SOUTHEAST ASIA : Indonesia, Philippines, Malaysia, Myanmar, Thailand, Singapore
Berdasarkan artikel ini, aksi terrorisme dan perlawanan terhadap terrorisme ditinjau di berbagai negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Singapura. Artikel ini ditulis oleh beberapa orang dari unit peneliti dari S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University, Singapore, dan seorang dosen di Institute for Peace Studies, Prince of Songkla University (Hat Yai Campus), Thailand. Artikel tersebut dipublikasikan oleh International Centre for Political Violence and Terrorism Research pada tanggal 1 Januari 2024. Negara yang pertama kali dibahas dalam artikel ini adalah Indonesia. Ancaman yang ditimbulkan oleh berbagai jaringan teroris di Indonesia secara menyeluruh menunjukkan hasil yang positif pada tahun 2023. Jumlah serangan yang dilakukan oleh teroris menurun dari satu serangan menjadi tidak ada serangan dari tahun 2022 hingga tahun 2023. Namun, negara Indonesia perlu menjaga kewaspadaannya karena berbagai organisasi teroris di Indonesia, seperti Jemaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok pro-Islamic State (IS) dan pro-Al-Qaeda (AQ), dan Darul Islam, terkenal tidak mudah menyerah dalam memanfaatkan dinamika sosial-politik Indonesia. Berdasarkan artikel ini, jaringan-jaringan teroris tersebut mulai melemah karena banyaknya anggota teroris senior yang telah tertangkap. Akan tetapi, jaringan-jaringan teroris tersebut masih berinteraksi dengan jaringan teroris internasional dan mendorong berbagai pihak untuk menyebarkan semangat jihad. Selain itu, target utama dari serangan teroris di tahun 2023 adalah aparat kepolisian dan markas-markas kepolisian. Mereka tidak hanya berencana untuk meluncurkan aksi ketika diselenggarakannya kegiatan pemilu pada tahun 2024, mereka juga mempersiapakan diri melakukan jihad bersenjata. Mereka berencana melakukan tersebut dengan berdasarkan hadis (sabda) prediksi “akhir zaman”. Secara spesifik, rencana tersebut mengacu terhadap hadis yang menyatakan seorang mujahidin akan memimpin umat Islam menuju kemenangan setiap 100 tahun yang dihitung dari jatuhnya Utsmaniyah pada tahun 1924 –yang menunjukkan bahwa kemenangan umat Islam akan datang pada tahun 2024. Kemampuan Indonesia dalam menanggulangi terorisme telah berkembang. Hal ini ditandai dengan dibentuknya perundang-undangan anti-terorisme dan dibentuknya kesatuan anti-terorisme, yaitu Densus 88. Ditambah lagi, berbagai organisasi masyarakat sipil turut berperan dalam memerangi terorisme di Indonesia. Akan tetapi, upaya-upaya tersebut memiliki kendala, yaitu kurang memadainya peralatan dalam menjalankan tugas, minimnya dana insentif, dan lemahnya metode evaluasi.