Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok

1. Muhammad Yogie Pratama


2. Eka Handayani
3. Melani Ariska Putri
4. Ferdi Yosi Pratama
5.
6.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dikatikan Kasus Penipuan CPNS oleh


anak Nia Daniati

A. Pendahuluan
Pancasila adalah dasar dari falsafah Negara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia wajib untuk
mempelajari, menghayati, mendalami dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam setiap
bidang kehidupan. Dalam kehidupan bangsa Indonesia, diakui bahwa nilai-nilai pancasila
adalah falsafah hidup atau pandangan yang berkembang dalam sosial-budaya Indonesia.
Nilai pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau nila dari budaya bangsa indonesia
itu sendiri. Oleh karena itu, nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.
Dengan mendasarnya nilai ini dalam menjiwai dan memberikan indentitas, maka
pengakuan atas kedudukan pancasila sebagai falsafah adalah wajar.
Pancasila sebagai ajaran falsafah, pancasila mencerminkan nilai-nilai dan pandangan
mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam hubungannya dengansumber kesemestaan,
yakni Tuhan Yang Maha Esa. Asas Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai asas fundamental
dalam kesemestaan, dijadikan pula asasfundamental kenegaraan. Asas fundamental
dalam kesemestaan itu mencerminkan identitas atau kepribadian bangsa Indonesia yang
religius.
Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan perkembangan
masyarakat itu sendiri, karena kejahatan merupakan produk dari masyarakat dan ini perlu
ditanggulangi. Hal ini mengingat bahwa kejahatan tidak akan dapat hilang dengan
sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin sering terjadi, khususnya yang termasuk
didalamnya adalah tindak pidana penipuan dan penggelapan. ”Bahwa kejahatan terhadap
harta benda akan tampak meningkat di negara-negara sedang berkembang. Kenaikan ini
sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi”.
Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut PNS) sebagai
unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat, harus menyelenggarakan
pelayanan secara adil kepada masyarakat, dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan
kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(selanjutnya disebut UUD 1945). Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka
pembinaan pegawai diarahkan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) agar memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran,
tanggungjawab, disiplin serta wibawa, sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai
tuntutan perkembangan masyarakat.
Penipuan itu sendiri adalah sebuah kebohongan yang di buat untuk keuntungan
pribadi tetapi merugikan orang lain atau dapat pula disebut sebagai bentuk obral janji.
Sifat umum dari obral janji itu adalah membuat orang lain menjadi keliru, dan oleh
karena itu ia rela menyerahkan barangnya atau uangnya untuk sebuah kepentingan yang
telah di janjikan kepada dirinya. Banyaknya pelamar-pelamar yang menginginkan
pekerjaan sebagai PNS inilah yang membuat sebagian dari CPNS menempuh berbagai
cara untuk menjadi PNS. Mulai dari jalan yang formal dengan mengikuti tes penerimaan
CPNS dengan mengandalkan kemampuan masing-masing hingga mencari koneksi yang
ada di jajaran pemerintahan agar mereka dapat di terima sebagai CPNS. Berbagai
penyimpangan dan pelanggaran hukum terjadi disetiap sendi kehidupan masyarakat.
Salah satunya adalah kasus penipuan yang terjadi dalam proses penerimaan CPNS yang
dilakukan oleh Olivia Nathania yang melakukan pengurusan untuk menjadi PNS menipu
gurunnya untuk mendaftarkan keluarganya masuk PNS.
Berdasarkan uraian di atas yang sekaligus juga melatarbelakangi masalah, penulis
ingin mengetahui lebih jauh mengenai permasalahan tersebut
1. Topik Bahasan
Masalah yang akan dibahas nantinya sebagai berikut
1. Bagaimana cara Olivia Nathania menipu korbannya?
2. Bagaimana kasus itu bisa terjadi dan siapa korbannya?
3. Bagaimana pengaturan tindak pidana penipuan menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana?

2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu
1. Untuk mengetahui kronologi kasusnya
2. Untuk mengetahui siapa yang menjadi korban penipuan tersebut
3. Mengetahui tindak pidana penipuan menurut UU Hukum Pidana
B.Pembahasan

 Bagaimana kasus penipuan CPNS itu bisa terjadi ?

Olivia Nathania – Kantongi Rp9,7 Miliar (2021)


Belum lama terjadi, pada awal proses penerimaan CPNS 2021, muncul kasus penipuan
oleh Anak dari penyanyi Nia Daniaty, Olivia Nathania. Olivia ditetapkan sebagai
tersangka dugaan kasus penipuan rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS). Dia
mengaku tidak melakukan penipuan, hanya memberikan fasilitas les pada korban.
Setiap korban membayar sejumlah Rp25 juta. Kasus ini terkuak setelah salah satu korban,
Karnu melapor pada pihak berwajib. Alih-alih menjadi PNS seperti yang dijanjikan, uang
puluhan jutanya raib dan hanya mendapatkan SK palsu.

 Apakah ciri"kasus penipuan tersebut?


1.Janji Palsu Angkat Jadi CPNS tanpa Seleksi atau
2.Seleksi Abal-Abal
3.Mengenakan Tarif
4.Memberikan Surat Keputusan (SK)

 Bagimana peraturan tindak pidana penipuan menurut kita undang undang hukum
pidana
A. Penegakan Hukum Pidana Terhadap Kasus Penipuan Dalam Penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil Oleh Kepolisian Resort
Saat ini kejahatan penipuan semakin sering terjadi di Indonesia, dengan perkembangan
teknologi yang pesat sekarang ini, modus penipuan pun semakin bermacam-macam pula.
Hal tersebut dapat meresahkan masyarakat, karena dimanapun mereka berada mereka
selalu dihinggapi rasa tidak percaya akan seseorang yang mereka temui. Kejahatan
tersebut dapat terjadi kepada siapapun baik pria, wanita, muda, tua, kaya ataupun miskin
serta dapat terjadi dimanapun dan kapanpun. Kejahatan penipuan diatur dalam Pasal 378
KUHP. Penipuan terhadap Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) semakin sering terjadi
baik di daerah terpencil maupun di daerah perkotaan.Pasal 378 Barangsiapa dengan
maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak, baik
dengan memakai nama palsu atau kedaan palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat,
maupun dengan karangan perkataan-perkataan bohong, membujuk orang supaya
memberikan sesuatu barang, membuat utang atau menghapus piutang, dihukum karena
penipuan, dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun. (K.U.H.P. 35, 43, 379
s, 486).

C. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala Dalam Penegakan Hukum Pidana
Terhadap Penipuan Dalam Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil oleh Kepolisian
Resor Kota Pekanbaru.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dalam penegakan hukum pidana
terhadap penipuan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil oleh Kepolisian Resort
Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya bukti dari pelapor Kendala yang ada dalam komponen kebudayaan hukum
(kultural) ini sebenarnya bukan kendala cukup serius, sebab walaupun laporan kurang
akan bukti, sudah menjadi tugas dari pihak Kepolisian untuk mencari bukti yang
2. Kurangnya kerjasama antara saksi korban dengan pihak kepolisian. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Kanit Reskrim Kepolisian Resort Kota Pekanbaru mengatakan
bahwa, dalam upayanya dalam melakukan penyidikan tindak pidana penipuan terhadap
calon CPNS, Kepolisian Resort Kota Pekanbaru menghadapi kendala terkait dengan
kerjasama antara pihak saksi dengan pihak Kepolisian pada saat proses penyidikan
3. Pemikiran masyarakat yang menghalalkan segala cara untuk dapat lolos dalam tes
CPNS Pegawai Negeri Sipil merupakan pekerjaan yang menggiurkan bagi masyarakat.
Banyak alasan kenapa masyarakat berkeinginan menjadi pegawai negeri sipil, salah
satunya adalah adanya tunjangan hari tua bagi pegawai negeri sipil, oleh karena itu tidak
mengherankan jika peserta ujian seleksi pegawai negeri sipil menghalalkan berbagai cara
untuk dapat lolos dalam tes CPNS tersebut.
4. Kurangnya pemahaman korban akan hukum Berdasarkan hasil wawancara
dengan Kanit Reskrim Kepolisian Resort Kota Pekanbaru mengatakan bahwa, korban
yang melapor masih beranggapan bahwa jika dengan melaporkan tersangka ke pihak
kepolisian, uang yang telah diberikan bisa dikembalikan.
5. Rumitnya prosedur untuk penyidikan pejabat
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kanit Reskrim Kepolisian Resort Kota Pekanbaru
mengatakan bahwa, dalam tindak pidana penipuan terhadap calon CPNS, saksi-saksi
yang didatangkan banyak yang dari pejabat dan instansi Pemerintahan, diperlukan
beberapa prosedur untuk memanggil saksi dari instansi tersebut. Permintaan izin
kepada instansi tersebut dapat memakan waktu karena harus sesuai prosedur yang agak
rumit, sehingga dapat menghambat proses penyidikan24
6. Kurangnya jelasnya pembagian tugas antar unit Satreskrim Berdasarkan hasil
wawancara dengan Kanit Reskrim Kepolisian Resort Kota Pekanbaru mengatakan
bahwa, jika terjadi penumpukan kasus yang terjadi di salah satu unit maka kasus-kasus
tersebut
diserahkan ke unit lain yang menangani kasus lebih sedikit25 .Meskipun kasus tersebut
sebenarnya kurang sesuai dengan fungsi unit itu, hal ini tetap dilakukan dengan harapan
proses penyidikan cepat selesai dan mengurangi adanya penumpukan kasus di salah satu
unit.
C. Penutup
1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, penulis dapat
menyimpulkan isi dari seluruh pembahasan tersebut yaitu.
Tindak pidana penipuan diatur sesuai Pasal 378 sampai dengan Pasal 394 KUHP.
Sebagaimana dirumuskan Pasal 378 KUHP, penipuan berarti perbuatan dengan
maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum
dengan memakai nama palsu, martabat palsu, tipu muslihat atau kebohongan yang
dapat menyebabkan orang lain dengan mudah menyerahkan barang, uang atau
kekayaannya.
Penipuan calon pegawai negeri sipil juga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
faktor lingkungan dan kemiskinan oleh karena itu pelaku mempunyai niat untuk
melakukan penipuan dan kesempatan yang diberikan kepada korban berupa
kepercayaan, serta niat korban yang dilakukan dengan cara yang salah.
Sebagai masyarakat Indonesia yang baik hendaknya membantu Aparat penegak
hukum dalam arti memberikan informasi (melaporkan) ketika mengetahui
perbuatan sejenis ini di lakukan atau dilaksanakan. Dan juga sebagai timbal
baliknya aparat penegak hukum harus lebih responsif (dalam hal menyelidiki
laporan) dan melindungi keselamatan pelapor.

2. Manfaat

3. Saran

Anda mungkin juga menyukai