NIM : 1901489576
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pertengahan tahun 2022 pada bulan Mei hingga Juni, muncul fenomena
kemunculan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia tepatnya lebih
banyak tersebar pada daerah Jawa Timur dan sekitar. Dimana yang kita ketahaui bahwa
Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya adalah beragama Islam yaang
merayakan Lebaran Idul Adha (Qurban), membuat masyarakat panik dalam rangka perayaan
dan terlebih lagi akan sangat berdampak pada para peternak terutatama pada peternak hewan
Sapi yang di takutkan akan mengalami kerugian yang begitu besar. PMK merupakan
penyakit dari virus aphthovirus yang mengancam hewan berkaki belah seperti sapi, kambing,
babi dan sebagainya, yang menyebar dari hewan ke hewan dengan gejala umum yang sering
terjadi pada hewan diawali dengan demam disertai luka – luka melepuh pada mulut, lidah,
bibir dan kuku.
Bisnis perternakan ini merupakan bisnis yang banyak diminati oleh sebangian besar
masyarakat Indonesia, dimana sebagian besar penduduk Indonesia masyrakat yang
mengomsumsi produk hewani. Maka bisnis peternakan ini merupakan sebuah peluang bagi
kebnayakan masyarakat Indonesia. Pada kasus ini sebagian penggelut dunia bisnis peternakan
ini juga diminati oleh masyarakat menegah kebawah untuk menyambung hidup. Khususnya
pada ternak hewan Sapi dan Kambing, besar harapan mereka dalam melakukan usaha
peternakan ini. Dalam menyikapi permasalahan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang
sedang terjadi saat ini akan sangat bepengaruh pada sosial ekonomi para pelaku usaha.
Karena kebanyakan dari para pelaku usaha peternakan ini adalah masyarakat kurang mampu
dan UMKM menengah kebawah, maka dengan adanya penyakit ini akan sangat membabani
para pelaku usaha dimana mereka telah menaruh harapan hidupnya pada usaha ternak
tersebut. Pada penelitan yang di lakukan oleh pemerintah pusat usaha atau bisnis peternakan
hewan sapi yang menghasilkan produk daging sapi memiliki keterkaitan erat terhadap 120
sektor ekonomi lainnya dan memiliki daya ungkit tertinggi dari 175 sektor ekonomi lainnya.
Maka sangat besar pengaruh para pelaku usaha ternak pada sosial ekonimi yang terjadi di
masyrakat Indonesia
UMKM sendiri adalah sebagai salah satu entitas dari produsen dan konsumen yang
mempunyai pengaruh besar terhadap perekonomian. Hal tersebut ditandai dengan perputaran
uang dimasyarakat yaitu dari dan oleh UMKM itu sendiri. Karena hal tersebut UMKM
memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada di
kota maupun kabupaten (Hamza & Agustien, 2019). Terlebih lagi usaha peternakan ini sangat
di senangi oleh kebanyakan masyarakat indonesia, selain memiliki pasar konsumuen yang
cukup besar. Maka sangatlah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini sangatlah berdampak
pada dunia ekonomi para pelaku UMKM. Banyak masyarakt yang mengeluhkan kurangnya
penanganan pada kasus PMK ini oleh pemerintah dikarenakan sangatlah banyak sebagian
pelaku usaha ini adalah termasuk masyarakat kurang mampu yang menggantungka hidupnya
pada usaha ternak ini, yang dimana dalam waktu dekat akan terjadinya Lebaran Idul Adha
sebagai lapak proses perdagangan mereka. Dengat tinggi nya kasus PMK ini dan banyak
terjadinya kematian pada hewan ternak ini maka perlu adanya keseriusan dalam penanganan
kasus penyebaran PMK ini di tengah wabah pandemi Covid-19 yang juga sudah berdampak
sangat besar pada perekonomian masyarakat Indonesia.
Pada Maret 2020, Pandemi wabah virus Covid-19 yang telah menyerang hampir
seluruh negara-negara pada dunia global merupakan hal yang perlu menjadi fokus utama
dunia saat ini, negara-negara harus mampu menghadapi dan beradaptasi dengan kondisi New
Normal. Analisa ini melihat bahwa Presiden Jokowi memiliki peranan penting sebagai
Kepala Negara yang memiliki kekuasaan tertinggi di Indonesia, maka pernyataan yang beliau
keluarkan sangatlah berpengaruh untuk dapat menentukan langkah-langkah apa yang perlu di
ambil terkait wabah virus Covid-19 tidak hanya di Indonesia. Kita tidak bisa menutup mata
bahwa covid-19 ini memiliki dampak yang sangat besar pada dunia internasional, baik dalam
sektor kesehatan, ekonomi, pariwisata, dan pendidikan. Dengan situasi pandemi Covid-19 ini
jelas yang memberikan banyak dampak signifikan kepada kehidupan masyarakat, terutama
pada bidang ekonomi, kesehatan, sosial, pendidikan, dan lain-lain. Dampak yang diberikan
berimbas kepada sebagain besar negara yang ada di dunia, termasuk Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa dan mengetahui dampak dari
merebahnya penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan ternak yang memiliki dampak
pada para pelaku usaha peternakan atau UMKM dalam situasi pandemi COVID-19
khususnya di daerah Jawa Timur Indonesia dan bertujuan agar dapat memberikan solusi saran
atas permasalahan tersebut.
Karena Penelitian ini secara khusus akan membahas pada analisa dampak yang terjadi
pada para pelaku bisnis atau UMKM di bidang peternakan yang terkena wabah Penyakit
Mulut dan Kuku (PMK) khususnya di daerah Jawa Timur,Indonesia. Serta mengetahui
langkah –alangkah apa yang dapat di lakukan baik oleh para pelaku bisnis maupun oleh
pemerintah dalam bertindak menanggulangi masalah wabah PMK ini. Serayanya juga dapat
memberikan saran-saran dalam mengalasia faktor rasional yang dapat di ambil untuk
menyelesaikan permasalah PMK ini untuk menyelamatkan sektor ekonomi baik pada
masyarakat pelaku usaha peternakan, konsumen dan juga pemerintahan. Namun perlu di
ketahui dalam situasi saat ini yang terjadi di dunia adalah masih dalam kondisi Pandemi
Covid-19 maka dapak perekonomian ini tidak hanya terdampak dari kasus penyakit PMK ini
pada pelaku usaha peternakan namun juga sudah terdampak dari Pandemi Covid-19 yang
menyebabkan penurunan pada perekonomian masyarakat seperti keterbatasan dana, sarana
produksi. Kta ketahui juga bahwa sebagian besar para pelaku usaha ternak ini adalah pelaku
UMKM menengah kebawah yang kebnayakan adalah masyarakat kurang mampu dan
kebanyakan adalah masyarakat yang sudah tua atau cukup umur dimana adanya kelemahan
pada keahlian dan ketrampilan dalam melakukan inovasi dalam menghadapi masalah-
masalah baru, serta kendala eksternal seperti terbatasnya layanan dan fasilitas pemerintah,
belum ada implementasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang efektif dan
berjangka panjang. Masih penting untuk memperkuat kerjasama dalam penyusunan
perencanaan pembangunan dan pengambilan keputusan oleh instansi pemerintah Jakarta.
Sebagian besar masyarakat kesulitan dalam mempertahankan bisnis karena kondisi ekonomi
yang memburuk sehingga berdampak kepada perekonomian.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menjawab rumusan masalah
diatas, penulis menggunakan kerangka pemikiran yang akan membantu penulis untuk
menganalisa topik yang penulis angkat. Penulis menggunakan teori Analisa dalam esai ini
akan mempergunakan teori Dampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di tengah pandemi
Covid-19 sebagai variabel independen terhadap bisnis atau Usaha Peternakan di Jawa Timur
sebagai variabel dependen. Sesuai kerangka teori yang diuraikan, maka disederhanakan
dalam bentuk kerangka penulisan yang digambarkan sebagai berikut :
Variabel
Dependen
Dampak Penyakit Mulut Dan
Kuku Usaha Peternakan (Y)
Pandemi Covid-19
Variable
Independen
METODE PENELITIAN
4.1 Dampak Penyakit Mulut dan Kuku Pada Pelaku Bisnis Peternakan
Penyebaran Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) dikenal juga sebagai “airborne desease”
sehingga penanganannya pun memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam bertindak.
Menurut Nasipospos (2014) bahwa untuk kasus di Indonesia setelah 2 minggu, jumlah desa
terinfeksi akan meningkat dari awalnya hanya 1 desa menjadi 14 desa; apabila tindakan
terlambat maka dalam 4 minggu jumlah desa terinfeksi naik menjadi 84 desa; setelah lebih
dari 8 minggu menjadi lebih dari 500 desa. Menurut Jonathan Rushton & Theo Knight-Jones
(2012) dan Naipospos (2012) bahwa dampak PMK di suatu wilayah dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung, secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut (Tawaf, 2022):
A. Dampak langsung:
Dapat terlihat secara kasat mata; misalnya, pengaruh langsung kepada sistem
produksi ternak (ternak tidak mau makan, Penurunan berat badan, Penurunan
produksi susu, Kematian hewan/keguguran dan Penurunan produktivitas
tenaga kerja ternak)
4.2 Dampak Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Di Tengah Pandemi Covid-19
Di tengah ketidakpastian keadaan dunia global saat ini terkait Pandemi Covid-19 ini
jelas sangat berpengaruh dalam sektor-sektor utama dunia seperti sektor kesehatan, ekonomi,
sosial, pendidikan. Dengan adanya regulasi pemberlakuan new normal ini juga sangat
membuat kasus penyebaran PMK ini menjadi kurang optimal dalam penanganannya.
Dampak ekonomi yang terjadi dikarenakan Pandemi Covid-19 ini sudah sangat merugikan
masyarakat dan pemerintah, terjadinya defisit besar-besaran di mana-mana. Maka dengan di
tambahnya kasus wabah PMK ini jelas akan menambah kepanikan maysrakat khususnya para
pelaku bisnis peternakan yang berusaha untuk bangkit kembali pasca hancurnya usaha-usaha
mereka di karenakan Pandemi Covid-19 ini, sekarang muncul wabah PMK ini yang sangat
merugikan para pelaku bisnis terutama pada masyarakat kalangan mengeanh kebawah. Maka
harapan mereka hanya pada pemerintah dalam penanganan kasus wabah PMK ini.
Dengan kondisi pandemi Covid-19 ini maka tidak bisa melakukan penanggulangan
seperti biasanya mengingat regulasi protokol kesehatan yang baru dalam penceahan kasus
covid-19 juga yang di takutkan juga akan meningkat. Maka dari himbauan Kementerian
Peternakan Yang bisa di lakukan adalah dengan pembagian obat-obatan massal untuk para
hewan ternak namu juga masih terkendala pembagiannya yang tdak bisa di lakukan dengan
cepat di karenakan menjaga protokol kesehatan covid-19. Pemerintah pun menghimbau untuk
khususnya pada daerah Jawa Timur untuk memberlakukan social distancing pada hewan-
hewan ternaknya untuk mencegahnya penularan penyakut dan tidak di perboehkannya keluar
dari daerah Jawa Timur. Kebijakan tersebut juga sangatlah menimbulkan keresahan pada
pelaku usaha ternak dan peternakan mengenai omset mereka yang akan menurun drastis.
Di lihat dari kondisi tersebut terjadinya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di
tengah situasi Pandemi Covid-19 ini sangatlah berdampak buruk bagi sektok perekonomian
pelaku bisnis ternak dan peternakan khususnya di Jawa Timur Indonesia.
4.3 Strategi Dalam Penanganan Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Pelaku
Bisnis Ternak Di Tengah Pandemi Covid-19
KESIMPULAN
Wabah Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) yang terjadi di saar mendekati hari Lebaran
Idul-Adha ini, jelas sangatlah menimbulkan kepanikan. Kita ketahui kebanyakan pelaku
bisnis ternak ini di lakukan oleh masyarakat-masyrakat atau UMKM menegah kebawah
yang dimana keadaan ekonminya yang juga tidak bagus, dimana mereka berusaha bangkit
pasca Pandemi Covid-19. Perlu di sadari bahwa bisnis peternakan ini memiliki dampak
cukup besar bagi seluruh masyarakat Indonesia dan juga Pemerintah, dimana sebagian
besar penduduk masyarakat Indonesia adalah konsumen produk hewani. Maka denga
terjadinya wabah PMK ini di tengah situasi Pandemi Covid-19 ini jelas menimbulkan
keresahan dan kepanikan pada mayarakat khususnya para pelaku usaha ternak dan
peternakan di daerah Jawa Timur Indonesia. Sangat jelas dampak yang akan terjadinya
dampak negatif pada sektor perekonomian para pelaku bisnis ternak ini terkait wabah
PMK yang sangat lah cepat tersebar luas. Dan dengan situasi Pandemi Covid-19 ini jelas
sangatlah menghambat penanggulangan wabah PMK ini oleh Pemerintah pada
masyarakat Jawa Timur yang tidak bisa di hindari, di karenakan adanya regulasi protokol
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Adjid, A. (2020). Penyakit Mulut dan Kuku: Penyakit Hewan Eksotik yang Harus
Diwaspadai Masuknya ke Indonesia. Retrieved from WARTAZOA Vol. 30 No. 2 Th.
2020 Hlm. 61-70. : https://medpub.litbang.pertanian.go.id
Lone, S. A., & Ahmad, A. (2020). Covid-19 Pamdemic-an African Prespective. Emerging
Microbes and Infections, 1-10.
Setpres. (2020, March Wednesday). Keterangan Pers Presiden Republik Indonesia Mengenai
Dua Warga Negara Indonesia Yang Positif Korona. Retrieved from Presiden
Republik Indonesia: https://www.presidenri.go.id/transkrip/keterangan-pers-presiden-
republik-indonesia-mengenai-dua-warga-negara-indonesia-yang-positif-korona/
WHO. (2020, Januari). Coronavirus disease (COVID-19). Retrieved from Whorld Health
Organizations: https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1
Widhi Luthfi. (2020). Success Story Pembebasan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di
Indonesia. . Retrieved from IPTEK: https://www.goodnewsfromindonesia.id