A. Pengertian
dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul. Sekret
mungkin encer atau kental, bening, atau berupa nanah. Biasanya disertai
Anatomi telinga
Sumber: https://hellosehat.com.
B. Etiologi.
kelanjutan dari Otitis Media Akut (OMA) yang prosesnya sudah berjalan
lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor penyebab adalah terapi yang terlambat,
terapi tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, dan daya tahan tubuh rendah.
Bila kurang dari 2 bulan disebut subakut. Sebagian kecil disebabkan oleh
perforasi membran timpani terjadi akibat trauma telinga tengah. Kuman
penyebab biasanya kuman gram positif aerob, pada infeksi yang sudah
berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negatif dan kuman
(10,3%), gram positif lain (18,1%) dan kuman gram negatif lain (7,8%).
di saluran napas atas yang tidak diobati dengan baik dapat menjalar sampai
mengenai telinga.
C. Patofisiologi
OMSK dibagi dalam 2 jenis, yaitu benigna atau tipe mukosa, dan
maligna atau tipe tulang. Berdasarkan sekret yang keluar dari kavum
timpani secara aktif juga dikenal tipe aktif dan tipe tenang. (Lucente,
Frank E. 2011).
2011)
OMSK tipe maligna disertai dengan kolesteatom. Perforasi terletak
secara terus menerus atau intermiten dan dapat terjadi pada salah satu atau
Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan
OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau
busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah
saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah
Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah
2. Gangguan pendengaran
lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak
merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat
abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya
4. Vertigo
atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya
karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan
Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo.
telinga tengah.
b. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum
timpani.
E. Penatalaksanaan
dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau
2. Mastoidektomi radikal
3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
4. Miringoplasti
5. Timpanoplasti
Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi atau
Sesuai dengan luasnya infeksi atau luasnya kerusakan yang sudah terjadi, kadang-
F. Pemeriksaan Diagnostik
sebagaiberikut :
1. Pemeriksaan Audiometri
terhadap skala ISO 1964 yang ekivalen dengan skala ANSI 1969.
Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ISO 1964 dan
ANSI 1969.
membantu :
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga
yang normal. Erosi tulang, terutama pada daerah atik memberi kesan
adalah :
ini sangat membantu ahli bedah untuk menghindari dura atau sinus
lateral.
b. Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga
struktur-struktur.
G. Komplikasi
atau ketulian.
2. Mastuiditis
3. Cholesteatoma
5. Paralisis wajah
6. Labirin titis.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Keluhan Utama
e. Riwayat Psikososial
sosial.
rumah sakit?
atau sebaliknya?
f. Pola eliminasi
rumah sakit?
mengalami perubahan?
2. Diagnosa Keperawatan
labirin : vertigo
labirin : vertigo
Tujuan : Pasien tidak mengalami injuri / trauma dengan :
Intervensi :
Evaluasi :
1) Pusing berkurang
meningkat
Intervensi :
keberhasilan
Evaluasi :
Intervensi :
tindakan pembedahan
Intervensi :
Intervensi :
2) Observasi pasien
Evaluasi :
Carpenito, Lyinda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke- 10.
Alih Bahasa, Yasmin Asih. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
George L. Adams. 2007. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC.
Iskandar, N., Soepardi, E., & Bashiruddin, J., et al (ed). 2007. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi
ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Lucente, Frank E. 2011. Ilmu THT Esensial. Edisi ke-5. Dialihbahasakan oleh
Hartanto, Huriawati. Jakarta: EGC.
Nagel Patrick dan Gurkov Robert. 2012. Dasar-dasar Ilmu THT. Edisi ke-2.
Jakarta: EGC.
Reksoprodjo, S., Ramli, M., Kartono, D., et al (ed). 2010. Kumpulan Kuliah
Ilmu Bedah.Tangerang: Balai Penerbit FKUI.
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B,. & Alwi, I., et al (ed).2013. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta: InternaPublishing.