Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

STATISTIKA NONPARAMETRIK
“Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon”

OLEH:
KELOMPOK 2
ALIWIN (F1A221003) SHERLY ASHA LUTFIAH F. (F1A221049)
ANISA AULIA MAHARANI (F1A221027) SOFI KIRANTI (F1A221015)
ASTYAN DEWINTHA (F1A221005) WA ODE MAIMUNA (F1A221080)
MELINDA SARI (F1A221009) YUSFADILLA (F1A221054)
MUHAMAD SYAHRIR (F1A221039) SRI ANUGRAH HARMA (F1A220060
RISMALASARI (F1A221076) ASWARI MUHAMMAD (F1A220036)
SHEILA PUSPITASARI (F1A221077) ERWIN SUNARYA (F1A220038)

PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Uji Peringkat Bertanda
Wilcoxon” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini yaitu
untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Andi Tenri Ampa S.Si., M.Si., selaku Dosen pada mata
kuliah Statistik Nonparametrik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Andi Tenri Ampa S.Si., M.Si.,
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan dari makalah ini.

Kendari, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon ..................................................... 3
B. Asumsi Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon.......................................................... 3
C. Langkah Langkah Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon ......................................... 3
D. Contoh Soal........................................................................................................ 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 6
B. Saran .................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Siegel dalam Budiono & Prasetia (2022) dalam jurnalnya yang membahas
tentang Studi Perbandingan Hasil Uji Wilcoxon Pada Data Hasil Pengukuran Dan Hasil
Kategori Data Penelitian Kesehatan Tingkat Stress Tekanan Darah Dan Motorik Halus
Vol. 4 No. 2 Hal. 9 menuliskan bahwa dalam perkembangan teknik inferensial pertama
yang muncul adalah teknik-teknik yang memerlukan sejumlah besar asumsi mengenai
sifat populasi dimana sampel diambil. Karena karakteristik suatu populasi adalah
parameter, maka teknik ini disebut statistika parametrik. Namun, Apabila populasi-
populasi yang dikaji tidak memenuhi asumsi-asumsi yang mendasari uji-uji parametrik,
sering kali dibutuhkan prosedur-prosedur inferensial dengan kesahihan (validity) yang
tidak tergantung pada asumsi- asumsi yang ketat yaitu menggunakan statistika non
parametrik (Moore dalam Budiono & Prasetia, 2022).
Menurut Tentua dalam Sriwidadi (2011) Metode statistik nonparametrik digunakan
untuk situasi seperti: (1) apabila ukuran sampel demikian kecil sehingga distribusi
statistik pengambilan sampel tidak mendekati normal, dan apabila tidak ada asumsi
yang dapat dibuat tentang bentuk distribusi populasi yang menjadi sumber sampel; (2)
apabila digunakan data peringkat atau ordinal; (3) apabila data nominal. Adapun,
pembahasan mengenai statistik nonparametrik meliputi: uji tanda, uji peringkat
bertanda Wilcoxon, uji Mann-Whitey dan lain lain.
Menurut Yelvarina et al. (2018) dalam jurnalnya yang membahas tentang Kajian
Uji Mann-Whitney Dan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Hal. 61 menuliskan bahwa
Uji peringkat bertanda Wilcoxon digunakan jika besaran maupun arah perbedaan
relevan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya antara data
yang satu dengan data yang lainnya. Uji peringkat bertanda Wilcoxon tidak hanya
memanfaatkan informasi tentang arah tetapi juga besarnya perbedaan pasangan nilai itu.
Menurut Diansari et al. (2021) dalam jurnalnya yang membahas tentang Analisis
Perbedaan Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Saat Pandemi Dibanding
Sebelum Pandemi Covid-19 Di Indonesia Vol. 5 No. 1 Hal. 163 menuliskan bahwa uji
Wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari
dua data apakah berbeda atau tidak.
Menurut Refugio (2018) dalam jurnalnya yang membahas tentang An Empirical
Study on Wilcoxon Signed Rank Test menuliskan “It can be used as an alternative to the
paired students t- test, t-test for matched pairs, or the t-test for dependent samples when
the population cannot be assumed to be normally distributed.” yang artinya Uji ini
(peringkat bertanda Wilcoxon) dapat digunakan sebagai alternatif dari uji-t siswa
berpasangan, uji-t untuk pasangan yang cocok, atau uji-t untuk sampel dependen ketika
populasi tidak dapat diasumsikan berdistribusi normal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari uji peringkat bertanda Wilcoxon?
2. Apa saja asumsi penggunaan uji peringkat bertanda Wilcoxon?
3. Bagaimana langkah-langkah melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon?
4. Bagaimana contoh pengaplikasian uji peringkat bertanda Wilcoxon?

1
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah di uraikan, tujuan dari makalah ini
diantaranya:
1. Untuk mengetahui pengertian dari uji peringkat bertanda Wilcoxon.
2. Untuk mengetahui apa saja asumsi penggunaan uji peringkat bertanda Wilcoxon.
3. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah melakukan uji peringkat bertanda
Wilcoxon.
4. Untuk mengetahui bagaimana contoh pengaplikasian uji peringkat bertanda
Wilcoxon.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
Tes peringkat bertanda Wilcoxon adalah tes nonparametik yang dapat digunakan
untuk menetukan apakah dua sampel dependen dipilih dari populasi yang memiliki
distribusi yang sama. Syaratnya yaitu: data interval yang diordinalkan, satu sampel yang
berhubungan dan dua sampel. Hal ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk uji T
Student pasangan itu ketika populasi tidak dapat diasumsikan terdistribusi secara
normal atau data pada skala ordinal (Astuti, Taufiq dan Muhammad 2021).
Uji peringkat bertanda Wilcoxon digunakan untuk membandingkan nilai tengah
suatu variabel dari dua data data sampel berpasangan. Dalam uji peringkat bertanda
Wilcoxon bukan hanya tanda yang diperhatikan, tetapi perbedaan antara sampel yang
berpasangan tersebut (Solidayah, 2015, dalam Astuti, Taufiq dan Muhammad 2021).
B. Asumsi Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
Menurut Wayne W. Daniel (1989), asumsi-asumsi yang diperlukan adalah:
1. Sampel yang tersedia untuk analisis adalah sampel acak berukuran n dari suatu
populasi dengan median M yang belum diketahui.
2. Variabel yang kita minati kontinyu.
3. Populasi yang diambil sampelnya simetrik.
4. Skala pengukuran yang digunakan sekurang kurangnya skala interval
5. Pengamatan pengamatan yang dilakukan saling independent.
C. Langkah Langkah Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
Menurut Herrhyanto dan Gantini (2021), secara umum langkah-langkah untuk
melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon ini adalah sebagai berikut.
1. Perumusan Hipotesis
a. Uji Dua Pihak
H0 : beda = 0
H1 : beda  0
b. Uji Satu Pihak (Pihak Kanan)
H0 : beda  0
H1 : beda > 0
c. Uji Satu Pihak (Pihak Kiri)
H0 : beda  0
H1 : beda < 0
Dengan beda = sebelum − sesudah atau beda = sesudah − sebelum
2. Besaran-Besaran yang Diperlukan
a. Menghitung nilai beda, yaitu selisih skor antara kelompok data sebelum diberi
perlakuan dengan kelompok data setelah diberi perlakuan, untuk setiap data.
b. Susun nilai beda di atas dari terkecil sampai terbesar tanpa disertai tandanya.
c. Beri ranking untuk masing-masing nilai beda, dengan nilai beda terkecil diberi
ranking 1, nilai beda terkecil kedua diberi ranking 2, dan seterusnya. Untuk nilai
beda yang sama, rankingnya dihitung berdasarkan rata-ratanya.
d. Menjumlahkan ranking masing-masing untuk nilai beda yang bertanda positif
dan beda nilai yang bertanda negatif.
Untuk nilai beda positif disimbolkan dengan  R+
Untuk nilai beda negatif disimbolkan dengan R −

3
3. Statistik Uji
a. Untuk n ≤ 30
T = min ( R+ , R− )
b. Untuk n > 30
n(n +1)
T−
z= 4
n(n +1)(2n +1)
24
4. Kriteria Pengujian
Dengan mengambil taraf nyata 𝛼:
a. Untuk n ≤ 30
H0 ditolak jika T  T ;n
Nilai T ;n diperoleh dari Tabel Nilai Kritis Statistik Uji T Rank Tanda Wilcoxon.
b. Untuk n > 30
a) Uji Dua Pihak
H0 diterima jika −z0,5−0,5  z  z0,5−0,5
Nilai z0,5−0,5 diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku dengan Peluang
0, 5 − 0, 5
b) Uji Satu Pihak (Pihak Kiri)
H0 diterima jika z  −z0,5−
Nilai z0,5− diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku dengan Peluang
0, 5 −  .
c) Uji Satu Pihak (Pihak Kanan)
H0 diterima jika z  −z0,5−
Nilai z0,5− diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku dengan Peluang
0, 5 −  .
5. Kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi dari H0 diterima atau ditolak.
D. Contoh Soal
Suatu klinik khusus penurun berat badan telah menemukan suatu metode baru untuk
menurunkan berat badan. Untuk membuktikan metode baru ini, klinik tersebut
membuka pendaftaran dan setelah jangka waktu tertentu diperoleh 10 orang Perempuan.
Berat badan ke-10 orang tersebut sebelum dilakukan metode baru diukur. Kemudian ke-
10 orang itu menjalani perawatan untuk menurunkan berat badan, dan setelah jangka
waktu tertentu diukur berat badannya. Hasil pengukuan berat badan sebelum dan
sesudah metode baru itu dilakukan ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Orang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebelum 85 90 92 80 82 86 94 79 78 84
Sesudah 65 80 80 64 68 70 75 68 79 72
Apakah metode baru penurun berat badan itu berhasil atau tidak? Gunakan taraf nyata
𝛼 = 5%.

4
Penyelesaian:
Langkah-langkah uji rank tanda Wilcoxon adalah sebagai berikut.
a. Rumusan Hipotesis
𝐻0: 𝜇𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ≤ 𝜇𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ
𝐻1: 𝜇𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 > 𝜇𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ
b. Besaran-besaran yang diperlukan
a) Menghitung berat badan metode baru dikurangi berat badan metode lama
untuk setiap orang.
Orang kesatu : Beda = 85 – 65 = 20
Orang kedua : Beda = 90 – 80 = 10
Orang ketiga : Beda = 92 – 80 = 12
Orang keempat : Beda = 80 – 64 = 16
Orang kelima : Beda = 82 – 68 = 14
Orang keenam : Beda = 86 – 70 = 16
Orang ketujuh : Beda = 94 – 75 = 19
Orang kedelapan : Beda = 79 – 68 = 11
Orang kesembilan : Beda = 78 – 79 = –1
Orang kesepuluh : Beda = 84 – 72 = 12
b) Susun nilai beda di atas dari terkecil sampai terbesar tanpa melihat tandanya.
1, 10, 11, 12, 12, 14, 16, 16, 19, 20
c) Beri rangking untuk masing-masing nilai beda.
Beda = 1 diberi rangking = 1
Beda = 10 diberi rangking = 2
Beda = 11 diberi rangking = 3
Beda = 12 diberi rangking = (12) (4 + 5 ) = 4,5
Beda = 14 diberi rangking = 6
Beda = 16 diberi rangking = (12) (7 + 8 ) = 7,5
Beda = 19 diberi rangking = 9
Beda = 20 diberi rangking = 10
d) Jumlahkan rangking masing-masing untuk nilai beda yang positif dan nilai
beda yang negatif.
Untuk nilai beda positif :
∑ 𝑅+ = 2 + 3 + 4,5 + 4,5 + 6 +7,5 +7,5 + 9 + 10 = 54
Untuk nilai beda negatif :
∑ 𝑅− = 1
c. Statistik Uji
𝑇 = 𝑚𝑖𝑛(∑ 𝑅+ ; ∑ 𝑅−) = min(54; 1) = 1
d. Kriteria Pengujian
Dengan mengambil taraf nyata 𝛼 = 5% dari Tabel Nilai Kritis Statistik Uji T, Rank
Tanda Wilcoxon diperoleh 𝑇0,0𝑔;10 = 10. Karena 1 < 10, maka H0 ditolak.
e. Kesimpulan
Pada taraf nyata 𝛼 = 5% ternyata 𝜇𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 > 𝜇𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ. Artinya rata-rata sebenarnya
dari berat badan sebelum digunakan metode baru lebih besar dari rata-rata yang
sebenarnya dari berat badan setelah digunakan metode baru, atau bisa juga rata-
rata sebenarnya dari berat badan setelah digunakan metode baru lebih kecil
daripada rata-rata yang sebenarnya dari berat badan sebelum digunakan metode
baru. Dengan demikian, dapat dikatakan metode baru penurun berat badan itu
berhasil.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes peringkat bertanda Wilcoxon adalah tes nonparametik yang dapat digunakan
untuk menetukan apakah dua sampel dependen dipilih dari populasi yang memiliki
distribusi yang sama. Uji peringkat bertanda Wilcoxon digunakan untuk
membandingkan nilai tengah suatu variabel dari dua data data sampel berpasangan.
Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam uji peringkat bertanda Wilcoxon, yaitu
setiap T adalah peubah acak kontinu, sebaran tiap T adalah sebaran simetris, peubah
acak T saling bebas, semua peubah acak T memiliki median yang sama, serta skala
pengukuran sedikitnya interval.
Langkah-langkah untuk melakukan uji peringkat bertanda Wilcoxon ini adalah
perumusan hipotesis, menentukan taraf signifikasi, menghitung nilai statistik uji, dan
melakukan pengambilan keputusan sesuai dengan kriteria pengujian yang ditetapkan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah semoga dengan membaca makalah ini
penyusun berharap pembaca dapat mengerti dan memahami tentang uji peringkat
bertanda Wilcoxon dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

6
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, W., Taufiq M. dan Taofik Muhammad. 2021. Implementasi Wilcoxon Signed Rank
Test Untuk Mengukur Efektifitas Pemberian Video Tutorial Dan Ppt Untuk
Mengukur Nilai Teori. Jural Preduktif. Vol 5 No 1.
Budiono & Prasetia, A. (2021). Jurnal Ilmiah Pamenang JIP. Jurnal Ilmiah
Pamenang JIP, 3(1), 7–12.
Diansari, N., Abdullah, M. F., & Syaifullah, Y. (2021). Analisis Perbedaan Return
Saham Dan Volume Perdagangan Saham Saat Pandemi Dibanding
Sebelum Pandemi Covid-19 Di Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi JIE,
5(1), 155–170. https://doi.org/10.22219/jie.v5i1.14134
Herrhyanto, Nur dan Tuti Gantini. 2021. Analisis Data dengan Statistika Nonparametrik.
Bandung: Yrama Widya.
Refugio, C. N. (2018). An Empirical Study on Wilcoxon Signed Rank Test. Journal
Of, 19(December), 12. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.13996.51840
Sriwidadi, T. 2011. Penggunaan Uji Mann-Whitney Pada Analisis Pengaruh
Pelatihan Wiraniaga Dalam Penjualan Produk Baru Vol.2 No.2 Hal.
753
Wayne W. Daniel. 1989. Statistika Nonparametrik Terapan. Jakarta: PT Gramedia.
Yelvarina, Nugroho, S., & Swita, B. (2018). Kajian Uji Mann-Whitney dan Uji
Peringkat Bertanda Wilcoxon. Journal Statistika, 2, 68.

7
LAMPIRAN

8
Gambar 1. Hasil Review jurnal Teguh Sriwidadi

9
Gambar 2. Hasil Review jurnal Budiono & Prasetia, A

10
Gambar 3. Hasil Review jurnal Yelvarina, Nugroho, S., & Swita, B

11
Gambar 4. Hasil Review jurnal Diansari, N., Abdullah, M. F., & Syaifullah, Y

12
Gambar 5. Hasil Review jurnal Refugio, C. N

13
Gambar 5. Hasil Review jurnal Astuti, W., Taufiq M. dan Taofik Muhammad

14
HASIL DISKUSI
1. Nama : Fadillah Lestarini M. (F1A221007)
Kelompok : 1 (Satu)
Pertanyaan:
Seperti yang kita tahu bahwa uji Wilcoxon adalah perbaikan dari uji tanda. namun,
apakah kekurangan dari uji tanda wilcoxon?
Jawaban:
Nama : Aliwin (F1A221003)
Menurut siegel dalam willi solidayah, et al. Kekurangan dalam uji ini yaitu tidak
memperhatikan selisih yang bernilai nol pada setiap pasangan, sehingga mengakibatkan nilai
selisih yang bernilai nol tidak diikut sertakan dalam pengujian peringkat bertanda Wilcoxon.
Sehingga dapat mengakibatkan adanya data missing
2. Nama : Anis Raudhatul Eni (F1A221026)
Kelompok : 6 (Enam)
Pertanyaan:
Dalam uji wilcoxon itu kan tidak memperhatikan selisih yang bernilai nol pada setiap
pasangan, sehingga mengakibatkan nilai selisih yang bernilai nol tidak diikut sertakan dalam
pengujian peringkat bertanda Wilcoxon. kenapa nilai nol dihilangkan?
Jawaban:
Nama : Yusfadilla (F1A221054)
Menurut siegel dalam willi solidayah, et al. Kekurangan dalam uji ini yaitu tidak
memperhatikan selisih yang bernilai nol pada setiap pasangan, sehingga mengakibatkan nilai
selisih yang bernilai nol tidak diikut sertakan dalam pengujian peringkat bertanda Wilcoxon.
Sehingga dapat mengakibatkan adanya data missing.
3. Nama : Wa Ode Mutiara Ahdania (F1A221019)
Kelompok : 7 (Tujuh)
Pertanyaan:
Apa perbedaan uji tanda dan uji wilcoxon?
Jawaban:
Nama : Erwin Sunarya (F1A220038)
Uji tanda adalah suatu uji statistika yang mana dalam penentuannya merupakan tanda
(+) dan tanda (-) sehingga kedua tanda tersebut ditentukan oleh arah perbedaan skor dari
populasi yang berbeda Sedangkan Uji Wilcoxon adalah uji nonparametrik untuk mengukur
signifikansi perbedaan antara dua kelompok data yang berpasangan berskala ordinal atau
interval tetapi data tersebut tidak berdistribusi normal.
4. Nama : Hikmah Fauziah (F1A221067)
Kelompok : 6 (Enam)
Pertanyaan:
Mengapa pada besaran-besaran poin 4 saat bedanya diurutkan, tandanya tidak diperhatikan?

15
Jawaban:
Nama : Aswari Muhammad (F1A220036)
Uji Wilcoxon adalah uji statistik untuk membandingkan dua kelompok data
berpasangan. Dalam uji ini, kita mengurutkan selisih antara data-data pasangan dari yang
terkecil hingga yang terbesar, tetapi kita tidak peduli apakah selisihnya positif atau negatif.
Ini memungkinkan kita untuk menilai perbedaan antara dua kelompok data tanpa
mempertimbangkan arah perubahan. Hasil uji memberikan informasi apakah ada perbedaan
yang signifikan antara dua kelompok tersebut.
5. Nama : Musdalifah (F1A221041)
Kelompok : 3 (Tiga)
Pertanyaan:
Jelaskan perbedaan uji peringkat bertanda wilcoxon dan uji t?
Jawaban:
Nama : Sherly Asha Lutfiah F. (F1A221049)
Uji peringkat bertanda Wilcoxon adalah salah satu uji non-paramerik digunakan untuk
menilai apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok dalam hal peringkat
atau urutan data. Ini digunakan ketika ingin mengetahui apakah dua kelompok berbeda
dalam distribusi peringkat data. Uji peringkat Wilcoxon digunakan ketika datanya adalah
data ordinal atau data interval yang tidak memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan uji t
adalah salah satu uji parametrik yang digunakan untuk membandingkan rata-rata antara dua
kelompok. Uji t digunakan ketika data yang diamati adalah data interval atau rasio dan
memenuhi asumsi normalitas. Ini berarti data tersebut harus memiliki distribusi normal.
6. Nama : Indah Sahara (F1A221008)
Kelompok : 1 (Satu)
Pertanyaan:
Apa tujuan utama dari peringkat uji Wilcoxon dan kapan sebaiknya digunakan?
Jawaban:
Nama : Anisa Aulia Maharani (F1A221027)
Menurut Wili Solidayah tahun 2015 mengatakan tujuan utama dari peringkat wilcoxon
yaitu untuk menguji perbedaan antar data berpasangan, menguji komparasi antar
pengamatan sebelum dan sesudah (before after) diberikan perlakuan dan mengetahui
efektifitas suatu perlakuan. kemudian Uji peringkat bertanda Wilcoxon digunakan jika
besaran maupun arah perbedaan relevan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang
sesungguhnya antara data yang satu dengan data yang lainnya. Uji peringkat bertanda
Wilcoxon tidak hanya memanfaatkan informasi tentang arah tetapi juga besarnya perbedaan
pasangan nilai itu.
7. Nama : Davina Ordelya A.R (F1A221061)
Kelompok : 6 (Enam)
Pertanyaan:
Bagaimana pengaruh distribusi data yang tidak normal terhadap kecocokan penggunaan
uji peringkat bertanda wilcoxon dalam membandingkan dua sampel dependen?

16
Jawaban:
Nama : Rismalasari (F1A221076)
Pengaruh distribusi data yang tidak normal terhadap kecocokan penggunaan Uji
Peringkat Bertanda Wilcoxon dalam membandingkan dua sampel dependen (pasangan)
yaitu Robustness,Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon adalah uji statistik non-parametrik yang
tidak bergantung pada asumsi tentang distribusi data. Kelebihan Uji Peringkat,Dalam kasus
data yang tidak normal, Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon sering kali lebih kuat dalam
mendeteksi perbedaan yang signifikan antara dua sampel daripada Uji t-Student
berpasangan, yang merupakan uji parametrik yang mengasumsikan distribusi normal.
Distribusi Tidak Merusak Peringkat, Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon beroperasi pada
peringkat data, bukan pada nilai sebenarnya. Perbandingan Hasil, Saat menggunakan Uji
Peringkat Bertanda Wilcoxon, Anda membandingkan peringkat data sebelum dan sesudah
perlakuan atau pada dua waktu yang berbeda. Pentingnya Ukuran Sampel, Dalam beberapa
kasus, pengaruh distribusi data yang tidak normal dapat bergantung pada ukuran sampel.
Semakin besar ukuran sampel, semakin kurang penting asumsi normalitas. Dalam banyak
situasi, Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon berkinerja baik bahkan dengan ukuran sampel
yang relatif kecil. Namun, perlu diingat bahwa meskipun Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon
adalah pilihan yang baik untuk data yang tidak normal, itu juga memiliki kelemahan.
Misalnya, ia mungkin kurang efisien daripada Uji t-Student jika data mematuhi distribusi
normal. Oleh karena itu, saat memilih uji statistik, perlu mempertimbangkan asumsi dan
karakteristik data Anda dengan cermat. Jika ada keraguan tentang apakah Uji Wilcoxon
sesuai, alternatif seperti bootstrap atau uji Monte Carlo juga dapat dipertimbangkan untuk
mengatasi keraguan distribusi.
8. Nama : Reny Meylani Sudarman (F1A221046)
Kelompok : 5 (Lima)
Pertanyaan:
Dalam asumsi kedua di katakan sebaran simetris, tolong jelaskan apa maksud dari
sebaran simetris tersebut?
Jawaban:
Nama : Sri Anugrah Harma (F1A22006)
Yang dimaksud dari sebaran simetris yaitu jumlah data antara sebelum dan sesudah itu
sama misal pada data sebelum itu 10 data sesudah juga 10.
9. Nama : Julliet Sapulette (F1A221069)
Kelompok : 5 (Lima)
Pertanyaan:
Pada uji peringkat bertanda wilcoxon bagaimana cara untuk membandingkan nilai
tengah suatu variabel dari dua data sampel berpasangan?
Jawaban:
Nama : Melinda Sari (F1A221009)
Dalam Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon, jika ingin membandingkan nilai tengah suatu
variabel dari dua data sampel berpasangan, kita dapat menggunakan data selisih (differenced
data). Berikut adalah langkah-langkahnya:

17
1) Persiapkan Data Selisih: Data selisih adalah data yang diperoleh dengan mengur angkan
setiap nilai pada variabel dari sampel pertama dengan nilai yang sesuai pada variabel
dari sampel kedua.
2) Hitung Nilai Tengah Data Selisih: Setelah memiliki data selisih, hitung nilai tengah
(median) dari data selisih ini. Nilai median akan memberikan kita ukuran pusat (central
tendency) dari perbedaan antara dua sampel.
3) Uji Wilcoxon: Selanjutnya, dapat menggunakan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon untuk
menguji apakah nilai tengah data selisih berbeda signifikan dari nol. Hipotesis nol (H0)
dalam uji ini adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua sampel,
sehingga nilai tengah data selisih seharusnya nol.
4) Interpretasi Hasil Uji: Jika hasil uji menunjukkan nilai p yang lebih rendah dari tingkat
signifikansi yang telah ditentukan (biasanya alpha 0,05), kita dapat menyimpulkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara dua sampel berdasarkan nilai tengah data
selisih.
Jadi, dalam konteks Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon, kita tidak langsung
membandingkan nilai tengah variabel pada kedua sampel. Sebaliknya, kita membandingkan
nilai tengah data selisih yang mencerminkan perbedaan antara sampel-sampel tersebut. Jika
nilai tengah data selisih berbeda signifikan dari nol, ini mengindikasikan perbedaan yang
signifikan antara dua sampel dalam hal variabel yang kita pertimbangkan.
10. Nama : Wa Ode Yuliani (F1A221052)
Kelompok : 4 (Empat)
Pertanyaan:
Bagaimana jika pada variabel yang diamati itu kontinue apakah ada alternatif lain?
Jawaban:
Nama : Sofi Kiranti (F1A221015)
Uji peringkat bertanda wilcoxon memang memang menggunakan variabel kontinue dan
apa bila datanya diskrit bisa di gunakan uji yang lain dengan catatan asumsinya terpenuhi.
11. Nama : Wa Ode Mifta Fardina (F1A221051)
Kelompok : 7 (Tujuh)
Pertanyaan:
Pada pengertian dijelaskan bahwa uji peringkat bertanda wilcoxon digunakan untuk
menetukan apakah dua sampel dependen yang dipilih dari populasi memiliki distribusi yg
sama. Sedangkan pada asumsi kelima menyatakan bahwa pengamatan" yang dilakukan
saling indpendent. Mengapa antara penggunaan dan asumsinya menggunakan jenis variabel
yg berbeda yaitu dependen dan independen?
Jawaban:
Nama : Sofi Kiranti (F1A221015)
Jadi yang dimaksud dua sampel dependen itu adalah sampel 1 dan sampel kedua misal
pada contoh kasus terdapat data sebelum dan sesudah dan pada asumsi di jelaskan setiap
pengamatan yang dilakukan saling independen artinya antara amatan yang 1 dengan amatan
yang lain itu saling bebas misal pada contoh kasus antara orang ke 1 dengan orang kedua
hingga 10 itu tidak ada keterikatannya.

18

Anda mungkin juga menyukai