Anda di halaman 1dari 8

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/317231356

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN FEASIBILITY


STUDY UNTUK MENILAI KELAYAKAN SEBUAH
BISNIS

Article · March 2017

CITATIONS READS

0 56

2 authors, including:

Yosep Septiana
AMIK Garut
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Yosep Septiana on 30 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8, Nomor 1 Tahun 2017

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN FEASIBILITY STUDY


UNTUK MENILAI KELAYAKAN SEBUAH BISNIS
Efi Sofiah1, Yosep Septiana2
efisofiah68@gmail.com 1, yosep@amikgarut.ac.id 2
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Garut
2017

ABSTRAK - Feasibility Study untuk menilai kelayakan implementasi sebuah bisnis merupakan salah satu langkah awal yang
tepat, bagi anda yang ingin merambah di dunia bisnis. Terutama dalam bidang perdagangan, jasa, bahkan manufaktur dan masih
banyak yang lainnya lagi. Pengaplikasian dari feasibility study untuk menilai kelayakan implementasi sebuah bisnis memang
sangat penting sekali untuk di jadikan landasan utama yang kuat untuk menghindari dan mencegah adanya hal hal yang tidak di
inginkan oleh anda sebagai pelaku bisnis di kemudian hari, yang berkaitan dengan kerugikan usaha anda. Dengan menggunakan
feasibility study ini, maka tidak salah lagi bahwa anda akan mendapatkan deskripsi awal mengenai layak atau tidak layaknnya
bisnis. Sehingga dapat mendapatkan hasil keputusan mengenai lanjutkan atau tidaknya bisnis yang anda jalankan. Pemanfaatan
teknologi informasi dalam hal Feasibility Study untuk menilai kelayakan implementasi sebuah bisnis dapat membantu manusia
dalam meningkatkan produktivitas, efektivitas, efisiensi, mutu, serta problem solving (pemecahan masalah) dalam hal ini sebagai
pendukung keputusan layak atau tidaknya sebuah bisnis di jalankan. Dalam penelitian ini, peneliti merancang suatu sistem
pendukung keputusan feasibility study untuk menilai kelayakan implementasi sebuah bisnis berorientasi solver. Hasil yang
diperoleh dari sistem pendukung keputusan ini adalah analisis investasi berupa BEP, NPV, IRR, Ratio B/C dan Payback Period.
Sistem pendukung keputusan feasibility study untuk menilai kelayakan implementasi sebuah bisnis ini merupakan sistem
pendukung keputusan berorientasi solver yang dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Foxpro 9.0. Metode
perancangan sistem yang digunakan adalah metode incremental model. Adapun dalam pendekatan perancangannya yang
digunakan adalah pendekatan berorientasi objek.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Feasibility Study, Bisnis.

PENDAHULUAN Identifikasi Masalah


Latar Belakang Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis
Feasibility Study untuk menilai kelayakan implementasi mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
sebuah bisnis merupakan salah satu langkah awal yang tepat, 1. Belum pahamnya masyarakat akan aturan-aturan
bagi anda yang ingin merambah di dunia bisnis. Terutama mengenai mengenai penilaian kelayakan implementasi
dalam bidang perdagangan, jasa, bahkan manufaktur dan suatu bisnis.
masih banyak yang lainnya lagi. Pengaplikasian dari 2. Belum maksimalnya pemanfaatan dan implementasi IT
feasibility study untuk menilai kelayakan implementasi sebuah (Information and Technology) dalam bidang ilmu
bisnis memang sangat penting sekali untuk di jadikan landasan manajamen, dalam hal ini mengenai feasibility study
utama yang kuat untuk menghindari dan mencegah adanya hal untuk menilai kelayakan implementasi suatu bisnis.
hal yang tidak di inginkan oleh anda sebagai pelaku bisnis di
kemudian hari, yang berkaitan dengan kerugikan usaha anda. Rumusan dan Batasan Masalah
Dengan menggunakan feasibility study ini, maka tidak salah Berdasarkan uraian identifikasi masalah, maka penulis
lagi bahwa anda akan mendapatkan deskripsi awal mengenai merumuskan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai
layak atau tidak layaknnya bisnis. Sehingga dapat berikut:
mendapatkan hasil keputusan mengenai lanjutkan atau 1. Bagaimana memaparkan aturan-aturan mengenai
tidaknya bisnis yang anda jalankan. mengenai penilaian kelayakan implementasi suatu bisnis,
Pemanfaatan teknologi informasi dalam hal Feasibility dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
Study untuk menilai kelayakan implementasi sebuah bisnis informasi agar dapat lebih dipahami oleh masyarakat?
dapat membantu manusia dalam meningkatkan produktivitas, 2. Bagaimana merancang suatu sistem pendukung
efektivitas, efisiensi, mutu, serta problem solving (pemecahan keputusan feasibility study untuk menilai kelayakan
masalah) dalam hal ini sebagai pendukung keputusan layak implementasi suatu bisnis berorientasi solver?
atau tidaknya sebuah bisnis di jalankan. Supaya permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas,
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil maka penulis membatasi pada perancangan sistem pendukung
judul: Sistem Pendukung Keputusan Feasibility Study untuk keputusan feasibility study untuk menilai kelayakan
Menilai Kelayakan Suatu Bisnis. implementasi suatu bisnis berorientasi solver meliputi analisis

1
ISSN 1978-8444
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8, Nomor 1 Tahun 2017

analisis investasi berupa BEP, NPV, IRR, Ratio B/C dan pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen
Payback Period. dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat
analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab
Maksud dan Tujuan Penelitian dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki
Adapun maksud dan tujuan dari penelitan ini adalah kekuatan besar (powerfull) yang dapat mendukung
sebagai berikut: pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur (Yani
1. Maksud Penelitian dan Kurniadi, 2015).
Maksud dari penelitian ini adalah untuk merancang Sistem pendukung keputusan menyajikan kepada
sistem pendukung keputusan feasibility study untuk pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan memiliki
menilai kelayakan implementasi suatu bisnis berorientasi kemampuan tinggi untuk analisis data penting. Dengan kata
solver. lain, sistem pendukung keputusan menggabungkan sumber
2. Tujuan Penelitian daya intelektual seorang individu dengan kemampuan
Berdasarkan rumusan dan batasan masalah, maka tujuan komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut: keputusan (Saliman, 2011:4-6).
a. Ingin memaparkan aturan-aturan mengenai penilaian Berdasarkan definisi-definisi tesebut, sistem pendukung
kelayakan implementasi suatu bisnis, dengan keputusan merupakan sistem terkomputerisasi yang dirancang
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif bagi penggunanya
agar dapat lebih dipahami oleh masyarakat. agar memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam
b. Ingin merancang suatu sistem pendukung keputusan proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan dan
feasibility study untuk menilai kelayakan teknik analisis guna membentuk kerangka keputusan yang
implementasi suatu bisnis berorientasi solver. cepat, akurat dan fleksibel.

Kegunaan Penelitian Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjabaran mengenai


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan karakteristik, klasifikasi dan manfaat sistem pendukung
antara lain sebagai berikut: keputusan:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah 1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
wawasan dan pengalaman sebagai realisasi dari apa yang (Decision Support System)
dipelajari dan dapat membuahkan karya yang dapat Menurut Saliman (2011:8), sistem pendukung
berguna bagi kepentingan masyarakat. keputusan (decision support system) memiliki
2. Bagi masyarakat, diharapkan menjadi suatu sarana untuk karakteristik sebagai berikut:
lebih mempermudah mengenai feasibility study untuk a. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk
menilai kelayakan sebuah bisnis. membantu pengambil keputusan dalam
3. Bagi perkembangan IPTEK, diharapkan dapat menjadi memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur
referensi tentang pemanfaatan dan implementasi IT ataupun tidak terstruktur;
(Information and Technology) dalam menyelesaikan b. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung
permasalahan yang terjadi di dunia nyata. keputusan mengkombinasikan penggunaan model-
model / teknik-teknik analisis dengan teknik
pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi
TINJAUAN PUSTAKA pencari / interogasi informasi;
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) c. Sistem pendukung keputusan dirancang sedemikian
Berorientasi Solver rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem yang orang yang tidak memiliki dasar kemampuan
membantu pengambil keputusan dengan melengkapi informasi pengoperasian komputer yang tinggi;
dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan d. Sistem pendukung keputusan dirancang dengan
untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih menekankan pada aspek fleksibilitas serta
cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah
menggantikan pengambilan keputusan dalam proses disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
pembuatan keputusan.
Menurut Subri (2011:15), sistem pendukung keputusan 2. Klasisfikasi Sistem Pendukung Keputusan (Decision
merupakan “sistem informasi interaktif yang menyediakan Support System)
informasi, pemodelan dan manipulasi data. Sistem itu Menurut Saliman (2011:11-12), sistem pendukung
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam keputusan diklasifikasikan menjadi enam kerangka kerja,
situasi yang semiterstruktur dan situasi tidak terstruktur, antara lain:
dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan a. Sistem Pendukung Keputusan Berorientasi-Teks
seharusnya dibuat”. Mendukung pengambil keputusan dengan secara
Sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis elektronik melacak informasi yang disajikan secara
komputer yang interaktif, yang membantu pengambil teks yang dapat mempengaruhi keputusan.
keputusan dalam menggunakan data dan model untuk b. Sistem Pendukung Keputusan Berorientasi
menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem Database

2
ISSN 1978-8444
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8, Nomor 1 Tahun 2017

Sistem Pendukung Keputusan berorientasi database Incremental Model


bercirikan pembuatan laporan yang baik dan Menurut Prasetyo (2011:14), ”incremental model
kapabilitas query. menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier
c. Sistem Pendukung Keputusan Berorientasi (diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi prototype
Spreadsheet iteratif”. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam
Spreadsheet merupakan sistem pemodelan yang model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu
memungkinkan pengguna mengembangkan model- kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan
model untuk mengeksekusi analisis sistem perangkat lunak yang kemudian dapat disampaikan kepada
pendukung keputusan. pengguna. Pada saat model incremental (pertambahan) ini
d. Sistem Pendukung Keputusan Berorientasi Solver digunakan, pertambahan pertama sering merupakan produk
Solver adalah suatu algoritma atau prosedur yang inti (core product), yaitu sebuah model pertambahan yang
ditulis sebagai satu program komputer untuk dipergunakan, tetapi beberapa muka tambahan (beberapa
melakukan komputasi tertentu untuk memecahkan diketahui dan beberapa tidak) tetap tidak disampaikan. Produk
suatu tipe masalah tertentu. inti tersebut dipergunakan oleh pelanggan (atau mengalami
e. Sistem Pendukung Keputusan Berorientasi-Aturan pengkajian detail). Sebagai hasil dari pemakaian dan/atau
Komponen pengetahuan dari sistem pendukung evaluasi maka dikembangkan rencana bagi pertambahan
keputusan yang telah dijelaskan sebelumnya selanjutnya. Rencana tersebut menekankan modifikasi produk
mencakup aturan prosedural maupun inferensial inti untuk secara lebih baik memenuhi kebutuhan para
(reasoning), sering pada suatu format sistem pakar. pelanggan dan penyampaian fitur serta fungsional tambahan.
f. Sistem Pendukung Keputusan Berorientasi Proses ini mengikuti penyampaian setiap pertambahan sampai
Gabungan bisa menghasilkan produk yang lengkap.
Sistem pendukung keputusan gabungan adalah Model proses incremental tersebut, seperti model
suatu sistem hibrid yang meliputi dua atau lebih dari prototype dan pendekatan-pendekatan evolusioner yang lain,
lima struktur dasar yang telah dijelaskan bersifat iterative. Tetapi tidak seperti model prototype, model
sebelumnya. pertambahan berfokus pada penyampaian produk operasional
dalam setiap pertambahannya. Pertambahan awal ada di versi
3. Manfaat Sistem Pendukung Keputusan (Decision stripped down dari produk akhir, tetapi memberikan
Support System) kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan
Menurut Subri (2011:21), manfaat yang dapat platform untuk evaluasi oleh pemakai. Perkembangan
diambil dengan menggunakan sistem pendukung pertambahan, khususnya berguna pada saat staffing, tidak bisa
keputusan yaitu: dilakukan dengan menggunakan implementasi lengkap oleh
a. Mempunyai kemampuan mendukung pemecahan batasan waktu bisnis yang sudah disepakati untuk proyek
masalah yang komplek. tersebut. Jika produk inti diterima dengan baik, maka staf
b. Bereaksi cepat terhadap situasi yang tidak tambahan (bila dibutuhkan) bisa ditambahkan untuk
diharapkan pada kondisi yang berubah sistem mengimplementasi pertambahan selanjutnya. Sebagai
pendukung keputusan melakukan analisis tambahan, sistem mayor yang sedang pada masa
kuantitatif dengan sangat cepat dan menghemat perkembangan serta waktu penyampaiannya belum pasti,
waktu. mungkin membutuhkan keberadaan perangkat keras yang
c. Mempunyai kemampuan dengan mencoba berbagai baru. Bisa juga rencana tertentu dibuat untuk menghindari
strategi berbeda kondisi dengan tepat dan cepat. pemakaian perangkat lunak ini, sehingga memungkinkan
d. Belajar dan mengembangkan program baru dengan fungsionalitas partial disampaikan kepada pemakai tanpa
menggunakan pola analisis. harus banyak tertunda.
e. Membangun jembatan komunikasi, sehingga
pengumpulan data dan pemecahan masalah yang
merupakan alat untuk meningkatkan kerjasama tim.
f. Meningkatkan pengendalian pengukuran dan
meningkatkan kinerja organisasi.
g. Menghemat biaya, pembuatan atau menghemat
biaya akibat keputusan yang salah.
h. Keputusan lebih objektif dan konsisten
dibandingkan dengan intuisi saja.
i. Meningkatkan efektifitas manajerial dengan
menghemat waktu kerja pada bidang analisis,
perencanaan dan pelaksanaan.
j. Meningkatkan produktivitas dari analisis.
Gambar 1 Incremental Model (Riswanto, 2010:9)

3
ISSN 1978-8444
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8, Nomor 1 Tahun 2017

Adapun tahapan-tahapan dalam perancangan sistem 1. menyediakan bahasa pemodelan visual yang ekspresif
dengan menggunakan incremental model seperti yang dan siap pakai untuk mengembangkan dan pertukaran
diungkapkan oleh Riswanto (2010:8-16) adalah sebagai model-model yang berarti;
berikut: 2. menyediakan mekanisme perluasan dan spesialisasi
1. Analysis untuk memperluas konsep-konsep itu;
Analisis sistem didefinisikan penguraian dari suatu 3. mendukung spesifikasi independen bahasa pemrograman
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian dan proses pengembangan tertentu;
komponennya dengan maksud untuk 4. menyediakan basis formal untuk pemahaman bahasa
mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan- pemrograman;
permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan- 5. mendorong pertumbuhan konsep-konsep pengembangan
hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang level lebih tinggi seperti komponen, kolaborasi,
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan- framework dan pattern.
perbaikannya. Menurut Nugroho (2009: 6-9), model-model diagram
2. Design dalam UML:
Design berkonsentrasi pada bagaimana sistem 1. Use Cace Diagram
dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis. Use case diagram yaitu menggambarkan seluruh
Tahapan Design adalah tahapan merubah requirement interaksi yang terjadi di dalam sistem, interaksi tersebut
yang masih berupa konsep menjadi spesifikasi sistem bisa terjadi antara aktor dengan aktor lainnya atau antara
yang riil. aktor dengan sistem.
3. Coding 2. Class Diagram
Coding merupakan penerjemahan design dalam Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi
bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain
programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.
diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan 3. Activity Diagram
tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Activity diagram yaitu menggambarkan kegiatan atau
Dalam artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam use case diagram
dalam tahapan ini. Pengkodean merupakan proses secara berurutan dan teratur.
menterjemahkan perancangan design ke bentuk yang 4. Sequence Diagram
dapat dimengerti oleh mesin, dengan menggunakan Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan
bahasa pemrograman. perilaku pada sebuah scenario. Sequence diagram
4. Testing menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
Pada tahapan ini dilakukan beberapa hal yaitu: sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dsb.) berupa
a. Testing, hasil kode program yang telah dihasilkan message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence
dari tahapan disain fisik, diuji. Tujuan pengujian ada diagram biasa digunakan untuk menggambarkan
2 (dua). Dari sisi pengembang sistem, harus dijamin scenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
kode program yang dibuat bebas dari kesalahan sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan
sintaks maupun logika. Dari sisi pengguna program output tertentu.
yang dihasilkan harus mampu menyelesaikan
masalah yang ada pada klien dan sistem baru harus Bahasa Pemrograman Visual Foxpro 9
mudah dijalankan dan dipahami oleh end user. Menurut Budiarto (2011:1), “Microsoft Visual Foxpro 9
b. Instalasi, setelah program lulus uji coba, maka merupakan perangkat lunak yang orientasinya adalah aplikasi
software dan hardware akan diinstal pada organisasi bisnis, khususnya yang memakai database (pengolahan data)
atau perusahaan klien dan secara resmi mulai yang datanya cukup banyak”. Microsoft Visual Foxpro 9
digunakan untuk menggantikan sistem lama. merupakan salah satu sistem manajemen database (database
management system) berorientasi objek yang memungkinkan
Pemodelan Data Berorientasi Objek dengan Menggunakan pembuatan aplikasi database yang tangguh dengan cepat dan
Unified Modelling Language (UML) mudah. Kemudahan pembuatan aplikasi menggunakan Visual
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa Foxpro 9 antara lain karena pemrograman Visual Foxpro 9
standar untuk melakukan spesifikasi, visualisasi, konstruksi, secara procedural dan sekaligus berorientasi objek (object
dan dokumentasi dari komponen-komponen perangkat lunak oriented programming) yang berjalan seiring dan saling
dan digunakan untuk pemodelan bisnis (Badriyah, 2007:3). terkait. Pemrograman procedural yang dikerjakan bersama-
UML adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di sama dengan pemrograman berorientasi objek dan dilengkapi
dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. UML desain interaktif menjadikan Visual Foxpro 9 banyak
menggunakan notasi grafis untuk menyatakan suatu desain. digunakan oleh para programmer Windows saat ini.
Pemodelan dengan UML berarti menggambarkan yang ada Secara garis besar pembuatan aplikasi meliputi proses-
dalam dunia nyata ke dalam bentuk yang dapat dipahami proses sebagai berikut ini seperti yang diungkapkan oleh
dengan menggunakan notasi standar UML (Nugroho, 2009:4). Budiarto (2011:1):
Adapun tujuan UML adalah: 1. Merencanakan atau merancang aplikasi
2. Membuat database (tabel, view dan relasi tabel).

4
ISSN 1978-8444
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8, Nomor 1 Tahun 2017

3. Membuat kelas (event, properti dan method). METODE PENELITIAN


4. Menyediakan akses kegunaan (form, menu, toolbar). Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
5. Menyediakan akses informasi (query, report, grafik). Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah metode
6. Testing dan debuging. action research karena penelitian ini dilakukan untuk
memecahkan masalah dengan diawali oleh suatu kajian
terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian
digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah. Dalam
proses perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi
dan evaluasi dan hasilnya dipahami sebagai masukan untuk
melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan
perencanaan. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-
ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas
keberhasilan tertentu dapat tercapai (Sugiyono, 2014:24).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
kualitatif (qualitatif research). Menurut Nasution (2013:5)
“Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang
dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia
sekitarnya”. Dengan pendekatan tersebut, peneliti dapat
dengan leluasa berinteraksi secara langsung dengan objek
penelitian dalam rangka mengumpulkan data dari awal hingga
Gambar 2 Tahapan Pembuatan Aplikasi (Budiarto, 2011:1)
berakhirnya proses penelitian yang dilakukan peneliti.
Sumber data yang penulis gunakan berasal dari media
Feasibility Study Implementasi Bisnis
cetak dan media non cetak yang relevan dengan topik
Studi Keyakan (Feasibility study) adalah suatu studi atau
permasalahan yang akan dibahas. Sumber data yang berasal
pengkajian apakah suatu usulan proyek/gagasan usaha apabila
dari media cetak berupa buku acuan (general references),
dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai dengan
artikel dan jurnal ilmiah. Sedangkan sumber data yang berasal
tujuannya atau tidak. Objek atau subjeck maters studi
dari media non cetak berupa sumber informasi yang dapat
kelayakan adalah usulan proyek/gagasan usaha. Usulan
diakses melalui jaringan elektronik serta sumber informasi
proyek/gagasan usaha tersebut dikaji, diteliti, dan diselidiki
yang didapat secara langsung dari narasumber pada saat
dari berbagai aspek tertentu apakah memenuhi persyaratan
melakukan wawancara.
untuk dapat berkembang atau tidak. Dalam studi kelayakan
Adapun teknik pengumpulan datanya sebagai berikut:
yang distudi (diteliti) misalnya aspek pemasaran, aspek tehnik,
1. Observasi atau Pengamatan
aspek proses termasuk input, out put dan pemasaran, aspek
Metode observasi atau pengamatan cukup efektif
komersial, aspek yuridis, aspek social budaya, aspek
untuk mempelajari suatu sistem yang sedang berjalan.
paedagogis dan aspek ekonomi (Primyastanto, 2011:3)
Dalam pelaksanaannya teknik ini dapat dilakukan dengan
Sementara itu, Sunyoto (2013:34) mengemukakan bahwa
cara melihat atau meneliti proses pelaksanaannya secara
Studi Kelayakan (feasibility study) adalah kegiatan untuk
langsung di lapangan.
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam
2. Wawancara atau Interview
melaksanakan suatu kegiatan usaha /proyek dan merupakan
Metode ini dilaksanakan dengan cara wawancara
bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan,
atau dengan melakukan tanya jawab secara langsung
apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha
dengan pihak yang berkepentingan.
/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian
3. Analisis Dokumen
ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan
Metode ini adalah teknik pengumpulan data yang
dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti
digunakan untuk mengetahui gambaran permasalahan
financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya
secara umum yang dapat ditempuh dengan mempelajari
suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit tidak
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
selalu menggambarkan dalam arti financial benefit, hal ini
permasalahan.
tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.
4. Studi Literatur
Dari kedua pendapat tentang pengertian Studi Kelayakan
Studi ini dilakukan untuk menambah wawasan,
diatas dapatlah disimpulkan bahwa studi kelayakan adalah
pengetahuan dan sebagai teori dasar untuk
kegiatan menganalisa, mengkaji dan menelilti berbagai aspek
penyempurnaan dalam penelitian yang dilakukan.
tertentu suatu gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan
atau telah dilaksanakan, sehingga memberi gambaran layak
Metode Perancangan Sistem
(feasible-go) atau tidak layak (no feasible-no go) suatu gagasan
Metode perancangan sistem yang digunakan adalah
usaha/proyek apabila ditinjau dari manfaat yang dihasilkan
evolutinary software process models (incremental model)
(benefit) dari proyek/gagasan usaha tersebut baik dari sudut
yakni suatu pendekatan pengembangan yang bersifat iterative
financial benefit maupun social benefit.
/ mengandung pengulangan. Hasil proses berupa produk yang

5
ISSN 1978-8444
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8, Nomor 1 Tahun 2017

makin lama makin lengkap sampai versi terlengkap dihasilkan 5. Model Profitability Index (PI)
sebagai produk akhir dari proses.
Adapun tahapan-tahapan dalam pengembangan
perangkat lunak dengan menggunakan incremental model
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan model Sistem Pendukung Keputusan diatas
1. Analysis
maka untuk menentukan kelayakan usaha dibuat kriteria
Dalam tahapan ini, data-data dianalisis untuk
sebagai berikut:
mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam
1. Jika (ARR + NPV + IRR + PI) > 100% dan PBP < umur
menilai kelayakan implementasi suatu bisnis yang terjadi
investasi , maka usaha di bidang manufaktur layak
di masyarakat, kemudian dirumuskan penyelesaian
dijalankan.
masalahnya. Setelah itu dari hasil analisis dibuatkan
2. Jika (ARR + NPV + IRR + PI) < 100% dan PBP > umur
aliran proses bisnis, model data dan analisis SWOT
investasi, maka usaha di bidang manufaktur tidak layak
(Strong, Weakness, Opportunity, Threat).
dijalankan.
2. Design
3. Jika (ARR + NPV + IRR + PI) < 100% dan PBP < umur
Dalam tahapan ini, dilakukan design terhadap pemodelan
investasi , maka usaha di bidang manufaktur tidak layak
data, struktur menu sampai rancangan interface dari
dijalankan.
sistem pendukung keputusan feasibility study yang akan
4. Jika (ARR + NPV + IRR + PI) > 100% dan PBP > umur
dirancang.
investasi , maka usaha di bidang manufaktur tidak layak
3. Coding
dijalankan.
Pada bagian ini, penulis menterjemahkan dari hasil
analisis dan desain ke dalam kode-kode program.
KESIMPULAN DAN SARAN
4. Testing
Kesimpulan
Pada tahapan ini, setelah kita selesai dalam pengkodean
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka
maka hasil rancangan kita siap untuk di running, baik itu
dapat disimpulkan bahwa:
per unit maupun keseluruhan sistem. Hal ini untuk
1. Analisa yang dilakukan terhadap kelayakan usaha
menguji apakah program yang kita buat harus diperbaiki
manufaktur ini berdasarkan proyeksi keuangan yang
atau sudah sesuai yang kita inginkan.
terdiri dari proyeksi harga pokok produksi, harga pokok
penjualan, rugi laba, neraca dan arus kas.
2. Berdasarkan proyeksi tersebut maka dapat dinilai apakah
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN FEASIBILITY
usaha manufaktur layak dijalankan atau tidak
STUDY UNTUK MENILAI KELAYAKAN SEBUAH
berdasarkan parameter-parameter keuangan yaitu
BISNIS
Payback Periode, Average Rate of Return, Profitability
Model Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan
Index, Internal Rate of Return dan Net Present Value.
dalam penelitian ini adalah Model Keuangan yang terdiri dari
3. Dengan demikian dengan menggunakan Sistem
beberapa parameter yaitu:
Pendukung Keputusan ini maka calon investor atau pihak
1. Model Payback Periode
manajemen dapat lebih mudah dan cepat dalam menerima
informasi tentang kelayakan usaha yang akan dijalankan.

Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan dari hasil
2. Model Average Rate of Return (ARR)
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penilaian kelayakan usaha di bidang manufaktur yang
menekankan pada aspek keuangan ini tentunya akan lebih
mendukung keputusan perusahaan atau calon investor
setelah gagasan untuk mengembangkan usaha
manufaktur ini layak ditinjau dari aspek pemasaran,
teknik dan teknologis.
2. Perusahaan atau calon investor sebaiknya sudah memiliki
data-data keuangan yang akan disimulasikan supaya
3. Model Net Present Value (NPV) memperoleh hasil perhitungan yang lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Eka Puji. Analisis Proses Bisnis. Jakarta:
Universitas Indonesia. 2012.
4. Model Internal Rate of Return (IRR)
Arianti, Dwi. Rekayasa Perangkat Lunak “Model
Incremental”. Denpasar: STIKOM Bali. 2013.
Bariah, Siti Husnul. Rekayasa Sistem Informasi. Garut: AMIK
Garut. 2015.

6
ISSN 1978-8444
Jurnal Wawasan Ilmiah
Volume 8, Nomor 1 Tahun 2017

Budiarto, Raden. Dasar-Dasar Visual Foxpro. Jakarta: Silvi. Analisis Kelayakan Investasi dan Usaha Ikan Gurami Di
STMIK STI&K. 2011. Perusahaan Mekarsari, Kota Depok. Fakultas Pertanian
Darlya, Annisa. Visual Foxpro 9. Tangerang: STMIK Jurusan Agribisnis. IPB. 2011.
Raharja. 2014. Subri, Ahmad. Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan
Hassanudin, Philip. Analisa Kesehatan Melalui Visualisasi Penentuan Mustahik dengan Pendekatan AHP. Jakarta:
Darah. Jakarta: PT. Matolindo Primantara. 2014. UIN Syarif Hidayatullah. 2011.
Prasetyo, Eddy. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Yani, Erwan., Kurniadi, Dede. Perancangan Arsitektur Untuk
Politeknik Telkom. 2011. Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Program
Primyastanto. Feasibility Study Usaha Perikanan (Sebagai Studi Perguruan Tinggi Menggunakan Differential
Aplikasi dari Teori Studi Kelayakan Usaha Perikanan). Aptitude Test (DAT). Jurnal Wawasan Ilmiah 7.12
Universitas Brawijaya Press. Malang. 2011. (2015).
Rahilah. Aplikasi Penerjemah Bahasa Madura-Indonesia dan -10-2014]
Indonesia-Madura menggunakan Free Contex Parsing www.washington.edu [05-10-2014]
Algorithm. Madura: Universitas Trunojoyo. 2013. Warr, Alan. Strategic opportunities and Information Systems
Riswanto, Eko. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi. Management. Cranfield: Bedford MK43 OAL. 1990.
Yogyakarta: STMIK El-Rahma. 2010. Womack, J.Pones .T.. “Lean Thinking”. USA: Prentice Hall.
Saliman. Mengenal Decision Support System (DSS). 1990.
Yogyakarta: UNY. 2011. www.businessdictionary.com [09-10-2014]
www.washington.edu [05-10-2014]

7
ISSN 1978-8444

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai