Anda di halaman 1dari 3

TELAAHAN STAF

Yth : 1. KPA APBN TP Bidang Hortikultura TA. 2023


: 2. Pengendali kegiatan/PPTK
Dari : JF PBJ Muda
Tanggal : 8 Desember 2023
Hal : Saran

I. PERSOALAN
Perubahan rencana cara pengadaan dari swakelola menjadi penyedia, untuk pembangunan green
house modern menggunkan teknologi AI

II. PRAANGGAPAN
a. Pemilihan Kompetensi perusahaan yang sesuai kebutuhan dan peraturan
b. Keraguan terhadap hasil pekerjaan /ouput dari cara pengadaan barang/jasa lewat penyedia

III. FAKTA FAKTA YANG MEMPENGARUHI


a. Pengalaman hasil pekerjaan yang dilakukan penyedia kurang optimal, cenderung bermasalah
b. Keterbatasan literasi peraturan dibidang pengadaan barang/jasa, terutama jasa konstruksi
c. Keterbatasan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan pihak penyedia

IV. ANALISIS
a. Bahwa cara pengadaan barang/jasa dapat dengan swakelola , maupun dengan penyedia
b. Penetapan cara pengadaan merupakan kebijakan Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna
Anggaran berdasarkan hasil indentifikasi kebutuhan dan NSPM kegiatan
c. Jika tidak ditetapkan dalam juknis yang dikeluarkan oleh Ditjen Hortikultura , maka KPA dapat
melakukan identifikasi kebutuhan dan NSPM terkait cara pengadaan apakah akan dilakukan
swakelola atau lewat penyedia dengan memperhatikan prinsip dan tujuan pengadaan
barang/jasa.
d. Jika dilakukan lewat penyedia, maka perlu diperhatikan NSPM terkait di bidang jasa konstruksi,
terutama asas legalitas dan kualifikasi dan klasifikasi kompetensi perusahaan calon pelaksana
e. Perlu dilakujkan identifikasi kebutuhan kompetensi perusahaan dengan tipe pelaksanaan
bangunan yang digunakan

V. KESIMPULAN

Keraguan yang terjadi karena :

1. Seringnya hasil pekerjaan yang dilakukan pihak ketiga (pemborong) tidak sesuai tujuan
kegiatan
2. Sulitnya menentukan Kompetensi perusahaan yang sesuai kebutuhan dan peraturan
VI. SARAN

1. Baik swakelola maupun lewat penyedia mempunyai beberpa titik kritis yang sama.
2. Penentuan kompetensi perusahaan khusus dibidang jasa konstruksi memang sudah diatur
secara detail di dalam peraturan pengadaan barang/jasa , peraturan di bidang jasa konstruksi
dan peraturan terkait lainnya yang berhubungan dengan kedua peraturan tersebut,
3. PA/KPA masih dapat menggunakan persyaratan tambahan jika di perlukan, selama terdapat
landasan hukum dan teknisnya.
4. Kompetensi perusahaan yang sesuai adalah

Perencanaan dan Pengawasan Pelaksana Konstruksi


KBLI 71101 KBLI 41020,
AR002 Jasa Arsitektural Lainnya SBU : Konstruksi Pra Pabrikasi
Kelompok ini mencakup layanan usaha kajian, Kode Klasifikasi : KP
perencanaan, perancangan, pengawasan dan
manajemen penyelenggaraan konstruksi Sub klasifikasi : Pekerjaan Konstruksi Pra-
bangunan khusus seperti bangunan cagar Pabrikasi Bangunan Gedung (KP 001)
budaya, bangunan museum, bangunan riset Kelompok ini mencakup kegiatan
dan teknologi, monumen, bangunan sipil, dan pemasangan bahan hasil produksi pabrik
bangunan khusus yang sejenis lainnya. Dalam seperti beton pracetak, baja, plastik,
kelompok ini termasuk kegiatan yang karet, dan hasil produksi pabrik lainnya
membutuhkan keahlian arsitek seperti dengan metode pabrikasi, erection,
penyiapan promotional material dan dan/atau perakitan untuk bangunan
presentasi serta as built drawings termasuk gedung.
juga sebagai representasi lapangan saat fase
konstruksi, pembuatan manual operasi dan lain
sebagainya.

KBLI 71101 KBLI 41019


RK001 Jasa Rekayasa Konstruksi Bangunan Konstruksi Gedung Lainnya Kode Sub
Gedung Hunian dan Non Hunian Klasifikasi: BG009
Kelompok ini mencakup layanan usaha terkait Kelompok ini mencakup usaha
kajian, perencanaan, perancangan, pembangunan, pemeliharaan,
pengawasan dan manajemen penyelenggaraan pembongkaran dan/atau pembangunan
konstruksi untuk rekayasa konstruksi bangunan bangunan yang dipakai penggunaan
gedung hunian dan non hunian; termasuk Jasa selain dalam Kelompok 41011 s.d.
Nasihat dan Konsultansi Rekayasa Teknik dan 41018, seperti tempat ibadah (masjid,
rekayasa struktur untuk the load bearing gereja katolik, gereja kristen, pura,
framework dari bangunan perumahan dan wihara, kelenteng), gedung
komersial, bangunan institusi dan industrial terminal/stasiun, balai yasa (kereta api),
bangunan monumental, gedung negara
dan pemerintah pusat/daerah, bangunan
bandara, gedung hangar pesawat,
gedung PKPPK (Pemadam Kebakaran di
Bandar Udara), gedung bersejarah,
gedung penjara, gedung balai
pertemuan, gudang, gedung genset,
rumah pompa, depo, gedung power
house, gedung gardu listrik, gedung
gardu sinyal, gedung tower, gedung
penyimpanan termasuk penyimpanan
bahan peledak dan lainnya.

Catatan. Kedua SBU diatas dapat digunakan Catatan : Kedua SBU diatas dapat di
gunakan. Jika lebig prioritas karena lebih
banyak perakitan konstruksi pabrikan
maka dapat menggunakan KP 001,
walaupun perusahaan dengan KP 001
terbatas berbeda dengan BG009 yang
umum dipunyai perusahaan.

5. Jika menggunakan BG 009 maka sebaiknya terdapat persyaratan teknis lainnya, untuk
mendukung kompetensi perusahaan untuk menjaga kualitas pekerjaan. Tambahan persyaratan
perlu dilakukan identifikasi kebutuhan.

6. Perlunya memperkuat pengendalian pengawasan disetiap tahapan kegiatan baik di


perencanaan, perancangan , pelaksanaan maupun pengawasan. Termasuk melaksanakan
penegakan kesapakatan yang telah tertuang dalam kontrak.

Hormat kami

Anda mungkin juga menyukai