05 Umam+135-144
05 Umam+135-144
Choirul Umam1, Widodo S. Pranowo1.2, Dian Adrianto1.3, Amri Rahmatullah1, & Tri
Aji1
1Program Studi S-2 Hidro-Oseanografi, Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL),
Jl. Ganesa No. 1 RT. 17 RW. 02 Keluraha Kelapa Gading Kodamar Jakarta Utara,
Indonesia (031)99000581
2Badan Riset dan Inovasi Nasional
3Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut
E-mail: choirulumam1987@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang analisa pasang surut (pasut) menggunakan metode
Least Square di Dermaga Lantamal VI Makassar. Keberadaaan stasiun pasut di Makassar
sangat penting, terutama bagi kapal-kapal yang keluar dan masuk pelabuhan Makassar dan
masyarakat sekitar, karena di wilayah tersebut termasuk area dengan kedalaman laut
dangkal. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik pasut laut di Makassar yang
diperoleh berdasarkan data tahun 2017 sampai dengan 2021. Hasil penelitian membuktikan
bahwa rata-rata nilai HHWS, MSL, dan LLWS adalah 1,83, 1,19, 0,47 dalam satuan m
(meter) yang ber-referensi ke palem pasut, ini adalah nilai muka laut yang lokal di Stasiun
Makassar. Kemudian dari perhitungan bilangan formzahl di stasiun pasut Makassar
diperoleh nilai 1,07 sampai dengan 3,06, dengan rata-rata bilangan formzahl 2,10, hal ini
menjadi bukti bahwa tipe pasut Staisun Makassar adalah pasut campuran condong ke
harian tunggal.
ABSTRACT
Research on tidal analysis has been done using the Least Square method in Makassar at
Lantamal VI Makassar Pier. The existence of a tidal station in Makassar is very important,
especially for the ships in and out of port Makassar and the surrounding community, because
in the region includes areas with shallow sea depths. This study aims to determine the
characteristics of sea tides in Makassar which were obtained based on data from 2017 until
2021. The data processing uses T_tide software which uses the Least Square method in its
calculations. The results of the study prove that the average values of HHWS, MSL, and
LLWS are 1,83, 1,19, 0,47 in m (meters) with reference to the tidal palm, this is a local sea
level value at Makassar Station. Then from the calculation of the formzal number at the
Makassar tidal station, a value of 1,07 until 3,06 is obtained, with an average formzahl
number of 2,10, this is evidence that the tidal type at the Makassar Station is mixed tide
prevailing diurnal.
135
p-ISSN 2460 – 4623
e-ISSN 2716 – 4632
136
p-ISSN 2460 – 4623
e-ISSN 2716 – 4632
tinggi dan periodenya berbeda. di adalah 365 hari, sedangkan panjang data
perairan Indonesia tipe pasang ini yang dibutuhkan untuk penentuan semua
terjadi di perairan Indonesia Bagian konstanta pasut periode panjang secara
Timur. akurat adalah 18,6 tahun. Hal ini
4. Pasut campuran condong ke harian dikarenakan periode gerakan bulan, bumi,
tunggal (mixed tide prevailing diurnal). dan matahari tersebut adalah 1 bulan
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
kali air pasang dan satu kali air surut, bulan mengelilingi bumi, 1 tahun yang
tetapi kadang-kadang untuk sementara merupakan periode untuk bumi
waktu terjadi dua kali pasang dan dua mengelilingi matahari, 8,85 tahun
kali surut dengan tinggi dan periode merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
yang sangat berbeda. Tipe pasut ini melakukan gerakan orbital presesi dan
terjadi di wilayah pantai selatan 18,6 tahun merupakan waktu yang
Kalimantan dan pantai utara Jawa dibutuhkan untuk berhimpitnya node bulan
Barat. dan ekliptik (Ali, et al, 1994).
Hasil analisis pasut akan
menghasilkan konstanta pasut. Hingga BAHAN DAN METODOLOGI
saat ini, jumlah konstanta pasut yang
Dalam penelitian ini menggunakan
dapat diperoleh telah mencapai 600
bahan berupa data primer yaitu, data
konstant, dimana 60 diantaranya
pasut periode 5 tahun dari 2017 sampai
tergolong konstanta utama. Panjang data
dengan 2021 yang di peroleh dari stasiun
yang dibutuhkan untuk penentuan 60
pasut Makassar (5°6’42.12’’LS,
konstanta pasut utama secara akurat
137
p-ISSN 2460 – 4623
e-ISSN 2716 – 4632
……………………. 2)
dimana,
AK1 : amplitudo dari unsur pembangkit
pasut K1
AO1 : amplitudo dari unsur pembangkit
pasut O1
AM2 : amplitudo dari unsur pembangkit
pasut M2
AS2 : amplitudo dari unsur pembangkit
pasut S2
F : Bilangan formzahl
M2 : Konstanta harmonik (Posisi bulan
mempengaruhi)
S2 : Konstanta harmonik (Posisi
matahari mempengaruhi)
O1 : Konstanta harmonik (Deklinasi
Gambar 3. Diagram alir penelitian. bulan mempengaruhi)
Figure 3. Research flow diagram.
Sumber : Diagram alir sendiri
138
p-ISSN 2460 – 4623
e-ISSN 2716 – 4632
139
p-ISSN 2460 – 4623
e-ISSN 2716 – 4632
200
ELEVASI AIR
HHWS
150
MSL
100
50 LLWS
0
0 10 20 30 40 50 60 70
BULAN KE
140
p-ISSN 2460 – 4623
e-ISSN 2716 – 4632
40
35 *O1
30 *P1
KONSTANTA (CM)
NILAI AMPLITODE
25 *K1
20 *N2
15 *M2
10 *S2
5 *K2
0 *M4
09-201607-201704-201802-201912-201910-202008-202106-2022 *MS4
DATA PERBULAN
Gambar 5. Grafik amplitodo konstanta harmonik.
Figure 5. Harmonic constant amplitude graph.
Sumber : Hasil pengolahan data pasut mengunakan perangkat lunak T-tide
141
p-ISSN 2460 – 4623
e-ISSN 2716 – 4632
JANUARI 2017
200
TINGGI AIR LAUT
150
100
50
30/12/2016 00:00 09/01/2017 00:00 19/01/2017 00:00 29/01/2017 00:00
WAKTU
142
p-ISSN 2460 – 4623
e-ISSN 2716 – 4632
NILAI FORMZAHL
3,50
3,00
SKALA FORMZAHL
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
0 10 20 30 40 50 60 70
BULAN KE
Gambar 7. Grafik skala formzahl.
Figure 7. Formzahl scale graph.
Sumber : Hasil perhitungan nilai formzahl
dimana konstituen O1, P1, dan K1 pasut. Referensi pemetaan palem artinya
merupakan konstituen relatif tidak stabil nilai HHWS, MSL, dan LLWS ini
akibat faktor astronomi. Faktor astronomi merupakan nilai muka laut yang bersifat
yang dimaksud adalah potensi bangkitan lokal sekitar stasiun pasut Makassar.
pasang surut (generating potential) dari Konstanta pasut yang paling dominan
pengaruh bulan yang dinotasikan dengan mempengaruhi Stasiun pasut Makassar
V3 untuk nilai phase lag L2 (ekliptik bulan adalah K1, dan yang memiliki pengaruh
terkecil) sebesar 25% merujuk pada posisi yang kecil adalah MS4. Sehingga dapat
matahari yang menyebabkan disimpulkan bahwa pengaruh bulan dan
ketidakstabilan konstituen harmonik matahari sama-sama kuat di stasiun pasut
komponen tunggal O1, P1, dan K1. Hal ini Makassar. Tipe pasut Stasiun panang
berbeda dengan nilai pada posisi bulan surut Makassar adalah pasut campuran
dengan nilai V3 yang relatif kecil sehingga condong ke harian tunggal yang artinya
amplitudo konstituen harmonik relatif dalam satu hari terjadi satu kali air pasang
stabil (Zuke et al., 1997). dan satu kali air surut, tetapi kadang-
kadang untuk sementara waktu terjadi dua
KESIMPULAN kali pasang dan dua kali surut dengan
tinggi dan periode yang sangat berbeda,
Penelitian menggunakan hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata
pengolahan data pasut dengan metode formzahl 2.10.
Least Square dan panjang data
pengamatan 5 (lima) tahun yaitu dari UCAPAN TERIMA KASIH
tahun 2017 hingga 2021 diperolah hasil
Seluruh penulis adalah kontributor
berupa informasi rata-rata nilai HHWS
utama. Ucapan terimakasih ditujukan
adalah 1,83 m, MSL adalah 1,19 m dan
LLWS 0,47 m dengan referensi palem kepada seluruh Mahasiswa dan Dosen S2
143
p-ISSN 2460 – 4623
e-ISSN 2716 – 4632
Ali, et al. (1994). Pasang Surut Laut. Suhaemi., Raharjo, S., & Marhan. (2018).
Bandung: Institut Teknologi Penentuan Tipe Pasang Surut
Bandung. Perairan Pada Alur Pelayaran
Manokwari dengan Menggunakan
Aufi. (2019). Karakteristik Pasut di Teluk Metode Admiralty. Jurnal
Jakarta Berdasarkan Data 253 Sumberdaya Akuatik Indopasifik,
Bulan. jurnal riset Jakarta Vol. 12 2(1), 57-64.
No.1, 25-36.
Triatmodjo, B. (2003). Pelabuhan, Edisi
Fadlan, A., & Rosanti, R. . (2019). Ketiga. Yogyakarta: Beta Offset.
Variabilitas Tinggi Muka Laut di
Indonesia Berdasarkan Wyrtki, K. (1961). Physical Oceanography
Pengamatan Satelit Altimetri. of The Southest Asian Waters.
Seminar Nasional Penginderaan Naga Report, 2. Sripps Institution of
Jauh ke-6 Tahun 2019, 468-473. Oceanography. The University of
California, California., 226.
Khasanah, I. U., Wirdinata, S., & Guvil, Q.
(2017). Analisis Harmonik Pasut Huang, Z., Chen, Z., Si, H., & Ye, L.
untuk Menghitung Nilai Muka (1997). Analysis of 19 year tidal
Surutan Peta (Chart Datum) data. Science in China. D-Earth
Stasiun Pasut Sibolga. Seminar Sci.40(4), 352-360.
Nasional Strategi Pengembangan
Infrastruktur di Institut Teknologi
Padang Tanggal 27 Juli 2017, 243
– 249.