman semakin besar dibandingkan set point dibawahnya, hal
ini terjadi karena pada suhu yang lebih tinggi penguapan suhu menjadi signifikan,
sehingga meningkatkan nilai ketidakhomogenan didalam rendaman penganasnya.
Grafik keseragaman Air ditunjukkan dalam Gambar 4.2 berikut
31

0.12
Maximum 0.103
0.099
Inhomogenitas (°C ) 0.1

0.08

0.06 0.051
0.047
0.044
0.049 0.042
0.037 0.048 0.036
0.033
0.04 0.031
0.024 T1
0.034 0.021
0.018 0.018
0.016 0.029 T2
0.02
0.004 0.011 T3
0.015 0.011 T4
0.001
0
0 10 20 30 40 50
Set Point (°C)

Gambar 4. 2 Grafik KeseragamanSuhu Air

4.1.1.b Keseragaman Suhu Etilen Glikol

Hasil pengujian keseragaman suhu pada liquid Etilen Glikol setelah diolah
pada Lampiran 2 dengan menerapkan Persamaan (2.9) yaitu 𝑇hom = 𝑚𝑎𝑥|𝑇𝑟𝑒𝑓 − 𝑇𝑖|,
maka diperoleh data keseragaman suhu Etilen Glikol pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4. 2 Keseragaman Suhu pada Etilen Glikol

Set point (°C) T1 (°C) T2 (°C) T3 (°C) T4 (°C)


0 0,072 0,038 0,015 0,065
10 0,019 0,018 0,049 0,047
20 0,034 0,043 0,020 0,036
30 0,038 0,041 0,015 0,014
40 0,045 0,032 0,028 0,017
50 0,047 0,047 0,094 0,094
0,094
Keseragaman

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 bahwa nilai keseragaman dari Etilen Glikol sebesar
0,094°C. Nilai tersebut diambil dari nilai maksimum absolut setiap titik dari setiap
set point. Berdasarkan hal tersebut, pengukuran di titik T3 dan T4 pada set point
50°C merupakan nilai yang lebih besar ketidakhomogennanya. Nilai keseragaman
32

Etilen Glikol lebih kecil dari Air sebesar 0,009°C. Grafik keseragaman Etilen Glikol
ditunjukkan dalam Gambar 4.3 berikut

0.1 Maximum 0.094


Inhomogenitas (°C ) 0.09 0.094
0.08
0.072
0.07
0.06 0.065
0.045 0.047
0.05 0.049 0.043 0.041
0.038 0.047 0.032 0.047
0.04 0.036
0.038 T1
0.03 0.034 0.028
0.020 0.015 0.017 T2
0.02 0.019 T3
0.015 0.018 T4
0.01 0.014
0
0 10 20 30 40 50
Set Point (°C)

Gambar 4. 3 Grafik KeseragamanSuhu pada Etilen Glikol

4.1.1.c Keseragaman Suhu Metanol

Hasil pengujian keseragaman suhu pada liquid Metanol setelah diolah pada
Lampiran 3 dengan menerapkan Persamaan (2.9) yaitu 𝑇hom = 𝑚𝑎𝑥|𝑇𝑟𝑒𝑓 − 𝑇𝑖|,
maka diperoleh data keseragaman suhu Metanol pada Tabel 4.3 berikut

Tabel 4. 3 Keseragaman Suhu pada Metanol

Set point (°C) T1 T2 T3 T4

0 0,052 0,044 0,048 0,020

10 0,002 0,005 0,059 0,062


20 0,042 0,041 0,020 0,028
30 0,068 0,074 0,026 0,051
40 0,054 0,036 0,048 0,021
50 0,072 0,040 0,066 0,086
0,086
Keseragaman

Berdasarkan data pada Tabel 4.3, bahwa nilai keseragaman dari Metanol sebesar
0,086°C dari titik pengukuran T4. Nilai tersebut diambil dari nilai maksimum absolut
setiap titik pengukuran dari setiap set point. Berdasarkan hal tersebut, pengukuran di
titik T4 pada set point 50 °C merupakan nilai yang lebih besar
33

ketidakhomogennanya. Pada set point 50°C umumnya nilai keseragaman semakin


besar dibandingkan set point dibawahnya dikarenakan sifat Metanol yang menguap
bila dipanaskan, sehingga meningkatkan nilai ketidakseragaman didalam rendaman
penangasnya. Nilai keseragaman Metanol lebih kecil dari Etilen Glikol dan Air. Data
keseragaman Metanol pada setiap set point dan setiap titik pengukuran dapat dilihat
dalam bentuk grafik pada Gambar 4.4

0.1 Maximu
0.086
0.09
m
Inhomogenitas (°C )

0.08 0.074 0.072


0.066
0.07
0.062 0.068 0.054
0.06 0.051
0.052 0.059
0.05 0.042 0.048 0.04
0.048 0.036
0.04 0.044 0.041
0.028 0.026
0.03 0.020 0.021 T1
0.02 T2
0.020 T3
0.01 T4
0.002
0 0.005
0 10 20 30 40 50
Set Point (°C)

Gambar 4. 4 Grafik KeseragamanSuhu pada Metanol


4.1.2 Data Kestabilan Suhu
Stabilitas suhu merupakan fluktuasi suhu media kalibrasi yang diestimasi
sebagai setengah dari selisih maksimum pada setiap sensor. Hasil pengujian stabilitas
suhu didiperoleh dari pencatatan 10 (sepuluh) data yang sudah stabil, selanjutnya
data tersebut diolah sesuai metode pengolahan KAN, (2019) dan GUM (2008). Data
pengujian stabilitas suhu beberapa liquid diperoleh sebagai berikut:

4.1.2.a Kestabilan Suhu Air

Hasil pengujian kestabilan suhu pada liquid Air setelah diolah pada Lampiran
|Tmax−Tmin|
4 dengan menerapkan Persamaan (2.11) yaitu 𝑇𝑠𝑡𝑎𝑏.= , maka diperoleh
2

data kestabilan suhu liquid Air pada Tabel 4.4 berikut:


Tabel 4. 4 Stabilitas Suhu pada Air

Set Point (°C) 0 10 20 30 40 50


Nilai Stabilitas 0,0017 0,0009 0,0021 0,0011 0,0020 0,0014
Suhu (°C) 0,0021
Waktu Stabil ± 38 menit
34

Berdasarkan data pada Tabel 4.4, bahwa nilai stabilitas dari Air adalah sebesar
0,0021°C. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Microbath dengan media air cukup
stabil karena nilai setengah dari selisih maksimum terhadap minimum cukup kecil.
Untuk mencapai stabil membutuhkan rata - rata waktu ± 38 menit dengan
pengkondisian pengukuran adalah kenaikan tiap – tiap 10 °C.

4.1.2.b Kestabilan Suhu Etilen Glikol

Hasil pengujian stabilitas suhu pada liquid Etilen Glikol setelah diolah pada
|Tmax−Tmin|
Lampiran 5 menggunakan persamaan (2.11) yaitu 𝑇𝑠𝑡𝑎𝑏.= , maka diperoleh
2

nilai stabilitas suhu Etilen Glikol pada Tabel 4.5 berikut

Tabel 4. 5 Stabilitas Suhu pada Etilen Glikol


Set Point (°C) 0 10 20 30 40 50
Nilai Stabilitas 0,0012 0,0009 0,0014 0,0014 0,0028 0,0021
Suhu (°C) 0,0028
Waktu Stabil ± 46 menit

Berdasarkan data Tabel 4.5 bahwa nilai stabilitas dari Etilen Glikol adalah sebesar
0,0028°C. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Microbath dengan media Glikol masih
cukup stabil karena nilai setengah dari selisih maksimum terhadap minimum cukup
kecil, meskipun nilai stabilitas Glikol lebih besar dari Air sebesar 0,0007°C. Untuk
mencapai stabil Glikol membutuhkan rata - rata waktu ± 46 menit dengan
pengkondisian pengukuran adalah kenaikan tiap – tiap 10 °C. Glikol lebih lama
stabil dibanding Air karena nilai viskositas yang Glikol lebih besar dari Air. Dalam
7102 Micro-Bath User’s Guide (2019) menyatakan bahwa nilai viskositas Glikol
sebesar 0,7 centistokes sedangkan Air sebesar 0,4 centistokes. Semakin kecil
viskositas semakin mudah cairan bersirkulasi makan semakin mudah panas
dihantarkan keseluruh rendaman penangas (Y.P Sing, et al, 1991).

4.2.1.c Kestabilan Suhu Metanol

Hasil pengujian stabilitas suhu pada liquid Metanol setelah diolah pada
|Tmax−Tmin|
Lampiran 6 menggunakan persamaan (2.11) yaitu 𝑇𝑠𝑡𝑎𝑏.= , maka
2

diperoleh nilai stabilitas suhu Metanol pada Tabel 4.6 berikut:


35

Tabel 4. 6 Stabilitas Suhu pada Metanol


Set Point (°C) 0 10 20 30 40 50
Nilai Stabilitas 0,0014 0,0027 0,0017 0,0021 0,0021 0,0023
Suhu (°C) 0,0027
Waktu Stabil ±35 menit

Berdasarkan data pada Tabel 4.6, bahwa nilai stabilitas dari Metanol adalah sebesar
0,0027°C. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Microbath dengan media Metanol
masih cukup stabil karena nilai setengah dari selisih maksimum terhadap minimum
cukup kecil, namun nilai stabilitas Metanol lebih besar dari Air sebesar 0,0006°C.
Untuk mencapai stabil Metanol membutuhkan waktu ± 35 menit dengan
pengkondisian pengukuran adalah kenaikan tiap – tiap 10 °C.

4.2 Analisa Hubungan Keseragaman dan Kestabilan Suhu terhadap Nilai


Ketidakpastian Pengukuran

Ketidakpastian dapat dinyatakan sebagai kuantifikasi dari keraguan terhadap


hasil pengukurannya, hasil kuantifikasi ini dinyatakan dalam suatu rentang ukur
dimana nilai benar dari besaran ukur tersebut diyakini berada didalamnya dengan
tingkat kepercayaan tertentu. Keseragamandan stabilitas merupakan komponen
ketidakpastian pengukuran. Oleh karena itu dilakukan analisa pengaruh
keseragamandan stabilitas dari beberapa larutan berbeda terhadap nilai
ketidakpastian pengukuran (U95). Semakin kecil nilai U95 semakin baik dan semakin
tinggi tingkat kepercayaan suatu pengukuran. Nilai inhomoggenitas dan stabilitas
yang sudah diperoleh selanjutnya dimasukkan kedalam perhitungan ketidakpastian
pengukuran yang diolah berdasarakan metode GUM. Berikut hasil perhitungan
ketidakpastian pengukuran dari beberapa larutan:

4.2.1 Nilai Ketidakpastian Pengukuran Liquid Air


Hasil pengolahan data untuk mendapatkan nilai ketidakpastian pengukuran
(U95), salah satunya dengan menginputkan nilai stabilitas Air yaitu 0,0021ºC dan
nilai keseragamanAir yaitu 0,1030 ºC. Hasil ketidakpastian pengukuran (U95) untuk
media liquid jenis Air sebesar 0,13 ºC yang disajikan pada Tabel 4.7 dibawah
36

Tabel 4. 7 Ketidakpastian Pengukuran (U95) dari liquid Air

Kompo Distrib Cov.


U vi ui ci ci.ui (ci.ui)2 (ci.ui)4/vi
nen usi Factor
repeat normal 0,0056 2,000 3 0,0028152 1 0,00282 7,93E-06 2,09E-11
sertifik normal
0,0580 2,000 60 0,0290000 1 0,02900 8,41E-04 1,18E-08
at std
drift std rectang
0,0084 1,732 50 0,0048497 1 0,00485 2,35E-05 1,11E-11
ular
resolusi rectang
0,0001 1,732 50 0,0000288 1 0,00003 8,33E-10 1,39E-20
std ular
deviasi rectang
0,0002 1,732 50 0,0001154 1 0,00012 1,33E-08 3,56E-18
std ular
resolusi rectang
0,0050 1,732 50 0,0028867 1 0,00289 8,33E-06 1,39E-12
alat ular
deviasi rectang
0,0050 1,732 50 0,0028867 1 0,00289 8,33E-06 1,39E-12
alat ular
Stabilit rectang
0,0021 1,732 50 0,0012124 1 0,00121 1,47E-06 4,32E-14
as ular
inhomo rectang
0,1030 1,732 50 0,0594670 1 0,05947 3,54E-03 2,50E-07
genitas ular
Jumlah 4,43E-03 2,62E-07
Ketidakpastian baku gabungan (Uc) 0,066535
Derajat Kebebasan Efektif (veff) 74,8187
Faktor cakupan K untuk CL95 % 1,99
Ketidakpastian bentangan, U=k*Uc ±0,13

Keterangan
Komponen : variabel yang berkontribusi pada nilai ketidakpastian pengukuran
Distribusi : jenis distribusi probabilitas pada setiap komponen
U : nilai ketidakpastian masing – masing komponen dengan
menggunakan persamaan (3.7) hingga persamaan (3.19)
Cov. Factor : faktor pembagi didasarkan pada jenis ditribusinya.
vi : derajat kebebasan diperoleh dari tabel t-student.
ci : koefisien sensitifitas merupakan laju perubahan output setiap satu
satuan besaran input.
ui : Nilai ketidakpastian yang diperoleh dari hasil pembagian U
terhadap Coverage Factor
37

Uc : ketidakpastian baku gabungan menggunakan persamaan (3.21)


Veff : derajat kebebasan efektif diperoleh dengan menggunakan
persamaan (3.24)
U : ketidakpastian bentangan yang diperoleh dengan menggunaakan
persamaan (3.26)

Signifikansi Kontributor Ketidakpastian


Kontributor ketidakpastian yang signifikan adalah sumber ketidakpastian
dalam pengukuran yang meningkatkan ketidakpastian Calibration and Measurement
Capability (CMC) sebesar 5% atau lebih. Dari data Tabel 4.7 dapat dihitung
kontibutor ketidakpastian yang paling signifikan dengan menggunakan Persamaan
𝑢 2 (𝑥𝑖 )
(2.8) yaitu 𝑆(%) = 𝑛 , maka diperoleh nilai signifikansi kontributor
∑𝑖=1 𝑢 2 (𝑥𝑖 )

ketidakpastian pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4. 8 Signifikansi Kontributor Ketidakpastian pada Liquid Air


Komponen ketidakpastian U U^2 S (%)
repeat 0,0056 0,00003 0,2%
sertifikat std 0,0580 0,00336 23,8%
drift std 0,0084 0,00007 0,5%
resolusi std 0,0001 0,00000 0,0%
deviasi std 0,0002 0,00000 0,0%
resolusi alat 0,0050 0,00003 0,2%
deviasi alat 0,0050 0,00003 0,2%
stabilitas media 0,0021 0,00000 0,0%
Inhomogenitas media 0,1030 0,01061 75,1%
Jumlah 0,01413 100 %

Keterangan
Komponen : komponen yang menjadi sumber ketidakpastian. Komponen ini
ketidakpastian berbeda tergantung jenis parameter pengukurannya.
U : ketidakpastian masing – masing komponen
S (%) : signifikansi kontributor ketidakpastian

Berdasarakan data pada Tabel 4.8 maka komponen inhomogenitas media Air
yang paling signifikan berkontribusi pada nilai ketidakpastian yaitu sebesar 75,1%
38

dan diikuti komponen ketidakpastian sertifikat standar sebesar 23,8%. Nilai


siginifikasi kontributor ketidakpastian ini berguna untuk evaluasi nilai ketidakpastian
untuk mendapatkan nilai CMC terbaik.

4.2.2 Nilai Ketidakpastian Pengukuran Liquid Etilen Glikol


Hasil pengolahan data untuk mendapatkan nilai ketidakpastian pengukuran
salah satunya dengan menginputkan nilai stabilitas Etilen Glikol yaitu 0,0028ºC dan
nilai inhomogenitas Etilen Glikol yaitu 0,0942ºC. Hasil ketidakpastian pengukuran
(U95) untuk media liquid jenis Etilen Gikol sebesar 0,12ºC yang disajikan pada Tabel
4.9 berikut

Tabel 4. 9 Ketidakpastian Pengukuran (U95) dari liquid Etilen Glikol

Kompo Distrib Cov.


U vi ui ci ci.ui (ci.ui)2 (ci.ui)4/vi
nen usi Factor
repeat normal 0,0056 2,000 3 0,0028152 1 0,00282 7,93E-06 2,09E-11
sertifik normal
0,0580 2,000 60 0,0290000 1 0,02900 8,41E-04 1,18E-08
at std
drift std rectang
0,0084 1,732 50 0,0048497 1 0,00485 2,35E-05 1,11E-11
ular
resolusi rectang
0,0001 1,732 50 0,0000288 1 0,00003 8,33E-10 1,39E-20
std ular
deviasi rectang
0,0002 1,732 50 0,0001154 1 0,00012 1,33E-08 3,56E-18
std ular
resolusi rectang
0,0050 1,732 50 0,0028867 1 0,00289 8,33E-06 1,39E-12
alat ular
deviasi rectang
0,0050 1,732 50 0,0028867 1 0,00289 8,33E-06 1,39E-12
alat ular
Stabilit rectang
0,0028 1,732 50 0,0016165 1 0,00162 2,61E-06 1,37E-13
as ular
inhomo rectang
0,0942 1,732 50 0,0543864 1 0,05439 2,96E-03 1,75E-07
genitas ular
Jumlah 3,85E-03 1,87E-07
Ketidakpastian baku gabungan (Uc) 0,0620453
Derajat Kebebasan Efektif (veff) 79,3322
Faktor cakupan K untuk CL95 % 1,99
Ketidakpastian bentangan, U=k*Uc ±0,12
39

Signifikansi Kontributor Ketidakpastian


Dari data Tabel 4.9 dapat dihitung kontibutor ketidakpastian yang paling
signifikan dengan menggunakan Persamaan (2.8), maka diperoleh nilai signifikansi
kontributor ketidakpastian pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4. 10 Signifikansi Kontributor Ketidakpastian pada Liquid Etilen Glikol


Komponen ketidakpastian U U^2 S (%)
repeat 0,0056 0,00000793 0,2%
sertifikat std 0,0580 0,00084100 21,8%
drift std 0,0084 0,00002352 0,6%
resolusi std 0,0001 0,00000000 0,0%
deviasi std 0,0002 0,00000001 0,0%
resolusi alat 0,0050 0,00000833 0,2%
deviasi alat 0,0050 0,00000833 0,2%
stabilitas media 0,0028 0,00000261 0,1%
Inhomogenitas media 0,0942 0,00295788 76,8%
Jumlah 0,00384962 100 %

Berdasarakan data pada Tabel 4.10 maka komponen inhomogenitas media


Etilen Glikol yang paling signifikan berkontribusi pada nilai ketidakpastian yaitu
sebesar 76,8% yang lebih besar dari media air dan diikuti komponen ketidakpastian
sertifikat standar sebesar 21,8%, sedangkan komponen stabilitas media sangat kecil
sehingga tidak begitu berpengaruh dengan siginifikansi kontribusinya sebesar 0,1%.

4.2.3 Nilai Ketidakpastian Pengukuran Liquid Metanol


Hasil pengolahan data untuk mendapatkan nilai ketidakpastian pengukuran
(U95), salah satunya dengan menginputkan nilai stabilitas Metanol yaitu 0,0027ºC
dan nilai inhomogenitas Metanol yaitu 0,0855ºC. Hasil ketidakpastian pengukuran
(U95) untuk media liquid jenis Metanol sebesar 0,11ºC yang disajikan pada Tabel
4.11 dibawah
40

Tabel 4. 11 Ketidakpastian Pengukuran (U95) dari liquid Metanol

Kompo Distrib Cov.


U vi ui ci ci.ui (ci.ui)2 (ci.ui)4/vi
nen usi Factor
repeat normal 0,0056 2,000 3 0,0028152 1 0,00282 7,93E-06 2,09E-11
sertifik normal
0,0580 2,000 60 0,0290000 1 0,02900 8,41E-04 1,18E-08
at std
drift std rectang
0,0084 1,732 50 0,0048497 1 0,00485 2,35E-05 1,11E-11
ular
resolusi rectang
0,0001 1,732 50 0,0000288 1 0,00003 8,33E-10 1,39E-20
std ular
deviasi rectang
0,0002 1,732 50 0,0001154 1 0,00012 1,33E-08 3,56E-18
std ular
resolusi rectang
0,0050 1,732 50 0,0028867 1 0,00289 8,33E-06 1,39E-12
alat ular
deviasi rectang
0,0050 1,732 50 0,0028867 1 0,00289 8,33E-06 1,39E-12
alat ular
Stabilit rectang
0,0027 1,732 50 0,0015588 1 0,00156 2,43E-06 1,18E-13
as ular
inhomo rectang
0,0855 1,732 50 0,0493634 1 0,04936 2,44E-03 1,19E-07
genitas ular
Jumlah 3,33E-03 1,31E-07
Ketidakpastian baku gabungan (Uc) 0,057691476
Derajat Kebebasan Efektif (veff) 84,8353
Faktor cakupan K untuk CL95 % 1,99
Ketidakpastian bentangan, U=k*Uc ±0,11

Stabilitas dan inhomogenitas merupakan jenis komponen ketidakpastian


pengukuran. J.V. Nicholas (1994) menyatakan dua karakteristik metrologi yang
paling penting dari rendaman kalibrasi adalah stabilitas waktu dan homogenitas,
yang keduanya berkontribusi pada ketidakpastian tipe B. Komponen – komponen
tersebut berkontribusi dalam menghasilkan nilai U95 yang di tampilkan dalam
sertifikat kalibrasi bersama besar nilai koreksi. Semakin kecil nilai inhomogenitas
dan stabilitas semakin kecil pula nilai ketidakpastian pengukuran yang diperoleh. Hal
tersebut berpengaruh untuk laboratorium kalibrasi dalam mendapatkan nilai BMC
terkecil, dimana BMC (Best Measurement Capability) adalah ketidakpastian terkecil
yang dapat dicapai oleh laboratorium tersebut sesuai dengan peralatan dan
41

kemampuan yang dimiliki yang dalama memberikan pelayanan kepada pelanggan


(KAN, 2003).
Signifikansi Kontributor Ketidakpastian
Dari data Tabel 4.11 dapat dihitung kontibutor ketidakpastian yang paling
signifikan dengan menggunakan Persamaan (2.8), maka diperoleh nilai signifikansi
kontributor ketidakpastian liquid Metanol pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4. 12 Signifikansi Kontributor Ketidakpastian pada Liquid Etilen Metanol


Komponen ketidakpastian U U^2 S (%)
repeat 0,0056 0,00003 0,3%
sertifikat std 0,0580 0,00336 31,1%
drift std 0,0084 0,00007 0,7%
resolusi std 0,0001 0,00000 0,0%
deviasi std 0,0002 0,00000 0,0%
resolusi alat 0,0050 0,00003 0,2%
deviasi alat 0,0050 0,00003 0,2%
stabilitas media 0,0027 0,00001 0,1%
Inhomogenitas media 0,0855 0,00731 67,5%
Jumlah 0,01083 100 %

Berdasarakan data pada Tabel 4.12 maka komponen inhomogenitas media


Metanol yang paling signifikan berkontribusi pada nilai ketidakpastian yaitu sebesar
67,5 % diikuti komponen ketidakpastian sertifikat standar sebesar 31,1%, sedangkan
komponen stabilitas media sangat kecil sehingga tidak begitu berpengaruh, dengan
siginifikansi kontribusinya sebesar 0,1%. Nilai signifikansi kontributor
ketidakpastian dalam hal inhomogenitas medianya dapat disimpulkan, bahwa
inhomogenitas media Metanol berkontribusi lebih kecil dari inhomogenitas media
Air dan Glikol.

4.3 Pembahasan

Secara umum, zat cair cenderung lebih baik sebagai media kalibrasi
dibandingkan media udara atau zat padat. Hal ini karena bahan cair memiliki
molekul yang lebih bebas dan dapat bergerak dengan lebih mudah, sehingga
memudahkan aliran panas melalui medium tersebut. Hal ini diperkuat oleh Y.P Singh
(2009) menyatakan bahwa dalam metrologi, penangas suhu cair adalah yang paling
42

berguna dan merupakan sumber terbaik untuk kesetimbangan suhu dalam kalibrasi
termometer resolusi tinggi dan sesnsor presisi lainnya. Hasil seluruh pengujian
disimpulkan dalam Tabel 4.13

Tabel 4. 13 Nilai Inhomogenitas, Stabilitas, Ketidakpastiann Pengukuran dan Waktu


Stabil
Liquid Inhomogenitas (ºC) Stabilitas (ºC) U95 (ºC) Waktu Stabil
Air 0,1030 0,0021 0,13 38 ~ 40 mnt
Etilen
0,0942 0,0028 0,12 46 ~ 50 mnt
Glikol
Metanol 0,0855 0,0027 0,11 35 ~ 40 mnt

Perbedaan jenis liquid memepengaruhi keseragaman dalam rendaman


penangas kalibrasi. Keseragaman dipengaruhi oleh gradien suhu diseluruh titik
pengukuran. Secara grafik Air lebih seragam disetiap titik pengukurannya
dibandingkan dengan Etilen Glikol dan Metanol hal ini bisa dipengaruhi oleh sifat
fisika Air dengan konduktivitas termal dan panas spesifik yang lebih tinggi dari
kedua larutan. Namun semakin tinggi suhu pada set point 50 ºC nilai
inhomogenitasnya Air lebih besar yaitu 0,1030 ºC sedangkan Etilen Glikol yaitu
0,0942 ºC dan Metanol sebesar 0,0855 ºC hal ini bisa dipengaruhi oleh viskositas
Metanol yang lebih kecil daripada kedua larutan. Viskositas adalah ukuran dari
ketahanan fluida terhadap aliran. Semakin kecil nilai viskositas maka semakin
homogen dan stabil suatu larutan, hal ini dikarenakan larutan yang homogen
memungkinkan molekul-molekulnya untuk saling bergerak dengan lebih mudah,
sehingga mengurangi tahanan yang terjadi saat larutan mengalami aliran.
Perbedaan jenis liquid juga memepengaruhi kestabilan dalam rendaman
kalibrasi. Air, Etilen Glikol mapun Metanol cenderung memiliki nilai kestabilan
yang tidak jauh berbeda yaitu 0,0021ºC, 0,0028 ºC dan 0,0027 ºC. Nilai stabilitas
tersebut masih sesuai spesifikasi produksi dari stabilitas Treferensi sebesar
± 0.003 °C. Waktu mencapai stabil Etilen Glikol lebih lama daripada Air dan
Metanol, hal ini dikarenakan nilai viskositas Glikol lebih besar dari kedua larutan.
Semakin kecil viskositas semakin mudah cairan bersirkulasi makan semakin mudah
panas dihantarkan keseluruh rendaman penangas dan sebaliknya (Y.P Sing, et al,
1991).
43

Hubungan keseragaman dan kestabilan linear dengan nilai ketidakpastian


pengukuran. Nilai ketidakpastian pengukuran Metanol lebih kecil dari Air dan Etilen
Glikol. Sehingga penggunaan Metanol bisa menjadi acuan jenis media rendaman
yang digunakan untuk proses kalibrasi jenis Bath. Penentuan nilai ketidakpastian
yang paling kecil yang lebih baik didasarkan karena semakin kecil ketidakpastian,
maka semakin tinggi ketelitian suatu pengukuran (Brown, 2005).
Terdapat kelebihan masing – masing liquid dalam mengahantarkan panas
dalam rendaman kalibrasi diantaranya bahwa Air secara biaya rendah,
ketersediaannya mudah didapatkan dan kualitasnya yang baik, Metanol lebih cepat
stabil dalam hal efisiensi dan lebih optimal dalam memeberikan BMC sedangkan
Etilen Glikol dapat digunakan untuk set point dibawah 0 ºC dan diatas 100 ºC
berdasarkan titik didih dan dan titik bekunya.
44

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian dalam penelitian ini, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perbedaan jenis liquid mempengaruhi keseragaman (kehomogenan) suhu pada
Microbath 7102. Metanol lebih homogen dari Etilen Glikol dan Air, dengan nilai
berturut–turut 0,0855 ºC <0,0942 ºC < 0,1030 ºC. Perbedaan kehomogenan
tersebut salah satunya dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan maupun sifat-
sifat fisik dari setiap liquid seperti viskositas, panas spesifik, konduktivitas
termal, dan ekspansi termal.
2. Perbedaan jenis liquid mempengaruhi kestabilan suhu pada Microbath 7102. Air
lebih stabil dari Metanol dan Etilen Glikol, dengan nilai berturut – turut 0,0021
ºC < 0,0027 ºC < 0,0028 ºC. Waktu untuk mencapai stabil Metanol lebih baik
dari Air dan Etilen glikol. Metanol dapat stabil ± 35 menit, Air stabil pada ± 38
menit dan Etilen glikol stabil pada ± 48 menit.
3. Hubungan keseragaman dan kestabilan suhu adalah linear terhadap nilai
ketidakpastian pengukuran (U95). Semakin kecil nilai keseragaman dan
kestabilan semakin kecil U95 maka semakin tinggi pula tingkat ketelitian hasil
kalibrasi. Nilai U95 Metanol 0,11 ºC, Etilen Glikol 0,12 ºC dan Air adalah
0,13ºC. Ketiga jenis liquid tersebut menghasilkan nilai ketidakpastian
pengukuran yang masih dalam standart WMO yaitu kurang dari 0,2 ºC.

5.2 Saran

Saran dalam mendukung perbaikan penelitian ini sebagai berikut:


1. Ketidakhomogenan suhu bukan hanya dipengaruhi satu faktor, banyak faktor
menjadi penyumbang ketidakhomogenan salah satunya kedalaman rendaman,
dan ketidakhomogenan termovoltase diukur pada suhu tertentu pada
Thermocouple ataupun Platinum Resistance Thermometer (PRT) baik sebagai
sensor referensi maupun pembanding saat pengukuran. Oleh karena itu perlu
45

penelitian lebih lanjut pada beberapa faktor penyumbang ketidakhomogenan


gradien suhu lainnya.
2. Pengukuran dilakukan diruang tertutup dan terkondisi suhu, namun belum
diketahui pengaruh suhu ruang dari tiap kenaikan dan penurunan 1 ºC, sehingga
perlu dianalisa lebih mendalam.
46

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Himsar. (2012). Perpindahan Panas Konduksi dan Penyelesaian Analitik


dan Numerik. Medan: Departemen Teknik Mesin FT USU.
American Association for Laboratory Accreditation (2018). Guidance on
Uncertainty Budgets for Force Measurement and Calibration. Page 1-38.
Ariyanti, E.S. dan Agus, M. (2010). Otomasasi Pengukuran Koefisien Viskositas Zat
Cair Menggunkan Gelombang Ultrasonik. Jurnal Neutrino, vol. 2, No. 27
Agustus 2015
Brown. 2005. Understanding and Expressing Measurement Uncertainties Associated
with Thermodynamic Metrology. In Quality System Lab (pp.1–4).
Cox, M. G. and Harris, P. M. 2006. Measurement uncertainty and traceability.
Measurement Science and Technology: 17(3), pp. 533–540.
Fluke Coorporation. (2019). 7102 Micro-Bath User’s Guide.
Indrayani, L., & Sasono, M. (2017). Uji Homogenitas dan Stabilitas Suhu Mini
Liquid Bath untuk Kalibrasi Termometer Digital Makanan. Prosiding SNFA
(Seminar Nasional Fisika Dan Aplikasinya), 1–13.
International Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC) (2007). Guidelines for
the determination of calibration intervals of measuring instruments. ILAC –
g24 Edition OIML d 10. Silverwater. Autralia.
International Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology (VIM). (1993).
SNI-19-17025-2000 Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Penguji
dan Kalibrasi.
ISO/IEC 17025. (2017). General requirements for the competence of testing and
calibration laboratories (Third).
JCGM 100. (2008). Evaluation of measurement data-Guide to the expression of
uncertainty in measurement. www.bipm.org
J. Drnovs’ek. (1997). A General Procedure for Evaluation of Calibration Baths in
Precision Temperature Measurements. IEEE Instrumentation and
Measurement Technology Conference, 19–21. https://doi.org/0-7803-3312 -
8/9
J. V. Nicholas & D. R. White. (1994). Traceable Temperatures: An Introduction to
Temperature Measurement and Calibration. John Willey & Sons.
HALLIDAY, D., and RESNICK, R. (2007). Physics, John Willey and Sons, Canada,
pp.477-480.
Holman, J & P, Jasjfi E. (2002). Perpindahan Kalor. Jakarta: Erlangga.
Hugh, D young dan Freedman, Roger A (2002), Fisika Universitas, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kirk Othmer. (2008). Encyclopedia of Chemical Technolog, 4 nd .ed. Vol.7.
Interscience Willey.
Komite Akreditasi Nasional (KAN). (2003). Pedoman Evaluasi dan Pelaporan
Ketidakpastian Pengukuran. DP.01.23. Jakarta.
Komite Akreditasi Nasional (KAN). (2003). Pedoman Kalibrasi Enklosur Suhu. Pd-
02.04. Jakarta.
47

Larassati, Dwi, dkk. (2019). Uji Keseragaman dan Kestabilan Bak Air Sebagai
Media Kalibrasi Termometer Telinga. Prosiding PPIS: Hal 317-322.
Semarang.
Lumbantoruan, P., dan E. Yulianti. (2016). Pengaruh suhu terhadap viskositas
minyak pelumas (oli). Sainmatika. 13(2): 26-34.
Morris, Alan S.,2001. Measurement and Instrumentation Principles. Butterworth
Heinemann, ISBN 0-7506-5081-8.
Pettruci, Ralph H. (2015). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga.
Jakarta.
SCHROEDER,E.D.(1977).Water and wastewa-ter treatment.Mc Graw-Hill:357 pp.
Thai Laboratory Acreditation Scheme (TLAS), 2008. Guidelines for calibration
and cheks of temperature controlledEnclosures. Thailand.
Tistomo, Arfan, dkk, 2020. Panduan Kalibrasi Termometer Cairan Dalam Gelas/
Liquid In Glass Thermometer (LiGT). Direktorat SNSI Termoelektrik dan
Kimia Badan Standarisasi Nasiobal, SNSU PK.S-01.
Tyas, F dan Setyawan, Galiha. (2018). Analisis pengaruh variasi letak dan
kedalaman pencelupan pada kalibrasi termometer digital dengan media dry
block. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Ullmann. (2003). Encyclopeda of Industrial Chemistry. New York: John Willey &
Sons, Inc.
WMO. (2021). Guide to Instruments and Methods of Observationorological
Instruments and Methods of Observation. World Meteorological Organization
(2021st ed.).
WHITFIELD, M. (2001). Sea water as an electro-lyte solution. In: "Chemical
Oceanog-raphy" J. P. Riley and G. Skirrow
Yunus, Asyuri Darami. 2009. Perpindahan Panas dan Massa. Jakarta: Universitas
Darma Persada.
Y.P Singh. (2009). Basic Concepts in Temperature Metrology: Formulation and
Importance of the International Temperature Scales. Global Sci-Tech., Al-
Falah’s J. Sci. Technol, 4, 191–214.
Y.P. Singh, V. P. W. P. R. S. and Z. H. Z. (1991). Heat Pipe Extension Bath for
Calibration of Long Stem Reference Thermometers Against the Standard
Platinum Resistance
48

LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengolahan Data Inhomogenitas Suhu Air (Set point 0 ~ 50°C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T1 Koreksi2 T1_Koreksi2 Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Koreksi3 Inhomo_T3
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)

1 0,1024 -0,004 0,0984 0,061 0,001 0,062 0,036 0,126 -0,030 0,096 0,003
2 0,1025 -0,004 0,0985 0,061 0,001 0,062 0,036 0,125 -0,030 0,095 0,003
3 0,1025 -0,004 0,0985 0,061 0,001 0,062 0,036 0,126 -0,030 0,096 0,003
4 0,1036 -0,004 0,0996 0,061 0,001 0,062 0,037 0,126 -0,030 0,096 0,004
5 0,1027 -0,004 0,0987 0,060 0,001 0,061 0,037 0,127 -0,030 0,097 0,002
0 °C
6 0,1019 -0,004 0,0979 0,060 0,001 0,061 0,037 0,123 -0,029 0,094 0,004
7 0,1019 -0,004 0,0979 0,060 0,001 0,061 0,037 0,123 -0,029 0,094 0,004
8 0,1034 -0,004 0,0994 0,060 0,001 0,061 0,038 0,123 -0,029 0,094 0,006
9 0,1025 -0,004 0,0985 0,060 0,001 0,061 0,037 0,119 -0,028 0,091 0,008
10 0,1027 -0,004 0,0987 0,060 0,001 0,061 0,037 0,127 -0,030 0,097 0,002
Average 0,037 0,004
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T2 Koreksi2 T2_Koreksi Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Koreksi3 Inhomo_T4
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)
1 0,1000 -0,004 0,0960 0,061 0,001 0,062 0,0337 0,127 -0,030 0,097 -0,0006
2 0,1002 -0,004 0,0962 0,061 0,001 0,062 0,0339 0,124 -0,030 0,094 0,0019
3 0,1014 -0,004 0,0974 0,062 0,001 0,063 0,0341 0,131 -0,031 0,100 -0,0022
4 0,1024 -0,004 0,0984 0,062 0,001 0,063 0,0351 0,130 -0,031 0,099 -0,0005
5 0,1022 -0,004 0,0982 0,063 0,001 0,064 0,0339 0,129 -0,031 0,098 0,0001
0 °C
6 0,1022 -0,004 0,0982 0,063 0,001 0,064 0,0339 0,121 -0,029 0,092 0,0062
7 0,1020 -0,004 0,0980 0,063 0,001 0,064 0,0337 0,128 -0,031 0,097 0,0006
8 0,1049 -0,004 0,1009 0,064 0,001 0,065 0,0356 0,135 -0,032 0,103 -0,0018
9 0,1047 -0,004 0,1007 0,065 0,001 0,066 0,0344 0,129 -0,031 0,098 0,0026
10 0,1044 -0,004 0,1004 0,064 0,001 0,065 0,0351 0,129 -0,031 0,098 0,0023
Average 0,034 0,001
49

Lanjutan Lampiran 1 (Set Point 10°C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kor Koreksi2 T1_Korek Inhomo_T1 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_T3
T1(°C) T3 (°C)
ke- Point (°C) (°C) eksi1 (°C) (°C) si2 (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 10,1042 0,00292 10,10712 10,074 0,049 10,123 -0,016 9,951 0,112 10,063 0,045
2 10,1048 0,00292 10,10772 10,074 0,049 10,123 -0,015 9,946 0,111 10,057 0,050
3 10,1042 0,00292 10,10712 10,074 0,049 10,123 -0,016 9,943 0,111 10,054 0,053
4 10,1047 0,00292 10,10762 10,074 0,049 10,123 -0,015 9,945 0,111 10,056 0,051
5 10 10,1047 0,00292 10,10762 10,074 0,049 10,123 -0,015 9,949 0,111 10,060 0,047
6 °C 10,1050 0,00292 10,10792 10,074 0,049 10,123 -0,015 9,951 0,112 10,063 0,045
7 10,1042 0,00292 10,10712 10,073 0,049 10,122 -0,015 9,947 0,111 10,058 0,049
8 10,1042 0,00292 10,10712 10,074 0,049 10,123 -0,016 9,944 0,111 10,055 0,052
9 10,1029 0,00291 10,10581 10,073 0,049 10,122 -0,016 9,949 0,111 10,060 0,045
10 10,1036 0,00291 10,10651 10,073 0,049 10,122 -0,016 9,949 0,111 10,060 0,046
Average 0,016 0,048
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kor T2 Koreksi2 T2_Korek Inhomo_T2 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_T4
T4 (°C)
ke- Point (°C) (°C) eksi1 (°C) (°C) (°C) si (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 10,1012 0,00291 10,10411 10,069 0,049 10,118 -0,0139 9,945 0,111 10,056 0,0478
2 10,1018 0,00291 10,10471 10,071 0,049 10,120 -0,0154 9,944 0,111 10,055 0,0494
3 10,1016 0,00291 10,10451 10,071 0,049 10,120 -0,0156 9,946 0,111 10,057 0,0471
4 10,1021 0,00291 10,10501 10,071 0,049 10,120 -0,0151 9,948 0,111 10,059 0,0456
5 10 10,1015 0,00291 10,10441 10,071 0,049 10,120 -0,0157 9,946 0,111 10,057 0,0470
6 °C 10,1024 0,00291 10,10531 10,071 0,049 10,120 -0,0148 9,942 0,111 10,053 0,0520
7 10,1014 0,00291 10,10431 10,071 0,049 10,120 -0,0158 9,942 0,111 10,053 0,0510
8 10,1010 0,00291 10,10391 10,071 0,049 10,120 -0,0162 9,944 0,111 10,055 0,0486
9 10,1012 0,00291 10,10411 10,071 0,049 10,120 -0,0160 9,944 0,111 10,055 0,0488
10 10,1014 0,00291 10,10431 10,070 0,049 10,119 -0,0147 9,944 0,111 10,055 0,0490
Average 0,015 0,049
50

Lanjutan Lampiran 1 (Set Point 20°C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore Koreksi2 T1_Kore Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
T1(°C)
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) ksi2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 20,0315 0,0080 20,0395 20,010 0,063 20,073 -0,034 19,689 0,366 20,055 -0,0159
2 20,0301 0,0080 20,0381 20,010 0,063 20,073 -0,035 19,690 0,366 20,056 -0,0184
3 20,0304 0,0080 20,0384 20,011 0,063 20,074 -0,036 19,691 0,366 20,057 -0,0191
4 20,0280 0,0080 20,0360 20,011 0,063 20,074 -0,038 19,689 0,366 20,055 -0,0194
5 20 20,0294 0,0080 20,0374 20,011 0,063 20,074 -0,037 19,690 0,366 20,056 -0,0191
6 °C 20,0304 0,0080 20,0384 20,012 0,063 20,075 -0,037 19,692 0,367 20,059 -0,0201
7 20,0310 0,0080 20,0390 20,011 0,063 20,074 -0,035 19,689 0,366 20,055 -0,0164
8 20,0290 0,0080 20,0370 20,011 0,063 20,074 -0,037 19,689 0,366 20,055 -0,0184
9 20,0304 0,0080 20,0384 20,012 0,063 20,075 -0,037 19,691 0,366 20,057 -0,0191
10 20,0308 0,0080 20,0388 20,013 0,063 20,076 -0,037 19,691 0,366 20,057 -0,0187
Average 0,036 0,018
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Kore Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 20,0345 0,0080 20,0425 20,012 0,063 20,075 -0,033 19,701 0,367 20,068 -0,0252
2 20,0352 0,0080 20,0432 20,013 0,063 20,076 -0,033 19,699 0,367 20,066 -0,0225
3 20,0354 0,0080 20,0434 20,012 0,063 20,075 -0,032 19,698 0,367 20,065 -0,0213
4 20,0355 0,0080 20,0435 20,013 0,063 20,076 -0,033 19,701 0,367 20,068 -0,0242
5 20 20,0361 0,0080 20,0441 20,014 0,063 20,077 -0,033 19,698 0,367 20,065 -0,0206
6 °C 20,0356 0,0080 20,0436 20,013 0,063 20,076 -0,033 19,694 0,367 20,061 -0,0170
7 20,0392 0,0080 20,0472 20,014 0,063 20,077 -0,030 19,696 0,367 20,063 -0,0154
8 20,0375 0,0080 20,0455 20,014 0,063 20,077 -0,032 19,701 0,367 20,068 -0,0222
9 20,0352 0,0080 20,0432 20,014 0,063 20,077 -0,034 19,698 0,367 20,065 -0,0215
10 20,0361 0,0080 20,0441 20,014 0,063 20,077 -0,033 19,698 0,367 20,065 -0,0206
Average 0,033 0,021
51

Lanjutan Lampiran 1 (Set Point 30°C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore Koreksi2 T1_Kore Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
T1(°C)
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) ksi2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 30,0399 0,0160 30,0559 30,028 0,070 30,098 -0,0418 29,519 0,553 30,072 -0,0165
2 30,0394 0,0160 30,0554 30,028 0,070 30,098 -0,0423 29,516 0,553 30,069 -0,0139
3 30,0389 0,0160 30,0549 30,027 0,070 30,097 -0,0418 29,525 0,554 30,079 -0,0236
4 30,0393 0,0160 30,0553 30,028 0,070 30,098 -0,0424 29,524 0,553 30,077 -0,0222
5 30 30,0387 0,0160 30,0547 30,028 0,070 30,098 -0,0430 29,520 0,553 30,073 -0,0187
6 °C 30,0398 0,0160 30,0558 30,029 0,070 30,099 -0,0429 29,520 0,553 30,073 -0,0176
7 30,0393 0,0160 30,0553 30,030 0,070 30,100 -0,0444 29,518 0,553 30,071 -0,0161
8 30,0392 0,0160 30,0552 30,031 0,070 30,101 -0,0455 29,518 0,553 30,071 -0,0162
9 30,0395 0,0160 30,0555 30,038 0,070 30,108 -0,0522 29,520 0,553 30,073 -0,0179
10 30,0395 0,0160 30,0555 30,028 0,070 30,098 -0,0422 29,522 0,553 30,075 -0,0200
Average 0,044 0,018

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Kore Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 29,9966 0,0159 30,0125 29,989 0,070 30,059 -0,0461 29,479 0,553 30,032 -0,0191
2 29,9949 0,0159 30,0108 29,989 0,070 30,059 -0,0478 29,489 0,553 30,042 -0,0310
3 29,9954 0,0159 30,0113 29,989 0,070 30,059 -0,0473 29,485 0,553 30,038 -0,0264
4 29,9960 0,0159 30,0119 29,989 0,070 30,059 -0,0467 29,481 0,553 30,034 -0,0217
5 30 29,9969 0,0159 30,0128 29,989 0,070 30,059 -0,0458 29,489 0,553 30,042 -0,0290
6 °C 29,9982 0,0159 30,0141 29,990 0,070 30,060 -0,0455 29,482 0,553 30,035 -0,0205
7 29,9958 0,0159 30,0117 29,990 0,070 30,060 -0,0479 29,484 0,553 30,037 -0,0250
8 29,9972 0,0159 30,0131 29,990 0,070 30,060 -0,0465 29,484 0,553 30,037 -0,0236
9 29,9972 0,0159 30,0131 29,990 0,070 30,060 -0,0465 29,476 0,553 30,029 -0,0154
10 29,9973 0,0159 30,0132 29,989 0,070 30,059 -0,0454 29,486 0,553 30,039 -0,0255
Average 0,047 0,024
52

Lanjutan Lampiran 1 (Set Point 40°C)


Data Set Koreksi1 Tref_Kore T1 Koreksi2 T1_Korek Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
Tref (°C)
ke- Point (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) si2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 40,0534 0,0220 40,0754 40,055 0,054 40,109 -0,034 39,352 0,736 40,088 -0,013
2 40,0556 0,0220 40,0776 40,055 0,054 40,109 -0,032 39,348 0,736 40,084 -0,007
3 40,0552 0,0220 40,0772 40,055 0,054 40,109 -0,032 39,351 0,736 40,087 -0,010
4 40,0558 0,0220 40,0778 40,055 0,054 40,109 -0,031 39,357 0,736 40,093 -0,016
5 40 40,0558 0,0220 40,0778 40,055 0,054 40,109 -0,031 39,355 0,736 40,091 -0,014
6 °C 40,0572 0,0220 40,0792 40,055 0,054 40,109 -0,030 39,352 0,736 40,088 -0,009
7 40,0572 0,0220 40,0792 40,055 0,054 40,109 -0,030 39,352 0,736 40,088 -0,009
8 40,0558 0,0220 40,0778 40,055 0,054 40,109 -0,031 39,354 0,736 40,090 -0,013
9 40,0579 0,0220 40,0799 40,054 0,054 40,108 -0,028 39,352 0,736 40,088 -0,009
10 40,0562 0,0220 40,0782 40,053 0,054 40,107 -0,029 39,354 0,736 40,090 -0,012
Average 0,031 0,011
Data Set Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Korek Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
Tref (°C)
ke- Point (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) si (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 39,9940 0,0220 40,0160 39,993 0,054 40,047 -0,0312 39,291 0,736 40,027 -0,011
2 39,9941 0,0220 40,0161 39,992 0,054 40,046 -0,0301 39,291 0,736 40,027 -0,011
3 39,9960 0,0220 40,0180 39,992 0,054 40,046 -0,0282 39,292 0,736 40,028 -0,010
4 39,9960 0,0220 40,0180 39,992 0,054 40,046 -0,0282 39,291 0,736 40,027 -0,009
5 40 39,9958 0,0220 40,0178 39,993 0,054 40,047 -0,0294 39,294 0,736 40,030 -0,012
6 °C 39,9974 0,0220 40,0194 39,994 0,054 40,048 -0,0288 39,294 0,736 40,030 -0,011
7 39,9977 0,0220 40,0197 39,994 0,054 40,048 -0,0285 39,292 0,736 40,028 -0,008
8 39,9977 0,0220 40,0197 39,993 0,054 40,047 -0,0275 39,299 0,736 40,035 -0,015
9 39,9977 0,0220 40,0197 39,994 0,054 40,048 -0,0285 39,290 0,736 40,026 -0,006
10 39,9977 0,0220 40,0197 39,993 0,054 40,047 -0,0275 39,295 0,736 40,031 -0,011
Average 0,029 0,011
53

Lanjutan Lampiran 1 (Set Point 50°C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T1 Koreksi2 T1_Kore Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 50,0771 0,0269 50,1040 50,087 0,059 50,146 -0,0420 49,198 0,8048 50,0028 0,1012
2 50,0757 0,0269 50,1026 50,087 0,059 50,146 -0,0434 49,199 0,8048 50,0038 0,0987
3 50,0757 0,0269 50,1026 50,086 0,059 50,145 -0,0424 49,199 0,8048 50,0038 0,0987
4 50,0762 0,0269 50,1031 50,086 0,059 50,145 -0,0419 49,196 0,8048 50,0008 0,1023
5 50 50,0767 0,0269 50,1036 50,086 0,059 50,145 -0,0414 49,196 0,8048 50,0008 0,1028
6 °C 50,0767 0,0269 50,1036 50,087 0,059 50,146 -0,0424 49,195 0,8048 49,9998 0,1038
7 50,0765 0,0269 50,1034 50,087 0,059 50,146 -0,0426 49,195 0,8048 49,9998 0,1036
8 50,0758 0,0269 50,1027 50,087 0,059 50,146 -0,0433 49,192 0,8048 49,9968 0,1059
9 50,0758 0,0269 50,1027 50,087 0,059 50,146 -0,0433 49,192 0,8048 49,9968 0,1059
10 50,0775 0,0269 50,1044 50,087 0,059 50,146 -0,0416 49,192 0,8048 49,9968 0,1076
Average 0,042 0,103
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Kore Inhomo_T2( T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi (°C) °C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 50,0209 0,0269 50,0478 50,044 0,059 50,103 -0,0553 49,148 0,8045 49,9525 0,0952
2 50,0217 0,0269 50,0486 50,043 0,059 50,102 -0,0535 49,144 0,8045 49,9485 0,1000
3 50,0242 0,0269 50,0511 50,043 0,059 50,102 -0,0510 49,147 0,8045 49,9515 0,0995
4 50,0222 0,0269 50,0491 50,042 0,059 50,101 -0,0520 49,154 0,8045 49,9585 0,0905
5 50 50,0239 0,0269 50,0508 50,042 0,059 50,101 -0,0503 49,153 0,8045 49,9575 0,0932
6 °C 50,0244 0,0269 50,0513 50,042 0,059 50,101 -0,0498 49,153 0,8045 49,9575 0,0937
7 50,0246 0,0269 50,0515 50,042 0,059 50,101 -0,0496 49,143 0,8044 49,9474 0,1040
8 50,0246 0,0269 50,0515 50,042 0,059 50,101 -0,0496 49,143 0,8044 49,9474 0,1040
9 50,0233 0,0269 50,0502 50,042 0,059 50,101 -0,0509 49,143 0,8044 49,9474 0,1027
10 50,0246 0,0269 50,0515 50,042 0,059 50,101 -0,0496 49,143 0,8044 49,9474 0,10400
Average 0,051 0,099
54

Lampiran 2 Pengolahan Data Inhomogenitas Suhu Etilen Glikol (Set point 0 ~ 50°C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 Koreksi2 T1_Koreksi2 Inhomo_T1 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_T3
T1 (°C) T3 (°C)
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 -0,1038 -0,0040 -0,1078 -0,176 -0,004 -0,180 0,0718 -0,119 0,028 -0,091 -0,0173
2 -0,1033 -0,0040 -0,1073 -0,176 -0,004 -0,180 0,0723 -0,125 0,030 -0,095 -0,0122
3 -0,1043 -0,0040 -0,1083 -0,176 -0,004 -0,180 0,0713 -0,122 0,029 -0,093 -0,0155
4 -0,1036 -0,0040 -0,1076 -0,176 -0,004 -0,180 0,0720 -0,121 0,029 -0,092 -0,0156
5 -0,1038 -0,0040 -0,1078 -0,177 -0,004 -0,181 0,0729 -0,120 0,029 -0,091 -0,0165
0 °C
6 -0,1052 -0,0040 -0,1092 -0,176 -0,004 -0,180 0,0704 -0,120 0,029 -0,091 -0,0179
7 -0,1052 -0,0040 -0,1092 -0,176 -0,004 -0,180 0,0704 -0,124 0,030 -0,094 -0,0149
8 -0,1029 -0,0040 -0,1069 -0,176 -0,004 -0,180 0,0727 -0,122 0,029 -0,093 -0,0141
9 -0,1035 -0,0040 -0,1075 -0,175 -0,004 -0,179 0,0711 -0,120 0,029 -0,091 -0,0162
10 -0,1035 -0,0040 -0,1075 -0,175 -0,004 -0,179 0,0711 -0,125 0,030 -0,095 -0,0124
Average 0,072 0,015
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 Koreksi2 T2_Koreksi Inhomo_T2 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_T4
T2 (°C) T4 (°C)
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 -0,1531 -0,0040 -0,1571 -0,189 -0,004 -0,193 0,0358 -0,120 0,029 -0,091 -0,0658
2 -0,1509 -0,0040 -0,1549 -0,190 -0,004 -0,194 0,0390 -0,118 0,028 -0,090 -0,0652
3 -0,1513 -0,0040 -0,1553 -0,190 -0,004 -0,194 0,0386 -0,117 0,028 -0,089 -0,0663
4 -0,1513 -0,0040 -0,1553 -0,190 -0,004 -0,194 0,0386 -0,117 0,028 -0,089 -0,0663
5 -0,1518 -0,0040 -0,1558 -0,190 -0,004 -0,194 0,0381 -0,121 0,029 -0,092 -0,0638
0 °C
6 -0,1519 -0,0040 -0,1559 -0,190 -0,004 -0,194 0,0380 -0,122 0,029 -0,093 -0,0631
7 -0,1519 -0,0040 -0,1559 -0,190 -0,004 -0,194 0,0380 -0,122 0,029 -0,093 -0,0631
8 -0,1508 -0,0040 -0,1548 -0,190 -0,004 -0,194 0,0391 -0,118 0,028 -0,090 -0,0651
9 -0,1508 -0,0040 -0,1548 -0,190 -0,004 -0,194 0,0391 -0,120 0,029 -0,091 -0,0635
10 -0,1509 -0,0040 -0,1549 -0,190 -0,004 -0,194 0,0390 -0,114 0,027 -0,087 -0,0682
Average 0,038 0,065
55

Lanjutan Lampiran 2 (Set point 10 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T1 Koreksi2 T1_Koreksi2 Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Koreksi3 Inhomo_T3
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)

1 9,8836 0,0027 9,8863 9,856 0,048 9,904 -0,018 9,733 0,105 9,838 0,048
2 9,8840 0,0027 9,8867 9,856 0,048 9,904 -0,017 9,730 0,105 9,835 0,051
3 9,8829 0,0027 9,8856 9,857 0,048 9,905 -0,020 9,735 0,105 9,840 0,045
4 9,8849 0,0027 9,8876 9,857 0,048 9,905 -0,018 9,733 0,105 9,838 0,049
5 10 9,8837 0,0027 9,8864 9,859 0,048 9,907 -0,021 9,730 0,105 9,835 0,051
6 °C 9,8843 0,0027 9,8870 9,857 0,048 9,905 -0,018 9,729 0,105 9,834 0,053
7 9,8832 0,0027 9,8859 9,858 0,048 9,906 -0,020 9,731 0,105 9,836 0,050
8 9,8829 0,0027 9,8856 9,857 0,048 9,905 -0,020 9,737 0,105 9,842 0,043
9 9,8829 0,0027 9,8856 9,856 0,048 9,904 -0,019 9,731 0,105 9,836 0,049
10 9,8835 0,0027 9,8862 9,856 0,048 9,904 -0,018 9,732 0,105 9,837 0,049
Average 0,019 0,049
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T2 Koreksi2 T2_Koreksi Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Koreksi3 Inhomo_T4
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)
1 9,8874 0,0027 9,89014 9,859 0,048 9,907 -0,0170 9,732 0,105 9,837 0,0528
2 9,8874 0,0027 9,89014 9,859 0,048 9,907 -0,0170 9,741 0,106 9,847 0,0435
3 9,8872 0,0027 9,88994 9,859 0,048 9,907 -0,0172 9,737 0,105 9,842 0,0474
4 9,8861 0,0027 9,88884 9,859 0,048 9,907 -0,0183 9,736 0,105 9,841 0,0474
5 10 9,8861 0,0027 9,88884 9,859 0,048 9,907 -0,0183 9,736 0,105 9,841 0,0474
6 °C 9,8869 0,0027 9,88964 9,859 0,048 9,907 -0,0175 9,742 0,106 9,848 0,0420
7 9,8869 0,0027 9,88964 9,859 0,048 9,907 -0,0175 9,738 0,106 9,844 0,0461
8 9,8865 0,0027 9,88924 9,859 0,048 9,907 -0,0179 9,738 0,106 9,844 0,0457
9 9,8865 0,0027 9,88924 9,859 0,048 9,907 -0,0179 9,734 0,105 9,839 0,0498
10 9,8878 0,0027 9,89055 9,859 0,048 9,907 -0,0166 9,739 0,106 9,845 0,0460
Average 0,018 0,047
56

Lanjutan Lampiran 2 (Set point 20 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T1 Koreksi2 T1_Koreksi2 Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Koreksi3 Inhomo_T3
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)

1 19,9959 0,0080 20,0039 19,973 0,063 20,036 -0,032 19,656 0,366 20,022 -0,0177
2 19,9959 0,0080 20,0039 19,973 0,063 20,036 -0,032 19,658 0,366 20,024 -0,0197
3 19,9949 0,0080 20,0029 19,973 0,063 20,036 -0,033 19,660 0,366 20,026 -0,0228
4 19,9949 0,0080 20,0029 19,973 0,063 20,036 -0,033 19,660 0,366 20,026 -0,0228
5 20 19,9926 0,0080 20,0006 19,973 0,063 20,036 -0,036 19,653 0,365 20,018 -0,0179
6 °C 19,9932 0,0080 20,0012 19,973 0,063 20,036 -0,035 19,658 0,366 20,024 -0,0224
7 19,9946 0,0080 20,0026 19,973 0,063 20,036 -0,034 19,653 0,365 20,018 -0,0159
8 19,9936 0,0080 20,0016 19,973 0,063 20,036 -0,035 19,653 0,365 20,018 -0,0169
9 19,9936 0,0080 20,0016 19,973 0,063 20,036 -0,035 19,659 0,366 20,025 -0,0231
10 19,9936 0,0080 20,0016 19,973 0,063 20,036 -0,035 19,659 0,366 20,025 -0,0231
Average 0,034 0,020
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T2 Koreksi2 T2_Koreksi Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Koreksi3 Inhomo_T4
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)
1 19,9705 0,0080 19,9785 19,959 0,063 20,022 -0,044 19,652 0,365 20,017 -0,0390
2 19,9705 0,0080 19,9785 19,959 0,063 20,022 -0,044 19,652 0,365 20,017 -0,0390
3 19,9724 0,0080 19,9804 19,959 0,063 20,022 -0,042 19,646 0,365 20,011 -0,0309
4 19,9715 0,0080 19,9795 19,959 0,063 20,022 -0,043 19,653 0,365 20,018 -0,0390
5 20 19,9717 0,0080 19,9797 19,959 0,063 20,022 -0,043 19,649 0,365 20,014 -0,0347
6 °C 19,9708 0,0080 19,9788 19,959 0,063 20,022 -0,043 19,648 0,365 20,013 -0,0346
7 19,9710 0,0080 19,9790 19,959 0,063 20,022 -0,043 19,648 0,365 20,013 -0,0344
8 19,9719 0,0080 19,9799 19,959 0,063 20,022 -0,042 19,652 0,365 20,017 -0,0376
9 19,9727 0,0080 19,9807 19,959 0,063 20,022 -0,042 19,651 0,365 20,016 -0,0358
10 19,9715 0,0080 19,9795 19,959 0,063 20,022 -0,043 19,651 0,365 20,016 -0,0370
Average 0,043 0,036
57

Lanjutan Lmapiran 2 (Set point 30 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore Koreksi2 T1_Kore Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
T1(°C)
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) ksi2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 30,0514 0,0160 30,0674 30,035 0,070 30,105 -0,0373 29,528 0,554 30,082 -0,0142
2 30,0501 0,0160 30,0661 30,035 0,070 30,105 -0,0386 29,529 0,554 30,083 -0,0165
3 30,0504 0,0160 30,0664 30,035 0,070 30,105 -0,0383 29,528 0,554 30,082 -0,0152
4 30,0510 0,0160 30,0670 30,035 0,070 30,105 -0,0377 29,53 0,554 30,084 -0,0166
5 30 30,0500 0,0160 30,0660 30,034 0,070 30,104 -0,0377 29,53 0,554 30,084 -0,0176
6 °C 30,0512 0,0160 30,0672 30,035 0,070 30,105 -0,0375 29,53 0,554 30,084 -0,0164
7 30,0519 0,0160 30,0679 30,036 0,070 30,106 -0,0378 29,531 0,554 30,085 -0,0167
8 30,0523 0,0160 30,0683 30,036 0,070 30,106 -0,0374 29,527 0,554 30,081 -0,0122
9 30,0523 0,0160 30,0683 30,037 0,070 30,107 -0,0384 29,527 0,554 30,081 -0,0122
10 30,0515 0,0160 30,0675 30,036 0,070 30,106 -0,0382 29,527 0,554 30,081 -0,0130
Average 0,038 0,015
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Kore Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 30,0417 0,0160 30,0577 30,028 0,070 30,098 -0,0400 29,513 0,553 30,066 -0,0086
2 30,0410 0,0160 30,0570 30,028 0,070 30,098 -0,0407 29,513 0,553 30,066 -0,0093
3 30,0410 0,0160 30,0570 30,028 0,070 30,098 -0,0407 29,524 0,553 30,077 -0,0205
4 30,0413 0,0160 30,0573 30,028 0,070 30,098 -0,0404 29,520 0,553 30,073 -0,0161
5 30 30,0405 0,0160 30,0565 30,028 0,070 30,098 -0,0412 29,518 0,553 30,071 -0,0149
6 °C 30,0415 0,0160 30,0575 30,029 0,070 30,099 -0,0412 29,521 0,553 30,074 -0,0169
7 30,0416 0,0160 30,0576 30,029 0,070 30,099 -0,0411 29,517 0,553 30,070 -0,0128
8 30,0418 0,0160 30,0578 30,029 0,070 30,099 -0,0409 29,520 0,553 30,073 -0,0156
9 30,0438 0,0160 30,0598 30,029 0,070 30,099 -0,0389 29,520 0,553 30,073 -0,0136
10 30,0409 0,0160 30,0569 30,028 0,070 30,098 -0,0408 29,520 0,553 30,073 -0,0165
Average 0,041 0,014
58

Lanjutan Lampiran 2 (Set point 40 °C)


Data Set Koreksi1 Tref_Kore T1 Koreksi2 T1_Korek Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
Tref (°C)
ke- Point (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) si2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 40,0031 0,0220 40,0251 40,019 0,054 40,073 -0,0481 39,319 0,736 40,055 -0,0300
2 40,0031 0,0220 40,0251 40,019 0,054 40,073 -0,0481 39,322 0,736 40,058 -0,0330
3 40,0027 0,0220 40,0247 40,018 0,054 40,072 -0,0475 39,318 0,736 40,054 -0,0293
4 40,0017 0,0220 40,0237 40,018 0,054 40,072 -0,0485 39,319 0,736 40,055 -0,0314
5 40 40,0048 0,0220 40,0268 40,018 0,054 40,072 -0,0454 39,321 0,736 40,057 -0,0303
6 °C 40,0063 0,0220 40,0283 40,018 0,054 40,072 -0,0439 39,320 0,736 40,056 -0,0278
7 40,0083 0,0220 40,0303 40,017 0,054 40,071 -0,0409 39,320 0,736 40,056 -0,0258
8 40,0078 0,0220 40,0298 40,017 0,054 40,071 -0,0414 39,316 0,736 40,052 -0,0222
9 40,0084 0,0220 40,0304 40,017 0,054 40,071 -0,0408 39,321 0,736 40,057 -0,0267
10 40,0084 0,0220 40,0304 40,017 0,054 40,071 -0,0408 39,320 0,736 40,056 -0,0257
Average
0,045 0,028
Data Set Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Korek Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
Tref (°C)
ke- Point (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) si (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 40,0028 0,0220 40,0248 40,004 0,054 40,058 -0,0335 39,306 0,736 40,042 -0,0170
2 40,0039 0,0220 40,0259 40,004 0,054 40,058 -0,0324 39,306 0,736 40,042 -0,0159
3 40,0039 0,0220 40,0259 40,004 0,054 40,058 -0,0324 39,305 0,736 40,041 -0,0149
4 40,0048 0,0220 40,0268 40,004 0,054 40,058 -0,0315 39,305 0,736 40,041 -0,0140
5 40 40,0058 0,0220 40,0278 40,004 0,054 40,058 -0,0305 39,306 0,736 40,042 -0,0140
6 °C 40,0058 0,0220 40,0278 40,004 0,054 40,058 -0,0305 39,306 0,736 40,042 -0,0140
7 40,0030 0,0220 40,0250 40,004 0,054 40,058 -0,0333 39,308 0,736 40,044 -0,0189
8 40,0014 0,0220 40,0234 40,004 0,054 40,058 -0,0349 39,309 0,736 40,045 -0,0215
9 40,0044 0,0220 40,0264 40,004 0,054 40,058 -0,0319 39,309 0,736 40,045 -0,0185
10 40,0048 0,0220 40,0268 40,005 0,054 40,059 -0,0325 39,308 0,736 40,044 -0,0171
Average 0,032 0,017
59

Lanjutan Lampiran 2 (Set point 50 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T1 Koreksi2 T1_Kore Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 49,9533 0,0269 49,9802 49,971 0,059 50,030 -0,0499 49,084 0,804 49,888 0,0921
2 49,9546 0,0269 49,9815 49,971 0,059 50,030 -0,0486 49,088 0,804 49,892 0,0893
3 49,9550 0,0269 49,9819 49,971 0,059 50,030 -0,0482 49,082 0,804 49,886 0,0958
4 49,9550 0,0269 49,9819 49,970 0,059 50,029 -0,0472 49,081 0,804 49,885 0,0968
5 50 49,9563 0,0269 49,9832 49,971 0,059 50,030 -0,0469 49,090 0,804 49,894 0,0890
6 °C 49,9564 0,0269 49,9833 49,971 0,059 50,030 -0,0468 49,087 0,804 49,891 0,0922
7 49,9580 0,0269 49,9849 49,972 0,059 50,031 -0,0462 49,087 0,804 49,891 0,0938
8 49,9573 0,0269 49,9842 49,972 0,059 50,031 -0,0469 49,080 0,804 49,884 0,1001
9 49,9573 0,0269 49,9842 49,971 0,059 50,030 -0,0459 49,084 0,804 49,888 0,0961
10 49,9577 0,0269 49,9846 49,971 0,059 50,030 -0,0455 49,086 0,804 49,890 0,0945
Average 0,047 0,094
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Kore Inhomo_T2( T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi (°C) °C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)
1 49,9500 0,0269 49,9769 49,966 0,059 50,025 -0,0482 49,077 0,804 49,881 0,0958
2 49,9513 0,0269 49,9782 49,967 0,059 50,026 -0,0479 49,082 0,804 49,886 0,0921
3 49,9517 0,0269 49,9786 49,967 0,059 50,026 -0,0475 49,081 0,804 49,885 0,0935
4 49,9517 0,0269 49,9786 49,967 0,059 50,026 -0,0475 49,076 0,804 49,880 0,0985
5 50 49,9528 0,0269 49,9797 49,966 0,059 50,025 -0,0454 49,085 0,804 49,889 0,0906
6 °C 49,9521 0,0269 49,9790 49,966 0,059 50,025 -0,0461 49,082 0,804 49,886 0,0929
7 49,9538 0,0269 49,9807 49,966 0,059 50,025 -0,0444 49,082 0,804 49,886 0,0946
8 49,9529 0,0269 49,9798 49,967 0,059 50,026 -0,0463 49,082 0,804 49,886 0,0937
9 49,9510 0,0269 49,9779 49,967 0,059 50,026 -0,0482 49,086 0,804 49,890 0,0878
10 49,9524 0,0269 49,9793 49,967 0,059 50,026 -0,0468 49,079 0,804 49,883 0,0962
Average 0,047 0,094
60

Lampiran 3 Pengolahan Data Inhomogenitas Suhu Metanol (Set point 0 ~ 50 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T1 Koreksi2 T1_Koreksi2 Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Koreksi3 Inhomo_T3
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)

1 0,2364 -0,0040 0,2324 0,176 0,004 0,180 0,0528 0,242 -0,058 0,184 0,0483
2 0,2357 -0,0040 0,2317 0,176 0,004 0,180 0,0521 0,240 -0,057 0,183 0,0492
3 0,2349 -0,0040 0,2309 0,176 0,004 0,180 0,0513 0,241 -0,058 0,183 0,0476
4 0,2359 -0,0040 0,2319 0,176 0,004 0,180 0,0523 0,239 -0,057 0,182 0,0501
5 0,2349 -0,0040 0,2309 0,176 0,004 0,180 0,0513 0,239 -0,057 0,182 0,0491
0 °C
6 0,2349 -0,0040 0,2309 0,176 0,004 0,180 0,0513 0,248 -0,059 0,189 0,0423
7 0,2355 -0,0040 0,2315 0,176 0,004 0,180 0,0519 0,238 -0,057 0,181 0,0505
8 0,2368 -0,0040 0,2328 0,176 0,004 0,180 0,0532 0,237 -0,057 0,180 0,0525
9 0,2355 -0,0040 0,2315 0,177 0,004 0,181 0,0508 0,235 -0,056 0,179 0,0528
10 0,2338 -0,0040 0,2298 0,176 0,004 0,180 0,0502 0,248 -0,059 0,189 0,0412
0,052 0,048
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T2 Koreksi2 T2_Koreksi Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Koreksi3 Inhomo_T4
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)
1 0,1355 -0,004 0,1315 0,085 0,002 0,087 0,0447 0,142 -0,034 0,108 0,0235
2 0,1355 -0,004 0,1315 0,085 0,002 0,087 0,0447 0,149 -0,036 0,113 0,0182
3 0,1358 -0,004 0,1318 0,085 0,002 0,087 0,0450 0,145 -0,035 0,110 0,0215
4 0,1362 -0,004 0,1322 0,085 0,002 0,087 0,0454 0,145 -0,035 0,110 0,0219
5 0,1354 -0,004 0,1314 0,085 0,002 0,087 0,0446 0,145 -0,035 0,110 0,0211
0 °C
6 0,1354 -0,004 0,1314 0,085 0,002 0,087 0,0446 0,150 -0,036 0,114 0,0173
7 0,1354 -0,004 0,1314 0,085 0,002 0,087 0,0446 0,148 -0,035 0,113 0,0188
8 0,1344 -0,004 0,1304 0,085 0,002 0,087 0,0436 0,149 -0,036 0,113 0,0171
9 0,1339 -0,004 0,1299 0,085 0,002 0,087 0,0431 0,143 -0,034 0,109 0,0211
10 0,1335 -0,004 0,1295 0,086 0,002 0,088 0,0417 0,148 -0,035 0,113 0,0169
0,044 0,020
61

Lanjutan Lampiran 3 (Set point 10 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T1 Koreksi2 T1_Koreksi2 Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Koreksi3 Inhomo_T3
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)

1 10,1318 0,0029 10,1347 10,087 0,049 10,136 -0,0014 9,967 0,112 10,079 0,0558
2 10,1311 0,0029 10,1340 10,087 0,049 10,136 -0,0021 9,968 0,112 10,080 0,0540
3 10,1336 0,0029 10,1365 10,088 0,049 10,137 -0,0006 9,967 0,112 10,079 0,0576
4 10,1388 0,0029 10,1417 10,088 0,049 10,137 0,0046 9,967 0,112 10,079 0,0628
5 10 10,1378 0,0029 10,1407 10,087 0,049 10,136 0,0046 9,967 0,112 10,079 0,0618
6 °C 10,1378 0,0029 10,1407 10,088 0,049 10,137 0,0036 9,972 0,112 10,084 0,0566
7 10,1371 0,0029 10,1400 10,088 0,049 10,137 0,0029 9,968 0,112 10,080 0,0600
8 10,1371 0,0029 10,1400 10,089 0,049 10,138 0,0019 9,970 0,112 10,082 0,0580
9 10,1372 0,0029 10,1401 10,089 0,049 10,138 0,0020 9,970 0,112 10,082 0,0581
10 10,1391 0,0029 10,1420 10,089 0,049 10,138 0,0039 9,968 0,112 10,080 0,0620
Average 0,002 0,059
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T2 Koreksi2 T2_Koreksi Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Koreksi3 Inhomo_T4
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)
1 10,0818 0,0029 10,0847 10,042 0,049 10,091 -0,0062 9,910 0,110 10,020 0,0643
2 10,0827 0,0029 10,0856 10,042 0,049 10,091 -0,0053 9,915 0,111 10,026 0,0601
3 10,0826 0,0029 10,0855 10,042 0,049 10,091 -0,0054 9,915 0,111 10,026 0,0600
4 10,0816 0,0029 10,0845 10,042 0,049 10,091 -0,0064 9,914 0,110 10,024 0,0600
5 10 10,0816 0,0029 10,0845 10,042 0,049 10,091 -0,0064 9,914 0,110 10,024 0,0600
6 °C 10,0847 0,0029 10,0876 10,042 0,049 10,091 -0,0033 9,910 0,110 10,020 0,0672
7 10,0835 0,0029 10,0864 10,042 0,049 10,091 -0,0045 9,914 0,110 10,024 0,0619
8 10,0840 0,0029 10,0869 10,043 0,049 10,092 -0,0050 9,916 0,111 10,027 0,0604
9 10,0832 0,0029 10,0861 10,043 0,049 10,092 -0,0059 9,918 0,111 10,029 0,0575
10 10,0845 0,0029 10,0874 10,042 0,049 10,091 -0,0035 9,913 0,110 10,023 0,0639
Average 0,005 0,062
62

Lanjutan Lampiran 3 (Set point 20 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T1 Koreksi2 T1_Koreksi2 Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Koreksi3 Inhomo_T3
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)

1 19,9810 0,0080 19,9890 19,970 0,063 20,033 -0,0442 19,645 0,365 20,010 -0,0213
2 19,9827 0,0080 19,9907 19,970 0,063 20,033 -0,0425 19,647 0,365 20,012 -0,0217
3 19,9821 0,0080 19,9901 19,969 0,063 20,032 -0,0421 19,649 0,365 20,014 -0,0243
4 19,9830 0,0080 19,9910 19,969 0,063 20,032 -0,0412 19,646 0,365 20,011 -0,0203
5 20 19,9820 0,0080 19,9900 19,969 0,063 20,032 -0,0422 19,643 0,365 20,008 -0,0183
6 °C 19,9826 0,0080 19,9906 19,968 0,063 20,031 -0,0406 19,642 0,365 20,007 -0,0166
7 19,9821 0,0080 19,9901 19,968 0,063 20,031 -0,0411 19,642 0,365 20,007 -0,0171
8 19,9804 0,0080 19,9884 19,966 0,063 20,029 -0,0408 19,642 0,365 20,007 -0,0188
9 19,9814 0,0080 19,9894 19,966 0,063 20,029 -0,0398 19,647 0,365 20,012 -0,0230
10 19,9805 0,0080 19,9885 19,966 0,063 20,029 -0,0407 19,644 0,365 20,009 -0,0208
Average 0,042 0,020
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Koreksi1 T2 Koreksi2 T2_Koreksi Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Koreksi3 Inhomo_T4
ke- Point (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C) (°C)
1 19,9847 0,0080 19,9927 19,971 0,063 20,034 -0,0415 19,655 0,366 20,021 -0,0279
2 19,9855 0,0080 19,9935 19,972 0,063 20,035 -0,0417 19,655 0,366 20,021 -0,0271
3 19,9863 0,0080 19,9943 19,972 0,063 20,035 -0,0409 19,663 0,366 20,029 -0,0345
4 19,9869 0,0080 19,9949 19,972 0,063 20,035 -0,0403 19,656 0,366 20,022 -0,0267
5 20 19,9869 0,0080 19,9949 19,972 0,063 20,035 -0,0403 19,657 0,366 20,023 -0,0277
6 °C 19,9882 0,0080 19,9962 19,973 0,063 20,036 -0,0400 19,657 0,366 20,023 -0,0264
7 19,9870 0,0080 19,9950 19,973 0,063 20,036 -0,0412 19,655 0,366 20,021 -0,0256
8 19,9873 0,0080 19,9953 19,973 0,063 20,036 -0,0409 19,657 0,366 20,023 -0,0273
9 19,9873 0,0080 19,9953 19,973 0,063 20,036 -0,0409 19,660 0,366 20,026 -0,0304
10 19,9888 0,0080 19,9968 19,974 0,063 20,037 -0,0404 19,660 0,366 20,026 -0,0289
Average 0,041 0,028
63

Lanjutan Lampiran 3 (Set point 30 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore Koreksi2 T1_Kore Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
T1(°C)
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) ksi2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 29,8137 0,0158 29,8295 29,828 0,070 29,898 -0,0680 29,306 0,549 29,855 -0,0258
2 29,8133 0,0158 29,8291 29,828 0,070 29,898 -0,0684 29,305 0,549 29,854 -0,0252
3 29,8104 0,0158 29,8262 29,828 0,070 29,898 -0,0713 29,303 0,549 29,852 -0,0261
4 29,8126 0,0158 29,8284 29,827 0,070 29,897 -0,0681 29,306 0,549 29,855 -0,0269
5 30 29,8128 0,0158 29,8286 29,827 0,070 29,897 -0,0679 29,306 0,549 29,855 -0,0267
6 °C 29,8107 0,0158 29,8265 29,826 0,070 29,896 -0,0690 29,305 0,549 29,854 -0,0278
7 29,8097 0,0158 29,8255 29,825 0,070 29,895 -0,0690 29,304 0,549 29,853 -0,0278
8 29,8093 0,0158 29,8251 29,824 0,070 29,894 -0,0684 29,305 0,549 29,854 -0,0292
9 29,8091 0,0158 29,8249 29,823 0,070 29,893 -0,0676 29,300 0,549 29,849 -0,0243
10 29,8110 0,0158 29,8268 29,821 0,070 29,891 -0,0637 29,302 0,549 29,851 -0,0245
Average 0,068 0,026
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Kore Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 29,8825 0,0159 29,8984 29,903 0,070 29,973 -0,0742 29,399 0,551 29,950 -0,0518
2 29,8814 0,0159 29,8973 29,903 0,070 29,973 -0,0753 29,399 0,551 29,950 -0,0529
3 29,8832 0,0159 29,8991 29,903 0,070 29,973 -0,0735 29,398 0,551 29,949 -0,0500
4 29,8832 0,0159 29,8991 29,904 0,070 29,974 -0,0745 29,400 0,551 29,951 -0,0521
5 30 29,8838 0,0159 29,8997 29,904 0,070 29,974 -0,0739 29,400 0,551 29,951 -0,0515
6 °C 29,8826 0,0159 29,8985 29,904 0,070 29,974 -0,0751 29,399 0,551 29,950 -0,0517
7 29,8826 0,0159 29,8985 29,903 0,070 29,973 -0,0741 29,397 0,551 29,948 -0,0496
8 29,8853 0,0159 29,9012 29,904 0,070 29,974 -0,0724 29,397 0,551 29,948 -0,0469
9 29,8824 0,0159 29,8983 29,904 0,070 29,974 -0,0753 29,398 0,551 29,949 -0,0508
10 29,8824 0,0159 29,8983 29,904 0,070 29,974 -0,0753 29,403 0,551 29,954 -0,0559
Average 0,074 0,051
64

Lanjutan Lampiran 3 (Set point 40 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore Koreksi2 T1_Kore Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
T1(°C)
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) ksi2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 39,7339 0,0219 39,7558 39,758 0,055 39,813 -0,0569 39,069 0,734 39,803 -0,0477
2 39,7351 0,0219 39,7570 39,759 0,055 39,814 -0,0567 39,069 0,734 39,803 -0,0465
3 39,7346 0,0219 39,7565 39,751 0,055 39,806 -0,0492 39,069 0,734 39,803 -0,0470
4 39,7373 0,0219 39,7592 39,768 0,055 39,823 -0,0635 39,075 0,734 39,809 -0,0503
5 40 39,7373 0,0219 39,7592 39,760 0,055 39,815 -0,0555 39,075 0,734 39,809 -0,0503
6 °C 39,7377 0,0219 39,7596 39,760 0,055 39,815 -0,0551 39,075 0,734 39,809 -0,0499
7 39,7419 0,0219 39,7638 39,760 0,055 39,815 -0,0509 39,077 0,735 39,812 -0,0477
8 39,7443 0,0219 39,7662 39,761 0,055 39,816 -0,0495 39,078 0,735 39,813 -0,0463
9 39,7426 0,0219 39,7645 39,761 0,055 39,816 -0,0512 39,078 0,735 39,813 -0,0480
10 39,7439 0,0219 39,7658 39,762 0,055 39,817 -0,0509 39,080 0,735 39,815 -0,0488
Average 0,054 0,048
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Kore Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 39,1216 0,0216 39,1432 39,131 0,054 39,185 -0,0416 38,439 0,730 39,169 -0,0259
2 39,1240 0,0216 39,1456 39,131 0,054 39,185 -0,0392 38,440 0,730 39,170 -0,0245
3 39,1253 0,0216 39,1469 39,131 0,054 39,185 -0,0379 38,443 0,730 39,173 -0,0262
4 39,1261 0,0216 39,1477 39,130 0,054 39,184 -0,0361 38,439 0,730 39,169 -0,0214
5 40 39,1261 0,0216 39,1477 39,129 0,054 39,183 -0,0351 38,439 0,730 39,169 -0,0214
6 °C 39,1265 0,0216 39,1481 39,129 0,054 39,183 -0,0347 38,438 0,730 39,168 -0,0199
7 39,1272 0,0216 39,1488 39,129 0,054 39,183 -0,0340 38,439 0,730 39,169 -0,0203
8 39,1272 0,0216 39,1488 39,129 0,054 39,183 -0,0340 38,439 0,730 39,169 -0,0203
9 39,1278 0,0216 39,1494 39,129 0,054 39,183 -0,0334 38,433 0,730 39,163 -0,0136
10 39,1233 0,0216 39,1449 39,129 0,054 39,183 -0,0379 38,435 0,730 39,165 -0,0201
Average 0,036 0,021
65

Lanjutan Lampiran 3 (Set point 50 °C)

Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore Koreksi2 T1_Kore Inhomo_T1 T3 Koreksi3 T3_Kore Inhomo_ T3
T1(°C)
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) ksi2 (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 49,7588 0,0267 49,7855 49,793 0,059 49,852 -0,0664 49,043 0,804 49,847 -0,0613
2 49,7588 0,0267 49,7855 49,793 0,059 49,852 -0,0664 49,043 0,804 49,847 -0,0613
3 49,7562 0,0267 49,7829 49,793 0,059 49,852 -0,0690 49,043 0,804 49,847 -0,0639
4 49,7534 0,0267 49,7801 49,792 0,059 49,851 -0,0708 49,043 0,804 49,847 -0,0667
5 50 49,7524 0,0267 49,7791 49,792 0,059 49,851 -0,0718 49,043 0,804 49,847 -0,0677
6 °C 49,7524 0,0267 49,7791 49,793 0,059 49,852 -0,0728 49,043 0,804 49,847 -0,0677
7 49,7532 0,0267 49,7799 49,793 0,059 49,852 -0,0720 49,043 0,804 49,847 -0,0669
8 49,7511 0,0267 49,7778 49,793 0,059 49,852 -0,0741 49,043 0,804 49,847 -0,0690
9 49,7511 0,0267 49,7778 49,794 0,059 49,853 -0,0751 49,043 0,804 49,847 -0,0690
10 49,7488 0,0267 49,7755 49,794 0,059 49,853 -0,0774 49,043 0,804 49,847 -0,0713
Average 0,072 0,066
Data Set Tref Koreksi1 Tref_Kore T2 Koreksi2 T2_Kore Inhomo_T2 T4 Koreksi3 T4_Kore Inhomo_ T4
ke- Point (°C) (°C) ksi1 (°C) (°C) (°C) ksi (°C) (°C) (°C) (°C) ksi3 (°C) (°C)

1 48,0930 0,0258 48,1188 48,098 0,058 48,156 -0,0374 47,243 0,791 48,034 0,0845
2 48,0927 0,0258 48,1185 48,098 0,058 48,156 -0,0377 47,242 0,791 48,033 0,0852
3 48,0927 0,0258 48,1185 48,098 0,058 48,156 -0,0377 47,242 0,791 48,033 0,0852
4 48,0899 0,0258 48,1157 48,098 0,058 48,156 -0,0405 47,237 0,791 48,028 0,0874
5 50 48,0896 0,0258 48,1154 48,098 0,058 48,156 -0,0408 47,237 0,791 48,028 0,0871
6 °C 48,0876 0,0257 48,1133 48,098 0,058 48,156 -0,0428 47,239 0,791 48,030 0,0831
7 48,0914 0,0258 48,1172 48,097 0,058 48,155 -0,0380 47,240 0,791 48,031 0,0859
8 48,0914 0,0258 48,1172 48,097 0,058 48,155 -0,0380 47,240 0,791 48,031 0,0859
9 48,0860 0,0257 48,1117 48,097 0,058 48,155 -0,0434 47,235 0,791 48,026 0,0855
10 48,0860 0,0257 48,1117 48,097 0,058 48,155 -0,0434 47,235 0,791 48,026 0,0855
Average 0,040 0,086
66

Lampiran 4 Pengolahan Data Stabilitas Suhu Air


Set Point (°C)
Data ke-
0 10 20 30 40 50
1 0,1024 10,1042 20,0321 30,0399 40,0538 50,0771
2 0,1025 10,1048 20,0320 30,0394 40,0556 50,0757
3 0,1025 10,1042 20,0304 30,0389 40,0552 50,0757
4 0,1036 10,1047 20,0280 30,0393 40,0558 50,0762
5 0,1027 10,1047 20,0294 30,0377 40,0558 50,0767
6 0,1019 10,1050 20,0304 30,0398 40,0572 50,0767
7 0,1002 10,1042 20,0310 30,0393 40,0572 50,0765
8 0,1034 10,1042 20,0290 30,0392 40,0558 50,0758
9 0,1025 10,1032 20,0304 30,0395 40,0579 50,0758
10 0,1027 10,1036 20,0308 30,0395 40,0562 50,0785
MAX 0,1036 10,1050 20,0321 30,0399 40,0579 50,0785
MIN 0,1002 10,1032 20,0280 30,0377 40,0538 50,0757
STABILITAS 0,0017 0,0009 0,0021 0,0011 0,0020 0,0014
59 menit 29 menit 24 menit 36 menit 40 menit 39 menit
Waktu Stabil
Rata – rata ± 38 menit
67

Lampiran 5 Pengolahan Data Stabilitas Suhu Etilen Glikol


Set Point (°C)
Data ke-
0 10 20 30 40 50
1 -0,1038 9,8836 19,9954 30,0514 40,0031 49,9538
2 -0,1033 9,8840 19,9953 30,0501 40,0031 49,9546
3 -0,1043 9,8829 19,9949 30,0504 40,0030 49,9550
4 -0,1036 9,8847 19,9949 30,0510 40,0028 49,9550
5 -0,1038 9,8837 19,9926 30,0500 40,0048 49,9563
6 -0,1052 9,8843 19,9932 30,0512 40,0063 49,9564
7 -0,1052 9,8832 19,9946 30,0519 40,0083 49,9580
8 -0,1029 9,8829 19,9936 30,0527 40,0078 49,9573
9 -0,1035 9,8829 19,9936 30,0527 40,0084 49,9573
10 -0,1035 9,8835 19,9936 30,0515 40,0084 49,9577
MAX -0,1029 9,8847 19,9954 30,0527 40,0084 49,9580
MIN -0,1052 9,8829 19,9926 30,0500 40,0028 49,9538
STABILITAS 0,0012 0,0009 0,0014 0,0014 0,0028 0,0021
67 menit 49 menit 44 menit 40 menit 41 menit 46 menit
Waktu Stabil
Rata – rata ± 48 menit
68

Lampiran 6 Pengolahan Data Stabilitas Suhu Metanol


Set Point (°C)
Data ke-
0 10 20 30 40 50
1 0,2364 10,1326 19,9810 29,8133 39,7362 49,7564
2 0,2357 10,1324 19,9827 29,8133 39,7364 49,7561
3 0,2349 10,1336 19,9821 29,8104 39,7362 49,7562
4 0,2359 10,1379 19,9838 29,8126 39,7373 49,7534
5 0,2349 10,1378 19,9820 29,8128 39,7373 49,7524
6 0,2349 10,1378 19,9826 29,8107 39,7377 49,7524
7 0,2355 10,1371 19,9821 29,8097 39,7398 49,7532
8 0,2368 10,1371 19,9804 29,8093 39,7404 49,7522
9 0,2355 10,1372 19,9814 29,8091 39,7402 49,7522
10 0,2340 10,1379 19,9805 29,8110 39,7400 49,7518
MAX 0,2368 10,1379 19,9838 29,8133 39,7404 49,7564
MIN 0,2340 10,1324 19,9804 29,8091 39,7362 49,7518
STABILITAS 0,0014 0,0027 0,0017 0,0021 0,0021 0,0023
56 menit 36 menit 24 menit 31 menit 29 menit 38 menit
Waktu Stabil
Rata – rata ± 35 menit
69

Keterangan Lampiran 1; Lampiran 2; Lampiran 3;


Data ke- = Jumlah 10 data sesaat sesudah stabil
Set point = Suhu yang dikondisikan pada T tertentu
Tref = Hasil pembacaan suhu pada sensor Treferensi
Koreksi1 = Hasil nilai koreksi dari sertifikat Treferensi (Lampiran 4)
Tref_Koreksi1 = Hasil dari penjumlahan Tref + Koreksi1
T1;T2;T3;T4 = Hasil pembacaan suhu pada sensor T1;T2;T3;T4
Koreksi2 = Hasil nilai koreksi dari sertifikat sensor T1 dan T2 (Lampiran
5)
T1_Koreksi2 = Hasil dari penjumlahan T1 + Koreksi2
Inhomo_T1 = Hasil dari (Absolut (Tref – T1_Koreksi2)) (Persamaan 2.9)
= Hasil nilai koreksi dari sertifikat sensor T3 dan T4 (Lampiran
Koreksi3
6)
T3_Koreksi3 = Hasil dari T3+ Koreksi3
Inhomo_T3 = Hasil dari (Absolut (Tref – T3_Koreksi3)) (Persamaan 2.9)

Keterangan Lampiran 4; Lampiran 5; Lampiran 6;


Data ke- = Jumlah 10 data sesaat sesudah stabil
Set point = Suhu yang dikondisikan pada T tertentu
MAX = Nilai maximum data
MIN = Nilai Minimum data
STABILITAS = Hasil dari (Absolut (MAX – MIN) : 2) (Persamaan 2.11)
Waktu Stabil = Waktu yang dibutuhkan sensor mencapai stabil
70

Lampiran 7 Sertifikat Kalibrasi Treferensi (Thermometer Digital Merk Fluke


Hart Scientific 5626 SN. 3978)
71

Lampiran 8 Sertifikat Kalibrasi T1 = T2 (Thermometer Digital Merk Fluke


Hart Scientific 5615 SN. 935274)
72

Lampiran 9 Sertifikat Kalibrasi T3 = T4 (Thermometer Digital Merk Fluke


Hart Scientific 5627A SN. 943933)

Anda mungkin juga menyukai