Anda di halaman 1dari 10

Citra Sains Teknologi

ISSN : 2798-6888 (online)


Volume 2, Nomor 1, Edisi Juli 2022, Hal 27-36
https://publisher.yccm.or.id/index.php/cisat  27

Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan


Menentukan Lokasi Usaha Makanan yang Tepat di Kota
Binjai Menggunakan Metode TOPSIS dan SAW
Retno Hidayati1, Novriyenni2, Nurhayati3
1,2,3
Program Studi Sistem Informasi, STMIK Kaputama Binjai, Indonesia.

Info artikel ABSTRAK


Sejarah artikel: Setiap tahun, perkembangan dunia usaha terus meningkat. Lokasi untuk
membuka usaha sesuai dengan target perjualan yang sesuai dengan pangsa
Diterima Jul 20, 2022 pasar sangat susah. Agar dapat memberikan keputusan yang tepat dalam
Revisi Jul 26, 2022 pemilihan lokasi usaha, maka dibutuhkan suatu metode dalam mengambil
Disetujui Jul 29, 2022 keputusan. Bahan (data) dan Metode: lokasi usaha yang diolah dalam
penelitian ini sebanyak 6 buah jenis kriteria yaitu jumlah pesaing, tingkat
keramaian penduduk, jumlah usaha pendukung di sekitar lokasi, perizinan
Kata kunci: lokasi usaha, posisi usaha dan akses lalu lintas. Metode yang digunakan dalam
mengolah data adalah SAW dan Topsis. Tahapan pengolahan metode SAW
Sistem pendukung keputusan, dan Topsis dalam penelitian ini adalah melakukan inisialiasi terhadap data-
TOPSIS, data kayu. Hasil dari membagi dan kemudian mengalikan semua kriteria sesuai
SAW. dengan bobot. Maka pada akhirnya akan diperoleh nilai prefensi tertinggi
untuk setiap alternatif. Hasil dari pengujian terhadap metode ini adalah
perankingan. Rangking terbaik adalah alternatif kesembilan Hasil ini memiliki
akurasi 90 %. Pemilihan lokasi usaha dapat dilakukan dengan optimal.
Sehingga hasil keputusan yang sudah diperoleh dapat dijadikan panduan untuk
memilih lokasi usaha yang sesuai dengan target pasar yang akan di capai.
This is an open access article under the CC BY-SA license.

Korespondensi Penulis:
Niko Ramot Saragi
Program Studi Sistem Informasi, STMIK Kaputama Binjai,
Jl. Veteran, No. 4A-9A, Binjai, 20714, Sumatera Utara.
Email: ramotniko3@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Pemilihan lokasi suatu organisasi atau perusahaan akan mempengaruhi risiko dan
keuntungan perusahaan tersebut secara keseluruhan, mengingat lokasi sangat mempengaruhi biaya
tetap maupun biaya variabel, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Adanya
perbedaan sukses organisasi-organisasi dan perbedaan kekuatan atau kelemahan organisasi, sering
karena faktor- faktor lokasi. Dalam situasi persaingan, faktor- faktor lokasi dapat menjadi faktor-
faktor kritis yang membuatnya sangat penting, agar usaha yang dijalankan dapat bersaing secara
efektif, lokasi usaha haruslah strategis dan mudah dijangkau.
Banyak faktor yang menentukan kesuksesan suatu usaha. Salah satu factor tersebut adalah
ketepatan pemilihan lokasi. Ketepatan pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan oleh seorang pengusaha sebelum membuka usahanya. Hal ini terjadi karena
pemilihan lokasi yang tepat seringkali menentukan kesuksesan suatu usaha. Hal ini juga berlaku
untuk usaha jasa karena usaha jasa diharuskan untuk memelihara hubungan yang dekat dengan
pelanggan. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua
pelanggan mereka sehingga mereka bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Kota Binjai merupakan pasar yang sangat potensial untuk dijadikan lahan bisnis. Hal inilah
yang menyebabkan fenomena menjamurnya usaha jasa yang didirikan di sekitar kota Binjai.

Journal homepage: https://publisher.yccm.or.id/index.php/cisat


28 
Bagi usaha jasa, lokasi yang strategis seringkali lebih penting dari pada faktor-faktor yang
lain. Hal ini berarti bahwa pengusaha rela membayar biaya yang lebih besar untuk pemilihan lokasi
yang tepat. Hal ini juga terjadi pada usaha jasa yang berdiri disekitar Kota Binjai, karena kota Binjai
berada di pusat kota. Mereka rela membayar mahal untuk membuka usaha dilokasi ini dengan
mengharapkan pendapatan yang besar mengingat adanya pasar yang potensial di Kota Binjai.
Disamping faktor biaya, factor kedekatan dengan lingkungan bisnis merupakan hal-hal yang
diperhatikan pengusaha sebelum mendirikan usaha di sekitar pinggiran kota binjai.
Sistem pendukung keputusan penentuan lokasi peluang usaha makanan merupakan suatu
cara atau metode yang bertujuan mengklasifikasikan secara rinci guna mencegah kesalahan
pemilihan lokasi peluang usaha makanan yang tidak sesuai dengan harapan karena faktanya yang
ada dilapangan ketika menentukan lokasi tidak sesuai dengan harapan dan prediksi. Hasil dari proses
sistem pendukung keputusan penentuan lokasi usaha ini berupa klasifikasi lokasi sebagai
rekomendasi bagi pengambilan keputusan untuk memilih lokasi yang cocok untuk dijadikan tempat
usaha yang sesuai dengan kriteria yang ada. Setiap tempat mempunyai nilai yang berbeda-beda
terhadap aspek yang diinginkan, penentuan lokasi mana yang diinginkan perlu sebuah alat bantu
yang tepat, yaitu dengan menggunakan komputer sebagai suatu sarana yang dapat membantu.
Sistem pendukung keputusan pemilihan smartphone dengan menerapkan metode simple
additive weighting (SAW), sehingga dapat memberikan solusi terhadap konsumen untuk memilih
smartphone Hasil dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah aplikasi sistem pendukung
keputusan pemilihan smartphone yang dapat membantu konsumen melakukan pemilihan smartphone
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan [1].
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan (SPK). Metode
TOPSIS akan memberikan perankingan alternatif yang menjamin kedekatan dengan kriteria benefit
dan menjauhkannya dari kriteria yang bersifat cost. Sistem yang dibangun diuji dengan
menggunakan 17 alternatif dan 3 kriteria yang terdiri dari 1 kriteria cost dan 2 benefit. Eksperimen
yang dilakukan berhasil memberikan perankingan yang berbeda terhadap 15 alternatif dan hanya 2
alternatif dengan ranking yang sama yaitu pada ranking ke-5 dan ke-6 karena skor keduanya sama
pada setiap kriteria [2].
Karena persaingan yang intensif di antara perusahaan-perusahaan bisnis, pemilihan pemasok
menjadi lebih banyak signifikan untuk kesuksesan bisnis. Namun, masalah pemilihan pemasok
sangat kompleks karena besar jumlah kriteria perlu dipertimbangkan dan, seringkali, beberapa
kriteria tidak dapat dinilai secara tepat. Metode TOPSIS dipilih untuk menjadi dasar pengembangan
ini. Derajat urutan peringkat metode dipilih untuk menentukan bobot kriteria untuk mengurangi
tingkat subjektivitas diperlukan dari para pengambil keputusan serta ketidakpastian tugas berat.
Kasus telur pemilihan pemasok diberikan untuk menunjukkan prosedur pelaksanaan metode yang
diusulkan [3].

2. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian dilakukan untuk mencari sesuatu secara sistematis dengan
menggunakan metode ilmiah serta sumber yang berlaku. Dalam proses penelitian ini, di tunjukan
untuk lebih memberikan hasil yang berarti bagi pihak dalam menangani hubungan agar tidak terjadi
kesalahan dalam menghubungkan penyebab terjadinya perceraian untuk mengurangi kesalahan yang
terjadi dalam melihat penyebab perceraian yang paling dominan.

Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Makanan...(Retno Hidayati)
 29

PERSIAPAN

KAJIAN TEORI

PENGUMPULAN DATA

ANALISA DATA

PENGUJIAN DAN
IMPLEMENTASI SISTEM

TAHAP AKHIR

Gambar 1. Alur Kerja Penelitian


1. Persiapan
Tahap ini merupakan kegiatan awal yaitu dengan penentuan penelitian dari latar belakang
masalah kemudian dilakukan batasan masalah selanjutnya dilakukan penentuan tujuan serta
manfaat yang dilakukan dalam penyusunan proses sistem pendukung
2. Kajian Teori
Pada tahap ini dilakukan kajian teori terhadap masalah yang ada. Kajian yang dilakukan untuk
menentukan konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
3. Pengumpulan data
Tahap ini pengumpulan data-data pendukung yang dibutuhkan dalam proses perancangan sistem
pendukung keputusan ini. Data-data tersebut dapat diperoleh dari hasil penelitian, buku-buku,
jurnal-jurnal serta informasi dari internet.
4. Analisa Data
Tahap ini akan dilakukan analisa data-data pendukung yang telah diperoleh pada tahapan
sebelumnya.
5. Pengujian dan Implementasi Sistem
Tahap ini melakukan pengujian validasi dan implementasi data yang telah di analisa sebelumnya
serta penyusunan program.
6. Tahap Akhir
Pada tahap akhir ini perancangan sistem pendukung keputusan akan dibahas kesimpulan dan
saran yang diperlukan untuk pengembangan program selanjutnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam sistem pendukung keputusan lokasi usaha yang baik dengan menggunakan metode
Topsis dan Saw diperlukan kriteria dan bobot untuk melakukan perhitungannya agar di dapat
alternative terbaik.
1. Penentuan Kriteria
Penentuan kriteria yang jumlah pemilihan usaha adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Daftar kriteria
Kode Kriteria
X1 jumlah pesaing
X2 tingkat keramaian penduduk
X3 jumlah usaha pendukung di sekitar lokasi
X4 perizinan lokasi usaha
X5 posisi usaha
X6 akses lalu lintas

Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Makanan...(Retno Hidayati)
30 
Dalam inisialisasi nilai-nilai yang ada pada setiap kriteria di inisialiasikan pada Tabel 2. agar
mempermudah dalam proses perhitungan.
Tabel 2. Tingkat Kepentingan Nilai Inisialisasi kriteria
Kriteria Tingkat Kepentingan Bobot
jumlah pesaing Penting 4
tingkat keramaian penduduk Sangat penting 5
jumlah usaha pendukung di sekitar lokasi Sangat penting 5
perizinan lokasi usaha Penting 4
posisi usaha Penting 3
akses lalu lintas Cukup Penting 4

Pada penentuan lokasi usaha terbaik yang dipilih kriteria-krteria yang digunakan untuk
menentukan berhasilnya suatu usaha. Semakin sedikit pesaing yang berada di lokasi dapat
menguntungkan.

Tabel 3. Jumlah Pesaing


Jumlah Pesaing Nilai
> 20 usaha 5
15 - 20 usaha 4
10 - 15 usaha 3
5 - 10 usaha 2
<5 usaha 1

Tabel 4. Jumlah Usaha pendukung


Jumlah Usaha Pendukung Nilai
>30 usaha 5
25 - 30 usaha 4
20 - 25 usaha 3
10 - 20 usaha 2
<10 usaha 1

Tabel 5. Posisi Usaha


Posisi usaha Nilai
Supermarket 4
Pertokoan 3
Komplek 2
Pinggir Jalan 1

Tabel 6. Inisialisasi Kriteria Panjang


Perizinan lokasi usaha Nilai
Sertifikat 2
Non Sertifikat 1

Tabel 7. Inisialisasi Kriteria Kondisi


Akses lalu lintas Nilai
Jalan Raya 3
Jalan Gang 2
Jalan Komplek 1

2. Penentuan Alternatif
Alternatif Ai dengan i=1,2,...,m adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan.
Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Makanan...(Retno Hidayati)
 31
Tabel 8. Tabel Alternatif
No Nama Lokasi Alamat
1 Lokasi 1 Jl. Gunung Sinabung III No.5 LK.II, Binjai Selatan
2 Lokasi 2 Jl. Jend Ahmad Yani GG. Karya Lk. V, Binjai Kota
3 Lokasi 3 Jl. Gunung Jaya Wijaya LK. X, Binjai Selatan
4 Lokasi 4 Jl. Gunung Jaya Wijaya LK.X, Binjai Selatan

3. Penentuan Bobot
Penentuan nilai bobot yang digunakan untuk menentukan tinngkat kepentingan setiap
kriteria yang sudah dimiliki dilakukan dengan melihat seberapa penting keriteria tersebut. Sehingga
dengan menggunakan tingkat kepentingan tersebut dapat membantu dalam perhitungan kepentingan
terhadap setiap kriteria yang sangat dibutuhkan.
Tabel 9. Tabel Tingkat Kepentingan Bobot
Kriteria Tingkat Kepentingan Bobot
jumlah pesaing Penting 4
tingkat keramaian penduduk Sangat penting 5
jumlah usaha pendukung di sekitar lokasi Sangat penting 5
perizinan lokasi usaha Penting 4
posisi usaha Penting 5
akses lalu lintas Cukup Penting 3

Perhitungan Topsis :
Pembuatan Matriks Keputusan Normalisasi
Pada proses ini dilakukan tahap inisialisaisi data alternative ke bentuk normalisasi angka
agar dapat di hitung dengan menggunakan metode topsis.

Tabel 10. Tabel Nilai Inisialisasi Alternatif


jumlah usaha
tingkat perizinan akses
Nama jumlah pendukung posisi
No keramaian lokasi lalu
Lokasi pesaing di sekitar usaha
penduduk usaha lintas
lokasi
1 Lokasi 1 5 4 3 1 1 3
2 Lokasi 2 4 5 4 1 2 3
3 Lokasi 3 2 3 3 1 2 2
4 Lokasi 4 2 5 4 1 1 2

5
𝑟11 = = 0,7413
√52 + 42 + 22 + 22
4
𝑟12 = = 0,5714
√52 + 42 + 22 + 22
2
𝑟13 = = 0,2857
√52 + 42 + 22 + 22
2
𝑟14 = = 0,2857
√52 + 42 + 22 + 22
4
𝑟64 = = 0,3922
√32 + 32 + 22 + 22
Dan seterusnya untuk setiap kriteria yang ada. Sampai semua alternatif selesai dalam
perhitungan pada nilai kriteria. sehingga diperoleh hasil matriks normalisasi sebagai berikut :
Tabel 11. Tabel Matriks Normalisasi
0.7143 0.4619 0.4243 0.5000 0.3162 0.5883
R=
0.5714 0.5774 0.5657 0.5000 0.6325 0.5883

Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Makanan...(Retno Hidayati)
32 
0.2857 0.3464 0.4243 0.5000 0.6325 0.3922
0.2857 0.5774 0.5657 0.5000 0.3162 0.3922

4. Pembuatan Matriks Keputusan Ternormalisasi Terbobot


Hitung matriks keputusan rating bobot ternormalisasi, dengan persamaan yij = wi.rij dalam
hal ini, nilai bobot (w) untuk setiap alternatif ditentukan nilainya sebagai berikut W = (0.16 0.2 0.16
0.2 0.12 0.16 )
Perhitungan dilakukan seterusnya untuk setiap kriteria yang lain, sehingga diperoleh nilai
matriks rating bobot ternormalisasi sebagai berikut:

Tabel 12. Tabel Matriks Normalisasi Terbobot


0.11429 0.09238 0.06788 0.10000 0.03795 0.09414
0.09143 0.11547 0.09051 0.10000 0.07589 0.09414
R=
0.04571 0.06928 0.06788 0.10000 0.07589 0.06276
0.04571 0.11547 0.09051 0.10000 0.03795 0.06276

5. Penentuan Matriks Solusi Ideal Positif dan Solusi Ideal Negatif


Tentukan solusi ideal positif (A+) dan solusi ideal negatif (A-)berdasarkan nilai matriks rating
terbobot
y1+ = Max (0.11429 0.09143 0.04571 0.04571 )
y2+ = Max (0.09238 0.11547 0.06928 0.11547 )
y3+ = Max (0.06788 0.09051 0.06788 0.09051 )
y4+ = Max (0.10000 0.10000 0.10000 0.10000 )
y5+ = Max ( 0.03795 0.07589 0.07589 0.03795)
y6+ = Max ( 0.09414 0.09414 0.06276 0.06276)

sehingga nilai nilai solusi ideal positif sebagai berikut :


A+ = (0.11429 0.11547 0.09051 0.10000 0.07589 0.09414)
y1- = Max (0.11429 0.09143 0.04571 0.04571 )
y2- = Max (0.09238 0.11547 0.06928 0.11547 )
y3- = Max (0.06788 0.09051 0.06788 0.09051 )
y4- = Max (0.10000 0.10000 0.10000 0.10000 )
y5- = Max ( 0.03795 0.07589 0.07589 0.03795)
y6- = Max ( 0.09414 0.09414 0.06276 0.06276)
sehingga nilai nilai solusi ideal negatif sebagai berikut :
A-= ( 0.04571 0.06928 0.06788 0.10000 0.03795 0.06276)
Untuk menentukan jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif,
digunakan persamaan berikut
𝑛
2
𝐷𝑖+ = √∑(𝑦−+ − 𝑦𝑖𝑗 )
𝑖=1

Perhitungan dilakukan untuk setiap baris alternatif, sehingga diperoleh hasil perhitungan
sebagai berikut :
𝐷1+ = √(0.11429 − 0,11429)2 + (011547 − 0,09328)2
+ (0.09051 − 0,06788)2 + (0.1 − 0,1)2 + (0.03795 − 0,03795)2
+ (0.09414 − 0,09414)2 = 0,0499

Selanjutnya diperoleh nilai positif hasil dari perhitungan diatas dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Tabel Matriks Solusi Ideal Positif
D1+ 0.0499
D2+ 0.0229
D3+ 0.0913

Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Makanan...(Retno Hidayati)
 33
D4+ 0.0844

𝐷1− = √(0.11429 − 0,04571)2 + (0,09238 − 0,06928)2 + (0,06788 − 0,06788)2


+ (0,1 − 0,1)2 + (0,03795 − 0,03795)2 + (0,09414 − 0,06276)2
= 0,0499

Selanjutnya diperoleh nilai solusi ideal negatif hasil dari perhitugan di atas
Tabel 14. Tabel Matriks Solusi Ideal Negatif
D1- 0.0789
D2- 0.0846
D3- 0.0379
D4- 0.0514
6. Perhitungan Kedekatan Relatif Terhadap Solusi Ideal Positif Dan Solusi Ideal Negatif
Menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif dengan persamaan kedekatan relatif
sesuai dengan hasil matriks.
𝐷−
𝑉𝑖 = −
𝐷 + 𝐷+
Sehingga diperoleh hasil perhitungan terhadapa nilai positif dan negative sebagai berikut :
0,0499
𝑣1 = = 0,6127
0,0499 + 0,0789
0,0229
𝑣2 = = 0,7873
0,0229 + 0,0846
0,0913
𝑣3 = = 0,2937
0,0913 + 0,0379
0,0844
𝑣4 = = 0,3786
0,0844 + 0,0514
Tabel 15. Tabel Perangkingan Hasil Alternatif
Alternatif Nama Lokasi Nilai
V1 Lokasi 1 0.6127
V2 Lokasi 2 0.7873
V3 Lokasi 3 0.2937
V4 Lokasi 4 0.3786
Dari hasil perhitungan diatas, Nilai alternative V2 dengan nama alternative lokasi
menunjukan nilai terbesar sehingga dengan kata lain alternative V2 atau lokasi merupakan pilihan
alternatif yang terbaik yang layak ditentukan sebagai pemilihan lokasi terbaik sesuai dengan
pembobotan yang diberikan oleh pengambilan keputusan.
Perhitungan Saw :
1. Dari tiga data pada tabel 7 Maka dibulatkan matriks keputusan (X)
Tabel 16. Matriks
5 4 3 1 1 3
4 5 4 1 2 3
X
2 3 3 1 2 2
2 5 4 1 1 2

2. Kemudian dilakukan normalisasi matriks X berdasarkan persamaan berikut:

5
R11 = =1
max{5,4,2,2}

Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Makanan...(Retno Hidayati)
34 
4
R21 = = 0,8
max{5,4,2,2}
2
R31 = = 0,4
max{5,4,2,2}
2
R41 = = 0,4
max{5,4,2,2}
4
R21 = = 0,8
max{4,5,3,5}
5
R22 = =1
max{4,5,3,5}
3
R23 = = 0,6
max{4,5,3,5}
5
R24 = =1
max{4,5,3,5}
3
R31 = = 0,75
max{3,4,3,4}
3
R32 = =1
max{3,4,3,4}
3
R33 = = 0,75
max{3,4,3,4}
3
R34 = =1
max{3,4,3,4}
1
R41 = =1
max{1,1,1,1}
1
R42 = =1
max{1,1,1,1}
1
R43 = =1
max{1,1,1,1}
1
R44 = =1
max{1,1,1,1}
1
R51 = = 0,5
max{1,2,2,1}
2
R51 = =1
max{1,2,2,1}
2
R51 = =1
max{1,2,2,1}
1
R51 = = 0,5
max{1,2,2,1}
3
R61 = = 0,67
min{3,3,2,2}
3
R61 = = 0,67
min{3,3,2,2}
2
R61 = =1
min{3,3,2,2}
2
R61 = =1
min{3,3,2,2}

3. Maka dari perhitungan normalisasi X diperoleh matriks ternormalisasi R sebagai berikut:

Tabel 17. Matriks normalisasi


1 0.8 0.75 1 0.5 0.666666667
Normalisasi
0.8 1 1 1 1 0.666666667

Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Makanan...(Retno Hidayati)
 35
0.4 0.6 0.75 1 1 1
0.4 1 1 1 0.5 1
Selanjutnya, melakukan proses perangkingan dengan cara mengalikan matriks
ternormalisasi (R) dengan nilai bobot preferensi (W).
Adapun nilai W = (0.16 0.2 0.16 0.2 0.12 0.16 )
Lokasi_1=((1*0,16) + (0.8*0,2) + (0.75*0,16) + (1*0,2) + (0.5*012) + (0.666666667*0,16)) = 0,81
Lokasi_2=((0,8*0,16) + (1*0,2) + (1*0,16) + (1*0,2) + (1*012) + (1*0,16)) = 0,91
Lokasi_3=((0,4*0,16) + (0,6*0,2) + (0,75*0,16) + (1*0,2) + (1*012) + (1*0,16)) = 0,78
Lokasi_4=((0,4*0,16) + (1*0,2) + (1*0,16) + (1*0,2) + (0,5*012) + (1*0,16)) = 0,84
Dari hasil perhiungan diatas, Nilai V2 menunjukan nilai terbesar sehingga dengan kata lain
V2 merupakan pilihan alternative yang terbaik yang layak ditentukan sebagai rumah terbaik sesuai
dengan pembobotan yang diberikan oleh pengambilan keputusan.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode TOPSIS dan SAW dapat diketahui dan
dilihat pada tabel dibawah ini.
Hasil Perhitungan Topsis
Tabel 18. Hasil perhitungan TOPSIS
Alternatif Nama Kayu Nilai
V1 Lokasi 1 0.6127
V2 Lokasi 2 0.7873
V3 Lokasi 3 0.2937
V4 Lokasi 4 0.3786
Hasil perhitungan SAW.
Tabel 19. Hasil perhitungan SAW
Alternatif Nama Kayu Nilai
V1 Lokasi 1 0.81
V2 Lokasi 2 0.91
V3 Lokasi 3 0.78
V4 Lokasi 4 0.84
Berdasarkan dari hasil tabel diatas perbandingan perbadingan metode topsis dan saw tidak
menemukan hasil yang jauh berbeda. Pada kedua metode hasil perhitungan rangking tetap sama
dengan yang lain hanya saja perbedaan hasil nilai nya yg cukup jauh.

4. KESIMPULAN
Sistem pengambilan keputusan untuk penentuan lokasi usaha terbaik lebih terperinci agar
customer bisa mendapatkan lokasi usaha yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan keluarga
tersebut dengan layak dan bagus.. Metode Simple Additive Weighting & Topsis mampu
menyelesaikan persoalan pemilihan lokasi usaha terbaikdengan baik. Sistem pendukung keputusan
penentuan lokasi usaha terbaikyang dihasilkan setelah proses hanya berupa perangkingan nilai
tertinggi sampai nilai terendah. Untuk selanjutnya mungkin dapat dikembangkan lebih baik lagi.
Penentuan lokasi usaha terbaik harus mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
Untuk penggunaan metode diharapkan ada pembandingan dengan metode yang lain. Untuk
pengembangan maka program sistem pendukung keputusan ini dapat di kembangkan ke dalam
aplikasi ke hosting, agar bisa diakses dimana pun dan kapanpun.

REFERENSI
[1] A. Rikki, “Pengujian Sistem Pendukung Keputusan Metode Simple Additive Weighting dan
Weighted Product dengan Matlab,” Media Inf. Anal. dan Sist., vol. 2, no. 1, 2017.
[2] Sunarti, “Perbandingan Metode TOPSIS dan SAW Untuk Pemilihan Rumah Tinggal,” J. Inf.
Syst., 2018.
[3] G. Wibisono, A. Amrulloh, and E. Ujianto, “PENERAPAN METODE TOPSIS DALAM
PENENTUAN DOSEN TERBAIK,” Ilk. J. Ilm., 2019, doi: 10.33096/ilkom.v11i2.430.102-109.
[4] M. A. Mude, “Perbandingan Metode SAW dan TOPSIS pada kasus UMKM,” Ilk. J. Ilm., 2016,
Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Makanan...(Retno Hidayati)
36 
doi: 10.33096/ilkom.v8i2.49.76-81.
[5] H. Harsiti and H. Aprianti, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Smartphone dengan
Menerapkan Metode Simple Additive Weighting (SAW),” JSiI (Jurnal Sist. Informasi), 2017,
doi: 10.30656/jsii.v4i0.372.
[6] P. Sureeyatanapas, K. Sriwattananusart, T. Niyamosoth, W. Sessomboon, and S. Arunyanart,
“Supplier selection towards uncertain and unavailable information: An extension of TOPSIS
method,” Oper. Res. Perspect., 2018, doi: 10.1016/j.orp.2018.01.005.

Analisa Perbandingan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Lokasi Usaha Makanan...(Retno Hidayati)

Anda mungkin juga menyukai