Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok :

 Eirene Clarisa Silalahi 22600310


 Gabriel Nababan 22600319
 Andrew Simbolon 22600367

Tanggal presentasi : 21 Juni 2023

Korupsi
1. Pengertian Korupsi
Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau tindak pidana yang dilakukan oleh
seseorang atau suatu organisasi yang dipercayakan dalam suatu jabatan kekuasaan, untuk
memperoleh keuntungan yang haram atau penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan
pribadi seseorang. Korupsi dapat melibatkan banyak kegiatan yang meliputi penyuapan,
penjualan pengaruh dan penggelapan dan mungkin juga melibatkan praktik yang legal di
banyak negara. Korupsi politik terjadi ketika pejabat atau pegawai pemerintah lainnya
bertindak dengan kapasitas resmi untuk keuntungan pribadi. Korupsi paling umum terjadi di
kleptokrasi, oligarki, negara-narkoba, dan negara bagian mafia. Korupsi dan kejahatan adalah
kejadian sosiologis endemik yang muncul dengan frekuensi reguler di hampir semua negara
pada skala global dalam berbagai tingkat dan proporsi. Data terbaru menunjukkan korupsi
sedang meningkat. Setiap negara mengalokasikan sumber daya domestik untuk
pengendalian dan pengaturan korupsi dan pencegahan kejahatan. Strategi-strategi yang
dilakukan dalam rangka melawan korupsi sering kali dirangkum dalam istilah anti-korupsi.
2. Faktor penyebab korupsi
A. Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Internal

1. Sifat selalu merasa kurang

Tindak pidana korupsi dapat terjadi karena adanya wewenang. Wewenang umumnya disertai dengan
hak pemegang wewenang. Namun bila seseorang memiliki sifat selalu merasa kurang, maka dapat
muncul rasa rakus atau serakah

2. Moral lemah

Seseorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan
dan tekanan ini dapat muncul dari atasan, teman setingkat, bawahan, atau pihak lain yang
memberikan celah korupsi,

3. Penghasilan kurang mencukupi

Penghasilan seorang pegawai dari sebuah pekerjaan seharusnya memenuhi atau sejalan dengan
kebutuhan hidup yang wajar. Jika tidak, maka seseorang cenderung berusaha memenuhinya dengan
berbagai cara. Ketika tidak ada peluang, maka seseorang bisa jadi memanfaatkan celah korupsi, baik
korupsi waktu, tenaga, maupun pikiran untuk hal-hal di luar pekerjaan yang seharusnya

4. Kebutuhan hidup yang mendesak


Pada situasi terdesak terkait ekonomi, dapat terbuka ruang bagi seseorang untuk menempuh jalan
pintas baik maupun buruk. Salah satu jalan pintas yang buruk yaitu korupsi.

B. Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Organisasi

1. Kurangnya sikap keteladanan pimpinan

Posisi pimpinan dalam lembaga formal maupun informal berpengaruh penting bagi anggotanya. Jika
pemimpin melakukan korupsi, terbuka kemungkinnan bagi anggotanya untuk mengambil risiko yang
sama.

2. Tidak ada kultur organisasi yang benar

Kultur organisasi berpengaruh pada anggotanya. Jika tidak dikelola dengan baik, maka sebuah kultur
organisasi dapat memicu situasi yang tidak kondusif dan perbuatan negatif di lingkungan kehidupan
organisasi. Salah satu perbuatan negatif tersebut di antaranya korupsi.

3. Kurangnya sistem akuntabilitas yang benar

Sistem akuntabilitas yang tidak memadai, visi-misi serta tujuan dan sasaran yang berlu ditetapkan
dengan jelas, serta kurangnya perhatian pada efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki
berisiko memicu situasi organisasi kondusif untuk praktif korupsi.

4. Kelemahan sistem pengendalian manajemen

Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalam
sebuah organisasi. Semakin longgar atau lemah pengendalian manajemen di sebuah organisasi,
maka semakin terbuka peluang perbuatan tindak korupsi anggota atau pegawainya.

3. Dampak Korupsi
Korupsi yang berdampak pada perekonomian menyumbang banyak untuk meningkatkan kemiskinan
masyarakat di seluruh negara, kemiskinan absolut, dampak korupsi terhadap ketimpangan
munculnya kemiskinan relatif. Korupsi sebuah kejahatan yang luar biasa karena memiliki dampak
yang masif dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selain merugikan negara korupsi juga
menyengsarakan masyarakat, membuat masyarakat bodoh hingga kelaparan sampai. Karena
mahalnya harga jasa dan pelayanan publik, masyarakat dibuat bertambah miskin, terbatas fasilitas
pendidikan dan kesehatan, kebutuhan ekonomi masyarakat semakin mendesak dan berbagai
pembangunan terhambat, belum lagi dari sisi Adat dan budaya, korupsi menggerus kearifan lokal dan
menggantikannya dengan tabiat yang buruk akibat Oknum penimbun harta dengan cara korupsi
dengan menghalalkan segala cara bahkan dengan membunuh dirinya sendiri pun dilakukan asalkan
bisa untuk korupsi sipat seperti ini tidak akan bisa berubah karena telah melekat di diri orang
tersebut terkecuali. Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia
politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik dengan cara
menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi
akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan
menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-
seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi
dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau
dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi
pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

4. Kasus
Dua Bupati Diduga Terlibat Kasus Korupsi
Dua bupati di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni; Bupati Sumba Barat Jubilate Pieter
Pandango dan Bupati Rote Ndao Leonard Haning diduga melakukan tindak pidana korupsi. Bupati
Sumba Barat Jubilate Pieter Pandango sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan Bupati Rote
Ndao Leonard Haning masih menunggu hasil ekspos perkara di Kejaksaan Agung (Kejagung) di
Jakarta.

Humas Kejaksaan Tinggi NTT Ridwan Angsar mengatakan, kasus yang melibatkan Bupati Sumba Barat
adalah pengadaan 158 unit sepeda motor tahun anggaran 2011 dengan nilai proyek sebesar Rp3,2
miliar. Kasus tersebut sudah diekspos di Kejaksaan Agung dan disetujui bahwa Bupati Sumba Barat,
Jubilate Pieter Pandango ditetapkan sebagai tersangka. Ridwan menjelaskan, hasil ekspos di
Kejaksaan Agung sudah disepakati Bupati Sumba Barat ditetapkan sebagai tersangka. “Namun masih
perlu pendalaman pemeriksaan saksi-saksi terkait kasus tersebut. Kejagung sudah setuju Bupati
Sumba Barat ditetapkan sebagai tersangka,” kata Ridwan, Jumat (25/4).

Ia menjelaskan, berdasarkan fakta-fakta di persidangan ditemukan ada keterlibatan Jubilate Pieter


Pandango dalam kasus tersebut. Untuk rencana pemeriksa Bupati Sumba Barat sebagai tersangka
harus mendapat izin dari Presiden melalui Mendagri. Namun, bila dalam waktu 30 hari kedepan tidak
ada izin dari Presiden maka pemeriksaan terhadap tersangka tetap dilakukan. “Untuk penanganan
pemeriksaan tetap ditangani Kejari Waikabubak. Sejak awal kasus itu ditangani Kejari Wakabubak,”
jelas dia.

Sementara itu, penasehat hukum terdakwa dalam hal ini pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam
kasus tersebut, Philipus Fernandez mengatakan sangat tepat jika Bupati Sumba Barat, Jubilate Pieter
Pandango ditetapkan sebagai tersangka. Sebab, dalam pelaksanaan proyek itu, panitia diintervensi
oleh bupati.

Menurut Philipus, kliennya sudah divonis penjara oleh pengadilan Tipikor Kupang dengan penjara
selama tiga tahun. Dari putusan itu dia melakukan upaya hukum banding untuk mendapatkan
keringanan hukuman. Dijelaskan, kerugian Negara dari proyek pengadaan 158 unit sepeda motor itu
sebesar Rp 285 juta. Namun, sesuai fakta persidangan terungkap jelas intervensi dari Bupati
Pandango agar memenangkan perusahaan milik Fandy Tjiang yang juga sudah menjadi tersangka
dalam kasus pengadaan 158 unit sepeda motor tahun anggaran 2011 lalu. Selain itu, data yang
diperoleh di Kejati penyidik NTT bahwa Bupati Rote Ndao juga akan diperiksa penyidik kejaksaan
terkait kasus dugaan korupsi hibah tanah tahun anggaran 2011 lalu. “Masih tunggu hasil ekspos di
Kejaksaan Agung, tapi informasi menguat bahwa Bupati Rote Ndao akan ditetapkan jadi tersangka,”
kata sebuah sumber. Dalam kasus hibah tanah tersebut, Bupati Rote Ndao Leonard Haning dan Ketua
DPRD Rote Ndao Cornelis Feoh serta sejumlah anggota DPRD dan pejabat eselon II di daerah itu juga
disebut-sebut terlibat. Para pejabat sudah diperiksa di Kejaksaan Negeri (Kejari) Ba’a karena
menerima sertifikat tanah dari Bupati Rote Ndao, Leonard Haning.

Anggota DPRD Rote Ndao dari Fraksi PDI Perjuangan, Cornelis Lapaan mengakui dirinya sudah
diperiksa Kejari Ba’a terkait masalah hibah tanah. Namun, Cornelis Menepis kalau dirinya tidak
menerima sertifikat tanah dari pemerintah Rote Ndao. sementara anggota DPRD dari Fraksi Gerindra,
Yacob Malelak menyampaikan, pemerintah Rote Ndao yang berinisiatif untuk memberikan sertifikat
tanah ke sejumlah DPRD Rote Ndao. “Saya dapat sertifikat tanah dari Pemda Rote Ndao, tapi bukan
saya yang minta, dan kita sudah kembalikan sertifikat itu,” katanya.

5. Analisa

Berdasarkan pemaparan pada kronologi, kami berpendapat terdapat 2 terdakwa yang


dimana:
Terdakwa 1 bernama Jubilate Pieter Pandango ia adalah bupati sumba barat, jubilate
melakukan tindak korupsi berupa pengadaan 158 unit sepeda motor pada 2011 dengan
biaya anggaran Rp3,2 miliyar. Karena tidakannya tersebut Jubilate di tetapkan sebagai
tersangka dan dikenakan hukuman penjara selama tiga tahun di pengadilan Tipikor Kupang.
Tersangka 2 bernama Leonard Haning adalah bupati Rote Ndao, Leonard diduga terlibat
kasus hibah tanah milik Pemerintah Kabupaten Rote Ndao kepada DPRD dan beberapa
pejabat pemerintah setempat. Tanah pemerintah seluas 10 hektare itu terletak di RT 01/RW
01 Dusun Sasonggodae, Desa Holoama, Kecamatan Lobalain yang diduga merugikan negara
sebesar Rp 229,1 juta.

6. Kesimpulan
Bercermin dari kasus diatas kita dituntut untuk lebih bisa mengendalikan diri sendiri, janganlah
kita mengambil hak orang lain. Karena dari tindakan tersebut bukan hanya merugikan orang lain saja
tetapi merugikan dirinya juga. Kelompok kami tidak mendukung perbuatan kedua bupati tersebut
karena seorang yang memiliki jabatan dalam bidang pemerintahan harusnya bisa memberikan
contoh yang baik bagi masyarakatnya. Dan ayat Alkitab yang kami pilih terdapat pada Amsal 22:22-23
tertulis bahwa “Janganlah merampasi orang lemah, karena ia lemah, dan janganlah menginjak-injak
orang yang berkesusahan di pintu gerbang. Sebab Tuhan membela perkara mereka. Dan mengambil
nyawa orang yang merampasi mereka”.

Anda mungkin juga menyukai