Anda di halaman 1dari 39

Sistem Distribusi Perbekalan Farmasi

di Rumah Sakit

Amiratul Haq Rasyid


Fismia Hikmah Tiara
Hana Permatasari
Rahma Suci
Riky Redmawati
Sistem Distribusi Perbekalan Farmasi di
Rumah Sakit

Hana Permatasari
1306376976
Definisi Distribusi adalah

suatu rangkaian kegiatan dalam


rangka menyalurkan atau
menyerahkan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai

dari tempat penyimpanan


sampai kepada unit pelayanan
atau pasien dengan tetap
menjamin mutu, stabilitas, jenis,
jumlah, dan ketepatan waktu

Sumber: PerMenKes Nomor 72 Tahun 2016


Tujuan Sistem Distribusi Obat

Tersedianya perbekalan farmasi di unit-


unit pelayanan secara tepat waktu,
tepat jenis dan jumlah

Sumber: Dirjen Binfarkes RI. (2010). Pedoman Pengelolaan


Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit
Tujuan yang dapat dicapai dengan sistem distribusi
obat yang efektif dan efisien:
Ketersediaan obat Mutu dan kondisi obat

Akses IFRS terhadap pengendalian, Kesalahan minimal dan


pemantauan dan pelayanan keamanan maksimal obat

Obat yang rusak dan kadaluarsa


Interaksi interprofesional
minimal

Meminimalisir pemborosan dan


penyalahgunaan Efisiensi penggunaan sumber

Pengendalian harga, Penggunaan Pencurian dan kehilangan


obat rasional minimal
Sumber: Siregar, C.J.P, 2004, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan, Jakarta: EGC
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
SESUAI EFISIENSI PENGGUNAAN

Mutu
Terjamin
MENCEGAH KESALAHAN DAN KEKELIRUAN

Sumber: Siregar, C.J.P, 2004, Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan, Jakarta: EGC
Kegiatan Penyaluran
• Kegiatan administratif mencakup
• menerima bon permintaan barang
• Memeriksa kartu persediaan barang ( Kartu stock )
untuk melihat apakah barang yang diminta tersedian dalam
jumlah yang memadai
• Pencatatan dan pelaporan
• Kegiatan fisik
• Mengeluarkan barang sesuai permintaan
• Pengangkutan
Distribusi
dilingkungan rumah sakit
• Distribusi obat harus mampu menjamin penyebaran obat
secara merata dan teratur sehingga tersedia pada saat
dibutuhkan sesuai dengan mutu, jumlah, jenis serta biaya
yang ditetapkan
• Distribusi obat harus dikelola sedemikian rupa agar dapat
memberi manfaat :
• Kepastian tersedianya obat dalam jumlah,jenis dan mutu yang memadai
• Optimalisasi keterbatasan biaya dan sumber daya yang ada
• Keamanan pendistribusian, keabsahan dan mutu obat ketempat tujuan
Langkah-langkah pendistribusian
• Evaluasi kebutuhan obat berdasarkan pola permintaan terkait
waktu dan jumlah persediaan obat
• Menetapkan wilayah distribusi berdasarkan jarak, biaya dan
fasilitas yang tersedia
• Menetapkan alokasi dan rencana tingkat persediaan
Pembagian Sistem Distribusi Obat

Metode Jenis sistem distribusi obat

Sentralisasi Sistem distribusi perlengkapan di


ruangan (floor stock)

Sistem distribusi resep


Desentralisasi individual

Sistem distribusi dosis unit

Sistem distribusi kombinasi


individu dan floor stock
Sistem Pelayanan Distribusi Obat
Sentralisasi dan Desentralisasi

Fismia Hikmah Tiara


1306376553
Sistem Pelayanan Terpusat (Sentralisasi)

Seluruh kebutuhan perbekalan


farmasi setiap unit pemakai baik
Sistem pendistribusian
untuk kebutuhan individu
perbekalan farmasi yang
maupun kebutuhan barang
dipusatkan pada satu tempat
dasar ruangan disuplai langsung
yaitu instalasi farmasi
dari pusat pelayanan farmasi
tersebut
Sistem Pelayanan Terpusat (Sentralisasi)

Instalasi
Farmasi

Rawat Rawat Bedah Rawat


jalan inap pusat Darurat
Sistem Pelayanan Terbagi (Desentralisasi)

Desentralisasi
• Sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang
mempunyai cabang di dekat unit perawatan atau unit
pelayanan

Cabang ini disebut


• Depo farmasi
Sistem Pelayanan Terbagi (Desentralisasi)

Instalasi Farmasi pusat


Pendistribusian bertanggung jawab
perbekalan farmasi tidak terhadap efektivitas dan
lagi dilayani di Instalasi keamanan perbekalan
Farmasi pusat farmasi yang ada di
depo farmasi.
Sistem Pelayanan Terbagi (Desentralisasi)

Instalasi
Farmasi

Depo Rawat Depo Rawat Depo Depo Rawat


Jalan Inap Bedah Pusat Darurat

Rawat
Rawat Jalan Rawat Inap Bedah Pusat
Darurat
Sistem Dispensing Lengkap di
Ruangan (Floor Stock)

Amiratul Haq Rasyid - 1306405446


Sistem Dispensing Persediaan Lengkap di Ruangan
(Floor Stock)
Tatanan kegiatan penghantaran sediaan obat sesuai
dengan yang ditulis dokter pada resep obat, yang
disiapkan dari persediaan di ruang oleh perawat dan
dengan mengambil dosis/unit obat dari wadah
persediaan yang langsung diberikan kepada pasien di
ruang tersebut

Dalam sistem persediaan lengkap di ruangan, semua


perbekalan farmasi yang dibutuhkan pasien tersedia
dalam ruang penyimpanan perbekalan farmasi, kecuali
perbekalan farmasi yang jarang digunakan.
Sumber: Dirjen Binfarkes RI. (2010). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit
Sistem Dispensing Persediaan Lengkap di Ruangan
(Floor Stock)
Pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmasi

Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang disimpan
di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan

Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola
maka pendistribusiannya didelegasikan kepada penanggung jawab ruangan

Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock
kepada petugas farmasi dari penanggung jawab ruangan

Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan, dan kemungkinan


interaksi obat pada setiap jenis obat yang disediakan di floor stock
Sumber: PerMenKes Nomor 72 Tahun 2016
Skema Sistem Dispensing Persediaan Lengkap
di Ruangan
Pasien

Pemberian

Sumber: Siregar, Charles J. P. (2003) Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. EGC, Jakarta.
Kelebihan floor stock Kekurangan floor stock
• Pelayanan lebih cepat • Kesalahan pengobatan dapat meningkat
 Obat yang diperlukan  resep tidak dikaji oleh apoteker
segera tersedia • Peningkatan penyimpanan obat di ruang
• Meminimalisir rawat
pengembalian obat • Kemungkinan hilangnya obat tinggi
yang tidak terpakai ke • Kekurangan fasilitas penyimpanan yang
IFRS memadai pada ruang perawatan
• Pengurangan jumlah • Penambahan modal investasi 
resep obat untuk IFRS menyediakan fasilitas penyimpanan obat
• Pengurangan jumlah yang sesuai di setiap daerah perawatan
personel yang pasien
dibutuhkan di IFRS • Meningkatkan beban kerja perawat
• Meningkatnya bahaya & kerugian karena
kerusakan obat

Sumber: Dirjen Binfarkes RI. (2010). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit
Sistem distribusi persediaan Kerugian/kelemahan sistem
lengkap ini hanya digunakan ini sangat banyak. Oleh
untuk kebutuhan gawat karena itu, sistem ini
darurat dan bahan dasar hendaknya tidak digunakan
habis pakai. lagi.

Dalam sistem ini, tanggung Sistem distribusi perbekalan


jawab besar dibebankan farmasi desentralisasi yang
kepada perawat, yaitu melaksanakan sistem
menginterpretasi resep dan persediaan lengkap di ruang,
menyiapkan perbekalan tetapi di bawah pimpinan
farmasi, yang sebetulnya seorang apoteker. Jika sistem
adalah tanggung jawab ini dilakukan, kekurangannya
apoteker. akan dapat diatasi.
Sumber: Dirjen Binfarkes RI. (2010). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit
Resep Perorangan
Resep Perorangan

Resep perorangan adalah order/resep


yang ditulis dokter untuk tiap pasien.
Dalam sistem ini perbekalan farmasi
disiapkan dan didistribusikan oleh IFRS
sesuai yang tertulis pada resep.

Sumber: Dirjen Binfarkes RI. (2010). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit
Skema Sistem Resep Perorangan
Pasien

Pemberian

Sumber: Siregar, Charles J. P.


(2003) Farmasi Rumah Sakit:
Teori dan Penerapan. EGC,
Jakarta.
Keuntungan Kelemahan
Semua resep dikaji langsung oleh
apoteker  dapat memberi Kemungkinan keterlambatan
keterangan/ informasi obat sediaan obat sampai ke pasien
kepada perawat/pasien secara
langsung
Kebutuhan jumlah personel di IFRS
Memberi kesempatan adanya meningkat
interaksi profesional antara
apoteker-dokter-perawat
Pasien membayar obat yang
Memungkinkan pengendalian kemungkinan tidak digunakan
yang lebih dekat

Mempermudah penagihan biaya


perbekalan farmasi bagi pasien
Sumber: Dirjen Binfarkes RI. (2010). Pedoman Pengelolaan
Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit
Sistem distribusi Obat Unit
Dose distribusi (UDD)
Rahma Suci - 1306377120
Sistem distribusi Obat UDD

PerMenKes 72/’16 :
“Pendistribusian (distribusi) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai berdasarkan Resep perorangan, untuk penggunaan
satu kali dosis/pasien “

• UDD dianjurkan untuk pasien rawat inap kesalahan pemberian obat dapat
diminimalkan
Semua UDD memiliki ciri yang sama, yaitu satu paket unit
obat yang didistribusi tepat sebelum diberikan kepada
pasien
Sistem distribusi Obat UDD
Kemasan dosis Disiapkan untuk
Dikoordinasikan /
tunggal, setiap dosis pemakaian selama
tanggung jawab
dikemas secara 24 jam diserahkan
IFRS
terpisah ke perawat

Diberikan ke pasien
dalam bentuk siap
digunakan

Embrey, M. (2012). Managing Access to Medicines and Health Technologies Chapter 45. USA: Management Science for Health Inc.
• Penurunan kejadian medication error.
• Menurunkan total biaya pengobatan
• Meningkatkan peranan dan pengawasan farmasi di rumah sakit, mulai
dari fase peresepan sampai pemberian obat.
• Menghindari duplikasi permintaan obat ke bagian farmasi.

• Membutuhkan tenaga farmasi yang lebih banyak.


• Membutuhkan ruang khusus untuk penyimpanan obat.
• Membutuhkan peralatan khusus dalam pengemasan
obat
Etiket UDD
Sistem Kombinasi
Riky Redmawati - 1306377070
Sistem Kombinasi

Sistem kombinasi adalah sistem distribusi sediaan farmasi,


alkes, BMHP rawat inap menggunakan kombinasi antara
resep individual dan floor stok.
Jenis & jumlah ditetapkan oleh PFT dengan masukan dari
IFRS & pelayanan keperawatan.

Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. (2010). Direktorat Jenderal Binakefarmasian dan Alat Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. bekerjasama dengan
Japan Internasional Cooperation Agency
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
Sistem Distribusi Kombinasi
• Interaksi apoteker- • Keterlambatan obat
dokter-perawat dan ke pasien
pasien/keluarga • Salah obat
• Semua resep dikaji
oleh apoteker
• Obat tersedia di
ruang

+ -
Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. (2010). Direktorat Jenderal Binakefarmasian dan Alat Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. bekerjasama dengan
Japan Internasional Cooperation Agency
Permintaan Perbekalan Farmasi dari Dokter
IFRS

Asli  IFRS
R/ rangkap 2 Tembusan  rekam
medik

Komputerisasi (dokter) Order di cetak IFRS

Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. (2010). Direktorat Jenderal Binakefarmasian dan Alat Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. bekerjasama dengan
Japan Internasional Cooperation Agency
Sistem Distribusi Ideal di RS
Riky Redmawati - 1306377070
PMK Nomor 72 Tahun 2016 Unit Dose Dispensing

Sangat dianjurkan untuk


pasien rawat inap 
minimalisasi kesalahan
pemberian obat (<5%)
Sistem distribusi  tergantung strategi dan kebijakan RS

Sistem distribusi diracang berdasarkan kemudahan untuk dijangkau


pasien dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas sumber
daya yang ada.
Referensi

 Imron Mochamad , (2010). Manajemen Logistik Rumah Sakit CVAgung Seto:Jakarta


 Siregar, Charles J. P. (2003) Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. EGC, Jakarta.
 Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. (2010). Direktorat Jenderal
Binakefarmasian dan Alat Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI. bekerjasama dengan
Japan Internasional Cooperation Agency
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai