Anda di halaman 1dari 2

ICW Desak KPK Verifikasi LHKPN Pejabat Banten

SERANG, BANPOS – Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak agar Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), untuk melakukan verifikasi terhadap dokumen harta kekayaan milik pejabat di
Pemprov Banten. Hal itu dikarenakan LHKPN sejumlah pejabat dianggap mencurigakan.

Koordinator Divisi Kampanye Publik ICW, Tibiko Zabar Pradano, kepada awak media mengatakan
bahwa terdapat sejumlah persoalan yang muncul pada LHKPN itu. Seperti bagaimana verifikasi yang
dilakukan pada saat pengumpulan berkas administrasi.

“Tentukan ini bisa jadi pertannyaan lebih lanjut. Bagaimana mungkin seorang pejabat daerah yang
punya penghasilan rutin, lalu laporan harta kekayaannya minus? Bisa jadi ini ada kesalahan
pencatatan atau yang kedua, dilaporkan tidak benar,” ujarnya, Rabu (8/3).

Ia menuturkan, error atau kekeliruan bisa saja terjadi pada si pelapor lantaran dia tidak paham dan
dalam pembuatan laporannya tidak didampingi. Namun perlu juga untuk dipastikan bahwa tidak ada
kesalahan pada sistem LHKPN KPK.

“Kok ya bisa setingkat pejabat tinggi, harta kekayaannya Rp50 ribu. Bagaimana harta lain,
kepemilikan rumah atau bahkan hal yang memang terkait penghasilan yang diperoleh dari jabatan
dia,” tutur Biko.

Di sisi lain, ia juga menduga bisa saja kejanggalan LHKPN itu lantaran pejabat yang melapor, tidak
menyampaikan secara utuh harta kekayaannya. Kendati tidak menutup kemungkinan tidak
dilaporkannya harta kekayaan itu, karena tidak paham teknis pelaporannya.

Maka dari itu, ia pun menyampaikan bahwa KPK selaku pemilik atas sistem LHKPN, dapat melakukan
pengecekan dan verifikasi dokumen, guna memastikan pelaporan LHKPN tersebut berjalan
sebagaimana mestinya.

“KPK harus memverifikasi dokumen yang masuk. Bagaimana mungkin harta kekayaan pejabat publik
yang masih aktif, tapi kemudian hartanya dicatat puluhan ribu bahkan minus. Ini kan perlu proses
verifikasi dan mungkin konfirmasi, jangan-jangan salah melaporkan, tidak melaporkan utuh karena
tidak ada pendampingan. Bisa jadi ada temuan serupa di pejabat lainnya,” ungkapnya.

Ia mengatakan, sejumlah persoalan tersebut dapat menjadi celah, yang semestinya harus
ditindaklanjuti oleh KPK. Apalagi tidak menutup kemungkinan celah tersebut untuk
menyembunyikan harta kekayaan para pejabat.

“Kalau mau dibilang dia mencoba menyembunyikan, terlalu vulgar. Tapi tidak menutup
kemungkinan juga. Sekali lagi, laporan ini kan esensinya melaporkan harta kekayaan pejabat negara.
Kalau lihat profil, apakah wajar hartanya cuma segitu,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Umum Pemprov Banten, Zulkarnaen,
angkat bicara terkait dengan harta kekayaannya. Ia mengaku bahwa kekayaan yang dilaporkan ke
KPK tidak seluruhnya, karena tidak digabung dengan milik istrinya.

Praktik pelaporan yang dilakukan oleh Zulkarnaen diduga dilakukan juga oleh pejabat lainnya. Hal itu
disebut berpotensi menjadi sarana untuk mencuci kekayaan, dengan mengatasnamakan kekayaan
milik orang lain.

Zulkarnaen saat dikonfirmasi BANPOS, mengaku bahwa selama kurun waktu laporan 2018 hingga
2021, dirinya memaknai pelaporan LHKPN hanya merupakan kekayaan miliknya saja, yang dihasilkan
dari pekerjaan dirinya.
"Ketika berbicara LHKPN, artinya harta atau kekayaan yang saya dapat dari pekerjaan saya. Saya
tidak merasa harus saya isi dari yang didapat oleh pasangan hidup saya," ujarnya melalui sambungan
telepon, Selasa (7/3).

Menurut Zulkarnaen, sampai saat ini dirinya sama sekali tidak memiliki aset yang dapat dijadikan
investasi, seperti tanah dan bangunan. Ia yang secara definitif merupakan Kepala Bagian TU pada
Biro Umum itu, mengaku sama sekali tidak memiliki kekayaan.

"Saya tidak ada tanah, tidak ada mobil, tidak ada rumah. Saya beberapa waktu ke belakang, pada
2017 kalau tidak salah, saya cuma bisa beli IPhone. Dan kalau mau ditelusuri lebih, ya saya memang
tidak mempunyai apa-apa," ungkapnya. (DZH)

Anda mungkin juga menyukai