nasrul setiawan
Asumsi-asumsi:
1. Menggunakan data berpasangan dan berasal dari populasi yang sama. ini
sama dengan tujuan dari uji t berpasangan.
2. Setiap pasangan dipilih secara acak dan independent. Maksudnya ini dalam
pengambilan sampel tidak subjektif atau asal ambil. tapi pengambilan
sampelnya secara acak.
3. Skala pengukurannya minimal ordinal. dan tidak butuh asumsi normalitas.
Inilah yang membedakan dengan uji t berpasangan. disini ada dua keadaan
dalam menggunakan wilcoxon. Pertama. ketika data yang digunakan ordinal
maka pakai wilcoxon. kasus kedua ketika datanya tuh interval atau rasio
maka pertama kali lihat dulu apakah normal atau tidak. kalau normal pakai
uji t berpasangan dan jika tidak normal baru pakai wilcoxon. untuk uji
normalnya bisal lihat disini. uji normalitas. Beberapa peneliti juga
mengatakan ketika data yang digunakan lebih dari 25, ada juga yang
mengatakan lebih dari 30. maka pakai uji t berpasangan. alasannya dengan
data yang 30 (dikatakan sampel besar) itu akan mendekati data normal. Jadi
silahkan pilih dengan bijak.
Artinya: Sesuai dengan tujuan yaitu ingin melihat apakah ada perbedaan atau tidak
antar dua populasi sesuai dengan tujuan kita. Nah, jawabannya tuh ada dua yaitu
antara kedua populasi sama atau tidak. jawaban diperoleh dari uji yang akan
digunakan.
Kaidah keputusan
H0 diterima apabila t ≥ tα
H0 ditolak apabila t < tα
Note: nilai t ini diperoleh dari rumus yang digunakan dalam uji wilcoxon sedangkan
tα diperoleh dari t tabel khusus wilcoxon, bagi yang pengen lihat bisa didownload
disini tabel wilcoxon.
Pasien A B C D E F G H
Penyelesaian:
Identifikasi:
Sebelum melakukan analisisnya pertama kali yaitu identifikasi metode yang akan
digunakan. Pertama kita lihat dari tujuannya yaitu membandingkan dua populasi yaitu
sebelum dan sesudah menggunakan obat. artinya kita ingin melihat perbedaan populasi
yang berpasangankarena menggunakan sebelum dan sesudah dengan sampel yang sama.
Dari satu kita bisa menggunakan uji t berpasangan atau uji wilcoxon.
Kedua: identifikasi skala data yang digunakan. ada 4 skala yang digunakan dalam statistik
yaitu nominal, ordinal, interval rasio. ketika data yang digunakan ordinal maka pakai
wilcoxon. kasus kedua ketika datanya tuh interval atau rasio maka pertama kali lihat dulu
apakah normal atau tidak. kalau normal pakai uji t berpasangan dan jika tidak normal baru
pakai wilcoxon.
Hipotesis:
H0 : Tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan obat
H1 : Ada perbedaaan sebelum dan sesudah menggunakan obat
Kriteria Pengujian
H0 diterima apabila nilai uji statistik ≥ dari t tabel yaitu 3.
H0 ditolak apabila nilai uji statistik < dari t tabel yaitu 3.
H 2810 2800 10 1
Dari perhitungan tabel di atas mungkin dah pada ngerti. tapi disini saya mengulangi
sedikit saja. untuk bagian peringkat itu didapatkan dari peringkat dari nilai selisih.
pertama dari nilai selisih itu dimutlakkan artinya semuanya dibuat postif. kemudian
diurutkan dari nilai paling kecil. Dari nilai itu diurutkan peringkat dari nilai terkecil.
ketika ada nilai yang sama dirata-ratakan saja peringkatnya seperti contoh diatas.
kemudian nilai negatif itu diperoleh dari tanda yang ada pada kolom selisih.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil bahwa nilai uji statistik ≥ dari t tabel.
yaitu 9 ≥ 3. sehingga berdasarkan kriteria pengujian diperoleh hasil terima H0.
sehingga disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah
menggunakan obat.