KELOMPOK 3:
1. Brian Adytia Hutapea 4201230011
2. Cindy Wana Wulan 4203230001
3. Lois Inggrid Hutasoit 4203530008
4. Maria Cyntia Simbolon 4203230022
5. Pesta Lestaria Sinaga 4201230012
6. Shinta Widya Sari 4203530010
7. Suhaima Harahap 4203530001
8. Yohana Enjelika Silalahi 4203230025
9. Yosi Agustina Ritonga 4202530005
JURUSAN MATEMATIKA
Karena statistik uji dihitung berdasarkan rangking selisih antara nilai yang diamati
dan nilai default (menjadikannya uji non-parametrik), uji Wilcoxon satu sampel lebih
tepat daripada uji t satu sampel ketika observasi tidak mengikuti distribusi normal.
Asumsi – asumsi :
- Sampel yang tersedia untuk analisis adalah sampel acak berukuran n dari suatu
populasi dengan median M yang tidak diketahui.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memverifikasi apakah observasi berbeda
secara signifikan dari nilai default kami. Dalam kaitannya dengan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif, kami memiliki (untuk pengujian dua sisi):
Dengan kata lain, hasil yang signifikan (yaitu penolakan terhadap hipotesis nol)
menunjukkan bahwa lokasi data berbeda dari nilai yang dipilih.
Perhatikan bahwa beberapa penulis menyarankan bahwa tes ini adalah tes median,
yaitu (untuk tes dua sisi):
Namun, hal ini hanya berlaku jika datanya simetris. Tanpa asumsi lebih lanjut
mengenai sebaran data, maka uji Wilcoxon satu sampel bukanlah uji median
melainkan uji lokasi data.
Jika prosedur uji tanda hanya berfokus pada arah perbedaan di dalam pasangan data,
maka digunakan prosedur uji peringkat bertanda Wilcoxon.
II. RANGKUMAN JURNAL PENGGUNAAN UJI WILCOXON
A. Drill Bermedia Flash Card Dan Praktik Ctps Pada Anak Tunagrahita Sedang
Setelah dilakukan penelitian, maka didapatkan hasil pre-test dan post-test pada
masing-masing kelompok. Adapun data untuk distribusi skor pengetahuan pada kelompok
eksperimen dan kontrol disajikan pada tabel 1 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa
rata-rata pengetahuan masing-masing kelompok meningkat dari pre-test ke post-test.
Perbedaan pengetahuan pada kelompok eksperimen saat pre-test dan post-test 1 dapat
diketahui dengan melakukan uji alternatif yaitu uji Wilcoxon. Uji ini dilakukan karena data
pre-test dan post-test 1 kelompok eksperimen tidak terdistribusi normal Pada tabel 2
berdasarkan uji Wilcoxon pada kelompok eksperimen didapatkan nilai p sebesar 0,005 yang
berarti terdapat perbedaan pengetahuan antara pre-test dan post-test 1 (0,005). Sedangkan
pada kelompok kontrol data terdistribusi normal, sehingga digunakan uji statistik T
berpasangan. Berdasarkan uji T berpasangan pada kelompok control didapatkan nilai p
sebesar 0,159.
Tabel 2. Distribusi nilai praktik kemampuan cuci tangan pakai sabun kelompok eksperimen dan
kontrol
Perbedaan praktik pada kelompok eksperimen saat pre-test dan post-test 1 (tabel 3)
dapat diketahui dengan melakukan uji alternatif yaitu uji Wilcoxon (table 3). Uji ini
dilakukan karena data pre-test dan post- test 1 kelompok eksperimen tidak terdistribusi
normal. Berdasarkan uji Wilcoxon pada kelompok eksperimen didapatkan nilai p sebesar
0,011 yang berarti terdapat perbedaan praktik antara pre-test dan post-test 1 (0,011<0,05).
Sedangkan pada kelompok kontrol data terdistribusi normal, sehingga digunakan uji statistik
T berpasangan. Berdasarkan uji T berpasangan pada kelompok kontrol di dapatkan nilai p
sebesar 0,024.
Berdasarkan hasil dalam tabel di atas terlihat bahwa nilai minimum dari hasil pre test
(pada kelas eksperimen dan kelas kontrol) dan hasil post test (pada kelas eksperimen dan
kontrol) memiliki kesamaan, yaitu sebesar 0. Nilai maksimum dari hasil pretest (pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol) yaitu sebesar 80, sedangkan nilai maksimum dari hasil post
test (pada kelas eksperimen dan kontrol) yaitu sebesar 100. Rata–rata hasil belajar siswa pada
kelas eksperimen mengalami peningkatan, yaitu 48,00 dari nilai pre test meningkat menjadi
64,00 pada nilai post test. Begitu juga dengan rata – rata hasil belajar siswa pada kelas
kontrol yang mengalami peningkatan, yaitu 46,67 dari hasil pre test meningkat menjadi 60,67
dari hasil post test. Setelah dilakukan perhitungan statistik deskriptif, kemudian dilakukan uji
normalitas sebagai syarat melakukan uji hipotesis.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Berdasakan hasil uji normalitas diatas dapat dilihat nilai sig. pada tabel bagian Shapiro-
Wilk lebih kecil dari level of significant 5% (< 0,05). Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa data penelitian ini tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, analisis hasil tidak dapat
dilakukan dengan uji parametrik maka analisis data dilakukan dengan uji non parametrik
yaitu dengan teknik Wilcoxon signed rank test.Wilcoxon signed ranks test digunakan untuk
membandingkan dua kondisi ketika peserta yang sama ikut serta dalam setiap kondisi dan
data yang dihasilkan tidak terdistribusi secara normal.
Uji hipotesis:
H0 = hasil belajar sebelum diberikan media pembelajaran sama dengan hasil belajar setelah
diberikan media pembelajaran
Ha = hasil belajar sebelum diberikan media pembelajaran tidak sama dengan hasil belajar
setelah diberikan media pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengolahan data pre-test dan post–test pada kelas experimen
dengan menggunakan uji Wilcoxon seperti yang ditunjukkan dalam tabel di atas dapat dilihat
bahwa pada kelas eksperimen setelah diberikan video pembelajaran terdapat 8 siswa
mengalami penurunan nilai, 20 siswa mengalami kenaikan nilai dan 2 siswa mendapatkan
nilai tetap.
Tabel 4. Tabel tes statistik uji wilcoxon kelas eksperimen test statistics
Berdasarkan uji Wilcoxon signed rank test pada hasil pre-test dan post-test pada kelas
eksperimen dapat dilihat bahwa asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,009. Hasil tersebut < 0,05
sehingga dapat diputuskan bahwa Ha yang menyatakan “hasil belajar sebelum diberikan
media pembelajaran tidak sama dengan hasil belajar setelah diberikan media pembelajaran”,
diterima. Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada pre-test dan post-test
siswa, dimana tidak diberikan media pembelajaran apapun sebelum pre-test dan pemberian
media pembelajaran berupa video pembelajaran sebelum post-test. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran yang digunakan memiliki pengaruh terhadap
hasil belajar siswa atau dapat dikatakan bahwa video pembelajaran dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa.
Berdasarkan hasil pengolahan data pre-test dan post –test pada kelas kontrol seperti
yang ditunjukkan dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa pada kelas kontrol setelah diberikan
materi pembelajaran berupa teks terdapat 6 siswa mengalami penurunan nilai, 17 siswa
mengalami kenaikan nilai dan 7 siswa mendapatkan nilai tetap.
Tabel 6. Tabel tes statistik uji wilcoxon kelas kontrol
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon signed rank test pada kelas kontrol dapat dilihat
bahwa asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,052. Hasil tersebut > 0,05 Hasil tersebut > 0,05
sehingga H0 yang menyatakan “hasil belajar sebelum diberikan media pembelajaran sama
dengan hasil belajar setelah diberikan media pembelajaran” diterima. Artinya tidak ada
perbedaan hasil belajar yang signifikan pada pre-test dan post-test siswa, dimana tidak
diberikan media pembelajaran apapun sebelum pre-test dan pemberian media pembelajaran
berupa teks yang berisi materi pembelajaran sebelum post-test.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian materi pembelajaran
berupa teks tidak memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis hasil
pre-test dan post-test dapat dikatakan bahwa penggunaan video belajar lebih efektif daripada
hanya dengan menggunakan media berbasis teks terutama penggunaannya dalam kondisi
pembelajaran secara daring karena dengan video dapat meningkatkan ketertarikan siswa
terhadap materi daripada hanya berupa teks.
Soal 1
Di sebuah perguruan tinggi hukum, sampel acak dari 10 nilai siswa dicatat di bawah ini,
apakah ada bukti pada tingkat kepercayaan 5% yang menunjukkan bahwa nilai median
lebih besar dari 67?
Sisw 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
a 0
Nilai 7 7 4 7 8 7 6 7 6 7
1 9 0 0 2 2 0 6 9 5
Penyelesaian:
Hipotesis Nol
H 0: Nilai median populasi ≤ 67 nilai
Hipotesis Alternatif
H 1: Nilai median populasi > 67 nilai
Sisw 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
a 0
Nilai 7 7 4 7 8 7 6 7 6 7
1 9 0 0 2 2 0 6 9 5
Beda 4 1 - 3 1 5 -7 9 2 8
2 2 5
7
Hipotesis nol akan ditolak jika statistik uji W kurang dari atau sama dengan nilai kritis.
Karena nilai statistik uji lebih besar dari nilai kritis (15>11) , maka hipotesis nol gagal
ditolak. Tidak ada bukti signifikan bahwa peringkat median lebih besar dari 67.
Soal 2.
Toko makanan Fresh N Friendly mengiklankan bahwa waktu tunggu checkout mereka
adalah empat menit atau kurang. Pelanggan yang marah ingin membantah klaim ini. Dia
mengambil sampel acak pembeli pada waktu sibuk dan mencatat waktu pembayaran
mereka. Bisakah dia membantah klaim mereka pada tingkat signifikansi 10%?
Waktu pembayaran:
3.8, 5.3, 3.5, 4.5, 7.2, 5.1
Gunakan Minitab untuk melakukan Uji Wilcoxon 1 sampel. Bandingkan kesimpulannya
dengan kesimpulan yang diperoleh dengan menggunakan uji-t satu sampel.
Jawab :
Hipotesisnya adalah H 0 :n=4 vs H 0 :n> 4 melawan. Ukuran sampel di sini kecil dan
mungkin tidak masuk akal untuk berasumsi bahwa datanya simetris. Kami mendapatkan
output berikut dari Minitab :
Tes Peringkat yang Ditandatangani Wilcoxon: waktu
metode
n : median waktu
Statistik deskriptif
Sampel N Median
Waktu 6 4,8
Test
Hipotesis nol H0: n=4
Alternatif H1: n>4
Hipotesis
N untuk Wilcoxon
Sampel N untuk test Wilcoxon Statistik P-Value
Waktu 6 17.50 0.086
Nilai p untuk tes ini adalah 0,086. Nilai p lebih kecil dari tingkat signifikansi kami dan
oleh karena itu kami menolak hipotesis nol. Terdapat cukup bukti dalam data yang
menunjukkan waktu median populasi lebih besar dari 4.
Jika kita berasumsi data normal dan melakukan uji mean, nilai p adalah 0,0798. Pada
tingkat 10%, data menunjukkan bahwa mean dan median lebih besar dari 4.
REFERENSI
Sriwidadi, T. (2011). Penggunaan uji Mann-Whitney pada analisis pengaruh pelatihan
wiraniaga dalam penjualan produk baru. Binus Business Review, 2(2), 751-
762.
https://statsandr.com/blog/one-sample-wilcoxon-test-in-r/
http://www.sthda.com/english/wiki/one-sample-wilcoxon-signed-rank-test-in-r