ANDI PRASTIAWAN
Andi Prastiawan
NIM B04110098
ABSTRAK
ANDI PRASTIAWAN. Gambaran Histopatologi Organ Hati dan Ginjal
pada Tikus Model Diabetes dengan Pemberian Ekstrak Etanol Biji Mahoni
(Swietenia mahagoni Jacq.). Dibimbing oleh TUTIK WRESDIYATI dan
MAWAR SUBANGKIT.
ANDI PRASTIAWAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015 ini
adalah Gambaran Histopatologi Organ Hati dan Ginjal pada Tikus Model
Diabetes dengan Pemberian Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni
Jacq.). Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sebagai sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Prof. Drh Tutik Wresdiyati, PhD,
PAVet. dan Drh Mawar Subangkit, MSi selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan motivasi dan pengarahan dalam penulisan skripsi. Terimakasih
penulis sampaikan kepada Dr Drh Setyo Widodo selaku pembimbing akademik
yang telah memberi bimbingan kepada penulis. Terimakasih kepada Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah mendanai penelitian ini melalui Skim
Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Penelitian Dasar untuk Bagian dengan
nomor kontrak 281/IT3.41.2/L2/SPK/2013 atas nama Prof. Drh Tutik Wresdiyati,
PhD PAVet.
Ungkapan terimakasih kepada Bapak Iwan serta seluruh tim mahoni
Bagian Histologi. Terimaksih juga penulis sampaikan kepada Bapak Ngadiyo, Ibu
Tri Kodaryati, Sulis Tyowati atas dukungan, motivasi dan semangat yang
diberikan. Terimakasih kepada beasiswa BIDIK MISI sehingga penulis bisa
menyelesaikan kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan IPB, dan teman teman An
Nahl FKH IPB yang telah memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.
Terimakasih kepada keluarga besar (Dyah, Elda, Ita, Luthfy, Ganglion 48, Fausta
48, Sengked City) serta pihak yang telah memberikan banyak bantuan dan
dukungan kepada penulis
Penulis mengetahui bahwa karya ini belum sempurna, sehingga bimbingan
dan arahan yang membangun sangat diharapkan demi hasil penelitian yang lebih
baik. Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang mendukung dan
memberikan arahan kepada penulis. Semoga penulis dapat menghasilkan skripsi
yang bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.
Andi Prastiawan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Diabetes Melitus 2
Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) 3
METODE PENELITIAN 5
Waktu dan Tempat Penelitian 5
Bahan 5
Alat 5
Prosedur penelitian 5
Analisis data 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Gambaran Pengamatan mikroskopi hati 7
Gambaran Pengamatan mikroskopi ginjal 11
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
RIWAYAT HIDUP 16
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1 Pembagian kelompok perlakuan 6
2 Tabel 2 Hasil rata-rata skoring pengamatan perubahan sel dan
persentase fungsional sitoplasma disekitar vena porta hati. 8
3 Tabel 3 Hasil rata-rata skoring perubahan sel pada tubulus proksimal
ginjal 11
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 1 Biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) 4
2 Gambar 2 Histologi organ hati 8
3 Gambar 3 Histologi organ ginjal 11
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Melitus
Swietenia mahagoni Jacq. atau dikenal dengan mahoni adalah salah satu
tumbuhan dari famili meliaceae yang tumbuh banyak di Indonesia. Mahoni
banyak digunakan sebagai tanaman obat atau ethnomedical (Majid et al. 2004).
Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah kulit dan biji. Mahoni
merupakan tumbuhan tinggi yang dapat mencapai ketinggian 30 meter dengan
kulit tumbuhan berwarna abu-abu halus pada umur muda, beralih ke bersisik
gelap coklat kemerahan pada tumbuhan tua. Kapsul biji mahoni berwarna coklat
muda berdiri tegak dengan panjang sekitar cm 4-5 cm dan mempunyai 5 katup
membelah ke atas dari dasar. Mahoni hidup di lingkungan tropis dengan suhu
berkisar 16-32 ºC dengan variasi curah hujan 1250-2500 mm (Orwa 2009).
4
Senyawa aktif biji mahoni yaitu flavonoid dapat menghambat aktivitas dari
enzim alfa-glukosidase. Flavonoid merupakan senyawa fenol yang banyak
dimiliki oleh tanaman dan berfungsi sebagai inhibitor enzim alfa-glukosidase.
Flavonoid agen potensial yang digunakan untuk terapi diabetes melitus karena
secara relevan inhibitor enzim alfa-glukosidase mengurangi pencernaan
karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan
kadar glukosa (Pereira et al. 2011). Senyawa saponin juga teridentifikasi pada
ekstrak biji mahoni yang dapat digunakan sebagai antihiperglikemik. Mekanisme
kerja dari saponin yaitu mencegah pengosongan lambung dan mencegah
peningkatan uptake glukosa pada membran brush border di intestinal. Saponin
juga bekerja untuk mencegah penyerapan glukosa dengan cara mencegah
transport glukosa menuju brush border intestinal di usus halus yang merupakan
tempat penyerapan glukosa (Yoshikawa dan Matsuda 2006). Ekstrak etanol biji
mahoni secara in vitro dapat menghambat enzim alfa-glukosidase dan secara in
vivo berefek hipoglikemik pada tikus hiperglikemik induksi sukrosa (Wresdiyati
et al. 2015).
5
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol biji mahoni,
tikus jantan galur Sprague Dawley, etanol 96%, akuades, NaCl 0.9%, etanol 70%,
etanol 80%, etanol 90%, etanol 95%, etanol absolut, xylene, parafin, pewarna
hematoxylin dan eosin, Bouin, aloksan, dan acarbose.
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah tissue basket, toples,
skalpel, tissue embedding console, balok kayu, mikrotom, gelas objek, gelas
penutup, mikroskop cahaya, inkubator, kulkas, penangas air, hotplate, kamera
digital, glukometer, ImageJ, dan Microsoft Excel 2007.
Prosedur Penelitian
Hewan coba yang digunakan adalah tikus jantan galur Sprague Dawley.
Hewan uji berasal dari Unit Pengelolaan Hewan Laboratorium (UPHL) Fakultas
Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Tikus jantan yang digunakan
berumur 10-12 minggu dengan bobot rata rata 150-200 gram. Tikus percobaan
diadaptasikan selama 2 minggu dalam kandang kelompok agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kandang tikus ditempatkan pada
ruangan yang dilengkapi dengan exhauster untuk mengurangi penumpukan gas
amonia. Kandang terbuat dari plastik yang ditutup dengan kawat. Dasar kandang
dialasi dengan serbuk kayu yang diganti setiap 2 hari sekali. Pemberian pakan dan
minum diberikan secara ad libitum. Kondisi diabetes dibuat dengan induksi
aloksan dengan dosis 110 mg/kgBB secara intraperitoneal (IP). Dosis pemberian
ekstrak etanol biji mahoni adalah 500 mg/kgBB/hari. Kadar glukosa darah diukur
dua hari setelah induksi aloksan. Tikus dengan kadar glukosa darah diatas 200
mg/dL3 dinyatakan menderita diabetes melitus.
6
Metodologi Penelitian
Perlakuan dilakukan selama 28 hari dan pada hari ke-29 tikus dikorbankan
dengan dianastesi menggunakan kombinasi ketamin 75 mg/kgBB dan xylazine 8
mg/kgBB. Selanjutnya dilakukan nekropsi untuk pengambilan sampel organ hati
dan ginjal. Organ tersebut kemudian dicuci menggunakan NaCl 0.9%. Sampel
tersebut kemudian difiksasi dengan bouin selama 24 jam, dan selanjutnya diproses
menjadi sediaan histopatologi dengan pewarnaan Hematoxylin dan Eosin (HE).
Organ hati dan ginjal tikus percobaan difiksasi dengan Bouin selama 24 jam.
Selanjutnya dimasukan kedalam larutan etanol 70% sebagai stoping point.
Tahapan pembuatan preparat histologi adalah triming yaitu pemotongan organ
dengan ukuran ± 0.5 x 0.5 cm2 dan dimasukkan dalam tissue basket. Selanjutnya
adalah processing tissue yaitu dimulai dengan proses dehidrasi dalam larutan
etanol konsentrasi bertingkat 70 %, 80%, 90%, 95% dan perendaman pada larutan
alkohol absolut I, II, III masing-masing selama 1 jam. Kemudian dilakukan
penjernihan (clearing) pada larutan xylene I, II, III masing-masing selama satu
jam. Tahap selanjutnya adalah infiltrasi parafin yaitu jaringan direndam dengan
parafin cair I, II, dan III dalam inkubator 58 ºC masing-masing selama satu jam.
Tahap embedding atau pengeblokan kemudian dilakukan dengan memasukkan
jaringan ke dalam cetakan berisi parafin cair. Jaringan kemudian didinginkan
hingga mengeras dalam suhu kamar sehingga terbentuk blok parafin. Penyayatan
(section) dilakukan dengan memasang blok parafin dalam holder, kemudian
dipotong tipis dengan menggunakan pisau mikrotom setebal 4 µm. Hasil potongan
berbentuk pita tipis diletakkan di atas air dingin. Sediaan kemudian dipilih dan
diangkat dari permukaaan air menggunakan gelas objek kemudian diletakkan
diatas penangas air pada suhu 45 ºC. Kemudian sediaan di keringkan dalam suhu
ruang dan selanjutnya disimpan dalam inkubator bersuhu 37 ºC.
(absolut III, absolut II, absolut I, 96%, 80%, 70%) masing-masing 2 menit.
Kemudian dicuci dengan air kran selama 10 menit dan stoping point
menggunakan akuades selama 5 menit. Preparat jaringan kemudian ditetesi
dengan pewarna Hematoxylin selama 4 menit kemudian dibilas dengan air kran
selama 10 menit dan akuades selama 10 menit. Tahap selanjutnya dilakukan
pewarnaan Eosin selama dua menit dan dicuci dengan akuades. Selanjutnya
sediaan dilakukan dehidrasi dengan mencelupkan ke dalam etanol 70%, 80%,
90%, 95%, etanol absolut I, II, III selama 5 detik dan xylene I, II, III selama 1
menit. Kemudian preparat di mounting dengan gelas penutup.
Analisis Data
Tabel 2 Hasil rata-rata skoring pengamatan perubahan sel disekitar vena porta
hati dan persentase fungsional hati.
Kelompok perlakuan Skoring Fungsional sitoplasma (%)
Kontrol negatif (K-) 0.52 84.68
Kontrol positif (K+) 0.92 78.56
Perlakuan ekstrak (EM) 1.28 73.25
Kontrol obat (KO) 0.96 83.19
Kontrol ekstrak (KE) 1.20 74.23
Keterangan: *Rataan skor 0<x≤0.5: normal; rataan skor 0.5<x≤1.5: kerusakan ringan terjadi
degenerasi (degenerasi hidropis, degenerasi lemak, karyomegali, piknosis); rataan skor 1.5 ≤x=2:
kerusakan berat terjadi nekrosis/apoptosis (karyolisis). Penilaian persentase fungsional sitoplasma
di ukur dinilai menggunakan Image J dengan perbesaran 400 kali.
berlebihan maupun sel yang sudah tua. Apoptosis merupakan proses penting
dalam pengaturan homeostasis normal, untuk menghasilkan keseimbangan
dalam jumlah sel jaringan tertentu melalui eliminasi sel yang rusak dan proliferasi
fisiologis dalam memelihara fungsi jaringan normal. Apoptosis adalah mekanisme
kematian sel utama dalam mengeliminasi sel yang tidak diinginkan selama
pekembangan embrionik, homeostasis jaringan, dan pengaturan kekebalan
(Osthoff 2008).
Rataan nilai skoring kelompok kontrol positif (K+) yang dibuat diabetes
yang induksi dengan aloksan menunjukan rataan sebesar 0.92 dan nilai persentase
sitoplasma sebesar 78.56%. Nilai skoring tersebut dalam rentang rataan skor
0.5<x≤1.5 yang termasuk kerusakan ringan. Kerusakan tersebut diduga karena
stres oksidatif akibat hiperglikemia dalam darah. Hiperglikemik merupakan
peningkatan kadar glukosa di dalam darah yang akan menyebabkan stres oksidatif
pada jaringan yang akan menurunkan kapasitas antioksidan di dalam sel (Kurt et
al. 2012).
Penurunan fungsional sitoplasma diduga dipengaruhi metabolisme lipolisis
yang menyebabkan ketoasidosis dan stres oksidatif akibat hipergliemik. Kadar
gula darah tinggi pada diabetes menyebabkan pembentukan reactive oxidants dan
menginduksi reaksi peroksidasi pada lemak yang menyebabkan kerusakan
oksidatif. Menurut Yilmaz et al. (2004), stres oksidatif pada diabetes banyak
ditemukan pada berbagai organ terutama di hati. Stres oksidatif yang dihasilkan di
jaringan sebagai hasil dari hiperglikemia menyebabkan kelebihan produksi nitrit
oksida (NO) yang akan menyebabkan gangguan dari berbagai organ. Efek dari
diabetes melitus jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan, disfungsi, dan
kegagalan dari berbagai organ seperti mata, ginjal, hati, jantung, dan pembuluh
darah (Haligur et al. 2012).
Rataan skoring kelompok tikus diabetes dengan perlakuan ekstrak etanol
biji mahoni (EM) menunjukan nilai rataan skoring sebesar 1.28 dengan nilai
persentase sitoplasma sebesar 73.25 %. Nilai rataan skoring tersebut dalam
rentang 0.5≤x≤1.5 yang menggambarkan terjadi kerusakan ringan. Peningkatan
nilai skoring jika dibanding dengan kelompok kontrol positif (K+) maupun
kontrol (K-) disebabkan karena adanya metabolit sekunder pada ekstrak etanol biji
mahoni yang mempengaruhi stabilitas sel. Penurunan persentase fungsional
sitoplasma disebabkan oleh fungsi hati dalam memetabolisme zat toksik yang
terdapat dalam ekstrak.
Senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman obat hampir selalu toksik
apabila diberikan dalam dosis tinggi (Marlinda et al. 2012). Perubahan sel akibat
respon terpaparnya metabolit skunder biasanya ditandai dengan degenerasi sel
hingga nekrosa. Degenerasi sel merupakan respon awal terhadap bahan-bahan
toksik, degenerasi sel dapat berupa degenerasi hidropis dan degenerasi lemak.
Degenerasi hidropis merupakan respon terhadap bahan-bahan yang bersifat toksik
dan dapat menyebabkan kerusakan sel karena toksin masuk melalui membran sel
yang mengakibatkan menurunnya produksi ATP dan terganggunya pengaturan ion
sodium-potasium (Cheville 2006).
Pembengkakan sel terjadi karena muatan ion di luar dan di dalam sel berada
dalam keadaan tidak setimbang. Ketidakstabilan sel dalam memompa ion Na+
keluar dari sel menyebabkan peningkatan masuknya cairan dari ektraseluler
kedalam sel sehingga sel tidak mampu memompa ion natrium yang cukup. Hal ini
10
Tabel 3 Hasil rata-rata skoring perubahan sel pada tubulus proksimal ginjal
Kelompok perlakuan Rata-rata scoring
Kontrol negatif (K-) 0.20
Kontrol positif (K+) 0.44
Perlakuan ekstrak (EM) 0.28
Kontrol obat (KO) 0.32
Kontrol Ekstrak (KE) 0.40
Keterangan: *Rataan skor 0<x≤0.5: normal; rataan skor 0.5<x≤1.5: kerusakan ringan terjadi
degenerasi (degenerasi hidropis, degenerasi lemak, karyomegali, karyopiknosis); rataan skor
1.5≤x=2: kerusakan berat terjadi nekrosis/apoptosis (karyolisis).
Simpulan
Hasil pengamatan histopatologi organ hati dan ginjal pada tikus diabetes
dengan perlakuan ekstrak etanol biji mahoni tidak menunjukan kerusakan berat
baik pada organ hati maupun organ ginjal. Hasil lain juga menunjukkan
persentase fungsional sitoplasma jaringan hati sebesar 73.25% pada tikus diabetes
dengan perlakuan ekstrak.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agungpriono DR, Rahayu E, Praptiwi. 2008. Uji Toksikopatologi Hati dan Ginjal
Mencit pada Pemberian Ekstrak Pauh Kijang (Irvingia malayana Oliv et A.
Benn). Indonesian J pharm. 19(4):172-177. doi: 10.14499/indonesian
jpharm0iss0pp172-177.
American Diabetes Association. 2008. Diagnosis and Classification of Diabetes
Melitus. Diabetes Care. 31:55-59. doi: 10.2337/dc08-5055.
American Human Survey. 2012. U.S Pet (Dog and Cat) Population Fact Sheet.
[Internet]. [diunduh 19 Agustus 2015]. Tersedia pada:
www.bradfordlicensing.com/pets-fact-sheet.pdf.
Bhurat MR, Bavaskar SR, Agrawal AD, Bagad YM. 2011. A
Phytopharmacological Swietenia mahagoni. Asian J. Pharm. Res. 1(1): 1-4.
http://www.ajprjournal.com/zip.php?file=File_Folder/1-4.pdf.
Catchpole B, Ristic JM, Fleeman LM, Davison LJ. 2005. Canine Diabetes
Melitus: can old dogs teach us new tricks?. Diabetologia (2005). 48: 1948-
1956. doi: 10.1007/s00125-005-1921-1.
Cheville NF. 2006. Introduction to Veterinary Pathology. Ed ke-3. Blackwell
(US): Blackwell Publishing.
Chodidjah, Widayati E, Utari. 2007. Pengaruh pemberian air rebusan meniran
(Phyllantin niruri Linn) terhadap gambaran histopatologi hepar tikus wistar
yang terinduksi CCL4. Indon J Anat 2(1): 8-12.
http://jurnal.ugm.ac.id/jai/article/view/1137/947.
Debasis et al. 2010. Antidibetic Potentially of the Aqueous Methanolic Extract of
Seed of Swietenia mahagoni [L.] Jacq. in Streptozotocin-Induced Diabetic
Male Albino Rat: A Correlative and Antihyperlipidemic Activities. Evid
Based Complement Alternat Med. (2010): 1-11. doi: 10.1155/2011/892807.
Haligur M, Topsakal S, Ozmen O. 2012. Early Degenerative Effects of Diabetes
Melitus on Pancreas, Liver, and Kidney in Rat: An Immunohistochemical
Study. Experimental Diabetes Research (2012): 1-10. doi: 10.1155/2012/
120645.
Hsieh PC, Huang HJ, Ho YL, Lin YH, Huang SS, Chiang YC, Tseng MC, Chang
YS. 2010. Activities of Antioxidants, α-Glucosidase Inhibitors and Aldose
Reductase Inhibitors of the Aqueous Extracts of Four Flemingia Species in
Taiwan. Bot. Stud. 51(3): 293-302. http://ejournal.sinica.edu.tw/bbas/
content/2010/3/Bot513-02.pdf.
[IDF] International Diabetes Federation. 2013. Diabetes Atlas sixs edition
[Internet]. [diunduh 18 Agustus 2015]. Tersedia pada:
https://www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_Full_0.pdf.
[ITIS] Integrated Taxonomic Information System. 2015. Swietenia mahagoni (L.)
Jacq [Internet]. [diunduh 21 Januari 2015]. Tersedia pada:
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?searchtopic=TSN&searchv
alue=29027.
Kurt H, Ozbayer C, Degirmenci I, Ustuner MC, Ozden H, Civi K, Gunes HV.
2012. Comparative Therapeutik Potential of Acarbose and a Formulated
Herbal Extract on Type 2 Diabetik Rats. AJPP. 6(29): 2194-2204. doi:
10.5897/AJPP12.296.
14
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mataram pada tanggal 23 Mei 1993 dari ayah Ngadiyo
dan ibu Tri Kodaryati. Penulis adalah putra kedua dari dua bersaudara.Tahun 2011
penulis lulus dari SMA Negeri Tugumulyo dan pada tahun yang sama penulis
lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk IPB (SNMPTN) sebagai penerima Beasiswa BIDIK MISI mulai tahun
2011 dengan jurusan Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah aktif sebagai staf Departemen syiar
IKMT TPB IPB, magang profesi di BET (Balai Embrio Ternak) Cipelang Bogor.
Penulis juga aktif sebagai anggota An Nahl FKH IPB (2012/2014), Anggota
Himpunan Minat dan Profesi Ruminansia FKH IPB (2013/2014) dan bulan
Agustus 2014 penulis melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Pekan
Baru, Riau. Bulan juni 2014 penulis didanai dalam Program Wirausaha
Mahasiswa CDA IPB. Penulis juga mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa
Wirausaha oleh BEM FKH. Penulis juga pernah mengikuti dalam Program
Kreativitas Mahasiswa Bidang penelitian (PKM-P tahun 2012-2013, Bidang
Karya Cipta (PKM-KC) tahun 2013-2014, Bidang Kewirausahaan (PKM-K)
tahun 2014-2015 yang didanai DIKTI 2014. Penulis melakukan penelitian sebagai
syarat untuk mendapatkan gelar sebagai Sarjana Kedokteran Hewan. Judul
penelitian adalah Gambaran Histopatologi Organ Hati dan Ginjal pada Tikus
Model Diabetes dengan Pemberian Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia
mahagoni Jacq.). Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
melalui Skim Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Penelitian Dasar untuk
Bagian dengan nomor kontrak 281/IT3.41.2/L2/SPK/2013 atas nama Prof. Drh
Tutik Wresdiyati, PhD, PAVet.