Uji ini digunakan untuk menguji kondisi (variabel) pada sampel yang berpasangan atau
dapat juga untuk penelitian sebelum dan sesudah. Cara ini sekarang dinamakan uji Wilcoxon
atau Uji Ranking Bertanda Wilcoxon. Merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Uji Wilcoxon
ini hampir sama dengan Uji Tanda tetapi besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif
diperhitungkan, dan digunakan untuk menguji hipotesis komparatif 2 sampel berpasangan.
Uji wilcoxon lebih peka daripada uji tanda dalam menentukan perbedaan antara rataan
populasi dan karena itu akan dibahas secara mendalam. Jika sampel berpasangan lebih besar
dari 25, maka distribusinya dianggap akan mendekati distribusi normal. Untuk itu digunakan Z
sebagai Uji Statistiknya.
Asumsi-asumsi:
1. Menggunakan data berpasangan dan berasal dari populasi yang sama. ini sama dengan
tujuan dari uji t berpasangan.
2. Setiap pasangan dipilih secara acak dan independent. Maksudnya ini dalam pengambilan
sampel tidak subjektif atau asal ambil, tapi pengambilan sampelnya secara acak.
3. Skala pengukurannya minimal ordinal. dan tidak butuh asumsi normalitas. Inilah yang
membedakan dengan uji t berpasangan, disini ada dua keadaan dalam menggunakan
wilcoxon.
Pertama. ketika data yang digunakan ordinal maka pakai wilcoxon. kasus kedua ketika
datanya interval atau rasio maka pertama kali lihat dulu apakah normal atau tidak. kalau
normal pakai uji t berpasangan dan jika tidak normal baru pakai Wilcoxon.
Beberapa peneliti juga mengatakan ketika data yang digunakan lebih dari 25, ada juga
yang mengatakan lebih dari 30. maka pakai uji t berpasangan. alasannya dengan data
yang 30 (dikatakan sampel besar) itu akan mendekati data normal.
Langkah- Langkah Pengujian :
1. Berikan jenjang (rank) untuk tiap beda dari pasangan pengamatan (yi – xi) sesuai dengan
besarnya, dari yang terkecil sampai terbesar tanpa memperhatikan tanda dari beda itu
(nilai beda absolut).
2. Bila ada dua atau lebih beda yang sama, maka jenjang untuk tiap-tiap beda itu adalah
jenjang rata-rata
3. Bubuhkan tanda positif atau negatif pada jenjang untuk tiap beda sesuai dengan tanda
dari beda itu. Beda 0 tidak diperhatikan
4. Jumlahkan semua jenjang bertanda positif atau negatif, tergantung dari mana yang
memberikan jumlah yang lebih kecil setelah tandanya dihilangkan. Notasi jumlah jenjang
yang lebih kecil ini dengan T
5. Bandingkan nilai T yang diperoleh dengan nilai t uji wilcoxon
HIPOTESIS:
Artinya: Sesuai dengan tujuan yaitu ingin melihat apakah ada perbedaan atau tidak antar dua
populasi sesuai dengan tujuan kita. Nah, jawabannya tuh ada dua yaitu antara kedua populasi
sama atau tidak. jawaban diperoleh dari uji yang akan digunakan.
Kaidah keputusan
Pasien A B C D E F G H
Penyelesaian:
Sebelum melakukan analisisnya pertama kali yaitu identifikasi metode yang akan
digunakan. Pertama kita lihat dari tujuannya yaitu membandingkan dua populasi yaitu sebelum
dan sesudah menggunakan obat. artinya kita ingin melihat perbedaan populasi yang
berpasangan karena menggunakan sebelum dan sesudah dengan sampel yang sama. Dari satu
kita bisa menggunakan uji t berpasangan atau uji wilcoxon.
Kedua: identifikasi skala data yang digunakan. ada 4 skala yang digunakan dalam statistik yaitu
nominal, ordinal, interval rasio. ketika data yang digunakan ordinal maka pakai wilcoxon. kasus
kedua ketika datanya tuh interval atau rasio maka pertama kali lihat dulu apakah normal atau
tidak. kalau normal pakai uji t berpasangan dan jika tidak normal baru pakai wilcoxon.
1. Hipotesis
Ho: (Tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan obat)
Ha: (ada perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan obat)
2. Nilai α
nilai α =taraf signifikansi=5 %=0,05
√
σT N ( N + 1)(2 N +1)
24
T = Jumlah dari kolom ranking bertanda yang paling sedikit
N = Banyaknya pasang yang tidak sama nilainya
Peringkat tanda
H 2810 2800 10 1 1
9 27
Bagian peringkat didapatkan dari peringkat nilai selisih. Pertama dari nilai selisih itu
dimutlakkan artinya semuanya dibuat postif, kemudian diurutkan dari nilai paling
kecil. Dari nilai itu diurutkan peringkat dari nilai terkecil. Ketika ada nilai yang sama
dirata-ratakan peringkatnya. Kemudian nilai negatif itu diperoleh dari tanda yang ada
pada kolom selisih.
b. Subtitusi ke rumus
Tanda ‘+” sebanyak 3 dengan jumlah ranking 9
Tanda ‘-” sebanyak 5 dengan jumlah ranking 27
Data 0 diabaikan
Dengan demikian
T =9
N=8
N (N +1) 8( 8+1) 72
T− 9− 9−
T −σ T 4 4 4 −9
Z= = = = = =−0,5148
√ √
8( 8+1)(2.8+ 1) √ 305,667
σT N ( N + 1)(2 N +1) 17,48
24 24
4. Derajat kebebasan
Tidak diperlukan
5. Nilai z tabel
0,05
Nilai z tabel dengan uji dua pihak maka α = =0,025 . Luas daerah dibawah kurva =
2
0,5-0,025 = 0,4750. Dengan demikian koordinat Z tabelnya = 1,96
6. Daerah kritis
DK = { tolak H 0 , jika z hitung> nilai z tabel atau z hitung ≤ nilai−z tabel }
Atau
DK = { tolak H 0 , jika z hitung>1,96 atau z hitung ≤−1,96 }
Diperoleh
z hitung = -0,5148
−0,5148>−1,96
Maka −z hitung>−z tabel kesimpulan H 0 diterima
7. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian diatas bisa disimpulkan bahwa menerima H 0.
Artinya dengan tingkat kepercayaan 95 % tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah
menggunakan obat.
Atau karena datanya kurang dari 25 dapat menggunakan tabel Wilcoxon, yaitu
3. T paling sedikit adalah 9
4. Derajat kebebasan 5%
5. Nilai T tabel
Dengan α =5 %=0,05 dan n = 8 adalah 3
6.Daerah kritis
DK = { tolak H 0 , jika T hitung<nilai T tabel }
Diperoleh T hitung = 9 dan T tabel = 3
Maka H 0 diterima
7.Kesimpulan
Berdasarkan pengujian diatas bisa disimpulkan bahwa menerima H 0.
Artinya dengan tingkat kepercayaan 95 % tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah
menggunakan obat.
Mann u Withney
Diguakam untuk menguji hipotesis dua sampel berpasangan saling bebas saat data tidak
berdistribusi normal.
Misalnya Tim Statistik Ceria penasaran ingin mengetahui apakah ada perbedaaan Denyut nadi
pria dan denyut nadi wanita. kemudian dilakukan penarikan sampel untuk pria dan wanita
dengan melihat denyut nadi masing-masing. Berikut hasil perhitungan masing-masing denyut
nadi.
Denyut Nadi Pria Denyut Nadi Wanita
90 79
89 82
82 85
89 88
91 85
86 80
85 80
86
84
1. Hipotesis
Ho: (Tidak ada perbedaan denyut nadi pria dan wanita)
Ha: (ada perbedaan denyut nadi pria dan wanita)
2. Nilai α
Taraf signifikansi α =5 %=0,5
Susun kedua hasil Pengamatan menjadi satu kelompok sampel dan buat peringkat seperti berikut
79 1 Wanita
80 2,5 Wanita
80 2,5 Wanita
82 4,5 Pria
82 4,5 Wanita
84 6 Pria
85 8 Pria
85 8 Wanita
85 8 Wanita
86 10,5 Pria
86 10,5 Pria
88 12 Wanita
89 13,5 Pria
89 13,5 Pria
90 15 Pria
91 16 Pria
90 15 79 1
89 13,5 82 4,5
82 4,5 85 8
89 13,5 88 12
91 16 85 8
86 10,5 80 2,5
85 8 80 2,5
86 10,5
84 6
4. Derajat kebebasan
Tidak diperlukan
5. Nilai U tabel
Dengan n1 =9 dan n2=7 , , α=0,5 nilai tabel Mann Whitney yaitu 12.
6. Daerah kritis
DK = { tolak H 0 , jika U hitung<nilai U tabel }
U hitung= 10,5
10,5<12
Maka H 0 ditolak
7. Kesimpulan
Atau jika data nya n lebih dari 20, maka dapat menggunakan uji z.
√
n1 .n 2 .( n1+ n2 +1)
12 √
9.7 .(9+ 7+1) 9,447
12
Jika yang disubtitusi adalah U 2 maka nilai nya beda tanda yaitu -2,222, sehingga yang
diambil adalah yang bernilai positif yaitu 2,222. Sehingga z hitung adalah 2,22
4. Derajat kebebasan 5%
5. Nilai z tabel
0,05
Nilai z tabel dengan uji dua pihak maka α = =0,025 . Luas daerah dibawah kurva =
2
0,5-0,025 = 0,4750. Dengan demikian koordinat Z tabelnya = 1,96
6. Daerah Kritis
DK = { tolak H 0 , jika z hitung> nilai z tabel }
Dengan z hitung 2,222, dan z tabel 1,96 maka Maka H 0 ditolak
7.Kesimpulan
Berdasarkan pengujian diatas bisa disimpulkan bahwa menolak H 0.
Artinya dengan tingkat kepercayaan 95 % ada perbedaan denyut nadi pria dan wanita