B. SANTRI DILARANG :
1. Melanggar tata tertib dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pesantren.
2. Dilarang merokok, minuman keras (mabuk), menghisap dan memakai narkoba, judi,
pacaran, zinah, mencuri, menonton film porno, melakukan tindakan porno aksi,
pornografi, bermain game online, tindakan kekerasan (Bullying), berkelahi, melakukan
politik praktis, dilarang mengikuti Geng Motor, organisasi serta kegiatan diluar
Pesantren.
3. Dilarang membawa benda/barang haram yang dilarang oleh Agama dan hukum yang
berlaku di Negara Indonesia yaitu, narkoba, miras, obat terlarang, benda tajam, senjata
mematikan, gambar dan cerita porno, lambang/ simbol dan buku yang dilarang oleh
NKRI.
4. Melakukan perusakan fasilitas Pesantren.
5. Mengganggu atau merugikan santri lainnya.
6. Membawa barang yang tidak diizinkan seperti Handphone dan laptop kedalam gurfah.
Handphone dan laptop dititipkan di mentor, digunakan apabila mendapatkan izin dari
mentor.
7. Membawa dan memiliki media yang tidak islami yang tidak ada kaitan langsung dengan
pendidikan.
8. Menghina atau merendahkan pegawai Pesantren ataupun sesama santri lainnya.
9. Memakai/ menggunakan barang milik orang lain tanpa seizin pemiliknya. Termasuk
membawa keluar barang-barang asrama tanpa seizin mentor gurfah.
10. Menjalin komunikasi atau bentuk hubungan lainnya yang tidak islami dengan lawan
jenisnya, mengobrol berdua-duaan dengan lawan jenis (khalwat), bergaul/ berkomunikasi
yang berlebihan yang menimbulkan syahwat, kebencian, fitnah dan ghibah.
11. Meminjam/menyewa motor baik untuk di dalam maupun di luar lingkungan Pesantren.
12. Santri dilarang keluar pondok tanpa izin mentor dan bagian keamanan.
13. Dilarang meminjam uang dan kasbon ke kantin.
14. Santri dilarang berdagang atas nama kepentingan pribadi di dalam maupun diluar
Pesantren.
15. Santri dilarang belanja online, apabila mau belanja online alamat harus keluar jangan
alamat pondok
D. PULANG :
Santri dapat keluar dari Pesantren untuk pulang dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Waktu pulang santri adalah waktu libur yang ditentukan oleh Pesantren, semua santri bisa
pulang setelah mentandatangani kartu kepulangan santri
2. Santri tidak diizinkan pulang sendirian tanpa dijemput, kecuali orang tua sudah
melakukan pembicaraan lisan dengan mentor gurfah dan segala risiko yang terjadi selama
proses kepulangan menjadi tanggung jawab orang tua.
3. Yang berhak menjemput santri adalah orang tua/wali santri atau keluarga dekat santri.
4. Untuk kepulangan libur semester, libur kenaikan kelas dan libur ramadhan Idul Fitri
santri harus sudah menyelesaikan segala urusan dengan perpustakaan (peminjaman
buku), Tim Kedisiplinan (pelaksanaan hukuman) dan teman/ustad/ustadzah
(pengembalian barang pinjaman).
5. Santri tidak boleh diantar pulang oleh mentor atau staf, baik diantar ke terminal atau
kerumah. Tetap harus dijemput oleh wali santri atau keluarga
6. Santri yang pulang tanpa melalui prosedur di atas terkena sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
7. Santri tetap menjaga adab Islami (contoh : menutup aurat, rapi dan sopan ketika keluar
kamar).
8. Prosedur Tata Cara kepulangan santri :
1. Wali Santri harus melapor ke pos satpam dan mengisi buku tamu untuk menjemput
kepulangan santri
2. Tim keamanan menghubungi bagian kesiswaan dan mentor santri
3. Wali santri oleh tim mentor dan kesiswaan diminta menunggu di ruang tamu, bisa di
front office atau di kantor kepsek
4. Tim kesiswaan atau tim mentor memeriksa dan menganalisa izin kepulangan santri
yang meliputi :
a. Santri Sakit bisa pulang setelah mendapatkan izin dari etnofarmaka Al Fath baik
lisan maupun tidak lisan atau sudah ada bukti pemeriksaan dari dokter atau
puskesmas
b. ditanyakan yang menjemputnya wali santri atau saudaranya atau yang ditunjuk
secara sah oleh wali santri
c. Santri diperbolehkan izin pulang diluar sakit karena ada kematian, pernikahan dan
ada saudara dekat yang sakit keras
5. Apabila izin kepulangan berkaitannya dengan izin libur itu dilakukan secara masal
atau berjamaah yang diacarakan di aula, sehingga santri bisa langsung dijemput
orang tua dan tetap orang tua tidak boleh masuk ke gurfah
1. Santri yang berobat ke rumah sakit atas rekomendasi dari etnofarmaka Al Fath
2. Santri bisa langsung berobat ke puskesmas atau dokter praktek diluar pondok ketika
ada diluar jadwal pengobatan dengan biaya ditanggung sendiri
3. Apabila santri sakit di waktu malam hari akan dibawa kerumah sakit maka dalam
kasus hanya gawat darurat seperti : pendarahan, luka menganga perlu dijahit, kesakitan
luar biasa, sesak nafas, bisa konsultasikan dulu ke etnofarmaka al fath apabila tidak
bisa, langsung kerumah sakit.
E. PERIZINAN KHUSUS :
Santri dapat diizinkan pulang atau meninggalkan Pesantren untuk keperluan tertentu yang
mengharuskan santri menginap di luar Pesantren dengan ketentuan kasus sebagai berikut :
1. Kematian : Yang dimaksud kematian dalam hal ini adalah kematian yang menimpa
orang tua, paman/bibi, kakek/nenek, dan saudara kandung.
2. Pernikahan : Yang dimaksud pernikahan dalam hal ini adalah pernikahan orang tua,
paman/bibi, dan saudara kandung.
3. Sakit keras : Yang dimaksud sakit keras dalam hal ini adalah sakit parah, yang
menimpa orang tua, kakek/nenek, dan saudara kandung.
4. Berobat : Santri dapat diizinkan berobat keluar dari Pesantren setelah mendapat
rekomendasi dari Etnoformaka Alfath Rumah Sehat Islam Holistic Alfath dan
penanganannya diserahkan kepada orang tua/wali santri (Kembali segera setelah
sembuh).
G. KEUANGAN SANTRI :
1. Santri hanya diperbolehkan menyimpan uang di gurfah maksimal Rp. 100.000, sisanya
harus disimpan di tabungan santri di Mini Bank Al Fath dan setiap saat boleh
mengambil uang sesuai dengan jam buka kantor.
2. Bagi santri yang menyimpan uang lebih dari Rp. 100.000 dan jika terjadi kehilangan
maka konsekuensi di tanggung sendiri.
3. Uang organisasi, kas kelas, dll. yang bukan milik pribadi, maka harus disimpan di Mini
Bank Al Fath. Jika tidak dititipkan dan terjadi kehilangan maka tidak menjadi tanggung
jawab lembaga.
4. Kehilangan uang dan barang milik pribadi santri yang dipegang oleh santri maka
menjadi tanggung jawab santri pemilik dan di luar tanggung jawab mentor gurfah dan
Tim Kedisiplinan.
5. Santri dilarang berhutang kepada kantin, teman, ustadz/ustadzah.