Kali/sungai Gendol adalah sebuah sungai yang berhulu di lereng Gunung Merapi
sebelah timur dan bermuara di Sungai Opak. Sungai Gendol secara administratif mencakup
tujuh kecamatan yaitu: Cangkringan, Kalasan, Kemalang, Manisrenggo, Ngemplak,
Pakem, Srumbung. Dari ke tujuh kecamatan tersebut, Kecamatan Cangkringan adalah
kecamatan yang paling dekat dengan Gunungapi Merapi, sehingga dampak yang diterima
lebih besar/banyak dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Sungai Gendol
terletak di Sub DAS Gendol yang secara umum merupakan kawasan resapan air. Pasca erupsi
Gunungapi Merapi tahun 2010, banyak material pasir dan batu memenuhi badan Sungai
Gendol. Keberadaan material tersebut menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar Sub
DAS Gendol, walaupun sebenarnya keberadaan material tersebut juga dapat mengganggu
ekosistem di lingkungan sekitar Sub DAS Gendol secara langsung maupun tidak langsung.
Akibat dari adanya material yang selalu tersedia dari tahun ke tahun seperti pasca
erupsi 2010, mata pencarian masyarakat sekitar lama-kelamaan berubah menjadi penambang
pasir dan batu. Akan tetapi, bukan hanya masyarakat sekitar Sungai Gendol yang bermata
pencaharian sebagai penambang pasir dan batu yang menambang, akan tetapi masyarakat dari
luar desa atau bahkan luar provinsi juga ikut menambang pasir dan batu di Sungai Gendol.
Diperkirakan hampir 800 truk per hari lalu lalang mengangkut material pasir dan batu dari
Sungai Gendol. Selain dari pada itu, para penambang khususnya penambang yang berasal
dari luar hanya mengutamakan keuntungan pribadi yaitu dengan terus menambah volume
material tanpa memperhatikan kaidah reklamasi lahan yang benar dan aturan-aturan
penambangan pasir dan batu di Sungai Gendol yang telah dibuat oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sleman. Begitu juga dengan berdirinya permukiman yang berada kurang dari 150
m dari pinggir Sungai Gendol.
Berdasarkan alasan tersebut, kami berencana akan membentuk suatu Komunitas
Masyarakat Peduli Sungai Gendol Lestari yang bertujuan untuk menjaga kelestarian
lingkungan Sungai Gendol. Akan tetapi pertama kali, kami mengadakan FGD (Forum Grup
Discussion) terlebih dahulu yang bertujuan untuk mencari permasalahan-permasalahan
maupun potensi-potensi yang ada di Sungai Gendol dan sekitarnya. Kemudian,
permasalahan-permasalahan dan potensi-potensi yang ada tersebut beserta hasil dari survei
lapangan maka dibuatlah peta permasalahan dan potensi Sub DAS Gendol.
Kerusakan lingkungan atau permasalahan-permasalahan yang terjadi diakibatkan oleh
ketidaktahuan penambang terhadap pemahaman pertambangan dan aturan-aturan yang ada
sehingga perlunya suatu penyuluhan/pemberian informasi mengenai pertambangan serta
peraturan-peraturan yang ada dengan cara menghadirkan beberapa nara sumber seperti Balai
Sabo, Bappeda, ESDM, dan Dinas Pertanian.
Hasil akhir dari kegiatan ini adalah dengan terbentuknya Komunitas Masyarakat
Peduli Sungai Gendol Lestari. Pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Sungai Gendol
merupakan salah satu langkah untuk menata Kali Gendol. Peranan komunitas ini sangat
penting, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan
hidup di Sub DAS Gendol, sehingga diharapkan keberadaan kelestarian lingkungan dapat
selalu terjaga walaupun terdapat kegiatan penambangan pasir dan batu.
HALAMAN PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
BORANG ISIAN PbM iii
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
BAB III PELAKSANAAN 10
BAB IV REKOMENDASI 25
LAMPIRAN