34
Indikator
Kesejahteraan Rakyat
Welfare Indicators
2013
ps
.g
o.
id
.b
ta
r
ka
ya
og
y
://
tp
ht
id
Naskah - Manuscript :
o.
Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat - Welfare Statistics Sub. Division
g
Bidang Statistik Sosial – Social Statistics Division
s.
bp
a.
Gambar Kulit/Cover Design:
rt
Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat - Welfare Statistics Sub. Division
ka
ya
Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat 2013 merupakan publikasi tahunan Badan Pusat
Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, yang menyajikan data tentang tingkat perkembangan
kesejahteraan rakyat dari waktu ke waktu. Data yang digunakan bersumber dari data primer hasil
survei BPS (Survei Sosial Ekonomi Nasional dan Survei Angkatan Kerja Nasional) serta instansi
lain di luar BPS.
Publikasi ini menyajikan statistik dan indikator kesejahteraan rakyat yang diharapkan
id
dapat digunakan sebagai dasar perencanaan maupun evaluasi terhadap upaya peningkatan
o.
kualitas hidup masyarakat. Statistik yang dicakup meliputi antara lain aspek kependudukan,
g
s.
kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, perumahan, serta sosial
bp
lainnya. Dengan demikian, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2013 diharapkan mampu
a.
menjembatani dan memperkecil kesenjangan antara kebutuhan dan penyediaan data.
rt
ka
Kepada semua pihak yang telah secara aktif berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini,
ya
disampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Saran untuk perbaikan
og
Y. Bambang Kristianto, MA
id
concern. We hope that the publication qualifies itself to fill the gap between availability and the
o.
need of respective information.
g
s.
We sincerely appreciate to whom has kindly made significant contribution to this
bp
publication. Finally, we are always appreciate to any comment on this publication for further
a.
improvement of the similar publications in the coming years.
rt
ka
ya
yog
://
tp
Y. Bambang Kristianto, MA
id
o.
Peningkatan taraf kesejahteraan rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta di bidang kesehatan
g
s.
antara lain terlihat dari kenaikan Angka Harapan Hidup. Pada tahun 2013 Angka Harapan Hidup
bp
di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan dari 73,27 tahun menjadi 73,62 tahun.
a.
rt
Dari sisi kesehatan lainnya, banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama
ka
sebulan yang lalu pada tahun 2013 sebesar 49,41 persen, dengan keluhan terbanyak adalah batuk
ya
(45,84 persen), pilek (42,52 persen), dan pilek (22,95 persen). Dari aspek ketenagakerjaan pada
og
tahun 2013, sektor pertanian merupakan lapangan usaha utama di dalam penyerapan tenaga kerja
y
://
Kondisi dan kualitas rumah yang ditempati menunjukkan keadaan sosial ekonomi rumah
ht
tangga. Semakin baik kondisi dan kualitas rumah yang ditempati, menggambarkan semakin baik
keadaan sosial ekonomi suatu rumah. Pada Tahun 2013 persentase rumah tangga yang
menggunakan air bersih sebagai sumber air minum sedikit mengalami peningkatan dibandingkan
tahun lalu, yaitu dari 89,37 persen menjadi 90,78 persen. Sementara itu persentase rumah tangga
dengan lantai bukan tanah mencapai lebih dari 93,68 persen pada tahun 2013. Jumlah wisatawan
yang berkunjung ke Yogyakarta pada Tahun 2013 mengalami kenaikan 7,45 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu penduduk yang menunaikan ibadah haji pada
Tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 19,92 persen dibandingkan tahun 2012.
of Life Expectancy at Birth (e0). Life expectancy of D. I. Yogyakarta increased from 73,27 to
id
73,62 years in 2013. The percentage of population who had health complaints during the
g o.
reference month was 49,41 percent, with most frequent problems befalling the population was
s.
cough (45,84 percent), cold (42,52 percent), and fever (22,95 percent).
bp
Agriculture sector is the main industry in absorbing employment in Daerah Istimewa
a.
rt
Yogyakarta. Almost 28 percent Population of 15 years old and over was recorded have jobs in
ka
agriculture.
ya
Condition and quality of houses occupied by household may indicate socio economic
og
condition of household. The better of condition and quality of the houses shows the better of
y
://
socio economic level of household. In 2013, the housing indicators such as percentage of
tp
drinking water owned increased compare to 2012, from 89,37 percent to 90,78 percent. From
ht
the point of view of floor material, there were more than 93,68 percent of household occupied
houses with non earth floor material. The numbers of tourists in 2013 who visited Yogyakarta
increased, meanwhile the number of pilgrim going to Mecca decreased in 2012 (19,92 percent).
Halaman
page
id
Penjelasan Teknis/Technical Notes ....................................................................................... ix-xiv
o.
Pendahuluan/Introduction ................................................................................................... xv-xvi
g
s.
bp
1. Kependudukan/Population ................................................................................................. 1-7
a.
2. Kesehatan/Health......... .................................................................................................... 8-15
rt
ka
id
S D/PS Sekolah Dasar/ Primary School
o.
g
S L T P/ JHS Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/ Junior High School
s.
S L T A/ SHS Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/ Senior High School
APS
bp
Angka Partisipasi Sekolah/School Participation Ratio
a.
rt
APK Angka Partisipasi Kasar/Gross Enrollment Ratio
ka
id
g o.
3. Laju Pertumbuhan Penduduk adalah ukuran rata-rata
s.
bp
kecepatan pertambahan penduduk per tahun.
a.
rt
4. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang
ka
ya
id
o.
membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15
g
tahun ke atas.
s.
bp
a.
10. Angka Partisipasi Kasar
rt
Persentase antara jumlah murid SD/SLTP/SLTA dengan
ka
ya
tahun.
y
://
id
Jumlah kelas SD/SLTP/SLTA
o.
g
s.
16. Angkatan Kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas
bp
yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak
a.
bekerja dan pengangguran.
rt
ka
ya
Jumlah Pengangguran
X 100%
Jumlah Angkatan Kerja
id
o.
21. Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang tidak
g
bekerja dan pada saat survei orang tersebut sedang mencari
s.
bp
pekerjaan, baik mereka yang belum pernah bekerja dan
a.
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau mereka yang
rt
sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau
ka
ya
pekerjaan.
y
://
Penduduk
id
g o.
Mengurus
s.
Bekerja Pengang-
Sekolah Lainnya
guran Rumah tangga
bp
a.
rt
ka
ya
Mencari
://
Memper-
Pekerjaan Merasa tak Sudah punya
siapkan Usaha
tp
Pekerjaan bekerja
id
dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Nilai Koefisien
o.
Gini terletak antara nol yang mencerminkan kemerataan
g
s.
sempurna dan satu yang menggambarkan ketidakmerataan
bp
sempurna.
a.
rt
ka
id
Ruang Lingkup
o.
Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) menyajikan
g
s.
gambaran mengenai taraf kesejahteraan rakyat Daerah
bp
Istimewa Yogyakarta, perkembangannya antar waktu serta
a.
perbandingan antar kabupaten/kota. Publikasi ini menyajikan
rt
ka
tersebut.
://
tp
id
Upaya untuk menyediakan sumber data yang tetap bagi
o.
publikasi Inkesra telah dilakukan melalui perluasan cakupan
g
s.
pertanyaan pokok (data kor) Susenas yang diadakan setiap
bp
tahun. Dengan demikian publikasi Inkesra mempunyai sumber
a.
data yang pasti dan berkesinambungan sehingga selalu dapat
rt
ka
sebagainya.
ht
id
lain sumber daya manusia, sumber daya diperhatikan dalam pembangunan adalah
o.
alam, dan sumber daya lainnya. Salah satu masalah kependudukan, antara lain meliputi
g
s.
sumber daya yang paling menentukan jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk.
bp
keberhasilan pembangunan adalah sumber a. Untuk menunjang keberhasilan
daya manusia yaitu penduduk, di samping pembangunan dalam menangani
rt
ka
juga aset atau sumber daya lainnya. permasalahan penduduk, maka kebijakan
ya
Penduduk dalam hal ini diposisikan menjadi pembangunan kependudukan diarahkan pada
og
pembangunan, juga dapat menjadi peng- demikian diharapkan tercipta penduduk yang
hambat proses pembangunan. Semakin berkualitas dan tersebar merata di seluruh
banyak jumlah penduduk seharusnya wilayah sehingga hasil-hasil pembangunan
semakin banyak pelaku pembangunan dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat
diharapkan juga akan memberikan input secara adil dan merata.
pembangunan yang bernilai lebih. Jumlah
penduduk yang banyak dan diikuti dengan
kualitas yang baik, maka penduduk akan Laju pertumbuhan penduduk Daerah Istimewa
Yogyakarta selama periode 2000-2010 sebesar
menunjang pembangunan. Sebaliknya, 1,04 persen
jumlah penduduk banyak namun dengan
kualitas yang minim hanya akan
menghambat pembangunan.
1705900
1,200,000
1546861
1431986
id
400,000 Jawa Timur 0,70 0,76
o.
200,000
0
Banten - 2,78
g
1990 2000 2010 Bali 1,31 2,15
s.
Laki-laki Perempuan
bp
Indonesia 1,40 1,49
a.
Sumber : BPS, Statistik Indonesia 2013
rt
Source: BPS, 2013 Statistical Yearbook of Indonesia
Jumlah dan Laju Pertumbuhan
ka
ya
Penduduk
Bila dibandingkan dengan provinsi-
og
id
yang tidak seimbang antar kabupaten/kota.
o.
kependudukan yang umum digunakan karena
Oleh karena itu diharapkan adanya
g
mampu mencerminkan tingkat pemerataan
s.
persebaran penduduk yang lebih merata dari
bp
penduduk dalam suatu wilayah. Tinggi
a. wilayah yang padat penduduknya ke wilayah
rendahnya tingkat kepadatan penduduk dapat
yang jarang penduduknya atau rendah
rt
membawa dampak positif maupun negatif.
ka
tingkat kepadatannya.
Kepadatan yang sudah pada titik jenuh,
ya
og
mungkin akan lebih banyak memberi Tabel 1.2 Kepadatan Penduduk di Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2000-2012, 2013
y
penduduk seperti fasilitas sosial dan Kulonprogo 633 663 671 668
Bantul 1 541 1 798 1 831 1 869
ekonomi.
Gunungkidul 451 455 461 471
Pemerataan dan keseimbangan dapat
Sleman 1 568 1 902 1 939 1 986
juga dilakukan dengan relokasi penduduk
Yogyakarta 12 206 11 958 12 123 12 391
dalam bentuk migrasi sehingga terjadi
kondisi ideal dan seimbang antara penduduk Sumber : BPS, Sensus Penduduk 2000-2010, Proyeksi
Penduduk Indonesia 2010-2035
dan ketersediaan sumber daya.
Source : BPS, 2000-2010 Population Census,
Gejala umum yang terjadi adalah Indonesian Population Projection 2010-
2035
bahwa kepadatan penduduk cenderung tinggi
id
sekitar 11 persen. produktif (15-64 tahun). Penduduk muda
o.
Bila dilihat menurut tingkat berusia di bawah 15 tahun umumnya secara
g
s.
kepadatannya, angka kepadatan tertinggi ekonomis masih tergantung pada orang tua
bp
pada 2013 tercatat di Kota Yogyakarta, a. atau orang lain yang menanggungnya.
sebesar 12.391 jiwa per km², yang diikuti Sementara penduduk berusia di atas 65 tahun
rt
ka
oleh Kabupaten Sleman dan Bantul. Pada juga dianggap tidak produktif lagi.
ya
usia kerja.
ht
id
menimbulkan masalah yang cukup serius
o.
dalam kehidupan sosial. Status Perkawinan / Marital
g
Status
s.
Jenis Kelamin/ Jumlah
bp
Tabel 1.3 Komposisi Penduduk dan Angka Beban Sex Belum Kawin/ Cerai Cerai / Total
Tanggungan di Daerah Istimewa
a. kawin/ Married Hidup/ Mati/
Yogyakarta, 2011-2013 (Persen) Single Divorced Widowed
rt
Table 1.3 Composition of Population and (1) (2) (3) (4) (5) (6)
ka
Tanggungan Male+Female
://
Ratio
Laki-laki/Male 26,55 59,04 2,20 12,21 100,00
ht
2011 22,26 68,47 9,27 100,00 46 Perempuan/Female 31,00 59,71 1,67 7,62 100,00
Laki-laki+Perempuan/35,62 60,42 1,11 2,85 100,00
2012 22,30 68,42 9,28 100,00 46 Male+Female
2013
2013 21,96 68,78 9,26 100,00 46 Laki-laki/Male 36,54 59,91 0,73 2,82 100,00
Sumber: BPS, Susenas 2011-2013 Perempuan/Female 27,30 59,15 2,1 11,40 100,00
Source : BPS, 2012- 2013 National Socio Economic Laki-laki+Perempuan/31.83 59,52 1,45 7,20 100,00
Survey Male+Female
id
naik sekitar 0,34 poin (lihat tabel 1.4). Usia Perkawinan Pertama
o.
Usia perkawinan pertama wanita
g
s.
Gambar 1.3. : Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut sangat mempengaruhi tingkat fertilitas dan
bp
Jenis Kelamin dan Status Perkawinan
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013 a. perkembangan jumlah penduduk. Makin
Figure 1.3. : Population 10 Years Old and Over by
muda usia perkawinan memberi peluang
rt
Sex and Marital Status in Daerah
Istimewa Yogyakarta, 2013
ka
60,00
59,52 hal ini akan menjadikan tingkat kelahiran
og
31,83
tp
30,00
masa reproduksi wanita dan itu berarti
ht
20,00
7,20 peluang tingkat kelahiran akan rendah.
10,00
1,45
Usia perkawinan pertama yang terlalu
,00
Blm Kwn Cr Hdp Cr Mt muda maupun terlalu tua akan memberi
Kwn
L P L+P resiko tinggi bagi wanita itu sendiri. Kondisi
fisik ketika mengandung dan melahirkan
Jika dilihat pada status cerai hidup/ yang tidak ideal berakibat buruk bagi ibu dan
mati, penduduk perempuan dengan status ini anak yang dilahirkan. Usia perkawinan
selalu lebih tinggi dibanding penduduk laki- pertama bagi wanita yang dianjurkan
laki, seperti terlihat dari data 3 tahun terakhir menurut kesehatan yaitu antara 20-30 tahun.
(2011-2013). Hal ini mencerminkan bahwa Tabel 1.5 memperlihatkan bahwa pada
perempuan lebih dapat bertahan dengan tahun 2013 persentase wanita pernah kawin
status jandanya (janda cerai mati) dibanding yang usia perkawinan pertamanya kurang
id
membantu menunda usia perkawinan
o.
Tabel 1.5 Persentase Wanita Pernah Kawin Usia 10
pertama bagi seorang wanita dan pada
g
Tahun ke atas menurut Umur Perkawinan
s.
Pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta, akhirnya dapat menekan tingkat kelahiran.
bp
2011 – 2013
Table 1.5 Percentage of Ever Marriage Women a.
Aged 10 Years and Above by Age at First
rt
Married in Daerah Istimewa Yogyakarta,
2011 – 2013
ka
ya
16 17-18 19-24 25 +
://
tp
id
kesejahteraan dan menjadi salah satu fokus tingginya di seluruh wilayah Republik
o.
utama pembangunan manusia. Berkaitan Indonesia sehingga tercapai visi
g
s.
dengan hal tersebut, pemerintah sudah pembangunan kesehatan yaitu Masyarakat
bp
menggalakkan berbagai program untuk
a. Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan.
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Upaya yang telah dilakukan di
rt
ka
bayi dan angka kematian ibu serta berkualitas, yaitu dengan memberikan
y
dilaksanakan selama ini dianggap telah yang kompeten; peningkatan sarana dan
berhasil meningkatkan derajat kesehatan prasarana kesehatan melalui pembangunan
masyarakat secara cukup bermakna, puskesmas, posyandu, dan rumah sakit;
walaupun masih banyak dijumpai berbagai penyediaan obat yang terjangkau oleh
masalah dan hambatan. Pada kurun waktu masyarakat, dan pendistribusian tenaga
2010-2014 penekanan pembangunan kesehatan secara merata.
kesehatan diprioritaskan pada pencapaian Banyak indikator yang digunakan
sasaran nasional, standar pelayanan minimal untuk melihat derajat kesehatan penduduk.
(SPM), dan Millenium Development Goals Beberapa indikator utama yang sering
(MDGs). Target yang ingin dicapai melalui digunakan antara lain Angka Kematian Bayi
pembangunan kesehatan tersebut adalah (AKB, Infant Mortality Rate, IMR) dan
masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai Angka Harapan Hidup (AHH, Expectation of
id
penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Mortality Rate
o.
secara umum semakin meningkat. Hal ini
g
Angka Harapan
s.
ditandai dengan menurunnya angka kematian Hidup/ 73,22 73,27 73,62
bp
Life Expectancy
bayi dan meningkatnya angka harapan hidup. a.
Angka kematian bayi di Daerah
rt
Sumber: BPS, DIY Dalam Angka 2011-2013 BPS
ka
sebesar 18,1 per 1000 kelahiran hidup, pada Secara umum dapat disimpulkan
://
tp
tahun 2012 mengalami sedikit penurunan adanya kenaikan kualitas fisik atau kualitas
ht
menjadi 18,0 per 1000 kelahiran hidup kesehatan penduduk di Daerah Istimewa
sedangkan pada tahun 2013 turun kembali Yogyakarta sampai dengan tahun rujukan
menjadi 17,0 per 1000 kelahiran hidup. 2013 yang ditandai dengan menurunnya
Sebaliknya angka harapan hidup Angka Kematian Bayi (AKB) dan
penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta pada meningkatnya Angka Harapan Hidup.
tahun 2011 sebesar 73,22 mengalami sedikit Dimensi AKB di antaranya adalah kesehatan
peningkatan menjadi 73,27 pada tahun 2012 ibu semasa hamil hingga masa nifas dan
dan 73,62 tahun pada tahun 2013. Kondisi kesehatan lingkungan tempat tinggal.
ini menunjukkan bahwa anak yang lahir pada Termasuk di dalamnya faktor penolong
tahun 2013 diperkirakan akan hidup rata-rata kelahiran/persalinan.
sampai umur 73,62 tahun.
id
2.19 3.47 0.40 Tahun/ Tenaga
o.
Medis Dukun/
Year Dokter/ Bidan/ lain/ Tradition Lainnya
g
2011 2012 2013 Doctor Midwife Others al Birth /Others
s.
Medical Attendant
Tenaga Kesehatan Tenaga Non Kesehatan Personnel
bp
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
proses kelahiran/persalinan serta kondisi Source : BPS, 2011-2013 National Socio Economic
://
Survey
lingkungan tempat tinggal. Data penolong
tp
id
Yogyakarta, 2011-2013
yaitu dokter, bidan, dan tenaga medis
o.
lainnya.
g
s.
Penolong Kelahiran/Birth Attendant
Peningkatan derajat dan status
bp
Tenaga Dukun/
Medis Traditio a. kesehatan ini tidak terlepas dari ketersediaan
Tahun/ Year lain/
Dokter/ Bidan/ Others nal Lainnya
/ dan keterjangkauan sarana dan prasarana
rt
Doctor Midwife Medical Birth Others
Attenda
ka
(1) (2) (3) (4) (5) (6) tenaga kesehatan yang tersedia. Pemerintah
og
2011 40,58 58,50 0,24 0,68 0,00 selalu berupaya untuk memperluas akses
y
100.00
meningkatkan jumlah maupun kualitasnya.
2013 44,89 54,62 0,26 0,16 0,07
ht
id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Imunisasi
o.
Di samping pemberian ASI,
g
2011 4,93 5,86 11,91 20,51 56,78
s.
2012 6,67 5,29 12,35 20,64 55,05 imunisasi juga sangat berperan dalam
balita berumur 2-4 tahun menurut lamanya penyakit. Ada banyak macam jenis imunisasi
y
://
disusui yang terbagi dalam 5 kelompok. yang dapat diberikan pada anak balita,
tp
80.00
Pada 2013, hampir seluruh balita (95
persen lebih) di Daerah Istimewa Yogyakarta
60.00
sudah mendapat imunisasi BCG, DPT, Polio
40.00 dan Hepatitis B. Namun untuk vaksin
20.00
Campak baru mencapai sekitar 82,63 persen
balita. Ini mungkin berkaitan dengan
0.00
<=5 6-11 12-17 18-23 24+
sosialisasi vaksin campak yang belum
2011 2012 2013 segencar vaksin lainnya.
Rata-rata lama pemberiaan ASI kepada
balita di Daerah Istimewa Yogyakarta cukup
id
Male+Female Susenas yang dilaksanakan oleh BPS,
o.
2012 Laki-laki/Male 99,05 96,76 96,10 82,66 96,26
Perempuan/ keluhan kesehatan yang dimaksud
g
Female
99,26 96,35 96,32 79,68 95,44
s.
Laki-laki+ mencakup: panas, batuk, pilek, asma/sesak
bp
Perempuan/ 99,16 96,56 96,21 81,18 95,85
.Male/Female a. nafas, diare/buang-buang air, sakit kepala,
2013 Laki-laki/Male 98,57 95,46 95,56 83,20 96,41 sakit gigi, campak, dan lain-lain. Referensi
rt
Perempuan/
ka
Perempuan/ 98,50 95,13 94,80 82,63 94,37 sebulan sebelum pencacahan. Semakin tinggi
.Male/Female
og
Survey
tp
kesehatan.
Tabel 2.5 memberikan gambaran
ht
id
Diare, Buang-buang Air/ Health Facilities
3,60 3,22 2,10 2011 2012 2013
Diarrhea and Vomiting
o.
(1) (2) (3) (4)
Sakit Kepala / Headache 12,93 12,80 10,54
g
Sakit Gigi / Tooth ache 3,52 3,86 4,17 Rumah Sakit/ General
63 66 96
s.
Lainnya / Others Hospital
38,23 38,98 40,50
bp
Complaint Rumah Bersalin/
70 70 38
Childbirth House
Sumber : BPS, Susenas 2011-2013 a.
Source : BPS, 2011-2013 National Socio Economic Balai Pengobatan/
181 181 95
rt
Survey Polyclinic
ka
51 51 53
kesehatan penduduk, pemerintah telah of Drugstore
://
tp
id
Istimewa Yogyakarta, 2011-2013
o.
Table 2.8 Percentage of Population Treated
Outpatient by Place/Method of Medical
g
in Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011-
s.
2013
bp
Tahun/Year
a.
Tempat Berobat/
rt
2011 2012 2013
ka
Rumah
16,81 16,82 19,11
og
Sakit/Hospital
Praktek
y
Doctor
tp
Puskesmas/Health
32,32 28,90 32,20
ht
Centre
Praktek Batra/
Medical 1,40 1,68 2,45
Traditional
Petugas
Kesehatan/Parame 19,28 21,17 19,89
dical
Lainnya/Others 1,84 1,85 1,98
Pendidikan merupakan hak asasi peningkatan mutu, relevansi dan daya saing;
manusia dan hak setiap warga negara untuk (c) penataan tata kelola, akuntabilitas, dan
dapat mengembangkan potensi dirinya citra publik; dan (d) peningkatan pembiayaan.
melalui proses belajar. Setiap warga negara Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Indonesia berhak memperoleh pendidikan Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
id
yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat disebutkan dalam sasaran pembangunan
o.
yang dimiliki tanpa memandang status sosial, bidang pendidikan ditujukan untuk
g
s.
status ekonomi, suku, etnis, agama, gender meningkatkan akses masyarakat terhadap
bp
dan lokasi geografis. a. pendidikan dan meningkatkan mutu
Pemenuhan atas hak untuk pendidikan, yang antara lain ditandai oleh
rt
ka
atas hasil pembangunan dan sekaligus dapat menyelesaikan program wajib belajar 9
y
merupakan investasi sumber daya manusia tahun dan pendidikan lanjutan serta
://
tp
id
melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh Kelamin di Daerah Istimewa
o.
Yogyakarta, 2011-2013
seseorang untuk dapat mencapai tujuan Figure 3.1 : Latin Literacy Rate by Sex in Daerah
g
Istimewa Yogyakarta, 2011 – 2013
s.
hidupnya. Hal ini berkaitan langsung dengan
bp
bagaimana seseorang mendapatkan
a. 98 95,98 95,65 96,07
pengetahuan, menggali potensinya dan
rt
96
ka
88,32
88,05
92
ya
86,65
Salah satu indikator mendasar yang 90
og
88
digunakan untuk melihat tingkat kemampuan 86
y
84
membaca dan menulis adalah Angka Melek
://
82
tp
80
Huruf (Literacy Rate). Kata “melek huruf” 2011 2012 2013
ht
id
L+P/Male/Female 91,12 91,76 92,11
o.
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
g
Sumber: BPS, Susenas 2011- 2013
s.
Source : BPS, 2011-2013 National Socio Economic Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
bp
Survey merupakan salah satu ukuran kualitas Sumber
a.
Daya Manusia (SDM). Semakin tinggi
rt
Penduduk usia 15 tahun ke atas
ka
id
dilihat menurut jenis kelamin persentase laki- sekolah/Not Yet 3,36 3,07 10,68 10,32 7,11 6,77
Attending School
o.
laki yang berpendidikan SLTA ke atas lebih Tidak/ belum tamat
g
SD/Not Completed 8,21 8,76 10,30 9,57 9,28 9,17
s.
besar dari pada perempuan. Primary School
bp
Persentase penduduk 15 tahun ke atas
a. SD/Primary School 17,77 18,39 18,31 17,80 18,05 18,09
yang berpendidikan SLTA ke atas pada 2013
rt
SLTP/Junior High
ka
SLTA ke atas/
dibanding 2012, yaitu dari 44,54 persen Senior High School 48,38 48,73 40,89 42,80 44,54 45,70
og
and Above
menjadi 45,70 persen. Demikian pula bila
Sumber: BPS, Susenas 2012 - 2013
y
dilihat menurut jenis kelamin, baik laki-laki Source: BPS, 2012- 2013, National Socio Economic
://
Survey
tp
Tabel 3.3 Angka Partisipasi Sekolah menurut Jenis pendidikan (berapa pun usianya) terhadap
Kelamin dan Usia Sekolah di Daerah jumlah penduduk pada kelompok usia
id
Istimewa Yogyakarta, 2013
o.
Table 3.3 School Participation Ratio by Sex and Age pendidikan tersebut.
Groups in Daerah Istimewa Yogyakarta,
g
2013 APK digunakan untuk mengukur
s.
bp
Kelompok Umur/ Laki-laki/ Perempuan/ L+P/
keberhasilan program pembangunan
Age group Male Female
a.
M+F pendidikan yang diselenggarakan dalam
rt
(1) (2) (3) (4)
rangka memperluas kesempatan bagi
ka
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa Angka bisa lebih dari 100 persen karena masih
Partisipasi Sekolah (APS) tertinggi terdapat terdapat siswa yang berusia di luar batasan
pada kelompok usia 7-12 tahun, yaitu usia sekolah baik yang lebih tua maupun
id
yang83.54
bersangkutan.
o.
SLTA /Senior High School 92,18 87,17 89,74 Bila APK digunakan untuk mengetahui
g
89.74
s.
Sumber: BPS, Susenas 2013 seberapa banyak penduduk usia sekolah yang
bp
Source: BPS, 2013, National Socio Economic Survey
a. sudah dapat memanfaatkan fasilitas
pendidikan di suatu jenjang pendidikan
rt
Berdasarkan Tabel 3.4, pada 2013 APK
ka
di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka
ya
tingkat pendidikan SD berada di atas 100 Angka Partisipasi Murni (APM) mengukur
og
persen yaitu mencapai 108,31 persen. Ini proporsi anak yang bersekolah tepat waktu.
y
://
berarti yang bersekolah di SD tidak hanya Bila seluruh anak usia sekolah dapat
tp
usia pendidikan SD (7-12 tahun) tapi juga bersekolah tepat waktu, maka APM akan
ht
usia di atas 12 tahun atau di bawah 7 tahun mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM
masih/sudah ada yang duduk di tingkat SD. akan selalu lebih rendah dari APK karena
Tapi ini tidak berarti bahwa usia 7-12 tahun nilai APK mencakup anak di luar usia
sudah semua bersekolah, karena APK tidak sekolah pada jenjang pendidikan yang
SLTP/Junior High School 77,06 74,57 75,82 Fasilitas pendidikan sebagai salah satu
id
indikator input merupakan kekuatan awal
o.
SLTA /Senior High School 67,29 62,42 64,92
dalam membangun kualitas SDM di bidang
g
s.
Sumber: Susenas 2013
pendidikan. Ketersediaan sarana dan
bp
Source: 2013, National Socio Economic Survey
a. prasarana sangat mempengaruhi proses
Pada 2013, di Daerah Istimewa belajar yang pada akhirnya juga akan
rt
ka
98,72 persen yang berarti ada sekitar 98,72 Ketersediaan guru atau kelas yang ideal untuk
og
persen anak usia SD (7-12 tahun) yang menangani sejumlah siswa tentu akan
y
://
bersekolah di SD, sementara 1,28 persennya memacu kualitas keluaran yang maksimal.
tp
pendidikan yang lebih tinggi atau mungkin mencukupi akan memberikan kualitas hasil
juga belum bersekolah. Perlu penelusuran didik yang mungkin di bawah standar.
lebih jauh lagi dari 1,28 persen anak usia 7- Indikator untuk mengukur pemerataan
12 tahun berapa yang betul-betul belum dan perluasan akses pendidikan adalah rasio
bersekolah, dan jumlah ini menjadi sasaran sekolah yang mencakup rasio murid guru dan
dinas/instansi teknis untuk mendorong rasio murid kelas. Fasilitas yang mencukupi
mereka masuk ke bangku sekolah akan mendorong peningkatan APS maupun
SD/sederajat. APM.
Pada jenjang pendidikan SD, APM Tabel 3.6 menggambarkan beban kerja
laki-laki lebih rendah dibanding perempuan. guru serta kepadatan kelas pada suatu jenjang
Sedangkan pada jenjang pendidikan SLTP pendidikan. Rasio murid-guru pada jenjang
pendidikan SD, SLTP, maupun SLTA, masih
id
2012/2013
o.
Tabel 3.6 Perkembangan Rasio Murid-Guru dan Rasio Figure 3.2: Drop-Out Rate by Level of
Murid-Kelas di Daerah Istimewa Education in Daerah Istimewa
g
Yogyakarta, 2011/2012 dan 2012/2013
s.
Yogyakarta, 2010/2011– 2012/2013
Table 3.6 Trends in Pupil-Teacher Ratio and Pupil-
bp
Classroom Ratio in D.I. Yogyakarta,
2011/2012 and 2012/2013 a.
0,6 0,51
rt
Jenjang Pendidikan/
ka
0,5
Rasio/Ratio Education Attainment
Tahun/Years
ya
0,4
SD SLTP SLTA
0,3
og
0,07
Teacher
://
0,1
tp
2011/2012 13 11 9 0
SD/MI SMP/MTs SMA/MA
ht
2012/2013 13 11 9
2010/2011 2011/2012
Murid-Kelas/Pupil- 2012/2013
Classroom
2011/2012 18 28 28
Tingginya angka putus sekolah
2012/2013 21 29 29
menunjukkan kesadaran dan atau kemampuan
Sumber: Dinas Pendidikan, Daerah Istimewa
Yogyakarta untuk akses pada pendidikan masih relatif
Source: Education Services, Daerah Istimewa
Yogyakarta Province rendah. Penyebab utama putus sekolah antara
lain karena kurangnya kesadaran orang tua
Putus Sekolah akan pentingnya pendidikan anak,
Angka putus sekolah mencerminkan keterbatasan ekonomi, keadaan geografis
anak-anak usia sekolah yang sudah tidak yang kurang menguntungkan, keterbatasan
bersekolah lagi dan tidak menamatkan suatu akses menuju ke sekolah, karena sekolah jauh
id
2010/2011 0,07 0,17 0,44
g o.
2011/2012 0,07 0,09 0,57
s.
bp
2012/2013 0,07 0,16 0,51
a.
rt
Sumber: Dinas Pendidikan, Daerah Istimewa
ka
Yogyakarta
Source: Education Services, Daerah Istimewa
ya
Yogyakarta
og
y
id
pasar tenaga kerja. Kelebihan pasokan keadaan angkatan kerja di Daerah Istimewa
o.
tenaga kerja dalam jumlah besar Yogyakarta, antara lain Tingkat Partisipasi
g
s.
menimbulkan masalah ketenagakerjaan yang Angkatan Kerja (TPAK), Pengangguran
bp
serius dan tersebar luas yaitu: pengangguran,
a. Terbuka, Lapangan Usaha, dan Status
meledaknya sektor informal dan setengah Pekerjaan.
rt
ka
pengangguran dan rendahnya kualitas tingkat ekonomi diukur dengan jumlah penduduk
://
tp
hidup pekerja. Masalah ini sudah lama usia 15 tahun ke atas (biasanya disebut
ht
menjadi masalah serius dan tidak banyak sebagai penduduk usia kerja) yang masuk
berkurang selama 40 tahun pembangunan di dalam pasar kerja, baik yang bekerja maupun
Indonesia. Bahkan ketika terjadi “Keajaiban masih menganggur, disebut sebagai Tingkat
Ekonomi” (ekonomi tumbuh cepat dalam Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK
tahun sembilan-puluhan) struktur ekonomi memperlihatkan besarnya penduduk usia
yang timpang cenderung kurang membaik, kerja (15 tahun ke atas) yang aktif secara
sehingga kondisi ketenagakerjaan tidak ekonomi di suatu wilayah atau negara, serta
banyak perubahan. menunjukkan besaran relatif dari pasokan
Pemanfaatan SDM sebagai suatu tenaga kerja (labour supply) yang tersedia
manifestasi dari kualitas SDM lebih sering untuk produksi barang-barang dan jasa
dilihat dalam dimensi tenaga kerja. Sasaran dalam suatu perekonomian.
utama pembangunan di bidang
id
69,29. Penurunan ini disebabkan oleh adanya Laki-laki/Male 80,34 77,95
o.
penurunan TPAK laki-laki maupun
g
Perempuan/Female 61,78 61,01
s.
perempuan. Namun demikian penurunan dan
bp
atau peningkatan TPAK tidak secara
a. L+P/Male/Female 70,85 69,29
tingkat pengangguran atau oleh tingkat yang tidak bekerja tetapi sedang mencari
ht
penyerapan tenaga kerja (penduduk yang pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu
bekerja) untuk kurun waktu tersebut. usaha baru atau penduduk yang tidak
Jika dilihat menurut jenis kelamin, mencari pekerjaan karena merasa tidak
TPAK laki-laki selalu menunjukkan angka mungkin mendapatkan pekerjaan
yang lebih tinggi dibandingkan TPAK (discouraged workers), atau penduduk yang
perempuan. Hal ini sesuai dengan peran laki- tidak mencari pekerjaan karena sudah
laki sebagai pencari nafkah utama dalam diterima bekerja/mempunyai pekerjaan tetapi
keluarga, sehingga lebih aktif dalam kegiatan belum mulai bekerja (future starts).
ekonomi. Pada Agustus 2013, TPAK laki-
laki mencapai 77,95 persen, sementara
TPAK perempuan tercatat 61,01 persen.
id
adanya penurunan daya serap tenaga kerja masyarakat.
o.
atau menunjukkan bahwa kecepatan laju
g
s.
kesempatan kerja tidak dapat mengimbangi Lapangan Usaha
bp
kecepatan laju pertumbuhan angkatan kerja. a. Proporsi pekerja menurut lapangan
usaha merupakan salah satu ukuran untuk
rt
Tabel 4.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
ka
Industri Bangunan
Pada periode Agustus 2012 ke 2013, 13,36% 5,54% Lainnya
Jasa
19,93% 7,12%
TPT mengalami penurunan sebesar 0,73
persen yaitu dari 3,97 persen menjadi 3,24
persen. Demikian juga jika dilihat Pertanian
Perdaga- 28,18%
berdasarkan jenis kelamin, TPT laki-laki dan ngan
25.87%
TPT perempuan mengalami penurunan. Hal
id
ng andQuarring
o.
Industri/ Manufacturing Industry 15,64 13,36 28,18 persen. Angka ini mengalami
g
Listrik, Gas dan Air penurunan bila dibandingkan dengan kondisi
s.
0,08 0,29
Minum/Electricity, Gas, and
bp
Water Agustus 2012 yaitu sebesar 29,21 persen,
Bangunan/Construction 0,37
a. 5,54
Perdagangan, rumah makan, dan
tetapi sektor pertanian di Daerah Istimewa
rt
30,72 25,87
hotel/Trade, Restaurant, and Hotel Yogyakarta merupakan sektor penyerap
ka
Transportasi&Komunikasi/
1,04 3,48 tenaga kerja terbanyak. Pertanian yang ada
ya
id
Employment Status
o.
(1) (2) (3)
g
BerusahaSendiri
s.
12,69 12,92
Self Employed
bp
Berusaha dibantu Buruh Tidak
Tetap/Buruh Tidak Dibayar a.
Employed Assisted by 18,78 19,83
rt
Temporary Employee/Unpaid
ka
Worker
ya
Buruh/Karyawan/Pegawai
y
39,06 39,46
Paid Worker
://
tp
id
bukanlah hal yang mudah. Keterbukaan dan tangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai
o.
kesediaan rumah tangga sendiri untuk tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk.
g
s.
memberikan informasi yang sesungguhnya
bp
masih dirasa kurang kooperatif. Untuk itulah a. Penduduk Miskin
digunakan pendekatan konsumsi Penduduk miskin didefinisikan sebagai
rt
ka
Salah satu indikator yang digunakan pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup
y
untuk melihat tingkat kesejahteraan rakyat secara layak di wilayah tempat tinggalnya.
://
tp
adalah jumlah dan persentase penduduk Kebutuhan untuk hidup layak tersebut
ht
id
Table 5.1: Percentage of Population by Type of Place menggunakan data pengeluaran sebagai
o.
and Social Status in Daerah Istimewa
proxy pendapatan.
g
Yogyakarta, 2013
s.
Untuk melihat tingkat ketimpangan
bp
Status Sosial pendapatan penduduk digunakan kriteria
Social Status a.
Tipe Daerah
Penduduk ketimpangan dari Bank Dunia, yaitu dengan
rt
Type of Place Penduduk Miskin
Tidak Miskin
ka
Kota/
86,57 13,43 penduduk yang berpendapatan paling rendah,
Urban
y
Desa/
80,71 19,29
tp
Rural
dan 20 persen penduduk berpendapatan
ht
Kota+Desa/
84,57 15,43 tinggi. Selain kriteria yang ditetapkan oleh
Urban+Rural
Sumber: Susenas 2013 (Maret) Bank Dunia ada indikator lain yang juga
Source: 2013, National Socio Economic Survey
(March) sering digunakan yaitu Indeks Gini.
id
berpendapatan tinggi terlihat adanya dikatakan bahwa tingkat ketimpangan antar
o.
penurunan persentase yaitu dari 51,56 persen kelompok pengeluaran semakin rendah,
g
s.
pada tahun 2012 menjadi 49,48 persen pada sebaliknya apabila semakin mendekati angka
bp
tahun 2013. a. 1 dikatakan tingkat ketimpangan
pengeluaran tinggi/sempurna.
rt
ka
60
2012, naik menjadi 0,44 pada 2013.
ht
50
Fenomena ini menunjukkan bahwa pada
40
tahun 2013 tingkat ketimpangan pengeluaran
30
antar kelompok pengeluaran lebih tinggi
20
dibanding tahun 2012. Untuk negara
10
berkembang, koefisien gini berkisar antara
0
40% 40% 20% 0,35 sampai dengan 0,50 termasuk dalam
kategori ketimpangan sedang.
2011 2012 2013
Angka ditabung.
40%
40% 20% Gini/
menengah Dengan demikian, pola pengeluaran
Tahun/ Year terendah/ tertinggi/ Gini
/
Low Hight Coefficien dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk
Middle
t
(1) (2) (3) (4) (5) mengukur tingkat kesejahteraan penduduk,
2011 16,46 34,19 49,34 0,31 di mana perubahan komposisinya digunakan
id
2012 15,29 33,15 51,56 0,43 sebagai petunjuk perubahan tingkat
o.
kesejahteraan.
g
2013 16.49 34.03 49.48 0,44
s.
Sunber : Susenas 2011-2013
bp
Source : 2011- 2013 National Socio Economic Survey Gambar 5.2: Persentase Pengeluaran Perkapita
sebulan Makanan dan Bukan
a.
Makanan di D.I Yogyakarta,
rt
2011 -2013
ka
id
Sunber : Susenas 2011-2013
o.
4. Daging/Meat 1,65 1,76 2,05
Source : 2011- 2013 National Socio Economic Survey
g
s.
5. Telur dan Susu/Egg and milk 2,97 2,96 3,33
Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa
bp
persentase pengeluaran untuk a.bukan 6. Sayur-sayuran/Vegetables 3,12 2,69 3,43
rt
makanan pada 2013 lebih rendah 7. Kacang-Kacangan/Legumes 1,57 1,47 1,61
ka
yaitu dari 42,44 persen pada tahun 2012 1,84 1,79 1,96
flavour stuffs
tp
menjadi 46,95 persen pada tahun 2013. 11. Bumbu-Bumbuan/Spices 0,58 0,55 0,61
ht
12. Konsumsi
Lainnya/Miscellaneous food 0,90 0,84 0,90
13. items
Makanan & Minuman
16,24 16,10 17,84
Jadi/Prepared food
14. Tembakau dan sirih/ Tobacco
3,03 3,42 3,70
and betel
Persentase pengeluaran untuk makanan Jumlah Makanan/Total of Food 42,71 42,44 46,95
menunjukkan angka tertinggi
Sumber : Susenas , 2011-2013
Source : 2011-2013, National Socio Economic Survey
id
sedikit kenaikan pada tahun 2013 menjadi headger
Barang Tahan lama/ Durable
6,21 8,87 4,88
o.
Goods
5,93 persen. Pajak dan Asuransi/ Taxes and
g
lnsurances
2,11 1,95 1,77
s.
Keperluan Pesta dan upacara/
bp
Parties and ceremonies
1,48 1,73 2,27
Pada 2013 pengeluaran bukan makanan mencapai
a. Jumlah bukan makanan/
53,05 persen dan pengeluaran tertinggi pada Total of Non Food
57,29 57,56 53,05
rt
aneka barang dan jasa yaitu 22,20 persen
Sumber : Susenas , 2011-2013
ka
besar dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari Tingkat kecukupan gizi yang
57,56 persen tahun 2012 menjadi 53,05 mencakup konsumsi kalori dan protein
persen pada 2013. Persentase pengeluaran merupakan salah satu indikator yang dapat
terbesar dari kelompok bukan makanan pada digunakan untuk mengukur tingkat
tahun 2013 masih sama seperti tahun-tahun kesejahteraan penduduk. Jumlah konsumsi
sebelumnya yaitu kelompok aneka barang kalori dan protein dihitung berdasarkan
dan jasa diikuti kelompok perumahan. jumlah dari hasil kali antara kuantitas setiap
makanan yang dikonsumsi dengan besarnya
kandungan kalori dan protein dalam setiap
makanan tersebut. Angka kecukupan
konsumsi energi dan protein untuk tingkat
konsumsi sehari-hari berdasarkan
id
Yogyakarta belum memenuhi syarat sebelumnya belum mencukupi standar gizi.
o.
kecukupan gizi berdasarkan Widya Karya
g
s.
Pangan dan Gizi ke-8, untuk tahun 2013 Tabel 5.6 Konsumsi Energi dan Protein per Kapita
bp
per Hari Menurut Daerah Tempat Tinggal
masih kurang sebanyak 3,92 kkal. a. di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2011-
2013
Rata-rata konsumsi protein per kapita
rt
Table 5.6 Energy and Protein Consumption per
ka
Urban/Rur
Urban Rural
2011, turun menjadi 52,08 gram pada tahun
://
al
(1) (2) (3) (4)
tp
tahun 2013. Untuk konsumsi protein, jumlah 2011 1 .802,31 1 891,16 1 832,26
yang dikonsumsi penduduk pada tahun 2011 2012 1 793,33 1 795,50 1 794,06
sampai dengan 2013 sudah berada di atas 2013 1 999,32 1 989,77 1 996,08
Protein (gram)
batas kecukupan gizi.
2011 54,80 51,87 53,81
Apabila dibandingkan menurut
2012 53,70 48,92 52,08
daerah tempat tinggal, terlihat bahwa rata- 2013 64,66 55,79 61,65
rata konsumsi kalori penduduk perkotaan Sumber : Susenas , 2011-2013 (Maret)
Source : 2011-2013, National Socio Economic Survey
pada tahun 2013 sedikit lebih tinggi (Maret)
dibandingkan penduduk pedesaan yaitu
1.999,32 kkal untuk perkotaan dan 1.989,77
kkal untuk pedesaan.
Rata-rata konsumsi protein penduduk
id
kuintal beras per kapita. Untuk komoditas
o.
Tabel 5.7 Produksi Beras dan Jagung per Kapita per
Tahun (Kuintal) di Daerah Istimewa jagung juga mengalami penurunan dari 0,96
g
Yogyakarta, 2011 - 2013
s.
Table 5.7 Annually Product of Rice and Maize per kuintal perkapita menjadi 0,81 kuintal per
bp
Capita (Quintal) in Daerah Istimewa kapita.
Yogyakarta, 2011 - 2013
a.
rt
ka
Uraian/
2011 2012 2013
ya
Explanation
og
Penduduk/
3 487 327 3 514 762 3 594 854
Population*
Per kapita/
Percapita
Beras/Rice 1,52 1,70 1,67
id
yang akan datang. Terwujudnya fungsinya sebagai tempat tinggal rumah
o.
kesejahteraan rakyat ditandai dengan sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan
g
s.
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak status sosial dari pemiliknya. Sebagai sarana
bp
dan bermartabat, antara lain melalui
a. pembinaan keluarga, rumah diharapkan
pemenuhan kebutuhan rumah dan mampu menghasilkan hasil yang maksimal
rt
ka
lingkungan yang sehat dan nyaman. Oleh yaitu tercapainya peningkatan kualitas
ya
permukiman menjadi salah satu prioritas Menurut Krieger and Higgins (2002),
y
utama dalam meningkatkan sumber daya selain merupakan kebutuhan dasar manusia,
://
tp
id
lantai utama yang memenuhi standar
o.
kesehatan. Pengguna
g
Listrik yang Listrik yang
Listrik untuk
s.
diproduksi/ dijual/
Tahun/ RT
Electricity Electricity by
bp
Year Consumer
Sumber Penerangan Producted Sales
a. Electricity
(KWH) (KWH)
(Pelanggan)
Laju pertumbuhan pengguna listrik
rt
(1) (2) (3) (4)
ka
jumlah pengguna listrik untuk rumah tangga 2012 825 014 2 199 138 432 2 043 752 015
y
pengguna listrik tahun 2011 baru tercatat Sumber : PLN Wil. XIII, Cabang Daerah Istimewa
Yogyakarta
sebesar 3,74 persen. Bagi pelanggan rumah Source : Government Electricity Company for Area
XIII Distribution of Yogyakarta
tangga, listrik PLN umumnya digunakan Subdivision
untuk penerangan.
Tabel 6.1 menunjukkan bahwa
Seiring dengan meningkatnya
banyaknya listrik yang terjual selama 3 tahun
kebutuhan akan penggunaan listrik,
selalu memperlihatkan peningkatan. Selain
pemerintah melalui PLN terus meningkatkan
data bersumber dari PLN, penggunaan listrik
produksinya. Hal ini ditunjukkan dengan
oleh rumah tangga juga diperoleh dari
semakin bertambahnya listrik yang
Susenas. Listrik merupakan sumber
diproduksi dan terjual dari tahun ke tahun.
penerangan yang lebih baik dibandingkan
Pada 2013 banyaknya listrik yang diproduksi
dengan sumber penerangan lainnya. Ini
mencapai 2.391.821.388 kwh atau meningkat
id
rumah tangga menggunakan listrik sebagai sebesar 90,79 persen.
o.
sumber penerangan, turun menjadi 99,40
g
s.
persen pada tahun 2012 dan meningkat Air minum bersih merupakan air
bp
kembali menjadi 99,65 persen pada tahun a. minum yang bersumber dari air kemasan
2013. bermerek, air isi ulang, air leding, sumur
rt
ka
Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga menurut Sumber terlindung. Selama tiga tahun terakhir,
Penerangan di Daerah Istimewa
og
2011 -2013
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah dari
ht
id
2013
o.
2011 16,15 9,00 7,60 56,37 7,40 3,48
g
s.
100
2012 18,79 7,85 6,24 56,49 7,35 3,28
bp
90
a. 100.00 80
2013 18,30 8,89 6,71 56,89 5,95 3,26 70
rt
ka
60
Sumber : Susenas 2011-2013
Source : 2011-2013 National Socio Economic Survey 50
ya
40
og
30
Di sisi lain, persentase rumah tangga
y
20
yang menggunakan sumber air minum bersih
://
10
tp
id
Tabel 6.5 Persentase Rumah Tangga menurut Jenis
o.
2012 6,12 93,88 Kloset di Daerah Istimewa Yogyakarta,
2011-2013
g
s.
Table 6.5 Percentage of Households by Closet
2013 6,32 93,68 Facility in Daerah Istimewa Yogyakarta,
bp
2011-2013
Sumber : Susenas 2011- 2013 a.
Source : 2011- 2013 National Socio Economic
rt
Jenis Kloset
Survey
ka
Closet Facility
Tahun/ Leher Plengsengan
ya
buang air besar jenis kloset leher angsa tahun 2011 89,44 10,38 0,18 100,00
ht
2013 menduduki peringkat pertama. Tabel 2012 90,69 9,23 0,08 100,00
6.5 memperlihatkan bahwa 92,62 persen
rumah tangga telah menggunakan tempat 2013 92,62 7,38 0,00 100,00
id
2011 17,43 78,78 3,79
o.
yang mempunyai sumber air minum dengan
g
2012 19,39 74,81 5,80
jarak ke tempat penampungan kotoran
s.
bp
kurang dari atau sama dengan 10 m tercatat 2013 18,57 74,74 6,69
sebanyak 18,57 persen.
a.
Mengalami
Sumber : Susenas 2011-2013
rt
penurunan dibandingkan tahun 2012 yang Source : 2011-2013 National Socio Economic
ka
Survey
sebesar 19,39 persen. Sedangkan yang
ya
pada tahun 2012 menjadi 74,74 persen pada perumahan yang semakin meningkat di
tp
ht
tahun 2013. Hal tersebut kemungkinan Daerah Istimewa Yogyakarta. Harus diikuti
disebabkan karena semakin terbatasnya dengan perencanaan lingkungan yang teratur,
ketersediaan lahan untuk perumahan, sehat, dan memadai, mengingat lahan yang
sehingga jarak penampungan dengan sumber tersedia semakin terbatas.
air minum semakin kecil.
Untuk jarak penampungan kotoran Status Kepemilikan Rumah Tinggal
pada tahun 2013, rumah tangga yang Selain fasilitas perumahan, untuk
menjawab tidak tahu atau TT adalah sebesar melihat tingkat kesejahteraan masyarakat
6,69 persen, mengalami peningkatan dan juga peningkatan taraf hidup adalah
dibandingkan tahun 2012 yang tercatat status kepemilikan rumah tinggal. Kondisi
sebesar 5,80 persen. ekonomi rumah tangga sangat berpengaruh
terhadap kepemilikan rumah tinggal. Status
id
Gambar 6.2: Persentase Status Kepemilikan
Bangunan tempat Tinggal , 2013 Ownership Status in Daerah Istimewa
o.
Figure 6.2 : Percentage of Households by Yogyakarta, 2011-2013
g
Housing Ownership Status 2013
s.
Status Kepemilikan
bp
0.25 7.60 Rumah Tinggal/ 2011 2012 2013
1.30 0.19 a. Tenure of Housing Unit
6.60 (1) (2) (3) (4)
rt
7.61 Milik Sendiri / Own 76,51 76,62 76,45
ka
Bebas sewa Rumah Dinas Milik Org Tua Lainnya / Other 0,10 0,18 0,19
Lainnya
Sumber : BPS, Susenas 2011-2013
Susenas 2013 memperlihatkan bahwa Source : BPS, 2011-2013 National Socio Economic
Survey
rumah tangga di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang menempati rumah milik
sendiri sebesar 76,45 persen, sedangkan
sisanya (23,55 persen) menempati rumah
bukan milik sendiri.
. id
terhadap kehidupan spiritual. tetapi juga harus bisa meluangkan waktu
go
Wisata yang merupakan kebutuhan untuk kegiatan keagamaan. Khususnya pada
.
ps
tersier masyarakat dapat menunjukkan masyarakat muslim, tingkat kesejahteraan
tingkat kesejahteraan. Pada umumnya, .bbisa dilihat dari peningkatan jumlah jemaah
r ta
semakin sejahtera seseorang, semakin tinggi haji dari waktu ke waktu.
a ka
4,000,000 Wisnus+
3,500,000 Wisman/ Wisnus/ Wisman/
Tahun Indeks/ Indeks/ Indeks/
Foreign Domestic Dom.+
3,000,000 Year Index Index Index
Tourist Tourist For.
2,500,000 Tourist
2,000,000
1,500,000 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1,000,000
2011 148 756 175 3 057 578 148 3 206 334 149
id
500,000
.
0
go
2011 2012 2013
2012 148 496 174 3 397 835 164 3 546 331 165
.
ps
wisman wisnus
Secara umum, banyaknya wisatawan .b 2013 207 278 244 3 603 366 175 3 810 644 178
ta
baik domestik maupun mancanegara yang
r
Sumber: BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
ka
2013
menginap di losmen dan hotel selama 2013 Source: 2013, BPS-Statistics of Daerah Istimewa
a
gy
Yogyakarta Province
mengalami peningkatan sebesar 7,45 persen
yo
id
praktis sehingga memudahkan penggunan
.
go
Laki- berkomunikasi di mana pun berada dengan
Laki- Perempu Laki +
Tahun/Year
.
Laki an Perempu ditunjang oleh jangkauan jaringan yang
ps
an
(1) (2) (3) (4)
.b semakin meluas. Hal ini ditunjukkan oleh
ta
2011 20,38 19,44 19,90 rendahnya persentase rumah tangga yang
r
ka
id
(1) (2) (3) (4) 2011 2012 2013
.
go
Telepon/Telephone 10,17 9,06 8,41 Laki-Laki Perempuan
Telepon Seluler/Mobile
.
85,09 85,81 88,95
Dilihat menurut jenis kelamin,
ps
Cellular
PC/Desktop/Computer 13,95 12,78 12,73
.b
penduduk laki-laki lebih banyak menjadi
Laptop/Note Book 18,92 22,87 27,13
ta
Sumber : BPS, Susenas 2011-2013 korban kejahatan dibandingkan penduduk
r
ka
persen pada tahun 2012 dan turun lagi 2011 1,91 0,96 1,42
menjadi 1,16 persen pada tahun 2013. 2012 1,49 0,86 1,17
2013 1,49 0,83 1,16
Sumber : BPS, Susenas 2011-2013
Source : BPS, 2011-2013 National Socio Economic
Survey
id
Tahun/ Pemeluk pemeluk
selama tiga tahun terakhir ini menunjukkan Haji Pilgrim
Year agama agama
.
go
Islam/ Laki- Perempu
penurunan setiap tahun. Jamaah haji pada Laki/ an/
Islam/
Moslem Ratio
.
Male Female
ps
tahun 2011 tercatat sebesar 3.270 orang,
(1) (2) (3) (4) (5)
sedangkan pada tahun 2012 merurun menjadi
.b 2011 3 242 727 1 613 1 657 100,84
ta
3.093 orang. Sementara itu pemotongan
r
ka
kuota jemaah haji pada tahun 2013 2012 3 349 561 1 465 1 628 92,34
a
cukup signifikan selama tiga tahun terakhir Source : Regional Office of Religious Affairs
ht
yang meningkat disertai dengan peningkatan jemaah haji per 100.000 penduduk pemeluk
bimbingan dan pelayanan pemerintah yang agama Islam pada 2013 sebesar 73,81. Ini
lebih baik dalam pelaksanaan ibadah haji, berarti bahwa dari setiap 100 ribu penduduk
Rukun Islam ke-5 diharapkan jumlah Jemaah ibadah haji pada 2013. Jumlah jemaah haji
berikutnya. Jadwal tunggu keberangkatan jumlah jemaah haji laki-laki. Jemaah haji
yang sekarang ini sudah mencapai 10 tahun, laki-laki sebanyak 1.188 orang sedangkan
bukan menjadi penghambat minat masyarakat jemaah haji perempuan mencapai 1.289
Tahun/Year
Kabupaten/Kota
Regency/City 1980-1990 1990-2000 2000-2010
(1) (3) (4) (4)
Kulonprogo 0,22 0,04 0,48
Bantul 0,94 1,19 1,57
Gunungkidul 0,13 0,30 0,07
id
Sleman 1,43 1,50 1,90
.
go
Yogyakarta 0,34 0,39 0,21
.
ps
Daerah Istimewa Yogyakarta 0,58 0,72 1,04
Sumber: Sensus Penduduk 1980, 1990, 2000, 2010
.b
ta
Source : 1980, 1990, 2000, 2010 Population Census
r
ka
Lampiran 1.2
a
gy
id
Gunungkidul 14,31 30,04 46,71 8,95 100,00
.
go
Sleman 5,33 14,34 51,65 28,67 100,00
.
ps
Yogyakarta 5,64 15,33 47,16 31,87 100,00
Daerah Istimewa Yogyakarta 7,27 .b
18,23 52,04 22,46 100,00
ta
Sumber: Susenas 2013
r
ka
Lampiran 2.1
yo
id
Bantul
.
Gunungkidul 20,98 78,14 0,00 0,88 0,00
go
Sleman 46,32 53,68 0,00 0,00 0,00
.
ps
Yogyakarta 63,56 36,44 0,00 0,00 0,00
Daerah Istimewa Yogyakarta 44,89 54,62 .b 0,26 0,16 0,07
ta
Sumber: Susenas 2013
r
ka
Lampiran 2.3
yo
Praktek Praktek
Rumah Puskesmas Petugas
Kabupaten/Kota Dokter Tradisional Lainnya
Sakit Health Kesehatan
Regency/City Medical Traditional Others
Hospital center Paramedical
doctor Treatment
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8)
Kulonprogo 19,17 31,09 32,64 21,00 1,86 1,58
Bantul 18,88 28.,6 25,31 30,28 0,69 1,34
Gunungkidul 8,29 42,35 38,42 16,52 2,17 0,89
Sleman 27,75 38,83 24,96 17,94 8,77 4,19
Yogyakarta 21,83 35,52 49,03 1,54 0,58 1,28
id
School School
.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (12)
. go
ps
Kulonprogo 5,74 14,22 24,09 21,20 13,56 15,10 1,53 1,10 3,47 100,00
.b
r ta
a ka
Bantul 6,96 9,13 18,07 19,83 20,15 14,20 0,55 3,25 7,85 100,00
gy
yo
://
tp
Gunungkidul 14,39 14,02 28,11 24,25 10,44 5,26 0,77 0,59 2,18 100,00
ht
Sleman 4,28 6,65 12,30 18,67 24,82 15,40 1,14 4,08 12,66 100,00
Yogyakarta 1,72 3,51 12,02 18,25 30,67 13,46 0,91 4,53 14,93 100,00
Daerah Istimewa
6,77 9,17 18,09 20,27 20,30 12,90 0,93 2,92 8,65 100,00
Yogyakarta
Sumber: Susenas 2013
Source : 2013, National Social Economic Survey
id
Masih Berseko- Masih Berseko- Masih Berseko-
Age Group Berse- Sekolah lah Lagi Berse- Sekolah lah Lagi
Berse-
Sekolah lah Lagi
.
go
kolah kolah kolah
Attending Attending Attending Attending Attending Attending
Never/Not Never/Not Never/Not
School School School School School School
.
Yet Yet Yet
ps
Anymore Anymore Anymore
Attended Attended Attended
.b
School School ta School
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
r
a ka
gy
Tipe Daerah
Kegiatan utama/ Type of Place
Main Activity Kota Desa Kota + Desa
Urban Rural Urban + Rural
(1) (2) (3) (4)
Bekerja/Working 63,44 74,25 75,15
Pengangguran/Unemployment
id
2,59 1,55 2,80
.
go
Mengurus rumah tangga/House Keeping 9,06 3,39 7,80
Sekolah/Attending School
.
17,88 15,33 5,43
ps
Lainnya/Others 7,02 5,48 8,82
.b
ta
Jumlah/Total 100,00 100,00 100,00
r
Sumber: Sakernas Agustus 2013
ka
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Selama Seminggu Yang Lalu
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Tipe Daerah
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013
Percentage of Population 15 Years Old and Over who Worked During the Previous
Weeks by Main Industry and Type of Place in Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013
Jenis Kelamin
Sex
Lapangan Pekerjaan Utama
Main Industry Laki-laki
Laki-laki Perempuan
+Perempuan
Male Female
Male+Female
(1) (2) (3) (4)
id
.
Pertanian/ Agriculture 14,00 52,38 27,64
. go
Pertambangan dan Penggalian/Mining and
ps
0,42 0,59 0,85
Quarring
.b
ta
Industri/ Manufacturing Industry 14,21 11,91 13,03
r
ka
and Water
gy
yo
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu
menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013
Percentage of Population 15 Years Old and Over who Worked During
The Previous Weeks by Main Employment Status and Sex in D.I.Yogyakarta, 2013
Jenis Kelamin
Sex
Status pekerjaan utama/
Main Employment Status Laki-laki+
Laki-laki Perempuan
Male Female
Perempuan
Male+Female
id
(1) (2) (3) (4)
.
go
Berusaha Sendiri 10,56 16,50 9,58
Self Employed
.
ps
Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh
Tidak Dibayar .b
ta
30,52 13,93 32,43
Employed Assisted by Temporary Employee/
r
Unpaid Worker
a ka
Buruh/Karyawan/Pegawai
23,22 45,23 18,39
Paid Worker
tp
ht
id
Gunungkidul 21,70 78,30 100,00
.
go
Sleman 9,68 90,32 100,00
.
ps
Yogyakarta 8,82 91,18 100,00
Daerah Istimewa 15,03
.b 84,97 100,00
ta
Yogyakarta
Sumber: Susenas Juli 2013
r
ka
Lampiran 6.1
gy
id
Yogya Utara 76 812 80 256 83 742
.
go
Sleman 112 168 117 255 123 352
Sedayu 98 206 102 837 108 221
.
ps
Kalasan 83 764 87 885 92 451
Daerah Istimewa 851 527
.b
891 816 935 821
ta
Yogyakarta
Sumber: PLN Wilayah XIII Cabang Yogyakarta
r
ka
Source : Government Electricity Company for Area XIII Distribution of Yogyakarta Sub Division
a
gy
yo
://
tp
ht
. id
Gunungkidul 2,25 25,07 6,14 39,90 10,12 16,52
go
Sleman 27,67 3,72 2,18 62,78 3,23 0,42
.
ps
Yogyakarta 38,98 11,57 16,51 32,84 0,10 0,00
Daerah Istimewa .b
ta
18,29 8,89 6,71 56,89 5,95 3,27
Yogyakarta
r
Sumber: Susenas 2013
ka
Lampiran 6.4
gy
yo
Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Jarak Sumber Air Minum
ke Tempat Penampungan Kotoran/Tinja Terdekat di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013
://
Kabupaten/kota
2010 2011 2012 2013
Regency/City
id
Gunungkidul 252 314 229 262
.
go
Sleman 1 274 1 229 1 173 912
.
ps
Yogyakarta 499 486 618 391
Daerah 3 077 3 270
.b 3 093 2 477
ta
Istimewa
Sumber : Kanwil Depag. Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta
r
Source : Regional Office of Religious Affairs Departmentof Daerah Istimewa Yogyakarta
a ka
gy
yo
://
tp
ht
Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014, Daerah Istimewa
Yogyakarta Dalam Angka 2013, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta
id
.
.go
ps
.b
r ta
a ka
gy
yo
://
tp
ht