Oleh :
Weliyatul Auli Sasmita
NIM 175070501111010
DOSEN PEMBIMBING:
1. apt. Oktavia Rahayu A, M.Biomed
2. apt. Uswatun Khasanah, M.Farm
Daftar Isi
01 Pendahuluan
03 Kerangka Konsep dan
Hipotesis
02 Tinjauan Pustaka
04 Metode Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang memiliki prevalensi penyakit diabetes
metabolik yang ditandai dengan kondisi sebesar 10,9% (Konsensus Perkeni, 2015)
hiperglikemia akibat kerusakan sekresi
insulin, aktivitas insulin, ataupun keduanya
Penyakit DM dapat menyebabkan komplikasi salah
(American Association, 2011).
satunya yaitu nefropati diabetik (ND), yaitu gangguan
pada ginjal DM (Anggraini et al, 2018)
Latar Belakang
flavonoid seskuiterpen
Rumusan Masalah
Manfaat Praktis
Memberikan informasi tambahan mengenai manfaat daun insulin
(Tithonia diversifolia) apabila akan dikembangkan menjadi obat fitoterapi
untuk terapi diabetes melitus di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELITUS
DM merupakan keadaan dimana tubuh tidak memproduksi insulin atau
karena sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, ataupun
keduanya (Lal, 2016).
Penyebab Utama DMT2
Makrovaskuler Mikrovaskuler
A B
Ekspansi Mesangeal
Ekspansi
DM → Kerusakan
matriks
hiperglikemia histologi ginjal
mesangial
Akumulasi
Fusi pada foot
protein
process dan
matriks
proteinuria
ekstraseluler
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom: Viridiplantae
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Tithonia
Spesie : Tithonia diversifolia
(Sapoetro, 2018)
Daun Insulin (Tithonia diversifolia)
Kandungan Mekanisme
memiliki aktifitas antioksidan dan melindungi
tubuh akibat peningkatan ROS
flavonoid meregenerasi sel-sel β pankreas yang rusak
memperbaiki sensitifitas reseptor insulin
Aktivitas mencegah komplikasi atau progresifitas DM
antidiabetes meningkatkan sensifitas terhadap insulin
meningkatkan metabolisme glukosa
seskuiterpen menghambat faktor inflamasi pada sel mesangial
ginjal manusia
penghambat α-glukosidase
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kerangka Konsep
Hipotesis Penelitian
4.1 Rancangan Penelitian 4.2 Kriteria dan Teknik Pengambilan 4.3 Besaran Sampel
Sampel
Penelitian ini penelitian true Dihitung menggunakan rumus federer :
- Kriteria Inklusi :
eksperimental yang dilakukan (t-1) (r-1) ≥ 15
a. Tikus putih (Rattus norvegicus) (7-1) (r-1) ≥ 15
pada beberapa sampel tikus
galur Wistar
6r–5 ≥ 15
wistar yang di induksi STZ dan b. Jantan
c. Usia 6-8 minggu 6r ≥ 21
terapi ekstrak daun insulin. d. Berat badan ± 160-200 gram r ≥ 3.5
e. Sehat, ditandai dengan
bergerak aktif r ≥4
Perlakuan 1 (P1) 6 STZ dalam buffer sitrat (i.p)a + ETD 50 mg/kgBB (p.o)b
Perlakuan 2 (P2) 6 STZ dalam buffer sitrat (i.p)a + ETD 100 mg/kgBB (p.o)c
Perlakuan 3 (P3) 6 STZ dalam buffer sitrat (i.p)a + ETD 150 mg/kgBB (p.o)d
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak Daun Insulin
(Tithonia diversifolia), STZ, dan glikuidon. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kerusakan histologi ginjal [kidney hypertrophy index (KHI), glomerular volume (GV)
dan mesangial expansion (ME)].
METODOLOGI PENELITIAN
4.6 Definisi Operasional
1. Tikus galur wistar (Rattus norvegicus) adalah tikus yang dipilih untuk dijadikan model penelitian berusia
6-8 minggu dengan bobot 160-200 gram.
2. Tikus model diabetes melitus merupakan tikus yang telah diinduksi dengan STZ dan memiliki kadar
glukosa darah ≥ 126 mg/dL.
3. Streptozotocin (STZ) merupakan agen diabetogenik yang memiliki mekanisme cara membentuk radikal
bebas sangat reaktif yang dapat menimbulkan kerusakan pada membran sel, protein, dan
deoxyribonucleic acid (DNA) dan menyebabkan gangguan produksi insulin (Saputra, 2018). Dosis yang
digunakan yaitu 40 mg/KgBB (Wu & Huan, 2008).
4. Ekstrak daun insulin (Tithonia diversifolia) diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan ethanol
70%. Simplisia dari Tithonia diversifolia diperoleh dari Balai Materia Medika (BMM) Kota Batu.
METODOLOGI PENELITIAN
• 36 ekor tikus yang masuk dalam kriteria inklusi ditimbang untuk mengetahui bobot
1. yang sesuai kriteria.
• Tikus dirandomisasi dengan metode RAK, dibagi menjadi 6 kelompok. Masing-
2 masing kelompok sebanyak 6 ekor tikus
3. • Setiap tikus dimasukkan kedalam kandang yang telah diberi label dan berisi sekam.
• Tikus diberi makan berupa pelet yang ditimbang setiap harinya dan diberi minum
5. berupa air mineral.
• Botol air minum tikus dicuci setiap satu minggu sekali, pembersihan sekam 2 kali
6. sehari,
• Sisa pakan ditimbang setiap hari untuk mengetahui asupan tikus setiap harinya.
7
• 1 kilogram serbuk simplisia dimaserasi dengan 10 liter etanol 70% selama 72 jam.
Pembuatan dibagi menjadi 2, untuk batch 1 sebanyak 500 gram dalam 5 liter
1. etanol 70%.
• Ekstrak yang diperoleh disaring dengan corong buchner, disimpan dalam jerigen
2
• Filtrat yang diperoleh diuapkan dengan rotatory evaporator, 80 rpm dengan suhu
3 40°C
• Diperoleh ekstrak kental, kemudian dioven pada suhu 40°C hingga bobotnya
konstan. Perubahan bobot tidak melebihi 0.25% (FI V). Dihitung pula rendemen
4 ekstrak
• Ekstrak daun insulin untuk setiap dosis yang diperlukan di larutkan dalam 1 ml
5. CMC-Na 1%
- Preparasi Glikuidon
1.
2
- Pembuatan Tikus Model Diabetes Melitus dan Pemberian Terapi
• Tikus yang telah diaklimatisasi selama 7 hari, hari ke 8 dipuasakan dan diukur gula
1. darah puasanya
• Kemudian diinejksi STZ dengan dosis 40 mg/KgBB melalui ip dalam buffer sitrat
2 0.2 ml untuk kelompok tikus KP, P1, P2 P3, dan P4
• H+3 induksi STZ dilakukan pengecekan gula darah. Pengecekan gula darah juga
3. dilakukan setiap minggu
• Hari ke-42 setelah pemberian terapi, tikus dipindahkan ke kandang metabolik untuk
5 penampungan urin
Pembedahan Hewan Coba
• Pembedahan dilakukan pada hari ke-43. STZ dapat menimbulkan
komplikasi ND dalam 3-8 minggu sehingga penelitian dilakukan
selama 42 hari (Noshajr et al., 2020).
• Sebelum dibedah tikus dieutanasia menggunakan gas CO2.
• Setelah itu diambil sampel ginjal, kemudian di foto, dicuci dengan
saline dingin, ditimbang dan dimasukkan ke wadah sampel yang
telah berisi buffer formal saline fosfat 10%
Pengamatan Histologi Ginjal
(ANOVA)
untuk mengetahui
apakah suatu
Uji Homogenitas
variable Uji ANOVA
terdistribusi merupakan uji para-metrik
normal atau tidak yang digunakan apabila
untuk mengetahui
variabel
apakah independennya memiliki
Signifikan (p > 0,05)
= distribusi data kedua kelompok satu faktor saja.
tidak normal data memiliki Data signifikan jika
varians yang memiliki nilai p<0.05
Tidak signifikan homogen atau tidak.
(p < 0,05) = Signifikan (p > 0,05) Lalu dilakukan uj lanjutan
distribusi data post hoc tukey (p<0.05)
normal
Perhitungan Dosis Ekstrak Daun Insulin
• Kebutuhan STZ untuk tikus 200 gram : 40 mg/kg BB x 5 kelompok x 6 tikus ⟶ 240 mg
• 1 tikus diinduksi STZ 40 mg dalam buffer sitrat 0.2 ml (1ml/kgBB) (IACUC,2017)
Thank you