Agus Sunarko
Distribusi
Pengertian Kegiatan menyalurkan perbekalan
farmasi dari tempat penyimpanan
sampai unit pelayanan/pasien dengan
tetap menjamin mutu, stabilitas, jumlah,
jenis, dan ketepatan waktu.
PMK No. 72 tahun 2016
Instalasi farmasi
rumah sakit
meminimalkan pencurian
kehilangan, pemborosan
Keamanan
dan penyalah gunaan obat
Jenis Obat
Tepat Waktu,
Tanggal, dan
Jadwal
Metode
pemberian
Informasi pada
penderita
Personel
Kegiatan Distribusi
• Kegiatan administratif mencakup
• menerima surat permintaan perbekalan farmasi
• Memeriksa kartu persediaan barang ( Kartu stock )
untuk melihat apakah barang yang diminta
tersedian dalam jumlah yang memadai
• Membuat berita acara / format serah terima
perbekalan farmasi dan menandatangani
• Pencatatan dan pelaporan
• Kegiatan fisik
• Menyiapkan perbekalan farmasi sesuai permintaan
• Memeriksa perbekalan farmasi saat serah terima
• Pengangkutan
Distribusi di rumah sakit
• Distribusi obat harus mampu menjamin penyebaran obat
secara merata dan teratur sehingga tersedia pada saat
dibutuhkan sesuai dengan mutu, jumlah, jenis serta
biaya/harga yang ditetapkan
• Distribusi obat harus dikelola sedemikian rupa agar dapat
memberi manfaat :
• Kepastian tersedianya obat dalam jenis, jumlah dan mutu yang
memadai
• Optimalisasi keterbatasan biaya dan sumber daya yang ada
• Keamanan pendistribusian, keabsahan dan mutu obat ketempat
tujuan
1.Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
Sistem distribusi persediaan lengkap adalah pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat
Sistem Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan
dikelola oleh Instalasi Farmasi.
Distribusi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang disimpan di ruang
rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan
2. Sistem Resep Perorangan
SRP adalah Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi
Farmasi.
3. Sistem Unit Dosis
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berdasarkan Resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda,
untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit dosis ini digunakan untuk pasien
rawat inap
4.Sistem Kombinasi
Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi a + b atau b + c atau a + c.
Sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD) sangat dianjurkan untuk pasien rawat inap
mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian Obat dapat diminimalkan
sampai kurang dari 5% dibandingkan dengan sistem floor stock atau Resep individu
yang mencapai 18%.
.
Rumah Sakit harus menentukan sistem distribusi yang dapat
menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di unit
pelayanan
3. SD PF khusus
* Kebutuhan OK, HD, Sitos, IRD
* Kebutuhan reagen, bahan film (Inst. Radiologi, Lab.)
* Pemberian Methadon solution
* Distribusi gas medis
MENDEKATKAN PELAYANAN FARMASI MELALUI UNIT
PELAYANAN FARMASI,FARMASI RUANGAN
INSTALASI FARMASI, UNIT PELAYANAN FARMASI & FARMASI RUANGAN
INSTALASI
FARMASI
Triage
RUANG RUANG RUANG
P1,P2
RUANG RUANG RUANG RUANG POLI POLI OK OK OK RUANG
P3
Sistem Resep Sistem Unit
Sistem Perorangan Dosis
Distribusi
Berdasar
Sistem
Pelayanan Sistem Persediaan
Lengkap di Sistem
Ruangan Kombinasi
(floor stock)
Sistem Distribusi Obat Resep Individual
⊙INTERAKSI OBAT
⊙BB
⊙KONTRA INDIKASI
⊙POLIFARMASI
⊙JMLH ANTIBIOTIK > 2
penyimpanan perbekalan
farmasi Meningkatnya biaya dan
kerugian karena kerusakan obat
dan obat kedaluwarsa
Pengendaliaan persediaan dan mutu
perbekalan farmasi kurang baik,
karena tidak dikelola dengan baik Perlu waktu tambahan bagi
perawat untuk menangani obat
Sistem Distribusi Obat Dosis Unit
(Unit Dose Dispensing)
pelayanan
dibedakan
menjadi Pasien operasi / bedah
- kombinasi floor stock
Pasien emergensi
- trolly emergensi
(paket) dan permintaan dengan persediaan
per pasien awal secara floor
stock (paket)
- Peresepan individu
Alur Pelayanan
Resep Rawat Jalan
Alur Pelayanan
Resep Rawat
Inap
Alur pelayanan Farmasi di
UPF Bedah Sentral
Sebelum Operasi
Alur Pelayanan Farmasi di
UPF Bedah sentral pasca
Operasi
EVALUASI
• Merupakan serangkaian prosedur untuk menilai suatu program dan
memperoleh informasi tentang kebijakan pencapaian tujuan,
kegiatan, hasil dan dampak serta biayanya (Fink dan Kosecaff, 1978).
• Dasar evaluasi adalah membandingkan hasil dan dampak dari
suatu kegiatan dengan standart yang telah ditetapkan guna
menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu progam (carles T Grub)
• Fokus utama dari evaluasi adalah mencapai perkiraan yang
sistematis dari dampak progam.
Arti evaluasi :
• Proses untuk menentukan nilai atau keberhasilan ,
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• Usaha mengukur pencapaian tujuan atau keadaan
dengan membandingkan dengan standart nilai yang
sudah ditentukan sebelumnya.
• Usaha untuk mencari kesenjangan antara rencana
yang ditetapkan dengan kenyataan hasil
pelaksanaan.
EVALUASI DISTRIBUSI
Macam Tujuan Cara Pengukuran Standar/Target
Indikator
Rata2 waktu Mengetahui Ambil 30 sampel pasien ralan dan Sesuaikan dengan
melayani resep kecepatan ranap per pekan/minggu permintaan dan harapan
(dispensing time) pelayanan Catat waktu penyerahan resep pelanggan
sampai pemberian obat Standar resep paten
dan racikan berbeda
ADMINISTRASI 1. Pencatatan dan pelaporan (dilakukan secara periodik terhadap semua kegiatan
pengelolaan sediaan farmasi)
2. Administrasi keuangan (pengaturan anggaran, pengendalian dan analisa biaya,
pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunaan laporan
yang berkaitan dengan semua kegiatan pelayanan kefarmasian secara rutin
atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan)
3. Administrasi penghapusan(Penyelesaian terhadap sediaan farmsi, ALKES dan
BMHP yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi
standar dengan cara membuat usulan penghapusan kepada pihak terkait
sesuai dengan prosedur yang berlaku)
⊙ TUJUAN :
TERCAPAINYA EVALUASI DAN PELAPORAN DENGAN MUTU, CAKUPAN
DAN EFISIENSI YANG OPTIMAL MELALUI PENCATATAN DAN
PELAPORAN KEGIATAN ORGANISASI INSTALASI FARMASI YG
MANTAB
ADMINISTRASI
PENCATATAN dilakukan untuk PELAPORAN dilakukan sebagai
⊙Persyaratan Kementerian ⊙Komunikasi antara level
Kesehatan / BPOM manajemen
⊙Dasar akreditasi RS ⊙Penyiapan laporan tahunan yang
⊙Dasar audit RS komprehensif
⊙Dokumentasi farmasi ⊙Laporan tahunan
2. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Farmasi
Matur Nuwun
PERAN APOTEKER DALAM EFISIENSI
PENGGUNAAN OBAT, ALKES dan
BMHP di ERA BPJS
AGUS SUNARKO
PERUBAHAN REGULASI PELAYANAN
KESEHATAN
UU 36/2009 :
KESEHATAN UU 44/2009 :
RUMAH SAKIT
PENINGKATAN
MUTU
PELAYANAN
RS
PERPRES PERMENKES
82/2018 : 12/2020 :
JAMINAN AKREDITASI RS
KESEHATAN PERMENKES
72/2016 :
Standar yan far
RS
LATAR BELAKANG
Perubahan paradigma
dari Fee for service
menjadi Ina Cbg
Permenkes nomor 76 tahun 2016 tentang “PEDOMAN
INDONESIAN CASE BASE GROUPS (INA-CBG) DALAM
PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Sistem Informasi
Radiologi
Physiotherapy Lain-lain
Laboratorium
Ruang Rawat
KONSEP
PELAYANAN
OBAT
& BMHP
KETERSEDIAAN
KETERJANGKAUAN
JAMINAN
KEAMANAN, MUTU
& MANFAAT
POR
SPM TARIF
➢ Farmasi
➢ Alat Medik Habis pakai
➢ Pemeriksaan penunjang
➢ Lama rawat (LOS)
➢ Overhead cost
• Sesuai PPK
Tindakan • Sesuai CP
• Sesuai CP
Obat • Formularium RS
Alat • HTA
Keseha • Formularium RS
tan
Faktor yang berpengaruh pada kualitas
perbekalan farmasi
Sistem
Pengelolaan
sediaan Farmasi
sesuai Standard Sediaan
Apoteker yg YANFAR farmasi yg
melakukan aman,
Praktek Penyediaan Sarana
berkhasiat,
yg mendukung
Kefarmasian bermutu,
pengelolaan
dan
Kebijakan terjangkau
pengelolaan obat
sistem satu pintu
1. Pengukuran
IFRS PFT PPRA Tahap indikator mutu
RS Pengelolaan •Pengel obat yang
• Perencanaan
Kebutuhan Obat Obat : efektif dan efisien :
• Pengadaan
SDM • Seleksi •Kecukupan jenis
• Penyimpanan
• Perencanaan dan jumlah obat
• Distribusi
• Pengadaan •Mutu pelyn ter-
• Penggunaan
• Penyimpanan Jamin
• Distribusi •Harga terjangkau
2. Analisa
• Penggunaan •Penggunaan
obat yang rasional l
3. Rencana intervensi
•Waste rendah
4. Intervensi
PENGELOLAAN
Menentukan jenis
SEDIAAN FARMASI, sediaan farmasi
ALAT KESEHATAN Formularium RS
& BMHP PEMILIHAN
EVALUASI &
PERENCANAAN
PELAPORAN Menentukan Jumlah
kebutuhan. Dasar :
Sisa Stok,
Penggunaan
PENARIKAN &
PENGADAAN
PENGHAPUSAN
PENYIMPANAN
SELEKSI / PEMILIHAN
• FORMULIR PENGAJUAN
• REKOMENDASI KFT
• PERSETUJUAN DIREKTUR/KOMITE MEDIK
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
···········, · 20…
Ketua KFT
(
.•...•...•.....
......)
Menyetujui, NIP.
Kepala Kom ite Medik Oirektur Rumah Sakit
( ) ( )
NIP. NIP.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
1. PERSENTASE KESESUAIAN PENGGUNAAN OBAT DI RS DENGAN
FORMULARIUM RS:
% kesesuaian = jumlah item obat yang diresepkan sesuai dengan formularium RS x 100%
jumlah total item obat yang diresepkan
2. PERSENTASE KESESUAIAN KETERSEDIAAN OBAT DI RUMAH SAKIT
NPWP
Dilakukan oleh
Pengadaan
faskes dalam
Elektronik (e-
rangka
purchasing)
memenuhi
melalui e-
kebutuhan
katalog
obat JKN
Pengadaan
obat dan BMHP Harga dan Penyedia mengacu
pada e-katalog
Pengadaan
Manual (Tidak Mengacu Fornas dan
dapat Kompendium Alkes (Item
menggunakan tidak ada di e-katalog)
e-purchasing) Pengadaan obat dan alkes
diluar fornas dan
compendium dengan
persetujuan Kepala/ Direktur
RS
Pengadaan Obat
berdasarkan e-Catalogue
E-Purchasing Manual
K/L/D/I
Rencana: Faskes, Faskes , termasuk
(misal: Kemkes, termasuk Swasta Swasta
Dinkes, RS
(RS , Apotek) (RS , Apotek)
Pemerintah)
Keterangan:
Dlm hal aplikasi *) Berdasarkan SE Ka. LKPP No. 1 Tahun 2013
mengalami kendala tentang Pengadaan Barang/Jasa dengan
(Off-line) *) Sistem e-Purchasing, butir 6
PENERIMAAN
1. Floor pallet
2. Pallet Racks
3. Cold Storage
4. Secure Storage
X
PELABELAN OWATI
Kategori Penandaan Keterangan
High Risk / Risiko Tinggi
Stiker berbentuk persegipanjang warna merah dan tulisan
HIGH RISK ‘High Risk’ berwarna putih.
Ditempelkan pada setiap obat yang akan didistribusikan
pada pasien dan pada kotak penyimpanan obat.
Obat Kanker
Stiker berbentuk persegi panjang berwarna ungu dengan
gambar pembelahan sel dalam lingkaran putih dan tulisan
‘OBAT KANKER TANGANI DENGAN HATI-HATI’ berwarna
putih.
Ditempelkan pada setiap obat yang akan didistribusikan
pada pasien dan pada kotak penyimpanan obat.
LASA/NORUM
Stiker berbentuk persegi panjang warna hijau dan tulisan
LASA ‘LASA’ berwarna hitam.
Ditempelkan pada setiap obat yang akan didistribusikan
pada pasien dan pada kotak penyimpanan obat.
Elektrolit Konsentrat Stiker berbentuk persegi warna Kuning dan tulisan ‘Elektrolit
Elektrolit Konsentrat
Konsentrat’ berwarna hitam.
Ditempelkan pada setiap obat yang akan didistribusikan
pada pasien dan pada kotak penyimpanan obat.
PENYIMPANAN HIGH ALERT
DI UPF
PENDISTRIBUSIAN
Format permintaan
obat alkes UPF ke
Gudang
DISTRIBUSI OBAT TERMOLABIL
Rekonsiliasi
Riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya
Asal obat dan keadaan fisik obat
Kebijakan rs tentang obat dari luar rs.
Farmasi satu pintu.
REKONSILIASI OBAT
REKONSILIASI
OBAT
TARGET 1X24
JAM TERISI
Ronde
54
JENIS OBAT LAMA KETERANGAN
TERAPI
Vasokonstriktor (ophthalmic, nasal) 3 hari
Pethidin 2 hari Untuk mencegah akumulasi hasil metabolisme yang
toksik.
Ketorolak (oral dan parenteral) 5 hari - IV : Maksimal 120 mg/hari
- Untuk mencegah adverse effect pada ginjal dan
saluran gastrointestinal
Antiinfeksi : 7 hari - Saat MRA tercapai, hasil lab dan/atau gambaran
- oral dan parenteral, kecuali diagnostik seharusnya sudah tersedia untuk
antituberkulosis assessment ulang guna pemberian terapi yang
- antiviral, kecuali amantadin dan paling sesuai dengan respon klinis pasien.
oseltamivir diberikan sesuai protokol - Assessment ulang tentang switch terapi dari
Kortikosteroid (ophthalmic dan oral) parenteral ke oral.
Antiinfeksi (topikal/mata/telinga) 10 hari Assessment ulang berdasarkan respon klinik pasien.
Antifungi oral
Assessment ulang berdasarkan respon klinik pasien.
Antifungi, topikal 10 hari
Narkotik
Kortikosteroid, topikal
Assessment ulang berdasarkan respon klinik pasien.
Antikoagulan (low molecular weight heparin, 7 hari
heparin, fondaparinux)
Assessment ulang berdasarkan respon klinik pasien.
Warfarin 14 hari
Assessment ulang berdasarkan respon klinik pasien.
Obat-obat kronis (DM, HT, dll) 30 hari
TANGGAL DAN JAM PENULISAN, NAMA TERANG DAN
TANDA TANGAN PPA DI SETIAP FORMULIR RM
INSTRUKSI FARMAKOLOGIS MEDIS
DAN PEMANTAUAN PEMBERIAN OBAT
MESO
PENGENDALIAN (PMK 72/2016)
Pengendalian jenis, jumlah dan penggunaan sed. Farm., alkes dan BMHP
Pengendalian Penggunaan oleh IFRS , KFT, PPRA dan Manajemen
Tujuan Pengendalian :
* Penggunaan obat sesuai FRS/Fornas,
* Penggunaan obat sesuai PDT, PPK, CP dan
* Persediaan yg efektif dan efisien
Cara
* Evaluasi persediaan yg jarang digunakan / slow moving
* Evaluasi persediaan yg tidak digunakan 3 bulan ber turut2 /death
moving
* Stok opname dilakukan secara periodik dan berkal
- Sampling dilakukan secara periodik oleh penanggung jawab sdf, pj gudang dan SPI
- Pengambilan data meliputi stok awal, data pemakaian, keadaan barang (jenis, jumlah, tgl
ed,rusak,dan sp)
ADMINISTRASI
Dilakukan secara tertib dan berkesinambungan
Kegiatan administrasi terdiri dari :
a. Pencatatan mutasi obat dilakukan update
b. Penunjang administrasi : resep, SEP, Case mix, data lab ditata rapi,
lengkap dan kronologi
c. Administrasi Klaim
d. Evaluasi dan Administrasi Pelaporan
• TUJUAN :
TERCAPAINYA EVALUASI DAN PELAPORAN DENGAN MUTU, CAKUPAN DAN
EFISIENSI YANG OPTIMAL MELALUI PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN
ORGANISASI INSTALASI FARMASI YG MANTAB.
Penetapan Harga Perbekalan
Farmasi
• Harga Eceran Tertinggi Obat yang selanjutnya disingkat HET adalah
harga jual tertinggi obat di apotek, toko obat dan instalasi
farmasi rumah sakit/klinik.
HET = HNA + PPN + Yan Far 28 %
PMK 52 / 2016
Alkes diluar paket INA CBGs
NO Alat Kesehatan Tarif (Rp) Ketentuan
.
1 Kacamata 150 kelas 3 2 tahun sekali
200 kelas 2
300 kelas 1
2 Alat bantu dengar Maks 1.000.000 5 tahun sekali
3 Preotesa alat gerak Maks 2.500.000 5 tahun sekali
4 Protesa Gigi Maks 1.000.000 2 tahun sekali
5 Korset tulang belakang Maks 350.000 2 tahun sekali
6 Collar neck Maks 150.000 2 tahun sekali
7 Kruk Maks 350.000 5 tahun sekali
Penguatan Germas
Peningkatan kapasitas daerah • Penguatan peran Kemkes advokasidan
• Penguatan pendampingan
pembangunan daerah pendampingan sektor nonkesehatan
Pemanfaatan
Kemandirian RS Transformasi Digital
• Kapasitas finansial BLU •Digitalisasi rekam medis
• Penurunan ketergantungan • Sistem rujukan online
dukungan RM efisiensi
• Efisiensi proses pengadaan
obat
vaksin dan obat murah
Pelibatan Swasta
• Pembinaan faskes swasta Riset Life Sciences
• Peningkatan akreditasi faskesswasta • Bahan obat dalamnegeri
17
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI
difokuskan pada
a. efisiensi pengadaan obat dan vaksin dengan mempertimbangkan unsur kualitas
produk;
b. penguatan sistem logistik farmasi real time berbasis elektronik;
c. peningkatan promosi dan pengawasan penggunaan obat rasional;
d. pengembangan obat, produk biologi, reagen, dan vaksin bersertifikat halal yang
didukung oleh penelitian dan pengembangan life sciences; dan
e. pengembangan produksi dan sertifikasi alat kesehatan untuk mendorong
kemandirian produksi dalam negeri.
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI
5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan
difokuskan pada
a. perluasan cakupan dan kualitas pengawasan pre dan post market obat dan pangan berisiko
yang didukung oleh peningkatan kompetensi SDM pengawas dan penguji serta pemenuhan
sarana prasarana laboratorium;
b. peningkatan kemampuan riset;
c. percepatan dan perluasan proses layanan publik termasuk registrasi;
d. peningkatan kepatuhan dan kemandirian pelaku usaha dalam penerapan sistem manajemen
mutu dan pengawasan produk;
e. peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan; dan
f. pemanfaatan teknologi informasi dalam pengawasan obat, alat kesehatan, dan makanan.
ARAH KEBIJAKAN& STRATEGI 21
• Promotif,
• Preventif,
• Kuratif,
• Rehabilitatif.
Penyelenggaraan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan :
EPIDEMIOLOGI
Pola Penyakit
Tujuan :
POLA KONSUMSI Menetapkan jenis &
Data Penggunaan Obat ( 3bl-1 th terakhir, stok min/max) jumlah obat sesuai
dengan pola penyakit
serta kebutuhan
KOMBINASI EPIDEMIOLOGI DAN KONSUMSI
PENGADAAN
Pengadaan Sesuai kebutuhan Faskes
Pertimbangkan Kondisi Anggaran/keuangan
Pilih Rekanan/PBF Dengan reputasi Yang baik
Prioritaskan Obat Kategori Pareto A, B, C, Kombinasikan dengan
VEN ( Pertimbangkan kondisi persediaan obat saat pemesanan)
dll
PENERIMAAN
Adalah kegiatan memastikan Obat/Perbekalan Farmasi datang
sesuai dgn SP/KONTRAK.
Penerimaan merupakan kegiatan untuk MENJAMIN kesesuaian
jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, harga yg tertera, dengan kondisi
fisik yg diterima.
•Kegiatan penyelesaian
terhadap obat/perbekalan Farmasi ED,
rusak atau mutunya sdh tdk memenuhi
syarat.
❑ Dimusnahkan sesuai dgn ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
PENGENDALIAN
• Pengendalian persediaan berperan penting dalam upaya menyediakan perbekalan
farmasi secara tepat waktu, jumlah, jenis & biaya.
• Pengendalian juga memastikan persediaan obat yang direncanakan efektif &
efisien.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
• Merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
penatalaksanaan obat dan perbekalan farmasi secara tertib
administrasi baik yg diterima, disimpan maupun yang
digunakan di Fasilitas pelayanan kesehatan.
• MISAL :
• LAPORAN SIPNAP (NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA)
• LAPORAN PEMUSNAHAN OBAT, RESEP
• LAPORAN STOK OPNAME
• LAPORAN KEUANGAN
• DLL
PUSTAKA
1. Depkes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di RS, Jakarta.
2. Depkes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta.
3. Depkes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Jakarta.
4. Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI: 2009.
5. Quick, D.J., 1997, Managing Drug Supply, 2nd ed,Management Sciences
for Health, Kumarin Press, USA.
TERIMA
KASIH
DISTRIBUSI OBAT PROGRAM DAN
SEDIAAN VAKSIN DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN PEMERINTAH
• Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi (Mis.
vaksin; dll.), yang digunakan untuk memengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia.
• Bahan Obat adalah bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat
yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai
bahan baku farmasi termasuk baku pembanding.
OBAT PROGRAM :
KENAPA • Vitamin A
ADA OBAT PROGRAM ? • OBAT CACING
• OBAT FE
• OBAT TB
• dll
1. PROGRAM VITAMIN A
a. Diberikan bagi balita setiap bulan Februari & Agustus. tujuan : membantu
proses pertumbuhan & daya tahan tubuh terhadap penyakit.
b. Kekurangan vitamin A :
a. menurunkan sistem kekebalan tubuh balita serta meningkatkan risiko
penyakit dan kematian.
b. mengakibatkan kebutaan pada anak yang seharusnya bisa dicegah.
c. Ibu baru melahirkan & masih belum selesai masa nifas juga mendapat vit A
selain juga mendapatkan tablet penambah darah.
d. Bayi usia 6-11 bulan mendapat kapsul berwarna biru dengan dosis 100.000 IU,
sedangkan balita 12-59 bulan dan ibu nifas mendapat kapsul berwarna merah
dengan dosis 200.000 IU.
Tujuan Khusus
1) Meningkatkan cakupan program pengendalian kecacingan minimal 75% sasaran
anak SD/MI dan pra sekolah di semua daerah endemis pada tahun 2020
2) Meningkatkan kemitraan dalam pengendalian cacingan di masyarakat dengan
seluruh pemangku kebijakan, lintas sektor, pengusaha, organisasi masyarakat.
Sasaran
Tidak ada kabel USB Terdapat Kabel USB pembaca data suhu
selama 30 hari
BUKA ATAS
Penyimpanan Vaksin
FS DPT
DT
+20C s/d +80C 2 tahun
2 tahun
TT 2 tahun
+20C s/d +80C
BCG 1 tahun
-150C s/d -250C
HS POLIO
CAMPAK
+20C s/d +80C
-150C s/d -250C
+20C s/d +80C
6 bulan
2 tahun
2 tahun
-150C s/d -250C
Pelarut BCG +20C s/d suhu
4 tahun
Pelarut Campak kamar
PENEMPATAN FRIDGETAG
RCW 50 EK: kompartmen kanan dan kiri suhu +2°C – +8°C
bagian tengah freezer
Penggunaan/Pemakaian
Perhatikan kondisi VVM
Vaksin yg sdh dipakai di dalam gedung (RS,PKM,BKIA,Praktek swasta)
dapat digunakan kembali dgn ketentuan sbb:
1. disimpan pada suhu 2-8⁰C
2. VVM dlm kondisi A atau B
3. Belum ED
4. Tidak terendam air selama penyimpanan
5. Belum melampaui masa pemakaian
PENGHAPUSAN & PEMUSNAHAN
SESUAI PROSEDUR DAN KETENTUAN YANG BERLAKU
DAFTAR PUSTAKA
1. Centers for Disease Control and Prevention. Guidelines for Maintaning and
Managing The Vaccine Cold Chain. MMWR 2003: 52 (42): 1023-1025
2. Kristini, Tri Dewi (2008), Faktor-faktor risiko kualitas pengelolaan vaksin yang
buruk di unit pelayanan swasta (Studi Kasus di Kota Semarang).
3. Woodyard E, Woodyard L, Alto WA. Vaccine storage in the physician’s office; A
community Studi.J Am Board Fam Pract 1995;8:91-94 PubMed
4. World Health Organization–Unicef. Inisiatif Pengelolaan Penyimpanan Vaksin,
Modul 1: 10 Kriteria umum pengelolaan penyimpanan vaksin yang efektif,
2003. P: 23-29
5. World Health Organization. Ensuring Quality of Vaccines at Country Level- A
Guidelines for Health Staff. WHO,2002
6. World Health Organization, User’s Handbook for Vaccine Cold Room or Freezer
Room ,2002
SEMOGA BERMANFAAT
PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
Oleh:
apt. Ema Pristi Yunita, M.Farm.Klin.
Sumber Pustaka:
Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Presiden RI No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Tujuan Perkuliahan
Mahasiswa mampu memahami gambaran umum proses pengadaan
Mahasiswa mampu memahami prinsip pengadaan barang/jasa
Mahasiswa mampu memahami kebijakan, peraturan perundangan terkait
pengadaan barang/jasa
Mahasiswa mampu memahami para pihak terkait pengadaan barang/jasa
termasuk unit UKPBJ (Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa) dalam pengelolaan dan
koordinasi pengadaan barang/jasa
Mahasiswa mampu memahami etika pengadaan pada pengadaan barang/jasa
Mahasiswa mampu memahami prinsip pengendalian & pengawasan pengadaan
barang/jasa
Mahasiswa mampu memahami penyimpangan yang biasa terjadi dalam
pengadaan barang/jasa
DEFINISI PENGADAAN
Perencanaan (Planning)
Pemrograman (Programming)
Penganggaran (Budgeting)
Pengadaan (Procurement)
Perencanaan pengadaan
Pasal 1
DEFINISI BARANG/JASA Lainnya ……
Pasal 1
RUANG LINGKUP DAN PEMBIAYAAN
Ruang Lingkup Pemberlakuan Kriteria Pembiayaan
Pengadaan Barang/Jasa di
Lingkungan K/L/SKPD Sebagian/seluruhnya bersumber
Pengadaan Barang/Jasa untuk dari APBN/APBD (termasuk
Investasi di Lingkungan Bank PHLN/PHDN)
Indonesia, BHMN, BUMN/BUMD
Dana APBN/D termasuk yang bersumber dari pinjaman atau hibah dalam negeri
yang diterima Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
Pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari
pinjaman/hibah Dalam Negeri dan Luar Negeri (PHDN/PHLN) harus mengikuti
Perpres No. 16 Tahun 2018 dan perubahannya. Apabila ada perbedaan, pihak-
pihak dapat menyepakati tata cara pengadaan yang akan dipergunakan
Peraturan-peraturan lain di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan dalam Peraturan Presiden ini
Pasal 2
GARIS BESAR PROSES PBJP
KEGIATAN TATA NILAI
KEBUTUHAN (PRINSIP & ETIKA)
BARANG & JASA
PENGADAAN
DILAKUKAN PARA PIHAK
PEMERINTAH
SECARA
ELEKTRONIK MELALUI PENGGUNAAN PRODUK
SWAKELOLA DALAM NEGERI
USAHA KECIL
DIPERLUKAN BAGAIMANA
CARA RENCANA UMUM TENDER/SELEKSI
KEGIATAN
PENGADAANYA PENGADAAN INTERNASIONAL
PENGADAAN (HOW)
PINJAMAN/HIBAH LN
1. Perencanaan Umum
PERSIAPAN 2. Perencanaan Pelaksanaan
3. Perencanaan Pemilihan
1. Pengumuman
2. Pendaftaran dan Pengambilan
Dokumen Pengadaan
3. Penjelasan
PELAKSANAAN
4. Pemasukan Dokumen Penawaran
PEMILIHAN
5. Pembukaan dan Evaluasi Dokumen
PENYEDIA
Penawaran
6. Pengumuman Hasil Evaluasi
7. Sanggah
PENANDATANGANAN
& PELAKSANAAN 1. Persiapan dan Pelaksanaan Kontrak
KONTRAK 2. Pelaporan Penyerahan B/J
PERSIAPAN
Perencanaan Umum
(Identifikasi kebutuhan, anggaran,
pemaketan, cara pengadaan,
organisasi, KAK (Kerangka Acuan Kerja)/TOR)
Perencanaan Pelaksanaan Pengadaan
(Kaji ulang RUP, menyusun spesifikasi teknis,
HPS, dan rancangan kontrak)
Perencanaan Pemilihan
(Pengkajian ulang spesifikasi dan HPS,
pemilhan sistem pengadaan,
penetapan metode penilaian kualifikasi,
penyusunan jadwal tender,
penyusunan dokumen pengadaan)
PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA
Pengumuman, sanggah, dan penetapan pemenang
Penjelasan tender
Pengumuman
Penyampaian Undangan
Pascakualifikasi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan
Penyerahan
Efisien
Efektif
Transparan
Terbuka
Bersaing
Adil
Akuntabel
Pasal 6
PRINSIP PENGADAAN BARANG/JASA
(7 Prinsip)Lanjutan …..
Efisien
Efektif
Transparan
Bersaing
Persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin
penyedia B/J yang setara dan memenuhi
persyaratan
Adil
Tertib &
tanggung Jawab
Tidak menerima,
Profesional,
menawarkan,
mandiri, dan jujur
Kode Etik Ahli Pengadaan
atau menjanjikan
Good Governance
Ketentuan
Ketentuan
Etika
Menghindari
Tidak saling
penyalahgunaan
mempengaruhi
wewenang
Menghindari
conflict of interest
Pasal 7
KEBIJAKAN UMUM Proses Pengadaan Barang/Jasa
(1) Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri
Pasal 8
HUBUNGAN KERJA
Para Pihak dalam Proses Pengadaan
Membentuk Mengangkat
Penyedia Barang/Jasa
PA/KPA
Para Pihak dalam Proses Pengadaan
Pasal 1
TUGAS PA/KPA
Para Pihak dalam Proses Pengadaan
Pasal 9
PPK
Para Pihak dalam Proses Pengadaan
TUGAS PPK:
Menetapkan rencana pelaksanaan PBJ (Spesifikasi Teknis, HPS, dan Rancangan Kontrak)
Menerbitkan SPPBJ (Surat Penunjukan Penyedia Barang Jasa)
Melaksanakan dan mengendalikan kontrak
Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/KPA
Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/KPA dengan BAP (Berita Acara
Penyerahan)
Menyimpan seluruh dokumen pelaksanaan
Menilai kinerja Penyedia
Pasal 11
PERSYARATAN PPK
Para Pihak dalam Proses Pengadaan
1. Memiliki integritas
2. Memiliki disiplin tinggi
3. Memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan
tugas. Persyaratan manajerial sbb”
a. Minimal S1 (kecuali jumlah PNS yang S1 terbatas, maka dapat dijabat oleh
pegawai dengan golongan minimal setara dengan IIIa)
b. Punya pengalaman/terlibat aktif di PBJ minimal 2 tahun
c. Mampu bekerja secara kelompok
4. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas, dan memiliki keteladanan dalam
sikap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN
5. Menandatangani Pakta Integritas
6. Tidak menjabat sebagai Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
atau Bendahara, kecuali untuk PA/KPA yang bertindak sebagai PPK
7. Memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa, kecuali untuk:
a. PPK yang dijabat oleh pejabat eselon I dan II di K/L/SKPD dan atau
b. PA/KPA yang bertindak sebagai PPK, dalam hal tidak ada personil yang memenuhi
persyaratan
Perpres No. 54 Tahun 2010 Pasal 12
UKPBJ/PP
Para Pihak dalam Proses Pengadaan
UKPBJ
• Unit kerja di
(Unit Kerja Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
yang menjadi pusat keunggulan Pengadaan
Pengadaan Barang/Jasa
Barang/Jasa)
PP • Pejabat administrasi/pejabat
fungsional/personel yang bertugas
(Pejabat melaksanakan Pengadaan Langsung,
Penunjukan Langsung, dan/atau E-purchasing
Pengadaan)
Pasal 1
FUNGSI UKPBJ
Para Pihak dalam Proses Pengadaan
Pasal 75
POKJA PEMILIHAN & PP
PENGADAAN LANGSUNG
Pengadaan Langsung untuk Barang/Jasa Lainnya yg harganya sudah pasti
dengan nilai paling banyak Rp 50 juta dengan tahapan sbb:
PP melakukan pemesanan Barang/Jasa Lainnya ke Penyedia.
Penyedia dan PPK melakukan serah terima Barang/Jasa Lainnya.
Penyedia menyerahkan bukti pembelian/pembayaran (s.d Rp 10 juta)
atau kuitansi (s.d Rp 50 juta) kepada PPK.
PPK melakukan pembayaran. PPK dalam melaksanakan tahapan
Pengadaan Langsung dapat dibantu oleh tim pendukung.
Pasal 28
PERBEDAAN PENGADAAN LANGSUNG DENGAN PENUNJUKAN
LANGSUNG LANJUTAN …..
PENGADAAN LANGSUNG
Pengadaan Langsung dengan SPK untuk:
Jasa Konsultasi dengan nilai paling banyak Rp 100 juta.
Barang/Jasa Lainnya dengan nilai di atas Rp 50 juta s.d nilai paling banyak Rp 200 juta.
Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling banyak Rp 200 juta.
Tahapan:
PP mencari info terkait pekerjaan yg akan dilaksanakan dengan harga, baik melalui media elektronik
dan/atau non-elektronik.
PP membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 sumber info berbeda.
PP mengundang calon Penyedia yg diyakini mampu menyampaikan penawaran administrasi, teknis,
harga, dan kualifikasi.
Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta dokumen lain yg mendukung.
Calon Penyedia yg diundang menyampaikan penawaran.
PP membuka penawaran dan mengevaluasi.
Negosiasi harga berdasarkan HPS dan/atau info lain.
PERBEDAAN PENGADAAN LANGSUNG DENGAN PENUNJUKAN
LANGSUNG LANJUTAN …..
PENUNJUKAN LANGSUNG
Penunjukan Langsung untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dlm
keadaan tertentu.
Dilakukan oleh PP untuk pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yg bernilai paling banyak Rp 200 juta dan untuk pengadaan Jasa
Konsultasi yg bernilai paling banyak Rp 100 juta.
Dilakukan oleh Pokja Pemilihan untuk pengadaan barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit di atas Rp 200 juta dan
untuk pengadaan Jasa Konsultasi yg bernilai paling sedikit di atas Rp 100
juta.
Pasal 38
PERBEDAAN PENGADAAN LANGSUNG DENGAN PENUNJUKAN
LANGSUNG LANJUTAN …..
TAHAPAN PENUNJUKAN LANGSUNG
Pokja Pemilihan/PP mengundang sekaligus menyampaikan Dokumen Kualifikasi kepada Pelaku Usaha yg dianggap
mampu menyediakan B/J.
Pelaku Usaha yg diundang menyampaikan Dokumen Kualifikasi.
Pokja Pemilihan/PP melakukan evaluasi.
Pokja Pemilihan/PP melakukan pembuktian kualifikasi.
Pokja Pemilihan/PP melakukan penetapan hasil kualifikasi dan penyampaian undangan (apabila lulus kualifikasi).
Pokja Pemilihan memberi penjelasan.
Pelaku Usaha menyampaikan Dokumen Penawaran dalam 1 file (berisi dokumen administrasi, teknis, dan harga).
Pokja Pemilihan/PP membuka Dokumen Penawaran dan mengevaluasi.
Pokja Pemilihan/PP melakukan klarifkasi dan negosiasi teknis dan harga.
Pokja Pemilihan/PP menyusun Berita Acara Hasil Penunjukan Langsung.
Pokja Pemilihan mengumumkan hasil Penunjukan Langsung di dalam aplikasi SPSE.
Pokja Pemilihan/PP menyampaikan hasil Penunjukan Langsung kepada Kepala UKPBJ untuk disampaikan kepada
PPK.
Pasal 38
PERBEDAAN PENGADAAN LANGSUNG DENGAN PENUNJUKAN
LANGSUNG LANJUTAN …..
Pasal 44
PjPHP dan PPHP
Para Pihak dalam Proses Pengadaan
Penyedia
• Pelaku Usaha yang menyediakan
Barang/Jasa
Pemerintah
barang/jasa berdasarkan kontrak
Pasal 1, 44
PARA PIHAK DALAM PROSES PENGADAAN
PENYEDIA BARANG/JASA
Pascakualifikasi dilaksanakan pada pelaksanaan pemilihan sbb:
Tender Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk Pengadaan yg bersifat
tidak kompleks
Seleksi Jasa Konsultasi Perorangan
Prakualifikasi dilaksanakan pada pelaksanaan pemilihan sbb:
Tender Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk Pengadaan yg bersifat
kompleks
Seleksi Jasa Konsultasi Badan Usaha
Penunjukan Langsung Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultasi
Badan Usaha/Jasa Konsultasi Perorangan/Jasa Lainnya
Pasal 44
KORUPSI
Pasal 77
SANKSI Pasal 78
Perbuatan atau tindakan Penyedia yang dapat dikenakan sanksi:
Pasal 79
SANKSI Pasal 82
Sanksi hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat dikenakan kepada PA/KPA/PPK/PP/Pokja
Pemilihan/PjPHP/PPHP yg terbukti melanggar pakta integritas berdasarkan putusan Komisi
Pengawas Persaingan Usaha, Peradilan Umum, atau Peradilan Tata Usaha Negara
SERTIFIKAT AHLI PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH
SERTIFIKAT PARTISIPASI DALAM PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
E-PROCUREMENT
(PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK)
Oleh:
apt. Ema Pristi Yunita, M.Farm.Klin.
Sumber Pustaka:
Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Presiden RI No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Tujuan Perkuliahan
Memenuhi Meningkatkan
kebutuhan akses akses pasar dan
informasi yang real persaingan usaha
time yang sehat
Memperbaiki
Mendukung proses
tingkat efisiensi
monitoring dan
proses
audit
pengadaan
MANFAAT E-PROCUREMENT
INAPROC
PORTAL PENGADAAN
NASIONAL – LKPP
UKPBJ
Instansi A
UKPBJ
Instansi B
LPSE PENYEDIA
UKPBJ
Instansi C
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE)
Portal Pengadaan Nasional (INAPROC)
Tujuan E-Purchasing
1 2 3
LPSE
PPK/PP/
Dealer
Pejabat
TAMPILAN E-KATALOG
TAMPILAN E-KATALOG
TAMPILAN E-KATALOG
CONTOH PENYUSUNAN DOKUMEN
PENGADAAN OBAT DI RUMAH SAKIT
CONTOH PENYUSUNAN DOKUMEN
PENGADAAN OBAT DI RUMAH SAKIT
CONTOH PENYUSUNAN DOKUMEN
PENGADAAN OBAT DI RUMAH SAKIT
CONTOH PENYUSUNAN DOKUMEN
PENGADAAN OBAT DI RUMAH SAKIT
TUGAS PRESENTASI
Durasi presentasi maksimal 25 menit untuk masing-masing kelompok
Kelompok 1:
Penyusunan terkait dokumen penawaran pengadaan obat rawat
jalan di RS Sehat untuk LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik)
Kelompok 2:
Penyusunan terkait dokumen penawaran pengadaan BMHP rawat
inap di RS Sehat untuk LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik)
Kelompok 3:
Penyusunan terkait dokumen penawaran pengadaan obat rawat
inap di RS Sehat untuk LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik)