The Dharma Scripture “Exposition of Karma” in one fascicle
Kitab Dharma “Paparan Karma” dalam satu bagian. Diterjemahkan oleh Upasaka Salim Lee Yayasan Dharmamega Bumi Borobudur http://www.bumiborobudur.com/
alpāyuḥ (berumur pendek) sebab-sebabnya adalah
1. Membunuh, tidak menghargai kehidupan, tidak melindungi kehidupan 2. Mendorong orang lain untuk mengambil nyawa 3. Mendukung pembunuhan, memuji pembunuhan 4. Memutuskan untuk membunuh 5. Menggugurkan janin 6. Mendorong aborsi 7. Berharap musuhnya mati 8. Merasakan kegembiraan atas kematian musuh 9. Mempersiapkan lahan untuk menyembelih hewan dan membunuh mereka di sana 10. Menyaksikan pertempuran dan bergembira karenanya
dīrghāyuḥ (berumur panjang) sebab-sebabnya adalah
1. Menghargai kehidupan, melindungi kehidupan, tidak membunuh, 2. Mencegah orang lain membunuh 3. Memuji karena tidak melakukan pembunuhan 4. Memutuskan untuk tidak membunuh 5. Membebaskan makhluk hidup yang telah ditangkap untuk disembelih 6. Membebaskan manusia yang akan dipenjara yang akan dieksekusi 7. Memberikan perlindungan kepada makhluk hidup yang diliputi dan dilanda ketakutan 8. Memiliki sikap welas asih terhadap mereka yang tanpa perlindungan 9. Merawat, memberi obat dan merangkul dengan cinta kasih orang yang sakit 10. Memberikan pakaian, makanan dan minuman kepada yang membutuhkan
bahvābādhā (sering sakit) sebab-sebabnya adalah
1. Memukul makhluk hidup dengan tongkat, dengan tangan, atau dengan benda lain 2. Mendorong seseorang untuk memukul makhluk hidup dengan tongkat, dengan tangan, atau dengan benda lain 3. Mendukung, memuji tindakan memukul makhluk hidup dengan tongkat, dengan tangan, atau dengan benda lain 4. Memutuskan untuk memukul makhluk hidup dengan tongkat, dengan tangan, atau dengan benda lain 5. Menyusahkan orangtua 6. Menyusahkan biksu dan biksuni 7. Merasakan kegembiraan saat musuh jatuh sakit 8. Merasakan kegembiraan saat musuh tidak sembuh dari sakit 9. Memberi mereka obat yang salah 10. Kemaruk atas makanan dan minuman, makan makanan yang tidak dapat dicerna. alpābādhā (sehat, jarang sakit) sebab-sebabnya adalah 1. Tidak menyakiti makhluk hidup 2. Menasihati tidak menyakiti 3. Tidak mendukung perbuatan menyakiti 4. Senang orang lain tidak menyakiti 5. Merawat orangtua dan orang sakit Tidak menyanjung perbuatan mencederai 6. Menjenguk dan merawat orang yang patut dihormati 7. Senang orang lain sembuh 8. Menganjurkan memberi pertolongan 9. Peduli terhadap orang sakit 10. Makan dan minum secukupnya
durvarṇa (buruk rupa) sebab-sebabnya adalah
1. Penuh kemarahan dan kebencian 2. Bersikap semaunya dan angkuh 3. Memperdaya orang lain 4. Meresahkan makhluk lain 5. Tidak menghormati orangtua 6. Tidak menghormati orang patut dihormati 7. Merusak kepemilikan orang 8. Merusak penerangan di tempat pemujaan 9. Mencemooh orang yang buruk rupa 10. Sering berbuat negative
prāsādika (rupawan) sebab-sebabnya adalah
1. Tidak marah 2. Berdana pakaian 3. Menghormati orangtua 4. Memperbaiki tempat pembelajaran 5. Memperindah sanggar pemujaan 6. Membersihkan ruangan pemujaan 7. Membersihkan tempat tinggal biarawan Yakin dan hormat pada orang patut dihormati 8. Membersihkan sanggar pemujaan 9. Menghormati orang yang buruk rupa 10. Mengerti sebab terlahir rupawan
alpeśākhya (tak berwibawa; tak berpengaruh) sebab-sebabnya adalah
1. Sering iri hati 2. Tidak senang orang lain berhasil 3. Senang orang lain gagal 4. Iri orang lain tenar 5. Memfitnah orang yang patut dihormati 6. Berteman dengan orang yang tidak baik 7. Tidak hormat kepada orangtua dan yang patut dihormati 8. Menganjurkan orang berbuat buruk 9. Merintangi orang berbuat baik 10. Meremehkan orang yang tidak berpengaruh
maheśākhya (berwibawa; berpengaruh besar) sebab-sebabnya adalah
1. Tidak iri hati 2. Senang orang lain berhasil 3. Berempati orang lain gagal 4. Senang orang lain tenar 5. Berempati orang kehilangan ketenaran 6. Bertekad tergugah, membuat rupa Buddha dan mempersembahkan kanopi Memperbaiki dan memperindah sanggar pemujaan 7. Menghormati orangtua dan orang patut dihormati 8. Menganjurkan tidak berbuat buruk 9. Menganjurkan berbuat baik 10. Tidak merendahkan orang yang tidak berpengaruh Yakin dan menjunjung Tri Ratna
nīcakula (terlahir di keluarga tak terhormat) sebab-sebabnya adalah
1. Tidak menghormati ayah Bersikap semaunya dan congkak 2. Tidak menghormati ibu 3. Tidak menghormati sramana 4. Tidak menghormati brahmana 5. Tidak menghormati sesepuh 6. Tidak menghormati guru 7. Tidak menyambut sesepuh 8. Tidak mematuhi nasihat orangtua 9. Tidak berkenan menerima bimbingan 10. Merendahkan orang yang tidak terhormat
uccākula (terlahir di keluarga terhormat) sebab-sebabnya adalah
1. Menghormati ayah 2. Menghormati ibu 3. Menghormati sramana 4. Menghormati brahmana 5. Menghormati sesepuh 6. Menghormati guru 7. Menyambut sesepuh 8. Mematuhi nasihat orangtua 9. Menerima bimbingan orang patut dihormati 10. Tidak meremehkan orang terlahir rendah
alpabhogā (hidup kekurangan) sebab-sebabnya adalah
1. Mencuri 2. Menyuruh mencuri 3. Mendukung perbuatan mencuri 4. Senang orang lain mencuri 5. Menghamburkan jerih payah orangtua Memfitnah orangtua 6. Menghujat orang yang patut dihormati 7. Tidak senang orang lain berhasil 8. Merintangi keberhasilan orang lain 9. Tidak tergerak untuk memberi 10. Senang melihat bencana kelaparan
mahābhoga (hidup berlimpah) sebab-sebabnya adalah
1. Tidak mencuri 2. Menganjurkan tidak mencuri 3. Memuji tidak mencuri 4. Senang orang lain tidak mencuri 5. Menghormati dan menafkahi orangtua 6. Menyokong kebutuhan orang patut dihormati 7. Senang orang lain berhasil Sering melakukan pemberian bermanfaat 8. Memberi bantuan kepada yang membutuhkan 9. Senang orang lain memberi 10. Berempati dan peduli pada bencana kelaparan
duṣprajña (pengertian keliru) sebab-sebabnya adalah
1. Tidak memohon bimbingan sramana dan brahmana 2. Selalu bertemu ajaran keliru 3. Tidak berkesempatan menjalankan ajaran benar Tidak mendatangi guru dan tidak menyakini ajaran 4. Menganggap ajaran yang keliru itu benar 5. Kikir berbagi Dharma 6. Berkumpul dengan orang berpandangan keliru 7. Menjauhi orang yang berpandangan benar 8. Menyanjung pandangan keliru 9. Menolak pandangan yang benar 10. Merendahkan orang yang diliputi delusi (moha)
mahāprajñā (pengertian tepat) sebab-sebabnya adalah
1. Memohon ajaran kepada sramana dan brahmana 2. Senantiasa bertemu ajaran yang benar 3. Memanfaatkan kesempatan mendengar ajaran 4. Menjunjung ajaran yang benar 5. Membicarakan ajaran yang benar 6. Kumpul dengan orang yang berpengertian benar 7. Menghayati ajaran yang benar 8. Tekun berlatih dan mempelajari ajaran 9. Meninggalkan pandangan keliru 10. Tidak merendahkan orang yang diliputi delusi
nāraka (alam neraka) sebab-sebabnya adalah
1. Berbuat negatif yang berat melalui tubuh 2. Berbuat negatif yang berat melalui ucapan 3. Berbuat negatif yang berat melalui pikiran 4. Menganut pandangan kemusnahan 5. Menganut pandangan keabadian 6. Menganut pandangan tidak ada sebab 7. Menganggap perbuatan tidak membawa akibat 8. Berpandangan tak ada yang eksis sama sekali 9. Menganut pandangan buntu 10. Tidak tahu balas budi
tiryagyoni (alam binatang) sebab-sebabnya adalah
1. Berbuat negatif tingkat menengah lewat tubuh 2. Berbuat negatif tingkat menengah lewat ucapan 3. Berbuat negatif tingkat menengah lewat pikiran 4. Berbuat negatif karena ketertarikan (raga) 5. Berbuat negatif karena penolakan (dvesa) 6. Berbuat negatif karena delusi (moha) 7. Mencaci dan mencela 8. Menyakiti dan mencelakai makhluk 9. Memberi persembahan yang tidak murni 10. Berbuat merugikan karena nafsu seksual
preta (alam preta) sebab-sebabnya adalah
1. Berbuat negatif yang ringan melalui tubuh 2. Berbuat negatif yang ringan melalui ucapan 3. Berbuat negatif yang ringan melalui pikiran 4. Selalu merasa kekurangan 5. Berbuat negatif karena merasa tidak cukup 6. Iri hati 7. Berpandangan keliru 8. Keterikatan kuat terhadap materi di saat ajal 9. Mati kelaparan 10. Mati kehausan asura (alam asura) sebab-sebabnya adalah 1. Berbuat negatif sangat ringan melalui tubuh 2. Berbuat negatif sangat ringan melalui ucapan 3. Berbuat negatif sangat ringan melalui pikiran 4. Merasa unggul dari orang yang setara, merasa setara dengan orang yang unggul 5. Menganggap skandha sebagai “aku” dan “milikku” 6. Merasa punya pencapaian tertentu padahal tidak 7. Sombong terhadap orang yang setara atau kurang dari dirinya 8. Merasa punya kualitas tertentu padahal tidak 9. Merasa unggul dari orang yang lebih baik 10. Berpaling dari akar kebajikan
manuṣya (alam manusia) sebab-sebabnya adalah
1. Tidak membunuh 2. Tidak mencuri, tidak mengambil yang tidak diberikan 3. Tidak berbuat merugikan karena nafsu seksual 4. Meyakini dan menghormati brahmana 5. Tidak berbicara yang tidak berguna 6. Tidak berbicara memecah-belah 7. Tidak berbicara menyakitkan 8. Tidak diliputi ketamakan (lobha) Meninggalkan minuman keras dan daging 9. Tidak diliputi penolakan (dvesa) 10. Tidak berpandangan keliru
kāmāvacaradeva (dewa di alam keinginan) sebab-sebabnya adalah
menjalankan 10 perbuatan bajik secara lengkap
rūpāvacaradeva (dewa di alam berwujud) sebab-sebabnya adalah
menjalankan 10 perbuatan bajik secara lengkap disertai pikiran terintegrasi (samadhi)
ārūpyāvacaradeva (dewa di alam tak berwujud) sebab-sebabnya adalah
empat tahap penyerapan (samapatti) di alam tak berwujud (ārūpyadhātu) 1. penyerapan angkasa tak terbatas (ākāśānantyāyatana) 2. penyerapan kesadaran tak terbatas (vijñānānantyāyatana) 3. penyerapan ketiadaan (ākiṃcanyāyatanam) 4. penyerapan bukan-persepsi bukan-non-persepsi (naivasaṃjñānāsamjñāyatana)
karma niyatopapattisaṃvartanīya (perbuatan yang membuahkan hasil pasti) sebab-sebabnya adalah
1. Memberi persembahan kepada Buddha, Dharma, Sangha dan orang yang menjalankan sila 2. Memberi dilandasi motivasi yang luhur 3. Kemudian mendedikasikannya
karma āniyatopapattisaṃvartanīya (perbuatan yang membuahkan hasil tak pasti) sebab-sebabnya
adalah 1. Tidak dilandasi pikiran luhur 2. Tidak mempraktikkan 3. Tidak membangkitkan tekad dan tidak mendedikasikannya
deśāntaravipāka (terlahir di daerah pinggiran) sebab-sebabnya adalah
1. Memberi kepada Triratna dan orang yang menjalankan sila, tapi tidak dilandasi pikiran luhur 2. Ingin terlahir di daerah ‘pinggiran’