AnalisisLajuSedimentasidiKawasanPerairanMuaraSungaiSambasKalimantanBarat-DickyWahyudaSaputra
AnalisisLajuSedimentasidiKawasanPerairanMuaraSungaiSambasKalimantanBarat-DickyWahyudaSaputra
net/publication/357171122
CITATIONS READS
8 835
6 authors, including:
All content following this page was uploaded by Dicky Wahyuda Saputra on 31 January 2023.
Abstract
The mouth of the Sambas river is water located in Pemangkat District, Sambas Regency, West Kalimantan. In
this area, there is a Nusantara Fishery Port (PPN) which is used for loading and unloading ships. Utilization
of the area will result in silting due to the sedimentation process. The purpose of this study was to determine
the rate of sedimentation in the waters of the Sambas river estuary. Sediment rate data collection using a
Sediment Trap for 14 days with an interval of every 7 days. Other supporting data from this research are the
current velocity and river flow discharge. The tidal type obtained in the waters of the Sambas river estuary is
a mixed skewed double daily with a Mean Sea Level of 102 cm and a Formzhal number (F) 0.79. The results
showed that the average sedimentation rate in the waters of the Sambas river estuary in the first week was
156.76 kg/m2/week with the maximum sedimentation rate at Station 1 of 190.29 kg/m2/week and the
minimum sedimentation rate at Station 9 namely 103.66 kg/m2/week. While the average sedimentation rate
in the second week is 129.58 kg/m2/week with a maximum sedimentation rate of 181.61 kg/m2/week at
Station 6 and a minimum sedimentation rate of 88.30 kg/m2/week at Station 5. In 1 week, there was a change
in the sedimentation rate at the study site, initially, the sedimentation distribution value was larger in the
southern part, and in the following week, the sedimentation rate was higher in the northern part.
Keywords : Sedimentation rate, sediment, tide, Sambas river estuary
Abstrak
Muara sungai Sambas merupakan suatu perairan yang terletak di Kecamatan Pemangkat, Kabupaten
Sambas Kalimantan Barat. Pada kawasan ini terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) yang
digunakan sebagai bongkar muat kapal. Pemanfaatan kawasan tersebut berdampak akan terjadinya
pendangkalan akibat proses sedimentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju sedimentasi
di kawasan perairan muara sungai Sambas. Pengambilan data laju sedimen menggunakan Sediment Trap
selama 14 hari dengan interval pengambilan setiap 7 hari. Data pendukung lain dari penelitian ini adalah
kecepatan arus dan debit aliran sungai. Tipe pasang surut yang diperoleh di perairan muara sungai Sambas
adalah campuran condong ke harian ganda dengan Mean Sea Level 102 cm dan bilang Formzhal (F) 0,79.
Hasil penelitian menunjukkan laju sedimentasi rata-rata di perairan muara sungai Sambas pada minggu
pertama adalah 156,76 kg/m2/minggu dengan laju sedimentasi maksimum terdapat pada Stasiun 1
sebesar 190,29 kg/m2/minggu dan laju sedimentasi minimum terdapat pada Stasiun 9 yaitu 103,66
kg/m2/minggu. Sedangkan laju sedimentasi rata-rata pada minggu kedua adalah 129,58 kg/m2/minggu
dengan laju sedimentasi maksimum terdapat di Stasiun 6 181,61 kg/m2/minggu dan laju sedimentasi
minimum di Stasiun 5 sebesar 88,30 kg/m2/minggu. Dalam interval waktu 1 minggu ada perubahan laju
sedimentasi di lokasi penelitian yang semula nilai sebaran sedimentasi lebih besar di bagian Selatan dan
pada minggu berikutnya nilai laju sedimentasi lebih besar di bagian Utara.
Kata kunci : Laju Sedimentasi, sedimen, pasang surut, muara sungai Sambas
3. Hasil dan Pembahasan rata kecepatan arus dasar perairan sebesar 0,1
3.1. Arus m/s dengan kecepatan arus maksimum berada
Hasil pengukuran secara keseluruhan di Stasiun 6 sebesar 0,178 m/s dan kecepatan
kecepatan arus permukaan menunjukan arus minimum berada di Stasiun 1 sebesar
bahwa perairan muara sungai Sambas 0,54 m/s (Gambar 1b). Menurut Djurdjani
memiliki kecepatan arus rata-rata dari seluruh (1998) dalam Sukuryadi (2015) arus
stasiun pengukuran sebesar 0,083 m/s dikategorikan lemah jika kecepatannya < 0,4
(Gambar 1a). Kecepatan arus permukaan m/s, sedang jika kecepatannya 0,4 – 1 m/s dan
maksimum berada di Stasiun 2 sebesar 0,133 kuat jika kecepatannya > 1 m/s. Sehingga
m/s. Sedangkan kecepatan arus minimum berdasarkan data dan analisis data arus
berada pada Stasiun 3 sebesar 0,044 dan tersebut dapat diketahui bahwa arus di
Stasiun 8 sebesar 0,044 m/s. Sedangkan rata – perairan muara sungai Sambas masuk dalam
Gambar 1. Kecepatan arus a) pada lapisan permukaan; dan b) pada lapisan dasar perairan
di muara sungai Sambas
pertama sebesar 1.383 m3/s dan minggu mengandung sedimen dapat menyebabkan
kedua sebesar 1.963 m3/s (Tabel 2). Nilai abrasi di wilayah dengan kecepatan arus kuat
debit sungai paling tinggi terjadi saat dan sedimentasi atau pengendapan di wilayah
pengukuran diminggu kedua dimana pada dengan kecepatan arus lemah (Busthami,
minggu kedua terjadi empat kali turun hujan 2020). Kecepatan arus yang rendah akan
sedangkan minggu pertama hanya terjadi dua meningkatkan pengendapan yang tinggi
(Aritonang et al. 2016)
kali turun hujan. Hal ini sesuai dengan
Sedimen yang berada di muara sungai
pernyataan Yugiswara (2017) bahwa faktor merupakan sedimen yang diakibatkan oleh
utama banyaknya debit sungai dikarenakan limpasan sungai. Pencampuran sedimen yang
curah hujan, sehingga ketika curah hujan terjadi di muara sungai bergantung dari
tinggi akan berbanding lurus dengan kondisi besarnya debit sungai dan kemiringan sungai.
debit sungai yang juga tinggi. Hal ini dapat menyebabkan sedimentasi
maupun erosi (Yugiswara, 2017). Laju
3.4. Laju Sedimentasi sedimentasi yang diperoleh berbanding
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah terbalik dengan debit sungai, laju sedimentasi
dilakukan, secara keseluruhan laju tertinggi diperoleh pada minggu pertama
sedimentasi minggu pertama menunjukan sedangkan debit sungai tertinggi diperoleh
bahwa perairan muara sungai Sambas pada minggu kedua. Hasil ini serupa dengan
memiliki laju sedimentasi rata-rata dari semua penelitian yang dilakukan oleh Pratomo et al.
stasiun pengukuran sebesar 156,76 (2019) menjelaskan bahwa pada saat debit
kg/m /minggu. Laju sedimentasi minggu
2 sungai besar akan menyebabkan material
pertama nilai maksimumnya berada di Stasiun tersuspensi yang terbawa ke laut sulit untuk
1 sebesar 190,29 kg/m2/minggu (Gambar 3a). mengendap dan pada saat debit sungai kecil
Sedangkan laju sedimentasi minimum berada menyebabkan material tersuspensi yang
pada Stasiun 9 sebesar 103,66 kg/m2/minggu. terbawa ke laut mudah untuk mengendap
Sedangkan laju sedimentasi minggu kedua sehingga laju sedimentasi meningkat.
menunjukan bahwa perairan muara Sungai
Sambas memiliki laju sedimentasi rata-rata
4. Kesimpulan
dari seluruh stasiun pengukuran sebesar
129,58 kg/m2/minggu. Laju sedimentasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
maksimum berada di Stasiun 6 sebesar 181,61 dilakukan dapat disimpulkan bahwa laju
kg/m2/minggu. Sedangkan laju sedimentasi sedimentasi rata-rata di perairan muara
minimum berada pada Stasiun 5 sebesar 88,30 sungai Sambas pada minggu pertama 156,76
kg/m2/minggu (Gambar 3b). kg/m2/minggu dan laju sedimentasi
Dalam interval waktu 1 minggu maksimumnya berada di Stasiun 1 sebesar
(kg/m2/minggu) ada perubahan laju 190,29 kg/m2/minggu dan laju sedimentasi
sedimentasi di lokasi penelitian yang semula minimum berada pada Stasiun 9 sebesar
nilai sebaran sedimentasi lebih besar di bagian 103,66 kg/m2/minggu. Sedangkan laju
Selatan dan pada minggu berikutnya nilai laju sedimentasi rata-rata pada minggu kedua
sedimentasi lebih besar di bagian Utara. Hasil sebesar 129,58 kg/m2/minggu dengan laju
ini diduga adanya pergerakan kecepatan arus sedimentasi maksimum terdapat di Stasiun 6
yang mengakut sedimen ke arah Utara yaitu 181,61 kg/m2/minggu dan laju
sehingga terjadinya penumpukan sedimen. sedimentasi minimum di Stasiun 5 sebesar
Pada prosesnya arus membawa massa air yang 88,30 kg/m2/minggu. Dalam interval waktu 1
Gambar 3. Peta sebaran laju sedimentasi a) minggu ke-1; dan b) minggu ke-2 di perairan
muara sungai Sambas
minggu ada perubahan laju sedimentasi di Anakan Muara Sungai Banyuasin, Sumatra
lokasi penelitian yang semula nilai sebaran Selatan. Jurnal Maspari. 6 (2): 7 – 14.
sedimentasi lebih besar di bagian Selatan dan Boggs, S. 2006. Principles of Sedimentology and
pada minggu berikutnya nilai laju sedimentasi Stratigraphy 4th Edition. Patrick Lynch,
lebih besar di bagian Utara. editor. Londok (UK): Merrill Publishing
Company.
Daftar Pustaka Busthami, Y. 2020. Transpor Sedimen di
Aritonang, A.E., H. Surbakti., I. Purwiyanto. Perairan Sekitar Pelabuhan Perikanan
2016. Laju Pengendapan Sedimen di Pulau
Samudera Cilacap, Jawa Tengah. Skripsi. (Studi Kasus Perairan Tarakan Dan
Bogor : Institut Pertanian Bogor. Balikpapan). Jurnal Chart Datum. 1(1): 8-18.
Hariadi, A., A. Satriadi, P. Subardjo. 2017. Laju Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai.
Sedimentasi di Muara Sungai Tayu Yogyakarta: Beta Offset.
Kabupaten Pati Jawa Tengah. Oseanografi. Warsidah, Risko, Saputra D.W., Muliadi, Zibar
6(1): 322-329. Z., Susiati H. 2021. Sebaran Sedimen
Huang G. 2011. Dual Behavior of Suspended Berdasarkan Analisis Paramater Ukuran
Sediment Concentration in a Regulated Butir di Muara Sungai Sambas Kalimantan
River. (1) : 115–121. Barat. Jurnal Geologi Kelautan. 19(2): 61-
Julianto, R., D. Hartono, A. Anggoro. 2021. 71.
Analisis Laju Sedimentasi di Kawasan Yugiswara, R.S., 2017. Distribusi Sedimen Di
Perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sekitar Muara Sungai Cimandiri Teluk
Pondok Besi Kota Bengkulu. Maspari Palabuhanratu Sukabumi. Skripsi. Bogor:
Journal. 13(2): 105-116. Institut Pertanian Bogor.
Mulyanto, H.R. 2007. Sungai Fungsi dan Sifat-
Sifatnya. Penerbit Graha Ilmu :
Yogyakarta.
Pratomo, F.K., Hariadi, dan S. Widada. 2017.
Analisa Laju Sedimentasi Di Muara Sungai
Cilauteureun Garut. Jurnal Oseanografi.
6(1): 54-60.
Prayogi, H., S. Widada, dan Hariadi. 2016.
Pengaruh Arus Terhadap Laju Sedimentasi
Di Sekitar Sabuk Permeabeldi Timbul Sloko
Kabupaten Demak. Jurnal Oseaonografi.
5(1): 137-147.
Purnama, A.E., Hariadi, dan S. Saputro. 2015.
Pengaruh Arus, Pasang Surut dan Debit
Sungai Terhadap Distribusi Sedimen
Tersuspensi di Perairan Muara Sungai
Ciberes Cirebon. Jurnal Oseanografi. 4(1):
74-84.
Rifardi. 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern.
UR-Press : Pekanbaru.
Ruth, C.E., Siregar, H. Gentur, R. dan R. Azis.
2014. Studi Pengaruh Faktor Arus dan
Gelombang Terhadap Sebaran Sedimen
Dasar di Perairan Pelabuhan Kaliwungu
Kendal. Oseanografi. 3(3): 388-346.
Subardjo, P., A.A.D. Suryo, I. Pratikno, G.
Handoyo, dan K.P. Diani. 2018. Distribusi
Material Padatan Tersuspensi di Muara
Sungai Sambas, Kalimantan Barat. Buletin
Oseanografi Marina. 7(1):22-28.
Sukuryadi. 2015. Analisis Arus dan Gelombang
Perairan Batu Belande Gili Asahan Desa
Batu Putih Kecamatan Sekotong Lombok
Barat. Jurnal Paedagoria. 12(2): 1-10.
Supriyono, S.P. Widodo, R. Sofyan, dan H.
Bambang. 2015. Analisa dan Perhitungan
Prediksi Pasang Surut Menggunakan
Metode Admiralty dan Metode Least Square