Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL Nomor SK

PENGADAAN BARANG DAN JASA Tanggal ..... 023


Revisi 00
BAB I
Halaman 1/
ORGANISASI PENGADAAN BARANG DAN JASA

A. ORGANISASI PENGADAAN

1. Pelaku Utama Pengadaan terdiri dari :

a. Pejabat yang Berwenang (PyB) ;

b. Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa, yang terdiri atas

1) Pengelola Proyek
2) Pejabat Pengadaan
3) Panitia Pemilihan
4) Penyelenggara swakelola.

c. Pengguna barang/jasa (end user)

d. Agen pengadaan (hanya untuk Pelaksana Pengadaan


Barang/Jasa jika diperlukan) ; dan

e. Penyedia.

2. Pengelola proyek wajib ada untuk jenis pengadaan konstruksi,


dengan ketentuan nilai pekerjaan diatas Rp. 200.000.000,00 (Dua
Ratus Juta Rupiah)

3. Pejabat Pengadaan diadakan, dengan ketentuan :

a. Nilai pekerjaan diatas Rp. 10.000.0000 (sepuluh juta rupiah)


sampai Rp . 200.000.000, - (Dua Ratus juta rupiah) untuk
pekerjaan non konstruksi ; dan

b. Nilai pekerjaan diatas Rp. 50.0000.000 (lima puluh juta rupiah)


sampai Rp. 200.000,000 (Dua ratus juat rupiah) untuk pekerjaan
konstruksi

4. Panitia Pemilihan diadakan untuk nilai pekerjaan diatas Rp.


200.000.000 (Dua ratus Juta Rupiah) untuk seluruh jenis pengadaan
barang/jasa
B. SUMBER DAYA MANUSIA , TUGAS DAN KEWENANGAN

1. Pejabat yang Berwenang (PyB)


a. SDM yang dapat menjadi PyB adalah :
1) Direktur utama/Direktur yang membawahi Divisi umum dan
Akunting untuk nilai pekerjaan diatas Rp 10.000.000,00
2) Kepala Divisi Umum dan Akunting untuk nilai pekerjaan sampai
dengan Rp. 10.000.000,00
3) Kepala Cabang /Kepala Bagian Umum untuk nilai pekerjaan
sampai dengan Rp 3.000.000,00

b. Tugas dan Kewenangan PyB adalah :


1) Menetapkan HPP
2) Menetapkan KAK
3) Menandatangani kontrak pengadaan barang/jasa
4) Menerima dan memeriksa laporan pengelola proyek
5) Memutuskan perbedaan atau perselisihan antar pengelola proyek
dan penyedia, panitia pemilihan dan peserta tender jika terdapat
sanggahan banding/pengaduan.
6) Menerima hasil pekerjaan.
7) Mengusulkan dan atau mengajukan pembayaran atas kontrak,
jika limit kewenangan pengeluaran biaya bawah limit
kewenangan PyB
8) PyB dapat memberikan kuasa kepada pengelola proyek atas
persetujuan dewan komisaris untuk menandatangani kontrak
Pengadaan Barang/jasa , menetapkan KAK, dan atau
menetapkan HPP.
9) PyB bersifat ex officio sebagai pengelola proyek dan atau pejabat
pengadaan, jika pengelola proyek dan atau pejabat pengadaan
tidak wajib ada atau diperlukan berdasarkan ketentuan dalam
peraturan ini.
10) PyB dalam menjalankan tugasnya, dapat dibantu oleh personil
lainnya baik dari pegawai BPR, lembaga/instansi pemerintah,
dan atau kalangan profesional diluar BPR yang memiliki keahlian
tertentu.
11) PyB dapat mengajukan permohonan tenaga pendampingan dari
agen pengadaan atas persetujuan Direksi

2. Pengelola Proyek

a. SDM yang dapat menjadi Pengelola proyek adalah :


1) Kepala Divisi umum dan akunting
2) Kepala Cabang
3) Kepala Bagian umum
4) Personil lainnya yang ditugaskan atau ditetapkan oleh Direksi
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan ini.

b. Tugas dan Kewenangan Pengelola Proyek


1) Mengendalikan kontrak
2) Membuat laporan secara berkala dan laporan akhir atas
pengeloaan pekerjaan
3) Mengusulkan KAK
4) Mengusulkan serah terima hasil pekerjaan
5) Merekomendasikan keadaan kontrak kritis
6) Menilai kinerja Penyedia
7) Mengusulan dan mengajukan tenaga pendukung
8) Dalam mengendalikan kontrak Pengelola Proyek dapat dibantu
pengawas pekerjaan yang berasal dari internal BPR maupun
eksternal BPR.
9) Menengahi perselisihan antara pengawas dengan penyedia
10) Menerima kuasa dari PyB sesuai ketentuan yang berlaku dalam
peraturan ini
3. Pejabat Pengadaan

a. SDM yang dapat menjadi Pejabat Pengadaan adalah :

1) Kepala Divisi umum dan akunting


2) Kepala Cabang/Kepala Bagian umum/Kepala Kantor Kas
3) Personil yang ditugaskan atau ditetapkan oleh direksi

b. Pejabat Pengadaan dirangkap PyB untuk nilai Pengadaan dibawah


Rp. 10.000.000 (Sepuluh juta Rupiah) untuk pekerjaan non
konstruksi dan Pengadaan dibawah Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh
juta rupiah) untuk pekerjaan konstruksi.

c. Tugas dan Kewenangan Pejabat Pengadaan

1) Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan penyedia;

Dalam Kondisi Pejabat Pengadaan dirangkap PyB maka

1) Melakukan Negosiasi teknis dan harga.


2) Melakukan Pemesanan barang /Jasa, dalam kondisi diperlukan
surat pemesanan terlebih dahulu.
3) Melakukan pembayaran sesuai batas limit kewenangannya.

4. Panitia Pemilihan

a. SDM yang dapat menjadi Panitia Pemilihan adalah :


1) Kepala Divisi umum dan Akunting
2) Kepala Bagian Umum
3) Personil lain yang ditugaskan dan atau ditetapkan oleh direksi

b. Jumlah Panitia
1) Panitia pemilihan berjumlah 3 (tiga) orang. Dalam hal
pertimbangan kompleksitas pemilihan penyedia, jumlah panitia
pemilihan dapat ditambah sepanjang berjumlah gasal.
2) Panitia pemilihan dapat dibantu oleh tenaga ahli atau tim
pendukung lainnya
c. Tugas dan Kewenangan

4) Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan penyedia;


5) Menetapkan pemenang hasil pemilihan penyedia setelah
mendapat persetujuan PyB.
6) Mengajukan permohonan kepada direksi untuk bantuan tenaga
ahli atau tim pendukung

5. Penyelenggara Swakelola

a. Swakelola Mandiri
Penyelenggara swakelola Mandiri adalah PyB dengan
menggunakan pegawai BPR sendiri dan atau tenaga kerja
borongan/harian dari luar BPR

b. Swakelola pihak lain


Penyelenggara swakelola pihak lain adalah
1) Organisasi masyarakat yang berbadan hukum, baik berbentuk
perkumpulan,koperasi atau yayasan.
2) Kelompok Masyarakat yang terdaftar pada instansi pemerintah
sesuai dengan aktivitas kelompok masyarakat. Misal :
kelompok tani terdaftar pada dinas pertanian.

c. Tugas dan kewenangan swakelola pihak lain.


1) Mengajukan dana CSR
2) Mengelola dana CSR sesuai dengan proposal yang disetujui
direksi atau kontrak swakelola

6. Pengguna Barang /Jasa


a. SDM yang dapat menjadi Pengguna Barang/Jasa adalah
1) Kepala Divisi
2) Kepala Cabang/Kepala Kantor Kas
3) Kepala Bagian

b. Tugas dan Kewenagan


1) Menyusun KAK
2) Menyusun Rencana Biaya Barang/Jasa, jika disyaratkan
dalam peraturan ini.
3) Mereviu/mengkaji penawaran barang/jasa dari penyedia
apabila terdapat permintaan dari pejabat pengadaan/panitia
pemilihan.
4) Memeriksa dan memberikan rekomendasi atas barang yang
diserahkan.
7. Agen Pengadaan
SDM yang dapat menjadi agen pengadaan adalah :

1) Personil yang berkerja pada unit kerja di


Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang menjadi pusat
keunggulan Pengadaan Barang/Jasa atau UKPBJ dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan ini.

2) Personil yang bekerja di instansi/Lembaga pemerintah yang


mempunyai tupoksi yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dibutuhkan BPR dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
peraturan ini.

3) Pelaku Usaha yang melaksanakan sebagian atau seluruh


pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang diberi kepercayaan oleh
BPR sebagai pihak pemberi pekerjaan.

C. KETENTUAN LAINNYA

1. Urutan SDM Pengadaan Barang/Jasa mengikuti jenjang atau level


hierarki jabatan. Apabila PyB adalah Direktur Utama/Direktur yang
membawahi Divisi Umum dan Akunting, maka pejabat pengadaan
adalah Kepala Divisi Umum, dst.

2. Personel Lain yang ditugaskan adalah pegawai BPR, dengan


pertimbangan keahlian tertentu. Sedangkan Personel yang lain yang
ditetapkan adalah personel diluar pegawai BPR.

3. PyB dapat menugaskan atau memberikan kuasa kepada Pengelola


Proyek untuk menandatangani kontrak atas Persetujuan Dewan
Komisaris dan kewenangan yang terbatas sesuai ketentuan yang
diatur dalam peraturan ini.

4. Direksi dapat menggunakan Agen Pengadan atau Personil lainnya


sebagai PyB yang berasal dari Pemerintah/BUMN/BUMD
lainnya/profesional/pihak lainnya dengan ketentuan ;

a. Pegawai BPR tidak memiliki kompetensi dan keahlian yang


dibutuhkan, atau dapat berpotensi perusahaan mengalami
kerugian atau masalah hukum;
b. Kebutuhan PyB dari luar pegawai BPR telah mendapat
persetujuan dalam Rapat umum pemegang saham (RUPS);
c. Penetapan PyB dari luar BPR atas persetujuan dari Dewan
Komisaris dan pemberitahuan ke Dewan pengawas; dan
d. Persyaratan PyB sebagaimana dimaksud huruf a, harus
memperhatikan peraturan yang berlaku, terutama Peraturan
yang terkait Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

5. Direksi dapat menggunakan Agen pengadaan dengan surat


ketetapan, untuk :

a. Pengelola proyek dengan ketentuan ;

1) Memiliki minimal sertifikat kompetensi pengelola


barang/jasa Muda atau Sertifikat Okupasi sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen sesuai ketentuan level atau Memiliki
pengalaman sebagai Pejabat Pembuat komitmen (PPK)
Pekerjaan sesuai bidang yang dibutuhkan/Memiliki
pegalaman sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) Pekerjaan sesuai bidang yang dibutuhkan; atau

2) Memiliki Certified Procurement Spesialist (CPSP)/ Certified


Contract Management Spesialist (CCMS) / Certified
Procurement Strategis (CPST) yang diterbitkan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)

b. Pejabat Pengadaan dan atau Panitia Pemilihan, dengan


ketentuan

1) Memiliki minimal Sertifikat kompetensi pengelola


barang/jasa pertama atau Sertifikat Ahli Pengadaan atau
Sertifikat Okupasi sebagai pejabat pengadaan/sertifikat
okupasi Panitia Pemilihan; atau
2) Memiliki Certified Procurement Officer (CPOF) yang diterbitkan
Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

6. Direksi dapat menetapkan persyaratan tambahan dalam surat


permintaan, jika menggunakan agen pengadaan sebagaimana
dimaksud angka 2 sesuai kebutuhan, dengan memperhatikan,
jumlah sumber daya manusia, nilai dan kompleksitas, resiko, dan
atau teknologi untuk mencapai tujuan pengadaan barang/jasa
dengan memperhatikan prinsip, kebijakan dan etika pengadaan
barang/jasa.
7. Tenaga Pendukung untuk membantu PyB dan atau pengelola proyek
adalah Tenaga administrasi, Tenaga Ahli/teknis dibidang tertentu
sesuai kompleksitas pekerjaan, Ahli Pengadaan barang/jasa.

8. Jumlah tenaga pendukung yang diadakan dari luar/eksternal


BPR memperhatikan ketersediaan dan kompetensi SDM BPR
serta ketersediaan anggaran
9. Pembiayaan yang timbul akibat kebutuhan SDM pengadaan
barang/jasa dibebankan pada anggaran BPR.

Anda mungkin juga menyukai