Anda di halaman 1dari 15

STUDI ALUR PELAYANAN

DI SATELIT FARMASI RAWAT JALAN


DAN IGD PAVILIUN ABIYASA
RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
PERIODE OKTOBER-NOVEMBER 2013

Disusun Oleh :

Kelompok ΙV
ANDRI FITRIZAL EMIL (UMP)
INDAH YUL IKANING T. (STIFAR)
SARINI UMAR (USB)
TRI SUSANTI (UAD)
SITI KHOLIFAH (UII)
GINA PUTRI GANTIENA (UMP)
NUR DJAHRAH UMAMI (UAD)

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
PERIODE OKTOBER-NOVEMBER 2013
PURWOKERTO
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah fasilitas pelayanan penunjang medis
dibawah pimpinan seorang Apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang -
undangan yang berlaku dan komponen secara professional yang bertanggung jawab atas
seluruh pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas pelayanan yang mencakup perencanaan,
pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan / sediaan farmasi, dispensing obat
berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu dan
distribusi serta penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit serta pelayanan
farmasi klinis.
1. Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Tujuan dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit antara lain :
a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun
dalam keadaan gawat darurat sesuai, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas
yang tersedia.
b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian
dan etik profesi.
c. Melaksanakan KIE ( komunikasi informasi dan edukasi mengenai obat).
d. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan – aturan yang berlaku.
e. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi
pelayanan.
f. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.
2. Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Fungsi dari IFRS adalah :
a. Pengelolaan perbekalan faramsi
- Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.
- Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal.
- Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat
sesuai ketentuan yang berlaku.
- Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
- Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang
berlaku.
- Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
kefarmasian.
- Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.
b. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan
- Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien
- Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan.
- Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan
- Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
- Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien / keluarga
- Memberi konseling kepada pasien atau keluarga
- Melakukan pencampuran obat suntik
- Melakukan penyiapan nutrisi parenteral
- Melakukan penanganan obat kanker
- Melakukan penentuan kadar obat dalam darah

Sub Instalasi Farmasi Paviliun Abiyasa dan Pusat Geriatri terbagi atas beberapa
bagian, yaitu:
 Satelit Farmasi Rawat Jalan
 Satelit Farmasi Rawat Inap
 Satelit Farmasi Gawat Darurat
 Satelit Farmasi Bedah Sentral
Salah satu tugas dari Satelit Farmasi sebagai unit pelayanan yaitu melakukan
pelayanan resep yang mencakup penerimaan resep bagi pasien rawat jalan maupun rawat
inap dengan memastikan penyerahan obat yang tepat pada penderita. Hal ini dilakukan untuk
memastikan keamanan penggunaan obat untuk pasien. Satelit Farmasi Rawat Jalan bertugas
melayani resep dari pasien umum (bayar sendiri) dan pasien peserta Asuransi Kesehatan
yang telah diperiksa di poliklinik yang ada di Paviliun Abiyasa.
B. Satelit Farmasi Rawat Jalan
Pelayanan di Satelit Farmasi Rawat Jalan dimulai dari petugas penerimaan resep.
Resep yang diterima dari pasien terbagi dalam 2 kategori yaitu resep umum berwarna
kuning, dan resep askes yang bewarna putih.
Pelayanan resep di satelit farmasi rawat jalan Abiyasa dilakukan pada pukul 08.00-
14.00 WIB (senin-kamis), pukul 08.00-12.00 WIB (jumat) dan 08.00-14.00 WIB (sabtu).
Kegiatan pelayanan di Satelit farmasi rawat jalan umum meliputi penerimaan resep oleh
petugas penerima resep yang dimulai dengan memeriksa identitas pasien, memberikan
nomor urut resep kepada pasien atau keluarga pasien. Petugas mengaudit resep masuk
DORS (Daftar obat RS) atau tidak, bila tidak maka konsultasi ke apoteker atau dokter
untuk dicarikan obat pengganti kemudian menuliskan obat tersebut pada resep,
menghitung harga obat dan membuat etiket. Apabila pasien mengalami kesulitan dalam
pembayaran maka asisten apoteker akan mengurangi jumlah obat atau mengganti jenis
obat sesuai dengan kemampuan keuangan pasien. Setelah dilakukan transaksi kemudian
diserahkan kepada bagian peracikan sesuai dengan apa yang telah diresepkan.
Obat yang telah selesai dikerjakan dilakukan pengecekan ulang oleh asisten
apoteker atau apoteker, kemudian dipanggil nama pasien, nomor dan poliklinik,
kemudian obat diserahkan dengan diberi penjelasan tentang jumlah, cara pemakaian obat
dan hal-hal yang perlu dilakukan pasien.
Kegiatan administrasi yang dilakukan antara lain adalah mengelompokkan resep-
resep yang masuk setiap harinya berdasarkan poliklinik. Dispensing obat dibagi menjadi
dua yaitu non-racikan dan racikan. Resep non-racikan adalah resep yang bentuk
sediaannya dalam bentuk sediaan tunggal sedangkan resep racikan adalah resep yang
terdiri dari beberapa macam obat yang dibuat dalam satu bentuk sediaan seperti kapsul,
puyer dan salep. Dispensing obat tersebut ada yang sudah dilakukan pengemasan awal
khusus untuk obat-obat racikan dan non-racikan tertentu yang sering diresepkan dalam
jumlah dan dosis yang tetap untuk mempercepat dan mengefisiensikan pelayanan seperti
sediaan campuran pulveres, kapsul dan sediaan jadi. Contoh sediaan jadi seperti
Lansoprazole dikemas dalam wadah plastik berisi 15 dan 28 kapsul.
Alur pelayanan IFRS Rawat Jalan Paviliun Abiyasa dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.

Pasien
Pasien
Pasien datang
datang
datang dengan
dengan
dengan membawa
membawa
membawa resep
resep
resep

Pasien
Pasien
Pasien diberi
diberi
diberi nomor
nomor
nomor urut
urut
urut

Petugas
Petugas
Petugas melakukan
melakukan
melakukan skrining
skrining
skrining administrasi,
administrasi,
administrasi, klinis
klinis
klinis dan
dan
dan farmasetis
farmasetis
farmasetis

Petugas
Petugas melakukan
melakukan entry
entry data
data kedalam
kedalam komputer
komputer

Petugas
Petugas mengkonfirmasi
mengkonfirmasi harga
harga obat
obat ke
ke pasien
pasien

Apabila
Apabila pasien
pasien kurang
kurang setuju
setuju dengan
dengan harga
harga yang
yang ditawarkan,
ditawarkan, obat
obat
disubsitusi dengan obat generik atau resep diberikan setengahnya
disubsitusi dengan obat generik atau resep diberikan setengahnya

Pasien melakukan pembayaran dikasir

Pasien menyerahkan kembali resep ke apotek rawat jalan yang


kemudian dilayani oleh petugas kefarmasian

Dispensing obat oleh petugas farmasi (resep obat racikan/non racikan)

Pengetiketan dan memasukkan obat kedalam wadah obat/plastik

Pengecekkan akhir, penyerahan obat ke pasien dan memberikan


PIO kepada pasien. Bila diperlukan, melakukan konseling.

Gambar 1. Alur Pelayanan Satelit Farmasi Rawat Jalan untuk Pasien Umum di
Paviliun Abiyasa

Pasien pasien
Apabila menyerahkan
Pengecekkan kurang
akhir, kembali resep
obatke
setuju dengan
penyerahan keapotek
harga yangrawat
pasien jalan yang
ditawarkan,
dan obat
memberikan
disubsitusi
Dispensing kemudian
dengan
obat
PIO kepada
Pengetiketan oleh dilayani
obat
pasien.
Pasien
dan generik
petugas
Bila
memasukkan oleh
farmasi petugas
atau resep
(resep
diperlukan,
melakukan
datang dengan
obat kefarmasian
diberikan
obat
melakukan
pembayaran
membawa
kedalam dikasir
wadah setengahnya
racikan/non racikan)
resepkonseling.
obat/plastik
Pasien
Pasien datang
Pasien datang dengan
datang dengan membawa
dengan membawa resep
membawa resep
resep

Pasien
Pasien diberi
Pasien diberi nomor
diberi nomor urut
nomor urut
urut

Petugas
Petugas melakukan
melakukan skrining
skrining administrasi,
administrasi, klinis
klinis dan
dan farmasetis
farmasetis

Resep tanpa cap ASKES, pasien di minta mengesahkan resepnya di counter

Petugas melakukan entry data kedalam komputer

Petugas mengkonfirmasikan harga obat yang tidak termasuk dalam DPHO

Apabila pasien kurang setuju dengan harga yang ditawarkan, obat


disubsitusi dengan
disubsitusi dengan obat
obat generik
generik atau
atau resep
resep diberikan
diberikan setengahnya
setengahnya

Pasien melakukan pembayaran dikasir

Pasien menyerahkan kembali resep ke apotek rawat jalan yang


kemudian dilayani
kemudian dilayani oleh
oleh petugas
petugas kefarmasian
kefarmasian

Dispensing obat oleh petugas farmasi (resep obat racikan/non racikan)

Pengetiketan dan memasukkan obat kedalam wadah obat/plastik

Pengecekkan akhir, penyerahan obat ke pasien dan memberikan


PIO kepada pasien. Bila diperlukan, melakukan konseling.

Gambar 2. Alur Pelayanan Satelit Farmasi Rawat Jalan untuk Pasien Askes di Paviliun
Abiyasa
C. Satelit Farmasi Gawat Darurat
Satelit farmasi Gawat Darurat berfungsi sebagai penunjang pelayanan kesehatan
dalam hal penyediaan obat dan alat kesehatan, terutama obat-obat penyelamat hidup (life
saving drugs selama 24 jam tiap hari termasuk hari libur.Life saving drugs merupakan
obat dan alat kesehatan yang diperlukan pada keadaan darurat ntuk mencegah terjadinya
kecacatan atau kematian serta tidak dapat digantikan oleh obat jenis lainnya.
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di Satelit Farmasi Gawat Darurat terdiri dari 5 orang
Asisten Apoteker yang terdiri dari :
 1 orang sebagai koordinator
 4 orang sebagai Pelaksana Farmasi
Pelaksana farmasi bertugas melayani resep yang masuk (receiving, pricing,
labeling, compounding dan dispensing) dan validasi farmasi dan juga menerima
pengembalian obat atau alkes yang tidak digunakan pasien (retur), serta membuat
laporan-laporan rutin. Kartu obat ada 2 macam yaitu warna kuning untuk resep umum
dan warna putih untuk resep ASKES, yang diberikan oleh perawat kepada petugas di
satelit, kemudian dilakukan skrining resep dan entry data di komputer, setelah itu
dilakukan pemberian harga obat dan dispensing obat yang dikontrol oleh petugas satelit
farmasi. Distribusi perbekalan farmasi menggunakan sistem Individual prescribing,
system emergency kit ( life saving drugs ) dan sistem paket box. Sistem individual
prescribing untuk pasien rawat jalan sore, hemodialisa, dan rawat inap (di luar jam buka
satelit farmasi rawat inap). Sistem paket box digunakan untuk pasien yang baru datang
dalam IGD. Sistem floor stock tidak ada dalam IGD, karena berdasarkan pengalaman
yang lalu ternyata banyak obat yang ED, maka penyimpanan obat floor stock diganti
dengan emergency kit yang sekarang berada di Satelit Farmasi untuk pasien yang
mengalami kasus berat salah satunya KLL ( kecelakaan lalu lintas). Paket emergency kit
bersifat Life saving drugs berisi obat yang biasa digunakan dalam keadaan darurat untuk
mencegah terjadinya kecacatan atau kematian serta tidak dapat digantikan dengan obat
jenis lainya. Alur penggunaan obatnya dari kartu obat yang ditulis oleh dokter kemudian
oleh perawat diambil di Satelit Farmasi Gawat Darurat. Biasanya obat yang kurang akan
di ambil perawat langsung ke Satelit Farmasi Gawat Darurat, sedangkan untuk
penggantian obat dilakukan dengan pengecekan box dilihat obat apa saja yang telah
digunakan, kemudian di isi ulang oleh petugas Satelit Farmasi Gawat Darurat. Jika ada
yang kurang maka di konfirmasi ke perawatnya.
2. Pelayanan
Satelit Farmasi Gawat Darurat atau Apotek IGD melayani kebutuhan IGD
(Instalasi Gawat Darurat), unit hemodialisa (HD), serta kebutuhan obat rawat jalan
sore dan kebutuhan obat pasien rawat inap di luar jam pelayanan satelit farmasi rawat
inap. Waktu pelayanan Satelit Farmasi Gawat Darurat adalah 24 jam, yang terbagi
menjadi 3 shift yatu, :
a. Pagi : pukul 07.00 – 14.00
b. Siang : pukul 14.00 – 21.00
c. Malam : pukul 21.00 – 07.00
Alur pelayanan satelit farmasi gawat darurat dapat dilihat pada gambar 2.
Alur pelayanan resep untuk pasien gawat darurat
Pasien masuk
Pasien masuk IGD
IGD lalu
lalu di
di observasi
observasi

Pasien dengan Pasien tidak ada tindakan


tindakan khusus
tindakan khusus

Resep dokter
Perawat mengambil emergency
box di apotek IGD

Pasien pulang

Jika diperlukan, perawat dapat meminta


perbekalan farmasi tambahan pada
apoteker/AA

Penulisan nama perbekalan farmasi yang


digunakan oleh pasien ke kartu obat

Perhitungan dan pemberian harga pada


kartu obat (entry data)

Pasien pulang (rawat jalan) Pasien rawat inap


(dipindahkan ke bangsal)

Gambar 2. Alur pelayanan Satelit Farmasi Gawat Darurat Paviliun Abiyasa

Alur pelayanan resep di Satelit Framasi Gawat Darurat Paviliun Abiyasa dan
Pusat Geriatri dibagi berdasarkan status pasien yaitu pelayanan pasien umum dan ASKES.
Sistem distribusi obat dan alat kesehatan yang digunakan yaitu sistem Individual Prescription
dan sistem paket.
a) Sistem individual prescribing. Sistem ini diterapkan untuk :
1. Pasien IGD yang kondisinya baik dan diperbolehkan pulang (rawat jalan), maka
keluarga pasien akan membawa resep untuk pengobatan rawat jalan dari dokter ke
Satelit Farmasi 24 jam.
2. Pasien yang akan dirawat inap mendapatkan resep individual untuk obat peroral
tertentu selama 2-3 hari.
3. Pembedahan minor, misalnya lecet atau tergores, biopsy kulit dan circum section.
b) Sistem kombinasi floorstock dan individual prescribing (sistem paket)
Di IGD kombinasi floor stock dan individual prescribing di Satelit Framasi Gawat
Darurat Paviliun Abiyasa dikenal dengan sistem paket. Sistem paket untuk tindakan operasi
yang dilakukan dengan segera. Floor stocknya yaitu gunakan untuk operasi disiapkan dalam
satu paket menggunakan wadah khusus, ini yang dimaksud dengan sistem floor stock-nya,
sedangkan sistem individual prescribing-nya adalah ketika dokter hanya menggunakan obat
tertentu saja yang ada dalam paket. Keuntungan penerapan sistem ini yaitu dapat
meminimalkan kehilangan obat maupun alat kesehatan, karena obat-obat yang telah dipakai
ditulis di kartu obat sedangkan obat sisa dikembalikan, serta obat dan alkes yang dibayar
hanya obat dan alkes yang digunakan selama tindakan operasi.
Tabel 1. Daftar nama dan jumlah perbekalan Farmasi dalam Box obat

Sediaan Jumlah Jenis


D5, RL, NaCL 1 Botol
Vicillin 1 gram 1 Vial
Cefotaxim 1 Vial
Ceftriaxone 1 Vial
Ranitidine 1 Ampul
Ondancetron 1 Ampul
Furosemid 2 Ampul
Cis plis 3 Pcs
Tegaderm 1 Pcs
Pembalut 2 Rol
Aqua 25 ml 1 Fls
Spet 3/ 5/ 10 cc 2 Pcs
Selang O2 biasa 1 Pcs
Nrm balon 1 Pcs
Infuset biasa 1 Pcs
Transet 1 Pcs
y-otsu set 1 Pcs
Microdrip 1 Pcs
Yelco 18/ 20 1 Pcs
Yelco 22/ 24 1 Pcs

D. TUJUAN
1. Mengetahui alur pelayanan Satelit Farmasi Rawat Jalan Paviliun Abiyasa RSMS.
2. Mengetahui alur pelayanan Satelit Farmasi Gawat Darurat Paviliun Abiyasa RSMS.
BAB II
PEMBAHASAN

Sumber daya manusia yang ada pada Satelit Farmasi Rawat Jalan Abiyasa terdiri dari
5 orang yang bertugas sebagai pelaksana farmasi dan pelaksana logistik, begitu juga di
Satelit Farmasi Gawat Darurat terdiri dari 5 orang yang juga bertugas sebagai pelaksana
farmasi dan pelaksana logistik.
Permasalahan yang muncul ketika pelayanan di Satelit Farmasi Rawat Jalan adalah
adanya obat yang tidak tersedia di instalasi farmasi, petugas farmasi akan segera
menghubungi dokter penulis resep dan atas persetujuan dokter, petugas farmasi akan
mengganti obat dengan obat generik atau diberikan copy resep.
Sedangkan jika stock obat didalam Satelit Farmasi Rawat Jalan tersebut mengalami
kekosongan maka apoteker yang bertugas akan segera menghubungi gudang buffer dan jika
ternyata di gudang buffer mengalami kekosongan juga maka akan segera menghubungi dan
meminta stock obat yang kosong ke Satelit Farmasi Gawat Darurat ataupun Satelit Farmasi
Rawat Inap sehingga obat akan terlayani dengan baik, akan tetapi jika obat benar-benar
kosong dan tidak tersedia di Satelit Farmasi yang lain maka akan dibuatkan copy resep agar
pasien dapat menebus obat di apotek diluar rumah sakit.
Untuk PIO dan konseling yang diberikan oleh apoteker kepada pasien dilakukan
secara langsung ketika penyerahan obat oleh apoteker kepada pasien dengan menjelaskan
secara ringkas untuk PIO (cara pakai, aturan pakai, indikasi) dan untuk obat-obat yang
dipakai dengan cara pemakaian khusus maka akan diberikan konseling kepada pasien dan
tidak lupa apoteker akan menanyakan apakah pasien sudah pernah menggunakan obat
tersebut atau belum, sehingga pasien akan pulang dengan membawa obat dan paham akan
indikasi serta cara pemakaiannya.

 Sistem pengendalian distribusi obat


Pengendalian sistem distribusi obat di IGD paviliun abiyasa adalah dengan
menggunakan kartu obat dan sistem paket serta SIM. Kartu obat setiap obat diisi
setiap barnag masuk maupun keluar. Sistem paket artinya kotak obat yang tersedia
berisi paket obat dan alkes yang digunakan untuk kegiatan operasi.
 Indikator pelayanan instalasi farmasi gawat darurat
a) Tingkat pelayanan resep
Tingkat pelayanan resep diminimalkan untuk tidak ada copy resep sehingga
dapat diganti obat lain yang efeknya sama. Namun jika alasan tertentu seperti
permintaan pasien kedokter karena pasien tidak bias menelan tablet yang
berukuran besar, pertimbangan dokter dengan alas an kemudahan atau efek yang
diinginkan dan alasan lain maka akan diberikan copy resep jika tidak terdapat
stok yang diresepkan dokter.
b) Angka copy resep
Tidak ada angka copy resep untuk pasien di IGD.
c) Waktu tunggu pelayanan resep
Untuk pasien yang masuk IGD dan pasien yang dari IGD yang akan masuk ke
rawat inap atau akan pulang maka resep dilayani secepat mungkin
d) Angka medication error
Tidak ada angka medication error karena sebelum obat diberikan ke pasien
dilakukan pengecekan terlebih dahulu.
 Pengelolaan problem pelayanan farmasi gawat darurat
Problem yang ada disampaikan ke koordinator Satelit Farmasi Gawat Darurat,
kemudian dari koordinator Satelit Farmasi Gawat Darurat disampaikan ke Kepala
Satelit Farmasi Rawat Inap. Problem pelayanan farmasi gawat darurat misalnya
apabila ada obat yang diperlukan di Satelit Farmasi Gawat Darurat tersebut, tapi stok
obat kosong (selain obat live safing, karena obat life saving harus selalu ada) maka
petugas dapat meminta ke gudang buffer atau meminjam obat ke satelit farmasi lain
seperti satelit farmasi rawat jalan atau rawat inap. Jika memungkinkan dapat
melakukan pemesanan cito ke gudang pusat.
.
Penataan obat di Satelit Farmasi Gawat Darurat Abiyasa terutama untuk obat–obatan
oral, tidak sesuai dengan urutan alfabetis dan farmakologis. Penataan obat–obatan injeksi
sudah sesuai dengan urutan alfabetis, tetapi untuk obat yang NORUM (Nama Obat dan Rupa
Mirip) tidak ada pemisahan jarak dan penandaan khusus sehingga dikhawatirkan kesalahan
pengambilan obat. Untuk mencegah kesalahan pengambilan obat diperlukan pemisahan jarak
atau penandaan khusus pada obat yang NORUM. Diperlukan penyusunan obat–obatan sesuai
urutan alfabetis dan farmakologis sehingga memudahkan pencarian obat ketika dibutuhkan
dan mempercepat proses pelayanan resep di Satelit Farmasi Gawat Darurat.
Pelayanan pertama untuk pasien gawat di Satelit Farmasi Gawat Darurat Abiyasa
obat yang digunakan adalah obat yang umum dahulu, bila ada kejelasan bahwa pasien
mempunyai asuransi kesehatan maka harga obat dan alat kesehatan yang digunakan akan
disesuaikan dengan asuransi kesehatan pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Satelit Farmasi Rawat Jalan Paviliun Abiyasa RSMS melaksanakan aktivitas


pelayanan dengan alur sebagai berikut: penerimaan resep  skrining resep  entry
data (validasi resep)  pemberian harga obat dan persetujuan harga oleh pasien
(kecuali obat ASKES)  pembayaran (kecuali obat askes)  dispensing dan
pemberian etiket  cek akhir, penyerahan obat dan PIO.
2. Satelit FarmasiGawat Darurat Paviliun Abiyasa RSMS melaksanakan aktivitas
pelayanan dengan alur sebagai berikut: pasien datang  pasien diperiksa  pasien
rawat jalan atau rawat inap. Jika pasien kritis, maka diambil tindakan segera 
perawat mengambil paket box di apotek IGD  jika perlu, dapat meminta
perbekalan farmasi tambahan ke apotek IGD  penulisan di kartu obat  entry
resep  pemberian harga  rekapitulasi jika pasien rawat inap.
B. Saran

1. Perlu peningkatan kualitas tenaga kefarmasian agar proses skrining, PIO dan KIE
menjadi lebih optimal.
2. Perlunya pemisahan entry data antara obat-obat ASKES dan umum agar operator
lebih fokus sehingga kinerja lebih efektif.
3. Penambahan alat peracikan khususnya untuk peracikan kapsul agar mempermudah
dalam proses pengisian dan penutupan kapsul.

Anda mungkin juga menyukai