Pembimbing:
dr. Aji Noegroho, Sp. N
● Tanda rangsang meningeal (TRM) sering ditemukan pada iritasi selaput meningen
akibat inflamasi, infeksi, dan perdarahan.
● Prinsip pemeriksaan TRM bertujuan → memberikan tekanan pada meningen dan
radiks saraf (nerve root) spinalis yang mengalami iritasi dan menjadi hipersensitif.
● Pemeriksaan TRM dilakukan pada kecurigaan infeksi SSP, perdarahan subaraknoid
yang menyebabkan iritasi meningen difus, atau radikulopati yang ditandai dengan
adanya inflamasi lokal pada radiks.
Anatomi
● Meningen → selaput yang meliputi bagian dalam kranium dan kanalis vertebralis.
Struktur ini melapisi otak dan medulla spinalis.
● Meningen terdapat 3 lapisan dengan urutan dari luar ke dalam:
a. Duramater → lapisan fibrosis yang kuat dan tebal → 2 lapisan (lapisan meningeal
dan lapisan periosteal).
b. Araknoid → di bawah lapisan meningeal duramater. Ruangan yang berada di antara
araknoid dengan piamater disebut sebagai ruang subaraknoid.
c. Piamater
Pada permukaan otak dan medula spinalis, piamater dan araknoid melekat erat seolah
membentuk satu membran yang disebut leptomeningen. Ruang subaraknoid ini dialiri →
cairan serebrospinal (CSS).
Pemeriksaan Kaku Kuduk
Tanda kaku kuduk positif bila terdapat tahanan pada leher atau pasien
mengeluh nyeri saat fleksi leher.
• Apabila didapatkan kaku kuduk, pastikan tidak terdapat kekakuan pada leher dengan cara
menggerakkan kepala pasien secara pasif ke sisi kanan dan kiri.
• Angkat bahu pasien untuk mengetahui ada atau tidaknya tahanan saat ekstensi leher.
• Pada saat bahu diangkat, kepala juga akan ikut terangkat karena otot leher kaku dan berkontraksi.
• Biasanya kondisi kaku leher didapatkan pada pasien spondilosis servikalis, tetanus, dan distonia.
Tanda Brudzinski
1. Pemeriksaan cheek sign dilakukan dengan memberikan tekanan pada kedua pipi inferior arkus
zigomatikus. Tanda ini positif bila terdapat fleksi pada siku dan sentakan pada kedua lengan
bawah.
2. Symphyseal sign positif apabila pada penekanan simfisis pubis terjadi fleksi pada kedua
tungkai.
3. Brudzinski's contralateral reflex sign dilakukan dengan memfleksikan secara pasif sendi panggul
dan lutut satu tungkai pasien. Hasil positif apabila terdapat fleksi dari sendi panggul dan lutut
tungkai kontralateral.
4. Manuver Brudzinski yang paling terkenal adalah Brudzinski's neck sign. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan memfleksikan leher pasien, kemudian perhatikan adanya fleksi pada sendi panggul dan
lutut kedua tungkai, jika ada berarti positif.
Kernig Sign
● Keseimbangan → gambaran integritas antara komponen susunan saraf pusat dan perifer.
● Fungsi keseimbangan dipengaruhi oleh sistem vestibular, proprioseptif, dan visual.
Anatomi
● Sistem vestibular → komponen perifer dan sentral.
● Perifer → mendeteksi dan menghantarkan informasi tentang gerakan, posisi kepala dan efek
gaya gravitasi.
VERTIGO
● Vertigo → sensasi berputar baik objek maupun lingkungan → gangguan pada sistem vestibular &
non-vestibular
○ Vestibular → sensasi berputar → perifer dan sentral.
■ Vertigo perifer → onset yang akut
■ Vertigo sentral → onset umumnya gradual/bertahap
○ Non-vestibular → sensasi yang timbul seperti goyah, tidak stabil, dan seperti akan jatuh
Pemeriksaan Gait
● Prosedur :
1. meminta pasien untuk berdiri pada alas yang datar dengan kedua kaki rapat, lengan berada di sisi
tubuh dan mata terbuka. Lengan juga dapat disilangkan pada dada dengan tangan mendekap bahu.
Pemeriksa berdiri di dekat pasien dengan kedua lengan terjulur ke depan, sehingga jika pasien
terjatuh pemeriksa dapat segera menangkapnya.
2. Observasi pasien dalam kondisi tersebut selama 20 detik. Perhatikan apakah pasien bergoyang atau
jatuh. Kemudian mintalah pasien menutup kedua matanya selama 30 detik. Perhatikan kemampuan
pasien untuk mempertahankan posisinya agar tetap tegak.
● Pasien dikatakan tidak dapat mempertahankan
keseimbangan apabila terhuyung dan kaki berubah
posisi (untuk mencegah dirinya jatuh) atau bila
pasien benar-benar jatuh.
● Apabila pasien tidak dapat mempertahankan
keseimbangan sejak awal pemeriksaan Romberg
dilakukan, yaitu saat masih dengan mata terbuka
maka kemungkinan terdapat gangguan pada
serebelum.
● Sedangkan apabila pasien dapat mempertahankan
keseimbangan dengan mata terbuka namun terjatun
dengan mata tertutup maka kemungkinan letak lesi
ada pada jaras proprioseptif.
FUKUDA STEPPING TEST (FST)
positif bila lengan pasien mengalami deviasi dari target (jari pemeriksa) dan arah deviasi konsisten
pada beberapa kali pengulangan.
Pemeriksaan Nistagmus