Anda di halaman 1dari 67

IMPLEMENTASI METODE BERMAIN PERAN

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


DI MTS

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah Swt yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “ Implementasi Metode Bermain Peran Dalam

Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MTs Mamba’ul Huda Tegalsari

Banyuwangi.”

Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita nabi

besar Muhammad Saw. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

tidak luput dari bantuan, bimbingan, kerja sama dari berbagai pihak. Sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM, selaku rektor IAIN Jember .

2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Bapak Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I, selaku ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam yang senantiasa memberikan arahan kepada peneliti.

4. Ibu Dewi Nurul Qomariyah, S.S, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang

dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu dan tenaganya dalam

membimbing, memberikan arahan, masukan, motivasi serta arahan-arahan

vi

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


kepada penulis selama menyusun skripsi.

vi
i
digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id
5. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember khususnya

di Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan bekal ilmu

kepada penulis. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.

6. Bapak Drs. Nurul Huda selaku Kepala Sekolah MTs Mamba’ul Huda yang

telah berkenan memberikan kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Mohamad Nur Kholiq, S.Ag, selaku guru mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam yang telah banyak memberikan bantuan dan informasi

sehingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga perbuatan dan amal baik yang telah bapak/ibu berikan mendapat

balasan terbaik dari Allah Swt. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

maupun bagi pembaca pada umumnya.

Jember, 6 Januari 2021

ix

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI.........................................................................iii

MOTTO.................................................................................................................iv

PERSEMBAHAN...................................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

ABSTRAK............................................................................................................viii

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Fokus Penelitian...........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6

E. Definisi Istilah..............................................................................................7

F. Sistematika Pembahasan..............................................................................8

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN...................................................................10

A. Penelitian Terdahulu..................................................................................10

B. Kajian Teori...............................................................................................13

1. Metode Pembelajaran...........................................................................13

3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam..........................................42

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................47

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................47

B. Lokasi Penelitian........................................................................................47

C. Subjek Penelitian........................................................................................48

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................49

E. Analisis Data..............................................................................................53

F. Keabsahan Data..........................................................................................55

G. Tahap-tahap Penelitian...............................................................................56

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................90

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus

membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Pendidikan merupakan

usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari

lembaga formal maupun informal dalam membantu proses transformasi

sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan.1Dengan adanya

pendidikan kita bisa mendewasakan diri, mengubah sikap dan tingkah laku

seseorang, membentuk watak, membangun pengetahuan dan kebiasaan-

kebiasaan untuk meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Sedangkan

menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dijelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.2

Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa pendidikan yang paling

utama ialah peserta didik secara aktif memiliki kekuatan spiritual keagamaan.

Adapun, dalam Undang-undang tentang SISDIKNAS juga tertulis, pada pasal

40 ayat (2) bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban

menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk. “4

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


Di dalam Islam seorang pendidik harus mampu menerapkan

pengajaran dengan cara yang baik, artinya pendidik harus mampu

menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Adapun

pendidikan agama Islam itu sendiri merupakan upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, bertakwa serta berakhlak mulia dalam mengamalkan

ajaran agama Islam yang bersumber dari al Quran dan hadist. Melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan serta penggunaan pengalaman.5

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

Dengan demikian metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan

proses belajar mengajar.6 Metode pembelajaran sangat berperan penting

dalam proses pembelajaran karena metode pembelajaran merupakan pondasi

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


3

awal untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas keberhasilan sebuah

pembelajaran. Peserta didik tidak akan berhasil dalam belajarnya jika metode

pembelajaran yang digunakan kurang tepat dengan kata lain peserta didik

kurang tertarik dengan proses pembelajaran. Jika pemilihan metode yang

digunakan tepat maka siswa akan mudah menerima dan memahami pelajaran

dengan baik.

Bermain peran adalah sebuah permainan dalam sebuah cerita dengan

tujuan atau cerita yang jelas. Sedangkan dalam dunia pendidikan, bermain

peran adalah suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk

mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. 7 Jadi, bermain peran adalah

salah satu metode yang digunakan di dalam proses pembelajaran yang dimana

peserta didik dituntut untuk aktif dalam belajar dan memainkan peran-peran

tertentu, sehingga metode ini sangat membantu peserta didik dalam belajar,

menciptakan suasana bahagia dan menyenangkan. Melalui kegiatan bermain

peran ini, peserta didik berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan

pengalaman. Baik itu, pengalaman dari dirinya sendiri, orang lain dan

lingkungan sekitarnya.

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah salah satu mata pelajaran

yang terdapat dalam pendidikan agama Islam dan diajarkan di berbagai

jenjang pendidikan Islam. SKI memiliki peranan yang sangat penting dalam

membentuk jiwa-jiwa generasi muda yang mampu merealisasikan nilai-nilai

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


4

ajaran agama dalam menghadapi segala problematika kehidupan masa kini

dengan menggunakan tolak ukur sejarah umat Islam di masa lampau.8

Permasalahan yang sering terjadi, khususnya pada mata pelajaran SKI,

yaitu minat membaca siswa rendah, kurang tepatnya guru dalam memilih dan

menggunakan metode pembelajaran, kurangnya respon siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung, hal ini membuat suasana pembelajaran kurang

menyenangkan sehingga membuat siswa kurang berpartisipasi dalam proses

belajar mengajar.9Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya

perbaikan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik

dalam belajar, salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran yang

menyenangkan seperti bermain peran yang melibatkan siswa aktif belajar.

Salah satu sekolah yang menerapkan sistem pembelajaran dengan

metode bermain peran, yaitu MTs Mamba’ul Huda Tegalsari Banyuwangi,

akan tetapi masih belum maksimal dalam penerapannya dikarenakan siswa

yang ditunjuk sebagai pemain biasanya merasa malu untuk

memerankannya.10Oleh karena itu, peneliti memilih lembaga ini sebagai

sasaran untuk mengimplementasikan metode bermain peran, khususnya pada

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

Berdasarkan hal di atas, maka peneliti mengangkat judul

“Implementasi Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam Di MTs Mamba’ul Huda Tegalsari Banyuwangi.”

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


5

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian yang dapat

diambil adalah:

1. Bagaimana implementasi metode bermain peran dalam pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Mamba’ul Huda Tegalsari Banyuwangi

2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode

bermain peran dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs

Mamba’ul Huda Tegalsari Banyuwangi ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tujuan penelitian pada dasarnya adalah untuk

menjawab permasalahan penelitian yang telah dipaparkan dalam fokus

penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian bergantung pada permasalahan

yang akan diteliti. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan tentang implementasi metode bermain peran dalam

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Mamba’ul Huda

Tegalsari Banyuwangi.

2. Menjelaskan faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode

bermain peran dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs

Mamba’ul Huda Tegalsari Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


6

Manfaat penelitian hendaknya dapat memberikan manfaat yang

terukur, jelas, dan baik dalam tatanan teoritis maupun praktis. Adapun

manfaat dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan, ilmu

pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman terkait implementasi

metode bermain peran dalam pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi

peneliti maupun bagi pembaca pada umumnya.

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan keilmuan

dan memperkaya bahan pustaka terkait implementasi metode bermain

peran dalam pembelajaran di lembaga perguruan tinggi khususnya di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Lembaga Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan wacana baru dan

informasi untuk warga sekolah khususnya di MTs Mamba’ul Huda

dalam mengembangkan implementasi metode bermain peran dalam

pembelajaran.

b. Bagi IAIN Jember

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

wacana baru yang positif serta dapat menjadi ilmu pengetahuan tentang

implementasi metode bermain peran dalam pembelajaran yang dapat

bermanfaat untuk kedepannya.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


7

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan

pengetahuan bagi peneliti dalam menulis karya tulis ilmiah tentang

implementasi metode bermain peran dalam pembelajaran sebagai bekal

penelitian di kemudian hari.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah digunakan untuk menegaskan istilah yang ada dalam

judul penelitian ini. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahfahaman

dalam memahami judul penelitian ini. Adapun definisi istilah yang perlu

dideskripsikan sebagai berikut:

1. Metode Pembelajaran Bermain Peran

Bermain peran merupakan cara yang digunakan pendidik dalam

proses pembelajaran melalui penghayatan dan imajinasi siswa dengan

memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati yang melibatkan

interaksi antara dua siswa atau lebih, tergantung pada apa yang diperankan.

2. Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan suatu peristiwa yang benar-

benar terjadi di masa lampau yang di dalamnya terkandung pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, adat isti-adat, moral, dan hukum yang terjadi pada

masa Islam pada zaman dahulu sampai sekarang.

F. Sistematika Pembahasan

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


8

Untuk mempermudah memahami dan mempelajari alur pembahasan

skripsi, maka dalam sistematika pembahasan terbagi menjadi lima bab, yaitu:

BAB satu berisi tentang pendahuluan yang di dalamnya membahas

tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. Pada bab ini berfungsi

untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam penelitian.

BAB dua berisi tentang kajian kepustakaan yang di dalamnya

membahas tentang penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini

dan kajian teori. Pada bab ini bertujuan untuk menguraikan kajian teori

tentang metode bermain peran dan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

BAB tiga berisi tentang metode penelitian yang di dalamnya

menguraikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian,

subjek penelitian, teknik pengupulan data, analisis data, keabsahan data dan

tahap-tahap penelitian. Pada bab ini berfungsi sebagai metode untuk

melakukan penelitian dengan melakukan beberapa cara untuk mempermudah

peneliti menganalisis data.

BAB empat berisi tentang penyajian data dan analisis yang di

dalamnya menguraikan tentang gambaran objek penelitian, penyajian data

dan analisis serta pembahasan dan temuan. Berfungsi untuk menganalisis data

yang telah diperoleh dari beberapa temuan kemudian dapat disesuaikan

dengan kajian teori yang telah ada.

BAB lima menjadi bagian terakhir dari skripsi yang di dalamnya berisi

kesimpulan dan saran. Pada bab ini berfungsi sebagai gambaran dari hasil

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


9

penelitian yang telah dilakukan peneliti yaitu berupa kesimpulan. Sedangkan

saran-saran gunanya untuk memberikan masukan yang membangun terkait

penelitian yang telah dilakukan.

Bagian akhir, berisi tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran yang

berisi matrik penelitian, instrumen penelitian, jurnal penelitian, dokumentasi,

surat pernyataan keaslian tulisan, surat izin penelitian, RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran), ringkasan materi, naskah drama, surat keterangan

selesai melakukan penelitian dan biodata penulis.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berisi tentang berbagai hasil penelitian yang telah

dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menguji adanya

keterkaitan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang hendak dikembangkan,

yakni:

1. Nuthviani Kusumawardhani, 2012. (Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta):“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah

Kebudayaan Islam Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Yogyakarta II Melalui Strategi Role Playing (Bermain Peran).”

Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sama-sama

membahas tentang metode role playing (bermain peran) pada mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Perbedaannya adalah penelitian ini

lebih fokus pada suatu tindakan atau pelaksanaan metode bermain peran

pada mata pelajaran SKI, sedangkan penelitian terdahulu lebih

memfokuskan dalam prestasi belajar siswa pada mata pelajaran SKI. Pada

penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif,

sedangkan penelitian terdahulu menggunakan jenis penelitian tidakan

kelas. Penelitian ini bertempat di MTs Mamba’ul Huda Tegalsari

Banyuwangi, sedangkan penelitian terdahulu bertempat di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Yogyakarta II.

10

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


11

2. Nevi Ermita, 2018. (Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung):

“Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Bahasa Pada

Anak Usia Dini Di TK Assalam 1 Sukarame Bandar Lampung.”

Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu sama-sama

membahas tentang metode role playing (bermain peran) dan sama-sama

menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Adapun perbedaannya

penelitian terdahulu terfokus untuk meningkatkan bahasa pada anak usia

dini, sedangkan pada penelitian ini lebih terfokus pada

pengimplementasian metode bermain peran pada mata pelajaran SKI.

Lokasi dan obyek penelitian, pada penelitian terdahulu di TK Assalam 1

Sukarame Bandar Lampung, sedangkan pada penelitian ini di MTs

Mamba’ul Huda Tegalsari Banyuwangi.

3. Siti Hasanatul Mardiah, 2015. (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta):

“Implementasi Metode Role Playing Dalam Meningkatkan Minat Belajar

PAI Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di SMPN 1 Cimarga Rangkas

Bitung Lebak-Banten).”

Persamaan yang terdapat dalam peelitian ini adalah sama-sama

membahas tentang metode role playing (bermain peran). Sedangkan

perbedaannya adalah penelitian terdahulu lebih memfokuskan pada minat

belajar siswa pada mata pelajaran PAI, sedangkan pada penelitian ini

lebih terfokus pada pengimplementasian metode bermain peran pada mata

pelajaran SKI. Selain itu pada penelitian terdahulu menggunakan jenis

penelitian tindakan kelas.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


12

Tabel 2.1
Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian

No Nama Judul Persamaan Perbedaan


1 2 3 4 5
1. Nuthviani Upaya Meningkatkan Sama-sama membahas a. Penelitian ini lebih
Kusumawardhani, Prestasi Belajar Sejarah tentang metode role fokus pada suatu
2012 Kebudayaan Islam Pada playing (bermain tindakan atau
Siswa Kelas V peran) pada mata pelaksanaan metode
Madrasah Ibtidaiyah pelajaran Sejarah bermain peran pada
Negeri Yogyakarta II Kebudayaan Islam mata pelajaran SKI,
Melalui Strategi Role (SKI). sedangkan
Playing (Bermain penelitian terdahulu
Peran). lebih memfokuskan
dalam prestasi
belajar siswa pada
mata pelajaran SKI.
b. Pada penelitian ini
menggunakan jenis
penelitian kualitatif
deskriptif,
sedangkan
penelitian terdahulu
menggunakan jenis
penelitian tidakan
kelas.
c. Penelitian ini
bertempat di MTs
Mamba’ul Huda
Tegalsari
Banyuwangi,
sedangkan
penelitian terdahulu
bertempat di
Madrasah
Ibtidaiyah Negeri
Yogyakarta II.
2. Nevi Ermita, Penerapan Metode a. Sama-sama a. Penelitian
2018 Bermain Peran Untuk membahas tentang terdahulu terfokus
Meningkatkan Bahasa metode role playing untuk
Pada Anak Usia Dini Di (bermain peran) meningkatkan
TK Assalam 1 b. Sama-sama bahasa pada anak
Sukarame Bandar menggunakan jenis usia dini,
Lampung. penelitian kualitatif sedangkan pada
deskriptif. penelitian ini lebih
terfokus pada

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


13

No Nama Judul Persamaan Perbedaan


1 2 3 4 5
pengimplementasia
n metode bermain
peran pada mata
pelajaran SKI
b. Lokasi dan obyek
penelitian, pada
penelitian
terdahulu di TK
Assalam 1
Sukarame Bandar
Lampung,
sedangkan pada
penelitian ini di
MTs Mamba’ul
Huda Tegalsari
Banyuwangi.
3. Siti Hasanatul Implementasi Metode Sama-sama membahas a. Penelitian terdahulu
Mardiah, 2015 Role Playing Dalam tentang metode role lebih memfokuskan
Meningkatkan Minat playing (bermain pada minat belajar
Belajar PAI Siswa peran). siswa pada mata
(Penelitian Tindakan pelajaran PAI,
Kelas Di SMPN 1 sedangkan pada
Cimarga Rangkas penelitian ini lebih
Bitung Lebak-Banten). terfokus pada
pengimplementasia
n metode bermain
peran pada mata
pelajaran SKI
b. Pada penelitian
terdahulu
menggunakan jenis
penelitian tindakan
kelas.

B. Kajian Teori

1. Metode Pembelajaran

Metode merupakan suatu cara yang sudah direncanakan dan

dirancang secara matang oleh pendidik untuk mencapai keinginan yang

diharapkan. Sedangkan metode pembelajaran merupakan cara yang

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


14

digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Karena

penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode

pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru

dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran merupakan alat

untuk menciptakan proses belajar mengajar.

Mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam

menciptakan situasi belajar, oleh karena itu metode yang digunakan oleh

guru harus mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa

sehubungan dengan kegiatan mengajar. Dengan kata lain, proses belajar

mengajar merupakan proses interaksi edukatif antara guru yang

menciptakan suasana belajar dan siswa yang memberi respon terhadap

usaha guru tersebut.

Metode pembelajaran yang diterapkan guru memungkinkan siswa

banyak belajar proses (learning by process), bukan hanya belajar produk

(learning by product). Belajar produk pada umumnya hanya menekankan

pada segi kognitif, sedangkan belajar proses dapat memungkinkan

tercapainya tujuan belajar dari segi kognitif, afektif (sikap) maupun

psikomotor (ketrampilan). Oleh kerena itu, pembelajaran harus diarahkan

untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih banyak menekankan

pembelajaran melalui proses. Gagne dan Riggs dalam hal ini melihat

pentingnya proses belajar siswa secara aktif dalam pembelajaran. Jadi,

yang penting dalam mengajar bukan upaya guru menyampaikan materi

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


15

pembelajaran, tetapi bagaimana siswa dapat mempelajari materi

pembelajaran sesuai dengan tujuan. Upaya guru merupakan serangkaian

peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa belajar. Hal ini berarti peranan

guru berubah, dari yang semula sebagai penyaji materi pembelajaran,

menjadi pemberi pengaruh dan pemberi kemudahan untuk terjadinya

proses belajar siswa.11

Dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah cara

yang digunakan guru dalam pembelajaran yang sebelumnya sudah

dipersiapkan dan dirancang sebaik mungkin demi mewujudkan

pembelajaran yang baik.

a. Tujuan Metode Pembelajaran

Pada dasarnya tujuan utama metode pembelajaran adalah untuk

membantu mengembangkan kemampuan siswa secara individu

sehingga mampu menyelesaikan masalahnya. Adapun beberapa tujuan

dari adanya metode pembelajaran adalah:

1) Untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan,

ketrampilan, sikap kepribadian yang baik.

2) Untuk membiasakan belajar memahami, berpikir sehat, rajin dan

mengajukan ide atau pendapat.12

3) Untuk membantu proses belajar mengajar sehingga pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara terbaik.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


16

4) Untuk membantu menemukan, menguji, dan menyusun data yang

dibutuhkan dalam upaya pengembangan disiplin suatu ilmu.

5) Untuk memudahkan proses pembelajaran dengan hasil yang baik

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

6) Untuk menghantarkan sebuah pembelajaran ke arah yang ideal

dengan tepat, cepat dan sesuai dengan yang diharapkan.

7) Agar proses pembelajaran dapat berjalan dalam suasana

menyenangkan dan penuh motivasi sehingga materi pembelajaran

lebih mudah dimengerti oleh siswa.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

metode pembelajaran bertujuan memudahkan peserta didik memahami

materi pembelajaran dan memudahkan pendidik untuk menyampaikan

materi demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

b. Macam-macam Metode Pembelajaran

1) Metode Tanya Jawab

Tanya jawab merupakan metode dalam menyampaikan

suatu informasi melalui interaksi antara guru dan siswa. Metode ini

merupakan suatu cara untuk menyampaikan pelajaran sekolah

dengan cara seorang pengajar memberikan pertanyaan kepada

siswa. Selain itu, metode ini dilakukan untuk melihat sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Dalam metode ini berisi interaksi antara guru dan siswa, kedua

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


17

belah pihak sama-sama aktif. Setiap siswa juga harus aktif tanpa

menunggu dari guru memberikan pertanyaan.13

Metode Tanya jawab ini dapat membuat siswa aktif

dikarenakan adanya dialog antara pendidik dan peserta didik,

dimana keduanya saling bertanya dan menjawab.

2) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode dengan

menggunakan alat, benda ataupun bahan informasi yang dapat

memberikan gambaran yang nyata. Selain itu, untuk memperjelas

juga bisa dengan bentuk praktikum mengenai materi. Penggunaan

alat atau benda dapat memudahkan setiap murid memahami materi

yang telah disampaikan oleh guru.

3) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode pembelajaran dengan

cara menyampaikan informasi pembelajaran kepada murid secara

lisan. Metode ini cocok bila diterapkan di tempat dengan jumlah

pendengar yang cukup besar, misalnya di dalam gedung atau di

dalam kelas dengan jumlah murid yang cukup banyak. Dengan

metode ini, seorang pengajar akan lebih mudah menjelaskan materi

sekaligus proses pembelajaran akan berjalan secara efektif.14

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan

suatu metode yang biasanya digunakan oleh pendidik untuk

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


18

menyampaikan materi pembelajaran, namun disini pendidik

berperan aktif di dalam penyampaian materi sedangkan peserta

didik hanya mendengarkan dan mencermati apa yang disampaikan

oleh pendidik. Apabila pendidik dalam menyampaikan materi

dengan metode ini terlalu berlebihan maka peserta didik juga akan

merasa jenuh, bosan, bahkan mengantuk sehingga materi

pembelajaran tidak dapat dicerna dan difahami dengan baik. Untuk

itu, sebaiknya guru bisa mengatur porsi ceramahnya dalam

menyampaikan materi pembelajaran.

4) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah sebuah metode pembelajaran yang

berkaitan dengan pemecahan suatu masalah yang dilakukan oleh

beberapa orang. Metode ini sangat cocok diterapkan pada

kelompok yang berjumlah tidak terlalu banyak. Dalam praktiknya

metode diskusi ini lebih mengutamakan interaksi antara individu,

serta untuk merangsang daya pikir setiap peserta diskusi. 15 Metode

ini menghendaki agar siswa dan guru serta siswa yang satu dengan

yang lain terjadi interaksi dan saling bertukar pengalaman maupun

informasi dalam memecahkan suatu masalah. Kegiatan ini melatih

siswa untuk bisa menghargai pendapat orang lain.

15
Rahman., 36.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


19

5) Metode Jigsaw

Dalam metode ini guru membagi satuan informasi yang

besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya, guru

membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif, yang terdiri

atas empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab

terhadap penguasaan setiap komponen atau sub-topik yang

ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari tiap-tiap

kelompok yang bertanggung jawab terhadap sub-topik yang sama

membentuk kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga orang.

Setiap siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas

kooperatifnya dalam belajar dan menjadi ahli dalam sub-topik

bagiannya, merencanakan cara mengajarkan sub-topik bagiannya

kepada anggota kelompoknya semula. Selain itu, siswa tersebut

kembali lagi kepada kelompok masing-masing sebagai “ahli”dalam

sub-topiknya dan mengajarkan informasi penting dalam sub-topik

tersebut kepada temannya. Ahli dalam sub-topik lainnya juga

bertindak serupa. Dengan demikian, seluruh siswa bertanggung

jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi

yang ditugaskan oleh guru. Oleh karena itu, setiap siswa dalam

kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.16

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode jigsaw adalah teknik

pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru yang memiliki

16
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, 92.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


20

tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.

Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,

ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara

mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba

untuk mempelajari semua materi pembelajaran sendirian. Jigsaw

merupakan teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena

metode ini dapat mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi

yang tinggi.

6) Metode Bermain Peran

Bermain peran adalah sebuah permainan dalam sebuah

cerita dengan tujuan atau cerita yang jelas sedangkan dalam ranah

pendidikan bermain peran adalah suatu aktivitas pembelajaran

terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan

yang spesifik.17

Metode bermain peran dapat membantu siswa maupun guru

dalam mamahami materi pembelajaran yang umumnya sulit

dicerna. Metode pembelajaran bermain peran juga memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bermain peran sesuai dengan

materi yang diajarkan guru. Oleh karena itu, sebelum memulai

memainkan peran siswa dituntut untuk belajar dan berlatih dahulu

sebelum memainkan perannya. Hal ini tidak hanya membuat siswa


21

lebih aktif dalam belajar, tetapi juga membuat siswa berfikir kritis

dan membangun suasana belajar yang menyenangkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode bermain peran adalah

suatu kegiatan pembelajaran di mana siswa menjadi aktif dalam

belajar dan memainkan peran-peran tertentu, sehingga pada

dasarnya metode bermain peran merupakan salah satu sarana yang

dapat membantu siswa dalam belajar.

c. Faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran

1) Murid atau Peserta Didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.18

Dalam hal ini guru berkewajiban untuk mendidiknya, guru

akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar

belakang kehidupan yang berbeda-beda. Status sosial mereka pun

bermacam-macam. Demikian mengenai hal jenis kelamin mereka.

Guru dapat menggerakkan siswa jika metode mengajar yang sesuai

dengan tingkat perkembangan siswa, baik secara kelompok

maupun secara individu.

2) Tujuan Pembelajaran yang Hendak Dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan

belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


22

berbagai jenis dan fungsinya. Secara hirarki tujuan itu bergerak dari

yang rendah hingga yang tinggi, yaitu intruksional atau tujuan

pembelajaran, tujuan kurikuler dan tujuan kurikulum, tujuan

intruksional dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran

merupakan tujuan intermedier antara yang paling langsung dalam

kegiatan belajar mengajar di kelas.19

Adanya proses pembelajaran bertujuan agar peserta didik

mendapatkan pengalaman belajar dan perubahan tingkah laku

menjadi lebih baik. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta

didik mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri.

Dengan adanya tujuan yang hendak dicapai dalam suatu

pembelajaran diharapkan pembelajaran akan menjadi terarah.

Pemilihan metode pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap

tujuan yang hendak dicapai.

3) Faktor Materi Pembelajaran

Dalam menerapkan metode mengajar hendaknya guru

memperlihatkan bahan pengajaran baik isi, sifat, maupun

cakupannya. Guru hendaknya mampu menguraikan bahan

pengajaran ke dalam unsur-unsur secara rinci. Pemilihan metode

yang tepat disatu sisi akan memudahkan siswa untuk

mempelajarinya, disisi lain dapat memberikan gambaran yang

hendak digunakan dalam mengajar.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


23

4) Situasi Belajar Mengajar

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak

selamanya sama dari hari ke hari. Pada waktu boleh jadi guru ingin

menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar

ruang sekolah. Maka dalam hal ini tentu memilih metode mengajar

harus sesuai dengan situasi yang diciptakan.20

5) Faktor Alokasi Waktu Pembelajaran

Suatu rancangan pembelajaran dikatakan baik apabila

penggunaan alokasi waktu pembelajaran berjalan secara optimal.

Alokasi waktu dapat mempengaruhi metode pembelajaran yang

digunakan, dimana dalam kegiatan pembelajaran pasti ada

pembukaan, inti, dan penutup. Untuk itu pendidik harus pintar-

pintar dalam menyesuaikan antara alokasi waktu yang sudah

ditetapkan dengan metode yang akan digunakan.

6) Guru atau Pendidik

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama

bagi pendidik pada perguruan tinggi.21

Setiap pendidik mempunyai latar belakang dan kompetensi

yang berbeda. Kompetensi ini diukur melalui pendidikan yang

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


24

ditempuh. Kurangnya metode yang dikuasai pendidik dapat

menghambat proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik harus

menyesuaikan metode yang digunakan dengan kemampuan yang

dimilikinya.

7) Fasilitas Belajar Mengajar

Suatu lembaga pendidikan diharuskan memiliki berbagai

sarana dan fasilitas yang berfungsi menunjang proses pembelajaran

di sekolah. Guru idealnya memperhitungkan peran fasilitas tersebut

dalam menetapkan metode mengajar yang akan digunakan. Guru

hendaknya cakap menggunakan fasilitas tertentu, guru yang tidak

akan mampu menerapkan metode-metode dan sesuai meskipun

fasilitas memadai.22

d. Suasana Belajar Yang Menyenangkan

1) Pengertian PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif,

Menyenangkan)

PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus

berpusat pada anak (student centered learning) dan pembelajaran

harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar siswa

termotivasi untuk tetap belajar sendiri tanpa diperintah dan agar

mereka tidak merasa takut atau terbebani. Disamping upaya untuk

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


25

terus memotivasi anak agar anak mengadakan eksplorasi, kreasi,

dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.23

Tujuan PAKEM itu sendiri adalah untuk menciptakan suatu

lingkungan belajar yang lebih melengkapi siswa dengan

ketrampilan-ketrampilan, pengetahuan dan sikap bagi

kehidupannya kelak. Guru menciptakan suasana sehingga siswa

aktif bertanya, memberikan tanggapan, mengungkapkan ide, dan

mendemonstrasikan gagasan atau idenya.

PAKEM dapat menjadi pedoman bertindak untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. PAKEM itu sendiri merupakan

singkatan dari pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan.

a) Pembelajaran Partisipasif

Dalam pembelajaran partisipatif lebih menekankan siswa

dalam keterlibatan dalam suatu aktivitas pembelajaran, disini

bukan hanya guru yang berperan aktif dalam penyampaian

materi atau berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran,

melainkan siswa juga harus diberikan kesempatan untuk ikut

berpartisipasi juga, seperti menyampaikan argumennya,

memberikan kritikan, saran atau masukan dan lain sebagainya.

Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator, sehingga

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


26

diharapkan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam

mengembangkan potensi yang dimilikinya.

b) Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif merupakan model pembelajaran yang

lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses

berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji

dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka

mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan

kompetensinya. Dalam metode pembelajaran aktif, guru lebih

memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang

mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran dengan

terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang

akan dicapai dalam proses pembelajaran.24

Dalam proses pembelajaran memang harus

mencerminkan keaktifan. Sehingga diharapkan siswa dapat aktif

dalam aktivitas belajar, dimulai dari mencari informasi dan

pengetahuan yang baru. Sehingga diharapkan siswa dapat

meningkatkan kompetensi dan pemahamannya.

c) Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif merupakan sebuah proses

mengembangkan kreativitas peserta didik karena pada dasarnya

setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang

tidak

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


27

pernah berhenti. Dalam pembelajaran kreatif, guru harus

memotivasi dan memunculkan kreativitas peserta didik selama

proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

beberapa metode dan strategi yang variatif, misalnya kerja

kelompok, pemecahan masalah dan sebagainya.25

Dalam hal ini guru juga dituntut untuk sekreatif mungkin

dalam merancang suatu pembelajaran. Hal ini bertujuan agar

pembelajaran di kelas tidak membosankan bagi siswa. Selain

itu, guru juga harus terampil dalam memilih metode yang sesuai

dengan materi yang akan diajarkan, sehingga dapat memenuhi

tingkat kemampuan siswanya.

d) Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika peserta didik

memperoleh berbagai pengalaman baru (new eksperiences) dan

menunjukkan perubahan perilaku menuju titik akumulasi

kompetensi yang diharapkan. Hal ini dapat tercapai jika guru

melibatkan peserta didik dalam perencanaan dan proses

pembelajaran.

Dalam pembelajaran efektif, peserta didik dilibatkan

secara aktif karena mereka adalah pusat kegiatan pembelajaran

dan pembentukan kompetensi. Untuk menciptakan proses

pembelajaran yang efektif, guru harus memperhatikan beberapa

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


28

hal yang mendasar yaitu pengelolaan tempat belajar,

pengelolaan peserta didik, pengelolaan kegiatan pembelajaran,

pengelolaan isi/ materi pelajaran, dan pengelolaan sumber

belajar.26

Pembelajaran yang efektif tercipta apabila pembelajaran

tersebut bermakna bagi siswa. Pembelajaran dapat dikatakan

efektif apabila tujuan pembelajaran yang sebelumnya

direncanakan dapat tercapai dengan baik.

e) Pembelajaran Menyenangkan

Proses belajar dan pembelajaran harus mampu

berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan

mengesankan. Pembelajaran yang menyenangkan merupakan

pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara

guru dan peserta didik tanpa ada perasaan tertekan. Guru

memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik di kelas

sehingga tidak ada beban bagi peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang

menyenangkan, guru dituntut untuk mendesain materi

pembelajaran dengan baik serta mengombinasikannya dengan

strategi belajar dan pembelajaran yang mengedepankan

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


29

keterlibatan aktif peserta didik di kelas, seperti simulasi, game,

team quis, bermain peran dan sebagainya.27

Dalam proses pembelajaran menyenangkan biasanya

dapat membuat hati dan suasana peserta didik senang dalam

mengikuti proses pembelajaran sehingga pembelajaran akan

menyenangkan dan tidak timbul rasa jenuh atau bosan.

2. Metode Bermain Peran

a. Pengertian Metode Bermain Peran

Pada era zaman sekarang begitu banyak metode pembelajaran

yang dapat digunakan oleh pendidik dalam mengajar. Namun tidak

banyak pendidik yang memahami dan mengaplikasikan metode

pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran. Masih banyak

pendidik yang menggunakan metode ceramah, padahal esensinya

siswa lah yang diharuskan untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Akibatnya banyak peserta didik yang merasa jenuh dan malas.

Dampak dari kejenuhan tersebut dapat membuat siswa tidak semangat

belajar sehingga menghambat tujuan pembelajaran. Dengan demikian,

apa yang disampaikan oleh pendidik tidak dapat diserap baik oleh

peserta didik. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut

yaitu dengan meggunakan metode bermain peran. Hal ini dimaksud

agar dalam proses pembelajaran tercipta suasana belajar yang

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


30

menyenangkan, berikut ulasan tentang pengertian metode bermain

peran:

Bermain peran adalah sebuah permainan dalam sebuah cerita

dengan tujuan atau cerita yang jelas, sedangkan dalam ranah

pendidikan bermain peran adalah suatu aktivitas pembelajaran

terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan

yang spesifik.28

Menurut Cucu Sutianah, metode bermain peran adalah motode

pembelajaran dengan cara memberikan peran-peran tertentu kepada

peserta didik dan mendramatisasikan peran tersebut dalam sebuah

pentas. Bermain peran adalah salah satu motode pembelajaran

interaksi sosial yang menyediakan kesempatan kepada murid untuk

melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif dengan

personalisasi. Dari penjelasan tersebut maknanya adalah bahwa

metode pembelajaran bermain peran merupakan pembelajaran yang

mengarahkan siswa untuk melatih ketrampilan bersikap dan berbicara

dalam suatu interaksi sosial yang terjadi pada proses pembelajaran.29

Sedangkan menurut Wina Sanjaya bermain peran adalah

metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan

untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


31

aktual, atau kejadian yang mungkin akan muncul pada masa

mendatang.30

Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah cara

penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi

dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan

dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau

benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu

orang, bergantung pada apa yang diperankan.31

Jadi dapat disimpulkan bahwa bermain peran adalah suatu

metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memainkan

peran-peran tertentu. Biasanya metode ini digunakan oleh pendidik

dalam suatu proses pembelajaran. Hal ini dilakukan pendidik agar

peserta didik menjadi aktif dan untuk mencapai tujuan pendidikan

yang diinginkan.

Metode bermain peran ini sangat cocok digunakan pada:

1) Pelajaran yang menerangkan peristiwa yang dialami dan

menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis,

seperti mata pelajaran sejarah.

2) Serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau,

sehingga sangat cocok jika memakai metode bermain peran.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


32

3) Pelajaran yang bertujuan untuk melatih siswa agar menyelesaikan

masalah-masalah yang bersifat psikologis, karena berhubungan

langsung dengan kondisi fisik masing-masing siswa tersebut.

4) Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan memberi

kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta

permasalahannya.32

Metode ini sangat membantu pendidik maupun peserta didik

dalam memahami pelajaran sejarah yang umumnya sulit dicerna dan

difahami. Pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam biasanya

menerangkan peristiwa-peristiwa atau cerita yang terjadi di masa

lampau. Pada mata pelajaran ini biasanya siswa malas untuk

membaca, jadi melalui metode ini dapat membantu siswa untuk

memahami maksud dan tujuan dari cerita tersebut. Selain itu dengan

metode bermain peran ini dapat membantu siswa untuk bergaul

dengan siswa lain.

b. Tujuan Metode Bermain Peran

Adapun tujuan dari metode pembelajaran bermain peran adalah:

1) Melatih peserta didik untuk mendengarkan dan menangkap cerita

singkat dengan teliti sehingga melatih daya ingat, nalar, dan

analisis dari peserta didik. Ini merupakan dasar pelatihan penting

bagi proses pembelajaran peserta didik selanjutnya.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


33

2) Memotivasi dan memupuk keberanian peserta didik agar ia

mampu tampil di depan kelas, mengeksplorasi apa yang difahami

dan fenomena yang dirasakannya kepada peserta didik yang lain,

serta memunculkan inisiatif dari peserta didik untuk berkompetisi.

3) Mendorong peserta didik agar ia menghasilkan daya cipta yang

melahirkan kreativitas dalam memandang dan memberikan solusi

atas fenomena yang terjadi.

4) Mendorong peserta didik untuk mampu menyatakan pendapat.

Menyatakan pendapat merupakan salah satu proses kreatif yang

penting bagi peserta didik dalam pembelajaran. Melalui

kemampuan menyatakan pendapat tersebut, kemampuan peserta

didik akan semakin tampak.

5) Melatih peserta didik untuk menghargai peserta didik yang lain

karena peserta didik yang satu dan peserta didik yang lain belum

tentu memiliki pendapat yang sama.

6) Mendorong peserta didik untuk memiliki ketrampilan dalam

menilai kemampuan peserta didik yang lain. Melalui kemampuan

ini secara tidak langsung juga memberikan pengalaman kepada

peserta didik untuk berfikir logis dan memberikan pertimbangan.

7) Mendalami fenomena dan permasalahan yang terjadi dalam proses

pembelajaran. Pendalaman tersebut akan menghantarkan peserta

didik agar ia mampu menyajikan berbagai alternatif solusi dalam

menyelesaikan fenomena dan permasalahan yang terjadi.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


34

8) Mendorong peserta didik untuk berfikir solutif atas berbagai

fenomena yang terjadi dan cara untuk mengimplementasikan dan

menyikapi berbagai alternatif solusi tersebut.

Tujuan bermain peran menurut Donni Juni Priansa adalah:

1) Belajar dengan berbuat

2) Belajar melalui peniruan (imitasi)

3) Belajar melalui umpan balik

4) Belajar melalui pengkajian, penilaian dan pengulangan. 33

Sedangkan menurut Lif Khoiru Ahmad, tujuan dari bermain

peran adalah menggali perasaannya, memperoleh inspirasi dan

pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai dan persepsinya,

mengembangkan ketrampilan dan sikap dalam memecahkan masalah,

mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara hal ini akan

bermanfaat bagi siswa pada saat terjun kemasyarakat kelak karena

siswa akan mendapatkan diri dalam situasi dimana begitu banyak

peran terjadi, seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga, dan

lingkungan kerja.34

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran bermain peran bertujuan untuk memberikan

kemudahan kepada peserta didik untuk mendalami materi,

menyampaikan materi, menimbulkan rasa empati terhadap sesama,

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


35

mengembangkan ketrampilan dan sikap agar mencapai tujuan yang

diinginkan.

c. Manfaat Metode Pembelajaran Bermain Peran

Sejumlah manfaat penting pembelajaran bermain peran

menurut Donni Juni Priansa adalah mendorong peserta didik untuk:

1) Menghayati dan menghargai perasaan orang lain

2) Belajar cara membagi tanggung jawab

3) Belajar cara megambil keputusan dalam situasi kelompok secara

spontan

4) Merangsang kelas untuk berpikir dalam memecahkan masalah.

Selain keempat manfaat di atas, juga terdapat beberapa manfaat

lain dari pembelajaran bermain peran adalah sebagai berikut:

1) Pelatihan

2) Pemetaan kemampuan peserta didik

3) Menghidupkan suasana diskusi

4) Psikologi sosial

5) Menumbuhkan minat peserta didik

6) Inisiatif dan kreativitas.35

d. Faktor Yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran Bermain

Peran

Beberapa faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran

bermain peran adalah:

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


36

1) Guru

Guru tidak diperkenankan untuk bersifat apriori. Oleh

karena itu, ia harus mengizinkan setiap peserta didik untuk

menghayati dan memahami fenomena sosial dengan caranya

sendiri. Apa yang ia lakukan, keputusan apa yang akan dipilih

merupakan kebebasan dari pemeran.

2) Peserta didik

Dramatisasi ini akan berhasil apabila peserta didik dapat

menjiwai perannya dengan baik serta mampu bertingkah laku

sebagaimana dalam situasi sesungguhnya.

3) Bahan

Sesuatu yang akan didramatisasikan dikatakan bagus apabila

terdapat kesesuaian bahan dengan peserta didik sebagai

pemerannya. Kriteria pemilihan bahan, antara lain:

a) Sesuai dengan perkembangan jiwa peserta didik

b) Memperkaya pengalaman sosial peserta didik

c) Cukup mengandung sikap dan perbuatan yang akan

didramatisasikan peserta didik

d) Tidak mengandung adegan yang bertentangan dengan nilai

pancasila, agama dan kepribadian bangsa.36

Kesimpulannya ialah dalam proses belajar mengajar memang

tidak akan lepas dari peran guru, adanya peserta didik, dan bahan

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


37

pembelajaran. Apabila seorang pendidik menerapkan suatu metode

pembelajaran maka harus mempersiapkan bahan pembelajaran yang

sesuai dengan metode yang akan digunakan dan sesuai dengan

kebutuhan peserta didik. Karena 3 faktor tersebut saling keterkaitan

satu sama lain.

e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran

Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Maka dari itu seorang pendidik harus pintar-pintar dalam memilih dan

memanfaatkan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Adapun metode bermain peran mempunyai banyak kelebihan dan

kekurangan. Beberapa kelebihan dari metode bermain peran, yaitu

sebagai berikut:

1) Memberikan Kesan Mendalam

Pembelajaran bermain peran mampu memberikan kesan

yang kuat dan mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama

dalam ingatan peserta didik. Disamping itu, pembelajaran

bermain peran merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi

peserta didik sehingga sulit untuk dilupakan begitu saja.

2) Menumbuhkan Antusiasme

Pembelajaran bermain peran sangat menarik bagi peserta

didik sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh

antusias. Ini merupakan modal penting bagi peserta didik untuk

belajar lebih optimal.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


38

3) Menumbuhkan Optimisme dan Kesetiakawanan

Pembelajaran bermain peran mampu membangkitkan

gairah dan semangat optimisme dalam diri peserta didik serta

mampu menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan

sosial yang tinggi.

4) Mudah Menghayati

Pembelajaran bermain peran memudahkan penghayatan

peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat memetik

butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan

penghayatan peserta didik sendiri.

5) Memupuk Kemampuan Profesional

Pembelajaran bermain peran mampu memupuk

kemampuan profesional peserta didik karena ia menghadapi

fenomena sebenarnya.

Selain kelebihan-kelebihan diatas, bermain peran juga

memiliki kekurangan, adapun kekurangan metode bermain peran,

yaitu:

1) Waktu yang Lama

Pembelajaran bermain peran membutuhkan waktu yang

relatif lebih panjang dalam mengimplementasikannya, sedangkan

waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran tersebut terbatas.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


39

2) Keterbatasan Kreativitas

Pembelajaran bermain peran membutuhkan kreativitas dan

daya kreasi yang tinggi dari guru ataupun peserta didik. Adapun

guru dan peserta didik belum tentu memiliki kreativitas yang

tinggi.

3) Rasa Malu

Pada umumnya peserta didik yang ditunjuk sebagai

pemeran dalam pembelajaran bermain peran merasa malu untuk

memerankan adegan.

4) Kegagalan

Jika pelaksanaan mengalami kegagalan, timbul kesan yang

kurang baik. Selain itu, kegagalan dapat menyebabkan

ketercapaian tujuan pembelajaran menjadi rendah.

5) Fleksibilitas

Tidak semua materi pembelajaran dapat disajikan melalui

pembelajaran bermain peran karena karakteristik dari materi

pembelajaran itu sendiri.37

Adapun kesimpulannya dari kelebihan metode bermain peran

adalah metode bermain peran ini dapat menarik perhatian siswa dalam

belajar, karena disini siswa berperan aktif sebagai tokoh yang

diperankannya, selain itu juga dapat melatih siswa berfikir kritis.

Sedangkan kelemahan metode ini sendiri yaitu membutuhkan waktu

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


40

yang relatif lama dan biasanya siswa yang ditunjuk sebagai pemain

kebanyakan dari mereka merasa malu untuk melakukannya.

f. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Bermain Peran

Agar proses pembelajaran dengan menggunakan metode

bermain peran ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka sebelum memulai

pembelajaran dengan metode bermain peran ini hendaknya

mengetahui langkah apa saja yang harus diperhatikan.

Adapun langkah-langkah metode bermain peran adalah sebagai

berikut:

1) Pemanasan

2) Memilih partisipan

3) Menyiapkan pengamat

4) Menata panggung

5) Memainkan peran

6) Diskusi dan evaluasi

7) Kesimpulan.38

Langkah pertama, pemanasan. Guru menyiapkan sebuah cerita

yang akan ditampilkan nanti, atau membacanya di depan kelas yang

kemudian dilanjutkan dengan pengajuan pertanyaan kepada siswa

untuk berfikir tentang akhir dari cerita tersebut.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


41

Langkah kedua, memilih partisipan. Guru memilih beberapa

siswa untuk dijadikan kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 5-6 orang, tergantung dari jumlah kelas tersebut.39

Langkah ketiga, menyiapkan pengamat. Guru meminta

kelompok yang tidak tampil untuk menjadi pengamat dari pementasan

tersebut.

Langkah keempat, menata panggung. Dalam hal ini, guru

berdiskusi dengan siswa tentang penataan panggung, serta apa saja

yang dibutuhkan.

Langkah kelima, memainkan peran. Sebelum peran dimulai,

guru menyuruh tiap-tiap kelompok untuk memperhatikan siswa yang

sedang bermain peran dikelompoknya, kemudian memberikan

selembar kertas pada tiap-tiap kelompok untuk diisi berdasarkan

pengamatannya.

Langkah keenam, diskusi dan evaluasi. Pada saat kelompok

pertama selesai memainkan peran, maka masing-masing kelompok

berdiskusi dan memberikan penilaian serta masukan terhadap drama

yang baru saja dilakukan. Begitupun sebaliknya, sampai semua

kelompok selesai memainkan drama/peran tersebut.

Langkah ketujuh, kesimpulan. Guru meminta tiap-tiap

kelompok untuk mengambil kesimpulan dari tiap-tiap peran/drama

yang tadi dilakukan, baru setelah semua selesai, kemudian guru

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


42

memberikan kesimpulan, kritikan, saran dan memberikan penilaian

terhadap masing-masing kelompok.40

Dengan adanya langkah-langkah di atas diharapkan dapat

memudahkan pendidik dalam mengatur jalannya kegiatan bermain

peran. Selain itu siswa juga memperoleh cara untuk memecahkan

masalah serta dapat mengembangkan ketrampilan berbahasanya.

3. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

a. Pengertian Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Kata sejarah berasal dari bahasa “syahjarotun” yang artinya

pohon. Apabila digambarkan secara sistematis sejarah hampir sama

dengan pohon, yang memiliki cabang dan ranting, bermula dari

sebuah bibit kemudian tumbuh berkembang. Lalu layu dan tumbuh,

seirama dengan kata sejarah adalah silsilah, hikayat yang berasal dari

bahasa arab.41

Secara bahasa, kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta

“ budhaya” yaitu bentuk jamak dari kata “buddhi”, yang artinya budi

atau akal. Budaya juga diartikan sebagai daya dari budi yang berupa

cipta, rasa, karsa dan rasa manusia. Sedangkan kebudayaan

merupakan hasil dari cipta, karsa dan rasa.42

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan sebuah catatan

perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


43

dalam beribadah, bermuamalah, berakhlak serta dalam

mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam

yang dilandasi oleh akidah.43

Belajar sejarah sering diartikan sebagai suatu pembelajaran

yang mengharuskan siswa untuk menghafal setiap peristiwa sejarah,

pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam biasanya materinya

membahas tentang nama-nama khalifah dan tahun terjadinya suatu

peristiwa. Sehingga mata pelajaran SKI dianggap sebagai pelajaran

yang membosankan, hal ini hanya dikarenakan pendidik dalam

menyajikan materi pembelajaran kurang menarik. Padahal dengan

pembelajaran SKI, siswa dapat mengetahui tentang sejarah Islam yang

nantinya akan bermanfaat bagi kehidupan siswa sehari-hari. Akibat

rendahnya kreativitas guru dalam proses mengajar mengakibatkan

siswa kurang minat untuk belajar Sejarah Kebudayaan Islam dengan

sungguh-sungguh.

b. Tujuan Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Tsanawiyah memiliki tujuan, yaitu:

1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya

mempelajari landasan ajaran Islam, nilai-nilai dan norma-norma

Islam yang telah dibangun oleh Rasullullah SAW dalam rangka

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


44

2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini

dan masa depan.

3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah

secara benar dengan di dasarkan pada pendekatan ilmiah.

4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di

masa lampau.

5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil

ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah Islam, meneladani tokoh-

tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial,

budaya, politik, ekonomi, iptek, seni dan lain-lain untuk

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.44

c. Fungsi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Tsanawiyah memiliki fungsi, sebagai berikut:

1) Memberikan refleksi tentang masuknya Islam di Indonesia melalui

peran para ulama yang membawanya sehingga dengan cepat agama

Islam masuk di Indonesia tanpa melalui cara kekerasan.

2) Dapat mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah Islam.

44
Shinta Wulandari, “Strategi Guru Dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) Pada Siswa Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10 Sleman” (Skripsi,
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2018), 59-60.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


45

3) Memberikan suatu apresiasi terhadap gagasan, ide dan karya yang

dihasilkan oleh ulama terdahulu untuk menyelesaikan problematika

yang terjadi saat ini.

4) Untuk melanjutkan tradisi keilmuan para tokoh Islam terdahulu

dengan kreativitas yang dapat dihasilkan dan tetap berfikir kritis.

5) Melibatkan siswa secara emosional terhadap peristiwa-peristiwa

historis khususnya pada konsistensi tokoh Islam terdahulu dalam

memperjuangkan prinsip-prinsip ajaran agama Islam.

6) Untuk mengenalkan siswa tentang peristiwa-peristiwa penting jejak

Rasullullah SAW dalam mengimplementasikan nilai-nilai yang

terkandung dalam al Quran dan strategi dakwah yang beliau

lakukan.

d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di

Madrasah Tsanawiyah

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Tsanawiyah merupakan mata pelajaran yang menelaah tentang

perkembangan, asal-usul, peranan kebudayaan/ peradaban Islam dan

para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa silam,

dimulai dari perkembangan masyarakat Islam pada zaman Nabi

Muhammad SAW dan khulafaurrasyidin, bani umayyah, abbasiyah,

ayyubiyah sampai perkembangan Islam pada masa sekarang.

Adapun rincian materi Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Tsanawiyah, sebagai berikut:

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


46

Tabel 2.2
Rincian Materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 7 s/d 9 Semester
Ganjil/Genap Tahun Pelajaran 2020/2021

No KELAS MATERI
a. Kondisi masyarakat arab pra-Islam
b. Dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah
c. Strategi dakwah Nabi Muhammad di Makkah
d. Kondisi masyarakat Madinah sebelum Islam
e. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke
Madinah
f. Strategi dakwah Nabi Muhammad di Madinah
g. Respon pada dakwah Nabi Muhammad di
1. VII
Madinah
h. Latar belakang munculnya khulafaur rasyidin
i. Biografi khulafaur rasyidin
j. Prestasi khulafaur rasyidin
k. Sejarah daulah umayyah
l. Perkembangan peradaban pada masa daulah
umayyah
m.Tokoh ilmuan muslim terkemuka daulah umayyah
n. Gaya kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz
a. Sejarah berdirinya daulah abbasiyah
b. Kemajuan peradaban dan kebudayaan Islam pada
masa daulah abbasiyah
c. Ilmuan muslim pada masa daulah abbasiyah
d. Para ulama daulah abbasiyah yang mendunia
e. Proses berdirinya daulah abbasiyah
2. VIII f. Peradaban Islam pada masa daulah abbasiyah
g. Pemimpin besar daulah ayyubiyah
h. Sumbangsih besar ilmuan muslim daulah
ayyubiyah
i. Proses berdirinya daulah mamluk
j. Kemajuan peradaban Islam pada masa daulah
mamluk
a. Sejarah Islam di Indonesia
b. Kerajaan Islam di Indonesia
c. Peran pesantren dalam dakwah Islam di Indonesia
d. Nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari
berbagai suku di Indonesia
3. IX
e. Walisanga dalam dakwah Islam di Indonesia
f. Syaikh Abdul Rauf As-Singkili dan
Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang ada dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah di mana peneliti

merupakan instrument kunci.45Adapun penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan realita di lapangan. Dengan kata lain penelitian deskriptif

bertujuan untuk medapatkan informasi yang telah ada di lapangan.

Pendekatan kualitatif disini bertujuan untuk memperoleh informasi deskriptif

berupa kata tertulis ataupun lisan tentang implementasi metode bermain peran

dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Mamba’ul Huda

Tegalsari Banyuwangi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research) yaitu penelitian yang mengumpulkan datanya dilakukan di

lapangan, seperti lingkungan masyarakat, lembaga-lembaga dan organisasi

kemasyarakatan.46

B. Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti bertempat di MTs Mamba’ul Huda

Jalan KH.Abdul Majid No 09 Desa Krasak, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten

Banyuwangi. Peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian karena

45
Salim dan Haidir, Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan dan Jenis (Jakarta: Kencana,
2019), 28.
46
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), 6.

47

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


48

Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda ini memiliki beberapa keunikan yang

belum tentu dimiliki sekolah lain, salah satunya di Madrasah Tsanawiyah

Mamba’ul Huda ini selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kepesantrenan yang

mana mempunyai beberapa program khusus bimbingan akhlak

kepesantrenan. Adapun yang diajarkan dalam bimbingan akhlak

kepesantrenan adalah materi tentang kepesantrenan, mulai membaca Al

Quran, praktek membaca Al Quran, praktek salat, tahlilan, tahfidz, membaca

kitab kuning dan lain sebagainya. Dengan demikian peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian terkait implementasi metode bermain peran dalam

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Mamba’ul Huda Tegalsari

Banyuwangi.

C. Subjek Penelitian

Pemilihan subjek penelitian (informan) dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan teknik purposive, yaitu penentuan sumber data yang

diwawancarai yang dipilih melalui pertimbangan dan tujuan tertentu.47

Pertimbangan tertentu tersebut misalnya subjek penelitian yang dipilih

merupakan orang yang dianggap paling tahu atau mengerti apa yang

diharapkan oleh peneliti yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian, sehingga dapat mempermudah peneliti dalam melakukan

penelitian. Dalam penelitian ini subjek yang menjadi informan kunci sebagai

sumber data, antara lain sebagai berikut:

47
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), 216.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


49

1. Drs. Nurul Huda selaku Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul

Huda

2. Mohamad Nur Kholiq, S.Ag selaku Guru mata pelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam

3. Peserta didik (perwakilan dari beberapa murid) sebagai sampel penelitian

diantaranya adalah:

a. Faza Ulin Nuha

b. Syarifah Aini

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam

penelitian ini, karena dengan teknik pengumpulan data peneliti dapat

menggali dan mengolah data penelitian yang diperoleh dari informan.

Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan, adalah sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan

perhatian terhadap suatu obyek dengan melibatkan seluruh indra untuk

mendapatkan data. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat

berupa pedoman pengamatan, tes, kusioner, rekaman gambar dan rekaman

suara.48Jadi observasi merupakan pengamatan langsung atapun tidak

langsung yang peneliti lakukan untuk mengamati objek yang diteliti.

Adapun dalam penelitian ini observer datang ke tempat penelitian dan

48
Salim dan Haidir, Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan dan Jenis (Jakarta: Kencana,
2019), 86.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


50

tidak ikut terlibat dalam kegiatan (observasi non partisipan) agar hasil

observasi dapat dicatat dan direkam dengan baik. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan alat pencatat hasil observasi dan alat perekam

gambar berupa foto.

Adapun hal-hal yang menjadi objek observasi, yaitu:

a. Letak geografis lokasi penelitian

b. Implementasi metode bermain peran dalam pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di MTs Mamba’ul Huda Tegalsari Banyuwangi.

c. Faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode bermain peran

dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Mamba’ul

Huda.

d. Keadaan lokasi dan sarana prasarana yang memadai dalam

implementasi metode bermain peran dalam pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam di MTs Mamba’ul Huda.

2. Wawancara

Dalam teknik pengumpulan data selanjutnya, peneliti menggunakan

teknik wawancara hal ini dilakukan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti dan ingin mengetahui informasi secara mendalam dari

responden. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah teknik

wawancara terstruktur, di mana peneliti ingin mengetahui secara pasti

tentang informasi yang akan diperoleh melalui pertanyaan tertulis.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


51

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam

melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dalam melakukan

wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk

wawancara, maka pengumpul data juga menggunakan alat bantu seperti

tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu

pelaksanaan wawancara menjadi lancar.49

Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain:

a. Persiapan sebelum implementasi metode bermain peran dalam

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

b. Pelaksanaan metode bermain peran dalam pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Islam

c. Kemajuan belajar SKI siswa setelah diterapkan metode bermain peran

d. Kelebihan dan kekurangan metode bermain peran

e. Faktor pendukung dan penghambat penggunaan metode bermain peran

dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

f. Solusi untuk mengatasi faktor penghambat penggunaan metode bermain

peran dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

g. Sejarah singkat berdirinya Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda

h. Tujuan didirikan Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda

i. Sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda

j. Kinerja guru Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda

49
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2018), 115.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


52

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan yang telah terjadi, bisa berbentuk

tulisan, gambaran atau karya-karya dari seseorang.50Itu sebabnya

dokumentasi terkait implementasi metode bermain peran di MTs

Mamba’ul Huda ini peneliti gunakan sebagai bukti pelengkap dalam

penelitian yang telah diabadikan dalam laporan, foto, arsip dan lain

sebagainya. Melalui metode ini, data yang peneliti peroleh adalah sebagai

berikut:

a. Foto pelaksanaan implementasi metode bermain peran dalam

pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Mamba’ul Huda

Tegalsari Banyuwangi

b. RPP materi Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode bermain peran

c. Buku siswa kelas VIII

d. Profil Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda

e. Visi, misi dan tujuan didirikan Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda

f. Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda

g. Data guru dan tenaga kependidikan di Madrasah Tsanawiyah

Mamba’ul Huda

h. Data siswa Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda

i. Sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Mamba’ul Huda

j. Biografi guru bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam

50
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016), 240.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


53

k. Dokumen lain yang terkait dengan implementasi metode bermain

peran dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs

Mamba’ul Huda.

E. Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan

kepada orang lain. Analisis data penelitian kualitatif dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang

akan dikaji sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan untuk disampaikan

kepada orang lain. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya

data atau informasi baru.51 Adapun langkah-langkah analisis data kualitatif

menurut Miles Huberman dan Saldana meliputi:

1. Kondensasi Data

Data kondensasi mengacu pada proses peilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstrak, dan/atau transformasi data yang muncul di

Corpus penuh (tubuh) catatan lapangan yang telah tertulis, transkip,

wawancara, dokumentasi dan materi empiris lainnya. Dengan

kondensasi, kami membuat data lebih kuat. Data kondensasi adalah suatu

51
Salim dan Haidir, Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan dan Jenis (Jakarta: Kencana,
2019), 111-121.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


54

bentuk analisis yang mempertajam, mengurutkan, memfokuskan,

membuang, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan

“Final” dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan data kondensasi, kita tidak

selalu berarti kuantifikasi.52

2. Penyajian Data (data display)

Setelah kondensasi data, langkah analisis selanjutnya adalah

penyajian data (data display). Penyajian data diarahkan agar data hasil

kondensasi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

semakin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur, dan lain

sebagainya. Penyajian data dalam bentuk-bentuk tersebut akan

memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan

kerja penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini yaitu menggunakan

uraian naratif.

3. Pemaparan dan Penegasan Kesimpulan (conclusion drawing and

verifying)

Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah

menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap

pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti

inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang

52
Miles Huberman dan Jhonny Saldana, Qualitative Data Analisys A Methods Sourcebook
(California: SAGE Plublication, 2014), 31.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


55

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat

dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti

kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang diperoleh merupakan

kesimpulan yang kredibel. Oleh karena itu, harapan dengan adanya

verifikasi data ini adalah untuk mendapatkan penemuan yang

sebelumnya belum pernah ada.

F. Keabsahan Data

Dalam melakukan penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan

maka perlu adanya uji keabsahan data. Tujuannya adalah untuk membuktikan

bahwa apa yang telah diamati oleh peneliti sesuai dengan realita yang ada di

lapangan. Untuk mengetahui keabsahan data dalam penelitian kualitatif,

meliputi validitas internal dan eksternal (data harus valid), reliabilitas dan

objektivitas. Adapun untuk mengetahui data itu valid atau tidaknya, maka

perlu adanya triangulasi data.

Triangulasi adalah pengujian keabsahan data yang diperoleh dari

berbagai sumber, berbagai metode dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek kembali informasi

atau data yang diperoleh dari metode pengumpulan data yang tidak

sama.53Peneliti juga menggunakan triangulasi sumber untuk mendapatkan

data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.54

53
Salim dan Haidir, Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan dan Jenis (Jakarta: Kencana,
2019), 111-121.
54
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2018), 125.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


56

G. Tahap-tahap Penelitian

Pada tahap penelitian disini akan peneliti bagi menjadi tiga tahap,

yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap pra lapangan yang pertama peneliti lakukan adalah

mengajukan judul kepada bapak dosen Shidiq Ardianta, M.Pd,

kemuadian membuat latar belakang penelitian lalu diserahkan kepada

bapak dosen Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I selaku ketua program studi

pendidikan agama Islam. Setelah itu peneliti mendapat pengumuman

dosen pembimbing. Pada tahap selanjutnya peneliti membuat matrik

penelitian beserta membuat surat permohonan bimbingan skripsi yang

diajukan kepada Ibu dosen Dewi Nurul Qomariyah, S.S, M.Pd selaku

dosen pembimbing. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan proposal

penelitian hingga diseminarkan. Adapun tahap-tahap pra lapangan yang

akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Memilih Lapangan Penelitian

Lapangan penelitian yang digunakan bertempat di MTs

Mamba’ul Huda Tegalsari kabupaten Banyuwangi. Alasan mengapa

peneliti ingin melakukan penelitian di tempat ini dikarenakan sekolah

tersebut menggunakan metode bermain peran dalam pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam akan tetapi masih belum maksimal dalam

penerapannya dikarenakan siswa yang ditunjuk sebagai pemain

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


57

biasanya merasa malu untuk memerankannya yang mana berhubungan

dengan judul yang peneliti ambil.

b. Studi Eksplorasi

Kunjungan yang dilakukan peneliti dengan datang ke rumah

bapak kepala sekolah dan guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan

Islam hal ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh unsur yang ada di

dalamnya.

c. Perizinan

Dalam melakukan penelitian hendaknya kita sebagai peneliti

meminta perizinan terlebih dahulu. Dan pada sekolah yang akan

digunakan untuk penelitian tergolong lembaga pendidikan yang

memerlukan surat izin sesuai dengan prosedur.

d. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Langkah selanjutnya peneliti memilih seseorang yang akan

dijadikan sebagai informan (tempat untuk mendapatkan informasi)

diantaranya adalah kepala sekolah, guru mata pelajaran SKI, dan

peserta didik (perwakilan dari beberapa murid).

e. Penyusunan Instrumen Penelitian

Setelah itu peneliti menyusun instrumen penelitian yang akan

peneliti gunakan saat dibutuhkan di lapangan, seperti daftar

pertanyaan untuk wawancara, lembar observasi dan pencatatan

dokumen.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


58

2. Tahap Penelitian Lapangan

Pada tahap penelitian lapangan yang pertama peneliti

lakukan yaitu memahami latar belakang dan tujuan mengapa

peneliti memilih penelitian tersebut. Kedua, peneliti

memasuki lokasi penelitian. Ketiga, mengumpulkan data dari

informan yang dibutuhkan untuk proses penelitian.

3. Tahap Analisa Data

Setelah data terkumpul tahap selanjutnya adalah

analisis data, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan

adalah:

a. Menganalisis data yang terkumpul secara menyeluruh

kemudian mendeskripsikan dalam bentuk teks.

b. Menyusun data secara berurutan.

c. Penarikan kesimpulan dari penyusunan data yang telah selesai.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


59
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran. Terjemah Tematik & Tajwid Berwarna. Bandung: Cordoba, 1989.

Ahmad, Lif Khoiru. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT.


Prestasi Pustaka Raya, 2011.

Amin, Syamsul Munir. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Remaja


Rosdakarya, 2013.

Anwar, Chairul. Hakikat Manusia Dalam Pendidikan: Sebuah Tinjauan Filosofis.


Yogyakarta: Suka Press, 2014.

Daryanto. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV.


Publisher, 2009.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Harto, Kasinyo. Active Learning Dalam Pembelajaran Agama Islam,


Rekonstruksi Model Pembelajaran PAI Di Sekolah dan Madrasah.
Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2012.

Hanafi, Halid. Profesionalisme Guru Dalam Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran


Di Sekolah. Sleman: CV. Budi Utama, 2018.

Jamanudin, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,


2010.

Juni Priansa, Donni. Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran: Inovatif,


Kreatif dan Prestatif Dalam Memahami Peserta Didik. Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2019.

Kusumawardhani, Nuthviani.“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah


Kebudayaan Islam Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Yogyakarta II Melalui Strategi Role Playing (Bermain Peran).”Skripsi,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Semarang:


PT. Karya Toha Putra, 2009.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT


Rosdakarya, 2013.

Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran PAI. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


60

Miles Huberman dan Jhonny Saldana. Qualitative Data Analisys A Methods


Sourcebook. California: SAGE Plublication, 2014.

Mardiah, Siti Hasanatul.“Implementasi Metode Role Playing Dalam


Meningkatkan Minat Belajar PAI Siswa.”Skripsi, UIN Hidayatullah
Jakarta, 2015.

Peraturan Menteri Agama RI, Nomer 912 Tahun 2003 Tentang Kurikulum
Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab

Rahman, Taufiqur. Aplikasi Model-model Pembelajaran Dalam Penelitian


Tindakan Kelas. Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2018.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta, 2016.

. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2018.

Salim dan Haidir. Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan dan Jenis. Jakarta:
Kencana, 2019.

Sutianah, Cucu. Pengembangan Karakter Kebangsaan dan Karakter Wirausaha


Melalui Implementasi Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah.
Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media, 2020.

Sekertariat Negara RI. Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Usman, Basyaruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat


Press, 2002.

Wina, Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Prenada Media, 2005.

. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:


Kencana, 2007.

Wulandari, Shinta.“Strategi Guru Dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar Sejarah


Kebudayaan Islam (SKI) Pada Siswa Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 10 Sleman.”Skripsi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2018.

Zaini, Hisyam. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Isnani Madani,


2008.

digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id


digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id ⚫ digilib.iain-jember.ac.id

Anda mungkin juga menyukai