Anda di halaman 1dari 5

Resume Pertemuan 11

STATISTIK PENDIDIKAN

Uji Wilcoxon

Dosen Pengampu :
Iga Setia Utami, M. Pd.T

Disusun oleh :
Agus Mus Thofa (21003256)

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2022
Uji Wilcoxon
➢ Uji Wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data
apakah berbeda atau tidak. Pada tahun 1945 Fank Wilcoxon mengusulkan suatu cara non
parametrik yang amat sederhana untuk membandingkan dua populasi kontinu bila hanya tersedia
sampel bebas yang sedikit dan kedua populasi asalnya tidak normal. Uji Wilcoxon ini digunakan
untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua kelompok data apakah
berbeda atau tidak. Uji ini digunakan untuk menguji kondisi pada sampel yang berpasangan atau
dapat juga untuk penelitian sebelum dan sesudah. Dalam uji ini ingin diketahui manakah yang lebih
besar dari antara pasangan. Cara ini sekarang dinamakan uji Wilcoxon atau Uji Ranking Bertanda
Wilcoxon merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Uji Wilcoxon ini hampir sama dengan Uji
Tanda tetapi besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif diperhitungkan, dan digunakan
untuk menguji hipotesis komparatif 2 sampel berpasangan. Uji Wilcoxon yang dilakukan penulis
ialah Wilcoxon Signed Rank Test.

➢ Wilcoxon signed rank test merupakan uji non parametrik yang digunakan untuk menganalisis data
berpasangan karena adanya dua perlakuan yang berbeda (Pramana, 2012). Wilcoxon signed rank
test bertujuan untuk mengukur signifikansi perbedaan antara 2 kelompok data berpasangan
berskala ordinal atau interval tetapi datanya tidak berdistribusi normal. Uji Wilcoxon Signed Rank
Test merupakan uji alternatif dari uji pairing t test atau t paired apabila tidak memenuhi asumsi
normalitas. Uji ini dikenal juga dengan istilah Wilcoxon Match Pair Test. Uji Wilcoxon lebih peka
daripada uji tanda dalam menentukan perbedaan antara rataan populasi.

➢ Dasar pengambilan keputusan uji Wilcoxon signed rank test adalah sebagai berikut :

Jika probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas (Asymp.Sig) >
0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Prosedur uji Wilcoxon signed rank test ( Siregar, 2013) :

a. Menentukan hipotesis

Hipotesis yang ditentukan dalam pengujian Wilcoxon signed rank test ini adalah sebabgai
berikut :

Ho : ada perbedaan antara BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran dan BPJS Non-Penerima
Bantuan Iuran

Ha : tidak ada perbedaan antara BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran dan BPJS Non-
Penerima Bantuan Iuran

b. Menentukan level of significant sebesar 5% atau 0,05.

c. Menentukan kriteria pengujian Ho ditolak jika nilai probabilitas < 0,05 berarti terdapat
perbedaan yang signifikan dalam BPJS Penerima Bantuan Iuran dan BPJS Non-Penerima
Bantuan Iuran. Ho diterima jika nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan dalam BPJS Penerima Bantuan Iuran dan BPJS Non-Penerima Bantua Iuran.

d. Penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis.

Jika sampel berpasangan lebih dari N ≥ 25, maka distribusinya dianggap akan mendekati distribusi
normal. Untuk itu digunakan nilai Z sebagai Uji Statistiknya.

➢ Sebagai contoh Uji Wilcoxon Signed Rank Test yaitu mengukur signifikansi perbedaan BPJS
Penerima Bantuan Iuran dan BPJS Non-Penerima Bantuan Iuran. Dari ini kita bisa mengetahui
bahwa terdapat 2 kelompok, yaitu BPJS kelompok Penerima Bantuan Iuran dan Non-Penerima
Bantuan Iuran. Perhatikan bahwa kelompok Penerima Bantuan Iuran dan Non Penerima Bantuan
Iuran adalah kelompok berpasangan, sebab sampel atau subjek nya adalah individu atau observasi
yang sama.

➢ Kegunaan Uji Wilcoxon :

1. Menguji perbedaan suatu perlakuan pada sampel berpasangan

2. Alternatif pengganti t paired data berpasangan

3. Membandingkan dua variabel pada sampel yang sama (berpasangan)

Asumsi – asumsi :

1. Menggunakan data berpasangan dan berasal dari populasi yang sama. Ini sama dengan tujuan
dari uji t berpasangan,

2. Setiap pasangan dipilih secara acak dan independent. Maksudnya ini dalam pengambilan
sampel tidak subjektif atau asal ambil, tapi pengambilan sampelnya secara acak.

3. Skala pengukurannya minimal ordinal, dan tidak butuh asumsi normalitas. Inilah yang
membedakan dengan uji t berpasangan. Disini ada dua keadaan dalam menggunakan Wilcoxon.
Pertama, ketika data yang digunakan skala ordinal, Kedua, ketika data yang digunakan datanya
interval atau rasio maka pertama kali lihat dulu apakah normal atau tidak. Kalo normal pakai uji
t berpasangan dan jika tidak normal baru pakai Wilcoxon. Beberapa peneliti juga mengatakan
ketika data yang digunakan lebih dari 25, ada juga yang mengatakan lebih dari 30, maka pakai
uji t berpasangan. Alasannya dengan data 30 (dikatakan sampel besar) itu akan mendekati data
normal.

➢ Langkah – Langkah Pengujian :

1. Berikan jenjang (rank) untuk tiap beda dari pasangan pengamatan (Yi –Xi) sesuai dengan
besarnya, dari yang terkecil sampai terbesar tanpa memperhatikan tanda dari beda itu (nilai
beda absolut).

2. Bila ada dua tau lebih beda yang sama, maka jenjang untuk tiap beda itu adalah jenjang rata-
rata.

3. Bubuhkan tanda postif atau negatif pada jenjang untuk tiap beda sesuai dengan tanda dari
beda itu. Beda 0 tidak diperhatikan.

4. Jumlahkan semua jenjang bertanda postif atau negatif, tergantung dari mana yang memberikan
jumlah yang lebih kecil setelah tandanya dihilangkan. Notasi jumlah jenjang yang lebih kecil ini
dengan T.

5. Bandingkan nilai T yang diperoleh dengan nilai t uji Wilcoxon.

➢ Jika hipotesis nihil, yang mengatakan bahwa dua populasi adalah identik, adalah benar dapatlah
diharapkan bahwa jumlah jenjang yang bertanda (+) kira-kira seimbang dengan jumlah jenjang yang
bertanda (–). Jika dua jumlah jenjang itu sangat berbeda antara yang satu dengan yang lain
dapatlah diputuskan bahwa dua populasi itu tidak identik. Hipotesis nihil ditolak jika salah satu
jumlah jenjang (+) atau (–) adalah sangat kecil.

➢ Anggapan yang diperlukan dalam penggunaan uji jenjang bertanda Wilcoxon adalah bahwa tiap-
tiap beda (Y-X) merupakan suatu distribusi yang setangkup tetapi distribusi beda ini tidaklah perlu
sama. Hipotesis :

H0 : dua populasi adalah sama

H1 : dua populasi tidak sama

Artinya : sesuai dengan tujuan yaitu ingin melihat apakah ada perbedaan atau tidak antar dua
populasi sesuai dengan tujuan kita. Nah, jawabannya ada dua yaitu antara kedua populasi sama
atau tidak, dan jawaban diperoleh dari uji yang akan digunakan.

Dengan menotasikan m sebagai median dari variabel random (Y-X), maka kriteria pengambilan
keputusan untuk menguji Ho : m = 0 lawan Ho : m ≠ 0 adalah :

Kaidah keputusan :

Ho diterima apabila t ≥ tɑ

Ho ditolak apabila t ≤ tɑ

Nilai t ini diperoleh dari rumus yang digunakan dalam uji Wilcoxon sedangkan tɑ diperoleh dari t
tabel khusus Wilcoxon. Uji Statistik T dapat digunakan untuk pengujian dua arah maupun satu arah.

Uji hipotesis :

Ho : d = 0 (tidak ada perbedaan diantara dua perlakuan yang diberikan)

Ha : d ≠ 0 ( ada perbedaan diantara dua perlakuan yang diberikan )

Dengan d menunjukkan selisih nilai antara kedua perlakuan.

Untuk landasan pengujian dipergunakan nilai Z :

Dimana :

N = banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda

T = jumlah ranking dari nilai selisih yang negatif ( apabila banyaknya selisih yang positif lebih banyak
dari banyaknya selisih negatif), dan jumlah ranking dari nilai yang positif (apabila banyaknya selisih
yang negatif > banyaknya selisih yang positif.

Kriteria keputusan pengujiannya adalah :

Ho diterima apabila Z ≤ Zɑ/2

Ha ditolak apabila Z ≥ Zɑ/2

Uji statistij T dapat digunakan untuk pengujian dua arah maupun satu arah. Dimana hipotesisnya
adalah :

Ho : ada perbedaan antara BPJS Penerima Bantuan Iuran dan BPJS Non-Penerima Bantuan Iuran.
Ha : tidak ada perbedaan antara BPJS Penerima Bantuan Iuran dan BPJS NonPenerima Bantuan
Iuran.

Contoh:

Pengaruh penalaran statistik terhadap pemahaman statistik mahasiswa Jurusan AP FIP UM,
diperoleh data dengan N = 10, sbb:

Analisis: Ambil T terkecil; Ts = 7,5

Uji hipotesis:

1. Hipotesis yang diuji; Ho: μ1 = μ2

2. Periksa dengan tabel sign. Wilcoxon; N = 10, α 5%; Tkritik = 8 > Ts = 7,5 3

3. Jadi Ho ditolak

4. Kesimpulan: ada pengaruh yang sign. penalaran thd pemahaman statistik mahasiswa Jurusan
AP FIP UM

Anda mungkin juga menyukai