Anda di halaman 1dari 13

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

Otitis media supuratif kronik ( OMSK ) ialah infeksi kronis di telinga tengah
dengan perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-
menerus atau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah.
Otitis media supuratisf kronis selian merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat
juga merusak tulang dikarenakan terbentuknya jaringan patologik sehingga sedikit
sekali / tidak pernah terjadi resolusi spontan.

Otitis media supuratif kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena
terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersifat osteolitik.

Penyakit OMSK ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita datang dengan
gejala-gejala penyakit yang sudah lengkap dan morbiditas penyakit telinga tengah
kronis ini dapat berganda, gangguan pertama berhubungan dengan infeksi telinga
tengah yang terus menerus ( hilang timbul ) dan gangguan kedua adalah kehilangan
fungsi pendengaran yang disebabkan kerusakan mekanisme hantaran suara dan
kerusakan konka karena toksisitas atau perluasan infeksi langsung.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Otitis Media Supurativa Kronik atau sering disingkat OMSK merupakan suatu
peradangan telinga tengah yang ditandai dengan keluarnya sekret dari telinga tengah
terus-menrus atau hilang timbul dengan perforasi membran timpani yang telah
berlangsung lebih dari 6 minggu.

OMSK merupakan lanjutan dari Otitis Media Akut (OMA), OMA seharusnya
mengalami resolusi sebelum 6 minggu dengan menutupnya kembali membran timpani.
OMA akan berlanjut menjadi OMSK jika :

 Pengobatan tidak adekuat


 Higiene telinga yang kurang (Ear toilet yang tidak baik)
 Virulensi kuman penyebab yang tinggi
 Daya tahan tubuh yang rendah
Patofisiologi OMSK

OMA biasanya disebabkan oleh Infeksi di Saluran Nafas Atas (ISPA), umumnya terjadi
pada anak karena keadaan tuba eustakius , yang sangat berperan penting dalam
patofiologi OMA pada anak berbeda dengan orang dewasa. Tuba eustakius pada anak
lebih pendek, lebih horizontal dan relatif lebih lebar daripada dewasa.

Infeksi pada saluran nafas atas akan menyebabkan edema pada mukosa saluran nafas
termasuk mukosa tuba eustakius dan nasofaring tempat muara tuba eustakius. Edema ini
akan menyebabkan oklusi tuba yang berakibat gangguan fungsi tuba eustakius yaitu
fungsi ventilasi, drainase dan proteksi terhadap telinga tengah.

Gangguan fungsi Ventilasi

Normalnya tuba akan berusaha menjaga tekanan di telinga tengah dan udara luar stabil,
ketika terdapat oklusi tuba, maka udara tidak akan dapat masuk ke telinga tengah,
sedangkan secara fisiologis udara (Oksigen dan Nitrogen) akan diabsorbsi di telinga
tengah 1 ml tiap hari pada orang dewasa. Keadaan ini kan menyebabkan tekanan negatif
pada telinga tengah, keadaan vacum di telinga tengah menyebabkan transudasi cairan di
telinga tengah.

Gangguan Fungsi drainase

Dalam keadaan normal mukosa telinga tengah akan menghasilkan sekret yang akan di
dorong oleh gerakan silia ke arah nasofaring, ketika terjadi oklusi tuba fungsi ini akan
terganggu, sehingga terjadi penumpukan sekret di telinga tengah. Akumulasi cairan di
telinga tengah akan lebih banyak dengan adanya transudasi akibat tekanan negatif.
Sekret ini merupakan media yang baik untuk tumbuhnya kuman.

Gangguan fungsi proteksi

Tuba berperan dalam proteksi kuman dan sekret dari nasofaring masuk ke telinga
tengah, diantaranya melalui kerja silia. Ketika terjadi oklusi tuba, fungsi silia tidak
efektif untuk mencegah kuman dan sekret dari nasofaring ke kavum timpani dengan
akumulasi sekret yang baik untuk pertumbuhan kuman. Sehingga terjadi proses supurasi
di telinga tengah.

Proses supurasi akan berlanjut dengan peningkatan jumlah sekret purulen, penekanan
pada membran timpani oleh akumulasi sekret ini kan menyebabkan membran timpani
(bagian sentral) mengalami iskemi dan akhirnya nekrosis, dengan adnya tekanan akan
menyebabkan perforasi dan sekret mukopurulen akan keluar dari telinga tengah ke liang
telinga.

Jika proses peradangan ini tidak mengalami resolusi dan penutupan membran timpani
setelah 6 minggu maka OMA beralih menjadi OMSK.

Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri
dari meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius
saat infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal
termasuk staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus.
Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans ( streptococcus A
hemolitikus, streptococcus B hemolitikus dan pneumococcus.

Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis media nekrotikans akut


menjadi awal penyebab OMSK yang merupakan hasil invasi mukoperiusteum
organisme yang virulen, terutama berasalh dari nasofaring terbesa pada masa kanak-
kanak, atau karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis
jaringan akibat toxin nekrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi perforasi
pada membrane timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani tetap
berlubang atau sembuh dengan membrane atrofi.

Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya OMSK adalah tuba
eustachius, telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang menyebabkan penyakit
infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis sangat majemuk, antara lain :

1. gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :


a. infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang
b. obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total
2. perforasi membrane timpani yang menetap
3. terjadinya metaplasia skuamosa / perubahan patologik menetap lainnya pada
telinga tengah
4. obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid
5. terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten ddi mastoid
6. faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan
mekanisme pertahanan tubuh.
PATOLOGI

Omsk lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada menetap, keadaan ini lebih
berdasarkan waktu dan stadium daripada keseragaman gambaran patologi,
ketidakseragaman ini disebabkan oleh proses peradangan yang menetap atau
kekambuhan disertai dengan efek kerusakan jaringan, penyembuhan dan
pembentukan jaringan parut secara umum gambaran yang ditemukan :

1. Terdapat perforasi membrane timpani dibagian sentral, ukuran bervariasi dari 20


% luas membrane timpani sampai seluruh membrane dan terkena dibagian-
bagian dari annulus.
2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit. Dalam periode tenang akan nampak
normal kecuali infeksi telah menyebabkan penebalan atau metaplasia mukosa
menjadi epitel transisonal.
3. Jaringan tulang2 pendengaran dapat rusak/ tidak tergantung pada berat infeksi
sebelumnya
4. Mastoiditis pada OMSK paling sering berawal pada masa kanak-kanak ,
penumatisasi mastoid paling aktif antara umur 5 -14 tahun. Proses ini saling
terhenti oleh otitis media yang sering. Bila infeksi kronis terus berlanjut mastoid
mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran mastoid berkurang. Antrum
menjadi lebih kecil dan penumatisasi terbatas hanya ada sedikit sel udara saja
sekitar antrum.
TANDA DAN GEJALA

OMS TIPE BENIGNA

Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk , ketika
pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan
penggunaan antibiotiklokal biasanya cepat menghilang, discharge mukoid dapat konstan
atau intermitten.

Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada pasien dengan derajat


ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang2 pendengaran dan koklea selama infeksi
nekrotik akut pada awal penyakit.

Perforasi membrane timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu
meninggalkan sisa pada bagian tepinya . Proses peradangan pada daerah timpani
terbatas pada mukosa sehingga membrane mukosa menjadi berbentuk garis dan
tergantung derajat infeksi membrane mukosa dapt tipis dan pucat atau merah dan tebal,
kadang suatu polip didapat tapi mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada meatus
menghalangi pandangan membrane timpani dan telinga tengah sampai polip tersebut
diangkat . Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba eustachius
yang mukoid da setelah satu atau dua kali pengobatan local abu busuk berkurang.
Cairan mukus yang tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan
membrane mukosa yang berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas
pada omsk tipe benigna.

OMSK TIPE MALIGNA DENGAN KOLESTEATOM

Sekret pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau
dan berwarna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keeping-keping kecil,
berwarna putih mengkilat.

Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatom


bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans
akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea
yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom.

PENATALAKSANAAN

Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medika
mentosa. Bila sekret yang keular terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga,
berupa larutan H2o2 3 % selama 3 – 5 hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan
dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid, kultur dan tes
resisten penting untuk perencanaan terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti
pseudomonas atau puocyaneous.

Infeksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibiotic dalam kantung
yang terinfeksi tidak bias tinggi. Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sagaat
membantu. Granulasi pada mukosa dapat diobati dengan larutan AgNo3 encer ( 5 -100
%) kemudian dilanjutkan dengan pengolesan gentian violet 2 %. Untuk mengeringkan
sebagai bakterisid juga berguna untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.

Cara terbaik mengangkat polip atau masa granulasi yang besar, menggunakan
cunam pengait dengan permukaan yang kasar diolesi AgNo3 25-50 % beberapa kali,
selang 1 -2 minggu. BIla idak dapat diatasi , perlu dilakukan pembedahan untuk
mencapai jaringan patologik yang irreversible. Konsep dasar pembedahan adalah
eradikasi penyakit yang irreversible dan drainase adekwat, rekontruksi dan operasi
konservasi yang memungkinkan rehabilitasi pendengaran sempurna pada penyakit
telinga kronis.

KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

OMSK tipe benigna :

Omsk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan


komplikasi, tetapi jika tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring dapat
menjadi superimpose otitis media supuratif akut eksaserbsi akut dapat menimbulkan
komplikasi dengan terjadinya tromboplebitis vaskuler.
Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa
perforasi sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri
dari meatus eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane
timpani disarankan.

OMSK tipe maligna :

Komplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa :

1. erosi canalis semisirkularis


2. erosi canalis tulang
3. erosi tegmen timpani dan abses ekstradural
4. erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal
5. erosi pada sinus sigmoid
Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis,
abes otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga
OMSK type maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.

DAFTAR PUSTAKA

1. Iskandar N, sopeardi EA, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan
Tenggorok, edisi ketiga FKUI Jakarta 1997
2. Adam GL, Boies LC, Hilger PA. Bois Fundamentals of otolaryngology. A
textbook of Ear, Nose and Throat Disease. 6 th edition WB Saunders Co, 1989.
3. P.D. Bull : Disease of the Ear, Nose and throat, edisi 6, Blackwell science ; 1995
4. www. Klinikumsolingen : chronic suppurative otitits media
5. www. Bcm.edu/oto/otologyprimer : otitis media complications
6. www.utmb.edu/otoref : otitis media complications.
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 7 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Sukaraja 36 Kel. Sukaraja RT 02/ RW 02 Kec.Cicendo,
Bandung
Agama : Islam
Nomor Pasien : 1255164
Dx Medis :Otitis Media Supuratif Kronik

II. KELUHAN UTAMA


Klien mengeluh telinga terasa sakit

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Sejak kurang lebih 4 hari, nenek klien mengatakan adanya keluaran cairan warna
putih kekuningan berbau dari kedua telinga klien. Klien mengeluh nyeri pada
telinga, pendengaran berkurang (+), demam (+), batuk (-), pilek (-).
IV. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Nenek klien mengakui bahwa sejak 1 tahun yang lalu klien mengalami keluaran
cairan berbau dari kedua telinganya, yang terjadi hilang timbul.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Tidak ada keluarga yang juga mengalami keluhan yang sama dengan klien.

VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL


Klien merupakan pelajar kelas 1 sekolah dasar, sehari-hari klien melakukan
aktivitas seperti anak yang lain, yaitu bermain, sekolah, mengaji. Klien tinggal
bersama kedua orang tuanya, namun klien terkadang berlibur ke rumah neneknya.
Klien mengatakan sedikit malu ketika keluar cairan dari telinganya. Klien
mengatakan ingin sepat sembuh.
VII. RIWAYAT ADL
Aktivitas : Klien melakukan aktivitas seperti bermain, sekolah,
mengaji.
Istirahat : Klien tidur pukul 21.00 – 06.00
Nyeri/Kenyamanan : klien mengeluh nyeri pada telingan
Eliminasi : Klien melakukan BAB dan BAK mandiri
Makan dan Cairan : makan 3x/hari, dan minum +- 6-7 gelas per hari
Hygiene : Klien melakukan mandi mandiri 1-2x/hari

VIII. TERAPI
- H202 3% 3 x 4 gtt
- Tarvid 2 x 3 gtt
- Amoxidav Syrup 3 x 1
- Schuller stenver

IX. ANALISA DATA


DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Invasi Bakteri Kurang
Nenek klien mengakui pengetahuan
bahwa sejak 1 tahun yang Masuk ke telinga tentang penyakit
lalu klien mengalami dan perawatan
keluaran cairan berbau dari Bakteri menembus membran
kedua telinganya, yang
terjadi hilang timbul. Perforasi membran timpani
.
DO: Infeksi bakteri
- Pasien sudah
mengalami keluhan keluarnya cairan dari telinga
kurang lebih 1 tahun
-
Pengobatan tidak adekuat

OMSK

Kurang pengetahuan tentang


penyakit dan perawatan

X. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit
dan perawatan
XI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Kurang pengetahuan - Peningkatan 1. Berikan informasi tentang 1. Informasi tentang
berhubungan dengan pengetahuan konsep penyakit OMSK penyakit meningkatkan
kurang informasi pasien dan 2. Berikan informasi kepada pengetahuan klien
tentang penyakit dan keluarga tentang klien dan keluarga dalam tentang penyakitnya
perawatan penyakit OMSK menghindari masuknya air 2. Air merupakan sumber
DS: - Peningkatan pada saat mandi dan hidup bakteri
Nenek klien mengakui pengetahuan anjurkan klien untuk tidak 3. Menghindari
bahwa sejak 1 tahun pasien dan berenang. kekambuhan ulang
yang lalu klien keluarga tentang 3. Anjurkan keluarga klien 4. Meningkatkan
mengalami keluaran pengobatan dan untuk melakukan pengetahuan klien dan
cairan berbau dari perawatan OMSK pengobatan sampai tuntas keluarga tentang
kedua telinganya, yang 4. Berikan penjelasan perawatan di rumah
terjadi hilang timbul. mengenai pembersihan 5. Menghindari terjadinya
. telinga dengan infeksi berulang.
DO: menggunakan H202dan 6. Dengan melibatkan
- Pasien sudah penggunaan obat tetes keluarga pasien
mengalami 5. Jika ada pilek dan demam mendapat dukungan
keluhan kurang anjurkan klien untuk dalam penyembuhan
lebih 1 tahun menghubungi petugas penyakitnya
kesehatan.
6. Libatkan keluarga dalam
perawatan dalam rangka
penyembuhan penyakit
pasien
LAPORAN RESUME KASUS GANGGUAN TELINGA HIDUNG
TENGGOROKAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN. S DENGAN OTITIS MEDIA


AKUT DI POLIKLINIK THT RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG

LINDA JUWITA

220112120507

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
BANDUNG
2013

Anda mungkin juga menyukai