Anda di halaman 1dari 19

Wealth Mindset #9 – Kloter 3

*WM#9 hari - 3 (16 peb 2017)

1. Nikmah

Gini Bang Jendral, saya kan sudah berbisnis olshop 4 th dengan menjadi reseller dari beberapa brand,
Alhamdulillah penghasilan saya naik tiap tahunnya, tapi untuk tahun ini saya lihat banyak sekali orang
mau jualan juga, yg tadinya sering beli di aku jadi jualan juga.

Dan sekarang, saya membuka kran baru untuk make-up artis, mulai dari acara-acara wisuda,
engagement dan kondangan, nah ini kan kebetulan calon suami juga bisnis jadi photographer, disini
saya ada niat untuk makeup prewed dan wedding, sedangkan untuk makeup prewed dan wedding juga
butuh gaun, untuk modal beli gaun sekitar 5jtan, sementara saya modalnya masih pas-pasan.

Menurut Bang Jendral, apa saya tidak usah fokus beli gaun dulu atau bagaimana?

Saya pengennya totalitas, karena sekarang bisnis online yg jualan juga banyak jadi pendapatan agak
menurun.

Di sisi lain, saya kan baru lulus kuliah tahun kemarin, sempat memasukkan lamaran kerja ke sekolah-
sekolah dan perusahaan, salah satunya Bank yg sekarang sedang menunggu panggilan kerja.

Misal gak diterima, saya fokus di bisnis online dan make-up artis atau bekerja kantoran saja ya? Terima
kasih Bang, ditunggu jawabannya.

 Jawab :

Kita berhenti jualan online, karena banyak yang jualan online tentu cara berpikir yang kurang
tepat. Kalau orang-orang yang ada di sekitar kita sudah jualan bukan alasan kita harus berhenti
juga. Kita hanya perlu menambah calon customer baru, perluas lagi jangkauan target
marketnya. Lagipula, orang yang jualan online juga sangat mungkin membeli produk kita yang
berbeda dengan produk yang dijualnya.

Lalu sekarang buka kran make up artis. Calon suami juga fotografer. Sudah bagus, tinggal
pikirkan siapa yang menjadi pasarnya? Bagaimana cara menjangkau target marketnya?
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Mau jualan apapun, kalau nggak punya strategi yang tepat untuk menjangkau pasar yang tepat,
nggak akan optimal hasilnya. Nggak usah beli gaun dulu kalau memang belum terlalu signifikan
hasilnya. Maksimalkan saja dulu yang ada. Kalau memang sudah sangat diperlukan baru
dipikirkan untu menambah aset. Gaun itu aset, tapi kalau cost yang dikeluarkan terlalu besar,
sementara secara finansial belum siap ya nggak usah memaksakan.

Katanya pengen totalitas, tapi sedang menunggu panggilan kerja juga? Di bank pula. Saran saya
pikirkan lagi untuk bekerja kantoran di bank. Kecuali kalau memang punya cita-cita sejak kecil
mau bekerja di bank. Kalau mbak sudah bekerja di kantor, sebagai pegawai bank, saya jamin
100% semua aktifitas jualan entah jadi reseller, entah jadi make up artis atau apapun, bakalan
berantakan. Mbak akan sangat sibuk bekerja di kantor.

Ibu saya bekerja di bank 20 tahun lebih. Stress dengan segala dinamika pekerjaan yang sangat
menuntut waktu dan energy lebih.
Teman-teman saya yang bekerja di bank, justru ingin keluar kerja karena ingin mengurus
bisnisnya agar maksimal hasilnya.
Dan lagipula, berapa sih gaji karyawan bank? Kalaupun mbak sudah jadi manajer di bank, gaji
manajer paling Cuma 15jutaan. Kalau jadi karyawan biasa, paling besar hanya 5juta. Kalau mbak
fokus di bisnis, potensi penghasilannya bisa lebih dari 20jutaan.
Nggak worth it, mengharapkan pekerjaan dengan gaji 5juta dan mengabaikan yang potensinya
lebih dari 20juta.

Silakan dipikirkan matang-matang…

2. Dina

Begini Pak, saya sudah mulai usaha jadi agen suatu media edukasi PAUD dengan modal cukup gede juga
(minimal 3juta). Sudah mulai jalan karena saya rajin iklan (sehari min.3x) dan mulai menggandeng teman
yang sudah punya image dan lebih semangat usahanya.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Sekarang saya mulai usaha buka kran lagi dengan jadi agen dan buka reseller gamis dan pembalut. Yang
jadi reseller adalah teman-teman saya sendiri yang sudah punya market bagus.

Tapi, ternyata usaha saya ini tidak sejalan dengan usaha suami saya yang berkecimpung di dunia medis
dan beliau sudah lama bergelut dengan bidang itu.

Sekarang lagi lancar (Alhamdulillah ngisi pelatihan di LN). Masalahnya sebenarnya dari saya sendiri yang
tidak bisa mengatur waktu untuk keluarga (anak) dengan bisnis.

Kalau menurut Pak jendral apa sebaiknya bisnis saya berhenti kemudian beralih membantu bisnis suami
atau saya tetap jalan dengan bisnis saya dengan konsekuensi bisa mengatur waktu atau bagaimana
sarannya? terima kasih.

 Jawab :

Kalau mbak sudah punya system yang baik, sebenarnya nggak perlu menghentikan kedua usaha yang
sudah jalan. Kalau nggak punya system dan semua masih mbak yang harus mengerjakan, memang pasti
akan sangat kewalahan mengatur waktunya. Anak otomatis akan terabaikan.

Kondisi bisnis suami seperti apa? Apakah memang membutuhkan bantuan mbak? Kalau kira-kira
memang membutuhkan mbak, kedua usaha sebelumnya bisa tetap jalan. Syaratnya tadi, sudah bisa
didelegasikan pekerjaan-pekerjaan teknisnya ke karyawan.

Tapi kalau bisnis suami nggak terlalu membutuhkan bantuan mbak, mbak bisa tetap fokus mengurus
bisnis sendiri.

Membantu bisnis suami pun saya nggak jamin mbak bisa mengatur waktu, kalau semua pekerjaan teknis
masih harus mbak yang mengerjakannya.

Coba bikin coretan analisis sederhana, kalau mengerjakan ini apa konsekuensinya? kalau mengerjakan
itu apa konsekuensinya? Apa yang harus dilakukan agar pekerjaan ini bisa optimal? Dan lain sebagainya.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

3. Risma Sumanjaya

Bang jendral, saya sudah berusaha merintis usaha online dari 1 tahun yg lalu, tapi hasilnya nihil terus,
saya coba jualan di FB dan BBM gak ada yang response.

Kira-kira masalahnya apa ya Bang? Saya gak mau berhenti usaha ini sebelum benar-benar berhasil?
Ataukah saya harus cari peluang usaha yg lain?

 Jawab :

Jualan di FB apa saja yang sudah dilakukan? Sudah berapa banyak friendlistnya?
Bagaimana edge ranknya? Sudah sesuai target market? Bagaimana interaksinya?
Bagaimana cara mengiklankan produknya? Kalau friendlist kurang dari 3000 orang,
nggak sesuai dengan target market, dan nggak ada interaksi selama ini, ya wajar nggak
ada respon.

Jualan di BBM, apa saja yang sudah dilakukan? Sudah berapa banyak kontak BBMnya?
Bagaimana interaksi dengan kontaknya? Bagaimana cara mengiklankan produknya?
Kalau kontak BBM baru 200-400 orang tentu wajar kalau sedikit atau nggak ada
responnya.

Seperti yang saya jelaskan di buku saya itu, kalau memang mau jualan di FB dan BBM,
ada ilmunya. Nggak asal sembarangan jualan. Nggak asal sembarangan nge-tag atau
broadcast iklan. Ada langkah-langkah yang perlu dilakukan agar jualannya efektif.

Intinya, semua butuh ilmu. Dalam konteks ini, mbak butuh ilmu menjual. Bagaimana
menjual agar lebih efektif dan maksimal hasilnya.

4. Catur

Apa kegunaan wheel of life, kalau udah tahu kurva-kurvanya trus bagaimana? Dan mental block yang
perlu dibangun itu mental block yang apa dan caranya bagaimana?

Dan satu lagi setting outcome. Set and forget atau harus ditulis dipapan yang mudah terlihat?
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

 Jawab :
Wheel of life itu berfungsi untuk mengidentifikasi kepuasan kita terhadap
aspek-aspek kehidupan kita. keluarga, finansial, agama dan lain sebagainya.
Nilai-nilai yang kita berikan untuk kepuasan di setiap aspek kehidupan itu jadi bahan evaluasi
kita. tinggal dibikin pertanyaan-pertanyaan, apa saja yang menyebabkan nilainya rendah? Apa
yang perlu dilakukan dan nggak perlu dilakukan untuk menaikkan nilainya?
Apa saja kebiasaan yang perlu dibangun untuk menaikkan nilai kepuasannya? Siapa saja yang
bisa membantu kita menaikkan nilai kepuasannya? Dan lain sebagainya.

Intinya tugas kita mengevaluasi dan memperbaiki nilai kepuasannya agar lebih tinggi.

Tentang setting outcome, kita perlu bedakan pola perasaan dan pola eksekusi. Untuk pola
perasaan, yang dilakukan adalah set & forget. Kita hanya perlu menginstallnya di pikiran bawah
sadar, lalu selanjutnya lupakan. Yang perlu di lupakan adalah targetnya. Nggak perlu terlalu
dipikirkan terus menerus.

Tapi dari pola eksekusi, semua perlu jadi tindakan terukur. Untuk bisa terukur, kita perlu
menuliskannya. Terserah dituliskan dimana..

Misal kita ingin bisa umrah di bulan Mei nanti. Yang perlu dilakukan adalah ; menginstall niat
untuk bisa berangkat umrah di bulan mei nanti. Mulai tanya-tanya persyaratan, siapkan
dokumen apa yang perlu disiapkan untuk bisa berangkat, dan lain sebagainya.

Lalu siapkan strategi apa saja yang perlu dieksekusi untuk bisa mencapai target itu?
Katakanlah biaya umrah butuh 30juta.
Dan saat ini kita hanya punya uang 5juta.
Buat rencana, apa saja yang perlu dilakukan untuk mengumpulkan kekurangan 25juta itu dalam
3 bulan? Kalau 25juta dalam 3 bulan, berarti kita butuh sekitar 8,5juta sebulan. Jadi di bulan
ketiga, kekurangan 25juta sudah terkumpul.

Mulai breakdown lagi. Untuk bisa mengumpulkan 8,5juta sebulan itu apa saja yang
perlu dilakukan? Kalau selama ini kita jualan baju misalnya.
Margin baju per potong Rp.30ribu. untuk bisa menghasilkan profit bersih 8,5juta sebulan berarti
kita perlu menjual = 284 pieces baju dalam sebulan.

Turunkan lagi. Kalau kita perlu menjual 284pcs dalam sebulan, berarti kita perlu menjual sekitar
9-10 pcs dalam sehari.
Tinggal susun rencana nya, apa saja yang perlu dilakukan untuk menjual 9-10pcs baju
dalam sehari? Misalnya banyakin reseller/marketer, tambah budget iklan ads-nya, tambah
varian/model bajunya, dan lain sebagainya.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Begitu ya..

5. Ummu Umair

Alhamdulillah, setelah menjalani bisnis jasa di bidang jahit pakaian dan tas handmade sepertinya laju
omzet sudah semakin meningkat dari bulan ke bulan. Namun peningkatannya agak lambat. Maka saya
pun membuka kran baru yang saya merasa omsetnya cukup besar. Alhamdulillah dalam beberapa hari
tembus jutaan.

Di satu sisi saya merasa disibukkan dengan kran baru ini, sedangkan bisnis yg lama agak terbengkalai.

Bagaimana seharusnya saya bisa menjalani keduanya tanpa ada yang terbengkalai?

Apakah saya fokus saja ke kran yang baru dan kran lama saya tutup sementara? Atau mencari asistent
untuk menangani kran yang lama? (Padahal kran lamapun sedang nampak perkembangannya dengan
semakin bertambahnya jumlah permintaan). Terimakasih Bang jendral.

 Jawab :
Buka kran baru, sementara kran lama terbengkalai menunjukkan kalau semuanya masih mbak
semua yang mengerjakan. Belum ada SOP yang jelas, belum ada jobdesc yang jelas, tentang apa
yang harus dilakukan dan siapa yang harus melakukan semua aktifitas bisnis itu.

Untuk menjalankan keduanya sekaligus, jelas harus ada orang lain yang bisa membantu mbak
mengurusi urusan-urusan teknis. Perlu ada karyawan yang bisa membantu mbak.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

6. Bunda Mirza

Sebenarnya saya bingung juga Mas, setelah 5th yg lalu semua bisnis offline saya bangkrut. Saat itu saya
bermain dengan Bank, dll. yang berhubungan dengan riba, dan saat ini Alhamdulliah saya sudah taubat
walaupun hutang dg Bank belum selesai tapi saya janji untuk taubat dari RIBA.

Saat ini yang saya lakukan, semua bisnis yg halal yang bisa menghasilkan uang, tapi saya bingung sendiri
karena banyak hal yang saya lakukan.

Saya masih ada hutang 600juta dengan penghasilan bersih saya 5-7 juta/bulan. Saya selalu coba ikut
bisnis yg menjanjikan dan berharap bisa menambah penghasilan untuk menyelesaikan hutang saya.

Saya single parents, setelah kebangkrutan itu hilang semua termasuk suami (mungkin suami juga
termasuk RIBA :D jadi ALLAH ambil semua, Alhamdulillah pembersihan 😀)

Yang ingin saya tanyakan : Bagaimana ya caranya saya bisa mempercepat rezeki agar bisa percepat
melunasi hutang dan sisanya untuk kebutuhan hidup mental kaya (kata Pak jendral )😄

 Jawab :
Bagaimana cara mempercepat rezeki? Penuhi semua sunnatullahnya. Perbesar kapasitas
dirinya. Berdoa agar Allah mudahkan jalannya. Cuma itu syaratnya.

Mau berapapun utangnya, kalau semua sunnatullahnya dipenuhi, insyaAllah mudah.


Tinggal selanjutnya evaluasi :
- Apa saja sunnatullah yang dibutuhkan?
- Dari sekian banyak yang dibutuhkan, sudah berapa persen yang dilakukan?
- Sudah melakukan apa saja untuk menambah kapasitas diri?
Dan lainnya..
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

7. Anonim

Saya baca di Post Bang Jendral tentang pengalaman alumni WM yang hutang 60juta gak berani bilang
suami, dan dalam waktu singkat bisa melunasi hutang-hutangnya.

Karena ini persis terjadi dengan kehidupan saya. Saya ingin mengetahui apa yang akhirnya alumni WM
ini berhasil melunasi hutang-hutangnya?

 Jawab :
Kan sudah jelas apa yang dilakukan alumni WM itu. Beliau membuat bisnisnya melesat. Menjual
900 pcs dalam kurang dari 2 minggu.

Dia memenuhi semua sunnatullahnya. Dia memperbesar kapasitas dirinya dengan ikut kelas
Covert Selling, ikut kelas Sadar Uang Bisnis, ikut kelas Instagram.

Bisnisnya melesat cepat. Tapi bukan itu yang seharusnya jadi fokus kita. fokusnya adalah,
seberapa kuat komitmen dan konsistensinya untuk belajar dan memperbesar kapasitas dirinya.
Berapa uang yang sudah dihabiskannya untuk belajar ini itu, untuk beli buku ini itu. Dan
sebagainya.

Cuma itu saja kok syaratnya.

8. Nanang

Saya baru resign dari pekerjaan sebagai karyawan swasta, dan sekarang sedang menggeluti bisnis online
bersama istri dirumah.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Terkadang saya merasa bersalah cuma kerja dirumah lebih banyak duduk, tidur dan lihat HP untuk
jualan online.

Gimana cara menghadapi mindset saya ini? Padahal dirumahpun saya juga berusaha, tidak
menganggur.

Sekarang udah jalan 5 bulan Ki. Saya resign+bantuin istri jualan online. Karena mungkin baru mulai
usaha jadi omset belum bisa menutupi kebutuhan sehari-hari. Nah, ini yang nambah sesek.

Kalau omset udah banyak mah santai wae, malah mungkin baru terasa nikmat jadi penganggruan tapi
banyak pemasukan.

Tolong diberikan motivasinya Ki, biar lebih tenang menghadapi kondisi saya saat ini. Sekalian juga
doanya. Makasih

 Jawab :
Kondisinya nampaknya seperti dulu ketika awal menggeluti bisnis online. Pemasukan masih nggak
jelas, sementara kerjaan Cuma tidur-tiduran di rumah. Ada perasaan bersalah. Merasa bahwa usaha
saya belum maksimal.

Mas nanang mungkin merasakan yang lebih nggak nyaman lagi karena sudah sangat terbiasa kerja di
kantor dengan aktifitas rutin yang sibuk. Tiba-tiba berubah aktifitas menjadi sangat santai pasti
ngerasa lebih bersalah.

Tapi saya waktu itu berpikir begini… saya ini adalah pemilik bisnis online. Di bisnis online, yang
disebut kerja keras itu adalah berpikir.

Tubuh kita memang hanya tiduran saja di Kasur, diam di rumah tanpa kemana-mana. Tapi
sesungguhnya pikiran kita kemana-mana. Kita menjelajahi dunia maya seluas-luasnya.

Kalau kebanyakan orang bekerja keras dengan mengerjakan pekerjaan fisik yang menghabiskan
tenaga dan waktu, nah saya menghabiskan waktu dengan berpikir, tanpa pekerjaan fisik. Yang lelah
adalah pikiran, bukan fisik.

Lagi pula, yang disebut bisnis adalah memang aktifitas berpikir. Aktifitas teknis adalah pekerjaan
karyawan. Bukan pekerjaan pemilik bisnis. Pemilik bisnis hanya bertugas memikirkan bagaimana
mengembangkan bisnisnya. Begitu saya dulu berpikirnya. Dan Alhamdulillah sampai saat ini, saya
berpikir bahwa cara berpikir saya dulu itu benar.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Yang bikin lebih merasa bersalah memang karena minimnya aktifitas fisik, dan penghasilan yang
masih pas-pasan.

Dalam kondisi seperti itu, tugas kita Cuma dua ; bersabar & konsisten. Sudah kepalang
nyebur di bisnis online, bertekadlah lebih kuat untuk menjadi penguasa di bisnis online.

Ayo mas..saya doakan biar semakin tambah nganggur. Cukuplah pekerjaan kita hanya jalan-jalan
sambil ngecek mutasi rekening saja.

9. Ulfatun Nafisah

Saya punya tetangga penjahit, kualitasnya bagus. Kemaren sempat ngobrol untuk kerjasama. Saya buat
desain baju sekaligus merketing, dan beliau yang jahit.

Tapi untuk saat ini saya masih ikut 2 affiliate. Sebaiknya saya fokus affiliate dulu sampai level tertinggi
atau bisa mulai bisnis fashion dari sekarang?

 Jawab:
Mulai saja dulu bisnis fashionnya, lalu lihat seperti apa dinamikanya. Kalau memang bagus
perkembangannya, aktifitas affiliate bisa dikurangi dan fokus pada pengembangan fashionnya.

10. NN
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Bang, saya PNS dengan gaji 5 juta, tapi pengeluaran untuk arisan saja 3 juta. Saya juga coba bisnis online
palugada dan sesuai mood saya.

Saya ikut arisan tanpa sepengetahuan suami, dan saya ingin segera melunasi semua arisan saya. Apa
yang harus saya lakukan, Bang?

 Jawab :

Bagi saya, suami istri itu tak boleh main rahasia-rahasiaan. Semua harus transparan.
Semua aktifitas istri harus diketahui suami, dan semua aktifitas suami harus diketahui
istri. Jadi saran pertama saya, cerita pada suami aktifitas arisan itu. Meski kita punya
uang pribadi untuk pengeluaran itu. Agar kalau ada sebuah kondisi tertentu yang nggak
menyenangkan, suami sudah siap.

Kedua, tinggal seriusi jualan online-nya. Kalau masih palugada, kita bisa bilang itu masih
jualan online, belum bisa disebut bisnis online. Karena yang disebut bisnis online itu, kita
bisa dapat uang, tanpa perlu kita lagi yang mengurusi ini itu nya.

11. Emma

Bang Jendral, saya baru beberapa bulan memulai usaha di bidang makanan ringan, tapi omzet nya masih
sedikit. Saya dropshipper, ambil barang dari tangan kedua yg menyediakan berbagai macam merk snack,
karena itulah komisi yg diperoleh juga sedikit, hanya 10% dari setiap snack. Kalau snack seharga 10rb
untung saya hanya 1rb bang.

Saya sudah coba menaikkan harga, tapi saya lihat para pesaing justru harganya lebih murah. Saya
berjualan di IG, FP, BBM, WA, tokopedia dan shopee.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Kalau saya ambil barang langsung ke produsen, saya belum punya modal. Karena harus nyetok berbagai
macam merk snack di satu tempat agar memudahkan pengiriman dan saya juga harus jadi reseller dari
berbagai merk nantinya.

Menurut Bang Jendral, apa yg harus saya lakukan ya Bang? Mohon sarannya. Terima kasih.

 Jawab :
Sebenarnya semua produk itu bisa profitable. Artinya bisa menguntungkan. Hanya saja, ada
yang memang memungkinkan lebih cepat, ada yang agak lambat.
Kalau mau lebih cepat, silakan cari produk yang bisa margin lebih besar. Tapi tentu
effortnya lebih besar.

Misal : jualan snack dan jualan gamis, tentu lebih mudah jualan snack. Karena kita nggak
terlalu perlu sibuk mengedukasi. Dan biasanya repeat ordernya lebih kencang.
Jualan snack dengan margin 1rb sebenarnya nggak masalah. Asal bisa menjual ke 1000
orang per hari. Artinya, sebulan bisa mengantongi 30juta.

Atau bisa pakai minimal order. Jadi setiap pembeli minimal order snack 10pcs yang akhirnya
bisa menghasilkan margin 10ribu dari setiap pembeli. Tinggal jual ke 100 pembeli. Profit
1juta per hari. 30 hari berarti 30juta. Sama saja.
Dan potensi repeat ordernya besar juga. Hari ini orang beli, minggu depan mungkin sudah
beli lagi. Artinya, kita bisa lebih cepat punya captive market. Ceruk pasar. Kita sebut sebagai
loyal customer.
Asal mau bersabar, nanti akan bisa punya modal untuk dapatkan diskon lebih besar.

Jualan gamis marginnya besar, bisa 30rb per piece-nya. Tapi lebih sulit mengedukasi calon
customernya. Potensi repeat ordernya juga kecil. Artinya kalau orang beli hari ini, entah
berapa bulan lagi dia akan beli kembali ke kita.
Terserah saja mau yang mana. Yang penting kita bisa enjoy menjualnya.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

12. Windi

Bang Jend, saya punya saudara yang selalu mengeluh belum punya penghasilan, jadi saya coba bantu
mulai dari kasih saran, kasih peluang. Tapi alasannya banyaaaaaak banget.

Tiap dikasih saran atau peluang, ada aja yang dijadikan alasan. Gak dibantu ya saudara, dibantu
banyakan debatnya. Saya harus bagaimana?

 Jawab :
Kalau sudah dicoba dan hasilnya nihil, ya sudah mbak. Tugas kita hanya membantu. Kalau
mereka nggak mau dibantu, apa mau dikata lagi?
Sama kayak saya. Pengen rasanya bantu saudara-saudara saya itu untuk bisa memperbaiki
kondisi finansialnya. Tapi mentalnya payah.
Ya sudah mereka nikmati lah segala kesulitan hidupnya itu.
Kita juga punya kehidupan yang harus diurus.

13. Rahmania

Saya punya usaha rumah makan udah berjalan hampir 3tahun, tapi seperti jalan ditempat karna
keuntungannya masih saya gunakan untung menutupi hutang saya.

Saya mencoba menjalani bisnis jaringan online dan pertama mendapat bonus girangnya sampai sujud
syukur eh malah kesininya gak semangat jalaninnya, padahal harusnya semangat ya apalagi saya banyak
tanggungan.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Target saya tahun lalu hutang lunas karena awal tahun ini saya menikah tapi ternyata hutang saya
membengkak ditambah ortu dan suami saya mengetahuinya karena ada debt collector datang. Sedih
rasanya, serasa ingin mati saja melihat tatapan ortu yang kecewa sama saya.

Saya harus gimana Ki, biar saya menjadi pribadi yg maju dan gak pemalas . Jujur, saya orangnya kurang
pede. Makasih Ki..

 Jawab :
Jawaban saya sebenarnya mbak sudah tau.
Seriusi bisnisnya, komitmennya gedein. Kan udah tau punya utang. “ Serasa ingin mati saja melihat
tatapan ortu yang kecewa sama saya.” Kalau mati sekarang, utangnya akan dibawa mati. Nggak
akan masuk surga orang yang masih ada utangnya.

Ini urusan komitmen saja. Yang mbak harus lakukan ya bertekadlah yang kuat. Kerja keras mati-
matian untuk bayar utang itu. Nggak ada cara lain. Nggak usah berharap ada keajaiban tiba-tiba
utangnya lunas.

14. Marlinda

Di Video pertama tentang : rejeki tidak bisa diprediksi dan tidak terbatas.

Disini di sebutkan bahwa orang yang sudah bisa diprediksi rejekinya itu merupakan orang yang
membatasi rejekinya, contoh yang disebutkan adalah PNS

Pertanyaan :

Jika kita berbisnis membuat target setiap bulannya misal 10 juta perbulan, kalau lebih yaaa
Alhamdulillah. Nah...apakah dengan membuat target ini merupakan membatasi rejeki kita??
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

 Jawab :
ini sudah dijawab kemarin di pertanyaan mas Antoni. Kloter 1, pertanyaan nomor 14.

15. Dhian

Saya seorang IRT dari 2orang anak, sekaligus Dokter umum dari Batam yg bulan juli ini mau pindah ke
Jogja karena suami kuliah lagi.

Saya terlalu percaya dan yakin pada ketentuan Allah, asal ibadah wajib, sunah dijalanin, ilmu jualan
dipelajari, saya yakin setelah resign, saya bisa buka usaha, setelah di Jogja saya belum ingin praktek dg
alasan : ingin maximal bersama anak-anak.

Rencana bisnis offline saya mau buka ayam krispi (resep dari mertua, enak banget menurut saya) pakai
karyawan, semua modal sudah dipersiapkan sampe 6bulan kedepan.

Bisnis online saya belum tentukan mau jual apa, tp sdh ada beberapa listnya.

Pertanyaan : Kira-kira selain action, apa lagi yang harus dipersiapkan (modal sdh ada, calon karyawan
sudah ada, ilmu sedang dipelajari )?

Dan kira kira mana dulu yg harus saya jalani, satu persatu dulu atau langsung dua-duanya?

Kira kira ilmu apa saja yg harus dipelajari untuk menunjang bisnis offline-online saya nantinya?

 Jawab :
Yang perlu disadari, bisnis offline itu melelahkan. Meski sudah ada karyawan, di awal-
awal tetap harus kita yang bergerak aktif, untuk memastikan bahwa semuanya berjalan
sesuai rencana. Kalau langsung ditinggal, wah bisa berantakan.

Jadi, kalau pertanyaannya mana dulu yang harus dijalani antara bisnis online dan offline,
jawabnya : sesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Yang jelas, bisnis online lebih sedikit mengeluarkan effort daripada bisnis offline.
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Tapi kalau memang passionnya di bisnis offline itu, tinggal bisnis offline itu dioptimalkan
proses pemasarannya dengan online. Optimalkan social media untuk branding, dan
meningkatkan traffic di bisnis offline itu.

Ilmu yang perlu dikuasai ; manajemen keuangan bisnis & social media marketing.
Selanjutnya bisa melihat kebutuhan.

16. Rere

Bang, saya sedang hamil anak ke 4, HPL Juni. Punya 3 balita. Nah, karena saya merasa penghasilan
online lebih menghasilkan dan Alhamdulillah sudah 2-3x lipat gaji suami, saya punya keinginan bahwa
suami akan di rumah saja membantu jualan saya, sambil bantu jagain anak. Diapun setuju, nanti
mendekati HPL sudah resign.

Karena ilmu belum memadahi dan banyak yang suami tidak tahu, juga gak ada HP yang menunjang,
mumpung masih ada waktu saya ingin mengajari suami pelan-pelan. Dan saya pastinya membutuhkan
HP satu lagi yang punya kapasitas lumayan buat online suami nantinya, tapi saya masih punya
tanggungan hutang yang lumayan besar yang sedang saya cicil tiap bulan.

Menurut Bang Jendral, saya beli HP dulu sambil pelan-pelan cicil tiap bulan lunasi hutang, atau lunas
hutang semua dulu? Saya punya keyakinan jika punya Hp dulu, maka suami akan punya banyak waktu
untuk belajar online sebelum nantinya resign, dan akan lebih cepat untuk melunasi hutang-hutang kami.

Pertanyaan lain :

Saya sering iri dan punya keinginan besar untuk bisa infaq 10juta/bulan, keinginan lain punya rumah.
Tapi kata suami, utamakan dulu Qurban dan nabung buat Umroh dulu baru mikir rumah. Bagaimana
menurut Bang Jendral pendapat suami saya itu?

Ohya, Mengingat hutang saya yang masih lumayan besar dan masih mencicil, apakah keinginan saya di
atas termasuk menghayal atau sebuah impian yang Insya Allah akan terwujud nantinya?
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Ada pertanyaan lain, Gimana caranya agar suami tidak malas bangun Shalat Subuh Bang? Apakah tiap
dia tidur, dibisikin terus biar rajin Shalat Subuh? Makasih Bang.

 Jawab :
alhamdulillah..bersyukur mbak suami mau resign..
1. Beli hape dulu, sambil cicil bayar utang. Hape itu aset. Dan sifat aset, dia akan
membantu kita menghasilkan uang lebih banyak.
2. Pendapat suami mbak sudah benar. qurban diutamakan, nabung untuk umrah,
nabung beli rumah, dan tetap ada alokasi infaq.
3. Biar suami rajin shalat subuh, dipercikkan air setiap azan. :D

17. Memang kewajiban mencari nafkah itu adalah ada di suami. seperti yang ki jendral jawab kemarin.
Tapi Apa salah jika saya ingin suami resign dari pekerjaannya? Karena sy minta beliau all out urus bisnis
saya..

Kenapa harus resign? Karena penghasilan Dari online shop sy bisa 2 Kali lipat. bahkan ketika awal2
ngeolshop dulu bisa smpe 4 Kali lipat gaji suami saya.

dulu ketika sy belum punya baby. Sekarang sy sibuk dengan baby Jadi urusan olshop agak terbengkalai.

Saya sih memang dari dulu pengennya ya bisa fokus urus anak Dan suami. Dulu kenapa saya ngolshop
karena suami sempat di phk dari pekerjaannya. Phk tanpa diberi pesangon. Keadaan yang "memaksa"
saya merintis usaha olshop. Tapi Alhamdulillah sih ada hikmahnya. Saya punya usaha grosir kaos anak.
Dari tadinya modal 500.000 Sekarang stok kaos jualan saya beribu ribu kaos stoknya. Dari awal olshop
saya ga diizinin beli INI itu. Jadi yaa keuntungan dipakai buat modal kaos. Ada hikmahnya juga sih. Usaha
jadi berkembang Tanpa hutang.

Stok kaos udah banyak. Sehingga keuntungan sekarang Saya buat menabung buat beli Rumah. Karena
enggak mau cicil riba..
Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Tapi disaat ini olshop saya sepi banget. Pendapatan hanya dua kali lipat dari gaji suami. Ga kata dulu
seperi yang saya bilang Tadi.

Saya yakin suami bisa meneruskan bisnis ini. mengurus olshop saya ini. Sehingga penghasilan sy bisa
berkali Kali lipat Dari skrg INI.

Hanya ya masalahnya y

suami bilangnya gitu terus. Jawabannya berfikir keras melulu. Padahal pengen cepet punya Rumah.

Dulu pas di phk suami pengen fokus di online. Tapi bukan jualan produk tapi lebih ke jasa.. Bikinlah
usaha pembuatan website. Kondisi di phk Tanpa pesangon.

Di pikiran saya dulu. Usaha jual beli web kayakny lama banget menghasilkam uang. Ya iya. Kondisi saat
itu buat makan aja ga ada.

Jadi Saban hari saya " ngomel nangis sYalala" ya biasalah cewek. Pada akhirnya saya minta terus ke
suami cari kerja an minimal buat makan ada.

2 bulan di phk suami dipanggil kerja. Dan ngantor Lagi. Kata beliau takutnya saya gitu Lagi kayak dulu
kalo suami Ga punya kerja an. Saya sih udahh bilang. Atuh Sekarang mah udah banyak iNI stok jualan
saya. Yang pastinya saya ga akan "ngomel nangis kayak disinetron Kali " lain dulu main sekarang..

Gimana caranya agar suami mau bisa resign Dan fokus di olshop?

 Jawab :

Ini masalah klasik.


Intinya, kebanyakan suami itu punya gengsi yang besar. Nggak bisa disuruh-suruh resign begitu
saja, apalagi dengan alasan “penghasilan saya sudah lebih berkali lipat dari penghasilan suami.
Saya pengen suami bantu saya jualan saja.”

Nggak sesederhana itu cara berpikirnya.


Wealth Mindset #9 – Kloter 3

Nggak semua suami bisa dengan santai menjawab, “bantuin jualan istri..” ketika ada yang
bertanya, “Kerja dimana ?”
Suami juga mungkin punya pertimbangan, “nggak selamanya usaha itu lancar.” Jadi bagi
mereka, punya penghasilan tetap itu adalah usaha untuk mengamankan keluarganya dari
bahaya kelaparan. Terlepas dari anggapan itu tepat atau nggak. Begitulah mungkin persepsinya.

Satu-satunya cara ya terus diajak ngobrol. Coba dipetakan target-target dalam rumah tangga.
Ingin punya apa? ingin melakukan apa? Apa yang harus dilakukan untuk mencapai target-target
itu? Seperti apa kondisinya sekarang? Apakah kondisi sekarang memungkinkan untuk mencapai
target-target itu.

Bikin peta yang jelas, mau dibawa kemana rumah tangga kita.

Coba mbak ngobrol sama mbak Rere, di pertanyaan 16. Suaminya mau resign dan bantuin jualan
istri. Penghasilan istrinya 2-3 kali lipat penghasilan suami.

Anda mungkin juga menyukai